Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH MATA KULIAH FTS SOLID/PADAT

“IDENTIFIKASI ION UNSUR DAN NON LOGAM”


Dosen Pengampu : Oktri Lestari,M.Pd

DISUSUN OLEH :
Aldiansyah
Cindy Natasya
Indah Marfita
Luthfi Fernanda Zelayeta
Patin Nurwandah

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


HAR-KAUSYAR
PEMATANG REBA
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mata
kuliah "Kimia Analisis”

Selawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad saw. yang telah
memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur'an dan sunah untuk keselamatan umat di
dunia.

Makalah ini merupakan satu di antara tugas mata kuliah “Kimia Analisis”di program
studi Farmasi STIKES Har-Kausyar Pematang Reba.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Oktri
Lestari, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Kimia Analisis dan kepada
segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
maka itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Pematang Reba,15 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................6
C. Tujuan.......................................................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................7
PEMBAHASAN................................................................................................................7
A. Ion Unsur..................................................................................................................7
B. Unsur Non Logam...................................................................................................21
PENUTUP.......................................................................................................................33
1. Kesimpulan..............................................................................................................33
2. Saran........................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................34
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia, hingga saat ini unsur-
unsur kimia berjumlah sekitar 118 unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan
berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A
(golongan utama) dan golongan B (golongan transisi). Selain itu, unsur unsur kimia
dapat dikelompokkan menjadi unsur logam, non-logam, semi-logam, dan gas mulia.

Jika berbicara tentang senyawa, senyawa dapat berupa senyawa ion dan ada juga
senyawa kovalen. Yang membedakan dari kedua senyawa ini adalah jenis ikatan antara
atom penyusunnya. (Fessenden, 1996)

Senyawa ion adalah senyawa dengan ikatan ion, yang mana ikatan ion
merupakan ikatan antara dua atom yang salah satu atomnya melepas elektron, sementara
yang lain menerima elektron. Ikatan ion ini terjadi antara unsur yang membentuk ion
positif (kation) dengan unsur yang membentuk ion negatif (anion). Atom yang
membentuk ion positif adalah atom unsur logam, sedangkan atom yang membentuk ion
negatif adalah atom unsur non logam. (Fessenden, 1996)

Perlu diketahui, garam dapur, NaCl merupakan senyawa ionik yang paling
umum ditemukan di alam, terdiri atas atom natrium (logam) bermuatan positif dan atom
klor (non logam) bermuatan negatif. Garam dapur sebagai salah satu senyawa ion
memiliki titik leleh yang tinggi, yakni 801 derajat Celcius dan berbentuk padatan pada
suhu ruang.Sifat-sifat senyawa ionic antara lain:

 Berbentuk kristal keras tetapi juga rapuh

Senyawa ionik membentuk kristal dengan struktur teratur dengan kation dan
anionnya yang disusun secara bergantian dan membentuk struktur tiga dimensi. Kristal
yang terbentuk dalam senyawa ion ini pada dasarnya bersifat keras, namun dapat
dengan mudah hancur saat dikenakan gaya. Gaya tersebut memicu tolakan ion yang
sama sehinga menyebabkan kristal pecah.

 Dapat menghantarkan listrik

Dengan adanya partikel bermuatan atau ion yang dapat membawa elektron dari
satu tempat ke tempat lain pada senyawa ionik ini, salah satu ciri atau sifat dari senyawa
ionik adalah dapat menghantarkan listrik. Namun yang perlu dicatat, tidak semua wujud
senyawa ion dapat menghantarkan listrik. Senyawa ion dalam bentuk lelehan
atau ;arutan (terlarut dalam zat cair) yang dapat menghantarkan listrik, sementara
senyawa ion yang berbentuk padatan tidak dapat menghantarkan listrik karena ion-
ionnya terkunci sehingga tidak dapat untuk berpindah-pindah.

 Memiliki titik lebur dan titik leleh tinggi

Senyawa ion membutuhkan energi yang besar untuk memutuskan ikatan ion
yang kuat dalam kristal. Energi tersebut didapatkan dari panas sehingga untuk
mendapatkan energi yang besar juga dibutuhkan panas yang besar. Maka dari itu, secara
otomatis dapat meningkatkan nilai titik lebur dan titik leleh pada senyawa ion.

 Mudah larut dalam air

Dan sifat yang terakhir adalah mudah larut dalam air karena senyawa ion dapat
terdisosiasi dengan sempurna.

Senyawa kovalen merupakan zat yang terbentuk dari gabungan dua atau lebih
unsur yang berbeda melalui ikatan kovalen. Ikatan kovalen ini terjadi karena adanya dua
atom non logam yang saling berbagi elektron. Atom-atom tersebut akan saling berikatan
untuk menjadi lebih stabil.

Jika ikatan ionik terjadi karena kondisi yang dicapai oleh sebuah atom dengan
elektronegativitas kuat menarik elektron dari atom dengan elektronegativitas yang lebih
rendah. Sementara pada senyawa kovalen, tidak ada atom yang cukup kuat untuk
mengambil elektron sehingga terjadi berbagi elektron. Contoh dari senyawa kovalen
adalah metana CH4, etana C2H6, dan etanol C2H5OH.

Secara garis besar, sifat senyawa kovalen adalah memiliki titik leleh dan titik
didih yang lebih rendah jika dibandingkan dengan senyawa ionik. Terlebih, zat yang
terbentuk dari senyawa kovalen memiliki wujud yang tidak sekeras pada senyawa ionik.
Meskipun atom yang membentuk molekul dalam senyawa kovalen terikat erat, molekul
individu yang saling berikatan tidak memiliki ikatan yang cukup kuat. (Fessenden,
1996)

Senyawa kovalen juga tidak memiliki kemampuan untuk larut dan tidak bisa
menghantarkan listrik dalam air. Namun uniknya, senyawa kovalen cenderung lebih
mudah terbakar karena terdapat banyak ikatan kovalen yang terdiri atas karbon dan
hidrogen yang mudah terbakar saat adanya panas dan oksigen. (Fessenden, 1996)
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja nama nama senyawa ion unsur dan non-logam?
2. Apa saja fungsi dari senyawa senyawa tersebut?
3. Dimana senyawa senyawa tersebut banyak ditemukan?
4. Apa kegunaan dari masing masing senyawa tersebut?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui nama nama senyawa ion unsur dan non-logam
2. Untuk mengetahui fungsi dari senyawa senyawa tersebut
3. Untuk mengetahui dimana senyawa senyawa tersebut banyak ditemukan
4. Untuk mengetahui kegunaan dari masing masing senyawa tersebut
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ion Unsur
Ion adalah atom atau molekul yang bermuatan positif atau negatif. Atom
tersusun dari neutron, proton, dan elektron. Neuron bermutan netral, proton bermuatan
positif, dan elektron bermuatan negatif. Neuron dan proton terdapat pada bagian tengah
atom dann merupakan inti atom. Sementera itu, elektron berputar mengelilingi inti atom
pada tempat orbitnya (tingkat energi).

Dalam kimia, sebuah logam (bahasa Yunani: Metallon) adalah sebuah


unsur kimia yang siap membentuk ion (kation). Logam adalah salah satu dari tiga
kelompok unsur yang dibedakan oleh sifat ionisasi dan ikatan, bersama dengan metaloid
dan nonlogam. Pengelompokan dikemukakan oleh Lavoisier, namun masih sangat
sederhana, sebab antara unsur-unsur logam sendiri masih terdapat banyak
perbedaan. Dalam tabel periodik, garis diagonal yang membedakan unsur logam dari
nonlogam. (Keenan,1999)

Unsur dalam garis ini adalah metaloid, kadangkala disebut semi- logam.
Unsur-unsur yang termasuk metaloid adalah Boron (B), Silikon (Si),
Germanium (Ge), Arsen (As), Antimon (Sb), Telurium (Te), Polonium (Po).
(Keenan,1999)

Logam sendiri terbagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:

1. Alkali : Lithium (Li), Natrium (Na), Potassium (K), Rubidium (Rb), Cesium
(Cs), Francium (Fr).
2. Logam Alkali Tanah : Beryllium (Be), Magnesium (Mg), Calcium
(Ca),Strontium (Sr), Barium (Ba), Radium (Ra).
3. Logam Transisi : Lantanida dan Aktinida.
4. Logam Lainnya : Aluminium (Al), Gallium (Ga), Indium (In), Thallium (Tl),
Ununtrium (Uut), Tin (Sn), Lead (Pb), Ununquadium (Uuq), Bismuth (Bi),
Ununpentium (Uup), Ununhexium (Uuh).

Beberapa logam terkenal adalah aluminium, tembaga, emas, timah, perak,titanium,


uranium, dan zink.
I. Identifikasi Aluminium(Al)

Aluminium merupakan logam unsur kimia dengan lambang Al di table periodik


serta bernomor atom 13. Aluminium bukanlah jenis logam berat melainkan logam
berlimpah urutan ketiga dengan elemen berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi.
Menurut pengamatan di seluruh dunia aluminium merata digunakan dalam berbagai
macam produk. (Fessenden,1996)

Konduktor listrik yang baik juga konduktor panas yang baik merupakan
perwujudan dari Aluminium, karena tahan korosi, termasuk bahan ringan, juga kuat.
Hal ini menjadikannya banyak digunakan sebagai bahan kabel bertegangan tinggi,
badan pesawat terbang, dan juga berbagai alat rumah tangga. Seperti panci, botol
minum dan masih banyak lainnya.

