Anda di halaman 1dari 16

SENYAWA IONIK MnO

STRUKTUR DAN SIFAT-SIFAT ZAT

Dosen Pengampu:
Dr. rer. nat. Ubed Sonai Fahruddin Arrozi, S.Pd., M.Si
Husni Wahyu Wijaya, S.Si., S.Pd., M.Si., Ph.D

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Cahya Adidharma (220332611289)


2. Elaine Matingfan (220332610887)
3. Eva Osika (220332601254)
4. Sheilla Armaditta Aritrisna (220332609841)
5. Siti Nur Azizah (220332610878)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


DEPARTEMEN KIMIA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah
yang berjudul “SENYAWA IONIK MnO” pada Mata kuliah Struktur dan Sifat-Sifat Zat dengan baik
tanpa suatu kendala berarti.

Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka
penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah, Bapak Dr. rer. nat. Ubed
Sonai Fahruddin Arrozi, S.Pd., M.Si dan Bapak Husni Wahyu Wijaya, S.Si., S.Pd., M.Si., Ph.D.
Yang telah membimbing dan memberi arahan dalam penyusunan makalah ini. Begitu pula kepada
teman-teman seperjuangan yang telah memberi masukan dan pandangan kepada kami selama
menyelesaikan makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi dan pemahaman yang bermanfaat
bagi pembaca mengenai senyawa MnO. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karenanya, diharapkan saran dan kritik yang membangun agar penulis menjadi lebih
baik lagi di masa mendatang. Semoga ini menambah wawasan dan memberi manfaat bagi pembaca.

