Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

SIFAT - SIFAT UNSUR

Disusun Oleh :
Nama : MOH. ZEN
Stambuk 09320180207
Kelas/Kelompok : C14/3 (Tiga)

Asisten

( Nur Farhana )

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Unsur adalah zat yang paling sederhana yang tidak di uraikan lagi
menjadi zat lain yang lebih sederhana. Misalnya, tembaga, besi, emas, dan
lain sebagainya, yang masing-masing dari unsur tersebut memiliki sifat yang
khas. Sedangkan senyawa adalah zat hasil per senyawaan dua unsur atau
lebih, yang masih dapat di uraikan lagi menjadi unsur unsur penyusunnya
melalui reaksi kimia. Misalnya, air (tersusun dari hidrogen dan oksigen),
garam dapur (tersusun dari natrium dan klor), soda kue(tersusun dari
natrium, karbon, gula tebu (sukrosa) dan alkohol (Chandra, 2012)
Tabel periodik unsur yang diciptakan oleh Mendeleev 150 tahun yang
lalu memainkan peran yang dasar dalam kimia, fisika, biologi, dan ilmu
alam lainnya.Masing-masing kulit s-, p-, d-, maupun f membawakan fitur
mereka sendiri dalamdesain, teknologi produksi, dan sifat fungsional
material modern sebagai unit pembangun dalam peradaban ini Banyak
developer yang telah membuat aplikasi pembelajaran tentang kimia.
Termasuk pembelajaran tentang unsur-unsur kimia. Namun, aplikasi yang
tersedia masih sebatas aplikasi pada umumnya. Hanya sebagian kecil
aplikasi yang menggunakan Augmented Reality. (Semenove dkk., 2019).
Oleh karena itu, pada penelitian kali ini penulis akan membuat aplikasi
pembelajaran kimia yang berbasis Androidmenggunakan Augmented
Reality yang bisa dimanfaatkan oleh anak SMA dalam mempelajari unsur-
unsur kimia. Dari uraian diatas maka diambil topik untuk penulisan skripsi
berjudul .Oleh karena itu, praktikum mengenai sifat-sifat unsur pada logam
alkali dan alkali tanah yang merupakan golongan IA dan IIA pada tabel
periodik unsur dilakukan. sifat-sifat unsur pada logam alkali dan alkali tanah
yang sering kitatemukan dalam kehidupan sehari-hari. Sifat-sifat unsur
tersebut meliputi kelarutan dan ke endapan suatu unsur pada garam sulfat
dan garam hidroksida. (Chandra, 2012)
1.2 Tujuan Percobaan
Mempelajari sifat-sifat unsur golongan alkali (IA) dan alkali tanah (IIA).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Unsur-unsur kimia


