Anda di halaman 1dari 12

Unsur-unsur Transisi

Periode ke 4
Oleh Kelompok 4

(33220029) Kholivia Jamal


(33220033) Tanti Rahmayani
(33220037) Agustinra Dewi
(33220042) Ayu
(33220046) Endang Suriyani Amir
(33220049) suwardi
Definisi Logam Transisi

Logam transisi adalah
kelompok unsur kimia yang
berada pada golongan 3 sampai
12 (IB sampai VIIIB pada
sistem lama). Kelompok ini
terdiri dari 38 unsur.
Semua logam transisi adalah
unsur blok-d yang berarti
bahwa elektronnya terisi
sampai orbit d
DEFINISI LAIN

Dalam ilmu kimia, logam transisi mempunyai dua pengertian:


Definisi dari IUPAC mendefinisikan logam transisi sebagai "sebuah
unsur yang mempunyai subkulit d yang tidak terisi penuh atau dapat
membentuk kation dengan subkulit d yang tidak terisi penuh"
Sebagian besar ilmuwan mendefinisikan "logam transisi" sebagai
semua elemen yang berada pada blok-''d'' pada tabel periodik
 (semuanya adalah logam) yang memasukkan golongan 3 hingga 12
pada tabel periodik. Dalam kenyataan, barisan blok-f lantanida dan 
aktinida juga sering dianggap sebagai logam transisi dan disebut
"logam transisi dalam".
Karakteristik Logam Transisi

Unsur-unsur transisi periode keempat


mempunyai sifat-sifat yang khas. Sifat-sifat khas
unsur-unsur transisi periode keempat antara lain :
 Bersifat paramagnetik (sedikit tertarik ke dalam
 Unsur-unsur transisi bersifat logam, maka sering
medan magnet).
disebut logam transisi.
Beberapa diantaranya dapat digunakan sebagai

 Bersifat logam, maka mempunyai bilangan
katalisator
oksidasi positif dan pada umumnya lebih dari
satu.  Titik didih dan titik leburnya sangat tinggi. 

 Banyak diantaranya dapat membentuk senyawa Mudah dibuat lempengan atau kawat dan
kompleks. mengkilap. 
 Pada umumnya senyawanya berwarna.  Sifatnya makin lunak dari kiri ke kanan
 Sifat logam, semua unsur transisi tergolong Dapat menghantarkan arus listrik.
logam dengan titik cair dan titik didih yang Persenyawaan dengan unsur lain mempunyai
relatif tinggi. oksida positif
Sifat Fisika Logam Transisi
Sifat Kimia Logam Transisi
1. Sifat Logam
Unsur transisi memiliki ikatan logam yang kuat antara sesama atomnya. Hal ini disebabkan karena
dalam strukturnya, setiap atom logam mampu melepaskan sejumlah elektron sehingga atom logam
menjadi bermuatan positif, sedangkan elektron dapat bergerak bebas sepanjang struktur logam. Proses
pelepasan elektron ini disebut dengan delokalisasi elektron.
Ikatan antara ion logam yang bermuatan positif dengan elektron yang bermuatan negatif inilah yang
membuat ikatan logam pada unsur golongan transisi menjadi sangat kuat. Akibatnya logam – logam
transisi memiliki struktur yang keras.
Kisi – kisi logam yang satu juga dapat bergeser diatas kisi logam yang lain, tanpa merusak ikatan
logamnya. Hal ini membuat logam – logam golongan transisi dapat ditempa dan diregangkan.
2. Titik Leleh
Karena ikatan logam pada unsur – unsur golongan transisi sangat kuat, maka titik leleh dan titik
didihnya akan semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena pada pembentukan ikatan logam, dilibatkan
elektron dari orbital 4s dan 3d yang tidak terisi penuh.
Semakin banyak elektron yang bisa didelokalisasikan, maka tentunya ikatan logam akan semakin kuat.
Unsur transisi yang mempunyai titik leleh terendah adalah ZnZn (seng). Hal ini disebabkan karena
orbital 3d nya sudah terisi penuh oleh elektron sehingga hanya elektron pada orbital 4s saja yang
dipergunakan untuk membentuk ikatan logam. Karena jumlah elektron yang didelokalisasikan sedikit,
maka titik leleh ZnZn tidak terlalu tinggi.
3. Konduktor Listrik
Setiap logam adalah konduktor listrik yang baik. Unsur – unsur transisi yang memiliki
konfigurasi setengah penuh akan mempunyai sifat konduktor listrik yang lebih baik dibandingkan yang
orbitalnya penuh.
4.Jari – Jari Atom dan Kerapatannya
Sesuai dengan aturan jari – jari atom dalam satu perioda (dari kiri ke kanan), jari jari unsur –
unsur transisi akan semakin kecil dari ScSc ke ZnZn. Namun kenyataanya, besar jari – jari atom unsur
transisi ini relatif sama. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan elektron yang mengisi orbital
3d di bagian dalam. Peristiwa ini bertindak sebagai perisai terhadap bertambahnya tarikan inti pada
orbital elektron 4s. Sehingga pengecilan ukuran atom menjadi tidak efektif. Oleh karena itulah, ukuran
jari – jari atom unsur transisi dalam satu perioda cenderung relatif sama.
Jari – jari atom logam transisi lebih kecil dibandingkan jari – jari atom logam golongan utama
(logam alkali dan alkali tanah). Sedangkan jumlah partikel penyusun dasar (elektron, proton dan
neutron) penyusun atomnya semakin banyak. Hal ini akan menyebabkan serapan atom logam unsur
transisi akan semakin besar. Kerapatan terkecil dimiliki oleh atom ScSc (2,99 /cm^33) adalah yang
paling kecil diantara unsur – unsur transisi lain karena ScSc memiliki jari – jari atom paling besar.
5.Struktur Logam
Hampir semua logam transisi memiliki kristal dengan bentuk geometri kisis terjejal rapat dalam
struktur heksagonal closed packed seperti atom Sc, TiSc,Ti dan ZnZn, struktur kristal kubus berpusat
muka seperti atom Co, NiCo,Ni dan CuCu serta struktur kristal kubus berpusat badan seperti atom Cr,
VCr,V dan FeFe.
6.Sifat Magnetik
Didasarkan atas perilaku suatu zat dalam bidang magnet, zat – zat dibagi menjadi tiga golongan
yaitu:
Diamagnetik = tidak tertarik/terpengaruh oleh medan magnet
Paramagnetik = tertarik sebagian oleh medan magnet
Feromagnetik = sangat tertarik oleh medan magnet.
Pada unsur logam golongan transisi, Fe, CoFe,Co dan NiNi adalah bersifat feromagnetik yang
artinya tertarik sangat kuat oleh medan magnet. Oleh karena itu, logam – logam ini banyak digunakan
untuk membuat magnet permanen. ZnZn bersifat diamagnetik, sedangkan logam transisi yang lain
bersifat paramagnetik.
Sifat – sifat kemagnetan logam transisi ini disebabkan oleh penuh atau tidaknya pengisian
elektron pada orbital 4s dan 3d nya. ZnZn bersifat diamagnetik karena kedua orbital tersebut sudah
diisi penuh oleh elektron.
KEGUNAAN UNSUR TRANSISI
1. Skandium, digunakan pada lampu intensitas tinggi.
2. Titanium, digunakan pada industri pesawat terbang dan industri kimia (pemutih kertas,
kaca, keramik, dan kosmetik) .
3. Vanadium, digunakan sebagai katalis pada pembuatan asam sulfat.
4. Kromium, digunakan sebagai plating logam-logam lainnya
5. Mangan, digunakan pada produksi baja dan umumnya alloy mangan besi.
6. Besi, digunakan pada perangkat elektronik.
7. Kobalt, digunakan untuk membuat aliansi logam.
8. Nikel, digunakan untuk melapisi logam supaya tahan karat, membuat monel.
9. Tembaga, digunakan pada alat-alat elektronik dan perhiasan.
10. Seng, digunakan sebagai bahan cat putih, antioksidan pada pembuatan ban mobil, dan
bahan untuk melapisi tabung gambar televisi.
Keberadaan Unsur Transisi Di Alam

Umumnya unsur-unsur transisi periode keempat terdapat dalam bentuk oksida,


sulfida, dan karbonat. Hanya tembaga yang dapat ditemukan dalam keadaan bebas maupun
dalam bentuk senyawanya. Hal ini disebabkan tembaga tergolong unsur logam yang relatif
sukar dioksidasi.
Keberadaan unsur-unsur transisi dalam bentuk oksidasi dan sulfida disebabkan unsur-
unsur logam yang berasal dari perut bumi terdesak menuju kerak bumi akibat tekanan
magma. Selama dalam perjalanan menuju kerak bumi, unsur-unsur logam bereaksi dengan
belerang atau oksigen yang terdapat di kerak bumi sehingga terbentuk mineral dari unsur-
unsur transisi.
Any Question ???

Anda mungkin juga menyukai