Disusun Oleh:
Kelompok : 3 (Tiga)
PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
Dengan nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang dengan ridha-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Shalawat dan salam tetap kami
haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW dan untuk para
keluarga, sahabat dan pengikut-pengikut beliau yang setia mendampingi beliau.
Terimakasih kepada keluarga, dosen, dan teman-teman yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini yang dengan do’a dan bimbingannya makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik dan lancar.
Tidak ada gading yang tidak retak, demikian pula makalah ini. Oleh karena
itu saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
KATA PENGANTAR.................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I ....................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................... 5
BAB II ...................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
2.1 Pengertian Senyawa Kompleks .................................................................................... 6
2.2 Sejarah Senyawa Kompleks ......................................................................................... 8
2.3 Tata Nama Senyawa Kompleks ................................................................................... 9
2.4 Isomerisasi dalam Senyawa Kompleks ...................................................................... 10
2.5 Pembentukan Ikatan dan Sifat Ion Kompleks ............................................................ 12
2.6 Warna Kompleks Logam Transisi ............................................................................. 15
2.7 Sifat Magnetic dari Ion Kompleks ............................................................................. 16
BAB III ................................................................................................................................... 17
PENUTUP .............................................................................................................................. 17
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 17
3.2. Saran ......................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 18
Senyawa kompleks merupakan senyawa yang terdiri dari ion logam dan
ligan. Ligan dapat berupa molekul atau anion yang menyumbangkan sepasang
elektronnya untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi. Runutan ion-ion logam
essensial bagi kesehatan organisme hidup sering terdapat sebagai ion kompleks.
Selain itu senyawa kompleks juga penting dalam laboratorium kimia, industri, dan
lingkungan. Umumnya logam transisi mudah membentuk senyawa kompleks
dengan molekul netral karena logam transisi mempunyai kulit d atau f yang tidak
terisi penuh.
Warna-warna cerah yang terlihat pada kebanyakan senyawa kompleks dapat
dijelaskan dengan teori medan kristal. Warna yang muncul sebagai warna senyawa
kompleks tersebut adalah warna komplemen dari warna yang diserap dalam proses
eksitasi tersebut. Selain itu isomerisasi dalam senyawa kompleks juga perlu dikaji
guna memperlajari bagaimana isomer-isomer yang ada di senyawa kompleks.
Berdasarkan hal tersebut, maka disusunlah makalah ini guna menjelaskan tentang
pengertian, sejarah, tata nama, isomerisasi, pembentukan ikatan dan sifat ion
kompleks, warna kompleks logam transisi, serta sifat megnetik dari ion kompleks.
Senyawa kompleks adalah senyawa yang mengandung paling tidak satu ion
kompleks. Ion kompleks terdiri dari satu atom pusat(central metal cation) berupa
logam transisi ataupun logam pada golongan utama, yang mengikat anion atau
molekul netral yang disebut ligan (ligands). Agar senyawa kompleks dapat
bermuatan netral, maka ion kompleks dari senyawa tersebut, akan bergabung
dengan ion lain yang disebut counter ion. Jika ion kompleks bermu-atan positif,
maka counter ion pasti akan bermuatan negative dan sebaliknya.
NH3 dapat menyumbang satu atomnya untuk beri-katan. Ligan bidentat dapat
menyumbang dua atomnya dan ligan polidentat dapat menyumbang lebih dari dua
atomnya.
Setelah dilakukan eksperimen oleh werner ternyata mucul gagasan baru dari
werner. Werner mengusulkan suatu ide kompleks koordinasi. Kompleks koordinasi
memiliki atom pusat dikelilingi oleh molekul atau anion yang berikatan secara
kovalen dengan jumlah yang tetap. Kompleks koordinasi bisa dalam keadaan netral
Kelompok 3 Senyawa Kompleks | 8
atau bermuatan. Untuk membentuk netral maka kompleks harus bergabung dengan
counter ion. Dalam gagasannya Werner juga mengusulkan dua jenis valensi,
valensi primer dan valensi sekunder. Valensi primer dikenal dengan biloks atom
pusat sedangkan valensi sekunder dikenal dengan bilangan koordinasi. Padahal
Werner adalah seorang ahli kimia organik, namun dia sangat berjasa dibidang
anorganik terutama senyawa kompleks. Maka, atas jasanya itulah werner mendapat
penghargaan nobel pada tahun 1913.
Hal yang penting diingat dalam menuliskan rumus dari senyawa kompleks adalah:
1. Isomer struktur
Dua senyawa yang memiliki rumus kimia yang sama, tetapi dihubungkan
dengan atom yang berbeda disebut isomer struktur. Senyawa kompleks
memiliki dua jenis isomer struktur yakni isomer koordinasi (posisi) dan isomer
rantai.
