SENYAWA IONIK
Disusun Oleh
Kelompok : 1
AGUSTUS 2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan tugas Critical Book
Review ini dengan tepat waktu. Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk
mengetahui Senyawa Ionik berdasarkan referensi buku, dan untuk memenuhi
tugas mata kuliah kimia logam.
Kami menyadari masih banyak kekurangan pada Critical Book Review ini.
Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca guna perbaikan kedepannya. Penulis juga berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
4.1 Kesimpulan......................................................................................................13
4.2 Saran ...............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Buku Kedua :
Judul Buku : Buku Ajar Ikatan Kimia
Penulis Jurnal : 1. Dr. M.Hasan, M.Si
2. Dra. Zarlaida Fitri, M.Sc
3. Ratu Fazlia Inda Rahmayani, S.Pd., M.Sc
Penerbit : Syiah Kuala University Press
Tahun Terbit : 2017
1
Kota Terbit : Banda Aceh
Jumlah Halaman : 124 Halaman
ISBN : 978-602-5679-04-9
1.2 Tujuan
Adapun Critical Book Review ini bertujuan :
2
BAB II
SENYAWA IONIK
3
afinitas elektron untuk halogen adalah eksotermik, tetapi untuk oksigen
dan nitrogen sedikit endotermik.
4
ion-ion (misalnya dalam unit sel NaCl, panjang ikatan menjadi memendek
separohnya), maka gaya yang semula tarik-menarik akan berubah menjadi
gaya tolak-menolak karena kontak antar anion dan antar kation menjadi
lebih signifikan. Akibatnya, kristal menjadi mudah terpecah-belah, dan hal
inilah yang banyak ditemui pada banyak mineral.
(4) Senyawa ionik biasanya larut dalam pelarut polar dengan permitivitas
(tetapan dielektrikum) tinggi.
5
atau dua elektron valensi telah berpindah dari atom berelektronegativitas
rendah ke atom berelektronegativitas tinggi.
Ukuran atom dalam periode semakin kecil dengan naiknya nomor atom
(dari kiri ke kanan) sebagai akibat naiknya muatan inti efektif, Z ef Tetapi,
perubahan atom menjadi ion mengakibatkan perubahan yang komparatif
besar pada ukurannya. Pembentukan ion logam (kation) dari atomnya
biasanya melibatkan pelepasan semua elektron valensi, sehingga ukuran
kation akan menjadi jauh lebih kecil ketimbang ukuran atom induknya.
BAB 7
Ikatan ion merupakan ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik menarik
antar ion negatif (anion) dengan ion positif (kation). Gaya tarik menarik ini
disebut juga sebagai gaya elektrostatik. Pada suhu kamar, senyawa ionik terdapat
dalam bentuk kristal yang disebut kristal ion. Kristal ion terdiri dari ion postif dan
ion negatif, dengan susunan/struktur yang teratur dan ditentukan oleh muatan dan
jari-jari.
6
Pada senyawa biner, karakter ioniknya dapat diperkirakan melalui selisih
keelektronegatifan atom-atom penyusun senyawa biner tersebut. Apabila selisih
keelektronegatifan antara atom penyusun senyawa memiliki nilai ≥ 1,7 maka
senyawa biner tersebut dapat dianggapsebagai senyawa ionik. Akan tetapi jika
selisih keelektronegatifan atom-atomnya < 1,7 dapat dianggap sebagai senyawa
kovalen.
Atom Ca yang dua buah elektron valensinya pindah akan menjadi ion positig
(kation), sedangkan atom O yang menerima elektron menjadi ion negatif
(anion).Pada pembentukan senyawa ionik, terjadinya transfer elektron juga
diikuti dengan terjadinya gaya tarik menarik antara ion positif dan ion negatif
sehingga terbentuk senyawa ionik yang tersusun atas ion-ion yang merupakan
pasangan ion.
7
susunan/struktur yang teratur dan ditentukan oleh muatan dan jari-jari ion
pembentuknya.
b) Isomorf (mempunyai bentuk kristal yang sama)
Senyawa-senyawa ion mempunyai susunan kristal yang mirip. Misalnya
NaF dengan MgO, NaCl dan KNO3, CaCl2 dan K2S. Fakta ini dapat
dijelaskan dengan meninjau konfigurasi elektron dari ion-ion penyusun
kristal.
c) Daya Hantar listrik
Senyawa ionik memiliki sifat daya hantar listrik yang rendah dalam bentuk
padat, tetapi cukup tinggi dalam bentuk leburan ataupun dalam pelarut
polar. Daya hantar listrik yang tinggi dalam bentuk lelehan atau dalam
pelarut polar disebabkan karena kation dan anion yang dapat bergerak
bebas. Sedangkan dalam bentuk padat, kation dan anion terikat kuat dalam
kisi kristal.
d) Titik didih dan titik leleh tinggi
Kation dan anion dalam senyawa ionik terikat kuat satu sama lain karena
adanya gaya elektrostatis. Untuk memisahkan ion-ion tersebut dibutuhkan
energi yang cukup besar. Oleh sebab itu senyawa ionik mempunyai titik
didih dan titik leleh yang tinggi.
e) Senyawa ionik larut dalam pelarut polar
Senyawa ionik larut dalam pelarut polar yang mempunyai tetapan
dielektrik yang tinggi, maupun dalam pelarut yang mengandung gugus –
OH seperti H2O dan C2H5OH.
f) Keras tapi rapuh
Kristal dari senyawa ionik umumnya tidak stabil dan mudah pecah. Hal ini
disebabkan karena gaya tarik ion-ion yang berbeda jenis dan gaya tolak
ion-ion yang sejenis.
C. Jari-Jari Ion
8
kation dan anion menyebabkan tolakan antara ion-ion positif (yang terikat
pada kation) dan ion-ion negatif (yang terikat pada anion). Tolakan ini
dapat dikurangi apabila jarak antara ion-ion bertambah. Bertambahnya
jarak antata ion-ion negatif akan memperbesar jarak anatara kation dengan
ion-ion negatif yang diikatnya, akibatnya jari-jari kation tersebut
bertambah besar pula. Penjelasan yang sama juga berlaku pada anion.
Bertambahnya muatan ion positif akan memperkecil jari-jari ion tersebut
dibandingkan jari-jari atomnya. Hal ini karena muatan inti efektif
bertambah. Sedangkan jari-jari ion negatif lebih besar dari jari-jari
atomnya, karena muatan inti efektif berkurang.
9
kation dan anion dapat digunakan untuk menentukan bentuk kristal pada
kisi kristal senyawa ionik. Pengaruh jari-jari ion terhadap struktur kristal
dapat diperhatikan melalui bilangan koordinasi. Bilangan koordinasi yang
memungkinkan kristal ion menjadi stabil ditentukan melalui perbandingan
jari-jari ion dengan menganggap ion-ion berbentuk bulat.
Pembentukan kisi kristal ionik dari ion-ionnya disertai dengan
pembebasan sejumlah energi yang disebut energi kisi (Uo). Energi kisi
dapat didefinisikan sebagai energi yang dibebaskan apabila sejumlah mol
kation dan mol anion dalam fase gas didekatkan dari jarak tak hingga
sampai kedudukan setimbang dalam suatu kisi kristal 1 mol senyawa ionik
pada suhu 0 K. Energi kisi dapat diperoleh dengan membuat reaksi
pembentukan senyawa ionik melalui tahapan-tahapan yang digambarkan
dalam suatu siklus (Daur Born-Haber.
10
BAB III
PEMBAHASAN
Buku Kedua
Secara keseluruhan buku ini sudah cukup baik dan telah memenuhi
standard penulisan. Buku ini memiliki kedalaman atau kelengkapan uraian
materi yang cukup lengkap dan menjelaskannya secara terstruktur serta
dapat dipahami serta memuat gambar dan tabel yang mendukung
pembahasan materi.
Jika ditinjau dari segi pemakaian bahasa, penulis menggunakan bahasa
yang mudah dipahami dan ejaannya sesuai dengan EYD. Hal ini dapat
memudahkan mahasiswa untuk memahami materi yang dipaparkan
didalam buku.
Penulis memberikan soal latihan pada bagian akhir dari setiap bab dari
buku tersebut untuk mengasah kembali kemampuan mahasiswa, buku ini
memakai berbagai warna atau tidak hitam putih sehingga tidak monoton
untuk dibaca.
11
3.2 Kelemahan Buku
Buku Pertama
Dari segi tampilan dari tulisan, gambar dan tabel tidak ada diberi variasi
warna, hanya memakai warna hitam putih saja. Jika diberikan variasi
warna, kemungkinan daya tarik untuk membaca buku ini juga akan
bertambah lagi.
Buku ini tidak memuat peta konsep dan tidak menyertakan rangkuman di
setiap babnya. Sehingga mengharuskan pembaca untuk membaca secara
keseluruhan isi dari bab tersebut.
Dari segi bahasa, ada beberapa bahasa yang sulit dipahami pembaca dan
menyebabkan pembaca tidak memahami apa yang dimaksudkan penulis.
Buku Kedua
Penulis tidak memuat peta konsep dan kesimpulan akhir bab pada setiap
babnya. Tampilan luar (cover) buku ini juga kurang menarik sehingga
daya tarik membaca menajdi kurang.
Buku ini tidak memuat peta konsep dan tidak menyertakan rangkuman di
setiap babnya. Sehingga mengharuskan pembaca untuk membaca secara
keseluruhan isi dari bab tersebut.
12
BAB IV
RANGKUMAN
4.1 Kesimpulan
Ikatan ion merupakan ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik
menarik antar ion negatif (anion) dengan ion positif (kation). Gaya tarik
menarik ini disebut juga sebagai gaya elektrostatik. Senyawa ionik terbagi
menjadi 4 golongan, yaitu senyawa ionik sederhana, senyawa ionik yang
terbentuk dari kation sederhana dan anion poliatomik, senyawa ionik yang
terbentuk dari kation poliatomik dan anion sederhana, dan senyawa ionik
yang terbentuk dari kation poliatomik dan anion poliatomik. Pada suhu
kamar, senyawa ionik terdapat dalam bentuk kristal yang disebut kristal
ion, senyawa ion juga mempunyai susunan kristal yang mirip, memiliki
sifat daya hantar listrik yang rendah dalam bentuk padat, tetapi cukup
tinggi dalam bentuk leburan ataupun dalam pelarut polar, titik didih dan
titik leleh tinggi, larut dalam pelarut polar dan keras tapi rapuh.
4.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Hasan. M., Fitri, Z & Rahmayani, R. (2017). Ikatan Kimia. Banda Aceh: Syiah
Kuala University Press.
14