Anda di halaman 1dari 14

FISIKA LOGAM

(FS10247)
2 SKS
JULIANDI SIREGAR, M. Si
DESKRIPSI
• Fisika logam membahas tentang preparasi logam dan alloy, Aplikasi
prinsip kekekalan massa pada komposisi material, teknik-teknik
preparasi logam dan alloy, aplikasi termodinamika klasik terhadap
mekanisme pembentuan fasa material pada proses solidifikasi, dan
proses solidifikasi alloy.
TUJUAN
• Setelah menyelesaikan matakuliah ini, mahasiswa akan memiliki
pemahaman tentang preparasi logam dan alloy, Aplikasi prinsip
kekekalan massa pada komposisi material, teknik-teknik preparasi
logam dan alloy, aplikasi termodinamika klasik terhadap mekanisme
pembentuan fasa material pada proses solidifikasi, dan proses
solidifikasi alloy.
MATERI AWAL
• Materi terbagi menjadi dua kategori besar, yaitu substansi murni dan
substansi tidak murni (campuran). Zat murni memiliki sifat yang
berbeda dengan zat lainnya. Misal, unsur hidrogen hanya tersusun
dari atom-atom hidrogen saja. Unsur oksigen hanya tersusun dari
atom-atom oksigen saja. Sifat oksigen dan hidrogen tidak tampak
pada zat yang dibentuk dari keduanya, misal air (H2O). Substansi
murni terbagi dua, yaitu unsur dan senyawa. Selanjutnya, unsur
terbagi menjadi logam, non logam, dan metalloid. Campuran dapat
dibagi menjadi dua bagian yaitu campuran homogen dan campuran
heterogen. Campuran dapat dipisahkan menjadi substansi murni
dengan cara fisika.
• Unsur logam
Secara umum unsur logam memiliki sifat berwarna putih mengkilap,
mempunyai titik lebur rendah, dapat menghantarkan arus listrik, dapat
ditempa dan dapat menghantarkan kalor atau panas.
Pada umumnya logam merupakan zat padat, namun terdapat satu
unsur logam yang berwujud cair yaitu air raksa. Beberapa unsur logam
yang bermanfaat dalam kehidupan sehari–hari, antara lain:
• Besi (Fe) Merupakan logam yang paling murah, sebagai campuran dengan
karbon menghasilkan baja untuk konstruksi bangunan, mobil dan rel kereta
api.
• Tembaga (Cu) Tembaga banyak digunakan pada kabel listrik, perhiasan, dan
uang logam. Campuran tembaga dengan timah menghasilkan perunggu
sedangkan campuran tembaga dengan seng menghasilkan kuningan.
• Seng (Zn) Seng dapat digunakan sebagai atap rumah, perkakas rumah
tangga, dan pelapis besi untuk mencegah karat.
• Platina (Pt) Platina digunakan pada knalpot mobil, kontak listrik, dan dalam
bidang kedokteran sebagai pengaman tulang yang patah.
• Emas (Au) Emas merupakan logam sangat tidak reaktif, dan ditemukan
dalam bentuk murni. Emas digunakan sebagai perhiasan dan komponen
listrik berkualitas tinggi. Campuran emas dengan perak banyak digunakan
sebagai bahan koin.
• Logam atau metal mememiliki beberapa karakter umum yaitu wujud padat, menunjukkan
kilap, massa jenis tinggi, titik didih dan titik lebur tinggi, konduktor panas dan listrik yang
baik, kuat atau keras namun mudah dibentuk misalnya dapat ditempa (malleable) dan
direnggangkan (ductile).
• Walaupun demikian terdapat beberapa sifat yang menyimpang misalnya raksa pada suhu
kamar merupakan satu-satunya logam yang berwujud padat dan hingga saat ini belum
diketahui mengapa raksa berwujud cair. Selain itu titik leleh beberapa unsur logam sangat
rendah yaitu Hg, Cs dan Rb dengan titik didih berturut-turut adalah -38,83 °C, 29°C dan 39°C
dan Li dan K memiliki massa jenis yang rendah yaitu 0,534 dan 0,86 g/mL.
• Emas, perak dan platina disebut logam mulia, sedangkan emas, tembaga dan perak sering
disebut sebagai logam mata uang, karena ketiga unsur ini dipadukan untuk membuat 
koin-koin mata uang. Dikatakan sebagai logam mulia karena ketiga logam ini sukar
teroksidasi dengan sejumlah besar pereaksi.
• Selain dikenal logam mulia dikenal pula logam berat (heavy metal) adalah logam dengan
massa jenis lima atau lebih, dengan nomor atom 22 sampai dengan 92. Raksa, kadmium,
kromium dan timbal merupakan beberapa contoh logam berat. Logam-logam berat dalam
jumlah yang banyak artinya melebihi kadar maksimum yang ditetapkan, sangat berbahaya
bagi kesehatan manusia karena dapat menyebabkan kanker (bersifat karsinogen).
Ikatan Logam
• Berdasarkan sifat umum logam dapat disimpulkan bahwa ikatan logam ternyata bukan
merupakan ikatan ion maupun ikatan kovalen. Ikatan logam didefinisikan berdasarkan
model awan elektron atau lautan elektron yang didefinisikan oleh Drude pada tahun
1900 dan disempunakan oleh Lorents pada tahun 1923.
• Berdasarkan teori ini, logam di anggap terdiri dari ion-ion logam berupa bola-bola keras
yang tersusun secara teratur, berulang dan disekitar ion-ion logam terdapat awan atau
lautan elektron yang dibentuk dari elektron valensi dari logam terkait.
• Awan elektron yang terbentuk berasal dari semua atom-atom logam yang ada. Hal ini
disebabkan oleh tumpang tindih (ovelap) orbital valensi dari atom-atom logam (orbital
valensi = orbital elektron valensi berada). Akibatnya elektron-elektron yang ada pada
orbitalnya dapat berpindah ke orbital valensi atom tetangganya. Karena hal inilah
elektron-elektron valensi akan terdelokaslisasi pada semua atom yang terdapat pada
logam membentuk awan atau lautan elektron yang bersifat mobil atau dapat bergerak.
• Dari teori awan atau lautan elektron ikatan logam didefinisikan
sebagai gaya tarik antara muatan positif dari ion-ion logam (kation
logam) dengan muatan negatif yang terbentuk dari elektron-
elektron valensi dari atom-atom logam. Jadi logam yang memiliki
elektron valensi lebih banyak akan menghasilkan kation dengan
muatan positif yang lebih besar dan awan elektron dengan jumlah
elektron yang lebih banyak atau lebih rapat. Hal ini menyebabkan
logam memiliki ikatan yang lebih kuat dibanding logam yang
tersusun dari atom-atom logam dengan jumlah elektron valensi
lebih sedikit.
Misalnya logam magnesium yang memiliki 2 elektron valensi.
 Berdasarkan model awan elektron, logam aluminium dapat
dianggap terdiri dari ion Al2+ yang tersusun secara teratur,
berulang dan disekitarnya terdapat awan atau lautan elektron
yang dibentuk dari elektron valensi magnesium, seperti pada
Gambar.
• Logam dapat dapat ditempa, direntangkan, tidak rapuh dan dapat
dibengkokkan, karena atom-atom logam tersusun secara teratur dan
rapat sehingga ketika diberi tekanan atom-atom tersebut dapat
tergelincir di atas lapisan atom yang lain seperti yang ditunjukan pada
Gambar.

Gambar perpindahan atom pada suatu logam ketika diberi tekanan atau ditempa
• Dari gambar menjelaskan mengapa logam dapat ditempa ataupun
direntangkan, karena pada logam semua atom sejenis sehingga atom-
atom yang bergeser saat diberi tekanan seolah-olah tetap pada
kedudukan yang sama.
Aloi atau Alloy
• Logam-logam selalu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya rangka jendela, peralatan-
peralatan rumuh tangga, rangka pesawat maupun maupun bahan lain yang menggunakan logam.
 Bahan-bahan logam tersebut bukan hanya dibuat dari satu jenis unsur logam tetapi telah
dicampur atau ditambah dengan unsur-unsur lain yang disebutaloi atau sering
disebut lakur atau paduan.
• Aloi terbentuk apabila leburan dua atau lebih macam logam dicampur atau leburan suatu logam
dicampur dengan unsur-unsur nonlogam dan campuran tersebut tidak saling bereaksi serta
masih menunjukan sifat sebagai logam setelah didinginkan.
• Aloi dibagi menjadi dua macam yaitu aloi selitan dan aloi substitusi. Disebut aloi selitan bila jari-
jari atom unsur yang dipadukan sama atau lebih kecil dari jari-jari atom logam. Sedangkan aloi
substitusi terbentuk apabila jari-jari unsur yang dipadukan lebih besar dari jari-jari atom logam.

(sumber : https://wanibesak.wordpress.com/tag/sifat-sifat-logam-dan-alloy/)

Anda mungkin juga menyukai