Disusun Oleh:
Kelompok V
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Metal dan Alloy" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Material Sains yang dibimbing
oleh Ibu Dosen Dara Nurfika Sari ST., M. PKim. Makalah ini disusun dengan harapan
pembaca dapat mengerti lebih dalam tentang metal dan alloy secara lebih luas. Penyusun juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh
dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, penyusun berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
sarana yang membangun.
Kelompok V
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
1.2 Tujuan..........................................................................................................................3
1.3 Manfaat........................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
ISI...............................................................................................................................................4
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………15
3.2 Saran………………………………………………………………………………..15
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………...16
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui jenis, sifat dan proses
pembuatan besi alloy dan non-besi alloy.
1.3 Manfaat
Penulisan makalah bermanfaat untuk:
1. Dapat mengetahui pengertian metal alloy
2. Mengetahui berbagai macam paduan pada logam
3. Mengetahui proses pembuatan besi alloy dan non-alloy
4. Mengetahui sifat keelektrikan, kemagnetikan, dan keoptikan suatu logam metal dan
alloy
3
BAB II
ISI
4
Logam. yang memiliki sifat allotropi misalnya, setiap bentuk allotropinya merupakan fase
tersendiri, walaupun komposisi kimia dan keadaan fisiknya sama.
Paduan dalam keadaan padat mempunyai 3 (tiga) kemungkinan macam fase, yaitu :
1. Logam Murni
Pada kondisi seimbang (equilibrium), suatu logam murni akan mengalami perubahan
fase pada suatu temperatur tertentu, perubahan fase dari padat ke cair akan terjadi pada
temperatur tertentu, dinamakan titik cair, dan perubahan ini berlangsung pada temeperatur
tetap hingga seluruh perubahan selesai.
2. Senyawa
Senyawa adalah gabungan dari beberapa unsur dengan perbandingan tertentu dan
tetap. Senyawa mempunyai sifat dan struktur yang sama sekali berbeda dari unsur unsur
pembentuknya. Senyawa juga mempunyai titik lebur dan titik beku yang tetap, seperti pada
logam murni. Ada tiga macam senyawa yang sering dijumpai, yaitu :
Senyawa Intermetalik, biasanya terbentuk dari logam logam yang sifat kimianya
sangat berbeda dan kombinasinya mengikuti aturan valensi kimia. Ikatan atom-
atomnya sangat kuat (ionik atau kovalen), sehingga sifatnya seperti non-metal,
keuletan rendah, konduktifitas listrik juga rendah dan struktur kristalnya kompleks.
Contohnya: CaSe, Mg2Pb, Mg2Sn, Cu2Se.
Senyawa Interstisi, terbentuk dari logam logam transisi seperti Scandium (Sc),
Titanium (Ti), Tantalum (Ta), Wolfram (W), dan besi (Fe) dengan H, O, C, Bo dan
N. Kelima unsur ini diameter atomnya sangat kecil sehingga dapat masuk ke dalam
kisi kristal logam di atas secara interstisi. Senyawa interstisi bersifat metalik,
komposisi kimia mungkin dapat bervariasi dalam daerah yang sempit, titik leburnya
tinggi dan sangat keras. Contohnya: Fe3C, TiC, TaC, W2C, Fe4N, CrN, TiH.
Senyawa elektron, terbentuk diantara logam logam Cu, Au, Ag, Fe, dan Ni dengan
Cd, Mg, Sn, Zn, dan Al. Senyawa ini terjadi dengan komposisi kimia sedemikian rupa
sehingga mendekati perbandingan jumlah elektron valensi dengan jumlah atom yang
tertentu. Senyawa ini sifatnya sudah mendekati larutan padat, seperti komposisi yang
bervariasi, keuletan tinggi, kekerasan rendah. AgCd, AgZn, AuMg, FeAl, Cu 2Sn,
Ag2Cd.
5
Solute merupakan bagian yang lebih sedikit, sedangkan solvent adalah bagian yang lebih
banyak. Ada tiga kemungkinan kondisi larutan, yaitu :
1. Unsaturated (tidak jenuh), bila jumlah solute yang terlarut masih dibawah jumlah
yang mampu dilarutkan oleh solvent pada tekanan dan temperatur tertentu.
2. Saturated (jenuh), bila jumlah solute yang terlarut tepat mencapai batas kelarutannya
dalam solvent.
3. Supersaturated (super jenuh), bila jumlah solute yang larut telah melewati batas
kelarutannya pada temperatur dan tekanan tertentu.
