Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

PERCOBAAN
Sifat-Sifat Unsur

Nama : Faathir Hafiidh


NIM : 2007076017
Program Studi : Geofisika

LABORATORIUM KIMIA DASAR


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan ini terdapat berbagai macam benda. Setiap benda tersusun
dari suatu zat penyusunnya. Jika zat-zat itu dibagi dan terus dibagi, maka akan
diperoleh suatu zat yang tidak bisa dibagi lagi, karena zat tersebut merupakan zat
tunggal yang sederhana. Unsur merupakan zat tunggal sederhana yang tidak dapat
dibagi lagi ke bagian yang lebih kecil. Unsur dapat kita jumpai dalam keadaan bebas
maupun didalam tanah. Wujud dari unsur juga berbeda antara satu dan lainnya. Ada
unsur yang berwujud padat, namun ada pula unsur yang berwujud cair. Selain
wujudnya yang berbeda-beda, setiap unsur juga memiliki perbandingan berat dan
jumlah atom yang beraneka ragam. Ada yang besar, ada yang sedang, ada pula yang
berukuran kecil.
Di alam ini ada beberapa golongan unsur. Ada golongan unsur alkali yang
terdiri dari Li, Na, K, Rb, Cs, Fr. Ada pula unsur bergolongan alkali tanah yang
terdiri dari Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra. Unsur-unsur dari alkali tanah umumnya
dijumpai atau ditemukan didalam tanah. Unsur-unsur golongan alkali disebut juga
golongan I A, dan unsur-unsur golongan alkali tanah disebut juga golongan II A.
Susunan periodik sangat dikenal sebagai deretan unsur yang disusun menurut
nomor atom menjadi pedoman dalam penyelesaian pelajaran kimia terkait, seperti
mengetahui wujud zat, nomor atom, nomor massa, kecenderungan antar unsur, dan
masih banyak lagi. Didalam periodik unsur terdapat unsur-unsur yang dibagi
menjadi beberapa golongan. Golongan dalam susunan periodik dituliskan dalam
bentuk baris unsur yang mempunyai sifat yang sama dimasukkan ke golongan yang
sama.
Oleh karena itu praktikum ini dilaksanakan. Untuk megetahui sifat-sifat
unsur pada golongan I A yaitu golongan alkali yang terdiri dari Li, Na, K, Rb, Cs,
Fr. Selain itu untuk mengetahui sifat unsur pada golongan II A yaitu golongan alkali
tanah yang terdiri dari Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra. Dalam melakukan pengamatan
tersebut digunakan BaCl2, CaCl2, Sr(NO3)2, MgCl2 yang dilarutkan dalam
H2SO4 dan NaOH untuk mengetahui kelarutannya. Digunakan juga logam Kalium
dan serbuk Mg untuk mengetahui kereaktifannya. Sehingga dapat diketahui
kereaktifan unsur antara Mg dan logam K, mengetahui kelarutan BaCl2, MgCl2,
CaCl2 Sr(NO3)2 dalam H2SO4 dan NaOH.

1.2 Tujuan Percobaan


- Untuk mengetahui perbedaan garam sulfat dengan garam hidroksida
- Untuk mengetahui kereaktifan unsur-unsur golongan IA dan golongan IIA
- Untuk mengetahui beberapa sifat unsur golongan IA dan IIA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Sistem periodik adalah susunan berkala yang menggambarkan suatu letak,


keadaan, periodik dan golongan dari unsur-unsur kimia. Sistem periodic disusun
berdasarkan kenaikan atom (jumlah proton atom muatan inti). Sistem periodic
dibagi menjadi periode, yaitu unsur-unsur yang terletak dalam baris yang horizontal
(mendatar) dan golongan yaitu unsur-unsur yang terletak dalam kolom vertikal
(Basri, 2003).
Menurut jenis subkulit yang terisi, unsur-unsur dapat dibagi menjadi beberapa
golongan unsur utama, gas mulia, unsur transisi, lantanida dan aktanida. Unsur-
unsur utama adalah unsur-unsur dalam golongan I A hingga VII A yang semuanya
memiliki subkulit s atau p dengan bilangan kuantum utama tertinggi yang belum
tentu penuh. Dengan pengecualian pada helium, seluruh gas mulia (unsurunsur
golongan VIII A) mempunyai subkulit p terisi penuh (konfigurasi elektronnya
adalah 1s2 untuk helium dan ns2 np6 unutk gas mulia yang lain. Dimana n adalah
bilangan kuantum utama untuk kulit terluar). Logam transisi adalah unsur-unsur
dalam golongan I B dan III B hingga VIII B yang mempunyai subkulit d yang tidak
terisi penuh atau mudah menghasilkan kation dengan subkulit d yang tidak terisi
penuh. (Logam-logam ini kadang-kadang disebut dengan unsur-unsur transisi blok
d). Unsur-unsur golongan II B adalah Zn, Cd, dan Hg, yang bukan merupakan unsur
utama maupun unsur transisi. Lantanida dan aktanida kadangkala disebut unsur
transisi blok f karena kedua golongan itu memiliki subkulit f yang tidak terisi penuh
(Chang, 2005).
Pada pembentukan kation dari atom netral unsur golongan utama, satu elektron
atau lebih dikeluarkan dari kulit n terluar yang masih terisi. Di bawah ini adalah
konfigurasi elektron terkait beberapa atom netral dan kation-kationnya yang terkait
:
− Na : [Ne] 3s1 Na+ : [Ne]
− Ca : [Ar] 4s2 Ca2+ : [Ar]
− Al : [Ne] 3s2 3p1 Al3+ : [Ne]
Perhatikan bahwa setiap ion mempunyai konfigurasi gas mulia yang stabil.
Dalam pembentukan anion, satu elektron atau lebih ditambahkan ke kulit n terluar
yang terisi sebagian. Perhatikan contoh-contoh berikut
− H : 1s1 H - : 1s2 atau [He]
− F : 1s2 2s2 2p5 F - : 1s2 2s2 2p6 [Ne]
− O : 1s2 2s2 2p4 O 2- : 1s2 2s2 2p6 [Ne]
Sekali lagi semua anion mempunyai konfigurasi elektron gas mulia yang stabil.
Jadi, satu ciri khusus dari hampir semua unsur golongan utama ialah behwa ion-ion
yang dihasilkan dari atom netralnya mempunyai konfigurasi elektron gas mulia ns2
np6 . Ion-ion atau atom-atom dan ion yang mempunyai jumlah elektronyang sama,
dan oleh karena itu konfigurasi elektron tingkat dasarnya sama disebut isoelektron.
Jadi, Hdan He adalah isoelektron, F- , Na+ , dan Ne adalah isoelektron dan
seterusnya (Chang, 2005).
Pada baris pertama logam transisi (Sc sampai Cu), orbital 4s selalu diisi lebih
dulu sebelum orbital 3d. Perhatikan mangan, yang konfigurasi elektronnya adalah
[Ar] 4s2 3d5 . Jika terbentuk ion Mn2+, kita mungkin menduga bahwa dua elektron
dikeluarkan dari orbital 3d untuk menghasilkan [Ar] 3d5 . Alasannya ialah interaksi
elektron-elektron dan elektron inti pada atom netral agak berbeda dengan interaksi
pada ionnya. Jadi, meskipun dalam Mn orbital 4s selalu terisi lebih dulu sebelum
orbital 3d, elektron dikeluarkandan 4s pada pembentukan Mn2+, karena orbital 3d
lebih stabil daripada orbital 4s dalam ion logam transisi. Oleh karena itu, jika kation
terbentuk dan atom logam transisi, elektron yang dilepaskan pertamatama selalu
dari orbital ns dan kemudian baru dari orbital (n-1)d (Chang, 2005).
Dalam sistem periodik, tiap unsur terletak pada kotak tertentu sehingga ada
kelompok yang mempunyai kemiripan sifat. Kemiripan itu terdapat dalam arah
vertikal, horizontal dan diagonal. Kemiripan vertikal terjadi dalam unsur
segolongan karena elektron valensinya sama. Dengan demikian Li, Na, K
mempunyai sifat yang mirip karena dalam golongan alkali. Demikian juga unsur
segolongan yang lain, seperti alkali tanah, halogen dan gas mulia. Sistem periodik
mengandung 8 golongan A dan 8 golongan B, maka unsur dapat dibagi 16 golongan
yang masing-masing mempunyai kemiripan sifat. Oleh sebab itu, lebih baik
mempelajari sifat-sifat golongan unsur daripada mempelajari sifatnya satu persatu.
Kemiripan horizontal, unsur golongan VIII terdiri atas tiga triad, yaitu:
− Triad besi : Fe, Co, Ni
− Triad paladium : Ru, Rh, Pd
− Triad paltina : Os, Ir, Pt
Tiap triad terdapat dalam satu periode (horizontal) sehingga disebut kemiripan
horiontal. Kemiripan ini diakibatkan oleh jari-jari atomnya hampir sama, karena
sifat unsur dipengaruhi oleh ukuran atomnya. Kemiripan diagonal,dalam unsur
golongan utama sebelah kiri dan kanan sistem periodik, yaitu I A sampai IV A
terdapat kemiripan sifat secara diagonal, contohnya Li dan Mg, Be dan Al, B dan
Si. Kemiripan ini disebabkan oleh jari-jari atom tersebut hampir sama. Dalam
beberapa hal Li mempunyai sifat mirip dengan Na, tetapi dalam hal lain mirip
dengan Mg. Begitu juga Be dengan Mg dan Al dan seterusnya B dengan Al dan Si
(Syukri, 1999).
Walaupun unsur yang berdekatan dalam satu golongan atau perioda
mempunyai kemiripan, tetapi diantara sesamanya terdapat perbedaan tertentu.
Perbedaan sifat itu berubah dengan kecenderungan tertentu, sesuai dengan
perubahan nomor atomnya. Kecenderungan itu berulang pada golongan atau
perioda berikutnya, maka disebut sistem periodik. Sifat periodik yang dibahas disini
adalah jari-jari atom, jari-jair ion, energi ionisasi, afinitas elektron dan
keelektronegatifan (Syukri, 1999).
Atom dianggap bulat sehingga mempunyai jari-jari tertentu. Jari-jari atom
adalah setengah jarak inti dua atom yang sama dalam ikatan tunggal, jari-jari atom
unsur logam diukur dari jarak dua atom kristal padatnya, sedangkan unsur non
logam dari panjang ikatan kovalen tunggal. Unsur dalam satu perioda mempunyai
kulit yang sama, tetapi nomor atom bertambah dari kiri ke kanan. Berarti jumlah
protonnya juga bertambah, sehingga daya tarik inti pada kulit terluar makin besar
dari kiri ke kanan. Menurut hukum Coloumb, daya tarik listrik berbanding lurus
dengan muatan, maka : F ∝ muatan inti × muatan e Contohnya Na dan Mg
mempunyai muatan inti masing-masing 11 dan 12. Daya tarik inti Na lebih kecil
daripada inti Mg terhadap elektron kulit terluarnya. Akibatnya, jari-jari atom Na
lebih besar dari Mg. Demikian juga untuk unsur seperioda lainnya, yang terletak di
kiri selalu lebih besar dari sebelah kanan. Dalam suatu golongan, unsur mempunyai
elektron valensi yang sama, tetapi jumlah kulitnya bertambah dari atas ke bawah.
Akibatnya, jari-jari atom bertambah dari atas ke bawah, contohnya Na dan K.
Dengan demikian dapat disimpulkan secara umum bahwa,
- Dalam suatu perioda, jari-jari bertambah dari kiri ke kanan.
- Dalam suatu golongan, jari-jari bertambah dari atas ke bawah (Syukri,
1999).
Jari-jari ion adalah jari-jari kation atau anion. Jari-jari ion mempengaruhi sifat-
sifat fisik dan kimia suatu senyawa ionik. Misalnya, struktur berdimensi tiga dari
suatu senyawa ionik bergantung pada ukuran relatif kation dan anionnya. Jika atom
netral diubah menjadi suatu ion, diharapkan ukuran nya berubah. Jika atom
membentuk anion, ukurannya bertambah, oleh karena muatan inti tetap sama tetapi
tolak menolak yang dihasilkan dari elektron yang ditambahkan akan memperbesar
daerah awan elektron. Disisi lain, kation lebih kecil dari atom netral, oleh karena
pelepasan satu elektron atau lebih mengurangi tolak-menolak elektron-elektron
tetapi muatan inti tetap sama, sehingga awan elektron mengkerut. Jika kita
mempelajari isoelektron, kita akan menemukan bahwa kation lebih kecil daripada
anion. Misalnya Na+ lebih kecil daripada F- . Kedua ion ini, mempunyai jumlah
elektron yang sama, tetapi Na memliki jumlah proton lebih banyak daripada F.
Muatan inti efektif Na+ lebih besar menghasilkan jari-jari yang kecil. Dengan
memusatkan perhatian pada kation isoelektron, dapat dilihat bahwa jari-jari ion
tripositif (yaitu ion yang mempunyai tiga muatan positif) lebih kecil daripada ion
dipositi (yaitu ion yang mempunyai dua muatan positif) yang selanjutnya lebih kecil
dari umpositif (Chang, 2005).
Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk melepas satu
elektron dari suatu atom netral dalam wujud gas. Energi yang diperlukan untuk
melepas elektron kedua disebut energi ionisasi tingkat dua, dan seterusnya. Bila
tidak ada keterangan khusus, maka yang dimaksud dengan energi ionisasi ialah
energi ionisasi tingkat pertama. Energi ionisasi biasanya dinyatakan dalam KJ/mol.
Keperiodikan energi ionisasi adalah sebagai berikut:
− Dari atas kebawah dalam 1 golongan energi ionisasi makin kecil.
− Dari kiri ke kanan dalam 1 periode energi ionisasi cenderung semakin besar.
Kecenderungan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : dari atas kebawah dalam 1
golongan, jari-jari atom bertambah sehingga daya tarik inti terhadap elektron terluar
makin kecil, elektron makin mudah lepas, energi yang diperlukan untuk
melepaskannya semakin kecil. Dari kiri ke kanan dalam 1 periode, seperti telah
disebutkan, daya tarik inti terhadap elektron terluar makin besar, elektron makin
sukar dilepas, sehingga energi ionisasi semakin besar (Hidayat, 1993).
Energi ionisasi suatu atom dapat ditentukan dengan teliti secara eksperimen,
tetapi sebaiknya energi yang dibebaskan pada penambahan elektron kepada suatu
atom yang netral tidak dapat dilakukan secara langsung dan hasilnya pun kurang
teliti. Energi yang dibebaskan pada penambahan sebuah elektron kepada atom yang
netral dan dalam keadaan gas dinamakan afinitas elektron. Untuk unsur-unsur dari
golongan, jika jari-jari atomnya makin kecil maka gaya tarik menarik inti atom
dengan elektron dari luar makin besar, sehingga afinitas elektronnya semakin besar
pula (Polling, 1991).
Keelektronegatifan adalah gaya tarik atom terhadap pasangan elektron yang
dipakai bersama dalam ikatan kovalen. Keelektronegatifan unsur ditentukan oleh
muatan inti dari jari-jari kovalennya. Nilai mutlak keelektronegatifan tidak dapat
diukur, tetapi nilai relatifnya dapat dicari seperti cara Pauling (Syukri, 1999).
Golongan logam alkali merupakan golongan dari logam yang aktif.
Logamlogam tersebut menunjukkan energi ionisasi yang rendah, potensi
elektrodenya besar dan negatif, jari-jari atom semakin kebawh semakin besar,
energi ionisasi semakin ke bawah dalam 1 golongan semakin kecil (Petrucci, 1997).
Golongan logam alkali tanah memiliki jari-jari logam meningkat dengan
bertambahnya nomor atom, energi yang diperlukan untuk melepas dua elektron
valensi dari atom logam alkali tanah sangat besar, ion golongan II A sulit direduksi
menjadi logam bebas karena harga potensial reduksinya besar dan negatif. Tetapi
sebagaimana untuk logam I A, proses elektrolisis merupakan metoda komersial
yang penting dalam pembuatannya (Petrucci, 1987)
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
- Botol Semprot
- Gelas Ukur
- Hot plate
- Pipet Tetes
- Rak Tabung Reksi
- Spatula
- Tabung Reaksi
3.1.2 Bahan
- Aquadest
- Indikator PP
- Larutan BaCl2
- Larutan CaCl2
- Larutan H2SO4
- Larutan NaOH
- Logam Kalium
- Pita Mg
3.2 Prodesur Kerja
3.2.1 Kelarutan Garam Hidroksida
- Disediakan 2 tabung raksi yang bersih
- Diisi tabung 1 dengan BaCl2 dan tabung 2 dengan CaCl2
- Dimasukan larutan masing-masing 10 tetes yaitu BaCl2 0,1 M dan CaCl2
0,1 M
- Ditambahkan 10 tetes larutan NaOH 0,1 M
- Dikocok dan dibandingkan endapan yang terbentuk
3.2.2 Kelarutan Asam Sulfat
- Disediakan 2 tabung tabung reaksi yang bersih
- Diisi tabung 1 dengan BaCl2 dan tabung 2 dengan CaCl2
- Dimasukan larutan masing-masing 10 tetes yaitu BaCl2 0,1 M dan CaCl2
0,1M
- Ditambahkan 10 tetes larutan H2SO4 0,1 M
- Dikocok dan dibandingkan endapan yang terbentuk
3.2.3 Logam Mg
- Dipanaskan aquadest
- Ditambahkan pita Mg pada aquades panas
- Diambil satu pipet larutan tersebut
- Ditambahkan 3 tetes indicator PP
- Diamati
3.2.4 Logam K
- Disiapkan aquades
- Diambil logam kalium
- Dimasukan padatan kalium ke dalam aquades
- Diambil 1 pipet larutan tersebut kemudian ditambahkan 5 tetes indicator
PP
- Diamati
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan


4.1.1 Kelarutan Garam Sulfat
Perlakuan Pengamatan
BaCl2 + H2SO4 Terdapat endapan berwarna putih keruh
Menghasilkan larutan yang berwarna bening
CaCl2 + H2SO4
dan tidak ada endapan
Sr(NO3)2 adalah unsur yang diintendifikasi
Sr(NO3)2 + H2SO4 serta sukar larut. H2SO4 adalah pelarut
bersifat asam

4.1.2 Kelarutan Garam Hidroksida


Perlakuan Pengamatan
Mengahasilkan sedikit endapan dan
BaCl2 + NaOH berwarna putih jernis serta termasuk reaksi
eksoterm
Menghasilkan banyak endapan berwarna
CaCl2 + NaOH
putih keruh
Sr(NO3)2 adalah unsur yang diintendifikasi
Sr(NO3)2 + NaOH serta sukar larut. H2SO4 adalah pelarut
bersifat asam

4.1.3 Kereaktifan Unsur Golongan Alkali dan Alkali Tanah


Perlakuan Pengamatan
• Kalium adalah salah satu padatan
lunak dan mempunyai titik leleh yang
Mengamati sifat fisik logam natrium dan rendah serta mudah untuk dipotong.
magnesium Kalium berwarna keperakkan apabila
dipotong tetapi akan warnanya akan
cepat berubah apabila terpapar udara
• Magnesium adalah salah satu unsur
logam, mempunya sifat fisik yang
kuat dan berwarna putih keperakkan
tetapi ringan dan mudah dibentuk
bentuk
• Kalium ketika ditambahkan aquades
akan menghasilkan nyala api
berwarna merah bata
• Magnesium harus dipanaskan telebih
Reaksikan logam natrium dan magnesium dahulu agar ketika ditambahkan
dengan aquadest aquades kereaktifannya semakin
cepat. Logam pita yang dipanaskan
dan ditambahkan aquades akan
menghasilkan nyala api berwarna
putih intensif
• Ketika ditambahkan 3 tetes indikator
phenolphthalein pada pita Mg akan
menghasilkan perubahan warna
menjadi merah lembayung. Arti dari
warna ini adalah menandakan bahwa
Tambahkan 3 tetes indikator phenolphtalein larutan bersifat basa lemah
• Ketika ditambahkan 3 tetes
phenolphtalein pada logam kalium
akan menghasilkan warna ungu. Arti
dari warn aini adalah larutan bersifat
basa kuat
4.2 Reaksi Kimia
4.2.1 Kelarutan Garam Hidroksida
4.2.1.1 BaCl2 + NaOH
BaCl2 + NaOH → Ba(OH)2 + NaCl
4.2.1.2 CaCl2 + NaOH
CaCl2 + NaOH → Ca(OH) + NaCl
4.2.2 Kelarutan Asam Sulfat
4.2.2.1 BaCl2 + H2SO4
BaCL2 + H2So4 → BaSo4 + 2HCl
4.2.2.2 CaCL2 + H2SO4
CaCl2 + H2SO4 → CaSO4 + 2HCl
4.2.3 Kereaktifan Unsur
4.2.3.1 Mg + H2O
Mg + 2H2O → Mg(OH)2 + H2
4.2.3.2 Indikator PP
C20H14O4 + 16Mg(OH)2 → 10C2H3O2 + 16MgOH
4.2.3.3 K + H2O
2K + 2H2O → 2KOH + H2
4.2.3.4 Indikator PP + KOH
C20H14O4 + 86KOH → 86K + 50H2O + 20CO2
4.3 Pembahasan
Alkali adalah zat senyawa dengan asam yang merupakan garam dan
dipergunakan dalam pembuatan sabun. Merupakan kelompok unsur untuk
golongan IA kecuali Hidrogen (H) pada Tabel Periodik Unsur, Alkali memiliki sifat
senyawa basa.
Alkali tanah adalah unsur-unsur yang terletak di golongan IIA pada sistem
periodik unsur. Adapun unsur-unsur yang termasuk alkali tanah adalah berilium
(Be), magnesium (Mg), kalsium (Ca), stronsium (Sr), barium (Ba), dan radium
(Ra). Unsur-unsurnya memiliki sifat yang sangat mirip: mereka semua adalah
logam berkilau, putih keperakan, agak reaktif pada suhu dan tekanan standar.
Secara struktural, mereka memiliki kesamaan yaitu kelopak elektron s terisi penuh,
artinya, orbital ini lengkap berisi dua elektron, sehingga unsur-unsur ini mudah
kehilangan kedua elektron terluarnya untuk membentuk kation dengan muatan +2,
dan tingkat oksidasi (bilangan oksidasi) +2. Semua logam alkali tanah yang
ditemukan tesebar di alam.
Perbedaan Alkali dengan Alkali Tanah
Alkali Alkali Tanah

Logam Alkali memiliki konfigurasi Logam alkali tanah memiliki,


elektronik [Noble gas] ns1 konfigurasi elektronik [Noble gas] ns2
Logam alkali memiliki elektron di Semua logam alkali tanah memiliki
kulit terluarnya dua elektron terluar
Untuk mencapai konfigurasi gas Logam Alkali Tanah perlu
mulia, logam Alkali harus kehilangan menghilangkan dua elektron (valensi
satu elektron (valensi adalah "satu") adalah "dua")
Logam Alkali lebih reaktif Alkali Tanah bersifat reaktif
Logam Alkali memiliki muatan ionik Logam Alkali Tanah memiliki muatan
+1 dalam senyawanya ionik ionik dalam senyawa.
Logam Alkali sangat lunak dan dapat Logam Alkali Tanah lebih keras
dipotong dengan pisau tajam daripada logam alkali
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat
terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan
dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada
kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut
dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di
dalam air.
Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Hasil kali kelarutan (Ksp) merupakan sebuah tetapan yang didapatkan dari
hasil kali konsentrasi ion pada kondisi larutan tersebut jenuh setelah dipangkatkan
dengan nilai koefisien dari persamaan ionisasinya. Senyawa-senyawa ion yang
terlarut di dalam air akan terurai menjadi partikel dasar pembentuknya yang berupa
ion positif dan ion negatif. Bila ke dalam larutan jenuh suatu senyawa ion
ditambahkan kristal senyawa ion maka kristal tersebut tidak melarut dan akan
mengendap.
Kelarutan (s)
Kelarutan (solubility) adalah suatu zat dalam suatu pelarut menyatakan
jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut. Satuan kelarutan
umumnya dinyatakan dalam gramLˉ¹ atau molL ˉ¹ (M) Contoh:
• Kelarutan AgCl dalam air adalah 1,3  10ˉ²M.
• Kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,1 M adalah 1,7  10ˉ¹º M.
Besarnya kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor,antara lain
sebagai berikut:
• Jenis Pelarut Senyawa polar (mempunyai kutub muatan) akan mudah larut dalam
senyawa polar. Misalnya gula, NaCl, alkohol, dan semua asam merupakan senyawa
polar.
• Senyawa non polar akan mudah larut dalam senyawa non polar,misalnya lemak
mudah larut dalam minyak.Senyawa non polar umumnya tidak larut dalam senyawa
polar, misalnya NaCl tidak larut dalam minyak tanah.
Suhu
Kelarutan zat padat dalam air semakin tinggi bila suhunya dinaikkan.
Adanya panas (kalor) mengakibatkan semakin renggangnya jarak antara molekul
zat padat tersebut. Merenggangnya jarak antara molekul zat padat menjadikan
kekuatan gaya antar molekul tersebut menjadi lemah sehingga mudah terlepas oleh
gaya tarik molekul-molekul air.

- Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom ke orbital elektron terluar yang
stabil dalam suatu atom dalam keadaan setimbang. Biasanya jarak tersebut diukur
dalam satuan pikometer atau angstrom. Dikarenakan elektron-elektron senantiasa
bergerak, maka untuk mengukur jarak dari inti atom kepadanya amatlah sulit. Dari
Li sampai Fr jari-jari atom semakin besar. Hal ini sesuai dengan kenaikan nomor
atomnya. Dengan semakin besarnyajari-jari atom maka jarak antara inti atom dan
elektron valensinya semakin besar pula. Oleh karena itu elektron valensinya makin
lemah dan makin mudah melepas elektronnya.
- Energi Ionisasi
Energi ionisasi (IE) adalah energi yang diperlukan untuk mengeluarkan
elektron dari tiap mol spesies dalam keadaan gas. Energi untuk mengeluarkan satu
elektron pertama (dari atom netralnya) disebut sebagai energi ionisasi pertama dan
untuk mengeluarkan satu elektron ke dua disebut energi ionisasi kedua, dan begitu
seterusnya untuk pengeluaran satu elektron berikutnya. Mudah dipahami bahwa
mengeluarkan satu elektron pertama dari atom netralnya akan lebih mudah daripada
mengeluarkan satu elektron kedua dan seterusnya dari kation yang bersangkutan
karena pengaruh muatan inti menjadi semakin lebih efektif terhadap elektron yang
semakin berkurang jumlahnya. Karena dari Li sampai Fr elektron valensinya makin
mudah dilepas maka energi ionisasinya semakin kecil dari Li sampai Fr. Hal ini
disebabkan energi yang diperlukan untuk melepas elektron valensi semakin kurang.
- Keelektronegatifan
Keelektronegatifan (Simbol: χ) adalah sebuah sifat kimia yang menjelaskan
kemampuan sebuah atom (atau lebih jarangnya sebuah gugus fungsi) untuk menarik
elektron (atau rapatan elektron) menuju dirinya sendiri pada ikatan kovalen.
Elektronegativitas tidak bisa dihitung secara langsung, melainkan harus dikalkulasi
dari sifat-sifat atom dan molekul lainnya. Unsur-unsur alkali adalah unsur-unsur
elektronegatif. Dengan demikian besar keelektronegatifannya relatif rendah
dibandingkan unsur lainnya. Dari Li sampai Fr keelektronegatifannya berkurang.
Hal ini disebabkan jari-jarinya semakin berkurang. Unsur-unsur logam alkali tidak
terdapat dalam keadaan bebas di alam, melainkan terdapat dalam bentuk NaCl pada
air laut juga pada garam. Na dan K adalah unsur keenam dan ketujuh paling banyak
dalam kerak bumi. Kedua unsur ini sangat penting dalam kehidupan. Sedangkan
unsur-unsur yang lain hanya sedikit terdapat di alam.
- Afinitas Elektron
Afinitas electron adalah energi yang dilepaskan atau diperlukan saat
masuknya electron kedalam aom atau ion dalam keadaan gas. Atau dapat diartikan
juga sebagai energi yang dilepaskan atau diperlukan bila satu electron masuk ke
orbital terluar suatu atom. Afinitas electron merupakan perubahan entalpi ketika
suatu atom pada keadaan gas menerima electron dari luar membentuk suatu anion.
Nilai afinitas electron dinyatakan dalam per nol atom atau mol ion.

Tabel jangkauan warna beberapa indikator asam basa


Indikator Asam Basa Perubahan warna Trayek pH

Metil Jingga (MO) Merah ke Kuning 3,1 – 4,4

Metil merah (MM) Merah ke kuning 4,4 – 6,2

Lakmus Merah ke biru 4,5 – 8,3

Bromtimol biru (BTB) Kuning ke biru 6,0 – 7,6

Fenolftalein (PP) Tak berwarna ke merah ungu 8,3 – 10,0

Pada percobaan sifat-sifat unsur yang pertama pada kelarutan garam asam
sulfat didaptakn, ketika larutan Mg berupa larutan bening ditambahkan
H2SO4 yang berupa larutan bening juga yang menghasilkan terdapat banyak
endapan berwarna putih. CaCl2 yang merupakan larutan bening yang direaksikan
dengan H2SO4 yang merupakan larutan bening juga yang menghasilkan terdapat
sedikit endapan berwarna putih.
Pada percobaan sifat-sifat unsur kedua pada kelarutan garam hidroksida,
ketika BaCl2 yang merupakan larutan bening direaksikan dengan NaOH yang
merupakan larutan bening juga yang menghasilkan terdapat sedikit endapan
berwarna putih,CaCl2 yang merupakan larutan bening yang direaksikan dengan
NaOH yang merupakan larutan bening juga yang menghasilkan terdapat banyak
endapan berwarna putih.
Pada percobaan sifat-sifat unsur Logam kalium yang telah direaksikan
dengan aquadest menghasilkan nyala api bewarna merah bata. Magnesium yang
telah direaksikan dengan aquadest berupa larutan bening.
Logam kalium yang telah direaksikan dengan aquadest kemudian
ditambahkan 3 tetes indikator PP, Setelah diteteskan indikator PP warnanya
berubah menjadi warna merah lembayung.
Pada percobaan didapatkan kereaktifan unsur-unsur yang diamati untuk
Logam kalium berbentuk padatan berwarna putih keperakan, sedangkan logam
magnesium berbentuk padatan berbentuk pita berwarna putih abu-abu dan tampak
mengkilap. Untuk natrium, menghasilkan nyala api dan berwarna merah
lembayung. Pada magnesium, tidak menghasilkan nyala api dan larutan tetap
berwarna bening. Dan pada Keduanya menghasilkan warna larutan merah
lembayung, dan menunjukkan bahwa kedua logam ini bersifat basa.

Adapun fungsi alat yang digunakan sebagai berikut :


- Botol Semprot : berfungsi untuk mencuci ataupun membilas bahan-
bahan yang tidak larut dalam air, selain itu untuk memudahkan
dalam menambahkan cairan ke bibir labu ukur yang berlubang kecil.
- Gelas Ukur : berfungsi sebagai alat ukur volume cairan yang tidak
memerlukan ketelitian yang tinggi, misalnya pereaksi/reagen untuk
analisis kimia kualitatif atau untuk pembuatan larutan standar
sekunder pada analisis titrimetri/volumetri.
- Hot Plate : memiliki fungsi, pertama, untuk memanaskan larutan
yang mudah terbakar, dan kedua untuk menghomogenkan larutan.
- Pipet Tetes : berfungsi untuk mengambil berbagai jenis indikator
khusus yang memang bisanya tidak banyak atau hanya beberapa
tetes. Sehingga ketika digunalakan maka akan lebih akurat cairan
atau larutan yang diambil.
- Rak Tabung Reaksi : berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan
tabung reaksi yang berjumlah banyak.
- Spatula : berfungsi sebagai sendok kecil yang juga digunakan untuk
mengambil bahan kimia, serta bisa juga digunakan sebagai alat
pengaduk saat membuat larutan.
- Tabung Reaksi : berfungsi sebagai sebuah wadah untuk menampung
reaksi kimia dalam skala medium. Untuk melakukan percobaan
reaksi kimia dalam skala kecil. Sebagai wadah untuk
perkembangbiakan mikroorganisme dalam media cair.

Adapun fungsi bahan yang digunakan sebagai berikut :


- Aquadet : berfungsi sebagai bahan pelarut atau pencampur dari
bahan-bahan kimia.
- Indikator PP: berfungsi untuk mengetahui sifat suatu larutan basa
atau asam, bila larutan bersifat basa maka bila dicampurkan
indicator PP maka akan merubah warna seperti pada percobaan
pita Mg dan K, sedangkan bila bersifat asam pada saat dicampur
indicator PP larutan tidak berubah warna.
- Larutan BaCl2 0,1 M : berfungsi sebagai logam alkali yang diuji.
- Larutan CaCl2 0,1 M : berfungsi logam alkali yang diuji.
- Larutan H2SO4 0,1 M : berfungsi sebagai uji kelarutan asam sulfat.
- Larutan NaOH 0,1 M : berfungsi sebagai bahan uji kelarutan
Garam Hidroksida.
- Logam Kalium : berfungsi sebagai bahan uji kereaktifan unsur.
- Pita Mg : berfungsi sebagai bahan uji kereaktifan unsur.

Adapaun fungsi Perlakuan sebagai berikut :


- Fungsi dimasukkan larutan yang berbeda-beda pada masing-
masing tabung reaksi yang berbeda juga yang bertujuan untuk
membedakan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya dan agar
tidak tercampur dengan unsur maupun larutan yang lain.
- Fungsi dimasukkan larutan H2SO4 adalah untuk mengetahui unsur
pada kelarutan garam sulfat.
- Fungsi dimasukkan NaOH adalah untuk mengetahui kereaktifan
suatu unsur pada kelarutan garam hidroksida.
- Fungsi dipanaskan larutan diatas hot plate adalah untuk
mempercepat laju reaksi dari suatu reaksi.

Adapun sifat fisik dan kimia dari larutan sebagai berikut :


a. Pelarut Aquadet
Sifat Fisik :
- Cair
- Berat molekul 18,02 gr/mol
- Densitas 1000 kg/m3
- Tekanan uap 2,3 kPa
Sifat Kimia :
- Tidak dapat terbakar
- Memiliki pH 7 (netral)
- Tidak terjadi iritasi pada kulit jika terjadi kontak
b. Indikator PP
Sifat Fisik :
- Berupa cairan
- Tidak berbau
- Tidak berasa
- Tidak berwarna
- Memiliki titik didih 78,5°C
- Titik leleh -114,1°C
Sifat Kimia :
- Mudah larut dalam air (baik air dingin maupun air panas)
- Bahan ini juga larut dalam metanol, dietil eter, serta larut dalam
aseton
- Berbahaya jika terkena kulit (iritan), mata (iritan), dan tertelan
- Tidak korosif untuk kulit, mata, dan paru-paru
c. Larutan BaCl2
Sifat Fisik :
- Padatan berbentuk Kristal
- Berwarna putih
- Tidak berbau
- Memiliki rasa pahit dan asin.
Sifat Kimia :
- Merupakan Garam Organik
- Mudah Larut dalam Air
- Digunakan sebagai zat Aditif untuk pelumas
- Beracun
- Tidak bereaksi dengan Udara
- Titik Lebur : 960°C
d. Larutan CaCl2
Sifat Fisik :
- Padatan berbentuk kristal
- Tak berwarna pada suhu kamar
- Larut dalam air
- Kepadatan 1.55 g/cm3
Sifat Kimia :
- Titik Didih 2208 K
- Titik Leleh 1045 K – 1048 K
- Energi Gibbs -748,81 kJ/mol pKa 8-9
- Massa Molar 110.98 g/mol
- Tidak Berbau
- Densitas 2,15 g/cm3
- Kelarutan dalam air 74,5 g/100 mL (20 oC)
- Indeks Bias 1.52
- Viskositas 3.34 cP (787 oC) 1.44 cP (967 oC)
e. Larutan H2SO4
Sifat Fisik :
- Tidak berwarna – agak kekuningan
- Larut dalam air dengan melepaskan panas
- Berat jenis cairan : 1,84 (100 persen)
- Berat jenis uap : 3,4 (udara = 1)
- Massa molekul relative = 98,079 gram/mol
- Asam sulfat Pekat dalam air maksimal 98% (Stabil)
- Berminyak
- Tak berbau
Sifat Kimia :
- Reaksi asam sulfat dengan air bersifat Eksotermik
- Korosif pada logam dan jaringan
- Asam sulfat bereaksi dengan Basa akan menghasilkan garam sulfat
dan mengasamkan garam yang bersifat basa
- H₂SO₄ encer akan bersifat reaktif terhadap besi, aluminium, seng,
mangan, magnesium dan nikel
f. Larutan NaOH
Sifat Fisik :
- Massa molar sebesar 39,8871 g/mol
- Massa jenis sebesar 2,1 gr/cm³
- Zat padat berwarna putih
- Titik lebur sebesar 318°C (591 K)
- Titik didih 1390°C (1663 K)
Sifat Kimia :
- Larut dalam pelarut air
- Memiliki sifat tidak mudah terbakar
- Mudah reaktif dengan oksidator dan logam
- Bersifat Korosif
- Bersifat Higroskopis
g. Logam Kalium
Sifat Fisik :
- Padatan lunak
- Titik leleh renda
- Mudah dipotong dengan pisau
- Kalium yang baru dipotong berwarna keperakan
- Mulai muncul noda abu-abu segera saat terpapar udara
- Dalam uji nyala api, kalium dan senyawanya memancarkan warna
ungu dengan panjang gelombang puncak emisi 766,5 nanometer
Sifat Kimia :
- Atom kalium netral memiliki 19 elektron
- Energi ionisasi pertamanya 418,8 kJ/mol
- Lebih cenderung kehilangan elektron terakhir sehingga bermuatan
positif daripada mendapatkan satu elektron untuk memperoleh
muatan negatif
- Mudah teroksidasi oleh oksigen atmosfer
- Energi ionisasi kedua sangat tinggi (3052 kJ/mol), karena pelepasan
dua elektron melanggar konfigurasi elektron gas mulia yang stabil
(konfigurasi argon inert)
- Kalium tidak mudah membentuk senyawa dengan keadaan oksidasi
+2 atau lebih tinggi
h. Pita Mg
Sifat Fisik :
- Mg berupa pita
- Lempeng tipis
- Mudah patah jika dibengkokkan
- Warna Mg adalah putih abu-abu mengkilap.
Sifat Kimia :
- Nomor atomnya 12
- Konfigurasi elektronnya Mg (2,8,2)
- Elektron valensinya 2
- Pada saat Mg dibakar, bereaksi dengan oksigen membentuk oksida,
MgO
- Mg dapat bereaksi dengan asam kuat encer menghasilkan gas
hidrogen dan reaksinya eksoterm
- Mg dapat bereaksi dengan air, namun dengan sedikit pemanasan.
- Mg dapat dikatakan merupakan reduktor yang cukup kuat
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
- Kelarutan garam sulfat dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin kecil,
sedangkan kelarutan garam hidroksida, dalam satu golongan dari atas kebawah
semakin besar.rendah, sehingga mudah melepaskan elektron.
- Kereaktifan untuk unsur logam alkali dan alkali tanah semua sama, yaitu
kereaktifan dari unsur-unsurnya bertambah dari atas ke bawah dan pada
dasarnya kereaktifan logam alkali dan alkali tanah berkaitan dengan energi
ionisasinya yang rendah, sehingga mudah melepaskan elektron.
- Sifat unsur golongan alkali yaitu: konfigurasi elektron valensi adalah ns1,
energi ionisasi relative rendah, serta dalam satu golongan energi ionisasi, titik
didih dan titik leleh, dari atas ke bawah semakin kecil. Sedangkan sifat unsur
golongan alkali tanah yaitu: jari-jari atom lebih kecil dari golongan alkali,
merupakan logam yang lunak dan dapat menghantarkan listrik dan panas yang
baik serta konfigurasi electron valensinya ns2.

5.2 Saran
Sebaiknya dalam percobaan Sifat-Sifat Unsur bahan yang digunakan lebih
banyak lagi agar praktikan dapat mengetahui lebih banyak sifat dari bahan –bahan
yang ada. Seperti HCl NaCl dan lain sebagainya. Dan sebaiknya dalam praktikum
selanjutnya praktikan lebih teliti dalam melakukan percobaan agar hasil yang
didapatkan dari Sifat-Sifat Unsur sesuai dengan sebenarnya, dan tingkat kesalahan
dari percobaan lainnya dapat berkurang.
DAFTAR PUSTAKA

Basri, Sarjoni. 2003. Kamus Kimia. PT Bineka Cipta: Jakarta.


Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Hidayat, Soetopo, dkk. 1993. Ilmu Kimia. Jakarta : Erlangga.
Petrucci, Ralph H, dkk. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta :
Erlangga.
Polling, C, dkk. 1991. Ilmu Kimia. Jakarta : Erlangga.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung : ITB Press.

Anda mungkin juga menyukai