Malang, 4 Mei 2023


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang..............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................................................6
2.1 Senyawa Ionik MnO......................................................................................................................6
2.2 Kegunaan Senyawa Ionik MnO.....................................................................................................6
2.3 Struktur Kristal dan Kisi Kristal Senyawa Ionik MnO..................................................................7
2.4 Unsur Pembentuk Senyawa Ionik MnO........................................................................................8
2.5 Ikatan Yang Terbentuk Dalam Senyawa Ionik MnO..................................................................11
2.6 Energi Pembentukan Senyawa Ionik MnO..................................................................................12
2.7 Aspek Rasio Radius.....................................................................................................................12
2.8 Energi Kisi Kristal senyawa MnO dengan Pers. Kapustinskii....................................................13
2.9 Reaksi Pelarutan Senyawa Ionik MnO Dalam Air......................................................................13
2.10 Energi yang menyertai ketika senyawa ionik MnO larut dalam air atau bereaksi dengan air...14
BAB III..................................................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Senyawa ionik merupakan senyawa yang terdiri dari ion ion yang terikat bersama melalui
gaya elektrostatis antara anion dan kation. Senyawa ionik biasanya terbentuk dari logam dan non-
logam yang terletak pada posisi yang berlawanan dalam tabel periodik, atau dari unsur unsur yang
memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar. Senyawa ionik memiliki sifat fisika dan kimia
yang khas, seperti titik leleh dan titik didih yang tinggi, kekerasan yang tinggi dan sifat yang rapuh.
Senyawa ionik juga mudah larut dalam air dan konduktif dalam bentuk lelehan atau larutan karena ion
ionnya yang dapat bergerak bebas. Kation dan anion dalam senyawa ionik biasanya terbentuk melalui
transfer elektron dari logam ke non-logam. Logam cenderung melepaskan elektron mereka untuk
mencapai konfigurasi elektron yang stabil dan membentuk kation yang bermuatan positif. Non-logam,
di sisi lain, cenderung menerima elektron untuk mencapai konfigurasi elektron yang stabil dan
membentuk anion yang bermuatan negatif. Kemudian, ion ion saling tertarik melalui gaya
elektrostatik dan membentuk struktur kristal yang padat dan stabil.
Reaksi atau gabungan antara kation dan anion tidak selalu menghasilkan senyawa ionic,
melainkan membentuk senyawa kovalen yang tersusun atas atom-atom logam dan nonlogam.
Senyawa kovalen tersusun atas atom logam dan atom nonlogam dengan perbedaan keelektronegatifan
kurang dari 1,7 dalam skala Pauling, senyawa ionic tersusun atas atom logam dan atom nonlogam
dengan perbedaan keelektronegatifan antara dua atom tersebut sama atau lebih besar dari 1,7 dalam
skala Pauling.
Senyawa ionik dapat digolongkan berdasarkan strukturnya, senyawa ionik dapat memiliki
struktur kristal yang berbeda seperti struktur kristal BCC (body-centered cubic), FCC (face-centered
cubic), dan HCP (hexagonal close packed). Struktur kristal senyawa ionik dapat mempengaruhi sifat
sifat fisik dan kimianya.
Dalam industri, senyawa ionik memiliki berbagai aplikasi, seperti dalam pembuatan pupuk,
kaca, keramik dan baterai. Karena sifat sifatnya yang khas, senyawa ionik juga dapat digunakan
dalam pengobatan, seperti dalam pembuatan obat obatan dan suplemen kalsium.
Salah satu senyawa ionik adalah MnO (mangan oksida), senyawa ini terdiri dari ion mangan
dan oksigen, yang memiliki banyak aplikasi dalam industri, teknologi, dan ilmu pengetahuan. MnO
adalah senyawa penting dalam bidang teknologi magnetik, katalis, dan teknologi energi. Mno juga
dikenal sebagai pigmen keramik yang umum digunakan sebagai pewarna untuk keramik dan kaca.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa penamaan senyawa ionik MnO ?
2. Apa kegunaan senyawa ionik MnO ?
3. Bagaimana struktur kristal dan energi kisi senyawa ionik MnO ?
4. Apa saja unsur pembentukan senyawa ionik MnO ?
5. Ikatan apa yang terbentuk dalam senyawa ionik MnO ?
6. Apa energi yang menyertai pembentukan senyawa MnO ?
7. Bagaimana aspek rasio radius senyawa ionik MnO?
8. Bagaimana energi kisi kristal senyawa MnO dengan Pers. Kapustinskii ?
9. Apa reaksi pelarutan senyawa ionik Mno dalam air ?
10. Bagaimana energi yang menyertai ketika senyawa MnO bereaksi dengan air ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari proyek dalam bentuk makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengidentifikasi nama senyawa ionik MnO.
2. Untuk menganalisis kegunaan senyawa ionik MnO.
3. Untuk mendeskripsikan struktur kristal dan energi kisi senyawa ionik MnO.
4. Untuk mengidentifikasi unsur pembentukan senyawa ionik MnO.
5. Untuk mengetahui ikatan yang terbentuk dalam senyawa ionik MnO.
6. Untuk menjelaskan energi yang menyertai pembentukan senyawa MnO.
7. Untuk menjelaskan aspek rasio radius senyawa ionik MnO.
8. Untuk mengidentifikasi energi kisi kristal senyawa MnO dengan Pers. Kapustinskii.
9. Untuk mengetahui reaksi pelarutan senyawa ionik Mno dalam air.
10. Untuk mengetahui dan memahami energi yang menyertai ketika senyawa MnO bereaksi
dengan air.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Senyawa Ionik MnO

Gambar 1 : Mangan (II) Oksida

Senyawa ion terbentuk antara dua atom yang mempunyai perbedaan keelektronegatifan
tinggi, yaitu antara golongan logam (IA kecuali H, IIA kecuali Be, IIIA, dan transisi) dengan
golongan nonlogam (VIA dan VIIA). Dimana unsur logam yang mempunyai keelektronegatifan
rendah akan melepaskan elektron membentuk ion positif (kation) sedangkan unsur nonlogam yang
mempunyai keelektronegatifan tinggi akan menangkap elektron membentuk ion negatif (anion).
Ikatan ion terjadi karena adanya gaya tarik elektrostatis antara kation dan anion.
Atom Mn akan melepaskan elektron membentuk ion Mn 2+, sementara atom O akan
menangkap elektron membentuk ion O 2-. Kemudian ion Mn2+ dan O2- akan mengalami gaya tarik
elektrostatis membentuk MnO sebagaimana reaksi berikut:
Mn2+ + O2- --> MnO
Dengan demikian, senyawa MnO yang terbentuk merupakan senyawa ion.
Senyawa MnO merupakan senyawa ionik biner (terdiri dari dua jenis atom) dengan kation
dari golongan transisi, Mn merupakan unsur golongan VIIB. Penamaan senyawa ionik biner dengan
kation golongan transisi dimulai dengan nama kation diikuti muatan yang ditulis dengan angka
romawi lalu diikuti nama anion dengan akhiran -ida. Senyawa MnO terdiri dari kation Mn 2+ dan anion
O2−. Kation Mn2+ memiliki muatan +2 jadi namanya mangan(II), dan anion merupakan O 2− oksida
(oksigen yang akhirannya diganti jadi -ida), jadi MnO memiliki nama mangan (II) oksida.

