BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1). Logam-logam Alkali
Golongan logam alkali merupakan golongan dari logam yang aktif (paling aktif). Logam tersebut
menunjukkan energi ionisasi yang rendah, potensi elektrodenya besar dan negatif.
Kesimpulannya ialah, bahwa pada umumnya keragaman sifat dalam golongan ini mudah
diramalkan dari segi keberkalaan. Beberapa penyimpangan terutama ditunjukkan oleh anggota
utama, yaitu Li. Beberapa perbedan Litium dan senyawanya dibanding logam alkali lain, antara
lain :
Pengionan atom logam dalam keadaan gas menjadi ion logam dalam keadaan gas
Hidrasi ion melalui pelarutan X+(g) dalam air untuk menghasilkan X+ (aq)
Dalam sistem periodik panjang unsur-unsur alkali tanah terletak pada golongan II A, yaitu satu
lajur disebelah kanan golongan logam alkali. Unsur golongan II A berisi Berilium (Be),
Magnesium (Mg), Calsium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba) dan Radium. Unsur ini bersifat
logam karena cenderung melepaskan elektron. Unsur ini disebut logam alkali tanah karena
oksidasinya bersifat biasa (alkalis) dan senyawa banyak terdapat pada kerak bumi. Seperti halnya
dengan unsur alkali, unsur alkali tanah sangat reaktif walaupun tidak sereaktif unsur alkali.
Unsur alkali tanah dengan dua elektron valensinya yang sangat mudah dilepaskan menandakan
bahwa unsur alkali tanah sangat bersifat elektropositif, karena unsur golongan ini mudah
melepaskan elektron valensinya. Maka unsur alkali tanah merupakan pereduksi yang baik,
walaupun tidak sebaik sifat pereduksi unsur alkali yang seperiode.
Sesuai dengan sifat keperiodikan unsur-unsur dalam golongannya maka unsur-unsur alkali tanah
makin ke bawah letaknya dalam susuan berkala makin elektropositif. Karena makin ke bawah
letaknya makin banyak pula jumlah lintasannya sehingga jari-jarinya makin besar pula. Sifat
pereduksi logam alkali tanah lebih kecil dari logam alkali dan jari-jari ion logam tanah lebih
kecil dari alkali. (Surakkiti, 1989)
3). Sifat Alkali (golongan I A)
Sifat logam alkali bersifat penghantar panas dan listrik, mempunyai titik lebur relatif lebih
rendah dari logam lain. Hal ini disebabkan oleh logam alkali hanya melepas satu elektron,
sehingga ikatan logam dalam kristalnya lemah. Titik lebur makin menurun dari atas ke bawah
pada sistem periodik, karena penambahan jari-jari ion mengakibatkan gaya tarik ion positif
dalam kristalnya makin lemah.
Sifat penting logam alkali tanah adalah mempunyai spektrum emisi, yang dihasilkan bila larutan
garamnya dipanaskan dalam nyala bunsen, atau mengalirkan muatan listrik pada uapnya. Warna
spektrum itu dapat dipakai dalam analisis kualitatif yang disebut tes nyala.
Energi ionisasi logam alkali relatif lebih rendah sehingga termasuk logam yang sangat reaktif.
Karena kereaktifannya, unsur alkali tidak ditemukan dalam keadaan bebas di alam, tetapi sebagai
ion positif dalam senyawa ion. Kebanyakan senyawa larut dalam air sehingga logam ini banyak
terdapat dalam air laut. (Syukuri, 1999)
4). Sifat Alkali Tanah (golongan II A)
Kemiripan sifat logam alkali tanah disebabkan oleh kecenderungan melepaskan dua elektron
valensi, sehingga senyawanya memiliki bilangan oksidasi +2. Kerapatan bertambah dengan
naiknya nomor atom, karena pertambahan massa atom. Demikian juga jari-jari atom dan ionnya,
disebabkan bertambahnya jumlah kulit elektronnya. Tetapi, energi ionisasi, kalor hidrasi dan
potensial reduksinya berkurang dengan naiknya nomor atom. Hal ini disebabkan oleh
pertambahan jari-jari atom yang akan mengurangi daya tarik inti elektron atau partikel negatif di
luar atom tersebut.
Nilai potensial reduksi (E) alkali tanah semuanya bertanda negatif, artinya logam ini lebih
cenderung teroksidasi dibandingkan tereduksi. Semakin besar nomor atom, makin besar pula
kecenderungan teroksidasi, untuk menjadi ion yang stabil (M2+), logam alkali tanah harus
melepaskan dua elektron valensinya, sedangkan energi ionisasi II lebih besar daripada energi
ionisasi I. Akibatnya, sifat pereduksi logam alkali tanah lebih kecil dari logam alkali dan jari-jari
ion logam alkali tanah lebih kecil dari alkali.
Energi hidrasi ion alkali tanah lebih besar dari alkali. Karena energi itu bergantung pada jari-jari
ion dan besarnya muatan. Muatan ion alkali tanah lebih besar dari ion alkali, maka daya tarik
tersebut lebih kuat pada logam alkali tanah dibandingkan dengan logam alkali (Syukri, 1999).