Alam sistem periodik, unsur-unsur alkali dan alkali tanah merupakan unsur
yang sangat reaktif. Unsur alkali terletak pada golonga IA yaitu litium, natrium,
kalium, rubidium, sesium, dan fransium. Unsur alkali ini mempunyai satu
elaktron valensi. Didalam unsur alkali tidak ditemukan dalam keadaan bebas,
melainkan dalam keadaan terikat dalam bentuk senyawa.
Unsur yang banyak ditemui adalah natrium dan kalium. Kedua unsur ini
banyak ditemukan dalam air tanah dalam bentuk garam tanah yang terdapat
pada silvite (KCl),karnalite (KCl-MgCl ∙ 6H2O). Unsur logam alkali sangat
reaktif , bereaksi hebat dengan air, oksigen , hidrogen, dan halogen. Diudara
pun unsur-unsur itu bereaksi dengan oksigen dan uap air. Karena sangat
reaktifnya unsur alkali dengan air, maka gas hidrogen yang dibebaskan akan
segera terbakar disertai nyala api dan ledakan-ledakan kecil. Itulah sebabnya,
unsur alkali disimpan dalam minyak tanah atau hidrokarbon yang inert. Karena
mempunyai 1 elektron valensi dan jari-jari atom yang relatif besar, energi
ionisasi logam ini kecil. Akibatnya, logam ini mudah melepas elektron dan
bersifat sangat reaktif, sekali gas bersifat reduktor kuat. Dari atas kebawah (dari
Li ke Cs) jari-jari atom bertambah, energi ionisasi makin kecil, bearti makin
mudah melepas elektron sehingga makin reaktif.
Logam alkali bersifat lunak seperti karet penghapus sehingga dapat diiris
dengan pisau. Hal itu terjadi karena unsur alkali hanya mempunyai satu
elektron valensi yang terlibat dalam pembentukan ikatan logam sehingga logam
ini mempunyai ikatan logam yang lemah. Dalam satu golongan, dari Li ke Cs
jari-jari atom makin besar, ikatan logam makin kecil sehingga makin lunak.
Itulah sebabnya,jari-jari atom alkali makin besar (dari atas kebawah) sehingga
titik leleh dan titik didihnya makin kecil. Jika logam alkali dibakar akan
menghasilkan warna nyala yang khas. Litium akan menghasilkan warna nyala
merah, natrium menghasilkan warna nyala kuning, Kalium menghasilkan
warna nyala ungu/violet, rubidium menghasilkan warna nyala merah dan
sesium denga warna nyala biru.
A(+) = 2Cl– + e– Cl2 + 2e– Logam alkali mempunyai beberapa sifat yang
dapat digolongkan menjadi sifat fisis dan sifat kimia. Sifat fisis dari logam
alkali adalah dari bawah keatas, jari-jari atom, dan massa jenis (kerapatan)
berkurang, sedangkan titik didih dan titik cair bertambah. Sementara itu dari
atas kebawah energi pengionan dan keelktronegatifan berkurang. Potensial
elektrode (besaran yang menggambarkan daya reduksi dalam larutan) dari atas
kebawahcenderung bertambah kecuali litium. Sedangkan sifat kimia dari logam
alkali adalah logam alkali merupakan golongan logam yang paling reaktif.
Kereaktifan meningkat dari atas kebawah. Kereaktifan logam alkali berkaitan
dengan energi ionisasi yang rendah, sehingga mudah melepas elektron. Selain
sifat-sifta itu, unsur logam alkali merupakan unsur logam putih, mengkilat
seperti perak, padat tetapi lunak pada sebuah suhu yangnormal kecuali Cs dan
Fr berwujud cair. (Ralph.H, 2018 )
Unsur-unsur logam alkali sangat reaktif. Oleh karena itu, unsur-unsur
logam alkali tidak terdapat dalam keadaan bebas dialam, malainkan selalu
terdapat dalam bentuk senyawa seperti (I2SiO3, Al2 , (SiO3)3 (spodumene)).
Natrium dialam banyak terdapat dalam bnetuk NaCl pada air laut juga
pada logam batu sebagai kriolit Na3AlF6 dan sebagai soda Na2CO3. Kalium
terdapat sebagai KCl pada bijih sulvit kamalit (KCl ∙ MgCl2 ∙ 6H2O) dan
sebagai veltspath (K2O ∙ Al2O3 ∙ 3SiO3). Logam-logam alkali yang lain hanya
sedikit terdapat dialam.
Unsur-unsur logam alkali dibuat dengan jalan elektrolis cairan garamnya
misalnya logam Na dibuat dengan jalan elektrolisis cairan NaCl denga katode
besi dan anode karbon.
Natrium yang terbentuk pada katode adalah cair kemudian dialirkan dan
ditampung dalam minyak tanah. Dalam proses ini,bejana elektrolisis
dipanaskan dari luar dan dijaga agar Na yang terbentuk tidak bersinggungan
dengan udara karena akan terbakar.
Harga potensial electrode (Eº) logam alkali sangat kecil (sangat negatif).
Hal itu berarti logam alkali merupakan reduktor kuat. Kekuatan reduktor
bertambah dari atas kebawah. Hanya saja ada pengecualian, Li mempunyai
potensial electrode paling negative. Hal itu karena kecilnya jari-jari atom Li
sehingga menunjukkan penyimpangan. Jadi, dalam alkali reduktor terkuata
adalah Li dan reduktor paling lemah adalah N.
Dalam sistem periodik, panjang unsur-unsur alkali tanah terletak pada
golongan IIA yaitu satu lajur disebelah kanan golongan logam alkali. Unsur-
unsur golongan ini disebut alkali tanah karena unsur ini bersifat alkalis (basa)
sepert golongan IA. Unsur golongan IIA adalah Berilium, Magnesium,
Kalsium, Stronsium, Barium, dan Radium. Unsur-unsur ini mempunyai
susunan elektron valensi ns2 sama halnya dengan golongan IA bersifat
reduktor karena mudah melepaskan elektron kulit terluarnya. Disamping itu
unsur alkali tanah pada suhu biasa dapat bereaksi dengan air akan membentuk
basa dan hidrogen, kecuali Mg yang jika bereaksi dengan air panas akan
membentuk oksida dan gas hidrogen dan berilium tidak dapat beraksi dengan
air biasa maupun air panas.
Logam alkali dan alkali tanah termasuk unsur blok s dan keduanya
cenderung melepas elektron untuk mencapai konfogurasi elektron gas mulia
(oktet). Alkali melepas 1 elektron dan alkali tanah melepas 2 elektron
valensinya sehingga terbentuk ion +1 dan +2.
Logam alkali tanah mempunyai beberapa sifat fisis dan sifat kimia. Sifat
fisisnya yaitu dari berilium ke barium jari-jari atom meningkat secara
beraturan, pertambahan jari-jari menyebabkan penurunan energi
pengionan dan keelektronegatifan. Potensial elektrode juga meningkat dari
kalsium ke barium. Akan tetapi, berilium menunjukan penyeimbangan karena
potensial elektrodenya relatif kecil. Hal ini disebabkan energi ionisasi berilium
yang relatif besar. Titik didih dan titik cair cenderung menurun dari atas
kebawah. Sifat-sifat fisis seperti titik cair , rapatan, dan kekerasan,logam alkali
tanah labih besar jika dibanding denga logam alkali seperiode. Hal itu
disebabkan karena logam alkali tanah mempunyai 2 elektron valensi sehingga
ikatan logamnya lebih kuat. Sifat kimianya yaitu kereaktifan logam alkali
tanah meningkat dari berilium ke barium. Oleh karena itu, dari berilium ke
barium jari-jari atom bertambah besar sehingga energi ionisasi
keelektronegatifannyaberkurang. Akibatnya, kecenderungan untuk
melepaskan elektron membentuk senyawa ion semakin besar. Semua senyawa
dari kalsium, stronsium, dan barium, yaitu logam alkali tanah yang bagian
bawah berbentuk senyawa ion, tetapi magnesium membentuk senyawa
kovalen sedangkan senyawa-senyawa berilium bersifat kovalen.
Sifat kimia logam alkali tanah bermiripan dengan logam alkali, tetapi
logma alkali tanah kurang reaktif dari alkali seperiode. Jadi, berilium kurang
reaktif dibandingkab terhadap litium, magnesium kurang reaktif dibandingkan
terhadap natrium dan seterusnya.
Didalam sistem periodik panjang unsur-unsur alkali tanah terletak pada
golongan IIA yaitu satu jalur disebelah kanan golongan logam alkali. Unsur-
unsur golongan ini bersifat alkalis (basa) seperti unsur golongan IA.
Pada umumnya,unsur logam alkali tanah diperoleh dengan jalan
elektrolisis cairan garam kloridanya, seperti pada pembuatan unsur alkali.
Contohnya adalah Mg dibuat dengan elektrolisis cairan MgCl2 menggunakan
elektrode Fe sebagai katode dan elektrode sebagai anode.
Oleh Karena sangat mudah bereaksi dengan air dan oksigen, maka logam
alkali biasanya disimpan dalam cairan yang inert misalnya minyak tanah
(kerosin) atau dalam botol yang diisolasi. Walaupun demikian, permukaan
logam itu sedikit demi sedikit bereaksi juga. Logam kalium yang telah
disimpan lama akan ditutupi lapisan peroksida. Memotong logam kalium yang
sudah tertutup lapisan peroksida harus dilakukan dengan hati-hati karena mata
pisau dapat menekan lapisan peroksida sehingga masuk ke dalam lapisan
kalium dan menimbulkan reaksi eksoterm.
Kalor yang dibebaskan reaksi itu dapat mendidihkan kalium yang segera
bereaksi dengan oksigen atau uap air diudara, yang dapat menimbulkan