2.2 Kegunaan Senyawa Ionik MnO


Mangan dioksida (MnO) memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai industri dan aplikasi,
beberapa di antaranya adalah:
1. Pertanian: MnO digunakan sebagai pupuk dalam pertanian. Ini membantu tanaman dalam
proses fotosintesis dan meningkatkan pertumbuhan.
2. Katalis: MnO digunakan sebagai katalis dalam berbagai reaksi kimia, seperti oksidasi etanol
menjadi asetaldehida dan reduksi nitrogen monoksida menjadi nitrogen.
3. Bahan pencelup: MnO digunakan sebagai bahan pencelup untuk kain, kulit, dan kayu. Ini
memberikan warna coklat, abu-abu, atau hitam pada bahan yang dicelup.
4. Pigmen: MnO digunakan sebagai pigmen dalam industri keramik, kaca, dan cat. Ini
memberikan warna ungu atau hitam pada produk akhir.
5. Baterai: MnO digunakan sebagai bahan aktif dalam baterai lithium-ion. Ini membantu
meningkatkan kapasitas baterai dan umur pakai
2.3 Struktur Kristal dan Kisi Kristal Senyawa Ionik MnO

Gambar 2 :
Struktur Kristal MnO

Senyawa ionik
dalam fase padat dapat
memiliki struktur kristal
tertentu. Kristal senyawa
ionik terdiri dari kation-
kation dan anion-anion yang tersusun secara teratur, berulang, dan bergantian dari ion-ion yang
terdapat dalam suatu kristal menghasilkan kisi kristal dengan bentuk tertentu pula. keelektronegatifan
atom Mn dan atom O dalam skala pauling adalah 1,5 dan 3,5. Perbedaan keelektronegatifan kedua
atom tersebut adalah 2. Dengan demikian MnO merupakan senyawa Ionik yang terdiri dari ion-ion
Mn2+ dan ion-ion O2-.
Senyawa ionik MnO ini mengkristal seperti struktur NaCl. Sel satuan Kristal MnO adalah
kubus berpusat muka (face centered cubic). Kelompok ruang (space group) dari kisi MnO adalah
Fm3m. Pada gambar ion-ion Mn2+ dan O2- digambarkan dengan bola-bola yang berwarna ungu dan
merah. Pada kisi kubus berpusat muka dari MnO dengan ion Mn 2+ sebagai origin (titik perpotongan
antara sumbu x,y dan z), ion Mn2+ dikelilingi oleh 6 ion O2- terdekat dengan geometri oktahedral.
Sedangkan pada O2- sebagai origin, ion O2- dikeliling oleh 6 ion Mn2+ terdekat dengan geometri
oktahedral.

Gambar 3 : Struktur FCC MnO

Jumlah ion pada O2- sebagai origin


Jumlah ion Mn2+ dalam sel satuan = 1/4 x 12 ion + 1 ion
= 4 ion
Jumlah ion O2- dalam sel satuan = 1/8 x 8 ion + 1/2 x 6 ion
= 4 ion
Jumlah spesies MnO dalam sel satuan adalah empat buah.

Jumlah ion pada Mn2+ sebagai origin


Jumlah ion Mn2+ dalam sel satuan = 1/8 x 8 ion + 1/2 x 6 ion
= 4 ion
2-
Jumlah ion O dalam sel satuan = 1/4 x 12 ion + 1 ion
= 4 ion
Jumlah spesies MnO dalam sel satuan adalah empat buah.

2.4 Unsur Pembentuk Senyawa Ionik MnO


a. Unsur Pembentukan Senyawa MnO
1. Mangan dioksida atau mangan(IV) oksida merupakan sebuah sebatian mangan
dengan formula MnO. Sebatian ini boleh ditemui dalam galian pirolusit yang
merupakan salah satu daripada bijih utama mangan. Kegunaan utama sebatian ini
adalah dalam bateri jenis sel kering seperti bateri alkali dan bateri zink-karbon.
2. Oksigen (bahasa Latin: Oxygenium), atau zat asam, terkadang disebut juga sebagai
zat pembakar, adalah unsur kimia yang mempunyai lambang O dan nomor atom 8.
Dalam tabel periodik, oksigen merupakan unsur nonlogam golongan VIA (kalkogen)
dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya
menjadi oksida). Pada temperatur dan tekanan standar, dua atom oksigen berikatan
menjadi O (dioksigen), gas yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau.
Oksigen merupakan unsur paling melimpah ketiga di alam semesta berdasarkan
massa (setelah hidren dan helium)dan unsur paling melimpah di kerak Bumi.
Berdasarkan volume, 20,9% atmosfer bumi adalah oksigen.

b. Elektron Konfigurasi
1. Konfigurasi elektronik keadaan dasar pada Mn adalah :
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d5.

Elektron diisi dalam orbital atom sesuai urutan yang ditentukan oleh prinsip Aufbau,
Prinsip Pengecualian Pauli, dan Aturan Hund.

2. Konfigurasi elektronik keadaan dasar pada O adalah :


1s² 2s² 2p⁴
Elektron diisi dalam orbital atom sesuai urutan yang ditentukan oleh prinsip Aufbau,
Prinsip Pengecualian Pauli, dan Aturan Hund.

c. Sifat Logam atau Nonlogam MnO


1. Mangan (Mn) adalah logam berwarna abu-abu keperakan yang merupakan unsru
pertama logam golongan VIIB, dengan berat atom 54.94 g.mol-1 , nomor atom 25,
berat jenis 7.43g.cm-3 , dan mempunyai valensi 2, 4, dan 7 (selain 1, 3, 5, dan 6).
Mangan digunakan dalam campuran baja, industri pigmen, las, pupuk pestisida,
keramik, eletronik dan alloy (campuran beberapa logam dan bukan logam, terutama
karbon), industri baterai, cat, dan zat tambahan makanan. Di alam mangan (Mn)
jarang seklai berada dalam keadaan unsur. Umumnya dalam keadaan senyawan
dengan berbagai macam valensi. Di dalam hubungannya dengan kualitas air, senyawa
mangan dan besi berubah-ubah tergantung derajat keasaman (pH) air. Perubahan
senyawa besi dan mangan di alam berdasarkan kondisi pH. Oleh karena itu di dalam
sistem pengolahan air, senyawa mangan yang memiliki valensi yang lebih tinggi
tidak larut dalam air sehingga dapat dengan mudah dipisahkan secara fisik. (Eaton
Et.al.2005; Janelle, 2004 dan Said, 2003).
2. Oksigen (O) adalah contoh unsur nonlogam yang sangat umun telah dikenal dan
dimanfaatkan oleh umat manusia sejak zaman kuno. Dewasa ini hampir dipastikan
bahwa setiap orang sadar bahwa ia (bahkan setiap kehidupan) membutuhkan oksigen
yang dikomsumsi lewat pernafasan. Dalam tubuh manusia, oksigen diikat oleh heme,
yang dalam hemoglobin mengikat ion besi (II), dan dalam vitamin mengikat ion
kobalt(III); oksigen yang terikat dalam kedua kompleks heme tersebut dilepas
kembali ketika dibutuhkan. Sementara itu hadirnya unsur-unsur nonlogam dalam
bentuk berbagai pupuk yang kaya akan nitrogen dan fosfor telah lama dikenal dalam
bidang pertanian.

d. Sifat Keelektronegatifan
Elektronegativitas atau sering disebut keelektronegatifan merupakan kecenderungan
atau ukuran kemampuan suatu unsur untuk menarik elektron dan dalam membentuk ikatan
ikatan, semakin besar keelektronegatifan maka suatu atom akan memiliki kecenderungan
lebih tinggi dalam menarik elektron daripada atom yang lain . Sedangkan dalam satu periode,
kecenderungan kenaikan keelektronegatifan terjadi semakin ke kanan letaknya dalam sistem
periodik. Namun perlu diingat bahwa unsurunsuh Gas Mulia atau golongan VIIIA tidak
memiliki keelektronegatifan alias keelektronegatifannya bernilai 0. Keelektronegatifan yang
ada pada Mn adalah 1,5 dan untuk O adalah 3,5 yang bisa dilihat pada gambar tabel periodik
berikut:

e. Energi Ionisasi
Energi ionisasi (IE) adalah energi yang diperlukan untuk mengeluarkan elektron dari tiap mol
spesies dalam keadaan gas. Energi untuk mengeluarkan satu elektron pertama (dari atom
netralnya) disebut sebagai energi ionisasi pertama dan untuk mengeluarkan satu elektron ke
dua disebut energi ionisasi kedua, dan begitu seterusnya untuk pengeluaran satu elektron
berikutnya. Mudah dipahami bahwa mengeluarkan satu elektron pertama dari atom netralnya
akan lebih mudah daripada mengeluarkan satu elektron kedua dan seterusnya dari kation yang
bersangkutan karena pengaruh muatan inti menjadi semakin lebih efektif terhadap elektron
yang semakin berkurang jumlahnya. Energi Ionisasi unsur dari MnO yaitu Mn dan O sebesar
data berikut ini :

Energi Ionisasi Pertama Kedua Ketiga


Mn 7,434 15,64 33,667
O 13,6181 35,117 54,934

Energi ionisasi molar dalam tabel diatas diukur dalam kJ mol . Ini merupakan energi per mol
yang dibutuhkan untuk memindahkan elektron dari atom atau ion dalam bentuk gas.

f. Energi Afinitas Elektron


Afinitas Elektron (electron affinity) yaitu negatif dari perubahan energi yang terjadi
ketika satu elektron diterima oleh atom suatu unsur dalam keadaan gas. Afinitas elektron juga
dinyatakan dalam kJ mol–1. Unsur yang memiliki afinitas elektron bertanda positif, berarti
mempunyai kecenderungan lebih besar dalam menyerap elektron daripada unsur yang afinitas
elektronnya bertanda negatif. Makin positif nilai afinitas elektron, maka makin besar
kecenderungan unsur tersebut dalam menyerap elektron (kecenderungan membentuk ion
negatif). Elektron dapat masuk karena ditarik oleh inti yang bermuatan positif. Energi
Afinitas pada senyawa MnO adalah sebagai data berikut:

Afinitas Elektron eV kJ/mol


Mn -0,5 (2) -50 (19)
O 1,461 108(4) 140.975 5 (3)

Disekitar inti terdapat elektron yang menolak elektron lain yang akan masuk. Jika daya tarik
inti lebih besar dari daya tolak elektron, maka dikeluarkan energi saat elektron masuk, tetapi
bila daya tarik inti lebih lebih kecil maka diperlukan energi untuk memasukkan elektron. Jika
energi keluar, afinitas elektron bertanda positif (eksotermik) dan bila energi diserap maka
bertanda negatif (endotermik) (S, Syukri. 1999).

2.5 Ikatan Yang Terbentuk Dalam Senyawa Ionik MnO


Ikatan ion terjadi karena adanya gaya tarik elektrostatis antara kation dan anion. Sementara
ikatan kovalen terjadi karena adanya pemakaian pasangan elektron bersama. Hal ini terjadi antara
unsur nonlogam dengan nonlogam.
Senyawa MnO terdiri dari unsur Mn yang merupakan unsur logam transisi dan O yang
merupakan unsur nonlogam golongan VIA. Atom Mn akan melepaskan elektron membentuk ion
Mn2+, sementara atom O akan menangkap elektron membentuk ion O 2-. Kemudian ion Mn2+ dan O2-
akan mengalami gaya tarik elektrostatis membentuk MnO sebagaimana reaksi berikut:
Mn2+ + O2- --> MnO. Senyawa MnO yang terbentuk merupakan ikatan ion.

2.6 Energi Pembentukan Senyawa Ionik MnO

Tahap-tahap yang diperlukan dalam pembentukan kristal senyawa ionik beserta perubahan
entalpi yang menyertai setiap tahap tersebut dapat digambarkan dalam suatu daur yang disebut dengan
daur Born-Haber (Born-Haber cycle). Energi yang menyertai Pembentukan senyawa ionik MnO
adalah :
● Energi Atomisasi (ΔHA)
Pada tahap ini padatan Mn diubah menjadi atom-atom Mn dalam fase gas. Atom Mangan
padat menyublim menjadi atom gas dengan menyerap energi panas. Energi yang menyertai
tahap ini disebut energi atomisasi, ΔHA.
● Energi Atomisasi atau Disosiasi (ΔHD)
Pada tahap ini gas O2 diubah menjadi atom-atom O dalam fase gas. Oksigen diatomik pecah
menjadi dua atom individu dengan menyerap energi ikatan, sehingga setiap atom oksigen
menyerap setengah dari energi ikatan molekul oksigen. Energi yang menyertai tahap ini
disebut energi atomisasi atau energi disosiasi ikatan, ΔHD.
● Energi Ionisasi (EI)
Pada tahap ini atom Mn dalam fase gas terionisasi menjadi ion Mn 2+. Energi yang menyertai
tahap ini disebut energi ionisasi, EI. Pada EI 1 merupakan besaran energi yang diperlukan
atom Mn untuk melepas satu elektron menjadi Mn +. Sedangkan pada EI2 merupakan besaran
energi yang diperlukan Mn1+ untuk melepas satu elektron menjadi Mn2+.
● Afinitas Elektron (AE)
Pada tahap ini atom O dalam fase gas terionisasi menjadi ion O 2-. Energi yang menyertai
tahap ini disebut afinitas elektron, AE. Pada AE 1 merupakan besaran energi yang diperlukan
atom O untuk menerima satu elektron menjadi O -. Sedangkan pada AE2 merupakan besaran
energi yang diperlukan Mn- untuk menerima satu elektron menjadi O2-.
● Energi Kisi (U)
Pada tahap ini pasangan-pasangan ion Mn 2+ dan O2- dalam fase gas berubah menjadi kisi
kristal MnO. Energi yang menyertai tahap ini disebut energi kisi, U.

2.7 Aspek Rasio Radius


Mangan oksida (MnO) adalah senyawa anorganik dengan struktur kristal kubik. Untuk
memprediksi struktur kristal MnO, dapat dilakukan analisis berdasarkan rasio jari-jari kation dan
anion. Dalam kasus MnO, jari-jari ionik ion mangan (Mn 2+) adalah sekitar 0,83 Å, sedangkan jari-jari
ionik ion oksida (O2-) adalah sekitar 1,40 Å. Rasio jari-jari kation/anion MnO kira-kira 0,59.
Berdasarkan rasio jari-jari ini, salah satu struktur kristal yang mungkin adalah Natrium
Klorida (NaCl). Dalam struktur kristal NaCl, kation dan anion saling berdekatan, membentuk kisi
kristal kubik biasa. Namun kenyataannya, MnO memiliki struktur kristal berbentuk berlian
(diamond). Hal ini menunjukkan bahwa faktor lain seperti energi ikat dan faktor termodinamika juga
mempengaruhi struktur kristal yang terbentuk.
Fakta eksperimen menunjukkan bahwa struktur kristal MnO adalah berlian, yang berbeda
dengan prediksi berdasarkan rasio jari-jari. Hal ini menunjukkan bahwa analisis rasio radius tidak
selalu dapat memprediksi struktur kristal dengan akurasi yang tinggi. Namun, analisis rasio radius
masih dapat digunakan sebagai metode untuk memprediksi struktur kristal asli, yang kemudian dapat
dikonfirmasi atau dikoreksi dengan data eksperimen yang lebih lengkap dan akurat.

2.8 Energi Kisi Kristal senyawa MnO dengan Pers. Kapustinskii


Kapustinskii menyatakan bahwa tetapan Mandelug (A), jarak antara kation dan anion,
dan rumus empirik dari senyawa ionik adalah berhubungan. Dia menyarankan bahwa untuk suatu
senyawa ionik yang tidak diketahui struktur kristalnya, besarnya energi kisinya dapat diperkirakan
berdasarkan persamaan berikut:
( )
−¿
Z 34 ,5
+¿ 1− ¿
ro ro kJ/mol
U =120.200 v Z ¿
dengan v adalah jumlah ion per “spesies” senyawa ionik dan ro adalah jumlah jari jari
kation dan anion, ro = r+ + r-, dalam satuan pm. jari jari ion yang digunakan adalah bersesuaian
dengan bilangan koordinasi dari ion ion tersebut.(Effendy, 2016)
Struktur kristal MnO adalah sama dengan struktur kristal NaCl. Bilangan koordinasi
2+¿¿ 2−¿¿
Mn dan O adalah 6, sehingga jari- jari ion-ion tersebut harus diambil untuk bilangan
koordinasi 6. Dalam senyawa MnO diketahui:
● v :2
+ ¿¿
● Z : +2
−¿¿
● Z : -2
2+¿¿
● r( Mn ) : 81pm
● r(O 2−¿¿) : 126pm
● ro : 207 pm
Maka,
( )
−¿
Z 34 ,5
+¿ 1− ¿
ro ro kJ/mol
U =120.200 v Z ¿
U=
120.200 ×2 ×2 ×(−2)
207
1−
34 , 5
207
kJ/mol( )
U = -3871,17 kJ/mol

2.9 Reaksi Pelarutan Senyawa Ionik MnO Dalam Air


Reaksi pelarutan mangan dioksida alami mengubahnya menggunakan dinitrogen tetraoksida
dan air untuk larutan mangan(II) nitrat. Penguapan air, meninggalkan kristal garam nitrat. Pada suhu
400 °C, garam terurai, melepaskan N 2O4 dan meninggalkan residu mangan dioksida murni. dua
langkah Ini dapat diringkas sebagai:
MnO+ N2O4 ⇌ Mn(NO3)
Dalam proses yang lain mangan dioksida direduksi secara karbotermis menjadi mangan(II)
oksida yang dilarutkan dalam asam sulfat. Larutan yang disaring diperlakukan dengan amonium
karbonat untuk mengendapkan MnCO3. Karbonat dikalsinasi di udara untuk memberikan campuran
mangan(II) dan mangan(IV) oksida. Untuk menyelesaikan proses, suspensi dari bahan ini dalam asam
sulfat diobati dengan natrium klorat. Asam klorat, yang membentuk in situ, mengkonversi setiap
Mn(III) dan Mn(II) oksida ke dioksida, melepaskan klorin sebagai produk turunan.

2.10 Energi yang menyertai ketika senyawa ionik MnO larut dalam air atau bereaksi dengan
air
Tidak semua senyawa ionik mudah larut dalam air ada juga yang sukar larut dalam air hal ini
terjadi karena bergantung pada besarnya energi kisi dan besarnya entalpi solvasi yang menyertai
proses pelarutan senyawa tersebut. Pada pelarutan senyawa ionik dalam air energi kisi menghalangi
larutnya senyawa ionik sedangkan energi solvasi mendorong larutnya senyawa ionik dalam air.
Perubahan entalpi larutan ( Δ H larut an ¿ dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.
Δ H larutan = -U + Δ H solvasi( M +¿¿ ) + Δ H solvasi( X −¿¿)

Perubahan entalpi solvasinya ( Δ H solvasi) dapat diperkirakan dengan persamaan berikut.


Δ H solvasi = -69.500 ( Z 2 /r ef ) kJ/mol
Dengan Z merupakan muatan ion dari r ef merupakan jari jari ion ditambah suatu tetapan,
yaitu 85pm, yang merupakan jari jari atom oksigen. Maka perhitungan dari senyawa MnO adalah
sebagai berikut:
2+¿¿
● Mn

Δ H solvasi( Mn 2+¿¿) = -69.500 (22 /166) kJ/mol


Δ H solvasi( Mn 2+¿¿) = -1.674,69 kJ/mol
2−¿¿
● O
Δ H solvasi(O2−¿¿) = -69.500 (22 /211) kJ/mol
Δ H solvasi(O2−¿¿) = -1.317,54 kJ/mol

maka diperoleh nilai perupahan entalpi sebesar:

Δ H larutan = -U + Δ H solvasi( M +¿¿) + Δ H solvasi( X −¿¿)


Δ H larutan = -(-3871,17) + (-1674,69) + (-1317,54)
Δ H larutan = 878,94 kJ/mol
Dari perhitungan tersebut didapat nilai perubahan entalpi sebesar 878,94 kJ/mol yang
berharga positif maka dapat disimpulkan bahwa pelarutan senyawa MnO dalam air berlangsung
secara endotermik.
Pelarutan yang berlangsung secara endotermik terjadi secara tidak spontan apabila perubahan
entropi tidak dapat mengatasi perubahan entalpi. pelarutan senyawa ionik dalam air cenderung makin
mudah dengan naiknya temperatur.(Effendy, 2016)

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Senyawa ionik MnO (mangan oksida) adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion mangan dan
oksigen. Senyawa ionik MnO memiliki beberapa kegunaan yaitu sebagai pupuk dalam bidang
pertanian, sebagai katalis, sebagai bahan pencelup untuk kain, sebagai pigmen dalam industri keramik
dan juga baterai. Senyawa ionik MnO (mangan oksida) mengkristal seperti struktur NaCl, dengan sel
satuan berpusat muka (FCC). Senyawa ionik MnO memiliki struktur kristal yang berbentuk berlian
(diamond). Jumlah spesies MnO dalam sel satuan adalah empat buah. Dalam tabel periodik sifat
keelektronegatifan pada Mn adalah 1,5 dan untuk O adalah 3,5. Energi ionisasi unsur dari MnO yaitu
Mn yang pertama sebesar 7,434, yang kedua 15,64 dan yang ketiga 33,667 sedangkan energi ionisasi
O yang pertama adalah 13,6181, yang kedua 35,117 dan yang ketiga 54,934 kJ/mol. Untuk afinitas
elektron dari unsur MnO yaitu Mn -50 (19) kJ/mol lalu untuk O 140,9755 (3).
Dalam senyawa ionik MnO ikatan yang terbentuk adalah ikatan ion. Ikatan ion tersebut
terjadi ketika Atom Mn akan melepaskan elektron membentuk ion Mn 2+, sementara atom O akan
menangkap elektron membentuk ion O 2-. Kemudian ion Mn2+ dan O2- akan mengalami gaya tarik
elektrostatis membentuk MnO. Energi pembentukan yang terdapat dalam senyawa ionik MnO terdiri
dari beberapa tahap yaitu energi atomisasi, energi atomisasi atau disosiasi, energi ionisasi (EI),
afinitas elektron (AE) dan energi kisi (U). Besarnya energi kisi senyawa MnO adalah -3871,17
kJ/mol. Reaksi pelarutan mangan dioksida alami mengubahnya menggunakan dinitrogen tetraoksida
dan air untuk larutan mangan(II) nitrat. Penguapan air, meninggalkan kristal garam nitrat. Pada suhu
400 °C, garam terurai, melepaskan N 2O4 dan meninggalkan residu mangan dioksida murni. Nilai
perubahan entalpi sebesar 878,94 kJ/mol yang berharga positif maka dapat disimpulkan senyawa
MnO dalam air berlangsung secara endotermik.

DAFTAR PUSTAKA

Effendy. 2020. Perspektif Baru Ikatan Ionik (Edisi 4). Malang: Indonesia Academic Publishing.

Wells, A.F. (1984). Structural Inorganic Chemistry (5th ed.). Oxford: Clarendon Press. ISBN 0-19-
855370-6.

Chen, C. H., & Hsu, Y. K. (2021). MnO as a cathode material for lithium-ion batteries: a review.
Journal of Materials Chemistry A, 9(12), 7436-7450.

Memon, A. A., Kazi, A. A., Dhilon, S. A., & Mallah, A. A. (2018). Dyeing of cotton with natural
dyes extracted from fruit peels using MnO as a mordant. Journal of Natural Fibers, 15(6), 829-841.
Lin, Y., He, L., & Guo, L. (2020). MnO-based pigments for ceramic glazes: a review. Journal of the
European Ceramic Society, 40(5), 1671-1683.

Rahma R. , “Rumus Kimia MnO, Jenis Senyawa, dan Nama Senyawa”. Diakses pada 2 Mei 2023.
https://roboguru.ruangguru.com/forum/rumus-kimia-mno-jenis-senyawa-nama-senyawa-_FRM-
59GO5M4M

https://id.wikipedia.org/wiki/Mangan_dioksida

https://www.schoolmykids.com/learn/periodic-table/mn-manganese

https://www.schoolmykids.com/learn/periodic-table/o-oxygen

http://eprints.polsri.ac.id/5170/3/BAB%20II.pdf

https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F%2Frepository.ut.ac.id
%2F4476%2F2%2FPEFI4315-
M1.pdf&psig=AOvVaw2AGOckvl45yPM76H39JeLB&ust=1683897373261000&source=images&cd
=vfe&ved=0CBEQjRxqFwoTCNDFvq667f4CFQAAAAAdAAAAABAE

Anda mungkin juga menyukai