Anda di halaman 1dari 46

UNSUR-UNSUR GOLONGAN IIIB

MAKALAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memnuhi tugas mata kuliah
Kimia Anorganik II (3 SKS)

Oleh:
1 Abdurrahman Risyad Baihaqi 41204720120069
2 Alivia Azhar 41204720120072
3 Indry Wahyuningsih 41204720120032
4 Maulidina Imas Ingkadijaya 41204720120055
5 Miskah Yumna Fajri 41204720120071
6 M. Rizky Prasetyo 41204720120070
7 M. Taufik Putra 41204720120017
8 Rahmat Jauhar Hanif 41204720120040
9 Ria Amalia 41204720120021
10 Wien Hanifia Fadhila 41204720120068

Dosen Pembimbing : Drs. Agus Taufik

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NUSA BANGSA
BOGOR
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul “Karakteristik Unsur – Unsur Golongan IIIB”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tgas kelompok 3 di mata kuliah
kimia anorganik II.
Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, penulis menyadari bahwa
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna mendapatkan hasil yang
lebih baik di lain waktu. Akhir kata, mohon maaf atas segala kekurangan yang
ada, semoga makalah ini dapat dijadikan bahan referensi dan pembelajaran yang
bermanfaat.
Bogor, Maret 2021

      Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Beragam unsur-unsur yang jumlahnya tidak sedikit dapat ditemui di alam
ini. Sampai saat ini saja sudah 118 unsur telah ditemukan oleh para ahli.
Pengelompokkan unsur-unsur tersebut telah dilakukan para ahli berdasarkan
kemiripan sifat dan karakteristik unsur-unsur tersebut. Menurut (Achmad, 1992),
unsur–unsur transisi adalah unsur-unsur blok d di dalam sistem periodik. Pada
umumnya, unsur-unsur transisi bereaksi langsung dengan non logam seperti
oksigen dan halogen. Beberapa diantaranya seperti Sc, Y, La dapat bereaksi
dengan air menghasilkan hidrogen.
M + 3H2O -> M(OH)3 + 3/2 H2
Sc, Y, La tergolong unsur-unsur di dalam golongan IIIB. Oleh karena unsur-
unsur dalam satu golongan tersebut memiliki sifat dan karakteristik yang tentunya
unik untuk dibahas. Maka penulis tertarik untuk membuat sebuah makalah yang
berjudul “Unsur-Unsur Golongan IIIB”. Dalam makalah ini terdapat materi
mengenai karakteristik dan manfaat dari adanya unsur-unsur golongan IIIB yang
telah ditemukan para ahli.

B. Identifikasi Masalah
Karakteristik secara fisik, atomik, dan kimia dari unsur-unsur golongan
IIIB belum terangkum dengan baik, oleh karena itu dilakukan pembahasan
berdasarkan berbagai sumber mengenai hal tersebut untuk dapat diketahui sifat-
sifat unsur golongan IIIB dan kebermanfaatan unsur-unsur tersebut di alam.

C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui sifat fisik, sifat atomik,
dan sifat kimia serta manfaat dari adanya unsur-unsur golongan IIIB.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup makalah meliputi sifat atomik, sifat fisik, sifat kimia,
reaktivitas sifat kemagnetan, kelistrikan, kekuatan logam, tingkat toxic,
pengolahan limbah senyawa dari unsur golongan IIIB dan manfaat dari logam-
logam pada golongan IIIB.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Unsur- Unsur Transisi


Menurut (Saito, 1996), logam transisi memiliki sifat-sifat khas logam,
yakni keras, konduktor panas dan listrik yang baik dan menguap pada suhu tinggi.
Walaupun digunakan luas dalam kehdupan sehari-hari, logam transisi yang
biasanya kita jumpai terutama adalah besi, nikel, tembaga, perak, emas, platina,
dan titanium. Namun, senyawa kompleks molekular, senyawa organologam, dan
senyawa padatan seperti oksida, sulfida, dan halida logam transisi digunakan
dalam berbagai riset kimia anorganik modern.
Unsur-unsur transisi adalah unsur logam yang memiliki kulit elektron d
atau f yang tidak penuh dalam keadaan netral atau kation. Unsur transisi terdiri
atas 56 dari 103 unsur. Logam-logam transisi diklasifikasikan dalam blok d, yang
terdiri dari unsur-unsur 3d dari Sc sampai Cu, 4d dari Y ke Ag, dan 5d dari Hf
sampai Au, dan blok f, yang terdiri dari unsur lantanoid dari La sampai Lu dan
aktinoid dari Ac sampai Lr. Kimia unsur blok d dan blok f sangat berbeda.
Sifat Unsur Transisi :
1) Jari-Jari Atom
Jari-jari atom berkurang dari Sc ke Zn, hal ini berkaitan dengan semakin
bertambahnya elektron pada kulit 3d, maka semakin besar pula gaya tarik intinya,
sehingga jarak elektron pada jarak terluar ke inti semakin kecil. (Yusuf, 2018).
Gambar ___. Grafik Hubungan Nomor Atom dengan Jari-Jari Atom
Unsur-Unsur Transisi 3d, d, dan 5d
Sumber : (Farida, 2018)
Sifat logam transisi blok d sangat berbeda antara logam deret pertama (3d)
dan deret kedua (4d), walaupun perbedaan deret kedua dan ketiga (5d) tidak
terlalu besar. Jari-jari logam dari skandium sampai tembaga (166 sampai 128 pm)
lebih kecil daripada jari-jari itrium, Y, sampai perak, Ag, (178 sampai 144 pm)
atau jari-jari, lantanum, sampai emas (188 sampau 146 pm). senyawa logam
transisi deret pertama jarang yang berkoordinasi 7, sementara logam transisi deret
kedua dan ketiga dapat berkoordiasi 7-9. Cerium, Ce, (dengan radius 182 pm) ~
lutetium, Lu, (dengan radius 175 pm) terletak antara La dan Hf dan karena
kontraksi lantanoid, jari-jari logam transisi deret kedua dan ketiga menunjukkan
sedikit variasi. Golongan 3 sampai 5 sering dirujuk sebagai logam transisi awal
dan logam-logam ini biasanya oksofilik dan halofilik. (Saito, 1996)
2) Energi Ionisasi.
Energi ionisasi cenderung bertambah dari Sc ke Zn. Walaupun terjadi
sedikit fluktuatif, namun secara umum Ionization Energy (IE) meningkat dari Sc
ke Zn. Kalau kita perhatikan, ada sesuatu hal yang unik terjadi pada pengisian
elektron pada logam transisi. Setelah pengisian elektron pada subkulit 3s dan 3p,
pengisian dilanjutkan ke kulit 4s tidak langsung ke 3d, sehingga kalium dan
kalsium terlebih dahulu dibanding Sc. Hal ini berdampak pada grafik energi
ionisasinya yang fluktuatif dan selisih nilai energi ionisasi antar atom yang
berurutan tidak terlalu besar. Karena ketika logam menjadi ion, maka elektron
pada kulit 4s-lah yang terlebih dahulu terionisasi. (Yusuf, 2018)

Gambar ___. Grafik Kecenderungan energi ionisasi untuk logam transisi


periode 1,2, dan 3
Sumber : (Farida, 2018)
3) Bilangan Oksidasi :
Di antara unsur-unsur yang ada dalam golongan yang sama, semakin
tinggi bilangan oksidasi semakin tinggi unsur-unsur pada periode yang lebih
besar. Hal ini disebabkan oleh kestabilan subkulit d yang terisi penuh atau
setengah penuh mempunyai tingkat energi elektron yang lebih rendah dari
seharusnya Untuk mencapai kestabilan, unsur – unur ini membentuk ion dengan
cara melepaskan elektron dalam jumlah yang berbeda. Oleh karena itu unsur –
unsur ini mempunyai dua macam biloks atau lebih dalam senyawanya. Jadi, dalam
kasus skandium dengan konfigurasi elektron (n-1) d1ns2, bilangan oksidasinya 3
(Yusuf, 2018)

3) Kemagnetan
Semua zat memiliki sifat diamagnetik, dan selain diamagnetisme, zat
dengan elektron tidak berpasangan juga menunjukkan sifat paramagnetisme, besar
sifat paramagnetisme sekitar 100 kali lebih besar daripada sifat diamagnetisme.
Paramagnetisme diinduksi oleh momen magnet permanen elektron tak
berpasangan dalam molekul dan suseptibilitas molarnya berbanding lurus dengan
momentum sudut spin elektron. Paramagnetisme kompleks logam transisi blok d
yang memiliki elektron tak berpasangan dengan bilangan kuantum spin 1/2, dan
setengah jumlah elektron tak berpasangan adalah bilangan kuantum spin total S.
(Saito, 1996)
(Farida, 2018)Sifat Magnetik Banyak senyawa logam transisi bersifat
paramagnetik: hal ini karena orbital- d yang hanya sebagian terisi dan
menghasilkan orbital dengan elektron tak berpasangan. Atom atau ion yang tidak
punya elektron tak berpasangan bersifat diamagnetik. Suatu spesi yang bersifat
paramagnetik dapat dipengaruhi (berinteraksi) tertarik oleh medan magnet dari
luar, sedangkan yang bersifat diamagnetik, tertolak oleh medan magnetik. Bila
suatu zat padat memiliki kemampuan untuk dipengaruhi medan magnet secara
permanen disebut ferromagnetik.

Gambar ____. Model arah elektron suatu spesi bila dipengaruhi medan
magnet
Sifat kemagnetan senyawa logam transisi merupakan resultan dari momen
spin dan momen orbital dari ion atom pusat. Semakin banyak elektron tidak
berpasangan dalam suatu orbital maka sifat kemagnetan semakin tinggi. (Farida,
2018)
Gambar ___. Metode pengukuran sifat kemagnetan suatu senyawa logam
transisi

B. Unsur-Unsur Golongan IIIB


Sifat fisis unsur – unsur golongan IIIB tidak jauh berbeda dengan sifat
fisik unsur transisi pada umumnya. Menurut (Yusuf, 2018), unsur transisi bersifat
logam, maka mempunyai bilangan oksidasi positif dan pada umumnya lebih dari
satu. Banyak diantaranya dapat membentuk senyawa kompleks. Pada umumnya
senyawanya berwarna. Beberapa diantaranya dapat digunakan sebagai katalisator.
Titik didih dan titik leburnya sangat tinggi. Mudah dibuat lempengan atau kawat
dan mengkilap. Dapat menghantarkan arus listrik. Persenyawaan dengan unsur
lain mempunyai oksida positif.
(Farida, 2018) Ada tiga kelompok unsur transisi blok d, yaitu transisi
pertama 3d (periode kempat), transisi kedua 4d (periode kelima) dan transisi
ketiga 5d (periode keenam). Selain itu terdapat juga transisi dalam blok f seperti
terlihat pada gambar berikut ini
Gambar ____. Letak Logam Transisi dalam sistem periodik (Farida, 2018)

Menurut (Farida, 2018), titik leleh, titik didih dan kekerasan suatu logam
menggambarkan kuatnya ikatan logam dalam unsur tersebut. Logam-logam
transisi mempunyai struktur kemas rapat, artinya setiap atom mengalami
persinggungan yang maksimal terhadap atom-atom lainnya yaitu sebanyak dua
belas atom tetangga. Akibat dari struktur kemasan rapat dan kecilnya ukuran
atom, maka terbentuk ikatan logam yang kuat antara atom-atom logam. Selain itu
kekuatan ikatan logam ada hubungannya dengan jumlah elektron tunggal dalam
atom. Dibandingkan dengan logam-logam golongan utama, logam-logam transisi
memiliki elektron tunggal lebih banyak pada kulit yang belum lengkap. Hal ini
berarti, elektron yang tersedia untuk berikatan logam juga lebih banyak, sehingga
ikatan logam antar atom menjadi lebih kuat. sehingga logam-logam transisi
densitasnya tinggi, titik cair dan titik didihnya juga tinggi.
Gambar ___. Grafik kecenderungan titik leleh logam transisi periode 3, 4,
dan 5
Sumber : (Farida, 2018)
Gambar ___. Grafik perbandingan kerapatan logam transisi periode 4,5,
dan 6
Sumber : (Farida, 2018)

“Banyak kompleks logam transisi memiliki warna yang khas” (Saito,


1996). Menurut (Yusuf, 2018) hal ini disebabkan karena konfigurasi elektron
unsur transisi menempati sub kulit d, elektron- elektron pada orbital d yang tidak
penuh memungkinkan untuk berpindah tempat. Elektron dengan energi rendah
akan berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi (tereksitasi) dengan menyerap
warna misalnya energi cahaya dengan panjang gelombang tertentu karena energi
yang diserap besarnya pun tertentu. Struktur elektron pada orbital d yang bebeda
akan mengasilkan warna pula.
C. Scandium
(Farida, 2018)Logam transisi golongan 3 Logam transisi golongan 3 (atau
IIIB), yaitu skandium di alam terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit. Sumber
utama skandium adalah mineral monazit. Dalam mineral monazit terkandung
senyawa fosfat dari Sc, Y, La dan Th. Skandium sangat elektropositif sehingga
sukar diekstraksi. Cara mengekstrasinya adalah dengan mengelektrolisis leburan
oksidanya, yaitu skandium oksida Sc2O3 atau skandium fluorida ScF3 . Tidak
terlalu banyak diketahui sifat dan manfaat logam jarang ini, seperti juga unsur
segolongannya, yaitu Y, La dan Ac.

(Yusuf, 2018)Warna Warna senyawa unsur-unsur transisi periode


keempat dengan bilangan oksidasi

Menurut Achmad (1992), skandium dan seng mempunyai sifat yang


berbeda dari unsur-unsur transisi deret pertama lainnya dari Ti sampai dengan Cu.
Skandium dan seng masing-masing mempunyai hanya satu macam bilangan
oksidasi yaitu +3 dan +2, sedangkan unsur-unsur lainnya mempunyai bilangan
oksidasi lebih dari satu macam. Senyawa skandium dan seng berwarna putih,
tidak seperti senyawa unsur lainnya yang umumnya berwarna.

(Farida, 2018)Tampak bahwa orbital 3d ditulis lebih dahulu dari orbital 4s,
karena energi pada orbital 3d lebih rendah energinya daripada 4s. Pada proses
ionisasi elektron pada orbital 4s lebih mudah lepas lebih dahulu sebelum elektron
dengan pada orbital 3d. Contohnya 21Sc : [Ar] 3d14s2 -> Sc3+ : [Ar] 3d04s0 + 2 e-

Sifat redoks untuk scandium yang berupa ion Sc 3+ , reaksinya adalah : S


c3+(aq) + 3e- -> Sc (s)

Analisis kualitatif pemisahan scandium-46 menggunakan kolom silica gel


Sc2O3(Febrian et al., 2015)
Pembuatan Radioisotop Skandium 47 bisa dengan menggunakan bahan
Titanium Oksida. (Setiawan & Mulyati, 2014)

D. Ytriium
Pembuatan logam yttrium dengan proses metalotermik
(Rodliyah & Rochani, 2017)
E. Lantanoid dan Aktinoid
“Lantanoid dan aktinoid adalah unsur-unsur transisi blok f, sifat-sifatya
berbeda secara signifikan dengan unsur-unsur transisi blok d. Unsur-unsur ini
ditempatkan terpisah dalam tabel periodik untuk menunjukkan bahwa
keperiodikan struktur elektroniknya berbeda dengan umumnya unsur lain.
Walaupun lantanoid disebut unsur tanah jarang, kelimpahannya di kerak bumi
tidak sedikit dan kimia penggunaan sifat-sifat lantanoid yang unik sangat mungkin
akan berkembang cepat dalam waktu yang tidak terlalu lama. Aktinoid sangat erat
dengan kimia dan energi nuklir. Karena jumlah unsur superberat “yang disintesis”
dalam akselerator sangat kecil, unsur-unsur ini sangat tidak signifikan dalam
pandangan kimia terapan.”(Saito, 1996)

Sumber (Pratomo, 1995)


Mengapa Lantanoid dan Aktinoid ditempatkan pada golongan 3B?
Alasan penempatan tersebut didukung oleh beberapa bukti penelitian
pengamatan secara spektroskopi terhadap unsur-unsur tanah jarang, yang
menunjukkan bahwa atom-atom dalam keadaan ground state mempunyai
konfigurasi elektron sebagai : [gas mulia] (n-2)fx-1 (n-1)d1 ns2. Hal ini tentu saja
diasumsikan sebagai konfigurasi elektron yang ideal untuk unsur-unsur blok f
secara umum. (Moeller, 1961)

Luder (1970) telah mengusulkan penempatan Lu dan Lr pada golongan


IIIB di bawah Sc dan Y, tetapi belum banyak mendapat perhatian. Pengusulan itu
didasari oleh kesimpulan yang dikemukakan Chrystyakov (1968) terhadap
kecenderungan sifat—sifat periodik, yang meliputi potensial ionisasi dan jari-jari
atom. Juga dapat ditambah keelektronegativan, struktur kristal oksidanya, sifat
super konduktivitasnya, sebagaimana telah diselidiki dengan sinar X (Jensen,
1982)

Tabel ___. Kecenderungan sifat unsur blok d (Jensen, 1982, 63)


Tabel ___. Beberapa sifat Sc dan Y dibandingkan dengan La dan Lu
(Jensen, 1982 :637)
1. Lantanoid
Lima belas unsur yang ditunjukkan dalam Tabel ____ dari lantanum, La
(4f0), sampai lutetium, Lu (4f14 ), merupakan lantanoid. Ln biasanya digunaan
sebagai simbol umum unsur-unsur lantanoid. Walaupun lantanoid, bersama
dengan skandium, Sc, dan ytrium, Y, sering disebut unsur-unsur tanah jarang,
unsur-unsur ini relatif melimpah di kerak bumi. Kecuali prometium, Pm, yang
membentuk isotop stabil, bahkan yang paling kecil kelimpahannya tulium, Tm,
dan lutetium, Lu, kelimpahannya sama dengan kelimpahan iodin. Karena
lantanoid memiliki sifat yang sangat mirip dan sukar dipisahkan satu sama lain, di
waktu yang lalu unsur-unsur ini belum banyak dimanfaatkan dalam riset dasar dan
terapan, jadi nama tanah jarang berasal dari fakta ini. Karena adanya metoda
ekstraksi pelarut cair-cair dengan menggunakan tributilfosfin oksida sejak tahun
1960-an, unsur-unsur lantanoid menjadi mudah didapat dan mulai banyak
dimanfaatkan tidak hanya untuk riset dasar tetapi juga dalam material seperti
dalam paduan logam, katalis, laser, tabung sinar katoda, dsb.
Apa perbedaan antara lantanoid dan lantanida?
[jawab] Lima belas unsur La-Lu adalah lantanoid dan empat belas unsur
Ce-Lu tanpa La adalah lantanida (berarti mirip dengan lantanum). Sering kali
nama ini dipertukarkan dan 15 unsur termasuk La disebut juga lantanida.
Tabel ___. Sifat-sifat Lantanoid
Sumber (Saito, 1996)
Karena entalpi ionisasi tiga tahap unsur lantanoid cukup rendah, unsur-
unsur ini membentuk kation trivalen. Sebagian besar senyawa lantanoid kecuali
senyawa Ce4+
(4f0 ), Eu2+ (4f7 ) dan Yb2+(4f14) biasanya lantanoidnya berupa ion Ln3+.
Ln3+ adalah asam keras, dan karena elektron f terpendam jauh dan tidak digunakan
dalam ikatan, elektron-elektron f ini hampir tidak dipengaruhi ligan. Ada
kecenderungan jari-jari atom dan ion lantanoid menurun dengan kenaikan nomor
atom, dan fenomena ini disebut kontraksi lantanida. Kontraksi ini disebabkan
kecilnya efek perisai elektron 4f, yang menyebabkan inti atom menarik elektron
dengan kuat dengan meningkatnya nomor atom.
Kompleks logam lantanoid biasanya berkoordinasi antara 6-12 dan
khususnya banyak yang berkoordinasi 8 dan 9. Senyawa organologam dengan
ligan siklopentadienil jenis Cp3Ln atau Cl2LnX juga dikenal, semua senyawa ini
sangat reaktif pada oksigen atau air.

2. Aktinoid
Aktinoid Lima belas unsur dari aktinium, Ac, sampai lawrensium, Lr,
disebut dengan aktinoid (Tabel ____). Simbol umum untuk unsur-unsur ini adalah
An. Semua unsur aktinoid bersifat radioaktif dan sangat beracun. Di alam aktinoid
yang ada dalam jumlah yang cukup adalah torium, Th, protaktinium, Pa dan
uranium, U. Unsur-unsur tadi diisolasi dari bijihnya dan digunakan dalam
berbagai aplikasi. Logam plutonium, Pu, diproduksi dalam jumlah besar dan
efisiensi ekonomisnya dan keamanan penggunaannya sebagai bahan bakar reaktor
nuklir dan reaktor pembiak saat ini sedang banyak dipelajari. Untuk unsur yang
lebih berat dari amerisium, Am, karena jumlah yang dapat diisolasi sangat kecil
dan waktu paruhnya sangat pendek, studi sifat-sifat kimia unsur-unsur ini sangat
terbatas.

Tabel ____. Sifat –sifat Aktinoid

Proses disintegrasi unsur radioaktif menjadi isotop stabilnya adalah sangat


penting dalam kimia nuklir. Bila jumlah radionuklida yang ada pada suatu waktu
tertentu N, jumlah yang terdisintegrasi pada saat tertentu akan sebanding dengan
N.
Radioaktif

λ adalah konstanta disintegrasi. Integrasi persamaan ini akan


menghasilkan:
dengan N0 adalah jumlah atom pada saat t=0 dan waktu yang diperlukan
agar keradioaktifannya menjadi separuh keradioaktifan awal disebut waktu paruh
(T ).

Walaupun aktinoid mirip dengan lantanoid dalam pengisian elektron


5fnya, sifat kimianya tidak seragam dan masing-masing mempunyai sifat yang
unik. Promosi elektron dari 5f-6d memerlukan energi yang besar dan contoh
senyawa dengan ligan asam π telah dikenal dan orbital 5f, 6d, 7s dan 7p
berpartisipasi dalam ikatan. Senyawa trivalen aktinoid umum dijumpai tetapi
bilangan oksidasi selain tiga bukan tidak umum. Khususnya torium, protaktinium,
uranium and neptunium yang cenderung berbilangan oksidasi +4 atau bilangan
oksidasi yang lebih tinggi. Karena keradioaktifannya rendah, torium dan uranium
yang ditemukan sebagai mineral dapat ditangani,dengan legal di laboratorium
biasa. Senyawa seperti ThO2, ThCl4 , UO2, UCl3 , UCl4 , UCl6 , UF6
dsb bermanfaat untuk berbagai kegunaan. Khususnya UF6 , yang mudah
menyublim dan merupakan gas yang cocok untuk difusi gas dan melalui proses
sentrifugasi gas dalam preparasi U235. Torium adalah unsur yang oksofilik mirip
dengan lantanoid.
III. PEMBAHASAN

Kemagnetan
Semakin banyak elektron tidak berpasangan dalam suatu orbital maka sifat
kemagnetan semakin tinggi. (Farida, 2018)
21Sc [Ar] 4s2 3d1
1 2
39Y [Kr]4d 5s
1 2
57La [Xe] 5d 6s Unsur-unsur antara La-Lu 71Lu [Xe] 4f14 5d1 6s2
1 2 14 1 2
89Ac [Rn] 6d 7s Unsur-unsur anara Ac-Lr 103Lr [Rn] 5f 6d 7s

Memiliki orbital s dan d seperti berikut :


↑↓
s px py pz
karena unsur—unsur yang masuk golongan 3B memiliki 1 orbital yang terisi 1
elektron tidak berpasangan maka dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur tersebut
tergolong sedikit paramagnetik (sedikit tertatik ke dalam medan magnet). Logam
tersebut berarti sedikit menarik garis gaya magnet saat tidak ada medan magnet
dari luar. Logam tersebut tidak memperlihatkan banyak efek magnetik karena
momen magnetik total akibat gerak orbital dan elektron relatif kecil saat ada
medan magnet dari luar. Momen sejajar medan magnet dalam dan medan magnet
luar.
Perbedaan energi antara sub kulit 4s dan 3d cukup kecil sehingga elektron pada
sub kulit 3d juga telepas ketika terjadi ionisasi selain elektron pada sub kulit 4s.
Dua elektron pada sub kulit 4s sangat mudah dilepaskan terlebih dahulu
membentuk kation. Karena ada 1 elektron di orbital 3d tidak berpasangan
sehingga elektron relatif lebih mudah dilepas juga. Sehingga mengakibatkan
atom-atom cenderung mencapai bilangan oksidasi maksimum. Umumnya, unsur
logam golongan IIIB memiliki bilangan oksidasi +3 dan beberapa ada yang +1
dan +2 untuk mencapai konfigurasi elektron yang stabil.
Contohnya pada atom yang mengalami ionisasi.
21Sc3+ = 1s22s22p63s23p64s03d0diamagnetik (ion ditolak oleh medan magnet karena
seluruh elektron pada orbitalnya berpasangan)
Karena golongan IIIB, memiliki elektron valensi 3, namun apabila letak elektron
valensi semakin jauh dari inti atom, maka semakin lemah tarikan inti atom,
sehingga energi ionisasi pun mengecil. Hal ini berarti semakin menuju unsur-
unsur pada deretan Ac-Lr maka semakin kecil energi ionisasinya maka atom
semakin sulit untuk mengion.

Unsur – Unsur Golongan III B


Perbandingan Sifat Unsur-Unsur Golongan III B
a. Ukuran Atom
Dalam satu golongan, dari atas ke bawah jari-jari semakin bertambah
besar, karena jumlah kulit elektron semakin banyak. Hal ini berarti dari 21Sc
sampai ke atom 89Ac akan semakin besar jari-jari atomnya. Sedangkan dalam satu
periode, dari kiri ke kanan jari-jari semakin pendek, karena ukuran inti semakin ke
kanan semakin besar, daya tarik inti dengan elektron semakin kuat. Hal ini tidak
berlaku pada logam blok f misalnya dari 57La ke Lu karena lantanoid dan
71

aktinoid masih dalam kelompok golongan IIIB dan tidak berada pada periode
yang berbeda.
                        
b. Densitas
Dalam satu golongan dari atas ke bawah densitas semakin besar. Hal ini
dikarenakan massa atom relative yang semakin besar pula tetapi menempati
volume yang hampir sama. Hal ini berarti dari 21Sc ke Lr (aktinoid) maka
103

densitasnya semakin besar.


c. Energi Ionisasi
Energi ionisasi merupakan energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu
elektron yang terikat paling lemah dari suatu atom netral atau dalam keadaan gas.
Dalam satu golongan, dari atas ke bawah nilai energi ionisasi unsur golongan IIIB
semakin menurun, karena dari atas ke bawah jari-jari atom semakin besar
sehingga daya tarik inti dengan elektron terluar semakin lemah, maka energi
ionisasinya semakin kecil. Hal ini berarti dari Sc ke
21 103Lr (aktinoid) maka
semakin menurun energi ionisasinya.
d. Elektronegatifitas
Elektronegatifitas adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron
dari atom unsur lain.Dalam satu golongan, dari atas ke bawah elektronegatifitas
unsur golongan IIIB semakin kecil, karena jari-jarinya semakin besar, volumenya
semakin besar dan daya tarik inti dan elektron semakin lemah. Hal ini berarti dari
21Sc ke 103Lr (aktinoid) maka semakin menurun elektronegativitasnya.
  Sc Y La Lu Ac
No CAS 7440-20-2 7440-65-5 7439-91-0 7439-94-3 7440-34-8
Sifat Fisika
Densitas (g/mL) 2.99 4.47 6.17 9.84 10
Titik Leleh (℃ ) 1540 1522 921 1663 1050
Titik Didih (℃ ) 2836 3338 3457 3395 3197

Gambar

         

Spektrum Emisi

Sifat Atomik
Nomor atom 21 39 57 71 89
Nomor Massa
44.96 88.905 138.905 174.967 227.0278
(g/mol)

Konfigurasi
elektron

Afinitas elektron  -
18.1 29.6 48 50
(kJ/mol)
Kelektronegatifan 1.36 1.22 (pauling) 1.1 1.27  1.1
Potensial ionisasi
6.57 6.5 5.5 - -
atom (eV)
Bilangan oksidasi
utama +3
BilOks lainnya  +1,+2  +1,+2   +1,+2    
Sifat kimia dan Reaksi kimia
saat dipanaskan : Data tidak tersedia (belum Data tidak tersedia (belum
saat dipanaskan : saat dipanaskan :
2Y(s) + 6H2O(aq)→ ada penelitian lanjutan) ada penelitian lanjutan)
Reaksi dengan air 2Sc(s) + 6H2O(aq) →  2Sc3+ (aq) 2La(s)+6H2O(g)→
2Y3+(aq) + 6OH-(aq) +
+ 6OH-(aq) + 3H2(g) 2La(OH)3(aq)+3H2(g)
3H2(g)
Reaksi dengan 4Y(s) + 3O2(g)→ 4La(s) + 3O2(g)→ 4Lu(s) + 3O2(g) → 4Ac(s) + 3O2(g) →
4Sc(s) + 3O2(g)→2Sc2O3(s)
Oksigen 2Y2O3(s) 2La2O3(s) 2Lu2O3(s)  2Ac2O3(s)
2Sc(s)+3Cl2(g)→2ScCl3(s)  2Y(s) + 3F2(g)→ Data tidak tersedia (belum Data tidak tersedia (belum
Reaksi dengan  2La(s) + 3Br2(g)→ ada penelitian lanjutan) ada penelitian lanjutan)
(reaktiv terhadap semua unsur 2YF3(s) (reaktiv terhadap
halogen halogen) semua unsur halogen)
2LaBr(s)

2La(s) + 3H2SO4(aq)→ Data tidak tersedia (belum Data tidak tersedia (belum
Reaksi dengan Sc(s) + 6HCl(aq)→2Sc3+(aq) + 2Y(s) + 6HCl(aq)→2Y3+ ada penelitian lanjutan) ada penelitian lanjutan)
2La3+ (aq) + 3SO4 2-(aq) +
asam 6Cl-(aq) + 3H2(g) (aq) + 6Cl-(aq) + 3H2(g)
3H2(g)
Sifat Elektromagnetik
Konduktivitas
1.8x106 1.8x106 1.6x106 1.8x106 -
Listrik (S/m)
Molar
Kerentanan
3.956x10-9 5.921x10-9 1.528x10-9 2.1x10-10 -
Magnetik
(m3/mol)
Daya Hambat
5.5x10-7 5.6x10-7 6.1 x10-7 5.6x10-7 -
(Ohm.m)
1. SKANDIUM (SC)
Penemuan
Skandium adalah unsur golongan IIIB yang berada pada periode 4. Skandium
merupakan bagian dari unsur transisi. Skandium ditemukan oleh Lars Nilson pada tahun 1879
di Swedia. Skandium ditemukan dalam mineral euxenite, thortveitile, thortvetile dan gadoline
di Skandinavia dan Madagaskar. Lars Fredik Nilson dan timnya tidak sadar tentang
prediksinya pada sumber pada tahun 1879, yang menyelidiki logam yang terdapat sedikit di
bumi. Dengan analisis spektra mereka menemukan unsur baru dalam mineral bumi. Mereka
menamakan scandium dari bahasa Latin Scandia yang berarti Scandinavia dan dalam proses
isolasi, mereka memproses 10 kg euxenite, menghasilkan sekitar 2 g scandium oksida murni
(Sc2O3). Elemen ini diberi nama Skandium karena untuk menghormati Negara Skandinavia
tempat ditemukannya unsure ini. Dmitri Mendeleev menggunakan periodik unsur tahun 1869
untuk memprediksikan keadaan dan sifat dari tiga unsur yang disebut ekaboron.Fischer,
Brunger, dan Grinelaus mengolah scandium untuk pertama kalinya pada tahun 1937, dengan
elektrolisis potassium, litium, dan scandium klorida pada suhu 700-800ºC.

Sifat Bahaya : logam yang mudah terbakar


Zat / campuran ini tidak mengandung komponen yang dianggap persisten,
bioakumulatif dan toksik (PBT), atau sangat persisten dan sangat bioakumulatif (vPvB) pada
level 0,1% atau lebih tinggi.
Nilai ambang batas : 0,1%

Sifat-sifat
Skandium adalah logam perak-putih yang berubah warna menjadi kekuningan atau
kemerahjambuan jika diekspos dengan udara. Elemen ini lunak dan lebih menyerupai itrium
dan metal-metal langka lainnya ketimbang aluminium atau titanium. Ia ringan dan memiliki
titik didih yang lebih tinggi daripada aluminium, menjadikannya bahan yang sangat diminati
oleh perangcang pesawat antariksa. Skandium tidak terserang dengan campuran 1:1
HNO3 dan 48% HF.

Senyawa Skandium
Salah satu bentuk senyawa yang ditemukan dalam unsure Skandium adalah       
Skandium Clorida (ScCl3), Logam juga dapat diperoleh melalui proses elektrolisis
dengan reaksi sebagai berikut :
                                    2Sc (s) + 3 Cl3 (g) → 2ScCl3 (s)
elektrolisa ini berasal dari leburan dari potassium, lithium, scandium klorida pada
suhu 700-800 0C. Penelitian ini dilakukan oleh Fischer, Brunger, Grieneisen.
Kegunaan
 Skandium Clorida (ScCl3), dimana senyawa ini dapat ditemukan dalam lampu
halide, serat optic, keramik elektrolit dan laser.
 Aplikasi utama dari unsure scandium dalah sebagai alloy alumunium-
skandium yang dimanfaatkan dalam industri aerospace dan untuk perlengkapan olahraga
( sepeda, baseball bats) yang mempunyai kualitas yang tinggi.
 Aplikasi yang lain adalah pengunaan scandium iodida untuk lampu yang
memberikan intensitas yang tinggi. Sc2O3 digunakan sebagai katalis dalam pembuatan
Aseton.
Efek Bagi Kesehatan dan Lingkungan
Skandium tidak beracun, namun perlu berhati-hati karena beberapa senyawa
scandium mungkin bersifat karsinogenik pada manusia selain itu dapat menyebabkan
kerusakan pada liver jika terakumulasi dalam tubuh. Bersama dengan hewan air, Sc dapat
menyebabkan kerusakan pada membran sel, sehingga memberikan pengaruh negatif pada
reproduksi dan sistem syaraf.
Sc dapat mencemari lingkungan, terutama dari industri petroleum dan dari
pembuangan perabot rumah tangga. Sc secara terus-menerus terakumulasi di dalam tanah, hal
ini akan memicu terkonsentrasinya di dalam tubuh manusia dan hewan.

YITRIUM   (Itrium)
   Saat ini  yttrium (nama dari sebuah desa Swedia, Ytterby) banyak dikenal
dalam penggunaan nya sebagai superkonduktor oksida (bersama dengan barium dan
tembaga). Ini adalah bahan superkonduktor pertama yang berfungsi pada suhu nitrogen cair.
Unsur ini ditemukan pada 1789 oleh Gadolin terisolasi dan akhirnya pada tahun 1828 oleh
Wöhler. Lebih dari 15 ton oksida sekarang diproduksi setiap tahun. Selain penggunaannya
dalam penelitian superkonduktivitas, juga digunakan dalam fosfor (merah) untuk tabung
televisi berwarna.
Itrium merupakan logam berwarna keperakan. Kebanyakan yttrium komersial
dihasilkan dari pasir monasit yang juga merupakan sumber bagi sebagian besar unsur-
unsur tanah.
             Itrium memiliki kilau metalik-keperakan. Itrium menyala di udara. Itrium
banyak ditemukan dalam mineral bumi. Batuan Bulan mengandung yttrium dan itrium
digunakan sebagai fosfor untuk menghasilkan warna merah di layar televisi.
Penemuan
          Yttrium merupakan unsur golongan IIIB yang berada pada periode 5. Yttrium
termasuk dalam logam transisi. Yttrium ditemukan oleh peneliti dari Finlandia bernama
Johan Gadolin tahun 1794 dan diisolasi oleh Friedrich Wohler tahun 1828 berupa ekstrak
tidak murni yttria dari reduksi yttrium klorida anhidrat (YCl3) dengan potassium.
Johan Gadolin Friedrich Wohler
          Yttria (YCl3) adalah oksida dari yttrium dan ditemukan oleh Johan Gadolin
tahun 1794 dalam mineral gadolinite dari Yttreby, Swedia. Tahun 1843 seorang ahli kimia
Swedia Carl Mosander dapat menunjukkan bahwa yttria dapat terbagi menjadi oksida-oksida
dalam tiga unsur yang berbeda disebut Yttria. Penambangan yang terletak di dekat desa
Ytterby yang menghasilkan beberapa mineral antara lain erbium, terbium, ytterbium, dan
yttrium memiliki nama yang sama dengan desa tersebut.

Carl Mosander
         Senyawa ini diberi nama Yttrium karena untuk menghormati kota Ytterby di
Swedia. Senyawa ini ditemukan pada barang tambang yang jarang ditemukan di bumi
(termasuk monazite, xenotime, Yttria). Senyawa ini tidak ditemukan dalam keadaan bebas di
bumi.
 Keelektronegatifitasan (Elektronegativitas)

Definisi yang digunakan sebagian besar elektronegativitas adalah bahwa


elektronegativitas sebuah unsur itu adalah kekuatan atom ketika dalam sebuah molekul untuk
menarik kerapatan elektron pada dirinya sendiri. elektronegativitas bergantung pada sejumlah
faktor dan memperinci sebagai atom lainnya dalam molekul. Skala elektronegativitas pertama
dikembangkan oleh Linus Pauling dan skala yttrium memiliki nilai 1,22 pada skala berjalan
dari dari sekitar 0,7 (perkiraan fransium) sampai 2,20 (untuk hidrogen) menjadi 3,98 (fluor).
Elektronegativitas tidak memiliki satuan tapi "satuan Pauling" sering digunakan ketika
menunjukkan nilai dipetakan ke skala Pauling. On the interactive plot below you may find
the "Ball chart" and "Shaded table" styles most useful. Pada titik interaktif di bawah ini dapat
dilihat bagan diagram dan tabel yang berguna.
Tabel  Berbagai jenis elektronegativitas untuk yttrium 
Elektronegativitas Nilai dalam satuan Pauling
Elektronegativitas Pauling    1,22
Elektronegativitas Sanderson    0.65
Rochow elektronegativitas Allred    1,11
Ada sejumlah cara untuk menghasilkan suatu himpunan bilangan yang mewakili
elektronegativitas dan tiga diberikan dalam tabel di atas. Skala Pauling mungkin yang paling
terkenal dan cukup untuk berbagai tujuan.
Senyawa – Senyawa Itrium
           Logam itrium tersedia secara komersial sehingga tidak perlu untuk
membuatnya di laboratorium. Itrium ditemukan dalam mineral lathanoid dan ekstraksi itrium
dan logam lanthanoid dari bijih sangat kompleks. Logam ini merupakan  garam ekstrak dari
bijih oleh ekstraksi dengan asam sulfat (H 2SO4), asam klorida (HCl), dan sodium hidroksida
(NaOH). Teknik modern untuk pemurnian campuran garam lanthanoid tersebut  melibatkan
teknik kompleksasi selektif, ekstraksi pelarut, dan kromatografi pertukaran ion.
           Itrium Murni tersedia melalui reduksi YF 3 dengan logam kalsium.
          2YF 3 + 3Ca → 2Y + 3CaF2 2YF 3 + 2y + 3Ca → 3CaF2
Yttria (oksida itrium, Y2O3), ditemukan oleh Johann Gadolin pada 1794 dalam sebuah
mineral disebut gadolinite dari Ytterby. Ytterby adalah situs dari sebuah tambang di Swedia
yang berisi banyak mineral yang tidak biasa mengandung erbium, Terbium, dan Iterbium
serta yttrium. Friedrich Wohler menyebutkan elemen murni yang diperoleh pada tahun 1828
oleh reduksi klorida anhidrat (YCl3) dengan kalium.
Senyawa Yttrium biasanya ditemukan dalam bentuk senyawa
-          Yttrium Allumunium garnet Y3All5O12
-          Yttrium(III)Oksida Y2O3
Bagian ini berisi daftar beberapa senyawa biner dengan halogen (dikenal sebagai
halida), oksigen (dikenal sebagai oksida), hidrogen (dikenal sebagai hidrida), dan beberapa
senyawa lainnya yttrium. Untuk setiap senyawa, sebuah bilangan oksidasi formal untuk
yttrium diberikan, tetapi kegunaan nomor ini terbatas untuk-blok elemen p pada khususnya.
Berdasarkan bilangan oksidasi, suatu konfigurasi elektron juga diberikan tetapi dicatat bahwa
untuk komponen lain, ini dilihat sebagai pedoman saja. Istilah hidrida digunakan dalam
pengertian generik untuk menunjukkan jenis senyawa M x H y dan tidak dibutuhkan untuk
menunjukkan bahwa setiap senyawa kimia yang tercantum berperilaku sebagai hidrida.
Dalam senyawa dari itrium, biasanya bilangan oksidasi sebagian besar yttrium adalah: 3.
Hidrida
Istilah hidrida digunakan dalam pengertian generik untuk menunjukkan jenis senyawa
M x H y dan tidak dibutuhkan untuk menunjukkan bahwa setiap senyawa kimia yang
tercantum berperilaku sebagai hidrida.
 Itrium dihidrida : YH 2
 Itrium trihydride : YH 3
Fluorida , Klorida , Bromida, Iodida
  Itrium sangat reaktif terhadap halogen ; fluorin, F 2 ; klorin, Cl 2 ; bromin, Br 2 ; dan
yodium, I 2, untuk membentuk yttrium trihalides (III) fluoride, YF 3 ; yttrium (III) klorida,
YCl 3  ; yttrium (III) bromida, YBr 3 ; dan yttrium (III) iodida, YI 3.
2Y(s) + 3F 2 (g) → 2YF 3 (s) 
2Y(s) + 3Cl 2 (g) → 2YCl 3 (s)
2Y(s) + 3Br 2 (g) → 2YBr 3 (s)
2Y(s) + 3I 2 (g) → 2YI 3 (s)
 Itrium triflourida : YF 3
 Itrium triklorida : YCl 3
 Itrium tribromide : YBr 3
 Itrium triiodide : YI 3
Oksida
 Logam Itrium perlahan-lahan bereaksi di udara dan reaksi nya dengan oksigen
membentuk yttrium (III) oksida, Y 2 O 3. Atau Diyttrium trioksida : Y 2 O 3
           4Y + 3O2 → 2Y2O 3
Sulfida
 Diyttrium trisulphide : Y 2 S 3
Kompleks
 Diyttrium trisulphate octahydrate : Y 2 (SO 4) 3 . 4/5 H 2 O
 Itrium trinitrate hexahydrate : Y (NO 3) 3 .3/5 H 2 O
 
Penggunaan
- Yttrium Allumunium garnet Y3All5O12 senyawa ini digunakan sebagai laser selain itu
untuk  perhiasan yaitu stimulan pada berlian.
- Yttrium (III) Oksida Y2O3 senyawa ini digunakan untuk membuat YVO4 ( Eu +
Y2O3) dimana phosphor Eu memberikan warna merah pada tube TV berwarna. Yttrium
oksida juga digunakan untuk membuat Yttrium-Iron-garnet yang dimanfaatkan pada
microwave supaya efektif
- Selain itu Yttrium juga digunakan untuk meningkatkan kekuatan pada logam
alumunium  dan alloy magnesium. Penambahan Yttrium pada besi membuat nya mempunyai
efektifitas dalam bekerja.
Efek Bagi Kesehatan dan Lingkungan
       Bahaya Yttrium jika bereaksi dengan udara adalah jika terhirup oleh manusia
dapat menyebabkan kanker dan jika terakumulasi dalam jumlah berlebih dalam tubuh
menyebabkan kerusakan pada liver. Pada binatang air terpaan Yttrium menyebabkan
kerusakan pada membrane sel, yang berdampak pada system reproduksi dan fungsi pada
system saraf. Yttrium tidak beracun tetapi beberapa dari senyawa scandium bersifat
karsinogenik pada manusia selain itu dapat menyebabkan kerusakan pada liver jika
terakumulasi dalam tubuh.
        Yttrium dapat mencemari lingkungan, terutama dari industri petroleum dan dari
pembuangan perabot rumah tangga. Yttrium secara terus-menerus terakumulasi di dalam
tanah, hal ini akan memicu terkonsentrasinya di dalam tubuh manusia dan hewan.

LANTHANUM

Deskripsi Umum
            Lanthanum adalah unsur kimia dengan simbol La dan nomor atom 57.
Lanthanum adalah unsur logam berwarna putih perak yang dimiliki oleh kelompok 3 dari
tabel periodik dan merupakan lantanida . Lanthanum merupakan logam lunak, ulet, dan
lembut yang mengoksidasi cepat ketika terkena udara. Hal ini dihasilkan dari mineral monasit
dan bastnäsite menggunakan multistage proses ekstraksi kompleks. Senyawa lanthanum
memiliki banyak aplikasi sebagai katalis, aditif dalam kaca, pencahayaan karbon untuk
pencahayaan studio dan proyeksi, elemen pengapian dalam korek api dan obor, katoda
elektron,scintillators,dan lain-lain. Lanthanum karbonat (La2(CO3)3) telah disetujui sebagai
pengobatan terhadap gagal ginjal.
1.1. Sejarah Penemuan dan Asal Usulnya
Seorang ilmuwan kimia dari Swedia, Carl Gustav Mosander yang merupakan
kimiawan hebat dengan julukan “father moses” pada tahun 1893 telah menemukan unsur
baru dalam bentuk sampel impuritif cerium nitrat. Lanthanum ditemukan oleh ahli kimia dari
Swedia ini ketika dia mengubah komposisi sampel cerium nitrat dengan memanaskan dan
mereaksikan garamnya dengan mencairkan asam nitrat. Dari hasil reaksi tersebut lalu
mengisolasinya yang disebut lantana. Lanthanum diisolasi dalam bentuk murni tahun 1923.
Kemudian dia memberi nama dengan “Lanthana” yang berarti “tersembunyi”. mineral
tersebut sekarang dikenal dengan sebagai Lanthanum oksida, La 2O3 . logam murninya
tidak/belum dapat diisolasi hingga mencapai tahun 1923.
Lanthanum adalah unsur pertama dalam satu seri unsur-unsur yang disebut dengan
“Lanthanida”.yang sering disebut dengan gol “rare earth” atau mineral langka. Y dan La
hampir selalu tergabung dengan golongan Lanthanida. La berwarna putih silver, lunak, dan
cukup mudah diiris dengan pisau biasa. Seluruh logam dalam golongan IIIB mudah timbul
bercak noda jika dalam udara, dan mudah terbakar seperti La2O3.
        Pemisahannya dioperasikan secara komersial meliputi pengendapan dari basa
lemah larutan nitrat dengan penambahan magnesium oksida atau gas ammonia. Pemurnian
lanthanium tetap pada kondisi larutan. Cara lain kristalisasi fraksional dibuat oleh Dimitry
Mendeleev, dalam bentuk ganda ammonium nitrat tetrahidrat, yang digunakan untuk
memisahkan lanthanum yang memiliki kelarutan kecil dari didymium yang memiliki
kelarutan lebih besar di tahun 1870. Sistem tersebut digunakan secara komersial dalam proses
pemurnian lanthanum sampai perkembangan metode ekstraksi pelarut yang dimulai tahun
1950. Seperti pada pemurnian lanthanum, ammonium nitrat direkristalisaikan dari air.
Lanthanum relatif mudah dimurnikan, sejak hanya terdapat satu lantanida yang berdekatan
yaitu cerium yang sangat mudah lepas sesuai dengan ikatan valensinya.
SIFAT FISIK DAN SIFAT KIMIA

Ø  . Sifat Fisika
Lantanium merupakan logam putih keperak-perakan, mudah dibentuk, kuat tetapi
cukup lunak untuk dipotong dengan pisau. Ia merupakan salah satu logam  yang sangat
reaktif. Ia mengoksida dengan cepat jika diekspos ke udara.
REAKSI KIMIA
- Lanthanum mudah terbakar pada 150° C untuk membentuk lanthanum (III) oksida
4 La + 3 O2 → 2 La2O3 + 4 La + 3O2 → 2LaO2
Namun, saat terkena udara lembab pada suhu kamar, oksida lanthanum membentuk
oksida terhidrasi dengan meningkatkan volume besar.
- Lanthanum cukup elektropositif dan bereaksi lambat dengan air dingin dan cukup
cepat dengan air panas untuk membentuk hidroksida lanthanum:
2La(s) + 6H2O(l) → 2La(OH)3(aq) + 3H2(g) + 2La(s) + 6H2O(l) → 2La(OH)3(aq) +
3H 2 (g)
- Lanthanum mudah larut dalam cairan asam sulfat untuk membentuk solusi yang
berisi La (III) ion, yang ada sebagai [La (OH2)9] 3 + kompleks

KEGUNAAN
     Jarang sekali logam La murni atau senyawa oksidanya mempunyai kegunaan
yang spesifik. Karena unsur-unsur kimia mempunyai kesamaan maka mereka sangat sulit
untuk dipisahkan. Campuran tersebut akan lebih termaanfaatkan dari pada bentuk murninya.
sebagai contoh : “misch metal” adalah campuran dari beberapa “rare earth” dan biasa
digunakan untuk “lighter flints’ dan bentuk oksidasinya juga digunakan dalam phosphor layar
televisi (LaMgAl11O19 ) dan beberapa peralatan flouresen serupa.
                     La2O2 digunakan untuk membuat kaca optic khusus (kaca adsorbsi infra
merah, kamera dan lensa teleskop). Jika La ditambahkan di dalam baja maka akan
meningkatkan kelunakan dan ketahanan baja tersebut. La digunakan sebagai material utama
dalam elektroda karbon (carbon arc electrodes). Garam-garam La yang terdapat dalam katalis
zeolit digunakan dalam proses pengkilangan minyak bumi. Salah satu kegunaan senyawa-
senyawa gol Lanthanida adalah pada industri perfilman untuk penerangan dalam studio dan
proyeksi.
                     Lanthanum dapat mengadsorbsi gas H2 sehingga logam ini disebut
dengan “hydrogen sponge” atau sepon hydrogen. Gas H2 tersebut terdisosiasi menjadi atom
H, yang mana akan mengisi sebagian ruangan (interstice) dalam atom-atom La. Ketika atom
H kembali lepas ke udara maka mereka kembali bergabung membentuk ikatan H-H.

2. AKTINIUM
2.1. Deskripsi Umum
Aktinium (diucapkan / æktɪniəm / ak-TIN-nee-əm ) adalah radioaktif unsur
kimia dengan lambang Ac dan nomor atom 89, yang ditemukan pada tahun 1899. Aktinium
merupakan unsur dari kelompok Aktinida, sekelompok dari 15 elemen yang sama antara
aktinium dan lawrencium dalam tabel periodik. Aktinium, dinamai aktinos dari
bahasaYunani. Aktinium juga merupakan logam radioaktif langka yang terpancar dalam
gelap. Isotop aktinium yang paling lama hidup (Ac-227) memiliki paruh 21,8 tahun. Unsur ini
diperoleh sebagai kotoran dalam bijih-bijih uranium, sebuah bijih ditambang untuk konten
uranium. Sepersepuluh dari satu gram aktinium dapat dipulihkan dari 1 ton bijih-bijih
uranium.
2.2. Asal-Usul Penemuan
Aktinium ditemukan pada tahun 1899 oleh Andre-Louis Debierne seorang ahli kimia
Prancis yang memisahkan aktinium dari campurannya. Aktinium dipisahkan dari bijih-bijih
uranium, pada tahun 1899 dijelaskan bahwa aktinium mirip dengan titanium dan pada tahun
1900 dijelaskan bahwa aktinium mirip dengan torium. Kemudian Friedrich Oskar Giesel
menemukan aktinium secara bebas tahun 1902 sebagai substansi yang mirip
dengan lantanum dan menyebutnya "emanium" pada tahun 1904. Setelah perbandingan zat
pada tahun 1904, nama Debierne dipertahankan karena itu senioritas. Sifat kimia actinium
mirip dengan lanthanum. Kata actinium berasal dari Yunani, akti, aktinos, yang berarti sinar.
Karena Ac adalah unsur radioaktif yang dapat bercahaya dalam ruangan gelap, yang
disebabkan oleh intensitas keradioaktifannya yang berwarna biru. Aktinium ditemukan dalam
jumlah sedukit dalam bijih uranium tetapi lebih banyak dibuat dalam satuan mg dengan cara
penyinaran neutron terhadap 226 Ra dalam reactor nuklir. Logam actinium dibuat dengan
cara reduksi actinium florida dengan uap lithium pada suhu 1100-1300ºC.
2.3. Sifat Kimia
Aktinium menunjukkan sifat kimia yang mirip dengan lantanum. Karena kesamaan
ini pemisahan aktinium dari lantanum dan unsur tanah jarang lainnya, yang juga ada dalam
bijih uranium menjadi sulit. Ekstraksi pelarut dan pertukaran ion kromatografi digunakan
untuk pemisahan. Hanya sejumlah senyawa aktinium dikenal, misalnya
ACF 3,AcCl 3, AcBr 3, AcOF, AcOCl, AcOBr, Ac 2 S 3, Ac2O, dan AcPO3. 
2.4. Reaksi Kimia
Reaksi dengan oksigen
Aktinium mudah terbakar membentuk aktinium (III) oksida
4Ac(s) + 3O2(g) → 2Ac2O3(s)
Senyawa Aktinium
Misalnya ACF 3, AcCl 3, AcBr 3, AcOF, AcOCl, AcOBr, Ac 2 S 3, Ac2O, dan AcPO3.

2.5. Kegunaan
Sifat keradioaktifan dari aktinium 150 kali lebih besar dari radium, sehingga
memungkinkan untuk menggunakan Ac sebagai sumber neutron. Sebaliknya, aktinium jarang
digunakan dalam bidang Industri. Ac-225 digunakan dalam pengobatan, yaitu digunakan
dalam suatu generator untuk memproduksi Bi-213. Ac-225 juga dapat digunakan sebagai
agen untuk penyembuhan secara “radio-immunoterapi”.

2.6. Efek Bagi Kesehatan dan Lingkungan


Aktinium-227 bersifat sangat radioaktif dan berpengaruh buruk pada kesehatan.
Bahaya dari aktinium sama dengan bahaya dari plutonium. Bahaya terbesar dari raioaktif
unuk kehidupan sebagaimana kita ketahui adalah bahaya bagi sistem reproduksi dan
penurunan sifat. Bahkan dengan dosis rendah bersifat karsinogenik yang menyebabkan
penurunan sistem kekebalan tubuh. Pertumbuhan teknologi nuklir telah membawa sejumlah
besar pengeluaran zat radioaktif ke atmosfir, tanah, dan lautan. Radiasi membahayakan dan
terkonsentrasi dalam rantai makanan, sehingga membahayakan bagi manusia dan hewan.
III. PENUTUP

A. Simpulan
 Sifat Unsur-Unsur Golongan IIIB
-  Dalam satu golongan, dari atas ke bawah jari-jari semakin bertambah besar..
-  Dalam satu golongan dari atas ke bawah densitas semakin besar
- Dalam satu golongan, dari atas ke bawah nilai energi ionisasi unsur golongan IIIB
semakin menurun.
- Dalam satu golongan, dari atas ke bawah elektronegatifitas semakin kecil.
- Unsur golongan IIIB terdiri dari : Skandium (Sc), yitrium  (Itrium), lantanida, dan
Aktinida.

B. Saran
Dari pembuatan makalah kimia anorganik ini tentang unsur-unsur golongan
IIIB, maka untuk pembuatan makalah selanjutnya diharapkan penulis dapat menyajikan
penjabaran materi yang lebih efektif lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, H. (1992). Kimia Unsur dan Radiokimia. Citra Aditya Bakti. Bandung
Farida, I. (2018). Kimia Anorganik Karakteristik Logam Blok -s dan -p (1st ed.).
Febrian, M. B., Setiadi, Y., Setiawan, D., Mulyati, T. S., & Suherma, N. (2015). Analisis
kualitas pemisahan skandium-46 dan titanium menggunakan kolom silika gel. ISSN
0211-3128, 141–147.
Pratomo, H. (1995). Penempatan La (dan Ac) serta Lu (dan Lr) dalam Sistem Periodik Unsur.
Cakrawala Pendidikan Nomor 2, 139–149.
Rodliyah, I., & Rochani, S. (2017). PEMBUATAN LOGAM YTRIUM DENGAN PROSES
METALOTERMIK. Jurnal Teknologi Mineral Dan Batubara, 13, 125–139.
Saito, T. (1996). Kimia Anorganik (Ismunandar dan Oke team (ed.)). Iwanami Publishing
Company. http://oke.or.id
Setiawan, D., & Mulyati, T. S. (2014). Pembuatan dan Analisis Fisiko-Kimia Radioisotop
Skandium-47 Dari Bahan Sasaran Titanium Oksida Alam. Pusat Sains Dan Teknologi
Nuklir Terapan-BATAN, ISSN 141-481, 63–70.
http://dx.doi.org/10.17146/jstni.2015.16.2.2379
Yusuf, Y. (2018). Modul Kimia Dasar. In Panduan untuk belajar (pp. 1–147).
Putranto, D. 2009. Golongan IIIB. (Online),
(http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/06/golongan-iii-b.html), diakses tanggal 11
Maret 2021).

Anda mungkin juga menyukai