Kelompok 3 Senyawa Kompleks | 10
a. Isomer koordinasi, terjadi pada saat susunan dari ion kompleks berubah
tetapi senyawanya tetap. Isomer ini terjadi ketika ligan dan counter ion
saling bertukar posisi, seperti pada [Pt(NH3)4Cl2](NO2)2 dan
[Pt(NH3)4(NO2)2]Cl2.
b. Isomer rantai, terjadi ketika susunan dari ion kompleks tetap sama
namun terikat pada ligan dengan atom penyumbang (donor atom) yang
berbeda. Beberapa ligan dapat beri-katan dengan ion logam dengan 2
atom penyumbang (donor atom). Contohnya ion ni-trit dapat berikatan
dengan pasangan atom N tunggal ( nitro, O2N: ) atau dengan atom O (
2) Tetrahedral
Ion logam yang mempunyai subkulit d yang terisi penuh, seperti Zn2+,
biasanya akan membentuk kompleks tetrahedral. Contohnya ion
[Zn(OH)4] 1 orbital 4s dan 3 orbital 4p dalam Zn berhibridisasi.
3) Segiempat Datar
Ion logam dengan orbital d8 biasanya akan membentuk ion kompleks
berbentuk segi empat datar. Contohnya dalam ion [Ni(CN) 4]2-. 1 orbital 3d,
1 orbital 4s, dan 2 orbital 4p dalam Ni2+ akan bergabung membentuk em-
pat orbital dsp2. Di dalam orbital d 8 dari Ni2+, terdapat dua orbital yang
orbital t2g.
Pemisahan energy dalam orbital ini disebut efek medan Kristal, dan
perbedaan energy antara eg dan t2g disebut energy pemisahan. Energy
pemisahan ini di-pengaruhi oleh ligan. Semakin kuat ligan, maka
energy pemisahan semakin besar dan sebaliknya. Besarnya energy
pemisahan ini yang nantinya akan mempengaruhi warna dan sifat
magnetic dari kompleks.
3.1 Kesimpulan
1. Senyawa kompleks adalah senyawa yang mengandung paling tidak satu ion
kompleks. Ion kompleks terdiri dari satu atom pusat(central metal cation)
berupa logam transisi ataupun logam pada golongan utama, yang mengikat
anion atau molekul netral yang disebut ligan (ligands).
2. Senyawa koordinasi telah dikenal selama hampir 200 tahun ketika
kimiawan muda Swiss Alfred Werner mulai mempelajarinya pada tahun
1980-an.
3. Tata nama senyawa kompleks mengikuti aturan tertentu, seperti kation
ditulis terlebih dahulu baru anion. Dalam ion kompleks, ligan harus diberi
nama terlebih dahulu menurut abjad, sbelum ion logamnya, dan seterusnya.
4. Isomerisasi dalam senyawa kompleks dibagi menjadi isomer struktur dan
isomer ruang. Isomer struktur terdiri dari isomer koordinasi dan isomer
rantai, sedangkan isomer ruang terdiri dari isomer geometri dan isomer
optik.
5. Pembentukan ikatan dan sifat ion kompleks mengikuti dua teori yakni teori
ikatan valensi dan teori medan kristal.
6. Warna-warna cerah yang terlihat pada kebanyakan senyawa koordinasi
dapat dijelaskan dengan teori medan kristal ini.
7. Ion kompleks memiliki sifat magnetik. Sifat magnetik ini disebabkan
adanya subkulit d yang tidak terisi penuh pada ion pusatnya.
3.2. Saran
Materi dalam makalah ini belum mencakup materi senyawa kompleks
secara keseluruhan, jadi diharapkan agar kiranya pembaca mencari sumber lain
untuk lebih memperdalam materi mengenai senyawa kompleks.
Cotton, F. Albert dan Wilkinson, Geoffrey. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta:
UI-Press
Faliza, Fedina. 2015. Senyawa Kompleks. (Online). https://www.academia.
edu/30491404/Makalah_Senyawa_Kompleks. (Diakses pada tanggal 25
Januari 2019).
Kirna, I Made dan I Nyomansuardana. 2004. Ikatan Kimia. Singaraja: IKIP Negeri
Singaraja.
Obelia, Neli. 2014. Makalah Senyawa Kompleks. (Online). https://www.scribd.com
/doc/228938830/Makalah-Senyawa-Kompleks. (Diakses pada tanggal 25
Januari 2019).