Aluminium merupakan unsur dengan kelimpahan yang berada di urutan ketiga


dalam kerak bumi. Aluminium ini terletak pada mineral aluminosilikat yang berasal dari
batuan kulit bumi. Batuan ini membentuk lempung akibat perubahan alam dan lempung
itu mengandung aluminium.

Lempung ini menghasilkan deposit bauksit yang merupakan bijih aluminium


dengan kandungan AlO(OH) serta Al(OH)3 yang berada dalam beraneka macam
komposisi. Di dalam Aluminium juga terdapat unsur seperti kalsium, kalium,
magnesium, natrium, besi, silikon dan pasti terdapat oksigen. (Fessenden,1996)

Kegunaan Aluminium di Industri

Aluminium adalah logam melimpah yang dalam pengaplikasiannya cukup luas


di masyarakat dunia bahkan digunakan nyaris di semua aspek kehidupan. Contohnya
saja aplikasi untuk peralatan rumah tangga bahkan juga aplikasi untuk peralatan
canggih. Aluminium berperan sebagai jawaban dalam pemilihan untuk memenuhi
kriteria beberapa hal tersebut.
Kecuali itu logam-logam aluminium sangat berperan penting dalam
pengaplikasian di dunia kimia dan fisik. Pengaplikasian aluminium di dunia kimia
cukup beragam antaranya sebagai berikut:

a. Logam aluminium sebagai reduktor untuk bermacam ekstraksi ion logam dari
larutannya, contohnya berperan dalam reduktor untuk emas di dalam proses
sianidasi

b. Digunakan sebagai reduksi ion untuk tembaga dan merkuri dari larutan yang ada
di dalam keduanya.

c. Kalor laten dari produksi aluminium bisa digunakan untuk pengolahan metalurgi
mineral yang biasa mengaplikasikan cara pyrometallurgy.

d. Kandungan aluminium sulfat dan aluminium klorida yang ada sebagai koagulan
dalam hal penjernihan serta pemurnian air.

e. Sebagai bagian dari bahan pembuatan obat maag karena terdapat aluminium
hidroksidanya.

f. Digunakan untuk pembuatan amplas serta batu bata tahan api karena senyawa
aluminium yang ada.

Sedangkan di fisik contohnya aplikasi dalam penggunaan aluminium di


dalam lingkup masyarakat dunia sebagai berikut:

a. Bahan pembuat alat rumah tangga seperti kerangka etalase, kerangka jendela
serta pintu, alat-alat dapur ataupun sebagai aluminium foil.

b. Dibutuhkan dalam industri penerbangan (Aircraft) untuk struktur dalam


pembuatan pesawat terbang.

c. Bahan pembuat sebagian alat transportasi contohnya kapal, body kendaraan,


serta kereta.

d. Dalam kelistrikan aluminium digabungkan dengan kabel agar saluran listrik


lebih baik, tahan korosi, serta kabel saluran jarak jauh tetap terlindungi.
II.Identifikasi Magnesium(Mg)

Magnesium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Mg dan nomor atom 12. Ia berupa padatan abu-abu mengkilap yang memiliki
kemiripan fisik dengan lima unsur lainnya pada kolom kedua (golongan 2, atau logam
alkali tanah) tabel periodik: semua unsur golongan 2 memiliki konfigurasi elektron yang
sama pada kelopak elektron terluar dan struktur kristal yang serupa. (Coles,1996)

Magnesium adalah unsur kesembilan paling melimpah di alam semesta,


biasanya banyak terakumulasi pada batuan beku.Magnesium diproduksi dalam
penuaan bintang besar dari penambahan sekuensial tiga inti helium ke inti karbon.
Ketika bintang semacam itu meledak sebagai supernova, sebagian besar magnesium
dimuntahkan ke medium antarbintang yang dapat didaur ulang ke dalam sistem bintang
baru. Magnesium adalah unsur kedelapan yang paling melimpah dalam kerak bumi dan
unsur keempat yang paling umum di Bumi (setelah besi, oksigen dan silikon),
membentuk 13% massa planet dan sebagian besar mantel planet ini. Magnesium adalah
unsur paling melimpah ketiga yang terlarut dalam air laut, setelah natrium dan klor.

Magnesium terjadi secara alami hanya dalam kombinasi dengan unsur lain, dan
ia selalu memiliki tingkat oksidasi +2. Unsur bebasnya (logam) dapat diproduksi secara
artifisial, dan sangat reaktif (meski di atmosfer, segera tersalut lapisan tipis oksida yang
sebagian menghambat reaktivitasnya — lihat pasivasi). Logam bebasnya terbakar
dengan cahaya putih cemerlang yang khas. Logamnya sekarang terutama diperoleh
melalui elektrolisis garam magnesium yang diperoleh dari air garam (bahasa
Inggris: brine), dan terutama digunakan sebagai komponen
paduan aluminium magnesium, kadang-kadang disebut magnalium atau magnelium.
Magnesium kurang padat dibanding aluminium, dan paduannya sangat berharga karena
kombinasi antara bobot ringan dan kekuatan. (Coles,1996)

Magnesium adalah unsur paling melimpah kesebelas, berdasarkan massa,


dalam tubuh manusia dan esensial untuk semua sel dan sekitar 300 enzim.[16] Ion
magnesium berinteraksi dengan senyawa polifosfat seperti ATP, DNA, dan RNA.
Ratusan enzim memerlukan ion magnesium agar berfungsi. Senyawa magnesium
digunakan secara medis sebagai obat pencahar umum, antasida (misalnya, susu
magnesia), dan untuk menstabilkan eksitasi saraf abnormal atau kejang pembuluh darah
dalam kondisi seperti eklampsia.

III. Identifikasi Natrium(Na)

Natrium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Na dan nomor atom 11. Ini adalah logam lunak, putih keperakan, dan sangat
reaktif. Natrium adalah logam alkali, berada pada golongan 1 tabel periodik, karena
memiliki satu elektron di kulit terluarnya yang mudah disumbangkannya, menciptakan
atom bermuatan positif—kation Na+. Satu-satunya isotop stabil adalah 23Na. Logam
bebasnya tidak terdapat di alam, tapi harus dibuat dari senyawanya. Natrium
adalah unsur keenam paling melimpah dalam kerak bumi, dan terdapat di
banyak mineral seperti feldspar, sodalit dan halit (garam batu, NaCl). Banyak garam
natrium sangat larut dalam air: ion natrium telah dilindi oleh aksi air
dari mineral Bumi selama ribuan tahun, dan dengan demikian natrium
Dan klorin adalah unsur terlarut yang paling umum terjadi di lautan (berdasarkan berat).
(Fessenden,1996)

Natrium pertama kali diisolasi oleh Humphry Davy pada tahun 1807
melalui elektrolisis natrium hidroksida. Di antara banyak senyawa natrium lain yang
berguna, natrium hidroksida (lindi, bahasa Inggris: lye) digunakan dalam pembuatan
sabun, dan natrium klorida (garam dapur) adalah zat pencair es dan nutrisi untuk hewan
termasuk manusia.

Natrium adalah unsur esensial untuk semua hewan dan beberapa tumbuhan. Ion
natrium adalah kation utama pada cairan ekstraselular (extracellular fluid, ECF) dan
karena itu merupakan penyumbang utama tekanan osmotik ECF dan volume
kompartemen ECF. Hilangnya air dari kompartemen ECF meningkatkan konsentrasi
natrium, suatu kondisi yang disebut hipernatremia. Kehilangan isotonik air dan natrium
dari kompartemen ECF mengurangi ukuran kompartemen tersebut dalam kondisi yang
disebut hipovolemia ECF.

Dengan cara pompa natrium-kalium, sel manusia hidup memompa tiga ion
natrium keluar dari sel sebagai ganti dua ion kalium yang dipompa masuk;
membandingkan konsentrasi ion yang melintasi membran sel, dari dalam ke
luar, kalium sekitar 40:1, dan natrium, sekitar 1:10. Pada sel saraf, muatan listrik
melintasi membran sel sehingga memungkinkan transmisi impuls saraf—sebuah aksi
potensial—ketika muatan itu dihamburkan; natrium memainkan peran penting dalam
aktivitas itu.

IV. Identifikasi Kalsium(Ca)

Kalsium atau zat kapur adalah sebuah unsur


kimia dengan lambang Ca dan nomor atom 20. Sebagai logam alkali tanah, kalsium
merupakan logam reaktif yang membentuk lapisan oksida-nitrida gelap bila terpapar
udara. Sifat fisik dan kimianya paling mirip dengan homolognya yang lebih
berat, stronsium dan barium. Ia adalah unsur paling melimpah kelima di kerak Bumi,
dan logam paling melimpah ketiga, setelah besi dan aluminium. Senyawa kalsium yang
paling umum di Bumi adalah kalsium karbonat, ditemukan di batu kapur dan sisa-sisa
fosil kehidupan laut awal,; gipsum, anhidrit, fluorit, dan apatit juga merupakan sumber
kalsium. Nama kalsium berasal dari bahasa Latin calx "kapur", yang diperoleh dari
memanaskan batu kapur. (Brady,1990)

Beberapa senyawa kalsium telah diketahui orang dahulu, meskipun sifat


kimianya tidak diketahui sampai abad ke-17. Kalsium murni diisolasi pada tahun 1808
melalui elektrolisis oksidanya oleh Humphry Davy, yang menamai unsur tersebut.
Senyawa kalsium banyak digunakan di banyak industri: dalam makanan dan obat-
obatan untuk suplementasi kalsium, dalam industri kertas sebagai pemutih, sebagai
komponen dalam semen dan insulator listrik, dan dalam pembuatan sabun. Di sisi lain,
logam kalsium dalam bentuk murni hanya memiliki sedikit aplikasi karena
reaktivitasnya yang tinggi; tetap saja, dalam jumlah kecil ia sering digunakan sebagai
komponen paduan dalam pembuatan baja, dan kadang-kadang, sebagai paduan kalsium-
timbal, dalam pembuatan baterai otomotif.