ledakan. Percobaan kali ini adalah mengamati kereaktifan golongan IA dan
IIA serta kelarutan golongan IIA dalam garam sulfat dan garam hidroksida.
Keraktifan logam alkali dan alkali tanah dari atas kebawah adalah besar. Hal
ini disebabkan karena semakin kebawah, energi ionisasinya semakin rendah.
Selain itu, dalam satu golongan dari atas kebawah, jumlah kulit semakin
banyak karena jumlah elektron banyak. Semakin banyak jumlah kulit maka
pengaruh daya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil, akibatnya
elektron terluar sukar tertarik keinti jadi ukuran atom semakin besar. Semakin
besar ukuran atom maka energi ionisasinya semakin kecil dan kereaktifan
semakin besar.
Kereaktifan logam alkali lebih besar dari pada logam alkali tanah, hal ini
disebabkan karena elektron valensi yang hanya berjumlah satu sedangkan
alkali tanah elektron valensinya 2, serta jari-jari atom alkali yang relatif besar
dibandingkan alkali tanah teman seperiode.
Dalam satu periode, jumlah elektron pada kulit yang sama atau dari kiri
kekanan semakin bertambah, muatan inti juga bertambah sehingga elektron-
elektron pada kulit terluar tidak saling melindungi dari pengaruh tarikan inti
pada eletron terluar, akibatnya elektron-elektron berkumpul didekat inti dan
ukuran atom menjadi semakin kecil. Semakin kecil suatu ukuran atom, maka
energi ionisasinya semakin besar sehingga kereaktifan dari kiri kekanan
semakin kecil.
Sifat fisis dari logam alkali adalah dari atas kebawah, jari-jari atom dan
massa jenis (kerapatan) bertambah, sedangkan titik didih dan titik cair
berkurang. Sementara itu, energi pengionan dan kelektronegatifan berkurang.
Potensial elektrode dari atas kebawah cenderung bertambah kecuali litium.
Sedangkan sifat kimia dari logam alkali adalah golongan logam alkali paling
reaktif. Kereaktifan meningkat dari atas kebawah. Kereaktifan logam alkali
berkaitan dengan energi ionisasinya.
Sifat fisis dari logam alkali tanah adalah dari berilium ke barium jari-jari
atom meningkat secara beraturan, pertambahan jari-jari menyebabkan
penurunan energi pengionan dan keelektronegatifan. Potensial elektrode juga
meningkat dari kalsium ke barium, akan tetapi berilium menunjukkan
penyimpangan karena potensial elektrodenya relatif kecil.
Titik cair dan titik didih cenderung menurun dari atas kebawah . sedangkan
sifat kimianya adalah kereaktifan logam alkali tanah meningkat dari berilium
ke barium. Oleh karena, dari berilium ke barium jari-jari atom bertambah
besar sehingga energi ionisasinya berkurang. Semua senyawa dari kalsium,
stronsium, dan barium yaitu logam alkali tanah yang bagian bawah berbentuk
senyawa ion, tetapi megnesium membentuk senyawa kovalen.
Pada percobaan kereaktifan unsur, unsur Mg yang ditambah air dingin
akan terjadi reaksi, yaitu adanya gelembung udara disekitar pita Mg, kemudian
larutan tersebut ditetesi indikator PP yang menyebabkan larutan tersebut
berubah warna menjadi warna merah, hal ini membuktikan bahwa larutan
tersebut adalah basa.
Pada perlakuan yang sama, tetapi menggunakan unsur K (kalium) yang
dimasukkan kedalam aquades terjadi reaksi yang ditandai dengan adanya
gelembung-gelembung yang lebih banyak dibandingkan dengan Mg yang
dimasukkan kedalam aquades atau air yang sebelumnya tak lama terjadi
ledakan kecil dan setelah ditambahkan indikator PP warna larutan tersebut
berubah menjadi merah pekat. Hal ini membuktikan bahwa unsur K (kalium)
merupakan basa kuat.
Pada larutan CaCl2 bila ditambah 2 ml larutan H2SO4 tidak akan terjadi
suatu reaksi yang menghasilkan endapan dan tidak terjadi perubahan warna,
pada larutan BaCl2 bila ditambah 2 ml larutan H2SO4 akan terjadi suatu reaksi
yang menghasilkan endapan dan terjadi perubahan warna putih, pada larutan
NaCl2 bila ditambah 2 ml larutan H2SO4 tidak terjadi suatu reaksi juga dan
terjadi endapan, sedangkan SrCl2 bila ditambahkan 2 ml larutan H2SO4 akan
terjadi suatu reaksi yang menghasilkan sedikit endapan. Hal ini terjadi karena
CaCl2 dan MgCl2 memiliki kelarutan garam sulftat yang lebih besar dari pada
kelarutan garam sulfat BaCl2 dan SrCl2.
Kelarutan garam hidroksida. Pada larutan CaCl2 bila ditambahkan 2 mol
larutan NaOH akan menghasilkan suatu reaksi yang membentuk agak sedikit
endapan. Pada kelarutan BaCl2 bila ditambahkan 2 mol larutan NaOH
menghasilkan suatu rekasi yang membentuk lebih sedikit endapan. Pada
larutan MgCl2 bila ditambah 2 mol larutan NaOH akan menghasilkan suatu
reaksi yang membentuk sedikit ada endapan.
Sedangkan pada kelarutan SrCl2 bila ditambahkan 2 mol larutan NaOH
akan menghasilkan suatu reaksi yang kurang sedikit endapan. Hal ini, karena
kelarutan garam hidroksida pada larutan BaCl2 dan SrCl2, lebih besar dari
pada kelarutan garam hidroksida larutan CaCl2 dan MgCl2. Indikator PP atau
fenolflatein memiliki trayek PH sebagai berikut : 8,0-9,6.
Pada sistem periodik dapat dilihat bahwa unsure-unsur golongan IA adalah
logam alkali memiliki konfigurasi electron terluar yang mirip, masing-masing
memiliki inti gas mulia dan konfigurasi ns1 untuk electron terluarnya.
Demikian pula pada golongan 2A, yaitu logam alkali tanah juga mempunyai
inti gas mulia dan konfigurasi. Electron terluar ns2. electron terluar suatu atom,
yang terlibat dalam ikatan kimia, sering disebut electron valensi (valenci
electron). Jumlah electron valensi yang sama menentukan kemiripan perilaku
kimia antara unsure-unsur dalam setiap golongan. Pengamatan ini juga
berlaku untuk halogen ( unsur-unsur golongan 7A), yang memiliki konfigurasi
electron terluar ns2, np5 dan menunjukkan sifat-sifat sangat mirip. Tetapi
dalam meramalkan sifat-sifat golongan 3A hingga 6A haruslah berhati-hati,
sebagai contoh, unsure-unsur dalam golongan 4A memiliki konfigurasi
electron terluar yang sama , ns2np4, tetapi terdapat lebih banyak keragaman
dalam sifat-sifat kimia di antara unsure-unsur ini. Konfigurasi electron Kation
dan Anion. Karena banyak senyawa ionic yang terbentuk dari anion dan kation
monoatomik, akan sangat membantu untuk sebuah mengetahui bagaimana
menulis konfigurasi electron spesi-spesi ion ini. Prosedur untuk menulis
konfigurasi. Karbon adalah nonlogam, silicon, dan gemanium adalah
metaloid, timah, dan timbale.
Sebagai satu golongan gas mulia berperilaku sangat mirip. Dengan
pengecualian kripton dan xenon, unsure-unsur ino secara kimia bersifat imert.
Alasannya adalah bahwa seluruh unsure ini subkulit terluarnya ns2 np6, terisi
penuh yaitu suatu keadaan yang menggambarkan kestabilan yang tinggi.
Walaupun konfigurasi electron terluar logam transisi tidak selalu sama dalam
golongan dan tidak ada pola yang teratur dalam perubahan konfigurasi
electron dalam satu logam ke logam lain dalam periode yang sama, seluruh
logam transisi memiliki subkulit d yang tidak terisi penuh. Demikian pula
dalam deretnya karena mempunyai subkulit f yang tidak terisi
penuh. Konfigurasi electron Kation dan Anion
Karena banyak senyawa ionic yang terbentuk dari anion dan kation
monoatomik, akan sangat membantu untuk mengetahui bagaimana menulis
konfigurasi electron spesi-spesi ion ini. Prosedur untuk menulis
konfigurasi electron ion-ion memerlukan metode yang hanya sedikit diperluas
dari metode yang digunakan untuk atom netral. Dalam hal ini ion-ion dibagi
dalam dua kelompok.
1. Ion yang dihasilkan dari unsur golongan utama
Pada pembentukan kation dari atom netral unsure golongan utama, satu
electron atau lebih dikeluarkan dari kulit n terluar yang masih terisi.
Konfigurasi electron beberapa atom netral atau kation-kationnya yang
terkait sebagai berikut.
Na : [Ne] 3s1 Na+ : [Ne]
Ca : [Ar] 4s2 Ca2+ : [Ar]
Al : [Ne] 3s2 3p1 Al3+ : [Ne]
Perhatikan bahwa setiap ion mempunyai konfigurasi gas mulia yang
stabil. Dalam pembentukan anion, satu electron atau lebih ditambahkan
ke kulit n terluar yang terisi sebagian. Contoh-contoh sebagai berikut :
H : 1s1 H- : 1s2 atau [He]
F : 1s2, 2s2, 2p5 R- : 1s2, 2s2, 2p6 atau [Ne]
O : 1s2, 2s2, 2p4 O2- : 1s2, 2s2, 2p6 atau [Ne]
N : 1s2, 2s2, 2p3 N3- : 1s2, 2s2, 2p6 atau [Ne]
Sekali lagi, semua anion mempunyai konfigurasi electron gas mulia