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
-
Tabung reaksi
Pipet tetes
Gelas kimia
Pinset
Hot Plate
Penjepit tabung
Stopwatch
3.1.2 Bahan
-
Logam kromium
Pita magnesium
Indikator pp
Larutan BaCl2 1 M
Larutan CaCl2 1 M
Larutan NaOH 1 M
Larutan H2SO4 1 M
Aquades
Tissu
Ditambahkan 1 pipet NaOH 1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi CaCl2 0,1
diamati
-
M dan
Ditambahkan 1 pipet NaOH 1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi BaCl2 0,1 M dan
diamati
-
Ditambahkan 1 pipet H2SO4 1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi CaCl2 0,1 M dan
diamati
-
Ditambahkan 1 pipet H2SO4 1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi BaCl2 0,1 M dan
diamati
-
Diambil pita Mg secukupnya lalu dimasukkan ke dalam aquades yang dipanaskan dengan
Diamati perubahannya
Diambil logam Kalium secukupnya dengan menggunakan pinset dan dimasukkan ke dalam
gelas kimia yang berisi aquades dan diamati
-
Diamati perubahannya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Diisi masing-masing tabung reaksi dengan CaCl 0,1 M dan BaCl2 0,1 M dipipet
Diamati
a. Reaktifitas unsur
-
Diambil aquades
Dipanaskan
Dimasukkan pita Mg
Diamati
Ditambahkan indikator pp
b.Kereaktifan logam K
-
BaCl2 + H2SO4 menghasilkan endapan, berwarna putih keruh dan banyak endapan.
CaCl2 + NaOH menghasilkan endapan berwarna putih keruh dan terdapat banyak
endapan termasuk endoterm
BaCl2 + NaOH menghasilkan endapan, berwarna lebih jernih dan terdapat sedikit
endapan termasuk eksoterm
-
4.3 Pembahasan
Unsur alkali adalah unsur-unsur golongan I A dalam tabel periodik unsur, yaitu Li (lithium), Na
(Natrium), K (Kalium), Rb (Rubidium), Cs (sesium) dan Fr (Fransium). Fransium merupakan
unsur radioaktif. Disebut logam alkali karena oksidanya larut dalam air dan menghasilkan
larutan yang bersifat sangat basa (alkalis).
Unsur alkali tanah adalah unsur-unsur golongan II A dalam tabel periodik unsur yaitu Be
(Berilium), Mg (Magnesium), Ca (Kalsium), Sr (Strontium), Ba (Barium), dan Ra (Radium).
Radium merupakan unsur radioaktif. Disebut alkali tanah sebab oksidanya bersifat basa.
Beberapa sifat fisik unsur-unsur logam alkali sebagai berikut :
Jari-jari atom unsur alkali dalam tabel periodik bertambah dari atas ke bawah. Begitu
juga dengan jari-jari ion positifnya. Ion positif terbentuk apabila atom netral melepas elektron,
sehingga jari-jari ion positif lebih kecil daripada jari-jari atom.
Merupakan logam lunak karena titik didih dan titik leleh rendah. Titik didih dan titik
leleh logam alkali dalam tabel periodik dari atas ke bawah semakin kecil.
-
Logam alkali merupakan logam ringan karena masa jenis logam alkali kecil.
Logam alkali adalah logam yang sangat lunak dan dapat diiris dengan pisau.
Selain sifat fisik logam alkali juga memiliki sifat kimia antara lain :
Atom logam alkali mudah membentuk ion positif karena logam alkali mempunyai 1
elektron valensi (ns1)
Daya oksidasi logam alkali sangat besar. Hal ini disebabkan jari-jari atom logam alkali
sangat besar sehingga sangat mudah melepaskan elektron dari atas ke bawah tabel periodik unsur
daya oksidasinya makin bertambah.
Logam alkali merupakan reduktor (pereduksi) yang sangat kuat. Unsur-unsur logam
alkali sangat mudah melepaskan elektron.
-
Beberapa sifat fisik unsur-unsur logam alkali tanah adalah sebagai berikut :
Jari-jari atom unsur alkali tanah dalam periodik bertambah dari atas ke bawah. Demikian
juga ion positifnya. Ion terbentuk apabila atom netral melepas elektron.
-
Selain memiliki sifat fisik logam alkali tanah juga memiliki sifat-sifat kimia antara lain :
Logam alkali tanah mudah membentuk ion positif karena logam alkali tanah mempunyai
2 elektron valensi (ns2)
Kereaktifan logam alkali tanah besar. Hal ini disebabkan jari-jari atom logam alkali
tanah besar, sehingga mudah melepas elektron. Dari atas ke bawah sifat kereaktifannya semakin
bertambah.
-
ALKALI
ALKALI TANAH
-
Keelektronegatifan rendah
Sangat reaktif
Densitas rendah
Bersifat basa
Kereaktifan adalah kemampuan suatu unsur untuk bereaksi. Kereaktifan golongan I A (logam
alkali) dari atas ke bawah dalam tabel periodik unsur semakin besar / bertambah. Karena pada
logam semakin besar jari-jari maka akan semakin reaktif hal itu disebabkan semakin besar jarijari logam, maka elektron terluar semakin mudah untuk dilepaskan, sehingga semakin reaktif.
Jadi, Fr lebih reaktif dari Cs, Cs lebih reaktif dari Rb, Rb lebih reaktif dari Na, Na lebih rektif
dari Li dan Li lebih reaktif dari H.
Pada percobaan pertama ini bertujuan untuk mengetahui kelarutan garam sulfat pada golongan II
A, yang pertama dilakukan adalah menambahkan H2SO4 1 M pada BaCl 0,1 M dan CaCl 0,1.
Pada BaCl2 yang telah ditambahkan H2SO4, campuran itu menjadi keruh dan banyak terdapat
endapan putih. Sedangkan pada CaCl2 yang telah ditambahkan H2SO4 campurannya tetap
berwarna putih jernih dan tidak terdapat endapan. Dari percobaan ini dapat diketahui bahwa
kelarutan garam sulfat dari golongan II A adalah kelarutannya akan tambah / meningkat dari
bawah ke atas.
Pada percobaan kedua ini bertujuan untuk mengetahui kelarutan garam hidroksida pada
golongan II A, yang pertama dilakukan adalah menambahkan NaOH 1 M pada BaCl2 0,1 M dan
CaCl 0,1 M. Pada larutan BaCl2 yang telah ditambahkan NaOH, larutan menjadi keruh namun
terbentuk endapan tidak terlalu banyak. Sedangkan pada larutan CaCl2 yang ditambah NaOH
larutan menjadi keruh dan terdapat banyak endapan. Sehingga dari percobaan ini dapat diketahui
bahwa kelarutan garam hidroksida pada golongan II A adalah kelarutannya bertambah dari atas
ke bawah.
Pada percobaan ketiga bertujuan untuk mengetahui kereaktifan logam Mg dan K. Logam Mg
dimasukkan ke dalam air yang telah dipanaskan. Dibutuhkan waktu yang cukup lama hingga
semua Mg larutan dalam air. Pada saat terjadi reaksi terdapat gelembung-gelembung H2. Ketika
dimasukkan indikator pp ke dalam larutan tersebut, larutan tersebut berwarna merah lembayung.
Hal ini menandakan bahwa larutan itu mengandung / bersifat basa. Percobaan berikutnya
digunakan logam K. Logam K dimasukkan ke dalam air. Reaksinya begitu cepat. Pada saat
reaksi terdapat percikan api. Percikan api itu berasal dari gas H2 yang terbentuk langsung
terbakar karena reaksi sangat eksoterm. Setelah ditambahkan indikator pp ke dalam larutan,
larutan berubah warna menjadi merah lembayung. Hal ini menandakan bahwa larutan ini bersifat
basa. Dari percobaan tersebut dapat diketahui bahwa golongan I A lebih reaktif daripada
golongan II A.
Terdapat beberapa faktor kesalahan yang menyebabkan hasil yang dapat kurang maksimal.
Seperti memasukkan indikator pp larutan Mg yang belum terlarut sempurna dengan air atau Mg
dimasukkan ke dalam air yang belum panas kemudian diberikan indikator pp hal tersebut
menyebabkan larutan tidak berubah warna menjadi merah lembayung dan tidak bisa
diidentifikasi apakah larutan itu bersifat basa.
Semua perlakuan yang dilakukan dalam percobaan ini mempunyai fungsi masing-masing.
Aquades yang digunakan untuk melarutkan Mg dipanaskan terlebih dahulu adalah untuk
meningkatkan kereaktifan Mg karena Mg kurang reaktif jika dibandingkan dengan K. Tetapi
aquades yang digunakan untuk melarutkan K tidak perlu dipanaskan karena K sangat reaktif dan
bereaksi hebat dengan H2O sehingga apabila aquades dipanaskan terlebih dahulu akan
menimbulkan ledakan.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :
CaCl2 memiliki kelarutan garam sulfat yang lebih besar dibanding kelarutan garam sulfat
BaCl2, karena saat H2SO4 ditambahkan pada BaCl2 menghasilkan endapan sedangkan pada
CaCl2 tidak menghasilkan endapan.
Ca memiliki kelarutan hidrooksida yang kecil. Sedangkan Ba memiliki kelarutan
hidrooksida yang besar maka tidak mudah mengendap.
Golongan I A memiliki kereaktifan yang sangat besar karena elektron valensi yang dimiliki
golongan I A hanya berjumlah 1.
Golongan II A memiliki kereaktifan yang rendah karena elektron valensi yang dimiliki
golongan II A hanya berjumlah 2.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam percobaan ini digunakan juga logam dari golongan I A dan II A yang
lain agar hasil yang didapat lebih beragam.
DAFTAR PUSTAKA
Pettruci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Bogor : Erlangga
Surakkiti. 1989. Kimia 3. Jakarta : Penerbit Intan Pariwara
S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung : Penerbit ITB