Kalsium adalah logam paling melimpah dan unsur paling melimpah kelima
dalam tubuh manusia.[5] Sebagai elektrolit, ion kalsium (Ca2+) memainkan peran penting
dalam proses fisiologis dan biokimia organisme dan sel: dalam jalur transduksi sinyal di
mana mereka bertindak sebagai pembawa pesan kedua; dalam
pelepasan neurotransmiter dari sel saraf; dalam kontraksi semua jenis sel otot;
sebagai kofaktor dalam banyak enzim; dan dalam pembuahan.[5] Ion kalsium di luar sel
penting untuk mempertahankan perbedaan potensial pada sintesis protein, pembentukan
tulang, dan membran sel yang dapat dieksitasi.

V. Identifikasi Ferrum(Fe)

Besi adalah unsur kimia dengan simbol Fe (dari bahasa Latin: ferrum)
dan nomor atom 26. Besi merupakan logam dalam deret transisi pertama.[5] Besi adalah
unsur paling umum di bumi berdasarkan massa, membentuk sebagian besar bagian inti
luar dan dalam bumi. Besi adalah unsur keempat terbesar pada kerak bumi.
Kelimpahannya dalam planet berbatu seperti bumi karena melimpahnya produksi
akibat reaksi fusi dalam bintang bermassa besar, di mana produksi nikel-56 (yang
meluruh menjadi isotop besi paling umum) adalah reaksi fusi nuklir terakhir yang
bersifat eksotermal. Akibatnya, nikel radioaktif adalah unsur terakhir yang diproduksi
sebelum keruntuhan hebat supernova. Keruntuhan tersebut
menghamburkan prekursor radionuklida besi ke angkasa raya. (Fessenden,1996)

Seperti unsur golongan 8 lainnya, besi berada pada rentang tingkat oksidasi yang
lebar, −2 hingga +6, meskipun +2 dan +3 adalah yang paling banyak. Unsur besi
terdapat dalam meteorit dan lingkungan rendah oksigen lainnya, tetapi reaktif dengan
oksigen dan air. Permukaan besi segar tampak berkilau abu-abu keperakan,
tetapi teroksidasi dalam udara normal menghasilkan besi oksida hidrat, yang dikenal
sebagai karat. Tidak seperti logam lain yang membentuk lapisan oksida pasivasi, oksida
besi menempati lebih banyak tempat daripada logamnya sendiri dan kemudian
mengelupas, mengekspos permukaan segar untuk korosi.

Logam besi telah digunakan sejak zaman purba, meskipun paduan tembaga,
yang memiliki titik lebur lebih rendah, yang digunakan lebih awal dalam sejarah
manusia. Besi murni relatif lembut, tetapi tidak bisa didapat melalui peleburan. Materi
ini mengeras dan diperkuat secara signifikan oleh kotoran, karbon khususnya, dari
proses peleburan. Dengan proporsi karbon tertentu (antara 0,002% dan 2,1%)
menghasilkan baja, yang lebih keras dari besi murni, mungkin sampai 1000 kali. Logam
besi mentah diproduksi di tanur tinggi, di mana bijih direduksi dengan batu
bara menjadi pig iron, yang memiliki kandungan karbon tinggi. Pengolahan lebih lanjut
dengan oksigen mengurangi kandungan karbon sehingga mencapai proporsi yang tepat
untuk pembuatan baja. Baja dan paduan besi berkadar karbon rendah bersama dengan
logam lain (baja paduan) sejauh ini merupakan logam yang paling umum digunakan
oleh industri, karena lebarnya rentang sifat-sifat yang didapat dan kelimpahan batuan
yang mengandung besi.

Senyawa kimia besi memiliki banyak manfaat. Besi oksida dicampur dengan
serbuk aluminium dapat dipantik untuk membuat reaksi termit, yang digunakan dalam
pengelasan dan pemurnian bijih. Besi membentuk senyawa biner
dengan halogen dan kalsogen. Senyawa organologamnya antara lain ferosen, senyawa
sandwich pertama yang ditemukan.

Besi memainkan peranan penting dalam biologi, membentuk kompleks dengan


oksigen molekuler dalam hemoglobin dan myoglobin; kedua senyawa ini adalah
protein pengangkut oksigen dalam vertebrata. Besi juga logam pada bagian aktif
sebagian besar enzim redoks yang berperan dalam respirasi seluler serta oksidasi dan
reduksi dalam tumbuhan dan hewan.

VI. Identifikasi Aurum(Au)

Emas adalah sebuah unsur kimia dengan lambang Au (dari bahasa Latin aurum,
berarti "emas") dan nomor atom 79. Ia adalah sebuah logam yang cerah, memiliki
warna agak oranye-kuning, padat, lunak, dapat ditempa, dan ulet dalam bentuk murni.
Secara kimiawi, emas adalah sebuah logam transisi dan merupakan anggota golongan
11. Ia adalah salah satu unsur kimia yang paling tidak reaktif dan berwujud padat
dalam kondisi standar.(Keenan,1990)

Emas sering terjadi dalam unsur bebas (keadaan asli), sebagai nuget atau
butiran, dalam batuan, vein, dan endapan aluvial. Ia terjadi dalam rangkaian larutan
padat dengan unsur asli perak (seperti dalam elektrum), secara alami dipadukan dengan
logam lain seperti tembaga dan paladium, serta inklusi mineral seperti dalam pirit.
Lebih jarang, ia terjadi pada mineral sebagai senyawa emas, seringkali
dengan telurium (emas telurida).

Emas tahan terhadap sebagian besar asam, meski dapat larut dalam air
raja (campuran asam nitrat dan asam klorida), membentuk
sebuah anion tetrakloroaurat yang larut. Hanya asam nitrat yang tidak dapat melarutkan
emas, tetapi ia dapat melarutkan perak dan logam dasar, sehingga sifat ini telah lama
digunakan untuk memurnikan emas dan memastikan keberadaan emas dalam substansi
metalik, sehingga memunculkan istilah 'uji asam'.

Emas dapat larut dalam larutan alkali sianida, yang digunakan


dalam pertambangan dan penyepuhan. Emas juga larut dalam raksa, membentuk
paduan amalgam, dan karena emas bertindak hanya sebagai zat terlarut, ini
bukanlah reaksi kimia.

Unsur yang relatif langka,emas adalah sebuah logam berharga yang telah
digunakan untuk pembuatan koin, perhiasan, dan seni lainnya sepanjang sejarah
tercatat. Di masa lalu, standar emas sering diterapkan sebagai kebijakan moneter. Koin
emas berhenti dicetak sebagai mata uang yang beredar pada tahun 1930-an, dan standar
emas dunia ditinggalkan untuk sistem mata uang fiat setelah tindakan guncangan
Nixon tahun 1971.

Pada tahun 2020, produsen emas terbesar dunia adalah Tiongkok, diikuti oleh
Rusia dan Australia.Sebanyak sekitar 201.296 ton emas eksis di atas tanah, hingga
2020.Ini sama dengan sebuah kubus dengan masing-masing sisi berukuran kira-kira 217
meter (712 ft). Konsumsi emas dunia yang baru diproduksi adalah sekitar 50% dalam
perhiasan, 40% dalam investasi, dan 10% dalam industri. Kelenturan, keuletan,
ketahanan terhadap korosi dan sebagian besar reaksi kimia lainnya, serta konduktivitas
listrik emas yang tinggi telah menyebabkannya terus digunakan dalam konektor
listrik tahan korosi di semua jenis perangkat terkomputerisasi (penggunaan industri
utamanya). Emas juga digunakan dalam pelindungan inframerah, produksi kaca
berwarna, kertas emas, dan restorasi gigi. Garam emas tertentu masih digunakan
sebagai antiradang dalam pengobatan.

VII. Identifikasi Mangan(Mn)

Mangan adalah unsur ikatan logam perak dengan simbol bahan kimia Mn dan
nomor atom 25, artinya terdapat 25 proton pada intinya. Mangan termasuk dalam bagian
logam transisi pada tabel periodik. Logam transisi adalah unsur di tengah tabel periodik
yang dapat kehilangan banyak elektron sehingga menimbulkan ion positif. Prosedur
seperti ini dikenal sebagai bilangan oksidasi atom. Mangan dapat memiliki bilangan
oksidasi antara +2 hingga +7. (Brady,1990)
Mangan memiliki karakteristik yaitu:

1. Mangan adalah ikatan logam berwarna abu-abu-putih, keras, rapuh, dan dapat
dibersihkan dengan baik.

2. Logam akan ternoda jika terpapar udara dan, saat dipanaskan, teroksidasi
menjadi mangan (II, III) oksida (Mn3O4).

Sifat fisik mangan, diantaranya yaitu:

1. Titik leleh mangan adalah 1.245 ° C (2.273 ° F) dan titik didihnya sekitar 2.100
° C (3.800 ° F).

2. Kepadatannya 7,47 gram per sentimeter kubik.

3. Mangan ada dalam empat bentuk alotropik. Alotrop adalah bentuk suatu unsur
dengan sifat fisika dan kimia yang berbeda. Unsur berubah dari satu bentuk ke
bentuk lainnya saat suhu naik. Bentuk yang ada dari suhu kamar hingga sekitar
700 ° C (1.300 ° F) adalah bentuk yang paling umum.