3 Jenis-Jenis Alloy
1. Aloi Selitan
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa di dalam kristal logam yang atom- atomnya
membentuk susunan rapat heksagonal atau susunan rapat kubus terdapat tempat selitan
tetrahedral dan tempat selitan oktahedral. Dalam kristal logam yang atom-atomnya
membentuk susunan kubus berpusat badan atau susunan yang lain juga terdapat tempat-
tempat selitan. Jumlah tempat selitan tersebut adalah banyak sekali. Atom logam yang lain
atau altom nonlogam yang ukurannya sama atau lebih kecil dari ukuran tempat selitan yang
ada dapat menempati tempat selitan terebut sehingga terbentuk aloi selitan. Ditempatinya
tempat-tempat selitan oleh atom-atom logam atau oleh atom-atom nonlogam yang ukurannya
sama atau lebih kecil dianggap tidak merubah struktur dari atom-atom kristal logam
murninya.
Aloi selitan ada dua macam yaitu aloi selitan acak (random) dan aloi selitan teratur.
Pada aloi selitan acak atom-atom dari unsur yang dipadukan mengisi tempat-tempat selitan
pada logam induk secara acak, sedangkan pada aloi selitan teratur atom-atom dari unsur yang
dipadukan mengisi tempat-tempat selitan pada logam induk secara teratur dan berulang
(periodik).
Komposisi dari aloi selitan yang diperoleh tergantung pada banyaknya tempat selitan
yang ditempati oleh atom-atom dari unsur yang dipadukan, sehingga sifat fisik dari aloi
selitan yang diperoleh adalah bervariasi. Secara umum sifat fisik dari aloi selitan adalah
sebagai berikut:
a. Struktur kristal dari logam induk pada aloi sama seperti struktur logam dalam kristal
murninya.
b. Dapat menghantarkan panas dan listrik.
c. Lebih keras tetapi lebih rapuh dibandingkan logam murniya.
6
d. Lebih sulit ditempa atau diregangkan dibandingkan logam murniya.
e. Massa jenisnya lebih tinggi dibandingkan massa jenis logam murniya.
f. Titik leburnya relatif lebih tinggi dibandingkan titik lebur logam murninya.
Massa jenis aloi selitan selalu lebih besar dibandingkan massa jenis logam murninya
karena beberapa tempat selitan yang semula kosong terisi oleh atom dari unsur yang
dipadukan. Massa jenis aloi selitan semakin besar dengan bertambahnya persentase tempat
selitan yang terisi oleh atom dari unsur yang dipadukan.
2. Aloi Substitusi
Pada aloi substitusi atom-atom dari unsur yang dipadukan menggantikan sebagian
atom-atom dari logam murni. Aloi substitusi terjadi apabila ukuran dari atom-atom unsur
yang dipadukan lebih besar dari ukuran tempat selitan tetrahedral dan tempat selitan
oktahedral yang ada di dalam kristal logam murninya. Ada dua macam aloi substitusi yaitu
aloi substitusi acak (random substitutional alloy) dan aloi substitusi teratur (ordered substitusi
alloy) atau kisi super (superlattice). Pada aloi substitusi acak atom-atom dari unsur yang
dipadukan menggantikan posisi dari sebagian atom-atom logam murninya secara tidak
teratur, sedangkan pada aloi substitusi teratur atom- atom dari unsur yang dipadukan
menggantikan posisi dari sebagian atom- atom logam murninya secara teratur dan periodik.
Menurut Hume dan Rothery aloi substitusi dengan segala komposisi dapat terjadi
antara dua macam logam apabila tiga syarat di bawah terpenuhi yaitu:
(1) Perbedaan jari-jari atom logam yang dipadukan tidak lebih dari 15%.
(2) Dua logam yang dipadukan memiliki struktur kristal yang sama.
(3) Dua logam yang dipadukan memiliki sifat kimia, khususnya elek- tronvalensi yang
sama.
Apabila satu, dua, atau tiga persyaratan di atas tidak terpenuhi maka dua logam yang
dipadukan hanya dapat membentuk aloi substitusi dengan rentangan komposisi tertentu.
Dalam hal ini ada kecenderungan bahwa rentangan komposisi yang diperoleh semakin kecil
dengan semakin banyaknya persyaratan yang tidak terpenuhi.
8
2. Proses Optik
Transmitansi, absorbansi, dan reflektansi merupakan sifat optik dari suatu material
yang ada kaitannya dengan interaksi antara material dengan gelombang elektromagnetik
seperti cahaya, khususnya cahaya tampak. Spektrum transmisi menunjukkan fungsi transmisi
terhadap panjang gelombang. Spektrum absorbsi menunjukkan fungsi koefisien absorbsi
terhadap energi foton cahaya. Pengukuran sifat optik menggunakan gelombang
elektromagnetik dari ultraviolet sampai inframerah. Parameternya adalah panjang gelombang
(λ), energi (hv).
Transmitansi merupakan perbandingan antara intensitas cahaya setelah dan sebelum
melewati material semikonduktor. Penentuan besarnya band gap dari pengukuran absorbsi
optik dipengaruhi oleh beberapa hal. Pengaruh yang pertama adalah terbentuknya band tail
atau energi urbach. Energi urbach terjadi karena adanya keadaan terlokalisasi (localized
states) pada band gap sebagai akibat dari keacakan struktur penyusun film dan ditambah
dengan adanya konsentrasi doping yang tinggi (Saragih, Horasdia, Aliah, Sustini, Limbong,
& Hutapea, 2010) atau cacat kristal dan tergabung dalam pita konduksi dan pita valensi. Efek
ini menghasilkan tepi eksponensial dalam bahan semikonduktor (Wiyatmo, Sugianto, &
Supomo 2004). Efek penyusutan pita konduktor ini disebabkab karena adanya keacakan
struktur penyusun film pada kisi atom yang didoping (host).
Pada besi paduan, secara umum dan secara keseluruhan memiliki keoptikan yang
baik, karena sebagian besar logam dapat mengikat dan menyerap energi dari cahaya.
Absorbsi foton tergantung pada sifat bahan semikonduktor dan panjang gelombang cahaya
yang datang. Absorbsi suatu bahan semikonduktor menyebabkan terjadinya eksitasi elektron
dari pita valensi menuju pita konduksi. Proses transisi elektron dari pita valensi menuju pita
konduksi tersiri dari transisi langsung dan transisi tidak langsung.
3. Proses Magnetik
Berdasarkan perilakunya dalam medan magnetik, zat-zat diklasifikasikan sebagai
diamagnetik apabila zat tersebut sedikit ditolak ke luar medan; paramagnetik apabila sedikit
ditarik ke dalam medan; atau feromagnetik apabila ditarik kuat ke dalam medan magnetik.
Unsur transisi periode keempat dan senyawa-senyawanya umumnya bersifat paramagnetik.
Feromagnetik hanya diperlihatkan oleh beberapa logam, yaitu besi, kobalt, dan nikel, serta
logam-logam paduan tertentu. Berdasarkan sifat kemagnetan bahan, dibagi menjadi beberapa
golongan, yaitu diamagnetik, paramagnetik dan feromagnetik.
a. Diamagnetik
Diamagnetik adalah sifat suatu benda umtuk menciptakan suatu medan magnet ketika
9
dikenai medan magnet. Sifat dari bahan ini menyebabkan efek tolak menolak. Pada dasarnya
bahan diamagnetik sangat sulit dipengaruhi oleh medan magnet luar. Apabila diberi pengaruh
medan magnet dari luar, maka elektron- elektron dalam atom akan berubah gerakannya
sedemikian hingga menghasilkan resultan medan magnet atomis yang arahnya berlawanan
(Adhi, :6). Elemen tanpa momen magnetik elektronik atomik permanen tidak dapat
menunjukkan paramagnetik atau feromagnetik. Atom atom ini telah mengisi cangkang
elektron dan oleh karena itu tidak ada momen magnetik bersih.
b. Paramagnetik
Magnet dengan sifat bahan paramagnetik bisa juga disebut magnet sementara atau
magnet tidak tetap. Material paramagnetik dapat menarik dan menolak benda benda logam,
namun jika medan magnet eksternal dijauhkan, material paramagnetik juga akan kehilangan
daya magnetnya (Adhi, :6). Biasanya paramagnetik memiliki atom dan molekul dengan
jumlah elektron ganjil sehingga ada spin elektron yang tidak berpasangan dan menghasilkan
momen manget neto. Bahan ini jika diberi medan magnet dari luar, maka elektron-
elektronnya akan bergerak sedemikian rupa sehingga resultan medan magnet atomisnya
searah dengan medan magnet luar. Pada material paramagnetik ini, terkadang efek
diamagnetik juga dapat timbul, akan tetapi pengaruhnya sangatlah kecil.
Bahan paramagnetik dan diamagnetik mempunyai sifat kemagnetan yang lemah.
Akan tetapi jika solenoida dimasuki bahan ini akan dihasilkan induksi magnetik yang lebih
besar. Adapun bahan yang tergolong paramagnetik antara lain mangan, platina, kromium,
aluminium. Dalam padatan ini sifat magnetik ditentukan oleh elektron 4f yang sangat
terlokalisasi dan terikat erat dengan nucleus dan secara efektif terlindungi oleh elektron
terluar dari medan magnet di situs ionic yang disebabkan oleh atom-atom lain dalam kisi
kristal, yaitu medan kristal. Semua logam feromagnetik seperti kobalt, besi dan nikel akan
menjadi paramagnetik apabila berada di atas titik curie mereka, seperti halnya kromium
logam antiferomagnetik dan mangan di atas temperatur transisi mereka masing-masing dari
35 oC dan – 173 oC (Jiles, 1991: 82). Logam paramagnetik yang tidak menunjukkan keadaan
feromagnetik meliputi semua logam alkali (seri natrium) dan logam alkali tanah (seri
kalsium) dengan pengecualian berylium.
c. Feromagnetik
Feromagnetik merupakan benda yang dapat ditarik dengan kuat oleh suatu magnet.
Benda magnetik yang bukan magnet biasanya dapat diolah menjadi magnet, akan tetapi
setiap benda memiliki tingkat kesulitan yang berbeda jika ingin diubah menjadi magnet.
Pada bahan feromagnetik, masing-masing atom memiliki medan magnet yang sangat
10
kuat, sehingga interaksi diantara atom-atom yang lainnya menyebabkan sebagian besar atom
akan mensejajarkan diri membentuk domain. Domain merupakan atom-atom yang
mensejajarkan dirinya dalam suatu daerah hingga membentuk kelompok. Bahan ini jika
diberi medan magnet dari luar, maka domain-domainnya akan mensejajarkan diri searah
dengan medan magnet dari luar. Sebelum diberi medan magnet dari luar, bahan feromagnetik
ini mempunyai domain yang momen magnetiknya kuat, tetapi arah dari momen magnetiknya
berbeda-beda dari satu domain ke domain yang lainnya.
Semakin kuat medan magnet dari luar, maka semakin banyak domain- domain yang
mensejajarkan dirinya sehingga medan magnet yang ada pada bahan feromagnetik akan
semakin kuat. Apabila seluruh domain terarahkan, penambahan medan magnet luar tidak
memberi pengaruh apa-apa karena tidak ada lagi domain yang perlu disearahkan, sehingga
kemagnetannya merupakan magnet permanen (Adhi, :5). Pada keadaan ini, dinamakan
keadaan saturasi atau jenuh. Adapun yang termasuk kedalam bahan feromagnetik yaitu besi,
baja, cobalt, nikel dan lai-lain.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Metal Alloy adalah campuran dari dua atau lebih logam, logam dan non- logam yang
membentuk material dengan sifat baru. Alloy ini telah ditemukan dan dikembangkan
sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu dari berbagai kebudayaan. Pada masa
lalu penggunaan alloy hannya terbatas pada pembuatan senjata tajam dan peralatan
rumah tangga. Namun saat ini penggunaan alloy menjadi sangat luas dan spesifik.
2. Alloy memiliki manfaat yang sangat penting dalam mengembangkan teknologi dan
ilmu pengetahuan. Dengan digunakannya bahan-bahan alloy pada mesin pendorong
jet, maka proses aviation dalam mesin jet berjalan dengan lancar dan lebih aman.
Contoh Metal Aloy adalah : Kuningan, perunggu, dll.
3. Metal Alloy sangat penting bagi kebutuhan sehari-hari manusia karena pada
percampuran logam tersebut akan menghasilkan bahan yang dapat menjadi bahan
baku perabotan rumah tangga sampai perhiasan pada wanita. Penulis mengaharpkan
dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi pembaca
dan penulis.
3.2 Saran
Dalam proses pembuatan Metal Alloy diperlukan ketelitian yang baik agar
mengasilkan produk yang berkualitas tanpa cacat sedikitpun dan bernilai harga tinggi. Dalam
penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyaknya kekurangan. Maka
dari itu penulis meminta kritik dan saran kepada pembaca demi perbaikan dan peningkatan
dalam penulisan makalah Metal Alloy ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
16