yang stabil. Jadi satu cirri khusus dari hamper semua unsure golongan
utama adalah bahwa ion-ion yang dihasilkan dari atom-atom netrlnya
mempunyai konfigurasi electron terluas gas mulia ns2 np6. ion-ion, atau
atom-atom dan ion-ion, yang mempunyai jumlah electron yang sama, dan
oleh karena itu konfigurasi electron tingkat dasarnya sama disebut
isoelektron (isoelectronic). Jadi H- dan He adalah isoelektron, F, Na2, dan
Ne adalah isoelektron, dan seterusnya.
2. Kation yang dihasilkan golongan utama
Orbital 4s selalu diisi lebih dahulu sebelum orbital 3d. Mangan yang
konfigurasi elektronnya adalah [Ar] 4s2 3d5. jika terbentuk ion Mn2+,
mungkin dapat diduga dua electron dapat dikeluarkan dari orbital 3d
untuk menghasilkan [Ar] 4s2 3d5. pada kenyataannya, konfigurasi
Mn2+ ialah [Ar] 3d5! Alasannya adalah interaksi elektron-elektron dan
electron inti pada atom netral berbeda dengan interaksi ionnya. Jadi,
meskipun dalam Mn orbital 4s selalu terisi lebih dahulu sebelum 3d,
electron dikeluarkan dari 4s pada pembentukan Mn2+, karena orbital 3d
lebih stabil dari pada orbital 4s dalam ion logam transisi, electron yang
dilepaskan pertama-tama selalu dari orbital ns dan kemudian baru dari
orbital (n-1)d. Harap diingat bahwa kebanyakan logam transisi dapat
membentuk lebih dari satu kation dan bahwa sering kali kation tersebar
tidak isoelektron dengan gas mulia.
Keragaman periodic dalam sifat-sifat fisika
2.1.1 Muatan inti efektif
Konsep muatan inti efektif memungkinkan kita untuk
menjelaskan efek perisai pada sifat-sifat periodic. Misalnya, atom
Helium yang mempunyai konfigurasi electron 1s2. kedua proton
helium memberikan muatan +2 kepada inti, tetapi gaya tarik penuh
dari muatan ini terhadap dua electron 1s sebagian diimbangi oleh
tolak-menolak electron-elektron. Akibatnya, dapat dikatakan
bahwa setiap electron 1s diperisai dari inti atom electron 1s
lainnya. Muatan inti efektif, Zeff , dinyatakan dengan ;
Zeff = Z - s
Dengan Z adalah muatan inti sebenarnya (yaitu nomor
atomnya) dan s (sigma) disebut konstanta perisai (shielding
contant). s lebih besar dari nol tetapi lebih kecil dari Z .Salah satu
contoh dari perisai electron adalah energi yang diperlukan untuk
mengeluarkan satu electron dari atom berelektron banyak. Hasil
pengukuran menunjukkan bahwa diperlukan energi sebesar 2372
KJ untuk mengeluarkan electron pertama dari satu mol atom He
dan energi sebesar 5251 KJ untuk mengeluarkan electron kedua
dari satu electron He+. Alasan diperlukannya lebih banyak energi
untuk mengeluarkan electron kedua adlah bahwa dengan hanya
terdapat atu electron, maka tidak ada perisai, dan electron itu
merasakan seluruh pengaruh dari muatan inti +2.Untuk atom-atom
dengan juga electron atau lebih, electron pada kulit tertentu
diperisai oleh electron pada kulit bagian dalam (yaitu, kulit yang
lebih dekat dengan inti), tetapi tidak oleh electron pada kulit bagian
luar. Jadi, unsure unsure litium yang konfigurasi elektronnya
1s1 2s1 , electron 2s diperisai oleh elekktron 1s, tetapi electron 2s
tidak memberi efek perisai terhadap electron 1s, sebagai tambahan,
kulit bagian dalam yang terisi penuh memerisai electron bagian
luar dengan lebih efektif dari pada sub kulit yang menghasilkan
konsekuensi yang penting untuk ukuran atom dan pembentukan
ion-ion dan molekul-molekul.
2.1.2 Jari-jari atom
Sejumlah sifat fisika, termasuk kerapatan, titik leleh, dan titik
didih, berhubungan dengan atom, namun ukuran atom sukar untuk
didefinisikan. Secara praktis kita membayangkan ukuran atom
sebagai volume yang mengandung sekitar 90 % dari selusuh
kerapatan electron di sekitar inti.
Beberapa teknik memungki kan kita untuk memperkirakan
ukuran satu atom. Pertama-tama perhatikan unsure logam.
Struktur logam sangat bervariasi, tetapi semua logam sama-sama
memiliki satu cirri struktur : atom-atomnya terkait satu dengan
yang lainnya dalam satu jaringan juga dimensi yang meluas. Jadi,
jari-jari atom yang berdekatan, untuk unsure-unsur yang berupa
molekul diatomic, jari-jari atomnya adalah setengah jarak antara
inti dua atom dalam molekul tertentu. Pada periodic cenderung
terlihat jelas, dalam mempelajarinya perlu di ingat bahwa jari-jari
atom terutama ditentukan oleh bagaimana kuatnya electron kuat
bagian luar di jangan oleh inti. Makin besar muatan inti negative,
makin kuat electron-elektron ini di tahan dan semakin kecil jari-
jari atomnya. Perhatikan unsure-unsur periode kedua dari Li dan
F. Dari kiri ke kanan, ditemukan bahwa jumlah electron dalam
kulit bagian dalam (1s2) adalah tetap, sedangkan muatan
inielectron-elektron yang ditambahkan untuk mengimbangi
bertambahnya muatan inti tidak efektif dalam memeriksai satu
sama lainnya. Akibatnya, muatan inti efektif bertambah terus-
menerus sedangkan bilangan kuantum utamanya tetap (n=2).
Misalnya, electron 2s pada bagian luar pada litium di perisai dari
inti (yang mempunyai 3 proton) oleh dua electron 1s. Sebagai
pendekatan, di asumsikan bahwa efek perisai dari dua electron 1s
meniadakan dua muatan positif dalam inti. Jadi, electron 2s hanya
merasakan gaya tarik yang disebabkan oleh satu proton dalam inti,
atau muatan inti efektifnya adalah +1. Dalam Berilium (1s2 2s2)
setiap electron 2s diperisai oleh dua electron 1s bagian dalam, yang
meniadakan dua dari empat muatan positif dalam inti.
2.1.3 Jari-jari ion
Jari-jari atom ion adalah jari-jari kation atau anion. Jari-jari ion
mempengaruhi sifat-sifat fisika dan kimia suatu senyawa ionic.
Misalnya, struktur berdimensi tiga dari suatu senyawa ionic
bergantung pada ukuran relative kation dan anionnya.
2.1.4 Energi ionisasi
Kestabilan electron terluar ini tercermin secara langsung pada
energi ionisasi atom tersebut. Energi ionisasi adalah energi
minimum yang diperlukan untuk melepaskan satu electron dari
atom berwujud gas pada keadaan dasarnya. Besarnya energi
ionisasi merupakan ukuran usaha yang diperlukan untuk memaksa
satu atom untuk melepaskan elektronnya.
2.1.5 Kecenderungan umum dalam sifat-sifat kimia
Kecenderungan perilaku kimia unsure-unsur golongan utama
adalah hubungan diagonal. Hubungan diagonal merujuk pada
kemiripan yang ada antara pasangan unsur pada golongan dan
periodic yang berbeda pada tabel periodik. Secara khusus, tiga
anggota utama peridik kedua (Li, Be dan B) memperlihatkan
banyak kemiripan dengan unsure-unsur yang terletak secara
diagonal dibawahnya dalam tabel periodic.
Dalam membandingkan sifat-sifat unsur dalam golongan yang
sama, harus diingat bahwa pembandingan paling berlaku dengan
unsure-unsur sejenis. Paduan ini berlaku untuk unsure-unsur
golongan 1A dan 2A, yang seluruhnya logam, dan golongan 7A
seluruhnya non logam.
Definisi unsur yaitu suatu zat tunggal yang tidak dapat
diuraikan menjadi zat-zat lain yang lebih sederhana dengan reaksi
kimia sederhana. Sedangkan sistem periodik unsur adalah susunan
yang menggambarkan suatu letak keadaan, periode, golongan, dan
unsur kimia. Sistem periodik unsur disusun berdasarkan kenaikan
nomor atom (kenaikan jumlah proton dan muatan inti). Sistem
periodik dibagi menjadi periode yaitu unsur-unsur yang terletak
dalam baris yang horizontal dan golongan yaitu unsur yang terletak
dalam kolom yang vertikal.
Sudah ada lebih dari 100 buah unsur kimia yang
teridentifikasi dan juga dikenal secara luas. Pada umumnya unsur
dapat kamu temukan di alam, namun ada juga unsur yang
merupakan buatan manusia. Meskipun ada sejumlah kecil unsur
ditemukan dalam bentuk unsur yang bebas seperti nitrogen,
oksigen dan belerang, sebagian besar unsur ditemukan dalam
bentuk senyawa.Dalam pembahasan kali ini, kamu akan
menemukan pembahasan mengenai unsur dimulai dari unsur
kimia, pengelompokan unsur kimia, sifat unsur, manfaat unsur,
juga cara untuk kemudian dapat menentukan kadar suatu unsur
kimia yang terdapat di dalam suatu zat atau produk.
Dari 118 jenis unsur kimia yang sudah teridentifikasi,
dilakukan pengelompokan atau klasifikasi terhadap unsur – unsur
tersebut. Untuk dapat memudahkan klasifikasi atau
pengelompokan, ahli kimia Mendeleev kemudian membuat suatu
tabel yang kemudian disebut sebagai Tabel Periodik Unsur.