Sifat kimiawi mangan, diantaranya yaitu:

1. Mangan adalah logam yang cukup aktif. Ini bergabung perlahan dengan oksigen
di udara untuk membentuk mangan dioksida (MnO 2). Pada suhu yang lebih
tinggi, mangan bereaksi lebih cepat. Itu bahkan bisa terbakar, mengeluarkan
cahaya putih terang.

2. Mangan bereaksi lambat dengan air dingin, tetapi lebih cepat dengan air panas
atau uap.

3. Ini larut di sebagian besar asam dengan pelepasan gas hidrogen.

4. Mangan juga bergabung dengan fluor dan klorida untuk membuat mangan
difluorida (MnF 2) dan mangan diklorida (MnCl 2).

Meski banyak perdebatan tentang asal-usul namanya, mangan dalam bentuk mangan
dioksida (MnO2) pertama kali digunakan oleh pelukis gua prasejarah di Prancis. Saat
ini, kita dapat menemukan mangan dalam segala hal mulai dari baja tahan karat hingga
kaleng soda aluminium.Menurut Royal Society of Chemistry, paduan logam baja dan
aluminium biasanya terdiri dari 1% – 1,5% mangan. Bahkan pada persentase yang
rendah ini, mangan mampu meningkatkan kekuatan paduan dan ketahanan terhadap
keausan. Selain itu, ion mangan sering digunakan sebagai pigmen biru dan ungu.
Paduan mangan yang paling umum adalah ferromangan. Paduan ini mengandung
sekitar 48 persen mangan yang dikombinasikan dengan besi dan karbon. Ferromangan
adalah bahan awal untuk membuat berbagai macam produk baja, termasuk perkakas,
mesin tugas berat, rel kereta api, brankas bank, komponen konstruksi, dan suku cadang
otomotif. Sekitar 60 persen mangan yang digunakan di Amerika Serikat pada tahun
1996 digunakan untuk pembuatan ferromangan.

Paduan umum mangan lainnya adalah silikomangan. Yang mana silikomangan


mengandung mangan, silikon, dan karbon selain besi. Ini digunakan untuk komponen
struktural dan mata air. Produksi silikomangan menyumbang sekitar 33 persen dari
mangan yang digunakan di Amerika Serikat pada tahun 1996.Selain digunakan untuk
berbagai keperluan tersebut, perlu kita ketahui pula bahwa sejumlah kecil mangan
mangan ditemukan di tubuh kita. Jumlah kecil mangan ini berkontribusi pada sejumlah
fungsi tubuh yang berbeda.

Mangan dalam tubuh kita digunakan untuk segala hal mulai dari membangun
kembali jaringan ikat, pembekuan darah, dan mengatur gula darah. Menurut National
Institutes of Health (NIH), tidak ada nilai harian yang direkomendasikan untuk mangan.
Namun, ada anjuran asupan yang cukup dari tiga mikrogram hingga dua miligram per
hari. Jumlah tersebut dapat bervariasi berdasarkan pada umur dan jenis kelamin.
Tingkat asupan yang memadai adalah jumlah zat gizi yang digunakan oleh sekelompok
orang sehat yang dianggap cukup. Kita dapat mencapai tingkat asupan mangan yang
cukup dengan makan biji-bijian, kacang-kacangan, dan sayuran berdaun hijau.

Mangan dianggap sebagai nutrisi penting, karena tubuh membutuhkannya untuk


berfungsi dengan baik. Orang menggunakan mangan sebagai obat. Mangan digunakan
untuk mengatasi defisiensi mangan. Ini juga digunakan untuk tulang yang lemah dan
rapuh (osteoporosis), osteoartritis, dan kondisi lainnya, tetapi tidak ada bukti ilmiah
yang baik untuk mendukung penggunaan ini.Oleh karena itulah tidak ditemukan sebagai
elemen di alam. Dimana mangan terjadi di banyak mineral seperti manganit, sugilite,
purpurite, rhodonite, rhodochrosite, dan pyrolusite yang juga ditemukan di banyak
mineraloid seperti psilomelane dan gumpalan. (Fessenden,1996)
VIII. Identifikasi Kromium(Cr)

Kromium ditemukan pada tahun 1780 oleh ahli kimia Prancis Nicolas Louis
Vauquelin di Paris. Dia menemukan unsur dalam sampel mineral ‘timbal merah Siberia’
– sekarang dikenal sebagai crocoite (timbal kromat). Dia merebus mineral yang
dilumatkan dengan kalium karbonat untuk menghasilkan timbal karbonat dan larutan
garam kalium kuning dari asam kromat. Vauquelin diyakinkan oleh eksperimen lebih
lanjut mengenai larutannya bahwa ia telah menemukan logam baru.(Keenan,1990)

Pada tahun 1781 ia berhasil mengisolasi logam tersebut. Awalnya dia


melepaskan timbal dari sampel mineral dengan pengendapan dengan asam
klorida. Vauquelin kemudian memperoleh oksida dengan penguapan dan akhirnya
mengisolasi kromium dengan memanaskan oksida dalam oven arang. Vauquelin juga
mengidentifikasi sejumlah kecil kromium di batu rubi dan zamrud. Vauquelin kemudian
menemukan Berilium di tahun 1798. Kromium dinamai dari kata Yunani ‘chroma’,
yang berarti warna karena membentuk berbagai senyawa warna-warni.

Efek berbahaya:
Logam kromium merupakan elemen penanda yang penting, namun kromium hexavalen
Cr (VI) sangat beracun dan bersifat karsinogenik.

Karakteristik:
Kromium adalah logam perak, berkilau, sangat keras yang bisa memoles cat cermin
tinggi. Krom juga tidak berbau, tidak berasa, dan mudah dibentuk.
Logam ini membentuk lapisan oksida pelindung tipis di udara. Krom juga terbakar saat
dipanaskan untuk membentuk oksida kromium oksida Cr2O3

Penggunaan Chromium
Kromium digunakan dalam stainless steel, dan paduan lainnya. Pelapisan kromium,
misalnya pada mobil dan sepeda, menghasilkan lapisan halus perak yang sangat tahan
terhadap korosi. Logam ini juga banyak digunakan sebagai katalis. Senyawa kromium
bernilai sebagai pigmen untuk warna hijau, kuning, merah dan oranye yang hidup.
IX. Identifikasi Tin(Sn)

Timah (atau timah putih) adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki simbol Sn (bahasa Latin: stannum) dan nomor atom 50.Timah termasuk
logam pasca-transisi di kelompok 14 dalam tabel periodik.Timah menunjukan
kemiripan kimia dengan Germanium dan Timbal yang juga berada di kelompok 14 dan
memiliki dua kemungkinan bilangan oksidasi, +2 dan +4 yang sedikit lebih stabil.
Timah adalah elemen ke 49 yang paling melimpah di bumi, memiliki 10 isotop stabil,
jumlah terbesar dalam tabel periodik.

Unsur ini merupakan logam miskin (logam post-transisi) keperakan, dapat


ditempa (malleable), tidak mudah teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat,
ditemukan dalam banyak aloy, dan digunakan untuk melapisi logam lainnya untuk
mencegah karat. Timah diperoleh terutama dari mineral kasiterit yang terbentuk
sebagai oksida.

Timah putih: Juga dikenal sebagai timah solder, timah iris, atau timah hitam,
adalah logam putih keperakan yang digunakan dalam berbagai industri, termasuk
elektronik, pengolahan logam, dan pembuatan kaca.

X. Identfikasi Nikel(Ni)

Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Ni dan nomor atom 28. Nikel adalah logam berwarna putih keperak–perakan
sedikit semburat keemasan. Nikel termasuk logam transisi, dan memiliki sifat keras
serta ulet. Nikel juga tergolong dalam grup logam besi-kobalt, yang dapat menghasilkan
paduan yang sangat berharga.[5] Nikel murni berbentuk bubuk untuk
memaksimalkan luas permukaan reaktif, memiliki aktivitas kimia yang signifikan, tetapi
potongan yang besar lambat bereaksi dengan udara dalam kondisi normal karena lapisan
teroksidasi terbentuk di permukaan dan mencegah korosi lebih lanjut (pasivasi). Meski
begitu, nikel murni hanya ditemukan di kerak bumi dalam jumlah kecil, biasanya di
batuan ultrabasa, dan di dalam meteorit besi atau siderit yang tidak terpapar oksigen saat
berada di luar atmosfer Bumi.

Nikel di dalam meteorit ditemukan bersama dengan besi, yang berasal


dari supernova. Campuran besi–nikel diperkirakan menyusun inti luar dan inti
dalam bumi.

Penggunaan nikel (sebagai paduan nikel-besi) dimulai sejak 3500 SM. Nikel
pertama kali diklasifikasikan sebagai unsur kimia pada tahun 1751 oleh Axel Fredrik
Cronstedt, yang awalnya mengira bijih tersebut sebagai mineral tembaga, di
tambang kobalt di Los, Hälsingland, Swedia. Nama elemen ini berasal dari peri nakal
dari mitologi penambang Jerman, Nickel (mirip dengan Nick Lama), yang
mempersonifikasikan fakta bahwa bijih tembaga–nikel tidak bisa dimurnikan menjadi
tembaga. Sumber nikel yang penting secara ekonomi adalah bijih besi limonit, yang
mengandung 1–2% nikel. Mineral bijih nikel penting lainnya termasuk pentlandit dan
campuran silikat alami yang kaya nikel yang dikenal sebagai garnierit. Lokasi produksi
utama terletak di wilayah Sudbury di Kanada (yang diperkirakan berasal dari
meteorit), Kaledonia Baru, dan Norilsk di Rusia.

Nikel secara perlahan teroksidasi oleh udara pada suhu normal dan dianggap
tahan korosi. Dalam sejarah, nikel digunakan untuk pelapisan besi dan kuningan,
melapisi peralatan kimia, dan membuat paduan tertentu yang mempertahankan polesan
perak tinggi, seperti perak Jerman. Sekitar 9% digunakan untuk lapisan nikel tahan
korosi. Benda yang dilapisi nikel terkadang memicu alergi nikel. Nikel banyak
digunakan dalam uang logam, walaupun kenaikan harga telah menyebabkan
penggantian nikel dengan logam yang lebih murah dalam beberapa tahun terakhir.

Nikel adalah salah satu dari empat elemen (yang lainnya adalah besi, kobalt,
dan gadolinium)[9] yang bersifat feromagnetik pada suhu normal. Magnet permanen
Alnico yang mengandung nikel memiliki kekuatan sedang antara magnet permanen besi
dan magnet tanah jarang. Perpaduan nikel, krom dan besi menghasilkan baja tahan karat
(stainless steel) yang banyak diaplikasikan pada peralatan dapur (sendok, dan peralatan
memasak), ornamen-ornamen rumah dan gedung, serta komponen industri.
Nikel penting pada zaman modern, terutama untuk paduan; sekitar 68%
digunakan untuk baja tahan karat. 10% digunakan untuk paduan nikel–tembaga, 7%
untuk baja paduan, 3% untuk pengecoran, 9% untuk pelapisan dan 4% dalam
penggunaan lain, yang termasuk sektor baterai yang cepat berkembang.Sebagai suatu
senyawa, nikel memiliki kegunaan pembuatan bahan kimia khusus,
seperti katalis untuk hidrogenasi (untuk ini digunakan nikel Raney), katoda untuk
baterai, pigmen, dan perawatan permukaan logam. Nikel merupakan nutrisi yang
penting untuk sebagian mikroorganisme dan tumbuhan yang memiliki enzim dengan
nikel sebagai situs aktifnya.

B. Unsur Non Logam


Non logam adalah kelompok unsur kimia yang bersifat elektronegatif,yaitu
lebih mudah menarik elektron valensi dari atom lain dari pada
melepaskannya.Unsur-unsur yang termasuk dalam nonlogam adalah:

1. Halogen : Fluorine (F), Chlorine (Cl), Bromine (Br), Iodine (I), Astatine
(At),Ununseptium (Uus).

2. Gas mulia : Helium (H), Neon (Ne), Argon (Ar), Krypton (Kr), Xenon (Xe), Radon
(Rn), Ununoctium (Uuo).

3. Nonlogam lainnya : Hidrogen (H), Carbon (C), Nitrogen (N), Phosphorus (F),Oxygen
(O), Sulfur (B), Selenium (Se).

Sebagian besar nonlogam ditemukan pada bagian atas tabel periodik,


kecuali hidrogen yang terletak pada bagian kiri atas bersama logam alkali.
Walaupun hanya terdiri dari 20 unsur, dibandingkan dengan lebih dari 80 lebih jenis
logam, nonlogam merupakan penyusun sebagian besar isi bumi, terutama lapisan
luarnya.

Pada tabel periodik, unsur-unsur di daerah perbatasan antara logam dan


nonlogam mempunyai sifat ganda. Misalnya unsur Boron (B) dan Silikon (Si)
merupakan unsur nonlogam yang memilki beberapa sifat logam yang disebut
unsur metaloid.
I. Identifikasi Helium(He)

Helium (He) adalah unsur kimia yang tak berwarna, tak berbau, tak berasa, tak
beracun, nyaris inert, berupa gas monatomik, dan adalah unsur pertama pada
golongan gas mulia dalam tabel periodik dan memiliki nomor atom 2. Titik
didih dan titik lebur gas ini adalah yang terendah di selang semua unsur. Helium
berwujud hanya sebagai gas terkecuali pada kondisi yang sangat ekstrem. Kondisi
ekstrem juga diperlukan sebagai menciptakan sedikit senyawa helium, yang semuanya
tidak stabil pada suhu dan tekanan standar. Helium memiliki isotop stabil kedua yang
langka yang dinamakan helium-3. Sifat dari air varitas helium-4; helium I dan helium
II; penting untuk para periset yang mempelajari mekanika kuantum (khususnya dalam
fenomena superfluiditas) dan untuk mereka yang mencari efek mendekati suhu nol
absolut yang dimiliki materi (seperti superkonduktivitas).

Helium adalah unsur kedua paling banyak dan kedua teringan di jagad raya,
mencakupi 24% massa keunsuran total alam semesta dan 12 kali banyak massa
semuanya unsur berat lainnya. Keberlimpahan helium yang sama juga bisa ditemukan
pada Matahari dan Yupiter. Hal ini disebabkan tingginya energi pengikatan inti
(per nukleon) helium-4 berbanding dengan tiga unsur kimia lainnya setelah helium.
Energi pengikatan helium-4 ini juga bertanggung jawab atas keberlimpahan helium-4
sebagai produk fusi nuklir maupun peluruhan radioaktif. Kebanyakan helium di alam
semesta ini berupa helium-4, yang dipercaya terbentuk semasa Ledakan Dahsyat.
Beberapa helium baru juga terbentuk lewat fusi nuklir hidrogen dalam bintang semesta.

Nama "helium" berasal dari nama dewa Matahari Yunani Helios. Pada 1868,
astronom Perancis Pierre Jules César Janssen mendeteksi pertama kali helium sebagai
tanda garis spektral kuning tak dikenal yang berasal dari cahaya gerhana matahari.
Secara resmi, penemuan unsur ini dilaksanakan oleh dua orang kimiawan Swedia Per
Teodor Cleve dan Nils Abraham Langlet yang menemukan gas helium keluar dari bijih
uranium kleveit. Pada tahun 1903, kandungan helium yang mulia banyak ditemukan di
ladang-ladang gas alam di Amerika Serikat, yang sampai sekarang adalah penyedia gas
helium terbesar. Helium dipergunakan dalam kriogenika, sistem pernapasan laut dalam,
pendinginan magnet superkonduktor, "penanggalan helium", pengembangan balon,
pengangkatan kapal udara dan sebagai gas pelindung sebagai kegunaan industri (seperti
"pengelasan busar") dan penumbuhan wafer silikon). Menghirup sebanyak kecil gas ini
akan mengakibatkan perubahan sementara kualitas suara seseorang.

Di Bumi, gas ini cukup jarang ditemukan (0,00052% volume atmosfer).


Kebanyakan helium yang kita temukan di bumi terbentuk dari peluruhan
radioaktif unsur-unsur berat (torium dan uranium) sebagai partikel alfa berinti atom
helium-4. Helium radiogenik ini terperangkap di dalam gas bumi dengan konsentrasi
sebagai 7% volume, yang darinya bisa diekstraksi secara komersial menggunakan babak
pemisahan temperatur rendah yang dinamakan distilasi fraksional.

II. Identifikasi Hidrogen(H)

Hidrogen (bahasa Latin: hydrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes:
membentuk), atau kadang disebut zat air, adalah unsur kimia pada tabel periodik yang
memiliki simbol H dan nomor atom 1. Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak
berwarna, tidak berbau, bersifat non-logam, bervalensi tunggal, dan
merupakan gas diatomik yang sangat mudah terbakar. Dengan massa atom 1,00794
amu, hidrogen adalah unsur teringan di dunia.

Hidrogen juga adalah unsur paling melimpah dengan persentase kira-kira 75%
dari total massa unsur alam semesta.Kebanyakan bintang dibentuk oleh hidrogen dalam
keadaan plasma. Senyawa hidrogen relatif langka dan jarang dijumpai secara alami
di Bumi, dan biasanya dihasilkan secara industri dari berbagai
senyawa hidrokarbon seperti metana. Hidrogen juga dapat dihasilkan dari air melalui
proses elektrolisis, namun proses ini secara komersial lebih mahal daripada produksi
hidrogen dari gas alam.
Isotop hidrogen yang paling banyak dijumpai di alam adalah protium, yang inti
atomnya hanya mempunyai proton tunggal dan tanpa neutron. Senyawa ionik hidrogen
dapat bermuatan positif (kation) ataupun negatif (anion). Hidrogen dapat membentuk
senyawa dengan kebanyakan unsur dan
dapat dijumpai dalam air dan senyawa-
senyawa organik. Hidrogen sangat penting
dalam reaksi asam basa yang mana banyak
reaksi ini melibatkan pertukaran proton antar
molekul terlarut. Oleh karena hidrogen
merupakan satu- satunya atom netral
yang persamaan Schrödingernya dapat diselesaikan secara analitik, kajian pada
energetika dan ikatan atom hidrogen memainkan peran yang sangat penting dalam
perkembangan mekanika kuantum.

III. Identifikasi Oksigen(O)

Oksigen (bahasa Latin: Oxygenium), atau zat asam, terkadang disebut juga
sebagai zat pembakar, adalah unsur kimia yang mempunyai lambang O dan nomor
atom 8. Dalam tabel periodik, oksigen merupakan unsur nonlogam golongan VIA
(kalkogen) dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya
(utamanya menjadi oksida). Pada temperatur dan tekanan standar, dua atom
oksigen berikatan menjadi O (dioksigen), gas yang tidak berwarna, tidak berasa, dan
tidak berbau. Oksigen merupakan unsur paling melimpah ketiga di alam semesta
berdasarkan massa (setelah hidren dan helium) dan unsur paling melimpah di kerak
Bumi. Berdasarkan volume, 20,9% atmosfer bumi adalah oksigen.

Semua kelompok molekul organik pada makhluk hidup,


seperti protein, karbohidrat, dan lemak, mengandung unsur oksigen. Demikian
pula senyawa anorganik yang terdapat pada cangkang, gigi, dan tulang hewan. Sebagian
besar oksigen dalam tubuh makhluk hidup dalam bentuk air (H2O), senyawa penting
pada makhluk hidup. Oksigen dalam bentuk O dihasilkan dari air
oleh sianobakteri, ganggang, dan tumbuhan selama fotosintesis, dan digunakan
pada respirasi sel oleh hampir semua makhluk hidup. Oksigen beracun bagi
organisme anaerob, yang merupakan bentuk kehidupan paling dominan pada masa-
masa awal evolusi kehidupan. O kemudian mulai berakumulasi di atmosfer sekitar
2,5 miliar tahun yang lalu. Terdapat pula alotrop oksigen lainnya,
yaitu ozon (O). Lapisan ozon pada atmosfer membantu melindungi biosfer dari radiasi
ultraviolet, tetapi pada permukaan bumi ia adalah polutan yang merupakan produk
samping dari asbut.

Oksigen secara terpisah ditemukan oleh Carl Wilhelm Scheele di Uppsala pada
tahun 1773 dan Joseph Priestley di Wiltshire pada tahun 1774. Temuan Priestley lebih
terkenal oleh karena publikasinya merupakan yang pertama kali dicetak. Namun,
Priestley memanggil oksigen "dephlogisticated air" dan tidak mengetahuinya sebagai
elemen kimia. Istilah oxygen diciptakan oleh Antoine Lavoisier pada tahun 1777, yang
eksperimennya dengan oksigen berhasil
meruntuhkan teori
flogiston pembakara n dan korosi yang terkenal. Ia
juga berhasil menjelaskan peran oksigen
dalam pembakaran.

Oksigen secara industri dihasilkan dengan distilasi bertingkat udara cair, dengan
menggunakan zeolit untuk memisahkan karbon dioksida dan nitrogen dari udara,
ataupun elektrolisis air, dll. Oksigen digunakan dalam produksi baja, plastik, dan tekstil,
ia juga digunakan sebagai propelan roket, untuk terapi oksigen, dan sebagai penyokong
kehidupan pada pesawat terbang, kapal selam, penerbangan luar angkasa,
dan penyelaman.

IV. Identifikasi Sulfur(S)

Belerang atau sulfur adalah sebuah unsur kimia dengan lambang S dan nomor
atom 16. Ia merupakan unsur nonlogam yang melimpah dan multivalen. Dalam kondisi
normal, atom belerang membentuk molekul oktatomik siklik dengan rumus kimia S8.
Belerang elemental adalah padatan kristal kuning cerah pada suhu kamar.

Belerang adalah unsur paling melimpah kesepuluh berdasarkan massa di alam


semesta dan paling banyak kelima di Bumi. Meskipun terkadang ditemukan dalam
bentuk asli yang murni, belerang di Bumi biasanya terdapat sebagai mineral sulfida dan
sulfat. Karena berlimpah dalam bentuk aslinya, belerang telah dikenal sejak zaman
kuno, dan kegunaannya telah disebutkan di zaman India Kuno, Yunani Kuno, Tiongkok
Kuno, dan Mesir Kuno. Secara historis dan dalam literatur, belerang juga disebut
sebagai brimstone,yang berarti "batu yang terbakar".Saat ini, hampir semua belerang
elemental diproduksi sebagai produk sampingan dari penghilangan kontaminan yang
mengandung belerang dari gas alam dan minyak bumi.Penggunaan belerang komersial
terbesar adalah produksi asam sulfat untuk pupuk sulfat dan fosfat, dan proses kimia
lainnya. Belerang digunakan dalam korek api,
insektisida, dan fungisida. Banyak senyawa
belerang yang berbau, dan bau gas belerang
seperti bau gas alam, aroma sigung, limau
gedang, dan bawang putih disebabkan oleh
senyawa organobelerang. Hidrogen
sulfida memberikan bau khas pada telur
busuk dan proses biologis lainnya.

Belerang merupakan unsur penting bagi semua kehidupan, tetapi hampir selalu
dalam bentuk senyawa organobelerang atau logam sulfida. Asam amino (dua
proteinogenik: sisteina dan metionina, dan banyak nonkode lainnya: sistina, taurina,
dll.) serta dua vitamin (biotin dan tiamina) adalah senyawa organobelerang yang sangat
penting untuk kehidupan. Banyak kofaktor yang juga mengandung sulfur, termasuk
glutationa, dan protein besi–belerang. Disulfida, ikatan S–S, memberikan kekuatan
mekanik dan ketidaklarutan (antara lain) protein keratin, yang ditemukan pada kulit
luar, rambut, dan bulu. Belerang adalah salah satu unsur kimia inti yang dibutuhkan
untuk fungsi biokimia dan merupakan makronutrien elemental unsur untuk semua
organisme hidup.

V. Identifikasi Karbon(C)

Karbon (dari bahasa Latin: carbo "arang") atau zat arang adalah sebuah unsur
kimia dengan lambang C dan nomor atom 6. Ia merupakan nonlogam dan tetravalen—
atomnya membuat empat elektron tersedia untuk membentuk ikatan kimia kovalen. Ia
berada dalam golongan 14 dari tabel periodik.Karbon hanya menyusun sekitar 0,025
persen dari kerak Bumi. Tiga isotop terjadi secara alami, 12C dan 13C merupakan
nuklida stabil, sedangkan 14C merupakan sebuah radionuklida, meluruh dengan waktu
paruh sekitar 5.730 tahun. Karbon merupakan salah satu dari sedikit unsur yang telah
dikenal sejak zaman dahulu.

Karbon merupakan unsur paling melimpah ke-15 di kerak Bumi, dan unsur
paling melimpah keempat di alam semesta berdasarkan massa setelah hidrogen, helium,
dan oksigen. Kelimpahan karbon, keragaman senyawa organiknya yang unik, dan
kemampuannya yang tidak biasa untuk membentuk polimer pada suhu yang biasa
ditemui di Bumi, memungkinkan unsur ini berfungsi sebagai unsur yang umum dari
semua kehidupan yang diketahui. Ia merupakan unsur paling melimpah kedua dalam
tubuh manusia berdasarkan massa (sekitar 18,5%) setelah oksigen.

Atom-atom karbon dapat berikatan bersama dalam berbagai cara, menghasilkan


berbagai alotrop karbon. Alotrop karbon yang paling terkenal termasuk grafit, intan,
karbon amorf dan fulerena. Sifat fisik karbon sangat bervariasi dengan bentuk
alotropisnya. Misalnya, grafit buram dan hitam sedangkan intan sangat transparan.
Grafit cukup lunak untuk membentuk goresan di atas kertas (karena itu namanya berasal
dari kata kerja Yunani "γράφειν" yang berarti "menulis"), sedangkan intan adalah bahan
alami yang paling keras yang diketahui. Grafit merupakan penghantar listrik yang baik
sedangkan intan memiliki konduktivitas listrik yang rendah. Dalam kondisi normal,
intan, tabung nano karbon, dan grafena memiliki konduktivitas termal tertinggi dari
semua bahan yang diketahui. Semua alotrop karbon merupakan padatan dalam kondisi
normal, dengan grafit menjadi bentuk yang paling stabil secara termodinamika pada
suhu dan tekanan standar. Mereka semua tahan kimia dan membutuhkan suhu tinggi
untuk bereaksi bahkan dengan oksigen.

