E-mail: fakhrianj@gmail.com
Abstrak
Paper ini merupakan laporan hasil percobaan sintesis benzoat dari fenol. Pada percobaan ini disintesis
fenil benzoat dengan reagen utama yang digunakan adalah fenol dan benzoil klorida. Pada reaksi
sintesis ini dapat juga dikatakan sebagai reaksi esterifikasi yang mana akan terbentuk ester pada
produknya. Reaksi ini menggunakan metode Schotten-Baumann. Fenil benzoat yang terbentuk berwujud
padatan putih berukuran kecil.Massa fenil benzoat yang terbentuk adalah sebesar 2.2347 gram dengan
persen kesalahan relatif sebesar 111.9% dan persen yield sebesar 211.98%.
Abstract
This paper is a report of experimental results of the synthesis of benzoate from phenol. In this experiment
synthesized phenyl benzoate with the main reagents used were phenol and benzoyl chloride. In this
synthesis reaction can also be said as an esterification reaction which will form ester in the product. This
reaction uses the Schotten-Baumann method. Phenyl benzoate formed in the form of small white solids.
The phenyl benzoate mass formed was 2.2347 gram with a relative error percent of 111.9% and a yield
percentage of 211.98%.
1. PENDAHULUAN
Fenil benzoat adalah senyawa organik berbentuk serbuk berwarna putih yang masuk ke dalam
kategori yang dikenal sebagai ester. Senyawa ini dibentuk dalam reaksi antara fenol, natrium hidroksida
dan benzoil klorida. Senyawa iniberwujud padat pada suhu kamar, tetapi dapat membentuk cairan
berminyak pada suhu yang relatif rendah. Fenil benzoat dapat digunakan dalam berbagai poliester, yang
memiliki aplikasi dalam produk dari pakaian untuk industri.
Fenil benzoat didefinisikan dengan rumus kimia C13H10O2. Memiliki berat molekul
198.2212gram/mol, titik didih 298-299 derajat celcius dan titik lebur dari 68 ke 70 derajat celcius
(chemexper.com). Pada suhu ruang normal, zat muncul sebagai bubuk kristal putih. Fenil benzoat juga
dapat disebut sebagai asam benzoat, fenil ester, diphenyl karboksilat atau fenol benzoat.
Salah satu kegunaan dari fenil benzoat adalah dengan memanfaatkan sifat listrik dari fenil benzoat
untuk pengembangan layar kristal cair. Fenil benzoat kristal cair berdasarkan karakteristiknya memiliki
kompatibilitas yang sangat baik dengan bahan lain yang digunakan dalam display kristal cair, seperti
bifenil, phenylcyclohexane, bicyclohexane dan fluor, terutama pada suhu rendah (US patent 6468606).
Fenil benzoat dianggap sebagai bahan awal yang sangat baik untuk produksi komponen optik, lensa
berkualitas tinggi terutama untuk gambar diam dan bergerak.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fenol
Fenol adalah senyawa karbon, hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia C 6H5OH. Fenol
memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam,
artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut
menjadikan anion fenoksida C6H5O− yang dapat dilarutkan dalam air.Dibandingkan
dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol
dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya
tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya
pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan
menstabilkan anionnya.
3. METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah pipet, labu Erlenmeyer, batang pengaduk, corong Buchner, gelas
ukur, beaker glass, dan cawan penguap. Bahan-bahan yang digunakan adalah fenol, NaOH, benzoil
klorida, etanol, air es, dan aquades.
Laporan Praktikum Sintesis Kimia Organik, Tahun Akademik 2017/2018 - 1
111,9%
Dalam mekanismenya, terjadi substitusi nukleofilik berupa perginya gugus Cl - dari benzoil klorida
digantikan dengan ion fenoksida yang bersifat nukleofil dan menyerang karbon karbonil dari benzoil
klorida. Pertama, NaOH terionisasi membentuk ion Na+ dan OH-. Ion OH- kemudian menyerang atom
hidrogen yang berikatan dengan atom oksigen dari fenol dan membentuk ion fenoksida, Na +, dan H2O.
Kemudian, ion fenoksida yang terbentuk tadi bertindak sebagai nukleofil dengan menyerang atom karbon
karbonil dari benzoil klorida. Masuknya ion fenoksida membuat atom Cl putus (cleavage)
ikatannyadengan atom karbon karbonil dan ion Cl - kemudian berikatan dengan Na+ membentuk NaCl.
Sehingga, produk yang terbentuk adalah fenil benzoat dengan produk sampingnya adalah garam NaCl.
Setelah itu,jika hasil campurannya terbentuk minyak, maka terhadap campuran ditambahkan 3 pelet
NaOH dan campuran dikocok kuat hingga pelet NaOH larut. Penambahan pelet NaOH ini bertujuan
untuk mengikat fasa organik yang masih tersisa. Kristal benzoat yang terkumpul dikumpulkan dengan
penyaringBuchner menggunakan kertas saring dan dicuci dengan akuades dingin. Hasil produk yang
terbentuk berupa benzoate berwujud kristal putih halus berukuran kecil. Massa fenil benzoat yang
Laporan Praktikum Sintesis Kimia Organik, Tahun Akademik 2017/2018 - 1
didapatkan adalah sebesar 2.2347 gram dengan persen kesalahan relatif sebesar 111.9% dan persen yield
sebesar 211.98%.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa fenil benzoat
dapat disintesis dengan reagen utamanya adalah fenol dan benzoil klorida. Reaksi yang terjadi adalah
reaksi esterifikasi. Dalam mekanismenya terjadi substitusi atom Cl dengan ion fenoksida membentuk
fenil benzoat. Fenil benzoat yang terbentuk berwujud padatan putih dengan ukuran yang cukup kecil.
Massa fenil benzoat yang terbentuk adalah sebesar 2.2347 gram dengan persen kesalahan relatif sebesar
111.9% dan persen yield sebesar 211.98%.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.chemguide.co.uk/organicprops/phenol/acidity.html. Diakses pada 16 Oktober 2017.
http://www.ehow.com/about_5712075_uses-phenyl-benzoate.html. Diakses pada 16 Oktober
2017.
http://www.masterorganicchemistry.com/2011/04/12/what-makes-a-good-leaving-group/.
Diakses pada 16 Oktober 2017.
Tim KBI Kimia Organik. 2015. Diktat Praktikum Kimia Organik. Depok: Departemen Kimia,
FMIPA UI
Smith, Janice Gorzynski. 2011. Organic Chemistry 3rd ed.. Manoa: University of Hawai
MSDS
1. Fenol
Wujud fisik : Kristal putih berbau harum menyesakkan
Berat molekul : 94.11 g/mol
Titik leleh : 42oC
Massa jenis : 1.057 g/cm3
Kelarutan : Larut dalam metanol, dietil eter, air dingin, aseton, benzena, karbon
disulfida, basa alkali encer, karbon tetraklorida, asam asetat
Bahaya : Sangat berbahaya apabila kontak dengan mata (iritasi, bersifat korosif),
dengan kulit (iritasi, bersifat korosif), apabila tertelan, dan apabila terhirup
2. Natrium Hidroksida
Rumus kimia : NaOH
Wujud fisik : Cairan tidak berwarna
Titik didih : 145oC
Kelarutan : Larut dalam air
Bahaya : Basa kuat menyebabkan iritasi pada kulit, mata, dan apabila tertelan
3. Benzoil Klorida
Sifat fisik : Cairan volatile tidak berwarna dan berbau tajam
Titik didih : 197.2oC
Bahaya : Iritasi pada kulit dan mata
Laporan Praktikum Sintesis Kimia Organik, Tahun Akademik 2017/2018 - 1
Reaksi:esterifikasi ireversibel
Metode Schotten-bauman, ester dari alkohol dan asil klorida dibantu katalis basa
Jenis reaksi: substitusi asil nukleofilik
Fenol: reagen utama, penyedia nukleofil, menjadi gugus fenil di produk akhir
NaOH: katalis dan pemberi suasana basa, deprotonasi fenol
Benzoil klorida: reagen utama, pusat reaksi penyerangan nukleofil, elektrofil
Pengocokkan 15 menit: mempercepat reaksi, mengoptimalkan reaksi, yield bisa lebih tinggi
Hilang aroma khas benzoil klorida: benzyl klorida bereaksi hampir semua, reaksi hampir selesai
Engga perlu dipanaskan: reaksi tidak perlu energi luar bereaksi, C diapit elektronegatif membuat C
karbonil sangat mudah diserang, benzoil klorida planar jadi banyak ruang jadi engga terganggu
kesterikan
Penyaring Buchner: mengeringkan, menarik air, air tidak mudah lepas, penyaring lebih cepat
Syarat penyaring Buchner: ukuran kristal sesuai sama kertas saring sama kekuatan vakum, tidak
sangat halus nanti bisa tertarik
Dicuci dengan air: mencuci kristal dari naoh dan pengotor polar lain
Air dingin: mencegah terlarutnya kristal
Rekristalisasi: meningkatkan kemurnian
Etanol: melarutkan pengotor polar, berbeda kepolaran dengan fenil benzoate
Pemanasan: melarutkan kembali padatan
Saring biasa tanpa Buchner: pelarut etanol mudah menguap, akan hilang sendiri
Mekanisme reaksi
Tanpa naoh: engga bisa terjadi karena tidak terbentuk nukleofil dan tidak terjadi esterifikasi