2.2 Sistem Periodik


Sistem periodik adalah susunan berkala yang menggambarkan suatu
letak, keadaan, periodik dan golongan dari unsur-unsur kimia. Sistem
periodic disusun berdasarkan kenaikan atom (jumlah proton atom muatan
inti). Sistem periodic dibagi menjadi periode, yaitu unsur-unsur yang
terletak dalam baris yang horizontal (mendatar) dan golongan yaitu unsur-
unsur yang terletak dalam kolom vertikal (Basri, 2012).
Sistem periodik merupakan salah satu cara untuk mengklasifikasikan
unsurunsur yang memiliki sifat yang mirip. Tabel sistem periodik
memberikan informasi mengenai unsur yang serupa. Pengelompokan unsur
dikategorikan berdasarkan sifat adalah dibagi dua kelompok yaitu sifat
logam dan sifat non logam. Berikut merupakan Pengelompokan Unsur-
Unsur dan Perkembangannya. (Sugiarto, 2013).
2.2.1 Lavoisier
Untuk sifat Logam maka unsur tersebut memiliki karakteristik
berbentuk padatan. Sifat lain logam bisa menghantarkan listrik.
Unsur logam yang ditemukan oleh Lavoisier pada tahun 1798
terdapat 16 unsur logam. Diantaranya yaitu emas, tembaga, timah,
seng, antimon, besi, moliben, wolfarm, kobal, mangan, nikel, timbal,
bismut, perak, timah, dan raksa. Bagi sifat non logam maka unsur
memiliki karakteristik tidak mengkilap. Sifat lain tidak bisa
menghantarkan listrik, berbentuk gas atau cairan. Unsur logam yang
ditemukan oleh Lavoisier pada tahun 1978 terdapat 6 unsur non
logam. Diantaranya akan adanya belerang, arsen, karbon, hidrogen,
pospornitogen, oksigen (Sugiarto, 2013).
2.2.2 Dobereiner
Pada teori Dobereiner ia mengklasifikasikan apabila terdapat
tiga unsur memiliki sifat mirip maka disusun berurutan berdasarkan
bertambahnya massa atom relatif. Massa atom relatif unsur yang
kedua merupakan rata-rata massa atom relatif unsur pertama dan
ketiga. Sifat lain unsur kedua menunjukkan sifat antara unsur
pertama dan ketiga (Sugiarto, 2013).
2.2.3 Newlands
Pada teori Newlandsia membagi unsur berdasarkan 7 kelompok
unsur. Unsur kedelapan memiliki sifat yang mirip dengan unsur
pertama. Unsur kesembilan memiliki sifat yang mirip dengan unsur
kesembilan. Bisa disimpulkan bahwa sifat unsur merupakan
pengulangan 18 secara oktaf (Sugiarto, 2013).

2.3 Sistem periodik Unsur Menurut Dmitri Ivanovich Mendeleev


Perkembangan sistem periodik unsur oleh Mendeleyev disusun
berdasarkan tabel yang ditata dalam baris horizontal dengan panjang baris
yang dipilih sedemikian sehingga unsur-unsur yang serupa akan membentuk
kolom vertikal. Unsur yang ditata menyusun ke arah kanan (yang disebut
dengan periode) berdasarkan kenaikan massa atom relatif sedangkan unsur
yang ditata menyusun ke bawah (yang disebut dengan golongan)
berdasarkan kemiripan sifat. Tabel system periodik unsur yang disusun oleh
Mendeleyev memiliki kelebihan yaitu mampu menuliskan rumus klorida,
hidrida, oksida, dan menghubungkan rumus tersebut dengan nomor
golongan (contohnya : NaCl, Na2O) dan bisa meramalkan sifat-sifat unsur
yang belum ditemukan. Tabel berdasarkan Mendeleyev juga memiliki
kelemahan yaitu beberapa urutan unsur terbalik apabila ditinjau dari urutan
bertambahnya massa atom relatifnya (contohnya : Ar [39,9] ditempatkan
sebelum K [39,1]) dan isotop dari unsur yang sama harus ditempatkan pada
golongan yang berbeda begitu juga isobar (seperti 40Ar, 40K, 40Ca) yang
harus ditempatkan dalam satu golongan.
Mendeleyef menyusun unsur berdasarkan kenaikan massa atom
relatifnya, menurut lajur horizontal yang disebut perioda. Secara berkala ia
mendapatkan ada unsur-unsur yang sifatnya mirip. Unsur-unsur yang
sifatnya mirip diletakkan pada satu lajur vertikal yang disebut golongan.
Dalam susunan sistem periodik Mendeleyef terdapat tempat-tempat kosong,
dan berdasarkan pengamatannya diramalkan ada unsur-unsur tersebut
diketemukan dan sifat-sifatnya sesuai dengan unsur yang diramalkan oleh
Mendeleyef, tetapi ada kesukaran-kesukaran yang dijumpai oleh
Mendeleyef. Bila unsur disusun berdasarkan massa atom, maka kalium (K
= 39,10) akan ditempatkan sebelum argon (Ar = 40) dan nikel (Ni = 58,71)
ditempatkan sebelum kobait (Co = 58,94), serta yod ( I = 126,91)
ditempatkan sebelum telerium (Te = 127,61). Ketiga pasang unsur ini
ternyata tempatnya terbalik, tetapi jika ditinjau dari suifat kimianya, Argon
lebih mirip dengan gas mulia dan tidak serupa dengan logam alkali.
Demikian pula yod lebih serupa dengan golongan halogen