Bilangan oksidasi karbon yang paling umum dalam senyawa anorganik adalah
+4, sedangkan +2 ditemukan pada karbon monoksida dan kompleks karbonil logam
transisi. Sumber terbesar karbon anorganik adalah batu gamping, dolomit, dan karbon
dioksida, tetapi jumlah yang signifikan terjadi pada deposit organik, yaitu batu bara,
gambut, minyak, dan metana klatrat. Karbon membentuk senyawa dalam jumlah yang
sangat besar, lebih dari unsur lainnya, dengan hampir sepuluh juta senyawa yang
dijelaskan hingga saat ini,namun, jumlah tersebut hanyalah sebagian kecil dari jumlah
senyawa yang mungkin secara teoretis dalam kondisi standar. Karena alasan ini, karbon
sering disebut sebagai "raja dari semua unsur"

VI. Identifikasi Neon(Ne)


Neon adalah sebuah unsur kimia dengan lambang Ne dan nomor atom 10. Ia
merupakan salah satu gas mulia. Neon adalah gas monoatomik lengai yang nirwarna
dan nirbau pada kondisi standar, dengan massa jenis sekitar dua pertiga udara. Ia
ditemukan (bersama dengan kripton dan xenon) pada tahun 1898 sebagai salah satu dari
tiga unsur lengai sisa yang tersisa di udara kering, setelah nitrogen, oksigen, argon, dan
karbon dioksida dihilangkan. Neon adalah yang kedua dari tiga gas langka ini yang
ditemukan dan segera dikenali sebagai unsur baru dari spektrum emisi merah terangnya.
Nama neon berasal dari kata Yunani, νέον, bentuk tunggal netral dari νέος (neos), yang
berarti 'baru'. Neon bersifat lengai secara kimiawi, dan tidak ada senyawa neon yang tak
bermuatan yang diketahui. Senyawa neon yang saat ini dikenal meliputi molekul ionik,
molekul yang disatukan oleh gaya van der Waals dan klatrat. (Rivai H,1995)

Selama nukleogenesis kosmik unsur-unsur,


sejumlah besar neon dibangun dari proses fusi
penangkapan alfa di dalam bintang. Meskipun neon
adalah unsur yang sangat umum di alam semesta dan
tata surya (berada kelima dalam kelimpahan kosmik
setelah hidrogen, helium, oksigen, dan karbon), neon
jarang ditemukan di Bumi. Ia menyusun sekitar 18,2
ppm udara berdasarkan volume (ini hampir sama dengan fraksi molekul atau mol) dan
fraksi yang lebih kecil di kerak bumi. Alasan kelangkaan relatif neon di Bumi dan
planet bagian dalam (terestrial) adalah karena neon sangat volatil dan tidak membentuk
senyawa untuk memperbaikinya menjadi padat. Akibatnya, ia lepas dari planetisimal di
bawah kehangatan Matahari yang baru tersulut di Tata Surya awal. Bahkan atmosfer
luar Jupiter agak kehabisan neon, meski untuk alasan yang berbeda.(Fessenden,1996)

Neon memberikan pancaran oranye kemerahan yang berbeda saat digunakan


pada lampu pijar neon bertegangan rendah, tabung lucutan, dan tanda iklan neon. Garis
emisi merah dari neon juga menyebabkan lampu merah dari laser helium–neon. Neon
digunakan dalam beberapa tabung plasma dan aplikasi pendingin tetapi memiliki
beberapa kegunaan komersial lainnya. Ia diekstraksi secara komersial dengan distilasi
fraksional dari udara cair. Karena udara adalah satu-satunya sumber, ia jauh lebih mahal
daripada helium.

VII. Identifikasi Klorin(Cl)


Klorin adalah unsur kimia dengan simbol Cl dan nomor atom 17. Senyawa ini
adalah halogen kedua paling ringan, berada diantara fluor dan bromin dalam tabel
periodik dan sifat-sifatnya sebagian besar di antara mereka. Klorin berwujud gas
berwarna kuning-hijau pada suhu kamar. Unsur ini merupakan elemen sangat reaktif
dan oksidator kuat: klorin mempunyai afinitas elektron tertinggi dan elektronegativitas
ketiga tertinggi di belakang oksigen dan fluor. (Rivai H,1995)

Senyawa klorin yang paling umum, natrium klorida (garam dapur), telah dikenal
sejak zaman kuno. Sekitar tahun 1630, gas klorin pertama kali disintesis melalui reaksi
kimia, tetapi belum dikenal sebagai substansi yang penting. Carl Wilhelm Scheele
menulis deskripsi gas klorin pada tahun 1774, menganggapnya itu sebagai oksida
sebuah unsur baru. Pada tahun 1809, ahli kimia menyatakan bahwa gas ini mungkin
adalah elemen murni, dan hal ini dikonfirmasi oleh Sir Humphry Davy pada tahun
1810, yang dinamai dari bahasa Yunani Kuno: χλωρός berdasarkan warnanya.

Karena reaktivitasnya, semua klorin di kerak Bumi dalam bentuk senyawa ion
klorida (termasuk juga garam dapur). Unsur ini adalah halogen paling melimpah kedua
di bumi (setelah fluor) dan unsur kimia ke-21 paling melimpah di kerak Bumi. Deposit
yang besar ini terlihat kecil karena sebagian besar klorida terdapat dalam air laut.

Unsur klorin secara komersial diproduksi dari air garam dengan elektrolisis. Tingginya
potensial oksidasi dari unsur klorin memicu pengembangan pemutih dan desinfektan
komersial, serta reagen untuk banyak proses di industri kimia. Klorin digunakan dalam
pembuatan berbagai macam produk konsumen, sekitar dua-pertiganya merupakan bahan
kimia organik seperti polivinil klorida. Klorin juga digunakan sebagai intermediet
dalam produksi plastik dan produk akhir lain yang tidak mengandung unsur ini. Sebagai
disinfektan, unsur maupun senyawa klorin digunakan langsung di kolam renang untuk
kebersihan dan sanitasi. Unsur klorin dalam konsentrasi yang tinggi sangat berbahaya
dan beracun bagi semua makhluk hidup. Senyawa ini digunakan dalam Perang Dunia I
sebagai yang gas senjata kimia pertama. (Ralph H,1990)

Dalam bentuk ion klorida, klorin diperlukan untuk semua spesies hidup. Jenis senyawa
klorin lain jarang ada dalam organisme hidup, dan senyawa organik lain yang
mengandung klor dibuat dari yang inert sampai beracun. Di atas atmosfer, molekul
organik yang mengandung klorin seperti klorofluorokarbon telah mengakibatkan
penipisan ozon. (Ralph H,1990)

VIII. Identifikasi Fluorin(F)


Fluorin adalah sebuah unsur kimia dengan lambang F dan nomor atom 9. Ia
merupakan halogen yang paling ringan dan muncul dalam kondisi standar sebagai gas
diatomik kuning pucat yang sangat beracun. Sebagai unsur yang paling elektronegatif,
ia sangat reaktif, karena bereaksi dengan semua unsur lain kecuali argon, neon, dan
helium. (Fessenden,1996)

Di antara semua unsur, fluorin menempati urutan ke-24 dalam kelimpahan universal dan
ke-13 dalam kelimpahan terestrial. Fluorit, sumber mineral utama fluorin yang memberi
nama unsur tersebut, pertama kali dijelaskan pada tahun
1529; karena ia ditambahkan ke pada bijih logam
untuk menurunkan titik leburnya agar dapat
mempermudah peleburan, kata kerja Latin fluo
yang berarti 'mengalir' memberi nama mineral
tersebut. Diusulkan sebagai unsur pada tahun 1810,
fluorin terbukti sulit dan berbahaya untuk dipisahkan
dari senyawanya, dan beberapa peneliti awal meninggal atau menderita luka akibat
percobaan mereka. Baru pada tahun 1886 ahli kimia Prancis Henri Moissan mengisolasi
fluorin unsur menggunakan elektrolisis suhu rendah, sebuah proses yang masih
digunakan untuk produksi modern. Produksi industri gas fluorin untuk pengayaan
uranium, aplikasi terbesarnya, dimulai selama Proyek Manhattan dalam Perang Dunia
II. (Ralph H,1990)

Karena biaya pemurnian fluorin murni yang mahal, sebagian besar aplikasi
komersial menggunakan senyawa fluorin, dengan sekitar setengah dari fluorit yang
ditambang digunakan dalam pembuatan baja. Sisa fluorit diubah menjadi hidrogen
fluorida yang korosif dalam perjalanannya ke berbagai fluorida organik, atau menjadi
kriolit, yang memainkan peranan kunci dalam pemurnian aluminium. Molekul yang
mengandung ikatan karbon–fluorin seringkali memiliki stabilitas kimia dan termal yang
sangat tinggi; kegunaan utama mereka adalah sebagai pendingin, isolasi listrik dan
peralatan masak, dan PTFE (Teflon). Obat-obatan seperti atorvastatin dan fluoksetin
mengandung ikatan C−F. Ion fluorida dari garam fluorida terlarut akan menghambat
gigi berlubang, dan karenanya digunakan dalam pasta gigi dan fluoridasi air. Penjualan
fluorokimia global mencapai lebih dari US$69 miliar per tahun.
Gas fluorokarbon umumnya merupakan gas rumah kaca dengan potensi
pemanasan global 100 hingga 23.500 kali lipat lebih besar daripada karbon dioksida,
dan SF6 memiliki potensi pemanasan global tertinggi dari semua zat yang diketahui.
Senyawa organofluorin sering bertahan di lingkungan karena kekuatan ikatan karbon–
fluorin. tidak memiliki peran metabolisme yang diketahui pada mamalia; beberapa
tumbuhan dan spons laut menyintesis racun organofluorin (yang paling sering
monofluoroasetat) yang membantu mencegah pemangsaan.

IX. Identifikasi Iodium(I)

Iodium berfungsi untuk sintesis hormon tiroid yang berlangsung di dalam


kelenjar tiroid. Hormon tiroid memainkan peranan yang penting dalam pengaturan
metabolisme tubuh (Gibney, 2009). Fungsi hormon tiroid adalah meningkatkan
metabolisme karbohidrat dan lemak, meningkatkan aliran darah dan curah jantung,
meningkatkan motilitas saluran cerna serta
memiliki efek merangsang terhadap
peningkatan kerja sistem saraf pusat (Guyton,
2008).

Kekurangan asupan iodium


menyebabkan penurunan jumlah hormon
tiroid yang dibentuk. Hal ini akan menimbulkan banyak efek negatif terhadap tubuh.
Dampak defisiensi iodium terbesar adalah terjadi gangguan terhadap perkembangan
susunan saraf pusat termasuk intelegensi (Sudoyo, 2009). Terdeteksinya spesi Iodat
dalam sampel garam beriodium, menunjukan spesi Iodat dari KIO3 kurang stabil dan
mudah tereduksi menjadi Iodida atau Iodium yang dapat menyebabkan hilangnya atau
menurunnya kadar KIO3 dalam sampel selama penyimpanan dan proses pngolahan
maupun pemasakan. Beberapa penyebab kemungkinan yang terjadi adalah adanya
proses dekomposisi Iodat menjadi Iodida dan gas I2 (Gibney, 2009).

Laut merupakan sumber utama iodium, dengan demikian makanan laut seperti
ikan, kerang-kerangan dan rumput laut merupakan sumber pangan yang kaya dengan
iodium (Gibney, 2009). Siklus ekologis iodium di alam dimulai dalam bentuk uap air
laut (yang mengandung iodium) yang dibawa oleh angin dan awan ke wilayah daratan.
Uap air laut yang mengandung iodium tersebut akan jatuh sebagai air hujan dan
menggantikan lapisan permukaan tanah yang kehilangan iodium. Sebagian iodium yang
terkandung di dalam tanah akan masuk ke dalam air minum dan sejumlah kecil masuk
kedalam tanaman, hewan, dan produk pangan seperti sereal, kacang-kacangan, buah,
sayuran, daging, susu, serta telur (Gibney,2009).

Defisiensi iodium sering ditemukan di daerah pegunungan dan wilayah lain


yang sering mengalami pengikisan tanah. Defisiensi iodium juga umum terjadi pada
daerah tempat makanan laut tidak biasa dikonsumsi, tidak menggunakan garam
beriodium, dan memiliki kandungan iodium yang rendah pada tanah dan air yang biasa
dipakai untuk minum dan irigasi tanaman pangan (Gibney, 2009). Kandungan iodium
dalam tanaman tergantung pada tanah tempat tanaman tersebut ditanam. Semakin tinggi
kadar iodium dalam tanah, semakin tinggi pula iodium yang terdapat dalam tanaman
tersebut (Kapil,2003).

Iodium dianggap berlebihan apabila jumlahnya melebihi jumlah yang diperlukan


untuk sintesis hormon secara fisiologis. Syarat mutlak terjadinya iodium yang
berlebihan adalah dimakannya iodium dalam dosis yang cukup besar dan kontinyu.
Apabila iodium diberikan dalam dosis besar maka akan menyebabkan terjadinya
inhibisi hormogenitas khususnya iodisasi tironin. Tetapi pemberian dalam jangka waktu
yang cukup lama akan menyebabkan terjadi escape (beradaptasi terhadap hambatan)
sehinngga mengalami inhibisi hormogenitas dan pada akhirnya akan terjadi gondok
( Winarno 2004). Selain itu, kelebihan kadar KIO3 yang dibutuhkan oleh tubuh manusia
berlebih juga akan dapat memberikan dampak yang tidak baik terhadap perkembangan
tubuh manusia seperti:

1. Tremor (tangan bergetar, untuk mengetahui tremor sangat mudah dengan


meletakkan selembar kertas diatas kedua tangan yang diluruskan, apabila kedua
tangan bergetar tanpa adanya angin dipastikan itu tremor).

2. Mudah keringatan walaupun berada di daerah yang dingin atau ruangan ber
AC.

3. Degup jantungnya lebih cepat.

4. Susah tidur.

5. Nafsu makan berlebihan.

6. Mudah marah

X. Identifikasi Fosforus(P)
Fosforus adalah sebuah unsur
kimia dengan lambang P dan no mor atom 15. Fosforus
elemental eksis dalam dua bentuk utama, fosforus
putih dan fosforus merah, tetapi karena sangat reaktif,
fosforus tidak pernah ditemukan sebagai unsur bebas di
Bumi. Ia memiliki konsentrasi di kerak Bumi sekitar
satu gram per kilogram (dibandingkan dengan
tembaga yang sekitar 0,06 gram). Dalam mineral, fosforus umumnya terjadi sebagai
fosfat. (Rivai, H. 1995)

Fosforus elemental pertama kali diisolasi sebagai fosforus putih pada tahun
1669. Dalam fosforus putih, atom fosforus tersusun dalam gugus berisi 4 atom, ditulis
sebagai P4. Fosforus putih memancarkan cahaya redup ketika terkena oksigen – maka
namanya, yang diambil dari mitologi Yunani, Φωσφόρος yang berarti 'pembawa cahaya'
(Latin Lucifer), merujuk pada "Bintang Fajar", planet Venus. Istilah fosforesensi, yang
berarti cahaya dari iluminasi, berasal dari sifat fosforus ini, meskipun kata tersebut telah
digunakan untuk proses fisik yang berbeda yang menghasilkan cahaya. Cahaya fosforus
disebabkan oleh oksidasi fosforus putih (tetapi bukan merah) — sebuah proses yang
sekarang disebut kemiluminesensi. Bersama dengan nitrogen, arsen, antimon,
dan bismut, fosforus diklasifikasikan sebagai pniktogen.

Fosforus adalah unsur yang penting untuk menopang kehidupan, sebagian besar
melalui fosfat, senyawa-senyawa yang mengandung ion fosfat, PO43−. Fosfat merupakan
komponen dari DNA, RNA, ATP, dan fosfolipid, senyawa kompleks yang
mendasari sel. Fosforus elemental pertama kali diisolasi dari urine manusia, dan abu
tulang merupakan sumber fosfat awal yang penting. Tambang fosfat mengandung fosil
karena fosfat hadir dalam endapan fosil sisa-sisa hewan dan kotoran. Tingkat fosfat
yang rendah merupakan batas penting untuk pertumbuhan pada sejumlah ekosistem
tumbuhan. Sebagian besar senyawa fosforus yang ditambang digunakan sebagai pupuk.
Fosfat diperlukan untuk menggantikan fosforus yang dikeluarkan tumbuhan dari tanah,
dan permintaan tahunannya meningkat hampir dua kali lebih cepat daripada
pertumbuhan populasi manusia. Aplikasi lainnya meliputi senyawa
organofosforus dalam detergen, pestisida, dan agen saraf.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ion adalah atom atau molekul yang bermuatan positif atau negatif. Atom
tersusun dari neutron, proton, dan elektron. Neuron bermutan netral, proton bermuatan
positif, dan elektron bermuatan negatif. Neuron dan proton terdapat pada bagian tengah
atom dann merupakan inti atom. Sementera itu, elektron berputar mengelilingi inti atom
pada tempat orbitnya (tingkat energi).

Dalam kimia, sebuah logam (bahasa Yunani: Metallon) adalah sebuah


unsur kimia yang siap membentuk ion (kation). Logam adalah salah satu dari tiga
kelompok unsur yang dibedakan oleh sifat ionisasi dan ikatan, bersama dengan metaloid
dan nonlogam. Pengelompokan dikemukakan oleh Lavoisier, namun masih sangat
sederhana, sebab antara unsur-unsur logam sendiri masih terdapat banyak
perbedaan. Dalam tabel periodik, garis diagonal yang membedakan unsur logam dari
nonlogam.

Non logam adalah kelompok unsur kimia yang bersifat elektronegatif,yaitu


lebih mudah menarik elektron valensi dari atom lain dari pada
melepaskannya.Unsur-unsur yang termasuk dalam nonlogam adalah:

1. Halogen : Fluorine (F), Chlorine (Cl), Bromine (Br), Iodine (I), Astatine
(At),Ununseptium (Uus).

2. Gas mulia : Helium (H), Neon (Ne), Argon (Ar), Krypton (Kr), Xenon (Xe),
Radon (Rn), Ununoctium (Uuo).

3. Nonlogam lainnya : Hidrogen (H), Carbon (C), Nitrogen (N), Phosphorus


(F),Oxygen (O), Sulfur (B), Selenium (Se).

2. Saran
Demikian makalah yang penulis buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silakan sampaikan kepada
penulis. Dan jika makalah ini dirasakan dapat memberi manfaat kepada khalayak ramai,
mohon berkenan untuk menyebarluaskannya
DAFTAR PUSTAKA
Brady. 1990.Kimia Dasar II. Gama Exact. Bandung.

Coles. 1996. Kimia Untuk Universitas. Rineka Cipta. Jakarta.

Hadyana, Aloysius. 2000.

Fessenden & Fessenden, Kimia Organik I Jakarta. Erlangga.

Haryadi, W. 1996. //mu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia. Jakarta.

Keenan, CW. 1999. Kimia untuk Universitas. Erlangga. Jakarta.

Ralph H. 1990. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan. Erlangga. Jakarta.

Rivai, H. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. UI Press. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai