MAKALAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memnuhi tugas mata kuliah
Kimia Anorganik II (3 SKS)
Oleh:
1 Abdurrahman Risyad Baihaqi 41204720120069
2 Alivia Azhar 41204720120072
3 Indry Wahyuningsih 41204720120032
4 Maulidina Imas Ingkadijaya 41204720120055
5 Miskah Yumna Fajri 41204720120071
6 M. Rizky Prasetyo 41204720120070
7 M. Taufik Putra 41204720120017
8 Rahmat Jauhar Hanif 41204720120040
9 Ria Amalia 41204720120021
10 Wien Hanifia Fadhila 41204720120068
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul “Karakteristik Unsur – Unsur Golongan IIIB”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tgas kelompok 3 di mata kuliah
kimia anorganik II.
Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, penulis menyadari bahwa
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna mendapatkan hasil yang
lebih baik di lain waktu. Akhir kata, mohon maaf atas segala kekurangan yang
ada, semoga makalah ini dapat dijadikan bahan referensi dan pembelajaran yang
bermanfaat.
Bogor, Maret 2021
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beragam unsur-unsur yang jumlahnya tidak sedikit dapat ditemui di alam
ini. Sampai saat ini saja sudah 118 unsur telah ditemukan oleh para ahli.
Pengelompokkan unsur-unsur tersebut telah dilakukan para ahli berdasarkan
kemiripan sifat dan karakteristik unsur-unsur tersebut. Menurut (Achmad, 1992),
unsur–unsur transisi adalah unsur-unsur blok d di dalam sistem periodik. Pada
umumnya, unsur-unsur transisi bereaksi langsung dengan non logam seperti
oksigen dan halogen. Beberapa diantaranya seperti Sc, Y, La dapat bereaksi
dengan air menghasilkan hidrogen.
M + 3H2O -> M(OH)3 + 3/2 H2
Sc, Y, La tergolong unsur-unsur di dalam golongan IIIB. Oleh karena unsur-
unsur dalam satu golongan tersebut memiliki sifat dan karakteristik yang tentunya
unik untuk dibahas. Maka penulis tertarik untuk membuat sebuah makalah yang
berjudul “Unsur-Unsur Golongan IIIB”. Dalam makalah ini terdapat materi
mengenai karakteristik dan manfaat dari adanya unsur-unsur golongan IIIB yang
telah ditemukan para ahli.
B. Identifikasi Masalah
Karakteristik secara fisik, atomik, dan kimia dari unsur-unsur golongan
IIIB belum terangkum dengan baik, oleh karena itu dilakukan pembahasan
berdasarkan berbagai sumber mengenai hal tersebut untuk dapat diketahui sifat-
sifat unsur golongan IIIB dan kebermanfaatan unsur-unsur tersebut di alam.
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui sifat fisik, sifat atomik,
dan sifat kimia serta manfaat dari adanya unsur-unsur golongan IIIB.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup makalah meliputi sifat atomik, sifat fisik, sifat kimia,
reaktivitas sifat kemagnetan, kelistrikan, kekuatan logam, tingkat toxic,
pengolahan limbah senyawa dari unsur golongan IIIB dan manfaat dari logam-
logam pada golongan IIIB.
II. TINJAUAN PUSTAKA
3) Kemagnetan
Semua zat memiliki sifat diamagnetik, dan selain diamagnetisme, zat
dengan elektron tidak berpasangan juga menunjukkan sifat paramagnetisme, besar
sifat paramagnetisme sekitar 100 kali lebih besar daripada sifat diamagnetisme.
Paramagnetisme diinduksi oleh momen magnet permanen elektron tak
berpasangan dalam molekul dan suseptibilitas molarnya berbanding lurus dengan
momentum sudut spin elektron. Paramagnetisme kompleks logam transisi blok d
yang memiliki elektron tak berpasangan dengan bilangan kuantum spin 1/2, dan
setengah jumlah elektron tak berpasangan adalah bilangan kuantum spin total S.
(Saito, 1996)
(Farida, 2018)Sifat Magnetik Banyak senyawa logam transisi bersifat
paramagnetik: hal ini karena orbital- d yang hanya sebagian terisi dan
menghasilkan orbital dengan elektron tak berpasangan. Atom atau ion yang tidak
punya elektron tak berpasangan bersifat diamagnetik. Suatu spesi yang bersifat
paramagnetik dapat dipengaruhi (berinteraksi) tertarik oleh medan magnet dari
luar, sedangkan yang bersifat diamagnetik, tertolak oleh medan magnetik. Bila
suatu zat padat memiliki kemampuan untuk dipengaruhi medan magnet secara
permanen disebut ferromagnetik.
Gambar ____. Model arah elektron suatu spesi bila dipengaruhi medan
magnet
Sifat kemagnetan senyawa logam transisi merupakan resultan dari momen
spin dan momen orbital dari ion atom pusat. Semakin banyak elektron tidak
berpasangan dalam suatu orbital maka sifat kemagnetan semakin tinggi. (Farida,
2018)
Gambar ___. Metode pengukuran sifat kemagnetan suatu senyawa logam
transisi
Menurut (Farida, 2018), titik leleh, titik didih dan kekerasan suatu logam
menggambarkan kuatnya ikatan logam dalam unsur tersebut. Logam-logam
transisi mempunyai struktur kemas rapat, artinya setiap atom mengalami
persinggungan yang maksimal terhadap atom-atom lainnya yaitu sebanyak dua
belas atom tetangga. Akibat dari struktur kemasan rapat dan kecilnya ukuran
atom, maka terbentuk ikatan logam yang kuat antara atom-atom logam. Selain itu
kekuatan ikatan logam ada hubungannya dengan jumlah elektron tunggal dalam
atom. Dibandingkan dengan logam-logam golongan utama, logam-logam transisi
memiliki elektron tunggal lebih banyak pada kulit yang belum lengkap. Hal ini
berarti, elektron yang tersedia untuk berikatan logam juga lebih banyak, sehingga
ikatan logam antar atom menjadi lebih kuat. sehingga logam-logam transisi
densitasnya tinggi, titik cair dan titik didihnya juga tinggi.
Gambar ___. Grafik kecenderungan titik leleh logam transisi periode 3, 4,
dan 5
Sumber : (Farida, 2018)
Gambar ___. Grafik perbandingan kerapatan logam transisi periode 4,5,
dan 6
Sumber : (Farida, 2018)
(Farida, 2018)Tampak bahwa orbital 3d ditulis lebih dahulu dari orbital 4s,
karena energi pada orbital 3d lebih rendah energinya daripada 4s. Pada proses
ionisasi elektron pada orbital 4s lebih mudah lepas lebih dahulu sebelum elektron
dengan pada orbital 3d. Contohnya 21Sc : [Ar] 3d14s2 -> Sc3+ : [Ar] 3d04s0 + 2 e-
D. Ytriium
Pembuatan logam yttrium dengan proses metalotermik
(Rodliyah & Rochani, 2017)
E. Lantanoid dan Aktinoid
“Lantanoid dan aktinoid adalah unsur-unsur transisi blok f, sifat-sifatya
berbeda secara signifikan dengan unsur-unsur transisi blok d. Unsur-unsur ini
ditempatkan terpisah dalam tabel periodik untuk menunjukkan bahwa
keperiodikan struktur elektroniknya berbeda dengan umumnya unsur lain.
Walaupun lantanoid disebut unsur tanah jarang, kelimpahannya di kerak bumi
tidak sedikit dan kimia penggunaan sifat-sifat lantanoid yang unik sangat mungkin
akan berkembang cepat dalam waktu yang tidak terlalu lama. Aktinoid sangat erat
dengan kimia dan energi nuklir. Karena jumlah unsur superberat “yang disintesis”
dalam akselerator sangat kecil, unsur-unsur ini sangat tidak signifikan dalam
pandangan kimia terapan.”(Saito, 1996)
2. Aktinoid
Aktinoid Lima belas unsur dari aktinium, Ac, sampai lawrensium, Lr,
disebut dengan aktinoid (Tabel ____). Simbol umum untuk unsur-unsur ini adalah
An. Semua unsur aktinoid bersifat radioaktif dan sangat beracun. Di alam aktinoid
yang ada dalam jumlah yang cukup adalah torium, Th, protaktinium, Pa dan
uranium, U. Unsur-unsur tadi diisolasi dari bijihnya dan digunakan dalam
berbagai aplikasi. Logam plutonium, Pu, diproduksi dalam jumlah besar dan
efisiensi ekonomisnya dan keamanan penggunaannya sebagai bahan bakar reaktor
nuklir dan reaktor pembiak saat ini sedang banyak dipelajari. Untuk unsur yang
lebih berat dari amerisium, Am, karena jumlah yang dapat diisolasi sangat kecil
dan waktu paruhnya sangat pendek, studi sifat-sifat kimia unsur-unsur ini sangat
terbatas.
Kemagnetan
Semakin banyak elektron tidak berpasangan dalam suatu orbital maka sifat
kemagnetan semakin tinggi. (Farida, 2018)
21Sc [Ar] 4s2 3d1
1 2
39Y [Kr]4d 5s
1 2
57La [Xe] 5d 6s Unsur-unsur antara La-Lu 71Lu [Xe] 4f14 5d1 6s2
1 2 14 1 2
89Ac [Rn] 6d 7s Unsur-unsur anara Ac-Lr 103Lr [Rn] 5f 6d 7s
aktinoid masih dalam kelompok golongan IIIB dan tidak berada pada periode
yang berbeda.
b. Densitas
Dalam satu golongan dari atas ke bawah densitas semakin besar. Hal ini
dikarenakan massa atom relative yang semakin besar pula tetapi menempati
volume yang hampir sama. Hal ini berarti dari 21Sc ke Lr (aktinoid) maka
103
Gambar
Spektrum Emisi
Sifat Atomik
Nomor atom 21 39 57 71 89
Nomor Massa
44.96 88.905 138.905 174.967 227.0278
(g/mol)
Konfigurasi
elektron
Afinitas elektron -
18.1 29.6 48 50
(kJ/mol)
Kelektronegatifan 1.36 1.22 (pauling) 1.1 1.27 1.1
Potensial ionisasi
6.57 6.5 5.5 - -
atom (eV)
Bilangan oksidasi
utama +3
BilOks lainnya +1,+2 +1,+2 +1,+2
Sifat kimia dan Reaksi kimia
saat dipanaskan : Data tidak tersedia (belum Data tidak tersedia (belum
saat dipanaskan : saat dipanaskan :
2Y(s) + 6H2O(aq)→ ada penelitian lanjutan) ada penelitian lanjutan)
Reaksi dengan air 2Sc(s) + 6H2O(aq) → 2Sc3+ (aq) 2La(s)+6H2O(g)→
2Y3+(aq) + 6OH-(aq) +
+ 6OH-(aq) + 3H2(g) 2La(OH)3(aq)+3H2(g)
3H2(g)
Reaksi dengan 4Y(s) + 3O2(g)→ 4La(s) + 3O2(g)→ 4Lu(s) + 3O2(g) → 4Ac(s) + 3O2(g) →
4Sc(s) + 3O2(g)→2Sc2O3(s)
Oksigen 2Y2O3(s) 2La2O3(s) 2Lu2O3(s) 2Ac2O3(s)
2Sc(s)+3Cl2(g)→2ScCl3(s) 2Y(s) + 3F2(g)→ Data tidak tersedia (belum Data tidak tersedia (belum
Reaksi dengan 2La(s) + 3Br2(g)→ ada penelitian lanjutan) ada penelitian lanjutan)
(reaktiv terhadap semua unsur 2YF3(s) (reaktiv terhadap
halogen halogen) semua unsur halogen)
2LaBr(s)
2La(s) + 3H2SO4(aq)→ Data tidak tersedia (belum Data tidak tersedia (belum
Reaksi dengan Sc(s) + 6HCl(aq)→2Sc3+(aq) + 2Y(s) + 6HCl(aq)→2Y3+ ada penelitian lanjutan) ada penelitian lanjutan)
2La3+ (aq) + 3SO4 2-(aq) +
asam 6Cl-(aq) + 3H2(g) (aq) + 6Cl-(aq) + 3H2(g)
3H2(g)
Sifat Elektromagnetik
Konduktivitas
1.8x106 1.8x106 1.6x106 1.8x106 -
Listrik (S/m)
Molar
Kerentanan
3.956x10-9 5.921x10-9 1.528x10-9 2.1x10-10 -
Magnetik
(m3/mol)
Daya Hambat
5.5x10-7 5.6x10-7 6.1 x10-7 5.6x10-7 -
(Ohm.m)
1. SKANDIUM (SC)
Penemuan
Skandium adalah unsur golongan IIIB yang berada pada periode 4. Skandium
merupakan bagian dari unsur transisi. Skandium ditemukan oleh Lars Nilson pada tahun 1879
di Swedia. Skandium ditemukan dalam mineral euxenite, thortveitile, thortvetile dan gadoline
di Skandinavia dan Madagaskar. Lars Fredik Nilson dan timnya tidak sadar tentang
prediksinya pada sumber pada tahun 1879, yang menyelidiki logam yang terdapat sedikit di
bumi. Dengan analisis spektra mereka menemukan unsur baru dalam mineral bumi. Mereka
menamakan scandium dari bahasa Latin Scandia yang berarti Scandinavia dan dalam proses
isolasi, mereka memproses 10 kg euxenite, menghasilkan sekitar 2 g scandium oksida murni
(Sc2O3). Elemen ini diberi nama Skandium karena untuk menghormati Negara Skandinavia
tempat ditemukannya unsure ini. Dmitri Mendeleev menggunakan periodik unsur tahun 1869
untuk memprediksikan keadaan dan sifat dari tiga unsur yang disebut ekaboron.Fischer,
Brunger, dan Grinelaus mengolah scandium untuk pertama kalinya pada tahun 1937, dengan
elektrolisis potassium, litium, dan scandium klorida pada suhu 700-800ºC.
Sifat-sifat
Skandium adalah logam perak-putih yang berubah warna menjadi kekuningan atau
kemerahjambuan jika diekspos dengan udara. Elemen ini lunak dan lebih menyerupai itrium
dan metal-metal langka lainnya ketimbang aluminium atau titanium. Ia ringan dan memiliki
titik didih yang lebih tinggi daripada aluminium, menjadikannya bahan yang sangat diminati
oleh perangcang pesawat antariksa. Skandium tidak terserang dengan campuran 1:1
HNO3 dan 48% HF.
Senyawa Skandium
Salah satu bentuk senyawa yang ditemukan dalam unsure Skandium adalah
Skandium Clorida (ScCl3), Logam juga dapat diperoleh melalui proses elektrolisis
dengan reaksi sebagai berikut :
2Sc (s) + 3 Cl3 (g) → 2ScCl3 (s)
elektrolisa ini berasal dari leburan dari potassium, lithium, scandium klorida pada
suhu 700-800 0C. Penelitian ini dilakukan oleh Fischer, Brunger, Grieneisen.
Kegunaan
Skandium Clorida (ScCl3), dimana senyawa ini dapat ditemukan dalam lampu
halide, serat optic, keramik elektrolit dan laser.
Aplikasi utama dari unsure scandium dalah sebagai alloy alumunium-
skandium yang dimanfaatkan dalam industri aerospace dan untuk perlengkapan olahraga
( sepeda, baseball bats) yang mempunyai kualitas yang tinggi.
Aplikasi yang lain adalah pengunaan scandium iodida untuk lampu yang
memberikan intensitas yang tinggi. Sc2O3 digunakan sebagai katalis dalam pembuatan
Aseton.
Efek Bagi Kesehatan dan Lingkungan
Skandium tidak beracun, namun perlu berhati-hati karena beberapa senyawa
scandium mungkin bersifat karsinogenik pada manusia selain itu dapat menyebabkan
kerusakan pada liver jika terakumulasi dalam tubuh. Bersama dengan hewan air, Sc dapat
menyebabkan kerusakan pada membran sel, sehingga memberikan pengaruh negatif pada
reproduksi dan sistem syaraf.
Sc dapat mencemari lingkungan, terutama dari industri petroleum dan dari
pembuangan perabot rumah tangga. Sc secara terus-menerus terakumulasi di dalam tanah, hal
ini akan memicu terkonsentrasinya di dalam tubuh manusia dan hewan.
YITRIUM (Itrium)
Saat ini yttrium (nama dari sebuah desa Swedia, Ytterby) banyak dikenal
dalam penggunaan nya sebagai superkonduktor oksida (bersama dengan barium dan
tembaga). Ini adalah bahan superkonduktor pertama yang berfungsi pada suhu nitrogen cair.
Unsur ini ditemukan pada 1789 oleh Gadolin terisolasi dan akhirnya pada tahun 1828 oleh
Wöhler. Lebih dari 15 ton oksida sekarang diproduksi setiap tahun. Selain penggunaannya
dalam penelitian superkonduktivitas, juga digunakan dalam fosfor (merah) untuk tabung
televisi berwarna.
Itrium merupakan logam berwarna keperakan. Kebanyakan yttrium komersial
dihasilkan dari pasir monasit yang juga merupakan sumber bagi sebagian besar unsur-
unsur tanah.
Itrium memiliki kilau metalik-keperakan. Itrium menyala di udara. Itrium
banyak ditemukan dalam mineral bumi. Batuan Bulan mengandung yttrium dan itrium
digunakan sebagai fosfor untuk menghasilkan warna merah di layar televisi.
Penemuan
Yttrium merupakan unsur golongan IIIB yang berada pada periode 5. Yttrium
termasuk dalam logam transisi. Yttrium ditemukan oleh peneliti dari Finlandia bernama
Johan Gadolin tahun 1794 dan diisolasi oleh Friedrich Wohler tahun 1828 berupa ekstrak
tidak murni yttria dari reduksi yttrium klorida anhidrat (YCl3) dengan potassium.
Johan Gadolin Friedrich Wohler
Yttria (YCl3) adalah oksida dari yttrium dan ditemukan oleh Johan Gadolin
tahun 1794 dalam mineral gadolinite dari Yttreby, Swedia. Tahun 1843 seorang ahli kimia
Swedia Carl Mosander dapat menunjukkan bahwa yttria dapat terbagi menjadi oksida-oksida
dalam tiga unsur yang berbeda disebut Yttria. Penambangan yang terletak di dekat desa
Ytterby yang menghasilkan beberapa mineral antara lain erbium, terbium, ytterbium, dan
yttrium memiliki nama yang sama dengan desa tersebut.
Carl Mosander
Senyawa ini diberi nama Yttrium karena untuk menghormati kota Ytterby di
Swedia. Senyawa ini ditemukan pada barang tambang yang jarang ditemukan di bumi
(termasuk monazite, xenotime, Yttria). Senyawa ini tidak ditemukan dalam keadaan bebas di
bumi.
Keelektronegatifitasan (Elektronegativitas)
LANTHANUM
Deskripsi Umum
Lanthanum adalah unsur kimia dengan simbol La dan nomor atom 57.
Lanthanum adalah unsur logam berwarna putih perak yang dimiliki oleh kelompok 3 dari
tabel periodik dan merupakan lantanida . Lanthanum merupakan logam lunak, ulet, dan
lembut yang mengoksidasi cepat ketika terkena udara. Hal ini dihasilkan dari mineral monasit
dan bastnäsite menggunakan multistage proses ekstraksi kompleks. Senyawa lanthanum
memiliki banyak aplikasi sebagai katalis, aditif dalam kaca, pencahayaan karbon untuk
pencahayaan studio dan proyeksi, elemen pengapian dalam korek api dan obor, katoda
elektron,scintillators,dan lain-lain. Lanthanum karbonat (La2(CO3)3) telah disetujui sebagai
pengobatan terhadap gagal ginjal.
1.1. Sejarah Penemuan dan Asal Usulnya
Seorang ilmuwan kimia dari Swedia, Carl Gustav Mosander yang merupakan
kimiawan hebat dengan julukan “father moses” pada tahun 1893 telah menemukan unsur
baru dalam bentuk sampel impuritif cerium nitrat. Lanthanum ditemukan oleh ahli kimia dari
Swedia ini ketika dia mengubah komposisi sampel cerium nitrat dengan memanaskan dan
mereaksikan garamnya dengan mencairkan asam nitrat. Dari hasil reaksi tersebut lalu
mengisolasinya yang disebut lantana. Lanthanum diisolasi dalam bentuk murni tahun 1923.
Kemudian dia memberi nama dengan “Lanthana” yang berarti “tersembunyi”. mineral
tersebut sekarang dikenal dengan sebagai Lanthanum oksida, La 2O3 . logam murninya
tidak/belum dapat diisolasi hingga mencapai tahun 1923.
Lanthanum adalah unsur pertama dalam satu seri unsur-unsur yang disebut dengan
“Lanthanida”.yang sering disebut dengan gol “rare earth” atau mineral langka. Y dan La
hampir selalu tergabung dengan golongan Lanthanida. La berwarna putih silver, lunak, dan
cukup mudah diiris dengan pisau biasa. Seluruh logam dalam golongan IIIB mudah timbul
bercak noda jika dalam udara, dan mudah terbakar seperti La2O3.
Pemisahannya dioperasikan secara komersial meliputi pengendapan dari basa
lemah larutan nitrat dengan penambahan magnesium oksida atau gas ammonia. Pemurnian
lanthanium tetap pada kondisi larutan. Cara lain kristalisasi fraksional dibuat oleh Dimitry
Mendeleev, dalam bentuk ganda ammonium nitrat tetrahidrat, yang digunakan untuk
memisahkan lanthanum yang memiliki kelarutan kecil dari didymium yang memiliki
kelarutan lebih besar di tahun 1870. Sistem tersebut digunakan secara komersial dalam proses
pemurnian lanthanum sampai perkembangan metode ekstraksi pelarut yang dimulai tahun
1950. Seperti pada pemurnian lanthanum, ammonium nitrat direkristalisaikan dari air.
Lanthanum relatif mudah dimurnikan, sejak hanya terdapat satu lantanida yang berdekatan
yaitu cerium yang sangat mudah lepas sesuai dengan ikatan valensinya.
SIFAT FISIK DAN SIFAT KIMIA
Ø . Sifat Fisika
Lantanium merupakan logam putih keperak-perakan, mudah dibentuk, kuat tetapi
cukup lunak untuk dipotong dengan pisau. Ia merupakan salah satu logam yang sangat
reaktif. Ia mengoksida dengan cepat jika diekspos ke udara.
REAKSI KIMIA
- Lanthanum mudah terbakar pada 150° C untuk membentuk lanthanum (III) oksida
4 La + 3 O2 → 2 La2O3 + 4 La + 3O2 → 2LaO2
Namun, saat terkena udara lembab pada suhu kamar, oksida lanthanum membentuk
oksida terhidrasi dengan meningkatkan volume besar.
- Lanthanum cukup elektropositif dan bereaksi lambat dengan air dingin dan cukup
cepat dengan air panas untuk membentuk hidroksida lanthanum:
2La(s) + 6H2O(l) → 2La(OH)3(aq) + 3H2(g) + 2La(s) + 6H2O(l) → 2La(OH)3(aq) +
3H 2 (g)
- Lanthanum mudah larut dalam cairan asam sulfat untuk membentuk solusi yang
berisi La (III) ion, yang ada sebagai [La (OH2)9] 3 + kompleks
KEGUNAAN
Jarang sekali logam La murni atau senyawa oksidanya mempunyai kegunaan
yang spesifik. Karena unsur-unsur kimia mempunyai kesamaan maka mereka sangat sulit
untuk dipisahkan. Campuran tersebut akan lebih termaanfaatkan dari pada bentuk murninya.
sebagai contoh : “misch metal” adalah campuran dari beberapa “rare earth” dan biasa
digunakan untuk “lighter flints’ dan bentuk oksidasinya juga digunakan dalam phosphor layar
televisi (LaMgAl11O19 ) dan beberapa peralatan flouresen serupa.
La2O2 digunakan untuk membuat kaca optic khusus (kaca adsorbsi infra
merah, kamera dan lensa teleskop). Jika La ditambahkan di dalam baja maka akan
meningkatkan kelunakan dan ketahanan baja tersebut. La digunakan sebagai material utama
dalam elektroda karbon (carbon arc electrodes). Garam-garam La yang terdapat dalam katalis
zeolit digunakan dalam proses pengkilangan minyak bumi. Salah satu kegunaan senyawa-
senyawa gol Lanthanida adalah pada industri perfilman untuk penerangan dalam studio dan
proyeksi.
Lanthanum dapat mengadsorbsi gas H2 sehingga logam ini disebut
dengan “hydrogen sponge” atau sepon hydrogen. Gas H2 tersebut terdisosiasi menjadi atom
H, yang mana akan mengisi sebagian ruangan (interstice) dalam atom-atom La. Ketika atom
H kembali lepas ke udara maka mereka kembali bergabung membentuk ikatan H-H.
2. AKTINIUM
2.1. Deskripsi Umum
Aktinium (diucapkan / æktɪniəm / ak-TIN-nee-əm ) adalah radioaktif unsur
kimia dengan lambang Ac dan nomor atom 89, yang ditemukan pada tahun 1899. Aktinium
merupakan unsur dari kelompok Aktinida, sekelompok dari 15 elemen yang sama antara
aktinium dan lawrencium dalam tabel periodik. Aktinium, dinamai aktinos dari
bahasaYunani. Aktinium juga merupakan logam radioaktif langka yang terpancar dalam
gelap. Isotop aktinium yang paling lama hidup (Ac-227) memiliki paruh 21,8 tahun. Unsur ini
diperoleh sebagai kotoran dalam bijih-bijih uranium, sebuah bijih ditambang untuk konten
uranium. Sepersepuluh dari satu gram aktinium dapat dipulihkan dari 1 ton bijih-bijih
uranium.
2.2. Asal-Usul Penemuan
Aktinium ditemukan pada tahun 1899 oleh Andre-Louis Debierne seorang ahli kimia
Prancis yang memisahkan aktinium dari campurannya. Aktinium dipisahkan dari bijih-bijih
uranium, pada tahun 1899 dijelaskan bahwa aktinium mirip dengan titanium dan pada tahun
1900 dijelaskan bahwa aktinium mirip dengan torium. Kemudian Friedrich Oskar Giesel
menemukan aktinium secara bebas tahun 1902 sebagai substansi yang mirip
dengan lantanum dan menyebutnya "emanium" pada tahun 1904. Setelah perbandingan zat
pada tahun 1904, nama Debierne dipertahankan karena itu senioritas. Sifat kimia actinium
mirip dengan lanthanum. Kata actinium berasal dari Yunani, akti, aktinos, yang berarti sinar.
Karena Ac adalah unsur radioaktif yang dapat bercahaya dalam ruangan gelap, yang
disebabkan oleh intensitas keradioaktifannya yang berwarna biru. Aktinium ditemukan dalam
jumlah sedukit dalam bijih uranium tetapi lebih banyak dibuat dalam satuan mg dengan cara
penyinaran neutron terhadap 226 Ra dalam reactor nuklir. Logam actinium dibuat dengan
cara reduksi actinium florida dengan uap lithium pada suhu 1100-1300ºC.
2.3. Sifat Kimia
Aktinium menunjukkan sifat kimia yang mirip dengan lantanum. Karena kesamaan
ini pemisahan aktinium dari lantanum dan unsur tanah jarang lainnya, yang juga ada dalam
bijih uranium menjadi sulit. Ekstraksi pelarut dan pertukaran ion kromatografi digunakan
untuk pemisahan. Hanya sejumlah senyawa aktinium dikenal, misalnya
ACF 3,AcCl 3, AcBr 3, AcOF, AcOCl, AcOBr, Ac 2 S 3, Ac2O, dan AcPO3.
2.4. Reaksi Kimia
Reaksi dengan oksigen
Aktinium mudah terbakar membentuk aktinium (III) oksida
4Ac(s) + 3O2(g) → 2Ac2O3(s)
Senyawa Aktinium
Misalnya ACF 3, AcCl 3, AcBr 3, AcOF, AcOCl, AcOBr, Ac 2 S 3, Ac2O, dan AcPO3.
2.5. Kegunaan
Sifat keradioaktifan dari aktinium 150 kali lebih besar dari radium, sehingga
memungkinkan untuk menggunakan Ac sebagai sumber neutron. Sebaliknya, aktinium jarang
digunakan dalam bidang Industri. Ac-225 digunakan dalam pengobatan, yaitu digunakan
dalam suatu generator untuk memproduksi Bi-213. Ac-225 juga dapat digunakan sebagai
agen untuk penyembuhan secara “radio-immunoterapi”.
A. Simpulan
Sifat Unsur-Unsur Golongan IIIB
- Dalam satu golongan, dari atas ke bawah jari-jari semakin bertambah besar..
- Dalam satu golongan dari atas ke bawah densitas semakin besar
- Dalam satu golongan, dari atas ke bawah nilai energi ionisasi unsur golongan IIIB
semakin menurun.
- Dalam satu golongan, dari atas ke bawah elektronegatifitas semakin kecil.
- Unsur golongan IIIB terdiri dari : Skandium (Sc), yitrium (Itrium), lantanida, dan
Aktinida.
B. Saran
Dari pembuatan makalah kimia anorganik ini tentang unsur-unsur golongan
IIIB, maka untuk pembuatan makalah selanjutnya diharapkan penulis dapat menyajikan
penjabaran materi yang lebih efektif lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, H. (1992). Kimia Unsur dan Radiokimia. Citra Aditya Bakti. Bandung
Farida, I. (2018). Kimia Anorganik Karakteristik Logam Blok -s dan -p (1st ed.).
Febrian, M. B., Setiadi, Y., Setiawan, D., Mulyati, T. S., & Suherma, N. (2015). Analisis
kualitas pemisahan skandium-46 dan titanium menggunakan kolom silika gel. ISSN
0211-3128, 141–147.
Pratomo, H. (1995). Penempatan La (dan Ac) serta Lu (dan Lr) dalam Sistem Periodik Unsur.
Cakrawala Pendidikan Nomor 2, 139–149.
Rodliyah, I., & Rochani, S. (2017). PEMBUATAN LOGAM YTRIUM DENGAN PROSES
METALOTERMIK. Jurnal Teknologi Mineral Dan Batubara, 13, 125–139.
Saito, T. (1996). Kimia Anorganik (Ismunandar dan Oke team (ed.)). Iwanami Publishing
Company. http://oke.or.id
Setiawan, D., & Mulyati, T. S. (2014). Pembuatan dan Analisis Fisiko-Kimia Radioisotop
Skandium-47 Dari Bahan Sasaran Titanium Oksida Alam. Pusat Sains Dan Teknologi
Nuklir Terapan-BATAN, ISSN 141-481, 63–70.
http://dx.doi.org/10.17146/jstni.2015.16.2.2379
Yusuf, Y. (2018). Modul Kimia Dasar. In Panduan untuk belajar (pp. 1–147).
Putranto, D. 2009. Golongan IIIB. (Online),
(http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/06/golongan-iii-b.html), diakses tanggal 11
Maret 2021).