Anda di halaman 1dari 44

KLASIFIKASI BAHAN / MATERIAL

DI SUSUN OLEH:

NAMA : KIKI JOHAN TAMPUBOLON

NIM : 201970006

PRODI : TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2020
KLASIFIKASI DAN SIFAT MATERIAL
Bahan / material merupakan kebutuhan bagi manusia mulai zaman dahulu sampai sekarang.
Kehidupan manusia selalu berhubungan dengan kebutuhan bahan seperti pada transportasi,
rumah, pakaian, komunikasi, rekreasi, produk makanan dll.

Perkembangan peradaban manusia juga bisa diukur dari kemampuannya memproduksi dan
mengolah bahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. (jaman batu, perunggu dsb).

Pada tahap awal manusia hanya mampu mengolah bahan apa adanya seperti yang tersedia
dialam misalnya : batu, kayu, kulit, tanah dsb. Dengan perkembangan peradaban manusia
bahan - bahan alam tsb bisa diolah sehingga bisa menghasilkan kualitas bahan yang lebih
tinggi.

Pada 50 tahun terakhir para saintis menemukan hubungan sifat - sifat bahan dengan elemen
struktur bahan. Sehingga bisa diciptakan puluhan ribu jenis bahan yang mempunyai sifat -
sifat yang berbeda.

Material adalah segala sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang. Berdasarkan
pengertian tersebut maka material teknik adalah material yang digunakan untuk menyusun
sebuah benda dan digunakan untuk perekayasaan dan perancangan di bidang teknik.

Material teknik dapat diklasifikasikan menjadi 6 :

 Logam
 Keramik
 Polimer
 Komposit
 Semikonduktor.
 Biomaterial.

3
1. LOGAM
Dalam kimia, sebuah logam atau metal (bahasa Yunani: μέταλλον Metallonadalah material
(sebuah unsur, senyawa, atau paduan) yang biasanya keras tak tembus cahaya, berkilau, dan
memiliki konduktivitas listrik dan termal yang baik. Logam umumnya liat—yaitu dapat
ditempa atau ditekan permanen hingga berubah bentuk tanpa patah atau retak—dan juga
fusibel (bisa dilelehkan) dan ulet (dapat ditarik hingga membentuk kawat halus. Sekitar 91
dari 118 unsur dalam tabel periodik adalah logam; sisanya adalah nonlogam atau metaloid.
Beberapa unsur menunjukkan sifat baik logam dan nonlogam sekaligus.

Astrofisikawan menggunakan istilah "metal" untuk menjelaskan secara kolektif seluruh unsur
selain hidrogen dan helium, dua unsur paling sederhana, dalam suatu bintang. Bintang
memfusi atom-atom yang lebih kecil, sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium, untuk
membuat atom yang lebih besar selama masa hidupnya. Dalam pengertian itu, metalisitas
suatu objek adalah proporsi dari materi yang menyusun seluruh unsur kimia yang lebih berat,
tidak hanya logam-logam tradisional.

Banyak unsur dan senyawa yang tidak diklasifikasikan secara normal sebagai logam menjadi
logam pada tekanan tinggi; ini terbentuk sebagai alotropi metalik dari non logam.

Material – material dalam kelompok ini disusun oleh satu atau lebih unsur logam (misalnya
besi, alumunium, tembaga, titanium, emas, dan nikel), dan juga seringkali mengandung unsur
non logam (misalnya karbon, nitrogen dan oksigen) dalam jumlah yang relatif kecil. Atom –
atom pada logam dan paduannya mempunyai ciri – ciri tersusun secara sangat teratur, dan
apabila dibandingkan dengan keramik dan polimer susunan antar atom – atomnya cenderung
lebih rapat. Karakteristik susunan antar atomnya yang khas ini, kemudian disebut sebagai
ikatan logam. Material logam memiliki nilai elektron bebas yang tinggi, dimana berarti
terdapat sejumlah besar elektron yang tidak terikat pada inti atom sehingga bisa bergerak
bebas. Karena ikatan pada atom-atom logam sangat kuat maka hal ini mengakibatkan titik
leleh dan titik didih logam sangat tinggi. Sifat – sifat dari material logam yang khas ini dapat
dijelaskan melalui karakterisitik elektronnya tersebut.

Sifat yang paling sering dianggap mencirikan logam adalah konduktivitas listrik atau
konduktivitas termalnya yang tinggi. Sebagai contoh, logam konduktor listrik yang paling
baik adalah tembaga sedangkan yang paling buruk adalah timbal, padahal kehambatan
(resituvity) timbal hanya dua belas kali kehambatan tembaga. Sangat besarnya perbedaan
konduktivitas antara logam dan non logam adalah karena pada logam yang mengalami beda
potensial elektron-elektron dapat bergerak bebas, sementara pada bahan non logam tidak
demikian. Jadi dapat disimpulkan bahwa karakteristik dasar logam harus dipelajari dari
struktur elektronnya, atau dengan kata lain pengkajian material teknik harus dimulai dari
pemahaman struktur atom-atom yang membentuknya.

4
Gambar Logam

I. Karakteristik Struktur Logam

Karakteristik logam ini dipelajari dari struktur elektronnya atau dengan kata lain dari
pemahaman struktur atom-atom yang membentuknya. Berikut ini karakteristik dari struktur
logam murni. Ion logam berukuran relatif kecil, dengan diameter sekitar 0,25 nm. Ion-ion
sejenis di dlam logam padat murni tertumpuk bersama secara teratur, dan sebagian besar
logam tertumpuk secara kolektif ion-ion menempati volume minimum. Logam umumnya
berbentuk kristal dan penumpukan ionnya tertutup atau terbuka. Susunan atomnya dapat
ditentukan dan dinyatakan berdasarkan bentuk struktur selnya. Selain itu, karena ikatan
metalik tidak bergantung pada arah. Contoh, baja yang memiliki butiran yang kasar
cenderung kurang tangguh dibandingkan dengan baja yang memiliki butiran yang halus.
Besar butir ini dapat dikendalikan melalui komposisi pada waktu proses pembuatan, akan
tetapi setelah menjadi baja, pengendalian dilakukan dengan proses perlakuan panas. Tidak
semua baja mengalami pertumbuhan butir yang berarti setelah pemanasan diatas daerah kritis,
beberapa jenis baja dapat dipanaskan pada suhu yang lebih tinggi tanpa mengalami perubahan
ukuran butirnya. Hal ini merupakan karakteristik baja karbon sedang, suhu pengkasarannya
tidak tetap dan dapat berubah-ubah, tergantung pada pengerjaan panas atau dingin
sebelumnya.

a. Struktur Kristal

Logam seperti bahan lainnya, terdiri dari susunan atom-atom. Untuk lebih memudahkan
pengertian, maka dapat dikatakan bahwa atom-atom dalam kristal logam tersusun secara
teratur dan susunan atom-atom tersebut menentukan struktur kristal dari logam. Susunan dari
atom-atom tersebut disebut cell unit.

Kebanyakan bahan logam mempunyai tiga struktur kristal:

 kubus berpusat muka (face-centered cubic).


 kubus berpusat badan (body-centered cubic).
 heksagonal tumpukan padat (hexagonal close-packed).

Pada temperatur kamar, besi atau baja memiliki bentuk struktur BCC (Body Centered Cubic).
Dalam hal ini cell unit dari atom-atom disusun sebagai sebuah kubus dengan atom-atom
menempati kedelapan dari sudut kubus dan satu atom berada di pusat kubus. Pada temperatur

5
yang tinggi, besi atau baja memiliki bentuk struktur FCC (Face Centered Cubic). Dalam hal
ini, cell unit adalah sebuah kubus dengan atom-atom menempati kedelapan dari sudut kubus
dan atom lainnya berada pada pusat masing-masing dari enam keenam bidang kubus.
Disamping berbentuk kubus, cell unit lainnya dapat berupa HCP (Hexagonal Close Packed),
seperti halnya pada logam seng. Dalam hal ini atom-atom menempati kedua belas sudut, atom
lain menempati dua sisi dan ketiga atom lagi menempati tengah.

b. Struktur Mikro

Struktur mikro logam merupakan penggabungan dari satu atau lebih struktur kristal. Pada
umumnya logam terdiri dari banyak kristal (majemuk), walaupun ada diantaranya hanya
terdiri dari satu kristal saja (tunggal). Tetapi logam dengan kristal majemuk memungkinkan
pengembangan berbagai sifat-sifat yang dapat memperluas ruang lingkup pemakaiannya.
Dalam logam, kristal sering disebut sebagai butiran. Batas pemisah antara dua kristal pemisah
antara dua kristal disebut batas butir (Grain Boundary).

Baja dengan butiran yang kasar cenderung kurang tangguh, namun baja jenis ini lebih mudah
untuk permesinan dan mempunyai kemampuan pengerasan yang lebih baik. Untuk baja yang
berbutir halus, disamping lebih tangguh juga lebih ulet dibandingkan dengan yang berbutir
kasar.

Besar butir dapat dikendalikan melalui komposisi pada waktu proses pembuatan, akan tetapi
setelah menjadi baja, pengendalian dilakukan dengan proses perlakuan panas. Tidak semua
baja mengalami pertumbuhan butir yang berarti setelah pemanasan diatas daerah kritis,
beberapa jenis baja dapat dipanaskan pada suhu yang lebih tinggi tanpa mengalami perubahan
ukuran butirnya. Hal ini merupakan karakteristik baja karbon sedang, suhu pengkasarannya
tidak tetap dan dapat berubah-ubah, tergantung pada pengerjaan panas atau dingin
sebelumnya.

II. Sifat logam

Logam adalah suatu unsur yang mempunyai sifat-sifat seperti : kuat, liat, keras, mengkilat,
dan penghantar listrik dan panas. Sifat-sifat metal pada umumnya dapat digolongkan atas :

a. Sifat-sifat Ekstraktif/kimia (Chemical Properties)

Meliputi ciri-ciri dari komposisi kimia dan pengaruh unsur terhadap metal (logam). Beberapa
contoh sifat kimia adalah :

 segregasi dan ketahanan korosi.

Logam seprti baja memiliki nilai ketahanan terhadap korosi yang baik, karena memiliki
kandungan karbon. Pada suhu kamar logam berwujud padat kecuali raksa (berwujud cair).

6
 Titik leleh dan titik didih

Logam-logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi karena kekuatan
ikatan logam. Kekuatan ikatan berbeda antara logam yang satu dengan logam yang lain
tergantung pada jumlah elektron yang terdelokalisasi pada lautan elektron, dan pada susunan
atom-atomnya.

Logam-logam golongan 1 seperti natrium dan kalium memiliki titik leleh dan titik didih yang
relatif rendah karena tiap atomnya hanya memiliki satu elektron untuk dikontribusikan pada
ikatan – tetapi ada hal lain yang menyababkan hal ini terjadi:

 Unsur-unsur golongan 1 juga tersusun dengan tidak efektif (terkoordinasi 8), karena
itu tidak terbentuk ikatan yang banyak seperti kebanyakan logam.
 Unsur-unsur golongan 1 memiliki ukuran atom yang rekatif besar (berarti bahwa inti
jauh dari elektron yang terdelokalisasi) yang juga menyebabkan lemahnya ikatan.

b. Sifat –sifat mekanik (Mechanical Properties)

Yang disebut sifat mekanik ialah sifat bahan bilamana dipengaruhi gaya dari luar, yaitu :
kekuatan tarik, kuat bengkok, kekerasan, kuat pukul, kuat geser, dan lain-lain. Sering pula
dimasukkan sifat teknologi dari material ialah mampu mesin, mampu cor dan sebagainya.
Untuk lebih jelasnya berikut akan dijelaskan lebih detail .

 Sifat dapat ditempa dan sifat dapat diregang

Logam digambarkan sebagai sesuatu yang dapat ditempa (dapat dipipihkan menjadi bentuk
lembaran) dan dapat diregang (dapat ditarik menjadi kawat). Hal ini karena kemampuan
atom-atom logam untuk menggelimpang antara atom yang satu dengan atom yang lain
menjadi posisi yang baru tanpa memutuskan ikatan logam.

 Kekerasan logam

Penggelimpangan lapisan atom antara yang satu dengan yang lain ini dihalangi oleh batas
butiran karena baris atom tidak tersusun sebagai mana mestinya. Hal ini mengakibatkan
semakin banyak batas butiran (butiran-butiran kristal lebih kecil), menyebabkan logam lebih
keras. Untuk mengimbangi hal ini, karena batas butiran merupakan suatu daerah dimana
atom-atom tidak berkaitan dengan baik satu sama lain, logam cenderung retak pada batas
butiran. Kenaikan jumlah batas butiran tidak hanya membuat logam menjadi semakin kuat,
tetapi juga membuat logam menjadi rapuh.

 Pengontrolan ukuran butiran kristal

Jika kamu memiliki bagian logam yang murni, kamu dapat mengontrol ukuran butiran kristal
melalui perlakuan panas atau melalui pengerjaan logam.Pemanasan logam cenderung untuk
mengocok atom-atom logam menjadi susunan yang lebih rapi – penurunan jumlah batas
butiran, dan juga membuat logam lebih lunak. Pembantingan logam ketika logam tersebut

7
mendingin cenderung untuk memhasilkan butirn yang kecil. Pendinginan membuat logam
menjadi keras. Untuk memperbaiki kinerja ini, kamu dapat memanaskannya lagi.

Kita juga dapat memutuskan susunan yang atom teratur melalui penyisipan atom yang
memiliki ukuran sedikit berbeda pada struktur logam. Alloy seperti kuningan (campuran
tembaga dan seng) lebih keras dibandingkan logam asalnya karena ketidakteraturan struktur
membantu pencegahan barisan atom tergelincir satu sama lain.

c. Sifat – sifat Fisik (Physical Properties)

Sifat fisik adalah sifat bahan karena mengalami peristiwa fisika, seperti adanya pengaruh
panas dan listrik. yaitu berat jenis, daya hantar listrik dan panas, sifat magnet dan struktur
mikro logam. lebih jelas berikut akan dijelaskan lebih detail .

 Daya hantar listrik

Logam menghantarkan listrik. Elektron yang terdelokalisasi bebas bergerak di seluruh bagian
struktur tiga dimensi. Elektron-elektron tersebut dapat melintasi batas butiran kristal.
Meskipun susunan logam dapat terganggu pada batas butiran kristal, selama atom saling
bersentuhan satu sama lain, ikatan logam masih tetap ada Cairan logam juga menghantarkan
arus listrik, hal ini menunjukkan bahwa meskipun atom logam bebas bergerak, elektron yang
terdelokalisasi masih memiliki daya yang tersisa sampai logam mendidih.

 Daya hantar panas

Logam adalah konduktor panas yang baik. Energi panas diteruskan oleh elektron sebagai
akibat dari penambahan energi kinetik (hal ini memnyebabkan elektron bergerak lebih cepat).
Energi panas ditransferkan melintasi logam yang diam melalui elektron yang bergerak.

d. Sifat Tekhnologi

Sifat pengerjaan logam adalah sifat suatu bahan yang timbul dalam proses
pengolahannya.sifat itu harus diketahui lebih dahulu sebelum pengolahan bahan dilakukan.
Pengujian yang dilakukan antara lain pengujiian mampu las, mampu mesin, mampu cor, dan
mampu keras. Logam merupakan bahan yang baik untuk diaplikasikan dalam teknologi,
karena logam memiliki struktur yang kuat dan tidak mudah patah.

Sifat a dan b sangat penting bagi perencana dalam menentukan dan memilih logam untuk
keperluan konstruksi dan rancangan lain.

III. TEKNIK PEMBUATAN LOGAM

Ada beberapa proses pembentukan logam dari bahan setengah jadi menjadi produk jadi yang
dapat kita temui sehari-hari . proses pembentukan ini dapat dilakukan pada hampir seluruh
material logam , termasuk baja. Klasifikasi peroses pembentukan logam seperti dijelaskan
dibawah ini.

8
 Proses deformasi

Proses deformasi adalah proses pembentukan bahan logam, seperti penempaan , ekstruksi,
pengerolan, penekanan (deep drawing), dan penarikan kawat (wire drawing). Proses ini
melibatkan tegangan yang besar, dimana tegangan tersebut harus melebihi tegangan luluh
material yang sedang diproses. Semua material logam yang akan mengalami proses
pembentukan harus memiliki keuletan tinggi , sehingga tidak retak atau pecah pada saat
proses berlangsung.

Berikut ini adalah dua macam proses pembentukan

1. Proses pembentukan dingin (cold forming) , jika proses dilakukan pada suhu kamar.

2. Proses pembentukan panas (hot forming) , jika proses dilakukan pada suhu tinggi ,
diatas suhu rekristalisasi .

Pada proses pembentukan panas-oleh karena adanya bantuan dari suhu , logam dapat
dideformasi lebih besar , dan tegangan yang diperlukan relatif lebih rendah jika dibandingkan
dengan tegangan yang diperlukan pada proses pembentukan dingin. Namun demikian ,
lapisan oksida(kerak) dipermukaan logam yang diproses mudah terbentuk pada proses
pembentukan panas. Sebaliknya permukaan logam yang diproses tetap mulus pada prosess
pembentukan dingin , walaupun derajat deformasinya lebih rendah , dan sifat mekanis logam
mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

 Pengecoran

Pengecoran adalah proses fibrikasi logam, dimana logam dicairkan dan kemudian dituangkan
kedalam cetakan yang memiliki bentuk sesuai desain. Pengecoran umumnya dilakukan untuk
membuat komponen-komponen yang besar dan memiliki bentuk yang rumit, serta pada
material yang memiliki keuletan yang sangat rendah, seperti besi tuang. Secara umum proses
pengecoran relatif lebih ekonomis jika dibandingkan dengan proses pembentukan. Ada
beberapa teknik pengecoran logam:

a. Pengecoran pasir , cetakan terbuat dari pasir

b. Pengecoran bertekanan (die casting), logam cair dimasukkan dengan menggunakan


tekanan kedalam cetakan dan pembekuan terjadi dalam kondisi bertekanan.

c. Investment casting atau lost wax casting + lubang cetakan terbuat dari plastik (wax) yang
kemudian dipanaskan hingga meleleh , meninggalkan lubang cetakan sesuai bentuk yang
diinginkan. Teknik investment casting ini digunakan untuk mengecor peralatan yang
memerlukan tingkat presisi yang tinggi, seperti perhiasan , mahkota gigi (dental crown),
sudut turbin dan lain-lain.

9
 Proses pembentukan lain

Salah satu proses pembentukan lain adalah metalurgi serbuk. Metalurgi serbuk dikenal juga
sebagai P/M atau powder metalurgi. Pada proses ini, material logam dibuat menjadi serbuk
melalui berbagai teknik. Kemudian serbuk ini dikompaksi (ditekan) kedalam suatu cetakan
yang memiliki bentuk sesuai dengan desian yang diinginkan. Tekanan harus dibuat
sedemikian rupa sehingga serbuk dapat menyatu dan memiliki kekuatan yang cukup untuk
menahan bentuknya jika dikeluarkan dari cetakan. Serbuk yang telah dikompaksi dan
memiliki bentuk tertentu disebut bekalan (green). Bekalan kemidian dipanaskan agar terjadi
difusi antar serbuk logam, sehingga menyatu dan memiliki kekuatan yang tinggi. Sebuah
komponen dibuat melalui proses metalurgi serbuk umumnya karena

a. Didesain untuk memiliki kandungan porositas tertentu dengan mempertahankan densitas


yang tinggi seperti material padat

b. Dibuat dari material paduan logam yang unsur-unsurnya memiliki kelarutan terbatas
sehingga tidak dapat dipadu melalui proses pengecoran , contohnya Al-Ti

c. Dibuat dari material logam yang memiliki titik lebur yang sangat tinggi

d. Memiliki bentuk yang sangat kecil dan rumit

Dari refrensi yang berbeda proses pembentukan logam dapat dilakukan dengan cara

Pengolahan ini dapat dilakukan dengan cara:

1. Paduan

Paduan adalah proses pencampuran dua logam atau lebih, untuk memperoleh sifat-sifat yang
lebih baik dari bahan hasil paduan. Dengan memadukan dua bahan atau lebih maka
dimungkinkan didapat logam paduan yang kuat. Tembaga dan timah adalah logam lemah,
sedangkan perunggu; paduan dari tembaga dan timah adalah bahan yang kuat. Begitu juga
paduan aluminium dengan tembaga akan menghasilkan paduan duralumin yang relatif lebih
kuat. Besi murni adalah bahan yang empuk, sedangkan zat arang adalah rapuh, sedangkan
paduan antara besi murni dengan zat arang (karbon) disebut baja. Baja adalah bahan logam
yang sangat keras dan liat.

2. Pengolahan Panas

Dengan pengolahan panas, akan didapatkan sifat-sifat yang lebih baik dari bahan. Contohnya
dengan memanaskan baja dengan cepat sekitar 800oC dan kemudian mendinginkannya dalam
minyak atau air, baja akan menjadi lebih. Istilah lain dari pengolahan panas ini disebut juga
dengan “menyepuh panas”. Pengolahan panas lain adalah antara lain memurnikan,
menkarbonkan, menitrasikan dan memijarkan.

10
3. Penguatan

Pengokohan terjadi pada tiap perubahan bentuk dalam keadaan dingin. Contoh-contoh bentuk
perubahan bentuk dalam keadaan dingin adalah menempa dingin, mencanai dingin dan
menarik dingin.

4. Ditempa dan dicanai

Proses ini menggunakan palu-tempa atau dengan menggunakan canai. Produk yang dihasilkan
disebut dengan logam tempa dan logam canai. Logam yang ditempa dan logam yang dicanai
disebut juga logam remas.Logam yang ditempa masuk ke pasaran dalam bentuk benda tempa
dan logam yang dicanai antara lain dalam bentuk pelat, batang, profil dan pipa.

5. Dituang

Proses penuangan adalah proses memasukan logam cair ke dalam cetakan tertentu. Berbagai
produk akhir yang bentuk akhirnya sedemikian rumit, maka proses pembuatannya lebih baik
dengan proses penuangan. Proses penuangan banyak kita jumpai pada pembuatan bak
verseneling engine mobil, piston, dan berbagai produk akhir yang bentuknya sangat rumit.

Dari penjabaran diatas merupakan tata cara pembentukan logam secara tekniknya , akan tetapi
jika secara fisikanya ada beberapa cara yakni dengan cara , sintering , mealting dan partial
mealting .

2. Keramik (Ceramic)
Keramik merupakan material dengan komposisi logam (semi logam) dan non logam. Keramik
berasal dari bahasa Yunani yaitu keramikos yang berarti "benda yang dibakar". Sifat yang
diinginkan dari bahan-bahan ini biasanya dicapai melalui proses perlakuan panas bersuhu
tinggi yang disebut firing. Keramik penting sebagai material teknik karena mudah dijumpai di
alam dan sifat fisiknya sangat berbeda dibanding dengan logam.

Hingga beberapa tahun terakhir, bahan dalam jenis ini disebut keramik tradisional yang bahan
bakunya adalah tanah liat. Produk yang dianggap keramik tradisional adalah china, porcelain,
batu bata, ubin, dan gelas.

I. Sifat Material Keramik

Bahan keramik adalah senyawa kompleks yang mengandung unsur logam dan non logam,
yang tersusun dengan ikatan ionik atau covalent. Sifat khas keramik antara lain: kekerasan
tinggi, kekuatan tekan tinggi, kerapuhan tinggi, titik lebur tinggi, dan konduktivitas listrik dan
termal yang rendah. Kekerasan bahan keramik sulit diukur karena kerapuhan dan
kerentanannya terhadap keretakan saat diindentasi. Microindentation Knoop dan Vickers
biasanya digunakan, yang menggunakan indenter berbentuk piramida. Bahan paling keras

11
yang diketahui adalah keramik. Karakteristik keramik membuatnya bisa digunakan sebagai
bahan abrasif.

Jenis ikatan covalent dan ionik lebih kuat dari ikatan logam. Secara teoretis, kekuatan keramik
harus lebih tinggi dari logam karena ikatan atomnya tersebut. Namun, ikatan logam memiliki
keuntungan yang memungkinkannya selip. Hal tersebut merupakan mekanisme dasar di mana
logam berubah bentuk secara plastis ketika mengalami tegangan tinggi. Ketidakmampuan
untuk tergelincir membuat keramik lebih sulit menyerap tekanan. Namun keramik
mengandung ketidaksempurnaan yang sama dalam struktur kristalnya seperti logam.

Berbagai metode telah dikembangkan untuk memperkuat keramik. Metode tersebut antara
lain:

 Membuat bahan awal lebih seragam.


 Mengurangi ukuran butir dalam produk keramik polycrystalline.
 Meminimalkan porositas.
 Menggunakan penguat serat.
 Perlakuan panas.

Struktur kristal keramik (terdiri dari berbagai ukuran atom yang berbeda atau minimal terdiri
dari 2 jenis unsur) merupakan salah satu yang paling kompleks dari semua struktur bahan.
Ikatan antara atom-atom ini umumnya ikatan kovalen (berbagi elektron, sehingga ikatan ini
kuat) atau ion (terutama ikatanantara ion bermuatan, sehingga ikatan ini kuat). Ikatan ini jauh
lebih kuat daripada ikatan logam. Akibatnya, sifat-sifat seperti kekerasan dan ketahanan panas
dan listrik secara signifikan lebih tinggi keramik dari pada logam. Keramik dapat berikatan
kristal tunggal ataudalam bentuk polikristalin. Ukuran butir mempunyai pengaruh besar
terhadap kekuatan dan sifat-sifat keramik; ukuran butir yang halus (sehingga dikatakan
keramik halus), semakin tinggi kekuatan dan ketangguhannya.

Kebanyakan bahan pembentuk keramik memiliki ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatanantara.
Sebagai missal, bagian ikatan ion dalam sistem Mg-O, Al-O, Zn-O dan Si-O dapat dikatakan
masing-masing 70%, 60%, 60% dan 50%. Yang sangat menarik adalah bahwa pada

ReO3,V2O3 dan TiO, yang merupakan oksida dan tidak pernah menunjukkan sifat liat
ataudapat di deformasikan, tetapi memiliki hantaran listrik yang relatif dapat disamakan
dengan logam biasa.

Dalam Kristal yang rumit, berbagai macam atom berperan dan ikatannya merupakan ikatan
campuran dalam banyak hal. Struktur Kristal demikian dapat dimengerti apabila mengingat
bahwa Kristal tersusun oleh kombinasi dari polyhedron koordinasi, dimana satuan kecil dari
kation dikelilingi oleh beberapa anion. Salah satu contoh adalah silikat yang merupakan bahan
baku penting bagi keramik.

12
Secara umum kramik merupakan paduan antara logam dan non logam , senyawa paduan
tersebut memiliki ikatan ionik dan ikatan kovalen . untuk lebih jelasnya mengenai sifat-sifat
kramik berikut ini akan dijelaskan lebih detail.

a. Sifat Mekanik

Keramik merupakan material yang kuat, keras dan juga tahan korosi. Selain itu keramik
memiliki kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya yang tinggi. Keterbatasan utama
keramik adalah kerapuhannya, yakni kecenderungan untuk patah tiba-tiba dengan deformasi
plastik yang sedikit. Di dalam keramik, karena kombinasi dari ikatan ion dan kovalen,
partikel-partikelnya tidak mudah bergeser.

Faktor rapuh terjadi bila pembentukan dan propagasi keretakan yang cepat.Dalam padatan
kristalin, retakan tumbuh melalui butiran (trans granular) dan sepanjang bidang cleavage
(keretakan) dalam kristalnya. Permukaan tempat putusyang dihasilkan mungkin memiliki
tekstur yang penuh butiran atau kasar. Material yang amorf tidak memiliki butiran dan bidang
kristal yang teratur, sehingga permukaan putus kemungkinan besar terjadi. Kekuatan tekan
penting untuk keramik yang digunakan untuk struktur seperti bangunan. Kekuatan tekan
keramik biasanya lebih besar dari kekuatan tariknya. Untuk memperbaiki sifat ini biasanya
keramik di-pretekan dalam keadaan tertekan.

b. Sifat Termal

Sifat termal bahan keramik adalah kapasitas panas, koefisien ekspansitermal, dan
konduktivitas termal. Kapasitas panas bahan adalah kemampuan bahan untuk mengabsorbsi
panas dari lingkungan. Panas yang diserap disimpan olehpadatan antara lain dalam bentuk
vibrasi (getaran) atom/ion penyusun padatantersebut.

Keramik biasanya memiliki ikatan yang kuat dan atom-atom yang ringan. Jadigetaran-getaran
atom-atomnya akan berfrekuensi tinggi dan karena ikatannya kuat maka getaran yang besar
tidak akan menimbulkan gangguan yang terlalu banyak padakisi kristalnya.

Sebagian besar keramik memiliki titik leleh yang tinggi, artinya walaupun pada temperatur
yang tinggi material ini dapat bertahan dari deformasi dan dapat bertahan dibawah tekanan

13
tinggi. Akan tetapi perubahan temperatur yang besar dan tiba-tiba dapat melemahkan
keramik. Kontraksi dan ekspansi pada perubahan temperatur tersebutlah yang dapat membuat
keramik pecah.

c. Sifat elektrik

Sifat listrik bahan keramik sangat bervariasi. Keramik dikenal sangat baik sebagai solator.
Beberapa isolator keramik (seperti BaTiO 3) dapat dipolarisasi dan digunakan ebagai
kapasitor. Keramik lain menghantarkan elektron bila energi ambangnya dicapai, dan oleh
karena itu disebut semikonduktor. Tahun 1986, keramik jenis baru, yakni superkonduktor
temperatur kritis tinggi ditemukan. Bahan jenis ini di bawah suhu kritisnya memiliki
hambatan = 0. Akhirnya, keramik yang disebut sebagai piezoelektrik dapat menghasilkan
respons listrik akibat tekanan mekanik atau sebaliknya.

Elektron valensi dalam keramik tidak berada di pita konduksi,sehingga sebagian besar
keramik adalah isolator. Namun, konduktivitas keramik dapat ditingkatkan dengan
memberikan ketakmurnian. Energi termal juga akanmempromosikan elektron ke pita
konduksi, sehingga dalam keramik, konduktivitasmeningkat (hambatan menurun) dengan
kenaikan suhu.

Beberapa keramik memiliki sifat piezoelektrik, atau kelistrikan tekan. Sifat ini merupakan
bagian bahan “canggih” yang sering digunakan sebagai sensor. Dalambahan piezoelektrik,
penerapan gaya atau tekanan dipermukaannya akan menginduksipolarisasi dan akan terjadi
medan listrik, jadi bahan tersebut mengubah tekananmekanis menjadi tegangan listrik. Bahan
piezoelektrik digunakan untuk tranduser,yang ditemui pada mikrofon, dan sebagainya.

Dalam bahan keramik, muatan listrik dapat juga dihantarkan oleh ion-ion. Sifat ini dapat
diubah-ubah dengan merubah komposisi, dan merupakan dasar banyakaplikasi komersial, dari
sensor zat kimia sampai generator daya listrik skala besar.Salah satu teknologi yang paling
prominen adalah sel bahan bakar.

d. Sifat Optik

Bila cahaya mengenai suatu obyek cahaya dapat ditransmisikan, diabsorbsi, ataudipantulkan.
Bahan bervariasi dalam kemampuan untuk mentransmisikan cahaya, danbiasanya
dideskripsikan sebagai transparan, translusen, atau opaque. Material yang transparan, seperti
gelas,mentransmisikan cahaya dengan difus, seperti gelasterfrosted, disebut bahan translusen.
Batuan yang opaque tidak mentransmisikan cahaya.Dua mekanisme penting interaksi cahaya
dengan partikel dalam padatan adalahpolarisasi elektronik dan transisi elektron antar tingkat
energi. Polarisasi adalahdistorsi awan elektron atom oleh medan listrik dari cahaya. Sebagai
akibat polarisasi,sebagian energi dikonversikan menjadi deformasi elastik (fonon), dan
selanjutnya panas.

e. Sifat kimia

Salah satu sifat khas dari keramik adalah kestabilan kimia. Sifat kimia dari permukaan
keramik dapat dimanfaatkan secara positif. Karbon aktif, silika gel, zeolit, dsb, mempunyai

14
luas permukaan besar dan dipakai sebagai bahan pengabsorb. Kalau oksida logam dipanaskan
pada kira-kira 500 C, permukaannya menjadi bersifat asam atau bersifat basa. Alumina g ,
zeolit, lempung asam atau S 2O 2 – TiO 2 demikian juga berbagai oksida biner dipakai
sebagai katalis, yang memanfaatkan aksi katalitik dari titik bersifat asam dan basa pada
permukaan.

f. Sifat fisik

Sebagian besar keramik adalah ikatan dari karbon, oksigen atau nitrogen dengan material lain
seperti logam ringan dan semilogam. Hal ini menyebabkan keramik biasanya memiliki
densitas yang kecil. Sebagian keramik yang ringan mungkin dapat sekeras logam yang berat.
Keramik yang keras juga tahan terhadap gesekan. Senyawa keramik yang paling keras adalah
berlian, diikuti boron nitrida pada urutan kedua dalam bentuk kristal kubusnya. Aluminum
oksida dan silikon karbida biasa digunakan untuk memotong, menggiling, menghaluskan dan
menghaluskan material-material keras lain.

II. Jenis-jenis Keramik

Pada prinsipnya keramik terbagi menjadi dua, yaitu:

1.         Keramik tradisional

Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti
kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah (dinnerware),
keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory).

2.         Keramik halus

Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic,
engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan
oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll).
Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis.
(Joelianingsih, 2004)

III. Jenis Keramik Menurut Kepadatan

  1. Gerabah (Earthenware)

Dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis dan mudah dibentuk dan dibakar pada
suhu maksimum 1000°C. Keramik jenis ini struktur dan teksturnya sangat rapuh, kasar dan
masih berpori. Agar supaya kedap air, gerabah kasar harus dilapisi glasir, semen atau bahan
pelapis lainnya. Gerabah termasuk keramik berkualitas rendah apabila dibandingkan dengan
keramik batu (stoneware) atau porselin. Bata, genteng, paso, pot, anglo, kendi, gentong dan
sebagainya termasuk keramik jenis gerabah. Genteng telah banyak dibuat berglasir dengan
warna yang menarik sehingga menambah kekuatannya.
15
2. Keramik Batu (Stoneware)

Dibuat dari bahan lempung plastis yang dicampur dengan bahan tahan api sehingga dapat
dibakar pada suhu tinggi (1200°-1300°C). Keramik jenis ini mempunyai struktur dan tekstur
halus dan kokoh, kuat dan berat seperti batu. Keramik jenis termasuk kualitas golongan
menengah.

3. Porselin (Porcelain)

Adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan lempung murni yang tahan
api, seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh karena badan porselin jenis ini berwarna putih
bahkan bisa tembus cahaya, maka sering disebut keramik putih. Pada umumnya, porselin
dipijar sampai suhu 1350°C atau 1400°C, bahkan ada yang lebih tinggi lagi hingga mencapai
1500°C. Porselin yang tampaknya tipis dan rapuh sebenarnya mempunyai kekuatan karena
struktur dan teksturnya rapat serta keras seperti gelas. Oleh karena keramik ini dibakar pada
suhu tinggi maka dalam bodi porselin terjadi penggelasan atau vitrifikasi. Secara teknis
keramik jenis ini mempunyai kualitas tinggi dan bagus, disamping mempunyai daya tarik
tersendiri karena keindahan dan kelembutan khas porselin. Juga bahannya sangat peka dan
cemerlang terhadap warna-warna glasir.

16
4. Keramik Baru (New Ceramic)

Keramik yang secara teknis, diproses untuk keperluan teknologi tinggi seperti peralatan
mobil, listrik, konstruksi, komputer, cerobong pesawat, kristal optik, keramik metal, keramik
multi lapis, keramik multi fungsi, komposit keramik, silikon, bioceramic, dan keramik
magnit. Sifat khas dari material keramik jenis ini disesuaikan dengan keperluan yang bersifat
teknis seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan panas, tahan karat, tahan suhu kejut seperti
isolator, bahan pelapis dan komponen teknis lainnya.

Secara umum sifat keramik meliputi :

 Keras, kuat, tetapi bersifat getas atau mudah pecah.


 Tahan terhadap korosi.
 Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
 Sifat listriknya dapat menjadi isolator, semikonduktor, konduktor bahkan
superkonduktor.
 Dapat bersifat magnetik dan non magnetik.

IV. Teknik pemerosesan keramik

a. Pembubukan

Bahan-bahan dasar keramik umumnya berbentuk bubukan. Bahan dasar tersebut dapat
diperoleh dengan metode konvensional atau non konvensional. Metode konvensional
misalnya kalsinasi; yaitu menguraikan suatu bahan padatan menjadi beberapa bagian yang
lebih sederhana; Milling yaitu menggiling atau menghaluskan bahan; mixing yaitu
mencampurkan beberapa bahan menjadi satu bahan. Sedangkan metode nonkonvensional
misalnya teknik larutan sepaerti metode sol-gel, metode fase uap, atau dekomposisi garam.
Dalam proses pembubukan tersebut , seringkali harus ditambahkan bahan penstabil agar suhu
dapat diturunkan atatu bahan organik yang berfungsi sebagai pengikat atau pelunak bubukan
sehingga mudah dibentuk.

b. Pembentukan

Metode pembentukan ini bermacam-macam, misalnya metode pres isostatik dan aksial;
metode cetak lepas, yaitu dicetak hingga kering lalu dilepas; metode cetak balut yaitu bahn
dibiarkan tetap berada daalm cetakn atau cetak injeksi yaitu bahan dimasukan ke dalam
cetakan dengan cara diinjeksikan ke dalamnya.

c. Penekanan

Penekanan atau disebut juga kompaksi dilaukan untuk membentuk serbuk keramik menjadi
suatu bentuk padatan berupa pelet mentah. Pelet mentah adalah serbuk yang telah menjadi
bentuk padat tetapi belum disinter. Prosedur dasar penekanan dibagi menjadi 3 yaitu:

17
 Uniaxial :Serbuk dibentuk dalam cetakan logam dengan penekanan satu arah.
Penenkanan ini dapat memproduksi banyak pelet dan tidak mahal dibanding metode
lain. Berdasarka cara kerjanya, penekanan ini dibagi menjadi 3 yaitu : single action
uniaxial pressing, double action uniaxial pressing, dan uniaxial pressing with a
floating mould or die.
 Isostatik : Penekanan serbuk dilakukan dengan menggunakan cairan.
 Hot pressing :Penekanan dilakukan secar simultan denga perlakuan panas pada
serbuk.

d. Sintering

Sintering adalah metode pemanasan yang dilakukan terhadap suatu material ( biaasnya dalam
bentuk serbuk) pada suhu dibawah titik lelehnya sehingga menjadi bentuk padatan . Serbuk
berubah menjadi padatan karena pada suhu tersebut partikel-partikel akan saling melekat.
Setelah disintering bentuk porositas berubah cenderung berbrntuk bola. Selain itu semakin
lama dipanaskan bentuk pori akan semakin kecil. Karena itu ukuran sampel yang telah
disinter akan semakin kecil juga.

Sintering terbagi menjadi 2 jenis, yaitu berdassarkan ada tidaknya fase cair selama proses
sintering. Sintering yang terjadi disertai adanya fase cair disebut sintering fase cair, dan
sintering yang terjadi tanpa fase cair disebut sintering padat.

Tahap sintering dilakukan untuk memadat kompakan bahan, yang sudah dicetak dan
dikeringkan dengan suhu tinggi.

e. Anneling dan Aging

Anealing adalah proses pemanasan yang lebih rendah dari sebelumnya. Dengan maksud agar
parameter dan sifat yang diinginkan mencapai optimum. Sedangkan aging adalah proses
pendinginan selama beberapa waktu tertentu.

f. Tahap akhir

Pada tahap ini, bahan keramik dikenakan berbagai perlakuan akhir sehingga sipa dipalikasika
sesuai dengan sifat bahan yang diinginkan. Perlakuan tersebut misalnya mengasah, memoles,
memberi lapisan logam, memberi mantel untuk perlindungan dan lain-lain.

Secara bagan proses pembuatan bahan keramik adalah :

Proses pembubukan atau penghalusan –> Pembentukan –> Pengeringan —> sintering –>
anealing dan aging –> Aplikasi akhir.

18
V. Aplikasi Produk-produk Keramik

Berikut beberapa aplikasi produk keramik:

 Produk tanah liat seperti batu bata, pipa tanah liat, ubin, genteng, dll.
 Keramik tahan panas, keramik ini memiliki ketahanan pada suhu yang tinggi dan
digunakan sebagai cetakan pengecoran logam, tungku perapian, dapur peleburan, dll.
 Semen sebagai bahan baku pembuatan beton untuk jalan maupun konstruksi.
 Perabot berwarna putih seperti china, porselen, vas, pottery, stoneware, dll.
 Kaca sebagai bahan pembuatan kacamata, gelas, botol, jendela, bolam lampu, dll.
 Abrasif seperti aluminium oxide, silicon carbide, dll.
 Bahan bakar nuklir.
 Bio keramik sebagai bahan baku pembuatan tulang dan gigi palsu.
 Glass fiber untuk penguat plastik atau fiberglass, saluran komunikasi fiber optic, dll.
 Isolator keramik yang digunakan pada komponen transmisi listrik dan busi.
 Keramik magnetis seperti pada memori komputer.
 Material alat potong seperti tungsten carbide, cubic boron nitride, aluminium oxide,
dll.

3. Polimer
I. Pengertian Polimer

Polimer adalah suatu makromolekul atau disebut juga dengan molekul raksasa yang tersusun
atas beberapa monomer (molekul-molukul kecil yang sederhana). Polimer merupakan
molekul besar (makromolekul) yang terdiri atas susunan unit kimia berulang yang kecil,
sederhana, dan terikat oleh ikatan kovalen. Unit berulang ini biasanya setara atau hampir
setara dengan monomer yaitu bahan awal dari polimer.

Polimer banyak dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Biasanya polimer


banyak dihasilkan di negara-negara berkembang dan harganya murah. Contoh kegunaan
polimer adalah untuk membuat botol, drum, pipa, perabotan rumah dan sebagainya. Oleh
karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas tentang polimer dan aplikasinya agar kita
lebih memahami mengenai polimer serta perkembangannya dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari.

II. Pengertian Monomer

Monomer merupakan sebarang zat yang dapat dikonversi menjadi suatu polimer. Sebagai
contoh, etilen adalah monomer yang dapat dipolimerisasi menjadi polietilen (lihat reaksi di
bawah ini). Asam amino termasuk monomer juga, yang dapat dipolimerisasi menjadi
polipeptida dengan pelepasan air.

19
III. Contoh Polimer

 karbohidrat,

 protein,

 lemak, karet alam,

 dan sejumlah plastik seperti polietilene (PE),

 Plastik polipropilena PP,

 plastik polietilen tereftalat PET,

 plastik polivinil chloride PVC,

 plastik polistirena  PS,

 teflon, dan nilon.

IV. Struktur Polimer

Berdasarkan strukturnya polimer dibedakan atas :

A. Polimer linear

Polimer linear terdiri dari rantai panjang atom-atom kerangka yang dapat mengikat gugus
substituen. Polimer ini biasanya dapat larut dalam beberapa pelarut, dan dalam keadaan padat
pada temperatur normal. Polimer ini terdapat sebagai elastomer, bahan yang fleksibel (lentur)
atau termoplastik seperti gelas).

20
Contoh : Polietilena, polivinil klorida (PVC), polimetil metakrilat (PMMA), Lucite, Plexiglas,
atau perspex), poliakrilonitril (orlon atau creslan) dan nylon 66.

B. Polimer bercabang

Polimer bercabang dapat divisualisasi sebagai polimer linear dengan percabangan pada
struktur dasar yang sama sebagai rantai utama.

C. Polimer jaringan tiga dimensi (three-dimension network)

Polimer jaringan tiga dimensi adalah polimer dengan ikatan kimianya terdapat antara rantai.
Bahan ini biasanya di-swell (digembungkan) oleh pelarut tetapi tidak sampai larut.
Ketidaklarutan ini dapat digunakan sebagai kriteria dari struktur jaringan. Makin besar persen
sambung-silang (cross-links) makin kecil jumlah penggembungannya (swelling). Jika derajat
sambung-silang cukup tinggi, polimer dapat menjadi kaku, titik leleh tinggi, padat yang tak
dapat digembungkan, misalnya intan (diamond).

V. Sifat Polimer

Polimer yaitu makromolekul yang terdiri atas banyak kelas material alami dan sintetik dengan
sifat-sifat yang sangat beragam. Perbedaan kedua material tersebut terletak pada mudah
tidaknya sebuah polimer didegradasi atau dirombak oleh mikroba. Biasanya, polimer bahan
sintetik akan lebih sulit diuraikan oleh mikroorganisme dibanding polimer bahan alami.
Perbedaan sifat-sifat polimer tersebut dipengaruhi oleh struktur polimernya, yang meliputi :

21
1. Panjang rantai polimer

Semakin panjang rantai polimer, maka kekuatan dan titik leleh senyawanya semakin tinggi.

2. Gaya antar molekul

Semakin besar gaya antar molekul pada rantai polimer maka polimer akan menjadi kuat dan
sukar meleleh.

3. Percabangan

Rantai polimer yang bercabang banyak mempunyai daya tegang rendah dan mudah meleleh.

4. Ikatan silang antar rantai polimer

Semakin banyaknya ikatan silang maka polimer semakin kaku dan rapuh sehingga mudah
patah. Hal tersebut dikarenakan adanya Ikatan silang antar rantai polimer mengakibatkan
terjadinya jaringan yang kaku dan membentuk bahan yang keras.

5. Sifat kristalinitas rantai polimer

Semakin tinggi sifat kristalinitas, rantai polimer akan lebih kuat dan lebih tahan terhadap
bahaan-bahan kimia dan enzim. Biasanya yang bersifat kristalinitas tinggi yaitu polimer
dengan struktur teratur, sedangkan polimer berstruktur tidak teratur cenderung mempunyai
kristanilitas rendah dan sifatnya amorf (tidak keras).

VI. Sifat Polimer Secara Umum

1. Sifat Termal

Polimer sebagai isolator mempunyai sifat termal yang baik walaupun polimer bukanlah
konduktor. Bila ditinjau dari jenisnya, polimer yang dipanaskan ada yang menjadi lunak
namun ada pulak yang menjadi keras. Perubahan ini penting untuk bahan komponen tertentu.

2. Sifat Kelenturan

Karena sifatnya lentur, polimer mudah diolah menjadi produk yang diinginkan. Tapi, polimer
alam lebih untuk diolah sesuai keinginan dibandingkan polimer sintetis.

3. Sifat Ketahanan Terhadap Mikroorganisme

Sifat ketahanan terhadap mikroorganisme ini biasanya dipunyai oleh polimer sintetis.
Sedangkan polimer alam seperti sutra, wol, dan polimer alam lainnya tidak tahan terhadap
mikroorganisme.

4. Sifat Lainnya

Sifat lain yang dipunyai polimer di antaranya, yakni sebagai berikut :

 Ringan, dalam artian rasio bobot/volume kecil;


 Tahan korosi dan kerusakan terhadap lingkungan yang agresif;

22
 Dimensinya stabil karena memiliki berat molekul besar; dan lainnya.

Polimer yang mempunyai ikatan silang akan bersifat termosetting, sedangkan polimer yang
tidak mempunyai ikatan silang akan besifat termoplastik.

 Termosetting merupakan jenis polimer yang tetap keras dan tidak bisa lunak ketika
dikenai panas. Polimer ini hanya dapat dipanaskan satu kali yaitu pada saat
pembuatannya. Jadi apabila setelah pecah tidak dapat disambung kembali. Contoh
polimer jenis ini adalah bakelit.
 Termoplastik merupakan jenis polimer yang dapat melunak ketika dikenai panas dan
mengeras kembali setelah didinginkan. Artinya polimer jenis ini dapat dipanaskan
berulang-ulang. Contoh polimer yang masuk jenis ini adalah jenis plastik seperti
polietilena PE, plastik poliproilena PP, plastik polietilen tereftalat, dan plastik polivinil
chloride PVC.

VII. Penggolongan Polimer Berdasarkan Asalnya

Berdasarkan asalnya, polimer dapat dibedakan atas polimer alam dan polimer sintesis.

 Polimer Alam

Polimer alam adalah polimer yang terdapat di alam dan berasal dari makhluk hidup. Contoh
polimer alam dapat dilihat pada table di bawah ini

Sifat-sifat polimer alam kurang menguntungkan. Contohnya, karet alam kadang-kadang cepat
rusak, tidak elastis, dan berombak. Hal tersebut dapat terjadi karena karet alamtidak tahan
terhadap minyak bensin atau minyak tanah serta lama terbuka di udara.

Contoh lain, sutera dan wol merupakan senyawa protein bahan makanan bakteri, sehingga
wol dan sutera cepat rusak. Umumnya polimer alam mempunyai sifat hidrofilik (suka air),
sukar dilebur dan sukar dicetak, sehingga sangat sukar mengembangkan fungsi polimer alam
untuk tujuan-tujuan yang lebih luas dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

 Polimer Sintesis

Polimer sintesis atau polimer buatan adalah polimer yang tidak terdapat di alam dan harus
dibuat oleh manusia. Sampai saat ini, para ahli kimia polimer telah melakukan penelitian
struktur molekul alam guna mengembangkan polimer sintesisnya. Dari hasil penelitian
tersebut dihasilkan polimer sintesis yang dapat dirancang sifat-sifatnya, seperti tinggi

23
rendahnya titik lebur, kelenturan dan kekerasannya, serta ketahanannya terhadap zat kimia.
Tujuannya, agar diperoleh polimer sintesis yang penggunaannya sesuai yang diharapkan.

Polimer sintesis yang telah dikembangkan guna kepentingan komersil, misalnya pembentukan
serat untuk benang kain dan produksi ban yang elastisterhadap jalan raya. Ahli kimia saat ini
sudah berhasil mengembangkan beratus-ratus jenis polimer sintesis untuk tujuan yang lebih
luas. Contoh polimer sintesis dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

VIII. Penggolongan Polimer Berdasarkan Proses Pembentukannya

Reaksi pembentukan polimer dinamakan polimerisasi, jadi reaksi polimerisasi adalah reaksi
penggabungan molekul-molekul kecil (monomer) membentuk molekul yang besar (polimer).
Ada dua jenis polimerisasi, yaitu polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi.

 Polimer adisi

Reaksi adisi adalah reaksi pemecahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal sehingga ada
atom yang bertambah di dalam senyawa yang terbentuk. Jadi, polimerisasi adisi adalah reaksi
pembentukan polimer dari monomer-monomer yang berikatan rangkap (ikatan tak jenuh).
Pada reaksi ini monomer membuka ikatan rangkapnya lalu berikatan dengan monomer lain
sehingga menghasilkan polimer yang berikatan tunggal (ikatan jenuh).

Artinya, monomer pembentuk polimer adisi adalah senyawa yang ikatan karbon berikatan
rangkap seperti alkena, sterina, dan haloalkena. Polimer adisi ini biasanya identik dengan
plastik, karena hampir semua plastik dibuat dengan polimerisasi adisi. Misalnya polietena,
polipropena, polivinil klorida, teflon dan poliisoprena.