Walaupun demikian daftar Mendeleyef tetap merupakan fakta ilmiah


yang sangat berharga yang menjelaskan bahwa sifat unsur-unsur merupakan
fungsi berkala dari massa atom. Daftar Mendeleyef ini telah dipergunakan
berpuluh-puluh tahun dan selama itu telah mengalami perbaikan, yaitu baris
horizontal diubah menjadi vertikal, serta ada penambahan pada kolom untuk
gas dan unsur.(Wicaksana, 2016)

2.4 Sistem Periodik Modern


Perkembangan SPU Mendeleyev selanjutnya dikembangkan oleh Henry
Moseley yang sekarang dikenal sebagai sistem periodik unsur modern.
Henry Moseley melakukan percobaan dengan menggunakan berbagai
logam sebagai anoda pada tabung sinar X. Pada percobaan tersebut ada
perubahan yang teratur dari energi sinar X sesuai dengan perubahan nomor
atom bukan massa atom relatifnya. Daftar system periodik modern disusun
berdasarkan konfigurasi elektron. Pada 1913, seorang kimiawan Inggris
bernama Henry Moseley melakukan eksperimen pengukuran panjang
gelombang unsur menggunakan sinar-X. Ia menyimpulkan bahwa sifat
dasar atom bukan didasarkan oleh massa atom relatif, melainkan
berdasarkan kenaikan jumlah proton. Hal tersebut karena adanya unsurunsur
yang memiliki massa atom berbeda, tetapi memiliki jumlah proton sama
atau disebut isotop. Kenaikan jumlah proton ini mencerminkan kenaikan
nomor atom unsur tersebut. Pengelompokan unsur-unsur sisitem periodik
modern merupakan penyempurnaan hukum periodik Mendeleev yang
disebut juga sistem periodik bentuk panjang. Sistem periodik modern
disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Lajur-lajur
horizontal yang disebut periode disusun berdasarkan kenaikan nomor atom,
sedangkan lajur-lajur vertikal yang disebut golongan disusun berdasarkan
kemiripan sifat. Sistem periodik modern terdiri dari tujuh periode dan
delapan golongan. Setiap golongan dibagi lagi menjadi delapan golongan
yaitu golongan A( IA-VIIIA ) dan delapan golongan B (IB – VIIIB). Unsur-
unsur golongan A disebut golongan utama, sedangkan golongan B disebut
golongan transisi. Golongan-golongan dapat ditandai dengan bilangan 1
sampai dengan 18 secara berurutan dari kiri ke kanan. Dengan cara ini maka
unsur transisi terletak pada golongan 3 sampai golongan 12. Pada periode 6
dan 7 terdapat masing-masing 14 unsur yang disebut unsur-unsur transisi
dalam, yaitu unsur-unsur antanida dan aktinida. Unsur-unsur transisi dalam
semuanya termasuk golongan IIIB. Unsur-unsur lantanida pada periode 6
golongan IIIB dan unsur-unsur aktinida pada periode 7 golongan IIIB.
Penempatan unsur-unsur tersebut dibagian bawah tabel periodik adalah
untuk alasan teknis terlalu panjang. ( Makalah FMIPA UNG,2020)

2.5 Sifat Keperiodikan Unsur


Sifat keperiodikan unsur merupakan hubungan antara sifat sebuah
unsur dengan tempat peletakan unsur. Sifat tersebut berubah dan berulang
dengan tempat peletakan unsur. Sifat tersebut berubah dan berulang secara
periodik. Perubahan sesuai dengan nomor atom dan konfigurasi elektron
pada unsurtersebut. Berikut sifat keperiodikan unsur jari-jari atom, energi
ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan, (Sugiarto, 2013).
2.5.1 Jari-jari atom
Merupakan jarak dari inti atom dengan elektron kulit luar. Untuk
mengetahui sifat jari-jari atom bisa di identifikasi berdasarkan
golongan. Apabila jari - jari atom semakin ke bawah maka ukuran jari
- jari tersebut semakin besar. Pada jumlah kulit yang dimiliki atom
semakin banyak, kulit semakin jauh dari inti atom. Apabila di
identifikasi berdasarkan periode maka jari - jari atom semakin pendek.
Dari kiri menuju kanan, apabila jumlah kulit sama elektron terluar
tertarik lebih dekat ke arah inti (Sugiarto, 2013).
2.5.2 Energi Ionisasi
Energi ionisasi merupakan energi yang dibutuhkan untuk
melepaskan elektron pada kulit terluar. Untuk mengetahui sifat Energi
Ionisasi bisa di identifikasi berdasarkan golongan. Apabila Energi
Ionisasi semakin ke bawah maka ukuran jari - jari tersebut semakin
kecil. Apabila di identifikasi berdasarkan periode maka Energi Ionisasi
semakin besar dari kiri menuju kanan (Rahayu, 2017).
2.5.3 Afinitas Elektron
Afinitas electron adalah besarnya energi yang dibebaskan oleh
suatu atom untuk menerima sebuah electron. Suatu atom di samping
melepas electron, juga dapat menerima electron ,dan bermuatan
negatif. Proses pengambilan elektron oleh atom yang disertai
pembebasan energy. Jadi besaran afinitas electron merupakan besaran
yang dapat digunakan untuk mudah tidaknya atom untuk menarik
electron. Semakin besar afinitas electron yang dimiliki oleh atom
menunjukan bahwa, atom itu mudah menarik electron dari luar dan
membentuk ion negatif (anion). Dalam satu periode dari kanan ke kiri
jari-jari atom semakin kecil,maka tarikan inti terhadap electron di kulit
terluar semakin besar serta electron bertambah mudah masuk ke dalam
atom sehingga afinitas elektronnya akan semakin besar . kemudian
dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari atom semakin besar,
atom semakin sukar untuk mengambil electron, sehingga afinitas
elektronnya akan semakin kecil. Struktur dari atom ini menentukan
bagaimana unsur tersebut dapat mengikat unsur yang lain dan
bagaimana unsur tersebut. (Makalah FMIPA UNG,2020)
Atom berwujud gas menerima elektron akan melepaskan sebuah
energi yang disebut afinitas elektron. Semakin besar harga afinitas
elektron pada suatu atom, maka akan semakin mudah unsur tersebut
membentuk ion negatif. Untuk mengetahui sifat Afinitas Elektron bisa
di identifikasi berdasarkan golongan. Apabila semakin ke bawah maka
harga afinitas elektron semakin kecil. Berdasarkan periode maka
afinitas elektron semakin besar (Sugiarto, 2013).
2.5.4 Kelektronegatifan
Keelektronegatifan merupakan ukuran kemampuan suatu atom
untuk menarik elektron dalam ikatannya. Untuk mengetahui sifat
Kelektronegatifan bisa di identifikasi berdasarkan golongan. Apabila
semakin ke bawah maka harga Kelektronegatifan tersebut semakin
kecil. apabila di identifikasi berdasarkan periode maka
Kelektronegatifan semakin besar dari kiri dari kanan (Sugiarto, 2004).
Nilai ksp berguna untuk menentukan keadaan senyawa ion dalam
larutan apakah belum jenuh, tepat jenuh, atau lewat jenuh, yaitu dengan
menawarkan digunakan hasil kali ion dengan hasil kali kelarutan.
Keterkaitan adalah sebagai berikut, apabila hasil kali ion-ion yang
dipangkatkan dan koefisien masing-masing kurang dari nilai ksp maka
larutan belum jenuh dan tidak terjadi endapan. Apabila hasil kali ion-
ion yang dipangkatkan koefisiennya lebih dari nilai ksp maka
kelarutannya tepat jenuh namun tidak terjadi endapan. Apabila hasil
kali ion-ion dipangkatkan koefisiennya lebih dari nilai ksp, maka
larutan disebut lewat jenuh dan terbentuk endapan (Syukri, 2013).
Kelarutan sama dengan kuantitas maksimal suatu zat kimia terlarut
(solute) untuk dapat larutan pada pelarut tertentu membentuk larutan
homogen, kelarutan suatu zat pada dasarnya sangat bergantung pada
sifat fisik dan kimia solute dan pelarut pada suhu tekanan dan pH
larutan. Secara luas kelarutan suatu zat pada pelarut tertentu
merupakan suatu pengukuran konsentrasi, kejenuhan dengan cara
menambahkan sedikit demi sedikit solute pada pelarut sampai solute
terlarut mengendap (Anonim, 2013).
Unsur-unsur golongan 1 dan 2 dalam tabel periodik merupakan
unsur-unsur logam, unsur golongan 1 disebut kelompok logam
alkalisedang unsur golongan 2 disebut logam-logam alkali tanah.
Unsur- unsur yang terdapat dalam satu golongan mempunyai
kemiripan konfigurasi elektron, Adanya kemiripan tersebut yang
menyebabkan unsur-unsur yang berada dalam satu golongan .

