Anda di halaman 1dari 20

KOLOID

Nama: Ghea Aliandra Hidayah


Kelas: XI MIPA 3
KOLOID
01 Pengertian Sistem Koloid 03 Sifat Koloid

02 Jenis-jenis Koloid 04 Pembuatan Koloid


01
PENGERTIAN SISTEM
KOLOID
Pengertian:
Koloid merupakan jenis
campuran heterogen yang
terbentuk karena adanya
dispersi suatu zat ke dalam zat
lain yang dicampurkan.
FASE MEDIUM PENDISPERSI
TERDISPERSIPERSI
Fase terdispersi adalah zat zat yang menyebabkan
yang mengalami penyebaran terjadinya penyebaran secara
secara merata dalam suatu zat merata disebut medium
lain pendispersi
Untuk membedakan
antara larutan, koloid,
dan suspensi,
perhatikan tabel
berikut.
02
JENIS-JENIS KOLOID
1. Aerosol
Aerosol merupakan jenis koloid di mana fase terdispersinya berupa zat padat
atau cair dan medium pendispersinya berupa gas. Contoh koloid jenis aerosol
adalah minyak wangi (parfum), obat nyamuk semprot, dan cat semprot.

2. SOL
Sol merupakan jenis koloid di mana fase terdispersinya berupa zat padat,
sedangkan medium pendispersinya berupa zat cair atau zat padat. Contoh koloid
jenis sol cair adalah tinta, sol belerang, dan sol emas. Contoh sol padat adalah kaca
hitam, intan hitam, dan paduan logam.

3. Emunisi
Emulsi merupakan jenis koloid di mana fase terdispersinya zat cair dan medium
pendispersinya juga zat cair. Pada emulsi, kedua zat cair tidak saling melarutkan. Hal itu
karena adanya peran zat pengemulsi. Contoh emulsi adalah kasen di dalam susu, kuning
telur, santan, dan mayones.
4. Buih
Buih merupakan jenis koloid di mana fase terdispersinya berupa gas,
sementara medium pendispersinya berupa zat cair. Jika medium
pendispersinya berupa zat padat, maka disebut buih padat. Contoh
koloid jenis buih ini adalah sabun, detergen, karet busa (buih padat), dan
batu apung (buih padat).

5. Gel
Gel merupakan jenis koloid yang terbentuk dari campuran zat
padat dan zat cair. Gel terbentuk karena fase terdispersi
mampu mengadsorbsi medium pendipersinya. Contoh gel
adalah agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel
silika. Berdasarkan sifat elastisitasnya, gel dibagi menjadi dua,
yaitu gel elastis dan non-elastis.
03
SIFAT-SIFAT KOLOID
Efek Tyndall
Efek Tyndall ditemukan oleh seorang ilmuwan asal Inggris, yaitu John Tyndall. Efek Tyndall
merupakan gejala terhamburnya berkas sinar/cahaya oleh partikel koloid. Oleh karena itu, efek ini
bisa digunakan untuk membedakan antara koloid dan larutan.

Muatan Koloid
Koloid dibedakan menjadi dua berdasarkan muatannya, yaitu koloid
bermuatan positif dan koloid bermuatan negatif.

Gerak Brown
Pada tahun 1827, seorang botanis asal Skotlandia, Robert Brown, berhasil
mengamati gerakan partikel koloid. Pengamatan itu membuktikan bahwa
partikel koloid tidak pernah berada pada kondisi stasioner (diam), melainkan
akan bergerak dengan lintasan lurus dan arahnya tak menentu
Adsoprsi
Adsoprsi adalah peristiwa terserapnya ion atau senyawa lain oleh
permukaan koloid

Koloid liofil dan liofob


Koloid liofil merupakan koloid yang mampu mengadsorpsi cairan,
sehingga terbentuk selubung di sekitar koloid, contohnya agar-agar.
Koloid liofob merupakan koloid yang tidak mengadsorpsi cairan,
dengan syarat cairan tersebut harus netral (tidak bermuatan).

Koagulasi Koloid

Koagulasi merupakan peristiwa menggumpalnya koloid membentuk endapan. Terjadinya koagulasi


dipengaruhi oleh pemanasan, pendinginan, pengadukan, atau penambahan asam
Koloid pelindung

Koloid pelindung adalah koloid yang mampu melindungi koloid lain agar tidak mengalami
koagulasi.

Dialisis

Dialisis merupakan proses pemisahan koloid dari ion-ion


pengotornya.

Elektroforesis

Elektroforesis, yaitu metode untuk memisahkan partikel koloid bermuatan


menggunakan arus listrik. Hasil elektroforesis ini bisa digunakan untuk mengetahui
jenis muatan koloid.
04
PEMBUATAN KOLOID
Pembuatan Koloid dengan Cara
Kondensasi
Proses pembuatan koloid dengan metode
kondensasi adalah menggabungkan ion, atom,
molekul, atau partikel yang kecil menjadi ukuran
yang lebih besar.
Reaksi Redoks

1 Reaksi redoks merupakan reaksi yang disertai


perubahan bilangan oksidasi.

Reaksi Hidrolisis
Reaksi hidrolisis merupakan reaksi suatu zat yang
membutuhkan air pada prosesnya.
2
Dekomposisi Rangkap

3
Pembuatan koloid dengan teknik dekomposisi rangkap. Misalnya,
saat membuat sol AgCl dengan cara mencampurkan larutan
AgNO3 encer dan larutan HCl
L encer.

Penggantian Pelarut
pembuatan koloid dapat dilakukan dengan menggantikan pelarut.
Misalnya, saat membuat larutan jenuh asam asetat, lalu
dicampurkan dengan alkohol yang akan membentuk koloid berupa
4
gel.
Pembuatan Koloid dengan Cara
Dispersi
Pembuatan koloid secara dispersi adalah
memecahkan berbagai partikel kasar menjadi
berukuran koloid. Setelah itu, partikel tersebut
didispersikan dalam medium pendispersinya.
Teknik Mekanik
Teknik mekanik dalam pembuatan koloid ini akan menggerus
1 butir-butir kasar dengan penggiling koloid hingga tingkat
kehalusan tertentu.

Teknik Peptisasi
Teknik peptisasi merupakan salah satu teknik pembuatan koloid
2 yang berasal dari butir-butir kasar atau endapan yang pada
prosesnya dibantu oleh zat pemeptisasi.

3 Teknik Busur Bredig


Pembuatan koloid dengan teknik Busur Bredik ini biasa digunakan pada
pembuatan sol-sol logam. Logam tersebut digunakan sebagai elektroda
dan dicelumpak dalam medium dispersi.ptisasi.
THANKS
Kimia Mudah Kimia Menyenangkan

Anda mungkin juga menyukai