Berikut beberapa contoh pembentukannya :

24
Pada pembentukan poliisoprena, mula-mula kedua ikatan rangkap dari nomor 1 dan C nomor
3 terbuka, kemudian ikatan tunggal dari C nomor 2 dan C nomor 3 membentuk ikatan
rangkap. Dari contoh-contoh reaksi di atas, dapat disimpulkan bahwa pada polimerisasi adisi
tidak terbentuk hasil samping dan monomernya harus mengandung ikatan rangkap. Contoh
polimer adisi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Nama polimer Kegunaan

Polietilena Tas plastik, botol, mainan, isolasi


listrik

Polipropilena Karpet plastik, botol

Polistirena Pernis kayu, styrofoam, isolasi plastik,


gelas plastik, mainan, bahan
pengepakkan

Polivinil klorida Pipa, genteng plastik

Polivinil dienklorida Plastik wrap

Politetraetilena (teflon) Alat masak, isolasi listrik (penutup


25
kabel)

Poliakrilonitril Wig (rambut palsu), cat, benang

Polivinilasetat Tekstil, gumresin, cat

Polimetilmetakrilat Bahan pembuat gelas, pembuat bola


bowling

 Polimer Kondensasi

Kondensasi merupakan reaksi penggabungan gugus-gugus fungsi antara kedua monomernya.


Artinya, polimerisasi kondensasi adalah reaksi pembentukan polimer dari monomer-monomer
yang mempunyai dua gugus fungsi. Misalnya, senyawa polipeptida atau protein dan
polisakarida merupakan senyawa biomolekul yang dibentuk oleh reaksi polimerisasi
kondensasi.

Polimerisasi kondensasi akan menghasilkan molekul kecil air dan monomernya mempunyai
gugus fungsi pada kedua ujung rantainya. Apabila dirumuskan, secara umum reaksinya adalah
sebagai berikut :

n monomer → 1 polimer +  (n – 1) H2O

Berikut beberapa contoh pembentukan polimerisasi kondensasi :

 Pembentukan nilon

Nilon merupakan suatu polimer yang ditemukan oleh Wallace Hume Carothers di tahun
1934 sewaktu bekerja di perusahaan Du Pont. Polimer nilon dibentuk dari monomer asam
6-aminoheksanoat (HOOCCH2(CH2)3CH2NH2). Dalam polimerisasi ini, gugus
karboksil dari monomer berikatan dengan gugus amino dari monomer tersebut.

 Pembentukan polyester (polietilena tereftalat) atau dakron

Sama halnya pada nilon-66, polyester dakron dibentuk oleh 2 polimer berlainan, yaitu dari
etilena glikol (polialkohol) dengan dimetil tereftalat (senyawa ester).

IX. Penggolongan Polimer Berdasarkan Jenis Monomernya

Berdasarkan jenis monomernya, polimer dapat terdiri atas homopolimer dan kopolimer.

 Homopolimer

26
Homopolimer adalah polimer yang monomernya sejenis. Contohnya, selulosa dan protein.

(-P-P-P-P-P-P-P-P-)n

Pada polimer adisi homopolimer, ikatan rangkapnya terbuka lalu berikatan membentuk
polimer yang berikatan tunggal.

 Kopolimer

Kopolimer atau disebut juga heteropolimer adalah polimer yang monomernya tidak sejenis.
Contoh dakron, nilon-66, melamin (fenol formaldehida). Proses pembentukan polimer
berlangsung dengan suhu dan tekanan tinggi atau dibantu dengan katalis, namun tanpa katalis
strukyur molekul yang terbentuk tidak beraturan.

Jadi, fungsi katalis adalah untuk mengendalikan proses pembentukan striktur molekul polimer
agar lebih teratur sehingga sifat-sifat polimer yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.
Contoh struktur rantai molekul polimer tidak beraturan 9produk polimerisasi tanpa katalis)
adalah sebagai berikut :

(-P-S-S-P-P-S-S-S-P-S-P-)n

 Kopolimer tidak beraturan

Pada proses pembentukan polimer yang digunakan katalis, struktur molekul yang terbentuk
akan beraturan. Contoh struktur rantai molekul polimer teratur (produk polimerisasi dengan
katalis) adalah sebagai berikut :

Sistem blok :

(-P-P-P-S-S-S-P-P-P-S-S-S-)n

Kopolimer blok Sistem berseling :

(-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-)n

Kopolimer berseling

X. Penggolongan Polimer Berdasarkan Sifatnya Terhadap Panas

Berdasarkan sifatnya terhadap panas, polimer dapat dibedakan atas polimer termoplas (tidak


tahan panas, seperti plastik) dan polimer termosting (tahan panas, seperti melamin).

 Polimer termoplas

Polimer termoplas adalah polimer yang tidak tahan panas. Polimer tersebut apabila
dipanaskan akan meleleh (melunak), dan dapat dilebur untuk dicetak kembali (didaur ulang).
Contohnya polietilene, polipropilena, dan PVC.
27
 Polimer termosting

Polimer termosting adalah polimer yang tahan panas. Polimer tersebut apabila dipanaskan
tidak akan meleleh (sukar melunak), dan sukar didaur ulang. Contohnya melamin dan bakelit.

XI. Contoh Polimer Buatan

Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti banyak menggunakan polimer buatan. Berikut ini
beberapa contoh polimer buatan di sekitar kita:

 Karet Sintetis

Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan ban mobil dan motor, ahli-ahli kimia organic
telah mengembangkan pembuatan karet sintetis untuk mempercepat perolehan kebutuhan
tersebut. Karet-karet sintetis tersebut dibuat dengan menggunakan bahan dasar monomer,
seperti butadiene dan stirena dengan cara kopolimerisasi.

 Serat Sintetis

Kapas merupakan serat alam yang merupakan polimer dari karbohidrat (selulosa), dan
polimer dari protein (wol dan sutera). Seperti halnya karet, serat memiliki polimer sintetis,
yaitu nilon dan poliester (dakron). Dakron atau tetoron merupakan polyester. Polimer ini yang
sangat kuat, sangat lentur dan transparan.

 Orlon

Orlon merupakan polimer adisi dari monomer akrilonitril. Polimer ini merupakan serat
sintetis, seperti wol digunakan dalam tekstil sebagai campuran wol, karpet, dan kaus kaki.

 Plastik

Plastik merupakan polimer sintetis yang paling populer karena banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Berdasarkan jenis monomernya, ada beberapa jenis plastik yaitu
sebagai berikut :

 Polietena (Polietilena)

Polietilena merupakan polimer plastik yang sifatnya ulet (liat), massa jenis rendah, lentur,
sukar rusak apabila lama dalam keadaan terbuka di udara maupun apabila terkena tanah
Lumpur, tetapi tidak tahan panas. Polietena adalah plastik yang banyak diproduksi, dicetak
lembaran untuk kantong plastik, pembungkus halaman, ember, dsb.

 Polipropena (Polipropilena)

Polipropena mempunyai sifat yang sama dengan polietena. Oleh karena plastik ini juga
banyak diproduksi, hanya kekuatannya lebih besar dari polietena dan lebih tahan panas serta
28
tahan terhadap reaksi asam dan basa. Plastik ini juga digunakan untuk membuat botol plastik,
karung, bak air, tali, dan kanel listrik (insulator)

 PVC (Polivinil Klorida)

PVC mempunyai sifat keras dan kaku digunakan untuk membuat pipa plastik, pipa paralon,
pipa kabel listrik, kulit sintetis, dan ubin plastik.

 Teflon (Tetrafluoroetena)

Teflon merupakan lapisan tipis yang sangat tahan panas dan tahan terhadap bahan kimia.
Teflon digunakan untuk pelapis wajan (panic anti lengket), pelapis tangki di pabrik kimia,
pipa anti patah, dan kabel listrik.

 Bakelit (Fenol Formaldehida)

Bakelit adalah suatu jenis polimer yang dibuat dari dua jenis monomer, yaitu fenol dan
formaldehida. Polimer ini sangat keras, titik leburnya sangat tinggi dantahan api. Bakelit
digunakan untuk instalasi listrik dan alat-alat yang tahan suhu tinggi, misalnya asbak dan
fiting lampu listrik.

 Flexiglass (Polimetil Metakrilat)

Polimetil Metakrilat disingkat PMMA mempunyai nama dagang flexiglass. Polimetil


metakrilat merupakan polimerisasi adisi dari monomer metil metakrilat (H 2C = CH-COOH3).
PMMA merupakan plastik yang kuat dan transparan. Polimer ini digunakan untuk jendela
pesawat terbang dan lampu belakang mobil.

XII. Kegunaan Polimer


 Untuk Plastik Polietilentereftalat (PET)
 Untuk Plastik Polietena/Polietilena (PE)
 Untuk Polivinil Klorida (PVC)
 Untuk Plastik Nilon
 Untuk Karet Sintetik
 Untuk Wol
 Untuk Kapas

XIII. Manfaat Atau Kegunaan polimer dalam kehidupan sehari-hari


 Plastik Polietilentereftalat (PET)

29
Plastik PET merupakan serat sintetik poliester (dakron) yang transparan dengan daya tahan
kuat, tahan terhadap asam, kedap udara, fleksibel, dan tidak rapuh. Dalam hal
penggunaannya, plastik PET menempati urutan pertama. Penggunannya sekitar 72% sebagai
kemasan minuman dengan kualitas yang baik. Plastik PET merupakan poliester yang dapat
dicampur dengan polimer alam seperti: sutera, wol dan katun untuk menghasilkan bahan
pakaian yang bersifat tahan lama dan mudah perawatannya.

 Plastik Polietena/Polietilena (PE)

Terdapat dua jenis plastik PE, yaitu Low Density Polyethylene (LDPE) dan High Density
Polyethylene (HDPE). Plastik LDPE banyak digunakan sebagai kantung plastik serta
pembungkus makanan dan barang. Plastik HDPE banyak digunakan sebagai bahan dasar
membuat mainan anak-anak, pipa yang kuat, tangki korek api gas, badan radio dan televisi,
serta piringan hitam.

 Polivinil Klorida (PVC)

Plastik PVC bersifat termoplastik dengan daya tahan kuat. Plastik ini juga bersifat tahan serta
kedap terhadap minyak dan bahan organik. Ada dua tipe plastik PVC yaitu bentuk kaku dan
bentuk fleksibel. Plastik bentuk kaku digunakan untuk membuat konstruksi bangunan, mainan
anak-anak, pipa PVC (paralon), meja, lemari, piringan hitam, dan beberapa komponen mobil.

Adapun plastik bentuk fleksibel, jenis ini digunakan untuk membuat selang plastik dan isolasi
listrik. Dalam hal penggunaannya, plastic PVC menempati urutan ketiga dan sekitar 68%
digunakan untuk konstruksi bangunan (pipa saluran air).

 Plastik Nilon

Plastik nilon merupakan polimer poliamida (proses pembentukannya seperti pembentukan


protein). Plastik Nilon ditemukan pada tahun 1934 oleh Wallace Carothers dari Du Pont
Company. Ketika itu, Carothers mereaksikan asam adipat dan heksametilendiamin. Plastik
yang bersifat sangat Kuat (tidak cepat rusak) dan halus ini banyak digunakan untuk pakaian,
peralatan kemah dan panjat tebing, peralatan rumah tangga serta peralatan laboratorium.

 Karet Sintetik

Karet Sintetik yang terkenal adalah Styrene Butadiene Rubber (SBR), suatu polimer yang
terbentuk dari reaksi polemerisasi antara stirena dan 1,3-butadiena. Karet sintetik ini banyak
digunakan untuk membuat ban kendaraan karena memiliki kekuatan yang baik dan tidak
mengembang apabila terkena minyak atau bensin.

 Wol

Wol adalah serat alami dari protein hewani (keratin) yang tidak larut. Struktur protein wol
yang lentur menghasilkan kain dengan mutu yang baik, namun kadang-kadang menimbulkan
masalah karena dapat mengerut dalam pencucian. Oleh karena itu, wol dicampur dengan PET
untuk menghasilkan kain yang bermutu baik dan tidak mengerut pada saat pencucian.

30
 Kapas

Kapas merupakan serat alami dari bahan nabati (selulosa) yang paling banyak digunakan
(hampir 50% pemakaian serat alami berasal dari kapas). Kain katun dibuat dari serat kapas
dengan perlakuan kimia sehingga menghasilkan kain yang kuat, enak dipakai, dan mudah
perawatannya.

4. KOMPOSIT
Komposit adalah material yang tersusun atas campuran dua atau lebih material dengan sifat
kimia dan fisika berbeda, dan menghasilkan sebuah material baru yang memiliki sifat-sifat
berbeda dengan material-material pengusunnya. Salah satu contoh paling mudah dari material
komposit adalah beton cor yang tersusun atas campuran dari pasir, batu koral, semen, besi,
serta air. Nampak bahwa material-material penyusun tersebut memiliki sifat-sifat yang
berbeda-beda, namun ketika dicampurkan dengan perbandingan serta teknik tertentu akan
menghasilkan beton yang sangat kuat, keras, dan tahan terhadap berbagai cuaca.

I. Penyusun Material Komposit

Material komposit tersusun atas dua tipe material penyusun yakni matriks dan fiber
(reinforcement).

Gambar Tipe Matrix dan Fiber

1. Fiber

Berfungsi sebagai material rangka yang menyusun komposit. Fiber matriks berfungsi untuk
merekatkan fiber dan menjaganya agar tidak berubah posisi. Matriks memiliki sifat yang
mudah untuk diubah bentuknya dengan cara dipotong atau juga dicetak sesuai dengan
kebutuhan desainnya. Selain itu, perbedaan pengaturan susunan fiber akan merubah pula sifat-
sifat komposit yang dihasilkan. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan sifat
komposit sesuai dengan parameter yang dibutuhkan.

2. Matriks

31
Umumnya terbuat dari bahan resin. Ia berfungsi sebagai perekat material fiber sehingga
tumpukan fiber dapat merekat dengan kuat. Resin akan saling mengikat material fiber
sehingga beban yang dikenakan pada komposit akan menyebar secara merata. Selain itu resin
juga berfungsi untuk melindungi fiber dari serangan bahan kimia atau juga kondisi cuaca
ekstrim yang dapat merusaknya.

II. Jenis-Jenis Komposit

Berdasarkan jenis penguat/Fibernya komposit dibagi menjadi 3, yaitu :

I. Komposit serat (fibricus composite) komposit yang hanya terdiri dari satu lamina atau
satu lapisan yang menggunakan penguat berupa serat / fiber.

II. Komposit lapis (laminated composite) Jenis komposit ini terdiri dari dua lapis atau
lebih yang digabung menjadi satu dan setiap lapisnya memiliki karakteristik sifat
sendiri.

III. Komposit partikel (particulate composite) Merupakan komposit yang menggunakan


partikel serbuk/butiran sebagai  penguatnya dan terdistribusi secara merata dalam
matriknya.

Berdasarkan matriksnya, komposit dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Metal matrix composites (MMC) Komposit matrik logam (metal matrix composites)
yaitu komposit yang menggunakan matriks logam pada umumnya ditemukan
berkembang pada industri otomotif. Bahan ini menggunakan suatu logam seperti
aluminium sebagai matrik dan penguatnya dengan serat seperti silikon karbida.
2. Ceramic matrix composites (CMC) Komposit matrik keramik (ceramic matrix
composites ) digunakan pada lingkungan bertemperatur sangat tinggi. Bahan ini
menggunakan keramik sebagai matrik dan diperkuat dengan serat pendek, atau
serabut-serabut (whiskers) dimana terbuat dari silikon karbida atau boron nitrida.
Penguat yang umum digunakan pada CMC adalah oksida, carbide, dan nitrid
sedangkan matrik yang sering digunakan pada CMC yaitu, gelas anorganik, keramik
gelas, alumina, dan silikon nitrida.
3. Polymer matrix composites (PMC) Komposit ini menggunakan bahan polimer sebagai
matriknya. Sifat-sifat komposit polimer ditentukan oleh sifat-sifat penguat,Sifat-sifat
polimer,rasio penguat terhadap polimer dalam komposit (fraksi volume penguat),
geometri dan orientasi penguat pada komposit.

III. Metoda Pembuatan Komposit

32
Secara Garis besar metoda pembuatan material komposit terdiri dari atas dua cara, yaitu

1. Proses Cetakan Terbuka (Open-Mold Process)


2. Proses Cetakan Tertutup (Closed mold Processes)

1. Proses Cetakan Terbuka (Open-Mold Process)

a) Contact Molding/ Hand Lay Up

Hand lay-up adalah metoda yang paling sederhana dan merupakan proses dengan metode
terbuka dari proses fabrikasi komposit.Adapun proses dari pembuatan dengan metoda ini
adalah dengan cara menuangkan resin dengan tangan kedalam serat berbentuk anyaman,
rajuan atau kain, kemudian memberi takanan sekaligus meratakannya menggunakan rol atau
kuas. Proses tersebut dilakukan berulang-ulang hingga ketebalan yang diinginkan tercapai.
Pada proses ini resin langsung berkontak dengan udara dan biasanya proses pencetakan
dilakukan pada temperatur kamar.Pada metoda hand lay up ini resin yang paling banyak di
gunakan adalah polyester dan epoxies. Proses ini dapat kita lihat pada gambar berikut :

Gambar Proses Pencetakan dengan Hand Lay Up

b) Vacuum Bag

Proses vacuum bag merupakan penyempurnaan dari hand lay-up, penggunaan dari proses
vakum ini adalah untuk menghilangkan udara terperangkap dan kelebihan resin..

Pada proses ini digunakan pompa vacuum untuk menghisap udara yang ada dalam wadah
tempat diletakkannya komposit yang akan dilakukan proses pencetakan. Dengan divakumkan
udara dalam wadah maka udara yang ada diluar penutup plastic akan menekan kearah dalam.
Hal ini akan menyebabkan udara yang terperangkap dalam specimen komposit akan dapat
diminimalkan.

33
Dibandingkan dengan hand lay-up, metode vakum memberikan penguatan konsentrasi yang
lebih tinggi, adhesi yang lebih baik antara lapisan, dan kontrol yang lebih resin / rasio kaca.
Proses ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar proses percetakan dengan Vacuum Bag

c) Pressure Bag

Pressure bag memiliki kesamaan dengan metode vacuum bag, namun cara ini tidak memakai
pompa vakum tetapi menggunakan udara atau uap bertekanan yang dimasukkan malalui suatu
wadah elastis Wadah elastis ini yang akan berkontak pada komposit yang akan dilakukan
proses. Biasanya tekanan basar tekanan yang di berikan pada proses ini adalah sebesar 30
sampai 50 psi.

Gambar proses percetakan dengan Pressure Bag

d) Spray-Up

Spray-up merupakan metode cetakan terbuka yang dapat menghasilkan bagian-bagian yang
lebih kompleks ekonomis dari hand lay-up.

34
Proses spray-up dilakukan dengan cara penyemprotan serat (fibre) yang telah melewati tempat
pemotongan (chopper). Sementara resin yang telah dicampur dengan katalis juga
disemprotkan secara bersamaan Wadah tempat pencetakan spray- up telah disiapkan
sebelumnya. Setelah itu proses selanjutnya adalah dengan embiarkannya mengeras pada
kondisi atsmosfer standar.

Gambar proses percetakan dengan Spray-Up

e) Filament Winding

Fiber tipe roving atau single strand dilewatkan melalui wadah yang berisi resin, kemudian
fiber tersebut akan diputar sekeliling mandrel yang sedang bergerak dua arah, arah radial dan
arah tangensial. Proses ini dilakukan berulang, sehingga cara ini didapatkan lapisan serat dan
fiber sesuai dengan yang diinginkan. Resin termoseting yang biasa di gunakan pada proses ini
adalah poliester, vinil ester, epoxies, dan fenolat.

Gambar proses percetakan Filament winding

Proses ini terutama digunakan untuk komponen belah berlubang, umumnya bulat atau oval,
seperti pipa dan tangki. Serat TOWS dilewatkan melalui mandi resin sebelum ke Mandrel
dalam berbagai orientasi, dikendalikan oleh mekanisme serat, dan tingkat rotasi mandrel
tersebut. Adapun aplikasi dari proses filament winding ini digunakan untuk menghasilkan
bejana tekan, motor roket, tank, tongkat golf dan pipa.

35
2. Proses Cetakan Tertutup (Closed mold Processes)

a) Proses Cetakan Tekan (Compression Molding)

Proses cetakan ini menggunakan hydraulic sebagai penekannya. Fiber yang telah dicampur
dengan resin dimasukkan ke dalam rongga cetakan, kemudian dilakukan penekanan dan
pemanasan. Resin termoset khas yang digunakan dalam proses cetak tekan ini adalah
poliester, vinil ester, epoxies, dan fenolat.

Gambar proses percetakan Compression Molding

b). Injection Molding

Metoda injection molding juga dikenal sebagai reaksi pencetakan cairan atau pelapisan
tekanan tinggi. Fiber dan resin dimasukkan kedalam rongga cetakan bagian atas, kondisi
temperature dijaga supaya tetap dapat mencairkan resin. Resin cair beserta fiber akan
mengalir ke bagian bawah, kemudian injeksi dilakukan oleh mandrel ke arah nozel menuju
cetakan.

Gambar proses percetakan Injection Molding

36
c). Continuous Pultrusion

Fiber jenis roving dilewatkan melalui wadah berisi resin, kemudian secara kontinu dilewatkan
ke cetakan pra cetak dan diawetkan (cure), kemdian dilakukan pengerolan sesuai dengan
dimensi yang diinginkan. Atau juga bisa di sebut sebagai penarikan serat dari suatu jaring atau
creel melalui bak resin, kemudian dilewatkan pada cetakan yang telah dipanaskan. Fungsi dari
cetakan tersebut ialah mengontrol kandungan resin, melengkapi pengisian serat, dan
mengeraskan bahan menjadi bentuk akhir setelah melewati cetakan.

Gambar proses percetakan Continuous Pultrusion

IV. Kegunaan Material Komposit

Penggunaan material komposit sangat luas, yaitu untuk :

 Angkasa luar = Komponen kapal terbang, Komponen Helikopter, Komponen satelit.


 Kesehatan = Kaki palsu, Sambungan sendi pada pinggang
 Marine atau Kelautan = Kapal layar, Kayak
 Industri Pertahanan = Komponen jet tempur, Peluru, Komponen kapal selam
 Industri Pembinaan = Jembatan, Terowongan, Rumah, Tanks.
 Olah raga dan rekreasi = Sepeda, Stik golf, Raket tenis, Sepatu olah raga
 Automobile = Komponen mesin, Komponen kereta
 Angkasa luar = Komponen kapal terbang, Komponen Helikopter, Komponen satelit.

37
5. BAHAN SEMIKONDUKTOR
Bahan Semikonduktor adalah bahan dasar untuk komponen aktif dalam alat elektronika,
digunakan misalnya untuk membuat dioda, transistor, dan IC (integrated circuit). Disebut
semi atau setengah konduktor karena bahan ini memang bukan konduktor murni. Bahan-
bahan logam seperti tembaga, besi, timah, disebut sebagai konduktor yang baik sebab logam
memiliki susunan atom yang sedemikian rupa sehingga elektronnya dapat bergerak bebas.

Saat ini bahan semikonduktor yang paling banyak digunakan adalah kristal silikon. Dahulu
orang juga menggunakan unsur germanium. Kedua unsur itu merupakan kelompok IV dalam
susunan berkala. Kristal gallium-arsenida yang terbentuk dari unsur gallium dan arsen
mempunyai sifat seperti unsur kelompok IV, sehingga dapat pula digunakan untuk
membentuk bahan semikonduktor.

Kristal kini banyak digunakan untuk membuat lampu LED yang dipakai untuk lampu
penunjuk dan laser dioda. Kristal gas juga digunakan untuk membuat transistor yang dapat
bekerja hingga frekuensi tinggi, yaitu dalam daerah gelombang mikro.

Pada umumnya semikonduktor bersifat sebagai isolator pada suhu dekat 0oC dan pada suhu
kamar bersifat sebagai konduktor.

Susunan semikonduktor serupa dengan susunan isolator kecuali bahwa dalam semikonduktor
celah pita lebih sempit. Celah pita untuk semikonduktor biasanya berkisar antara 0,2 eV
sampai 2,5 eV, sedangkan celah pita isolator khas seperti intan sekitar 6 eV. Akibatnya tidak
seperti dalam isolator, semikonduktor menunjukkan hantaran listrik sedang pada temperatur
kamar.

Umumnya istilah semikonduktor digunakan untuk segolongan bahan yang penghantarnya


(konduktvitas berada diantara konduktor dan isolator).

Pada temperatur kamar tahanan penghantar yang baik berkisar 10-6Ω cm sedangkan tahanan
semikonduktor berkisar dari 10-3 sampai 106Ω cm. Isolator yang baik sebaliknya mempunyai
tahanan sekitar 1012Ω cm.

I. Sifat- Sifat Semikonduktor

Disamping itu semikonduktor memiliki sifat-sifat berikut :

 Semikonduktor murni mempunyai koefisien temperatur yang negatif dengan


resistansi tidak seperti logam yang memiliki resistansi dengan koefisien temperatur
positif.
 Semikonduktor memberikan daya termolistrik yang tinggi dengan tanda yang positif
atau negatif relatif logam bersangkutan.
 Hubungan (juction) antara semikonduktor jenis p dan semikonduktor jenis n
menunjukkan sifat-sifat penyearahan.
 Semikonduktor bersifat peka cahaya, membangkitkan baik tegangan foto maupun
perubahan resistansi akibat penyinaran cahaya.

38
II. Bahan Semikonduktor Dan Penggunaanya

Unsur-unsur germanium (Ge) dan silikon (Si) dianggap sebagai semikonduktor dasar.
Germanium telah digunakan untuk semua peralatan benda padat, seperti transistor tetapi baru-
baru ini hampir semua diganti dengan silikon., karena tersedianya silikon yang tidak terbatas.
Disamping itu, rangkaian terpadu (IC) pada elektronika saat ini dibuat dari silikon.

Disamping unsur-unsur semikonduktor, masih ada semikonduktor senyawa yang dengan


berhasil digunakan untuk pembuatan peralatan elektronik. Senyawa semikonduktor yang
penting adalah sulfida kadmium (CdS), arsenida gallium (GaAs), tellurida timah (PbTe),
antimonida indium(InSb), dan sebagaianya. Diantara senyawa ini CdS telah digunakan
sebagai pengukur cahaya ; PbS dan PbTe digunakan dalam detektor merah, laser benda padat
dan beberapa peralatan frekuensi tinggi khusus.

Beberapa senyawa semikonduktor membentuk campuran (alloy) yang mempunyai sifat-sifat


semikonduktor yang penting. Mereka dikenal sebgai semionduktor alloi. Diantara
semikonduktor alloi seperti arsenida indium gallium (Gax ln1-x As) digunakan untuk alat-alat
frekuensi tinggi dan alat-alat optika, tellurida kadmium merkuri (Hg1-xCdxTe) digunakan
untuk detektor inframerah yang efisien dan fosfida arsenida gallium (GaAsxP1-x) digunakan
untuk pembuatan dioda pemancar cahaya (LED.

III. Bahan Semikonduktor Dan Penggunaanya

Tabel dibawah menunjukkan daftar beberapa semikonduktor dengan penggunaannya.

39
6. Biomaterial
Biomaterial adalah zat apa pun yang telah direkayasa untuk berinteraksi dengan sistem
biologis untuk tujuan medis - baik untuk terapi (mengobati, menambah, memperbaiki atau
mengganti fungsi jaringan tubuh) atau untuk diagnostik. Sebagai ilmu pengetahuan,
biomaterial berusia sekitar lima puluh tahun. Kajian tentang biomaterial disebut ilmu
biomaterial atau rekayasa biomaterial. Ilmu biomaterial telah mengalami pertumbuhan yang
stabil dan kuat selama sejarahnya, banyak perusahaan menginvestasikan sejumlah besar uang
ke dalam pengembangan produk terbaru. Ilmu biomaterial mencakup unsur-unsur kedokteran,
biologi, kimia, teknik jaringan tubuh dan ilmu material.

Perhatikan bahwa biomaterial berbeda dari bahan biologis, seperti tulang, yang diproduksi
oleh sistem biologis. Selain itu, perhatian harus dilakukan dalam mendefinisikan sebuah
biomaterial sebagai material yang biokompatibel, karena penerapannya spesifik bergantung
pada kasusnya. Biomaterial yang biokompatibel atau cocok untuk suatu penerapan mungkin
tidak biokompatibel dengan penerapan lainnya.

Biomaterial dapat berasal dari alam atau disintesis di laboratorium menggunakan berbagai
pendekatan kimiawi yang memanfaatkan komponen logam, polimer, keramik, atau material
komposit. Biomaterial sering digunakan dan/atau diadaptasi untuk aplikasi medis, dan dengan
demikian definisinya mencakup seluruh atau sebagian dari struktur hidup atau perangkat
biomedis yang melakukan, menambah, atau menggantikan fungsi organ alami. Fungsi
tersebut mungkin relatif pasif, seperti digunakan untuk katup jantung, atau mungkin bioaktif
dengan fungsi yang lebih interaktif seperti implan pinggul yang dilapisi hidroksiapatit.
Biomaterial juga digunakan setiap hari dalam aplikasi gigi, pembedahan, dan pemberian obat.
Sebagai contoh, suatu alat yang diberi produk farmasi dapat ditempatkan ke dalam tubuh
sehingga memungkinkan pelepasan obat dalam waktu yang lama. Biomaterial juga dapat
berupa autograf, allograf atau xenograf yang digunakan sebagai bahan transplantasi.

Kemampuan biomaterial yang direkayasa untuk mendorong respons fisiologis yang


mendukung fungsi dan kinerja biomaterial dikenal sebagai aktivitas biologis. Paling umum,
dalam gelas bioaktif dan keramik bioaktif, istilah ini mengacu pada kemampuan bahan yang
ditanamkan untuk berikatan dengan baik dengan jaringan di sekitarnya baik dalam peran
osseokonduktif maupun osseoproduktif.[4] Bahan implan tulang sering dirancang untuk
mendorong pertumbuhan tulang sembari melarutkan diri ke dalam cairan tubuh di sekitarnya.
[5] Dengan demikian, biokompatibilitas yang baik, bersama dengan kekuatan dan laju
pelarutan yang baik sangat diinginkan. Umumnya, aktivitas biologis biomaterial diukur dari
laju biomineralisasi di permukaan material, yang menjadi tempat pembentukan lapisan
hidroksiapatit.

40
I. Penerapan

Biomaterial dapat diiterapkan pada:

 Penggantian sendi
 Pelat tulang
 Lensa intraokular (IOL) untuk operasi mata
 Semen tulang
 Ligamen dan tendon buatan
 Implan gigi untuk fiksasi gigi
 Prostesis pembuluh darah
 Katup jantung
 Alat perbaikan kulit (jaringan buatan)
 Pengganti koklea
 Lensa kontak
 Implan payudara
 Mekanisme pengiriman obat
 Materi yang berkelanjutan
 Cangkok pembuluh darah
 Stent
 Saluran saraf
 Jahitan bedah, klip, dan staples untuk penutupan luka
 Pin dan sekrup untuk stabilisasi patah tulang
 Jala bedah

41
42
43
44

Anda mungkin juga menyukai