2.6 Penggolongan Unsur


Penggolongan unsur didalam sistem periodik disusun berdasarkan jumlah
elektron yang terdapat dikulit terluar (elektron valensi). Unsur-unsur dalam
sistem periodik bentuk panjang dapat digolongkan menjadi hal berikut ini.

2.6.1 Golongan Utama (A)

Golongan Utama, yaitu golongan IA sampai dengan VIIA. Unsur-


unsur pada golongan utama (A) adalah unsur-unsur yang elektron
terakhirnya mengisi orbital-orbital s atau p. karena pengisian elektronnya
berakhir pada orbital p. Unsur-unsur blok s maupun unsur-unsur blok p,
semuanya termasuk golongan A. developer yang telah membuat aplikasi
pembelajaran tentang kimia. Termasuk pembelajaran tentang unsur-unsur
kimia. Namun, aplikasi yang tersedia masih sebatas aplikasi pada
umumnya. Hanya sebagian kecil aplikasi yang menggunakan Augmented
Reality. pada penelitian kali ini penulis akan membuat aplikasi
pembelajaran kimia unsur golongan utama ini mempunyai nama-nama
seperti berikut
Tabel 2.6.1 Nama Golongan Utama

Nomor Golongan Nama Konfigurasi Elektron


Tertular Golongan
IA Alkali ns1

II A Alkali tanah ns2

III A Boron ns2 np1

IV A Karbon ns2 np2

VA Nitrogen ns2 np3

VI A Oksigen ns2 np4

VII A Halogen ns2 np5

VIII A Gas Mulia ns2 np6

(Wicaksana, 2016)
Contoh :
1. 13Al konfigurasi elektron : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
2. 20Ca konfigurasi elektronnya : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
2.6.2 Golongan Transisi atau Peralihan (B)
Golongan transisi, yaitu golongan IB sampai dengan VII B. Unsur
golongan transisi adalah unsur yang elektron terkahirnya orbital d. Unsur-
unsur ini disebut juga unsur-unsur blok d.
Contoh :
1. 24Cr konfigurasi elektronnya : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5
2. 30Zn konfigurasi elektronnya : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10

2.6.3 Golongan Transisi Dalam


Golongan trsnsisi dalam, yaitu unsur golongan IIIB. Unsur-unsur
golongan trsnsisi dalam,adalah unsur-unsur yang elektron terakhirnya
mengisi orbital f. Oleh karena itu, unsur ini disebut juga unsur-unsur blok
f. Unsur-unsur ini juga dibagi menjadi 2 kelompok tersendiri, yaitu :
Lantanida dan Aktanida.
1. Kelompok Lantanida
Unsur golongan IIIB, pada periode 6 yang mempunyai sifat mirip
unsur lantanida disebut unsur-unsur lantanida. Kelompok lantanida
adalah unsur-unsur yang elektron terkahirnya mengisi orbital-orbital
4f.
2. Kelompok Aktanida
Unsur golongan IIIB pada periode 7 yang mempunyai sifat
seperti aktanida, disebut unsur-unsur aktanida. Kelompok aktanida
adalah unsur-unsur yang elektronik terkahirnya menjadi orbital-
orbital 5f
3. Spektrum Unsur
Apabila suatu unsur dipanaskan dengan temperatur tinggi
maka atom unsur tersebut akan tereksitasi dan akan memancarkan
energi radiasi atau cahaya. Bila diamati dengan alat spektroskop,
ternyata spektrum cahaya itu terdiri atas garispanjang gelombang
tertentu. Masing-masing unsur mempunyai spektrum garis yang
khas, jumlah, warna dan susunan garisnya. (Wicaksana, 2016)

2.7 Zat Murni


Dalam metode penggolongan materi yang berdasarkan pada
komposisinya, sebuah sampel materi yang diberikan dapat dianggap sebagai
zat murni atau campuran. Istilah zat murni mengacu pada materi yang
memiliki komposisi yang benar-benar sama pada semua bagiannya serta
memiliki sifat unik tertentu (Goldberg,2004). Setiap zat murni mempunyai
sifat-sifat khusus yang membedakannya dari zat murni lainnya. Karenanya,
zat murni dapat dikenali berdasarkan penampilannya, baunya rasanya,
warnanya, dan berbagai sifat lainnya. Beberapa zat murni idapat dibentuk
dari beberapa zat lain tetapi sifat-sifat zat penusunnya itu tidak nampak.
Sebagai contoh, air murni dapat dibentuk dari gas oksigen dan gas hidroge,
tapi sifat mudah meledak dari gas hydrogen tak nampak pada air murni.
Dalam pengertian kimia modern, zat murni dibedakan menjadi unsur dan
senyawa. Unsur adalah zat yang paling sederhana yang tidak diuraikan lagi
menjadi zat lain yang lebih sederhan. Misalnya tembaga, besi, emas dan lain
sebagainya, yang masing-masing memiliki sifat khas. Sedangkan senyawa
adalh zat unsur-unsur penyusunnya melalui reaksi kimia (Chandra, 2012)
Unsur kimia adalah sebuah zat yang hanya mengandung 1 (satu) jenis
atom. Variasi yang luar biasa yang mengelilingi kita tersusun atas substansi-
substansi bisa juga disebut dengan unsur. Unsur adalah suatu bahan murni
yang terdiri dari proton, neutron, dan elektron sebagai pembentuk unsur.
Unsur tersebut harus berkombinasi dahulu baru dapat membentuk senyawa
unsur kimia. Adapun senyawa kimia adalah zat kimia murni yang terdiri dari
dua atau beberapa unsur yang dapat dipecah-pecah lagi menjadi unsur-unsur
pembentuknya dengan reaksi kimia yang membentuknya. Contohnya,
dihidrogen monoksida (air, H2O) adalah sebuah senyawa yang terdiri dari
dua atom hidrogen untuk setiap atom oksigen. (Rian, dkk. 2016)
Tabel periodik unsur adalah tampilan unsur-unsur kimia dalam bentuk
sebuah tabel. Unsur-unsur tersebut diatur berdasarkan struktur elektronnya
sehingga sifat kimia unsur-unsur tersebut berubah-ubah secara teratur
sepanjang tabel. Setiap unsur didaftarkan berdasarkan oleh bentuk nomor
atom dan lambang unsurnya (Rian, dkk., 2016).

2.8 Golongan Logam Alkali


Golongan logam alkali merupakan golongan dari logam yang aktif
(paling aktif). Logam tersebut menunjukkan energi ionisasi yang rendah,
potensi elektronnya besar dan negatif.. Logam alkali tanah memiliki jari-jari
atom yang besar dan energy ionisasi yang kecil. Berarti unsure-unsur logam
alkali tanah mudah melepaskan electron. Mudah melepaskan electron
artinya mudah mengalami oksidasi sehinggaunsure ini bersifat pereduksi
kuat akan tetapi karena electron valensinya terdiri dari dua electron, sifat
pereduksinya tidak sekuat golongan alkali yang memiliki satu electron
valensi. Hal ini dapat dilihat dari gejala reaksinya dengan air yang tidak
sehebat unsur golongan alkali (Sutresna, 2012).
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat

Gambar 3.1.1 Rak tabung Gambar 3.1.2 Spirtus

Gambar 3.1.3 Pipet tetes Gambar 3.1.4 Tabung reaksi

Gambar 3.1.5 penjepit Gambar 3.1.6 Pipet skala


3.2 Bahan - Bahan
1. MgCl2, CaCl2, SrCl2, BaCl2, dengan konsentrasi 0,5 M
2. Magnesium dan Kalsium
3. H2SO4 0,5 M
4. NaOH 0,5 M
5. Aquadest

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Reaktifitas Unsur


Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan lalu Disiapkan dua
buah tabung reaksi, kemudian diisi dengan 2 ml aquadest kemudi
an Magnesium dan kalsium dalam jumlah tertentu dimasukkan kedal
am tabung reaksi lalu Diamati reaksi yang terjadi, jika tidak terjadi re
aksi (ditandai dengan adanya gelembung – gelembung gas), tabung re
aksi kemudian dipanaskan hingga terjadinya reaksi kemudian Didingin
kan tabung reaksi, kemudian ditamahkan indicator fenoftalin, dan dia
mati perubahan yang terjadi
3.3.2 Kelarutan garam sulfat
Disiapkan 4 tabung reaksi lalu Tabung reaksi (I) diisi dengan larutan
MgCl2, tabnung rekasi (II) dengan larutan CaCl2, tabung reaksi (III)
dengan larutan SrCl3, dan pada tabung ke (IV) dengan larutan BaCl4,
masing – masing diisi larutan sebanyak 1mL kemudian Setiap tabung
reaksi ditambahkan dengan larutan H2SO4 0,5M sebanyak 1 mL lalu
Diamati setiap perubahan yang terbentuk, dan kemudian dibandingkan
dengan endapan yang terbentuk pada setiap tabung
3.3.3 Kelarutan dalam hidroksida

Disiapkan 4 tabung reaksi kemudian Tabung reaksi (I) diisi dengan


larutan MgCl2, tabung reaksi (II) diisi dengan larutan CaCl2, tabung
reaksi (III) diisi dengan larutan SrCl2, dan pada tabung (IV0 diisi
dengan larutan BaCl2. Kemudia pada setiap tabung diisi larutan
sebanyak 1 mL lalu Setiap tabung reaksi diisi dengan NaOH 0,5 M
sebanyak 1 mL Diamati endapan yang terbentuk, dan kemduian di
bandingkan dengan endapan yang terbentuk pada setiap tabung.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

4.1.1 Reaktifitas Unsur


Unsur Aquadest Pemanasan Penambahan PP Keterangan
Ca Tidak Terbentuk Violet, berbentuk, Terjadi
bereaksi gelembung warna putih reaksi

4.1.2 Pengendapan garam sulfat


Larutan Penambahasan Keterangan
H2SO4
SrCl2 Terjadi reaksi
BaCl2 Warna putih tidak ada Tidak terjadi
endapan reaksi

4.1.3 Pengendapan garam sulfat


Larutan Penambahan NaOH Keterangan
SrCl2 Tidak bereaksi Terjadi reaksi
BaCl2 Tidak bereaksi Terjadi reaksi

4.2 Reaksi

a. Mg + H2O MgO + 2H+

Ca + H2O CaO + 2H+

b. MgCl2 + H2SO4 MgSO4 + 2HCL

CaCI2 + H2SO4 CaSO4+2HCI

SrCl2 + H2SO4 SrSO4 + 2HCl


BaCl2 + H2SO4 BaSO4 +2HCl

i. MgCI2+ NaOH Mg(OH)2


+2NaCI

CaCl2 + NaOH Ca(OH)2+2NaCl

SrCl2 + NaOH Sr(OH)2+2NaCI

BaCI2+ NaOH Ba(OH)2+2NaCI


b. Pembahasan

A. Reaktifitas Unsur
Unsur Mg saat Penambahan aquades tidak
mengalami reaksi.
Unsur Ca pada saat penambahan aquades tidak mengalami
reaksi. Hal ini tidak sesuai dengan teori (vogel,bagian 1,1985).
Dikarenakan mungkin praktikan yang kurang teliti dan alat yang
digunakan terkonntaminasi zat lain.

B. Pengendapan Asam Sulfat

Secara teori dijelaskan bahwa apabila larutan yang bersifat


asam (H2SO4) direaksikan dengan golongan IIA maka semakin
ke bawah akan semakin mudah larut, pada percobaan yang telah
dilakukan telah sesuai dengan apa yang telah
dilakukan(vogel,bagian 1,1985).

C. Pengendapan garam Hidroksida

Secara teori dijelaskan bahwa apabila larutan yang bersifat


basa (NaOH) direaksikan dengan unsur golongan II A maka
semakin ke bawah akan semakin larut. Pada percobaan yang
telah dilakukan telah sesuai dengan teori yang telah di
kemukakan(vogel,bagian I,1985).
BAB IV
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpukan bahwa :

Golongan alkali I A dan golongan alkali (tanah) II A unsur logam alkali


(1A) terdiri dari litium, natrium, kalium, rubidium, sesium, dan
fransium. Unsur ini mempunyai energi ionisasi paling kecil karena
mempunyai konfigurasi elektron ns1. Oleh karena itu, unsur logam
alkali mudah melepaskan elektrondan merupakan reduktor yang paling
kuat. Unsur alkali merupakan logam lunak, berwarna putih mengkilap,
konduktor yang baik, dan mempunyai titik leleh yang rendah, serta
ditemukan dalam bentuk garamnya. Unsur logam alkali tanah (IIA) ini
terdiri dari Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra. Golongan ini memiliki sifat-
sifat yang mirip dengan golongan IA. Perbedaannya adalah bahwa
golongan IIA ini memiliki konfigurasi elektron ns2 dan merupakan
reduktor yang kuat. Meskipun lebih keras dari golongan IA, tetapi
golonganIIA ini tetap relatif lunak, perak mengkilat, dan memiliki titik
leleh dan kerapatan lebih tinggi.

5.1 Saran

Saran Untuk Asisten Untuk asisten kami, secara keseluruhan


sangat baik untuk menjadi asisten, ramah, dan cara penyampaian
materi pun mudah dipahami. Dan kami harap semoga kedepannya
dapat lebih sabar untuk membimbing dan mendampingi praktikan –
praktikan hingga praktikum selesai.
DAFTAR PUSTAKA

Criddle. (2011). Kartun Kimia . Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).

Sugiarto. (2013). Kimia untuk SMA/MA Kelas X . Surakarta: Erlangga

Ralph.H. (2018). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid1.
Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai