Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

KIMIA ANORGANIK
( UNSUR TRANSISI)
Dosen Pengampu : Ibunda Husnul Khatimah, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 6

Gusti Yulianda (210111501019)


Hasmirah (210111500019)
Aulia Ariani (210111502004)
Fardha Tillah (1816042007)
Selianti Lommo’ Batu Pare (210111502010)

PENDIDIKAN IPA REGULER A


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah Unsur Transisi Periode Keempat ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah Kimia yang berjudul Makalah Unsur Transisi Periode Keempat ini. Dan
kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Unsur Transisi Periode
Keempat ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini. Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Unsur Transisi
Periode Keempat ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Makassar, November 2022

Kelompok 6
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
D alam makalah ini, kita akan mempelajari tentang sifat uns ur trans is i
periode keempat, reaksi kimia dan pengolahan unsur transisi periode keempat,
pemanfaatan unsurtransisi periode keempat dalam kehidupan sehari-hari,
sifat senyawa kompleks yang terbentuk dari berbagai unsur transisi periode
keempat, serta penulisan nama senyawa kompleks yang terbentuk.Unsur transisi
adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit terluar dankulit pertama
terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain. Unsur transisi
periodekeempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang
belum terisi penuh(kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini
menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak
dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama,seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas
katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi periode
keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium
(V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel(Ni), Tembaga (Cu),
dan Seng (Zn)
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian unsur transisi periode keempat?
2. Di mana keberadaan unsur transisi periode keempat di alam?
3. Bagaimana sifat-sifat dan karakteristik unsur transisi periode keempat?
4. Apa kegunaan unsur transisi periode keempat?
5. Bahaya unsur  - unsur kimia.
6. proses pembuatan unsur-unsur transisi periode keempat.

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari unsur transisi
2. Untuk mengetahui apa saja sifat-sifat yang dimiliki oleh unsur transisi
3. Untuk mengetahui kegunaan dari unsur transisi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Unsur Transisi


Unsur-unsur transisi secara terbatas didefinisikan sebagai unsur-unsur yang memiliki
subkulit-d atau subkulit-f yang terisi sebagian. Misalnya tembaga, mempunyai konfigurasi
elektron [Ar] 3d4s'.Unsur-unsur transisi periode keempat terdiri atas Kromium (Cr),
Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan seng (Zn).
Berdasarkan aturan Aufbau, konfigurasi elektron. Beberapa ligan dapat memiliki dua atau
lebih atom unsur transisi mengisi orbital 3d 4s, setelah atom donor yang secara
berbarengan mengkoordinasi ion logam. Ligan seperti itu dinamakan ligan polidentat.
Ligan polidentat dikenal sebagai zat pengkelat (seperti capit kepiting).kalsium.Sifat-sifat
unsur transisi ditentukan oleh konfigurasi elektronnya. Dari kiri ke kanan dalam tabel
periodik, sifat kerapatan dan keelektronegatifan bertambah, sedangkan jari-jari berkurang,
dan titik didih serta titik leleh naik-turun. Makin banyak elektron bebas dalam suatu unsur
transisi makin kuat sifat logamnya. Sebab ikatan antar- atom makin kuat yang pada
gilirannya sifat logam dari unsur itu juga semakin kuat.
Umumnya unsur-unsur transisi periode keempat menunjukkan tingkat oksidasi lebih
dari satu, kecuali scandium dan seng. Hal ini disebabkan tingkat energi orbital-d dan
orbital-s tidak berbeda jauh sehingga memungkinkan elektron-elektron pada kedua orbital
itu digunakan untuk bersenyawa. Semua unsur-unsur transisi dapat membentuk senyawa
koordinasi, khususnya ion kompleks. Ion kompleks adalah suatu struktur ionik yang kation
dari logam transisinya dikelilingi oleh dua atau lebih anion atau molekul netral.Dalam ion
kompleks, kation logam unsur transisi dinamakan atom pusat, dan anion atau molekul
netral yang mengelilinginya dinamakan ligan. Muatan pada ion kompleks adalah jumlah
muatan atom pusat dan ligan yang mengelilinginya.skandium (Sc), Titanium (Ti),
Vanadium (V),Atom ligan yang mengikat langsung logam dinamakan atom donor. Jumlah
atom donor yang mengikat logam dikenal dengan bilangan koordinasi logam.Tata nama
ion kompleks mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh Alfred Werner.Unsur-unsur
transisi periode keempat di alam terdapat dalam bentuk oksida, sulfida, atau karbonat.
Hanya tembaga yang dapat ditemukan dalam keadaan bebas maupun dalam bentuk
senyawanya. Proses sains dan teknologi dalam pengolahan bijih hingga menjadi logam
untuk kegunaan praktis dinamakan metalurgi. Proses metalurgi melibatkan beberapa
tahap: (1) penambangan bijih logam; (2) pengolahan awal atau pemekatan; (3) reduksi
bijih untuk mendapatkan logam bebas; (4) penghalusan atau pemurnian logam; dan (5)
pencampuran logam dengan unsur lain untuk mengubah sifatnya.
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit terluar dan
kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain. Unsur transisi periode
keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum terisi penuh
(kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode
keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan
utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalistik, serta kemampuan membentuk
senyawa kompleks. Unsur transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu
Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe),
Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
Dalam satu periode dari kiri (Sc) ke kanan (Zn), keelektronegatifan unsur hampir
sama, tidak meningkat maupun menurun secara signifikan. Selain itu, ukuran atom (jari-
jari unsur) serta energi ionisasi juga tidak mengalami perubahan signifikan. Oleh sebab
itu, dapat disimpulkan bahwa semua unsur transisi periode keempat memiliki sifat kimia
dan sifat fisika yang serupa. Hal ini berbeda dengan unsur utama yang mengalami

perubahan sifat yang sangat signifikan dalam satu periode.


Dalam sistem periodik unsur transisi terletak pada peralihan antara unsur di kiri dan
kanan, dengan konfigurasi elektron berakhir pada kulit d (kulit d bersifat stabil, berisi
elektron penuh atau setengah penuh). Karena memiliki banyak elektron yang belum
berpasangan, logam transisi memiliki bilangan oksidasi lebih dari sejenis, mampu
membentuk ikatan atom-atom yang kuat. Akibatnya unsur-unsur transisi mempunyai sifat
keras, kerapatannya tinggi, dan pengantaran listrik yang baik. Unsur-unsur transisi
umumnya berwarna, kerapatannya tinggi, dan pengantar listrik yang baik.
Unsur-unsur transisi adalah unsur-unsur yang pengisian elektronnya berakhir pada subkulit d.
Berdasarkan prinsip Aufbau, unsur-unsur transisi baru dijumpai mulai periode 4. Pada setiap
periode kita menemukan 10 buah unsur transisi, sesuai dengan jumlah elektron yang dapat
ditampung pada subkulit d. Diberi nama transisi karena terletak pada daerah peralihan antara
bagian kiri dan kanan sistem periodik. Aturan penomoran golongan unsur transisi adalah:

a. Nomor golongan sama dengan jumlah elektron pada subkulit s ditambah d.

b. Nomor golongan dibubuhi huruf B.


Catatan: 1. Jika s + d = 9, golongan VIIIB.

2. Jika s + d = 10, golongan VIIIB.

3. Jika s + d = 11, golongan IB.

4. Jika s + d = 12, golongan IIB.

Tabel 2.1. konfigurasi elektron pada unsur periode empat

Unsur Konfigurasi Elektron Golongan

21Sc [A r ], 3d1, 4s2 IIIB atau 3

22Ti [A r ], 3d2, 4s2 IVB atau 4

23V [A r ], 3d3, 4s2 VB atau 5

24Cr [A r ], 3d5, 4s1 VIB atau 6

25Mn [A r ], 3d5, 4s2 VIIB atau 7

26Fe [A r ], 3d6, 4s2 VIIIB atau 8

27Co [A r ], 3d7, 4s2 VIIIB atau 9

28Ni [A r ], 3d8, 4s2 VIIIB atau 10

29Cu [A r ], 3d10, 4s1 IB atau 11

30Zn [A r ], 3d10, 4s2 IIB atau 12

B. Keberadaan Unsur Transisi di Alam


Unsur-unsur yang termasuk periode keempat meliputi tembaga (Cu), seng (Zn),
skadium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), kromium (Cr), mangan (Mn), besi (Fe),
kobalt (Co), dan nikel (Ni). Unsur transisi dapat ditemukan dikerak bumi terutama sebagai
bijih mineral (bijih logam) dengan kadar tertentu. Bijih besi merupakan mineral terbanyak
di alam setelah O, Si, dan Al. Untuk lebih jelasnya keberadaan unsur transisi di alam dapat
dilihat dalam uraian berikut:
1. Scandium (Sc)
Skandium dapat ditemukan di dalam tambang mineral dengan kandungan 5-30
ppm. Logam yang mempunyai sifat atmosfer ini, mirip dengan AL dan unsur
lantanida. Skandium banyak digunakan untuk komponen dalam lampu berintensitas
tinggi.
2. Titanium (Ti)
Kandungan titanium dalam kerak bumi sekitar 0,6% dalam bentuk TiO 2 dan
FeTiO3. Unsur ini bersifat atmosfer dan tidak tembus cahay. Titanium digunakan
sebagai bahan konstruksi pesawat terbang dan supersonik karena logamnya yang
ringan dan tidak berubah kekuatannya (strenght) pada temperatur tinggi. TiO 2
digunakan sebagai pigmen kertas, pemutih kertas, kaca, dan keramik. Unsur ini
terdapat dalam mineralrutil (TiO2) yang terdapat dalam bijih besi sebagai ilmenit
(FeTi)2O3 dan ferrotitanate (FeTiO3) juga terdapat dalam karang, silikat, bauksit batu
bara, dan tanah liat.
3. Vanadium (V)
Kandungan vanadium di dalam kerak bumi sebesar 0,02%. Vanadium
digunakan untuk peralatan teknik yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan,
seperti shock breaker. Senyawaan vanadium, yakni V,O,, berfungsi sebagai katalis
pada pembuatan asam sulfat (pada proses kontak).Ferro vanadium 35-95% digunakan
untuk bahan dasar konstruksi. Dibuat melalui reaksi reduksi sebagai berikut.
V2O5(S)+ Si(s) + Fe(s) +SiO2 → V+Fe+SiO2
Vanadium terdapat dalam senyawa karnotit (K-uranil-vanadat) [(K2(UO2)2
(VO4)2.3H2)], dan vanadinit (Pb5(VO4)3Cl).
4. Khrom (Cr)
Unsur khrom dapat digunakan sebagai pelapis bumper mobil. Stainless steel
tidak lain adalah campuran baja dan khrom, yang bersifat mengilap dan pelindung
dari korosi. Senyawaan khrom, yakni Na,Cr,O,.2H,O digunakan untuk penyamak
kulit, dan PbCro, untuk pigmen kuning khrom serta Cr₂O, untuk hijau khrom.
Etanol dapat mereduksi ion kromat, Cr₂O, (berwarna jingga), menjadi ion
khrom (III) (berwarna hijau). Sifat tersebut digunakan untuk uji pernapasan dalam
mendeteksi pemabuk. Jamrud adalah permata yang terbentuk jika sebagian ion

alumunium dalam beril, Be,Al(SiO), diganti ion khrom (III). Bijih utama dari
kromium di alam adalah kromit (FeO.Cr2O2) dan sejumlah kecil dalam kromoker.
5. Mangan (Mn)
Baja ferro mangan (campuran dengan besi) digunakan sebagai kerangka beton
bangunan, jembatan, pipa, dan kawat. MnO, adalah zat aktif dalam batu baterai. Bijih
utamanya berupa pirulosit (batu kawi) (MnO2), dan rodokrosit (MnCO3) dan
diperkirakan cadangan Mn terbesar terdapat di dasar lautan.
6. Besi (Fe)
Besi merupakan logam paling murah yang banyak digunakan, terdapat dalam
batuan, tanah sebagai he- matite (Fe,O), magnetite (Fe,O,), limonite (FeO(OH)), dan
siderite (FeCO,). Besi murni sangat reaktif, dalam udara lembap cepat teroksidasi
membentuk karat.
Baja adalah campuran besi dengan karbon (kadar karbon 0,09-0,9%) dan
logam-logam lain. Baja stain- less steel terdiri dari campuran 72% Fe, 19% Cr, dan
9% Ni, yang digunakan pada pembuatan rel kereta api, senapan, dan tank.
Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di kerak bumi (sekitar 6,2%
massa kerak bumi). Besi jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Besi
umumnya ditemukan dalam bentuk mineral (bijih besi), seperti hematite (Fe2O3),
siderite (FeCO3), dan magnetite (Fe3O4). Logam Besi bereaksi dengan larutan asam
klorida menghasilkan gas hidrogen. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Fe(s) + 2 H+(aq) ——> Fe2+(aq) + H2(g)
Larutan asam sulfat pekat dapat mengoksidasi logam Besi menjadi ion Fe3+.
Sementara larutan asam nitrat pekat akan membentuk lapisan oksida Fe3O4 yang
dapat menghambat reaksi lebih lanjut. Umumnya, Besi dijumpai dalam bentuk
senyawa dengan tingkat oksidasi +2 dan +3. Beberapa contoh senyawa Besi (II)
antara lain FeO (hitam), FeSO4. 7H2O (hijau), FeCl2 (kuning), dan FeS (hitam). Ion
Fe2+ dapat dengan mudah teroksidasi menjadi ion Fe3+ bila terdapat gas oksigen
yang cukup dalam larutan Fe2+. Sementara itu, senyawa yang mengandung ion Besi
(III) adalah Fe2O3 (coklat-merah) dan FeCl3 (coklat).
7. Kobalt (Co)
Sumber utama kobalt adalah sisa peleburan bijih arsen dari Ni, Cu, dan Pb.
Kobalt digunakan pada pembuatan alnico, magnet yang sangat kuat, yang merupakan
aliansi dengan Al, Ni, dan Co. Logam kobalt merupakan bahan dalam sintesis vitamin
B-12. Senyawa CoCl, anhidrat (berwarna biru) digunakan untuk analisis air, yang
akan berubah menjadi merah muda. Kobalt terdapat di alam sebagai arsenida dari Fe,
Co,Ni, dan dikenal sebagai smaltit, kobaltit (CoFeAsS) dan eritrit Co3(AsO4)2.8H2O.
Kelompok gadolinium (nomor atom 64) sampai dengan lutetium (nomor atom 71)
bersama-sama itrium, skandium, dan kadang-kadang hafnium. Kelompok unsur
golongan serium (lantanum, nomor atom 57, sampai dengan europium, nomor atom
63). Kelompok gadolinium sampai dengan lutetium sering juga disebut golongan itria.
8. Nikel (Ni)
Nikel ditemukan dalam beberapa senyawa berikut ini:

 Sebagai senyawa sulfida : penladit (FeNiS), milerit (NiS)

 Sebagai senyawa arsen : smaltit (NiCOFeAs2)

 Sebagai senyawa silikat : garnierit (Ni.MgSiO3)

9. Tembaga (Cu)

Tembaga (Cu) merupakan unsur yang jarang ditemukan di alam (precious

metal). Tembaga umumnya ditemukan dalam bentuk senyawanya, yaitu bijih mineral,

seperti Pirit tembaga (kalkopirit) CuFeS2, bornit (Cu3FeS3), kuprit (Cu2O),

melakonit (CuO), malasit (CuCO3.Cu(OH)2¬). Semua senyawa Tembaga (I) bersifat

diamagnetik dan tidak berwarna (kecuali Cu2O yang berwarna merah), sedangkan

semua senyawa Tembaga (II) bersifat paramagnetik dan berwarna. Senyawa hidrat

yang mengandung ion Cu2+ berwarna biru. Beberapa contoh senyawa yang

mengandung Tembaga (II) adalah CuO (hitam), CuSO4.5H2O (biru), dan CuS

(hitam).

10. Seng (Zn)

Seng (Zn) terdapat di alam sebagai senyawa sulfida seperti seng blende (ZnS),

sebagai senyawa karbonat kelamin (ZnCO3), dan senyawa silikat seperti hemimorfit

(ZnO.ZnSiO3.H2O).
11. Lantan (La)

Senyawaan lantan, yakni lantanium hidrida, selain bersifat senyawaan ion,

bersifat interstisi (menempati ruang antar-atom). Jika logam lantanium menyerap

hidrogen, akan terbentuk dua fasa, yakni fasa logam dan hidrida, sampai tercapai

komposisi MH,. Senyawaan ini kelihatannya bersifat ion. Sisa hidrogen berikutnya

diserap dan menempati ruang antar-atom (interstisi) secara acak, sampai tercapai

komposisi MH. Senyawaan kompleks dari unsur lantan dapat dibentuk dengan asam

sitrat, asam etilena- diaminatetrasetat (EDTA), asam-asam amino, B- diketon, dan

alizarin.

12. Zirkon (Zr) dan Hafnium (Hf)


Unsur Zr dapat ditemukan dalam bentuk ZrO, dan zircon (ZrSiO). Zr dan Hf

digunakan sebagai senyawa tahan api dan mengabsorbsi neutron pada reaktor nuklir.

13. Niobium (Nb) dan Tantalum (Ta)

Niobium dan tantalum merupakan logam transisi yang memiliki tingkat

oksidasi seperti nonlogam. Keberadaan niobium lebih melimpah dibandingkan dengan

tantalum. Niobium diperoleh dari pyrochlore, yakni campuran kalsium-natrium

niobat. Niobium dalam jumlah kecil digunakan pada stainless steel agar tahan karat.

Aliansinya digunakan untuk mesin jet dan roket. Tantalum digunakan untuk filamen

lampu listrik, dan dalam bidang kedokteran digunakan sebagai bahan pengganti

bagian tubuh, seperti pelat dan kawat penyambung ujung saraf nerves.

14. Molibdenum (Mo) dan Wolfram (W)

Kedua unsur logam ini digunakan sebagai baja aliansi, dengan penambahan

sedikit baja akan menambah kekerasan dan kekuatan kedua unsur ini.

a. Molibdenum (Mo)

Molibdenum ditemukan dalam bentuk senyawa molibdenite (MOS,). Molibdenum

digunakan sebagai bahan pembuat bola bearing dan filamen lampu.

b. Wolfram (W)

Wolfram ditemukan dalam bentuk CaWO (scheelite) atau wolframite


(Fe(Mn)WO). Wolfram yang ditambah sedikit Cr dapat digunakan sebagai alat

pemotong yang tetap keras meskipun pada temparatur yang sangat tinggi. Wolfram

juga digunakan untuk filamen lampu dan pelapis alat potong.

15. Teknesium (Tc)

Semua isotop tecnetium bersifat radioaktif, di- gunakan dalam scanning

radiografi hati dan organ da- lam lainnya, serta untuk mencegah penyebaran tumor.

16. Renium (Re)

Renium diperoleh kembali dari debu asap dalam pemanggangan bijih MOS,

dan sisa pengolahan bijih tembaga. Unsur ini digunakan dalam aliansi Pt-Re yang

mendukung alumina pada pembentukan minyak bumi, dan untuk membuat gasoline

bebas timbal dengan bilangan oktan tinggi.


17. Rutenium (Ru) dan Osmium (Os)

a. Rutenium (Ru)

RuO, dibentuk oleh larutan asam yang mengandung Ru yang dioksidasi oleh

MnO₁, Cl, atau HCIO, panas. RuHCI (PPh,), dan RuH,(PPh,), adalah senyawa

yang sangat aktif untuk hidrogenasi homogen alkena.

b. Osmium (Os)

Osmium ditemukan bersama dengan platina. Unsur ini digunakan melalui aliansi

dengan platina dan iridium untuk kontak listrik. Senyawa osmium, yakni tetroxide

(OSO), digunakan pada pengobatan inflammatory arthritis.

18. Rodium (Rh)

Rodium ditemukan bersama dengan platina. Unsur ini bersama-sama dengan

lapisan film yang tipis digunakan sebagai cermin.

19. Iridium (Ir)

Iridium merupakan logam yang bersifat tidak reaktif, ditemukan bersama

dengan platina dan radioaktifnya digunakan untuk mencegah penyebar- an tumor.

20. Platina (Pt)

Platina merupakan logam berwarna putih keabu- abuan, diperoleh sebagai

bubuk melalui penyalaan garamnya, (NH),PtCl. Logam Pt digunakan untuk katalis


dalam industri, Pt-Re atau Pt-Ge ditambahkan pada katalis alumina dalam

pembentukan kembali minyak bumi mentah. Katalis platina sebagai katalitik after

burner, digunakan pada knalpot mobil, kontak listrik, dan dalam bidang kedokteran

sebagai pengaman tulang yang patah.

21. Paladium (Pd)

Paladium digunakan untuk pemurnian H, dengan cara difusi (karena logam Pd

bersifat permeabel terhadap hidrogen), relay jaringan telepon, dan alat kedokteran

kualitas tinggi. Pd-Pt digunakan sebagai katalis untuk mengurangi kandungan CO dan

hidrokarbon lain pada gas buang kendaraan.

22. Emas (Au)


Emas merupakan logam sangat tidak reaktif, dan ditemukan dalam bentuk

murni. Unsur ini hanya bereaksi dengan oksidator yang sangat kuat (seperti klor),

berwarna kuning, lunak (titik leleh 1.063°C), dan mudah ditarik serta ditempa

dibandingkan dengan unsur apa pun. Emas larut dalam air raja.

Au (s) + Cl(aq) + NO,(aq) + H+(aq) → AuCl(aq) + NO(g) + H₂O (1)

Emas digunakan sebagai perhiasan dan kom- ponen listrik berkualitas tinggi.

Senyawa emas, yakni [Au(SR)], digunakan sebagai cairan emas untuk menghias
keramik dan hiasan gelas. Aliansi emas. dengan perak atau tembaga (agar menjadi

lebih kuat), banyak digunakan sebagai perhiasan dan bahan koin.

23. Perak (Ag)

Perak merupakan logam berwarna putih, mengilap, lembut, dan dapat ditempa

dengan antaran listrik dan termal yang tinggi. Perak hanya dapat bereaksi dengan

sulfur dan H,S yang akan menghitamkan permukaan perak. Perak digunakan sebagai

perhiasan dan bahan koin, dan untuk elektroplating. Perak halida digunakan untuk

keperluan fotografi.

24. Kadmium (Cd)

Kadmium dihasilkan dari hasil samping ektraksi timbal dan seng. Unsur ini

digunakan untuk keperluan aliansi (paduan logam) dengan titik leleh rendah. Pada
proses pembuatan cat, keramik, dan beberapa plastik, senyawa kadmium digunakan

sebagai zat warna kuning, orange, dan merah. Aliansi nikel-kadmium digunakan

untuk baterai isi ulang. Kadmium dihasilkan dari pembakaran plastik dan rokok.

Adanya kadmium dalam tulang menyebabkan tulang berpori (menggantikan ion Ca²+),

sehingga tulang menjadi mudah retak.

25. Merkuri/Air Raksa (Hg)

Merkuri merupakan logam yang pada temperatur kamar berwujud cair,

ditemukan dalam bentuk senyawa HgS. Merkuri digunakan dalam cairan ther-

mometer dan barometer, serta sebagai amalgamma pada bidang kedokteran gigi. Uap

merkuri sangat beracun. Jika terhirup masuk ke dalam darah, dan sampai ke otak,

akan merusak jaringan otak. Merkuri (II) oksida berwarna kuning, yang tidak dapat
larut, digunakan sebagai komponen salep mata. Merkuri (II) nitrat dapat larut, banyak

digunakan pada industri pembuatan topi. Merkuri (II) nitrat dapat mengakibat- kan

gigi ompong dan penyakit jiwa, karena merkuri yang melarut akan terakumulasi di

hati dan ginjal.

C. Sifat-sifat dan Karakteristik unsur transisi


1. Sifat-sifat fisis

Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d
yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini
menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak
dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas
katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi periode
keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium
(V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu),
dan Seng (Zn). Dalam satu periode dari kiri (Sc) ke kanan (Zn), keelektronegatifan
unsur hampir sama, tidak meningkat maupun menurun secara signifikan. Selain itu,
ukuran atom (jari-jari unsur) serta energi ionisasi juga tidak mengalami perubahan
signifikan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa semua unsur transisi periode
keempat memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang serupa. Hal ini berbeda dengan
unsur utama yang mengalami perubahan sifat yang sangat signifikan dalam satu
periode Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki keelektronegatifan yang
lebih besar dibandingkan unsur Alkali maupun Alkali tanah, sehingga kereaktifan
unsur transisi tersebut lebih rendah bila dibandingkan Alkali maupun Alkali Tanah.
Sebagian besar unsur transisi periode keempat mudah teroksidasi (memiliki E°red
negatif), kecuali unsur Tembaga yang cenderung mudah tereduksi (E°Cu = + 0,34 V).
Hal ini berarti bahwa secara teoritis, sebagian besar unsur transisi periode keempat
dapat bereaksi dengan asam kuat (seperti HCl) menghasilkan gas hidrogen, kecuali
unsur tembaga. Akan tetapi, pada kenyataannya, kebanyakan unsur transisi periode
keempat sulit atau bereaksi lambat dengan larutan asam akibat terbentuknya lapisan
oksida yang dapat menghalangi reaksi lebih lanjut. Hal ini terlihat jelas pada unsur
Kromium. Walaupun memiliki potensial standar reduksi negatif, unsur ini sulit
bereaksi dengan asam akibat terbentuknya lapisan oksida (Cr2O3) yang inert. Sifat
inilah yang dimanfaatkan dalam proses perlindungan logam dari korosi (perkaratan).

Dibandingkan unsur Alkali dan Alkali Tanah, unsur-unsur transisi periode keempat
memiliki susunan atom yang lebih rapat (closed packing). Akibatnya, unsur transisi
tersebut memiliki kerapatan (densitas) yang jauh lebih besar dibandingkan Alkali
maupun Alkali Tanah. Dengan demikian, ikatan logam (metallic bonds) yang terjadi
pada unsur transisi lebih kuat. Hal ini berdampak pada titik didih dan titik leleh unsur
transisi yang jauh lebih tinggi dibandingkan unsur logam golongan utama. Selain itu,
entalpi pelelehan dan entalpi penguapan unsur transisi juga jauh lebih tinggi
dibandingkan unsur logam golongan utama. Unsur transisi periode keempat memiliki
tingkat oksidasi (bilangan oksidasi) yang bervariasi. Hal ini disebabkan oleh tingkat
energi subkulit 3d dan 4s yang hampir sama. Oleh sebab itu, saat unsur transisi
melepaskan elektron pada subkulit 4s membentuk ion positif (kation), sejumlah
elektron pada subkulit 3d akan ikut dilepaskan. Bilangan oksidasi umum yang
dijumpai pada tiap unsur transisi periode keempat adalah +2 dan +3. Sementara,
bilangan oksidasi tertinggi pada unsur transisi periode keempat adalah +7 pada unsur
Mangan (4s2 3d7). Bilangan oksidasi rendah umumnya ditemukan pada ion Cr3+,
Mn2+, Fe2+, Fe3+, Cu+, dan Cu2+, sedangkan bilangan oksidasi tinggi ditemukan
pada anion oksida, seperti CrO42-, Cr2O72-, dan MnO4-.

Unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai sifat-sifat yang khas. Sifat-sifat


khasunsur-unsur transisi periode keempat antara lain :

(1) Unsur-unsur transisi bersifat logam, maka sering disebut logam transisi.

(2) Bersifat logam, maka mempunyai bilangan oksidasi positif dan pada umumnya
lebih darisatu.

(3) Banyak diantaranya dapat membentuk senyawa kompleks.

(4) Pada umumnya senyawanya berwarna.

(5) Beberapa diantaranya dapat digunakan sebagai katalisator.

(6) Titik didih dan titik leburnya sangat tinggi.

(7) Mudah dibuat lempengan atau kawat dan mengkilap.

(8) Sifatnya makin lunak dari kiri ke kanan.


(9) Dapat menghantarkan arus listrik.

(10) Persenyawaan dengan unsur lain mempunyai oksida positif

Senyawa yang dibentuk pada umumnya berwarna. Hal ini disebabkan karena
konfigurasielektron unsur transisi menempati sub kulit d,elektron-elektron pada
orbital d yang tidak penuh memungkinkan untuk berpindah tempat. Elektron dengan
energi rendah akan berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi (tereksitasi) dengan
menyerap warna misalnyaenergi cahaya dengan panjang gelombang tertentu karena
energi yang diserap besarnya puntertentu. Struktur elektron pada orbital d yang
bebeda akan mengasilkan warna yang pula.

Dapat membentuk ion kompleks, yaitu ion yang terdiri dari ion logam sebagai
ion pusat yangmenyediakan orbital d,s,dan p-nya yang kosong untuk elektron-elektron
yang berasal dariion atau molekul yang diikatnya yang disebut dengan ligan. Sebagai
contoh, pada ion[PtCl6]2-,bilangan oksidasi masing-masing ligan (ion Cl-) adalah -1.
Dengan demikian, bilangan oksidasi Pt (kation logam transisi) adalah +4. Contoh lain,
pada ion [Cu(NH3)4]2+,bilangan oksidasi masing-masing ligan (molekul NH3)
adalah 0 (nol). Dengan demikian, bilangan oksidasi Cu (kation logam transisi) adalah
+2.ikatan yang terjadi antara ion pusat dengan ligan, yaitu ikatan kovalen
koordinasi.Banyaknya pasangan elektron yang diterima oleh ion logam dinamakan
Bilangan koordinasi. Bilangan koordinasi adalah jumlah ligan yang terikat pada
kation logam transisi.Sebagai contoh, bilangan koordinasi Ag+ pada ion
[Ag(NH3)2]+adalah dua, bilangankoordinasi Cu2+pada ion [Cu(NH3)4]2+adalah
empat, dan bilangan koordinasi Fe3+pada ion[Fe(CN)6]3- adalah enam. Bilangan
koordinasi yang sering dijumpai adalah 4 dan 6. Pada umumnya ligan merupakan basa
Lewis, yaitu ion yang dapat memberikan(donor) sepasang atau lebih elektron bebas.
Seperti NH3,NO,H2O,F-,Cl-,CO32-,NO2-Berdasarkan jumlah atom donor yang
memiliki pasangan elektron bebas (PEB) pada ligan,ligan dapat dibedakan menjadi
Monodentat Bidentat,dan polidentat H2O dan NH3.

1. Sifat logam
Semua unsur transisi periode keempat bersifat logam, baik dalam sifat kimia maupun dalam
sifat fisis. Harga energy ionisasi yang relative rendah (kecuali seng yang agak tinggi), sehingga,
mudah membentuk ion positif. Demikian pula, harga titik didih dan titik lelehnya relative tinggi
(kecuali Zn yang membentuk TD dan TL relative rendah). Hal ini disebabkan orbital subkulit d
pada unsure transisi banyak orbital yang kosong atau tersisi tidak penuh. Adanya orbital yang
kosong memungkinkan atom-atom membentuk ikatan kovalen (tidak permanen) disamping ikatan
logam. Orbital subkulit 3d pada seng terisi penuh sehingga titik lelehnya rendah. Bandingkan
dengan unsure utama.

Tabel 2.2 sifat fisis unsur transisi

Unsur Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn

Jari-jari
0,16 0,15 0,14 0,13 0,14 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13
atom (nm)

Titik leleh
1540 1680 1900 1890 1240 1540 1500 1450 1080 420
(0C)

Titik didih
2370 3260 3400 2480 2100 3000 2900 2730 2600 910
(0 C)

Kerapatan
3,0 4,5 6,1 7,2 7,4 7,9 8,9 8,9 8,9 7,1
(g/cm3)

E ionisasi I
6,30 660 650 6500 720 760 760 740 750 910
(kJ/mol)

E ionisasi
1240 1310 1410 1590 1510 1560 1640 1750 1960 1700
II (kJ/mol)

E ionisasi
III 2390 2650 2870 2990 3260 2960 3230 3390 3560 3800
(kJ/mol)

E0 red - - -
- - -1,2 -0,28 -0,25 +0,34 0,76
M (aq)
2+ 
0,91 1,19 0,44

E0 red -0,- - - -
-2,1 -1,2 +0,44 - - -
M3+ (aq) 86 0,74 0,28 0,04

Kekerasan
( skala - - - 9,0 5,0 4,5 - - 3,0 2,5
mohs)

2.      Sifat Magnet
Adanya electron-elektron yang tidak berpasangan pada sub kulit d menyebabkan
unsur-unsur transisi bersifat paramagnetic (sedikit ditarik ke dalam medan magnet). Makin
banyak electron yang tidak berpasangan, maka makin kuat pula sifat paramagnetknya. Pada
seng dimana orbital pada sub kulit d terisi penuh, maka bersifat diamagnetic (sedikit ditolak
keluar medan magnet).

3.      Membentuk Senyawa-Senyawa Berwarna

Senyawa unsure transisi (kecuali scandium dan seng), memberikan bermacam warna baik
padatan maupun larutannya. Warna senyawa dari unsure transisi juga berkaitan dengan adanya orbital
sub kulit d yang terisi tidak penuh. Peralihan electron yang terjadi pada pengisian subkulit d (sehingga
terjadi perubahan bilangan oksidasi) menyebabkan terjadinya warna pada senyaa logam transisi.

Senyawa dari Sc3+  dan Ti4+  tidak berwarna karena subkulit 3d-nya kosong, serta senyawa dari
Zn2+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya terisi penuh, sehingga tidak terjadi peralihan electron.

Tabel 2.3 warna senyawa logam transisi dengan berbagai bilangan oksidasi

Unsure +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7

Sc - - Tb - - - -

Ti - - Ungu Tb - - -

V - Ungu Hijau biru Merah - -

Cr - Biru Hijau - - Jingga -

Mn - Merah Coklat Coklat Biru Hijau Ungu


muda tua

Fe - Hijau Kuning - - - -

Co - Merah Ungu - - - -
muda

Ni - Hijau - - - - -

Cu Tb Biru - - - - -

Zn - Tb - - -

4.      Mempunyai Beberapa Tingkat Oksidasi


Kecuali Sc dan Zn, unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai beberapa tingkat
oksidasi. Bilangan oksidasi yang mungkin bergantung pada bilangan oksidasi yang dapat dicapai
kestabilannya.

Kestabilan senyawa logam transisi diantaranya bergantung pada jenis atom yang mengikat
logam transisi, senyawa berbentuk kristal atau larutan, PH dalam air. Kestabilan bilangan oksidasi
yang tinggi dapat dicapai melalui pembentukan senyawa dengan oksoaniaon, fluoride, dan
oksofluorida.

5.      Banyak Di Antaranya Dapat Membentuk Ion Kompleks

Ion kompleks adalah ion yang terdiri atas atom pusat dan ligan. Biasanya atom pusat
merupakan logam transisi yang bersifat elektropositif dan dapat menyediakan orbital kosong sebagai
tempat masuknya ligan. Contohnya ion besi (III) membentuk ion kompleks [Fe(CN) 6].

Ion kompleks unsur transisi terdiri dari ion pusat Ligand, yaitu :

1.      Ion pusat : ion dari unsur-unsur transisi dan bermuatan positif

2.      Ligand : molekul atau ion yang mempunya pasangan elektron bebas. (Cl, CN, NH 3, H2O)

3.      Bilangan koordinasi adalah jumlah ligand dalam suatu ion kompleks. Antara ion pusat dan ligan
terdapat ikatan koordinasi.

Daftar tabel ion kompleks unsur transisi

Tabel 2.4  Ion kompleks positif

[Ag(NH3)2]+ = Diamin Perak (I)

[Cu(NH3)4]2+ = Tetra amin Tembaga (II)

[Zn(NH3)4]2+ = Tetra amin Seng (II)

[Co(NH3)6]3+ = Heksa amin Kobal (III)

[Cu(H2O)4]2+ = Tetra Aquo Tembaga (II)

[Co(H2O)6]3+ = Heksa Aquo Kobal (III)

Tabel 2.5 Ion kompleks negatif

[Ni(CN)4]2- = Tetra siano Nikelat (II)


[Fe(CN)6]3- = Heksa siano Ferat (III)

[Fe(CN)6]4- = Heksa siano Ferat (II)

[Co(CN)6]4- = Heksa siano Kobaltat (II)

[Co(CN)6]3- = Heksa siano Kobaltat (III)

[Co(Cl6]3- = Heksa kloro Kobaltat (III)

6.      Beberapa Diantaranya Dapat Digunakan Sebagai Katalisator

Salah satu sifat penting unsur transisi dan senyawanya, yaitu kemampuannya untuk menjadi
katalis-katalis reaksi-reaksi dalam tubuh. Katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi. Di dalam
tubuh, terdapat enzim sitokrom oksidase yang berperan dalam mengoksidasi makanan. Enzim ini
dapat bekerja bila terdapat ion Cu2+. Beberapa logam transisi atau senyawanya telah digunakan secara
komersial sebagai katalis pada proses industry seperti TiCl 3 (Polimerasasi alkena pada pembuatan
plastic), V2O5(proses kontak pada pembuatan margarine), dan Cu atau CuO (oksidasi alcohol pada
pembuatan formalin).

2. Sifat-sifat Kimia
a) Sifat Logam
Semua unsur transisi periode keempat bersifat logam, baik dalam sifat kimia maupun
dalam sifat fisis. Harga energi ionisasi yang relatif rendah (kecuali seng yang agak tinggi),
sehingga mudah membentuk ion positif. Demikian pula, harga titik didih dan titik lelehnya
relatif tinggi (kecuali Zn yang membentuk TD dan TL relatif rendah). Hal ini disebabkan
orbital subkulit d pada unsur transisi banyak orbital yang kosong atau terisi tidak penuh.
Adanya orbital yang kosong memungkinkan atom-atom membentuk ikatan kovalen (tidak
permanen) di samping ikatan logam. Orbital subkulit 3d pada seng terisi penuh sehingga
titik lelehnya rendah. Semua unsur transisi periode keempat bersifat logam. Sifat itu
disebabkan semua unsur transisi memiliki energi ionisasi yang rendah, yaitu kurang dari
1.000 kJ mol-1 dan keelektronegatifannya rendah, yaitu kurang dari 2.
b) Bilangan Oksidasi
Senyawa-senyawa unsur transisi alam ternyata mempunyai bilangan oksidasi lebih
dari satu. Adanya biloks lebih dari satu ini karena mudahnya melepaskan elektron
valensinya. dengan demikian energi ionisasi pertama, kedua dan seterusnya relatif lebih
kecil daripada golongan utama.
c) Sifat Magnet
Adanya elektron-elektron yang tidak berpasangan pada sub kulit d menyebabkan
unsur-unsur transisi bersifat paramagnetik (sedikit ditarik ke dalam medan magnet). Makin
banyak elektron yang tidak berpasangan, maka makin kuat pula sifat paramagnetiknya.
Pada seng di mana orbital pada sub kulit d terisi penuh, maka bersifat diamagnetik (sedikit
ditolak keluar medan magnet).
d) Membentuk Senyawa –senyawa berwarna
Senyawa unsur transisi (kecuali scandium dan seng), memberikan bermacam warna baik
padatan maupun larutannya. Warna senyawa dari unsur transisi juga berkaitan dengan
adanya orbital sub kulit d yang terisi tidak penuh. Peralihan elektron yang terjadi pada
pengisian subkulit d (sehingga terjadi perubahan bilangan oksidasi) menyebabkan
terjadinya warna pada senyaa logam transisi. Senyawa dari Sc3+ dan Ti4+ tidak berwarna
karena subkulit 3d-nya kosong, serta senyawa dari Zn2+ tidak berwarna karena subkulit
3d-nya terisi penuh, sehingga tidak terjadi peralihan elektron.
e) Mempunyai Beberapa Tingkat Oksidasi
Kecuali Sc dan Zn, unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai beberapa tingkat
oksidasi. Bilangan oksidasi yang mungkin bergantung pada bilangan oksidasi yang dapat
dicapai kestabilannya. Kestabilan senyawa logam transisi di antaranya bergantung pada
jenis atom yang mengikat logam transisi, senyawa berbentuk Kristal atau larutan, PH
dalam air. Kestabilan bilangan oksidasi yang tinggi dapat dicapai melalui pembentukan
senyawa dengan oksoaniaon, fluoride, dan oksofluorida.
f) Membentuk Ion Kompleks
Ion kompleks adalah ion yang berbentuk dari suatu kation (biasanya ion logam
transisi) yang meningkat beberapa anion atau molekul netral. Selanjutnya, kation itu
disebut ion pusat dan anion atau molekul netral yang terikat pada ion pusat disebut ligan.
Pada ion kompleks [Cu(Cn)4]2- dan [Fe(H2O)6]2+, Cu2+ dan Fe2+ adalah ion pusat,
sedangkan Cn- dan H2O adalah ligan. Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ligan atau
jumlah atom donor yang terkait pada ion pusat. Bilangan koordinasi ion Cu2+ pada
[Cu(Cn)4]2- adalah 4 dan bilangan koordinasi ion Fe2+ pada [Fe(H2O)6]2+ adalah 6.
Ligan adalah spesi yang memiliki atom yang dapat menjadi donor sepasang elektron
pada ion pusat. Ligan merupakan basa Leuwis, sedangkan ion pusat sebagai asam Leuwis.
Ligan dapat berupa ion monoatomik (tapi bukan atom netral), seperti ion halida ; berupa
anion, seperti CN- dan NO2-,berupa molekul sederhana, seperti NH3 dan H2O ; berupa
molekul kompleks ; seperti piridin (C5H5N).
Ion kompleks positif :
[Ag(NH3)2]+ = Diamin Perak (I)
[Cu(NH3)4]2+ = Tetra amin Tembaga (II)
[Zn(NH3)4]2+ = Tetra amin Seng (II)
[Co(NH3)6]3+ = Heksa amin Kobal (III)
[Cu(H2O)4]2+ = Tetra Aquo Tembaga (II)
[Co(H2O)6]3+ = Heksa Aquo Kobal (III)
Contoh : [Cr(NH3)4Cl2]+ → atom pusat : Cr3+
Ligan : NH3 (amina) dan Cl (kloro) bilangan koordinasi : 4 + 2 = 6
Nama ionnya = tetraamin dikloro krom (III)
Ion kompleks negatif :
[Ni(CN)4]2- = Tetra siano Nikelat (II)
[Fe(CN)6]3- = Heksa siano Ferat (III)
[Fe(CN)6]4- = Heksa siano Ferat (II)
[Co(CN)6]4- = Heksa siano Kobaltat (II)
[Co(Cl6]3- = Heksa kloro Kobaltat (III)
Contoh : [Ni(CN)4]2- → atom pusat : Ni2+
Ligan : CN (siano) Bilangan koordinasi : 4
Nama ionnya = tetrasiano nikelat (II)
g) Sebagai Katalisator
Salah satu sifat penting unsur transisi dan senyawanya, yaitu kemampuannya untuk
menjadi katalis-katalis reaksi-reaksi dalam tubuh. Katalis adalah zat yang dapat
mempercepat reaksi. Di dalam tubuh, terdapat enzim sitokrom oksidase yang berperan
dalam mengoksidasi makanan. Enzim ini dapat bekerja bila terdapat ion Cu2+. Beberapa
logam transisi atau senyawanya telah digunakan secara komersial sebagai katalis pada
proses industri seperti TiCl3 (Polimerisasi alkena pada pembuatan plastik), V2O5(proses
kontak pada pembuatan margarine), dan Cu atau CuO (oksidasi alkohol pada pembuatan
formalin).

D. Kegunaan Unsur Transisi


1. Scandium (Sc)
Skandium merupakan unsur yang jarang terdapat di alam, walaupun ada cenderung dalam
bentuk senyawa dengan bilangan oksidasi +3 misalnya ScCl3Sc2O3.Senyawa tidak berwarna
dan bersifat diamagnetik, hal ini disebabkan ion Sc3+sudah tidak memiliki elektrondalam
orbital d nya.Kira-kira 20 kg (dalam bentuk Sc2O3)skandium digunakan setiap tahun di
AmerikaSerikat untuk membuat lampu berkeamatan tinggi. Skandium iodida yang dicampur ke
dalamlampu wap raksasa akan menghasilkan sumber cahaya buatan kecekapan tinggi
yangmenyerupai cahaya matahari dan membolehkan salinan warna yang baik untuk
kameratelevisi. Lebih kurang 80 kg skandium digunakan sejagat setiap tahun dalam
pembuatanlampu mentol. Isotop radioaktif Sc-46 digunakan dalam peretak pelapis minyak
sebagai agen penyurih. Penggunaan utamanya dari segi isi padu adalah aloi aluminium-
skandium untuk industriaeroangkasa dan juga untuk peralatan sukan (basikal, bet besbol,
senjata api, dan sebagainya)yang memerlukan bahan berprestasi tinggi. Apabila dicampur
dengan aluminium.
2. Titanium (Ti)
Titanium banyak digunakan dalam industri dan konstruksi :
a. Titanium digunakan sebagai bahan konstruksi karena mempunyai sifat fisik :
1.Rapatannya rendah (logam ringan),
2.Kekuatan strukturnya tinggi,
3.Tahan panas,
4.Tahan terhadap korosi.
b.Titanium digunakan sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonik, karena
padatemperatur tinggi tidak mengalami perubahan kekuatan (strenght).
c.Titanium digunakan sebagai bahan katalis dalam industri polimer polietlen.
d.Titanium digunakan sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik,
dankosmetik.
e.Titanium digunakan sebagai katalis pada industri polimer.
f.Karena kerapatan titanium relatif rendah dan kekerasannya tinggi. Logam ini digunakanuntuk
bahan struktural terutama dalam mesin jet, karena mesin jet memerlukan massa yangringan
tetapi stabil pada suhu tinggi.
g.Karena logam titanium tahan terhadap cuaca, sehingga dapat digunakan untuk bahan
pembuatan pipa, pompa, dan tabung reaksi dalam industri kimia
3. Vanadium (V)
Vanadium banyak digunakan dalam industri-industri seperti :
a.Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang tinggi seperti per
mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi,
b.Untuk membuat logam campuran,
c.Oksida vanadium (V2O5)digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam sulfat dengan
proses kontak.
d.Umumnya digunakan untuk paduan dengan logam lain seperti baja tahan karat dan bajauntuk
peralatan berat karena sifatnya merupakan logam putih terang, relatif lunak dan liat,tahan
terhadap korosif, asam, basa, dan air garam.
e.V2O5digunakan sebagai katalis pada proses pembuatan asam sulfat dan digunakan sebagai
reduktor.
4. Khromium (Cr)
Adapun kegunaan kromium antara lain sebagai berikut :
1.Khromium digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan karat dan membentuk
banyak alloy (logam campuran) yang berguna.
2.Kebanyakan khromium digunakan dalam proses pelapisan logam untuk menghasilkan
permukaan logam yang keras dan indah dan juga dapat mencegah korosi.
3.Khromium juga dapat memberikan warna hijau emerald pada kaca.
4.Khromium juga luas digunakan sebagai katalis.
5.industri refraktori menggunakan khromit untuk membentuk batu bata, karena
khromitmemiliki titik cair yang tinggi, pemuaian yang relatif rendah dan kestabilan struktur
kristal.
6.Digunakan untuk katalis dan untuk pewarna gelas.
7.Campuran kromium (IV) oksida dan asam sulfat pekat mengahasilkan larutan pembersihyang
dapat digunakan untuk mengeluarkan zat organik yang menempel pada alat-alatlaboratorium
dengan hasil yang sangat bersih, tetapi larutan ini bersifat karsinogenik(menyebabkan penyakit
kanker).
5. Mangan (Mn)
Mangan merupakan logam putih kemerahan atau putih kehijauan, keras (lebih kerasdari
besi), sangat mengkilap, dan sangat reaktif banyak digunakan untuk panduan logam
danmembentuk baja keras yang digunakan untuk mata bor pada pemboran batuan.Di samping
itu, Mangan Oksida (sebagai pilorusit) digunakan sebagaidepolariser dan sel kering baterai dan
untuk menghilangkan warna hijau pada gelas yangdisebabkan oleh pengotor besi. Mangan
sendiri memberi warna lembayung pada kaca.Dioksidanya berguna untuk pembuatan oksigen
dan khlorin, dan dalam pengeringan cathitam. Senyawa permanganat adalah oksidator yang
kuat dan digunakan dalam analisiskuantitatif dan dalam pengobatan. Mangan juga banyak
tersebar dalam tubuh. Manganmerupakan unsur yang penting untuk penggunaan vitamin B.
6. Besi (Fe)
Kegunaan utama dari besi adalah untuk membuat baja. Baja adalah istilah yang
digunakanuntuk semua aloi dari besi (aliase). Baja aliase, yaitu baja spesial yang mengandung
unsurtertentu sesuai dengan sifat yang diinginkan. Salah satu contoh baja yang terkenal
adalahstainless steel, yang merupakan baja tahan karat.Berikut urai beberapa kegunaan dari
besi : Sebagai logam, besi memiliki kegunaan paling luas dalam kehidupan, seperti untuk
kontruksiatau rangka bangunan, landasan, untuk badan mesindan kendaraan, tulkit mobil, untuk
berbagai peralatan pertanian, bangunan dan lain-lain. Mutu dari semua bahan yang terbuatdari
besi tergantung pada jenis besi yang digunakan, seperti:
a.Baja krom (95,9% Fe; 3,5%Cr; 0,3%Mn; 0,3%C)
b.Baja mangan (11-14%Mn)
c.Baja karbon (98,1% Fe; 1% Mn; 0,9%C)
d.Baja wolfram (94%Fe; 5%W; 0,3%Mn; 0,7%C)2.Fe(OH)3
digunakan untuk bahan cat seperti cat minyak, cat air, atau cat tembok.3.Fe2O3sebagai
bahan cat dikenal namameni besi,digunakan juga untuk mengkilapkan kaca.4.FeSO4 digunakan
sebagai bahan tinta.
7. Kobalt (Co)
Kobalt merupakan logam putih keperakan dengan sedikit kebiruan bila digosoklangsung
mengkilap lebih keras dan lebih terang dari pada nikel, tahan terhadap udara,sehingga banyak
digunakan untuk pelapis logam. Selain itu juga digunakan sebagai katalis,untuk paduan logam
(baja kobalt) digunakan sebagai bahan magnet permanen. Campuran Co,Cr, dan W digunakan
untuk peralatan berat dan alat bedah atau operasi. Campuran Co, Fe,dan Cr (logam festel)
digunakan untuk elemen pemanas listrik.
Kobalt yang dicampur dengan besi, nikel, dan logam lainnya untuk membuat alnico,alloy
dengan kekuatan magnet luar biasa untuk berbagai keperluan. Alloy stellit,mengandung kobalt,
khromium, dan wolfram, yang bermanfaat untuk peralatan berat, peralatan yang digunakan
pada suhu tinggi, maupun peralatan yang digunakan padakecepatan yang tinggi.Kobalt juga
diguanakan untuk baja magnet dan tahan karat lainnya. Selain alloy,digunakan dalam turbin jet,
dan generator turbin gas. Logam diguanakan dalamelektropalting karena sifat penampakannya,
kekerasannya, dan sifat tahan oksidasinya.Garam kobalt telah digunakan selama berabad-abad
untuk menghasilkan warna biru brilian yang permanen pada porselen, kaca, pot, keramik, dan
lapis e-mail gigi. Garam kobaltadalah komponen utama dalam membuat biru Sevre dan biru
Thenard. Larutan kobalt kloridadigunakan sebagai pelembut warna tinta. Kobalt digunakan
secraa hati-hati dalam bentukklorida, sulfat, asetat, dan nitrat karena telah dibuktikan efektif
dalam memperbaiki penyakitkekurangan mineral tertentu pada binatang. Tanah yang layak
mengandung hanya 0.13– 0.30 ppm kobalt untuk makanan binatang.Karena keras, tahan karat
dan penampilannya menarik maka sering digunakan untuk menyepuh logam lain. Pewarna biru
pada porselen, kaca, genting. Pewarna sumber sinar gamma dalam bidang kesehatan.
8. Nikel (Ni)
Nikel banyak digunakan untuk hal-hal berikut ini:
 Merupakan logam putih perak keabuan, dapat ditempa, penghantar panas yang baik
dantahan terhadap udara, tetapi tidak tahan terhadap air yang mengandung asam
sehingga banyakdigunakan sebagi komponen pemanas listrik (nikrom) yang merupakan
campuran dari Ni, Fe,dan Cr.
 Perunggu-nikel digunakan untuk uang logam.
 Perak jerman (paduan Cu, Ni, Zn) digunakan untuk barang perhiasan.
 Logam rasein (paduan Ni, Al, Sn, Ag) untuk barang perhiasan.
 Pembuatan aloi, battery electrode, dan keramik.
 Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan karat.
 Pelapis besi (pernekel).
 Sebagai katalis.
9. Tembaga (Cu)
Tembaga merupakan logam berwarna kemerahan, mengkilap bila digosok dapatditempa,
penghantar panas pada listrik yang baik, tidak mudah berkarat tetapi bila terkenaudara warnanya
menjadi hijau oleh terbentuknya tembaga karbonat. Banyak digunakansebagai rangakian atau
peralatan listrik, kabel listrik, dan untuk paduan logam.CuSO4(terusi) banyak digunakan untuk
larutan elektrolit dalam sel elektrokimia,campuran terusi dan Ca(OH)2 dengan sedikit air dapat
digunakan memberantas kutu dan jamur.Tembaga banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
seperti untuk kabel listrik, bahan uang logam, untuk bahan mesin pembangkit tenaga uap dan
untuk aloi.
10. Seng (Zn)
Logam seng berguna untuk hal-hal sebagai berikut:
1.Merupakan logam cukup keras, terang berwarna putih kebiruan, tahan dalam udara lembab
dibanding Fe. Hal ini disebabkan diatas lapisan permukaan seng terbentuk lapisan karbonat basa
(Zn2(OH)2CO3) yang dapat menghambat oksidasi lebih lanjut. Karena sifat tersebut,maka seng
banyak digunakan untuk melapisi logam besi (disebut kaleng)
2.Digunakan juga sebagai elektroda pada elektroda (katoda) pada sel elektrokimia dan untuk
pembuatan paduan logam.
3.ZnO digunakan untuk bahan cat untuk memberikan warna putih dan digunakan untuk pembuatan
salep seng (ZnO-vaselin).
4.Logam ini digunakan untuk membentuk berbagai campuran logam dengan metal lain.Kuningan,
perak nikel, perunggu, perak Jerman, solder lunak dan solder aluminium adalah beberapa contoh
campuran logam tersebut
5. Seng dalam jumlah besar digunakan untuk membuat cetakan dalam industri otomotif, listrik,dan
peralatan lain semacamnya.
6.Campuran logam Prestal, yang mengandung 78% seng dan 22% aluminium dilaporkansekuat
baja tapi sangat mudah dibentuk seperti plastik. Prestal sangat mudah dibentuk dengancetakan
murah dari keramik atau semen.
7.Seng juga digunakan secara luas untuk menyepuh logam-logam lain dengan listrik seperti besi
untuk menghindari karatan.
8.Seng oksida banyak digunakan dalam pabrik cat, karet, kosmetik, farmasi, alas lantai, plastik,
tinta, sabun, baterai, tekstil, alat-alat listrik dan produk-produk lainnya.
9.Lithopone, campuran seng sulfida dan barium sulfat merupakan pigmen yang penting.
Sengsulfida digunakan dalam membuat tombol bercahaya, sinar X, kaca-kaca TV, dan bola-
bolalampu fluorescent. Klorida dan kromat unsur ini juga merupakan senyawa yang
banyakgunanya.
10.Seng juga merupakan unsur penting dalam pertumbuhan manusia dan binatang. Banyak
tesmenunjukkan bahwa binatang memerlukan 50% makanan tambahan untuk mencapai beratyang
sama dibanding binatang yang disuplemen dengan zat seng yang cukup.

E. CARA PEMBUATAN UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KE EMPAT


a.      Cara Pembuatan Titanium
Produksi titanium yang makin banyak disebabkan karena kebutuhan dalam bidang militer dan
industri pesawat terbang makin meningkat. Hal ini disebabkan karena titanium lebih disukai
daripada aluminium  dan baja. Aluminium akan kehilangan kekuatannya pada temperatur
tinggi dan baja terlalu rapat (mempunyai kerapatan yang tinggi).
Langkah awal produksi titanium dilakukan dengan mengubah bijih rutil yang mengandung
TiO2 menjadi TiCl4, kemudian TiCl4 dureduksi dengan Mg pada temperatur tinggi yang bebas
oksigen.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
TiO2 (s)  + C(s) + 2Cl2(g)                       TiCl4(g) + CO2(g)
TiCl4(g) + 2Mg(s)                         Ti(s) + 2MgCl2(g)
Reaksi dilakukan pada tabung baja. MgCl 2 dipindahkan dan dielektrolisis menjadi Mg dan
Cl2. Keduanya kemudian didaurulangkan. Ti didapatkan sebagai padatan yang disebut sepon.
Sepon diolah lagi dan dicampur dengan logam lain sebelum digunakan.
b. Cara Pembuatan Vanadium
Produksi vanadium sekitar 80% digunakan untuk pembuatan baja. Dalam penggunaannya
vanadium dibentuk sebagai logam campuran besi. Fero vanadium mengandung 35% - 95%
vanadium. Ferrovanadium dihasilkan dengan mereduksi V205 dengan pereduksi campuran
silicon dan besi. SiO2 yang dihasilkan direaksikan dengan CaO membentuk kerak CaSiO 3(l).
reaksinya sebagai berikut.

2 V205(s) + 5Si(s)                               4V(s) + Fe(s) } + 5 SiO2(s)

SiO2(s) + CaO(s)                                CaSiO3

Kemudian ferrovanadium dipisahkan dengan CaSiO3

c. Cara Pembuatan Kromium

Krom merupakan salah satu logam yang terpenting dalam industri logam dari bijih
krom utama yaitu kromit, Fe(CrO 2)2 yang direduksi dapat dihasilkan campuran Fe dan Cr
disebut Ferokrom.

Reksinya sebagai berikut :

Fe(CrO2)2(s)  +4C(s)                        Fe(s)+2Cr(s) + 4CO(g)
Ferokrom ditambahkan pada besi membentuk baja.

d. Cara Pembuatan Besi

Bahan dasar : Bijih besi hematit Fe2O3, magnetit Fe3O4, bahan tambahan batu
gamping, CaCO3 atau pasir (SiO2). Reduktor kokes (C).

Dasar reaksi : Reduksi dengan gas CO, dari pembakaran tak sempurna C.

Tempat : Dapur tinggi (tanur tinggi), yang dindingnya terbuat dari batu tahan api.

Reaksi dalam dapur tinggi adalah kompleks. Secara sederhana dapat dilihat pada penjelasan
berikut. Dalam 24 jam rata-rata menghasilkan 1.000 – 2.000 ton besi kasar dan 500 ton kerak
(terutama CaSiO3). Kira-kira 2 ton bijih, 1 ton kokes dan 0,3 ton gamping dapat menghasilkan
1 ton besi kasar.

e. Cara Pembuatan Kobalt

Kobalt di alam diperoleh sebagai biji smaltit (CoAs 2) dan kobaltit (CoAsS) yang
biasanya berasosiasi dengan Ni dan Cu. Untuk pengolahan biji kobalt dilakukan dengan cara
pemanggangan, yaitu :

CoAs (s)                       Co2O3(s) + As2O3(s)

Co2O3(s) + 6HCl                      2 CoCl3(aq) + 3 H2O(l)

Zat-zat lain seperti Bi2O3 dan PbO diendapkan dengan gas H2S

Bi2O3(s) + 3 H2S(g)                            Bi2S3 (aq) + 3 H2O(l)

PbO(s) +  H2S(g)                                PbS(s)  +      H2O(l)

Pada penambahan CoCO3 (s) dengan pemanasan akan diendapkan As dan Fe sebagai karbonat.
Dengan penyaringan akan diperoleh CoCl 3. Tambahan zat pencuci mengubah CoCl 3 menjadi
Co2O3. Selanjutnya CoCO3 direduksi dengan gas hydrogen, menurut reaksi :

Co2O3 (s)  + H2(g)                              2 CO(s) + 3 H2O (g)

Penggunaan kobalt antara lain sebagai aloi, seperti alnico, yaitu campuran Al, Ni, dan Co.

f. Cara Pembuatan Nikel

Proses pengolahan biji nikel dilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu produk dengan
kadar nikel di atas 75 persen. Tahap-tahap utama dalam proses pengolahan adalah sebagai
berikut:

1)      Pengeringan
Pengeringan di Tanur Pengering bertujuan untuk menurunkan kadar air bijih laterit yang
dipasok dari bagian Tambang dan memisahkan bijih yang berukuran 25 mm.

2)      Kalsinasi dan Reduksi

Kalsinasi dan reduksi di Tanur untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi
sebagian nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi.

3)      Peleburan

Peleburan di Tanur Listrik untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk
fasa lelehan matte dan terak

4)      Pengkayaan

Pengkayaan di Tanur Pemurni untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27
persen menjadi di atas 75 persen.

5)      Granulasi dan Pengemasan

Granulasi dan pengemasan untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-
butiran yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas.

g.    Cara Pembuatan Tembaga

Pada umumnya bijih tembaga mengandung 0,5 % Cu, karena itu diperlukan pemekatan biji
tembaga. Langkah-langkah pengolahan bijih tembaga adalah seperti skema berikut

Reaksi proses pengolahannya adalah :

1.      2 CuFeS2(s)  + 4 O2       800 0 C   Cu2S(l) + 2 FeO (s) + 3 SO2 (g)

2.      FeO(s) + SiO2 (s)         14000C       FeSiO3 (l)

Cu2S dan kerak FeSiO3 (l) dioksidasi dengan udara panas, dengan reaksi sebagai berikut    :

2 Cu2S(l) + 3 O2 (g)                          2 Cu2O(l)  + 2 SO2(g)

2 Cu2O(l) + Cu2S(s)                         6 Cu(l) + SO2 (g)

3 Cu2S(l) + 3 O2                               6 Cu(l) + 3 SO2(g)

Pada reaksi oksidasi tersebut diperoleh 98% - 99% tembaga tidak murni. Tembaga tidak
murni ini disebut tembaga blister atau tembaga lepuh. Tembaga blister adalah tembaga yang
mengandung gelembung gas SO2 bebas.
Untuk memperoleh kemurnian Cu yang lebih tinggi, tembaga blister dielektrolisis dengan
elektrolit CuSO4 (aq). Pada elektrolisis, sebagai electrode negatif (katode) adalah tembaga
murni dan sebagai electrode positif (anode) adalah tembaga blister.

h.   Cara Pembuatan Zink

Logam seng telah diproduksi dalam abat ke-13 di Indina dengan mereduksi calamine dengan
bahan-bahan organik seperti kapas. Logam ini ditemukan kembali di Eropa oleh Marggraf di
tahun 1746, yang menunjukkan bahwa unsur ini dapat dibuat dengan cara
mereduksi calamine  dengan arang. Bijih-bijih seng yang utama adalah 
sphalerita (sulfida), smithsonite (karbonat), calamine (silikat) dan franklinite (zine,
manganese, besi oksida). Satu metoda dalam mengambil unsur ini dari bijihnya adalah
dengan cara memanggang bijih seng untuk membentuk oksida dan mereduksi oksidanya
dengan arang atau karbon yang dilanjutkan dengan proses distilasi.

F. Bahaya Unsur-Unsur Kimia


a. Karbon
Berikut adalah bahaya yang di timbulkan oleh karbon, yaitu :
1. Dalam bentuk CO2 menyebabkan terjadinya efek rumah kaca.
2. Dalam bentuk CFC menyebabkan penipisan lapisan ozon.
3. Dalam bentuk CCl4 menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.
4. Dalam bentuk CS2 bersifat racun.
5. Dalam bnetuk CO menyebabkan darah kekurangan oksigen.
b. Nitrogen
Campuran NO dan NO2 menyebabkan terjadinya hujan asam dan kabut yang
mengakibatkan iritasi pada mata dan tumbuhan menjadi kering. Selain itu hujan asam
dapat merusak pH, perairan, dan bangunan.
c. Silikon
Silikon yang digunakan untuk kecantikan wajah dapat menyebabkan kerusakan bentuk
wajah dan melumpuhkan beberapa otot wajah.
d. Fosfor
Jika biji fosfor diolah menjadi menjadi fosfat dan larutan dalam air akan menyebabkan
terjadinya limbah radio aktif.
e. Belerang
Dalam belerang dalam bentuk H2S sangat beracun dan dapat menyebabkan kematian,
sedangkan dalam bentuk H2SO4 dapat merusak kulit dan menyebabkan korosi.
f. Radon
Jika radon terhirup, akan tertinggal di paru-paru dan menyebabkan kanker paru-paru.
g. Aluminium
Dalam aluminium dapat merusak kulit , dalam bentuk bubuk dapak meledak di udara jika
dipanaskan, dan dalam bentuk Al 2O3 jika direaksikan dengan karbon akan menyebabkan
pemanasan global.
h. Krom
Krom sangat beracun dan dapat menyebabkan kanker.
i. Mangan
Pada pengelasan baja dengan logam Mn akan dihasilkan asap, yang bersifat racun dan
dapat mengganggu sistem saraf pusat.
j. Logam Tembaga
Pada penambangan tembaga terdapat pasir sisa yang masih mengandung logam CO. Jika
pasir sisa ini dibuang ke perairan, maka akan membahayakan bagi organisme-organisme
perairan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit terluar dan
kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain. Unsur transisi periode
keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V),
Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan
Seng (Zn).
Sifat Fisis Dan Kimia yang dimiliki oleh Unsur-Unsur Periode Ke Empat

1. Sifat Logam

2. Sifat Magnet

3. Membentuk Senyawa-Senyawa Berwarna

4. Mempunyai Beberapa Tingkat Oksidasi

5. Banyak Diantaranya Dapat Membentuk Ion Kompleks

6. Beberapa Diantaranya Dapat Digunakan Sebagai Katalisator

B. Saran

Adapun saran dari kami adalah sebagai berikut:

1.      Diharapkan agar para pembaca dapat mengetahui apa itu unsur transisi, sifat-sifat yang
terdapat di unsur transisi dan kegunaannya

2.      Kami harapkan kritik dan saran dari para pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik
untuk kedepannya.
DAPTAR PUSTAKA

Lestari, s. (2004). Mengurai Susunan Periodik Unsur Kimia . Jakarta: PT Kawan Pustaka.

Sutresna , N. (2006). Kimia . Jakarta : Grafindo Media Pratama .

https://www.academia.edu/34794908/UNSUR_TRANSISI_PERIODE_KEEMPAT

https://doc.lalacomputer.com/makalah-unsur-transisi-periode-keempat/

http://chemistry35.blogspot.com/2011/10/kimia-unsur-unsur-transisi-periode-4. Html

http://www2.jogjabelajar.org/modul/adaptif/kimia/
22_UNSUR_TRANSISI_PERIODE_KEEMPAT.swf http://www.google.co.id

http://yu-mhi.blogspot.com/2011/12/makalah-kimia-unsur-transisi-periode.html

http://belovediinsblog.blogspot.com/2012/01/makalah-unsur-unsur-transisi-periode-ke.html

http://www.scribd.com/upload-document?archive_doc=49928932#files Anonim. 29
Juni 2009. Golongan IIIB. (Online),

(http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/06/golongan-iii-b.html, diakses tanggal 2 Oktober 2011).

http://ichanurfa.irvanriswanto.com/2010/12/15/golongan-iii-b/#more-12

Anda mungkin juga menyukai