Kimia Unsur
Bagian 6. Unsur Transisi Periode Empat
Yang Terhormat,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis bisa menyelesaikan tugas makalah kimia
peminatan mengenai “Unsur Transisi Periode Empat”.
Sekian dari penulis, semoga makalah ini bisa bermanfaat khusus untuk
penulis pribadi dan umumnya untuk pembaca. Mohon maaf apabila dalam
penulisan makalah ini terdapat kesalahan baik dari segi materi maupun dari segi
penulisan. Untuk itu, penulis membuka kritik dan saran dalam pembuatan makalah
ini agar penulis dapat membuat makalah yang lebih baik dari sebelumnya. Atas
perhatiannya penulis sampaikan terima kasih.
Penulis
A. Anggota Unsur Transisi Periode Empat
Zinc/Seng (30Zn)
3. Konduktor Listrik
Sesuai dengan aturan jari – jari atom dalam satu perioda (dari
kiri ke kanan), jari jari unsur – unsur transisi akan semakin kecil
dari ScSc ke ZnZn. Namun kenyataanya, besar jari – jari atom unsur
transisi ini relatif sama. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan
elektron yang mengisi orbital 3d di bagian dalam. Peristiwa ini
bertindak sebagai perisai terhadap bertambahnya tarikan inti pada
orbital elektron 4s. Sehingga pengecilan ukuran atom menjadi tidak
efektif. Oleh karena itulah, ukuran jari – jari atom unsur transisi dalam
satu perioda cenderung relatif sama.
Jari – jari atom logam transisi lebih kecil dibandingkan jari –
jari atom logam golongan utama (logam alkali dan alkali tanah).
Sedangkan jumlah partikel penyusun dasar (elektron, proton dan
neutron) penyusun atomnya semakin banyak. Hal ini akan
menyebabkan serapan atom logam unsur transisi akan semakin besar.
Kerapatan terkecil dimiliki oleh atom ScSc (2,99 /cm^33) adalah yang
paling kecil diantara unsur – unsur transisi lain karena ScSc memiliki
jari – jari atom paling besar.
5. Struktur Logam
6. Sifat Magnetik
a. Skandium (Sc)
c. Vanadium (V)
d. Kromium (Cr)
e. Mangan (Mn)
f. Besi (Fe)
g. Kobalt (Co)
Kobalt terdapat di alam sebagai arsenida dari Fe, Co, Ni, dan
dikenal sebagai smaltit, kobaltit (CoFeAsS) dan eritrit
Co3(AsO4)2.8H2O.
h. Nikel (Ni)
i. Tembaga (Cu)
j. Seng (Zn)
Ada 2 tahap untuk pembuatan jenis- jenis besi, yaitu peleburan yang
bertujuan untuk mereduksi biji besi sehingga menjadi besi dan peleburan
ulang yang berguna dalam pembuatan jenis - jenis baja.Peleburan besi
dilakukan dalam suatu tanur tiup (blast furnance). Tanur tiup adalah suatu
bangunan yang tingginya sekitar 30 meter dan punya diameter sekitar 8
meter yang terbuat dari baja tahan karat yang dilapisi dengan bata tahan
panas. Zat reduksi yang digunakan adalah karbon dengan prinsip reaksi:
2FeO3 + 3C 4Fe + 3CO2.
1. Reaksi pembakaran.
Udara yang panas dihembuskan , membakar karbon terjadi gas CO2 dan
panas. Gas CO2 yang naik C menjadi gas CO.
C + O2 --------> CO2
2. Proses reduksi
Besi yang terjadi bersatu dengan C, kemudian meleleh karena suhu tinggi
(1.5000C)
Karena suhu yang tinggi baik besi maupun kerak mencair. Besi cair berada
di bawah. Kemudian dikeluarkan melalui lubang bawah, diperoleh besi
kasar dengan kadar C hingga 4,5%. Disamping C mengandung sedikit S,
P, Si dan Mn. Besi kasar yang diperoleh keras tetapi sangat rapuh lalu
diproses lagi untuk membuat baja dengan kadar C sebagai berikut :
Pembuatan baja :
Dibuat dari besi kasar dengan prinsip mengurangi kadar C dan unsur-unsur
campuran yang lain. Ada 3 cara :
1. Proses Bessemer
2. Open-hearth process
Besi kasar, besi tua dan bijih dibakar dalam alat open-hearth. Oksida-
oksida besi (besi tua, bijih) bereaksi dengan C dan unsur-unsur lain Si, P,
Mn terjadi besi dan oksida-oksida SiO2, P2O5, MnO2 dan CO2. dengan
demikian kadar C berkurang.
Pemanggangan :
Zat-zat lain seperti Bi2O3 dan PbO diendapkan dengan gas H2S
Penggunaan kobalt antara lain sebagai aloi, seperti alnico, yaitu campuran Al,
Ni, dan C
Proses pengolahan biji nikel dilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu
produk dengan kadar nikel di atas 75 persen. Tahap-tahap utama dalam proses
pengolahan adalah sebagai berikut:
ü Pengeringan di Tanur Pengering bertujuan untuk menurunkan kadar air
bijih laterit yang dipasok dari bagian Tambang dan memisahkan bijih yang
berukuran 25 mm.
ü Granulasi dan Pengemasan untuk mengubah bentuk matte dari logam cair
menjadi butiran-butiran yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas.
Pada umumnya bijih tembaga mengandung 0,5 % Cu, karena itu diperlukan
pemekatan biji tembaga. Reaksi proses pengolahannya adalah :
Cu2S dan kerak FeSiO3 (l) dioksidasi dengan udara panas, dengan reaksi
sebagai berikut:
Logam seng telah diproduksi dalam abat ke-13 di Indina dengan mereduksi
calamine dengan bahan-bahan organik seperti kapas. Logam ini ditemukan
kembali di Eropa oleh Marggraf di tahun 1746, yang menunjukkan bahwa
unsur ini dapat dibuat dengan cara mereduksi calamine dengan arang. Bijih-
bijih seng yang utama adalah sphalerita (sulfida), smithsonite (karbonat),
calamine (silikat) dan franklinite (zine, manganese, besi oksida). Satu metoda
dalam mengambil unsur ini dari bijihnya adalah dengan cara memanggang
bijih seng untuk membentuk oksida dan mereduksi oksidanya dengan arang
atau karbon yang dilanjutkan dengan proses distilasi.
1. Kegunaan skandium
2. Kegunaan Titanium
ü Sebagai bahan kontruksi, karena mempunyai sifat fisik
3. Kegunaan Vanadium
4. Kegunaan Kromium
6. Kegunaan Besi
ü Membuat baja
7. Kegunaan kobalt
8. Kegunaan Nikel
ü Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan
tahan karat
ü Sebagai katalis
9. Kegunaan Tembaga
ü Pelapis lampu TL