Logam Transisi
Kelompok
1. Ahmad Imamu Nuril Alam
2. Kiki Fajrul Alvin
3. Nurani Attaukhidah Azzyati
1. Sebut dan jelaskan 3 sifat logam secara umum logam! Berikan contoh masingmasing!
a. Penghantar Listrik yang Baik
Elektron valensi yang mudah bergerak memungkinkan muatan negatif yang berasal
dari luar mendorong lautan electron, sehingga listrik dapat mengalir melalui logam.
b. Penghantar Panas Yang Baik
Bila bagian tertentu dari logam dipanaskan, maka elektron-elektron pada logam
tersebut akan menerima sejumlah energi, sehingga energi kinetiknya bertambah dan
gerakannya makin cepat. Elektron yang bergerak cepat itu akan menyerahkan
sebagian energi kinetiknya kepada elektron lain sehingga seluruh bagian logam
menjadi panas dan naik suhunya.
c. Dapat Ditempa dan Ditarik
Elektron valensi yang berada dalam logam mengelilingi ion logam yang bermuatan
positif secara simetris karena gaya tarik antar ion logam dan elektron valensi sama ke
segala arah. Sehingga bila ditempa, logam tidak akan remuk, tetapi akan menggeser.
d. Mengkilap Jika Digosok atau Terkena Cahaya
Bila cahaya tampak jatuh pada permukaan logam, sebagian elektron valensi yang
mudah bergerak akan tereksitasi. Ketika elektron yang tereksitasi kembali pada
keadaan dasarnya, maka energi cahaya dengan panjang gelombang tertentu akan
dipancarkan kembali.
e. Memilki Kerapatan Relatif Tinggi
f. Berwujud Padat, Keras, dan Kuat Pada Suhu Kamar, Kecuali Raksa (Hg)
Hal ini dikarenakan penataan atom-atom pada logam.
2. Pada periode pertama dalam tabel periodik, unsur apa sajakah yang termasuk
logam transisi? Mengapa?
Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Karena Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu umumnya memiliki electron valensi pada
subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsure seng (Zn) pada golongan IIB). Hal ini
menyebabkan unsur-unsur transisi periode pertama pada table periodik tersebut memiliki
beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetic,
warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Dalam 1
periode, dari kiri ke kanan (Sc Zn), keelektronegatifan unsur hampir sama, tidak meningkat
maupun menurun secara signifikan. Selain itu, ukuran atom (jari-jari unsur) serta energy ionisasi
juga tidak mengalami perubahan signifikan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa unsur
transisi periode keempat memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang serupa.
Cu : [Ar] 3d104s1
Zn : [Ar] 3d104s2
Ti2+ : [Ar] 4s2
V3+ : [Ar] 4s2
Ti4+ : [Ne] 3s23p6
Fe : [Ar] 3d64s2
Co : [Ar] 3d74s2
Ni : [Ar] 3d84s2
5.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Logam transisi memiliki beberapa tingkat oksidasi karena unsur transisi memiliki
elektron pada orbital d. Energi elektron dalam orbital d hampir sama besar. Untuk mencapai
kestabilan, unsur-unsur ini membentuk ion dengan cara melepaskan elektron dalam jumlah
yang berbeda. Oleh karena itu unsur-unsur ini mempunyai dua macam bilangan oksidasi
atau lebih dalam senyawanya.
Umumnya, unsur-unsur transisi periode keempat memiliki biloks lebih dari satu. Hal ini
disebabkan tingkat energi orbital s dan orbital d tidak berbeda jauh sehingga memungkinkan
elektron-elektron pada kedua orbital itu digunakan melalui pembentukan orbital
hibrida sp3d2.
Jika diurutkan dari nomor atom yang lebih kecil, unsur transisi deret pertama
menunjukkan kenaikan muatan inti, jumlah elektron d, dan energy yang diperlukan untuk
ionisasi electron d. penggunaan elektro d yang banyak menyebabkan ketidak sesuaian
energi, sehingga hanya ditemukan bilangan oksidasi yang lebih rendah.
b. bermacam-macam warna
Peralihan electron yang terjadi pada pengisian subkulit d menyebabkan terjadinya warna
pada senyawa logam transisi padat maupun larutan
c. sifat kemagnetan
a. karena setiap orbital pada subkulit d terisi separuh sebelum membentuk pasangan
electron. Banyak unsur transisi dan senyawaannya bersifat paramagnetik. Hal ini
disebabkan adanya elektron yang tidak berpasangan. Perkiraan momen magnetik yang
disebabkan oleh spin elektron tak berpasangan. Makin banyak jumlah elektron yang
tidak berpasangan, makin besar momen magnetiknya sehingga makin besar sifat
paramagnetik. Dalam satu periode dari kiri ke kanan hingga pada ion Mn2+ momen
magnetiknya makin besar, selanjutnya makin berkurang secara teratur. Begitu juga
dengan sifat paramagnetiknya. Sifat magnetik khusus ditunjukkan oleh Fe, Co, dan Ni
dan beberapa logam campurannya.
d. aktivitas katalitik
Akibat lain adanya orbital d pada logam senyawa dan senyawanya adalah aktifitas
katalitik. Kemampuan menyerap senyawa berbentuk gas menyebabkan logam transisi
misalnya Ni dan Pt, merupakan katalis heterogen yang baik. Kemungkinan tingkat oksidasi
yang berbeda menyebabkan ion logam transisi berpengaruh pada reaksi oksidasi reduksi
tertentu. Salah satu sifat khas logam transisi adalah reaksi homogen yang meliputi
pertukaran ligan pada ion kompleks dan pembentukan ion kompleks. Contohnya Ni, Fe, Pt,
V2O5, MnO2 dsb. Katalisis merupakan kunci penting 90% reaksi kimia dalam bidang
industri dan unsur-unsur ini sering digunakan sebagai katalisator.
8. Sebutkan tingkat oksidasi dari masing-masing logam transisi!
UNSUR
Sc
Ti
Cr
Mn
Fe
Co
Ni
Cu
TINGKAT OKSIDASI
+3
+2
+3
+4
+2
+3
+4
+5
+2
+3
+6
+2
+3
+4
+6
+7
+2
+3
+6
+2
+3
+2
+3
+1
+2
+3
SIFAT-SIFAT
Hanya satu tingkat oksidasi
Tidak stabi dalam air
Dapat dibuat dari reaksi Ti(IV) dengan logam Zn
Paling stabil
Mudah teroksidasi
Stabil, sebagai reduktor
Paling stabil dalam keadaan biasa
V2O5 merupakan oksidator
Mudah teroksidasi
Paling stabil
CrO42- dan Cr2O7 merupakan oksidator kuat
Paling stabil
Stabil dalam ion kompleks
MnO2 merupakan oksidator kuat
MnO42- dalam larutan basa, stabil
mnO4- merupakan oksidator kuat
Stabil tapi mudah teroksidasi menjadi +3, reduktor
Paling stabil
Jarang didapatkan
Paling stabil dalam larutan
Stabil dalam bentuk ion kompleks
Paling stabil
Jarang didapatkan dan merupakan oksidator kuat
Reduktor
Paling stabil
Merupakan ion kompleks
9. Tingkat oksidasi logam transisi yang paling umum adalah +2. Mengapa?
Karena
10. Jelaskan mengapa Sc lebih umum sebagai ion Sc!
Skandium (Sc) mempunyai konfigurasi electron : [Ar] 3d14s2 . Atom skandium mudah
melepaskan 3 elektron, dua dari subkulit 4s dan satu dari subkulit 3d. dan membentuk ion 3+.