Anda di halaman 1dari 34

Media Pembelajaran Kimia

S1 Pendidikan Kimia
FMIPA Universitas Negeri Malang

KIMIA
KOLOID
Modul Pembelajaran
Untuk SMA dan MA kelas XI IPA

Nevita Aulya Zarkasi


180331616092
Offering B
Kompetensi Dasar
• Menganalisis dan menjelaskan sistem koloid beserta jenis-
jenisnya
• Mengidentifikasi dan mengelompokkan sifat-sifat Koloid
• Menjelaskan proses pembuatan pembuatan koloid
• Menjelaskan cara pemurnian koloid
• Menganalisis peran koloid dalam pengaplikasiannya di kehid
upan sehari-hari pada berbagai macam industri

Tujuan
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siwa mampu
menganalisis dan menjelaskan sistem kolid berserta jenis-
jenisnya; mengidentifikasi dan mengelompokkan sifat-sifat
koloid; menjelaskan proses pembuatan koloid, menjelaskan
pemurnian koloid dan dapat menganalisis peran koloid dalam
pengaplikasiannya di kehidupan sehari-hari pada berbagai
macam industri.

1
Pentingnya Kimia Koloid
Karena kebanyakan zat dapat berada dalam keadaan koloid,
semua cabang ilmu kimia berkepentingan dengan kimia
koloid dalam satu atau lain cara. Semua jaringan hidup
bersifat koloidal. Banyak reaksi kimia yang kompleks yang
perlu untuk kehidupan, harus ditafsirkan secara kimia koloid.
Bagian kerak bumi yang dikatakan sebagai tanah yang bisa
dicangkul terdiri dari bagian-bagian yang bersifat koloid,
oleh karena itu ilmu tanah harus mencakup penerapan
kimia koloid pada tanah. Dalam industri, ilmu koloid
penting dalam industri cat, keramika, plastik, tekstil, kertas
dan film foto, lem, tinta, semen, karet, kulit, bumbu selada,
mentega, keju dan makanan lain, pelumas, sabun, obat.
semprot pertanian dan insektisida, detergen, gel dan selai,
perekat, dan sejumlah besar produk lainnya. Proses seperti
memutihkan, menghilangkan bau, menyamak, mewarnai dan
pemurnian serta pengapungan bahan galian, melibatkan
adsorpsi pada permukaan materi koloid dan karena itu
berkepentingan dengan kimia koloid

2
Peta Konsep

3
SISTEM DISPERSI

Jika suatu zat dicampurkan dengan zat lain akan terjadi


penyebaran secara merata dari suatu zat kedalam zat
lainyang disebut dengan sistem dispersi. Tepung kanji
jika dimasukkan ke dalam air panas akan membentuk
sistem dispersi dimana air sebagai medium pendispersi
dan tepung kanji sebagai zat terdispersi atau fase
terdispersi.
Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem dispersi
dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu larutan, koloid
dan suspensi

Tabel perbedaan larutan, koloid dan suspensi

4
SISTEM KOLOID
Koloid berasal dari kata “kolia” yang dalam bahasa
Yunani berarti “lem”. Istilah koloid pertama kali
diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861)
berdasarkan pengamatannya terhadap gelatin
yang merupakan kristal, tetapi sukar mengalami
difusi.
Sistem dipersi koloid dapat terbentuk dari dispersi
zat padat, cair atau gas ke dalam medium
pendispersi dalam fase padat, cair atau gas.
Koloid banyak ditemukan dalam sehari-hari
misalnya santan, susu, es krim, debu dan asap.
Selain itu roti, kue dan agar-agar merupakan
bahan makanan yang termasuk sistem koloid.
Beberapa zat yang tidak dapat larut, dibuat
sebagai kolid misalnya bahan kosmetik.

5
JENIS-JENIS
KOLOID

Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam
gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat
disebut aerosol padat. Contoh aerosol padat : debu buangan
knalpot. Sedangkan zat yang terdispersi berupa zat cair disebut
aerosol cair. Contoh aerosol cair : hairspray dan obat semprot.
Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong
(propelan aerosol). Contoh propelan aerosol yang banyak
digunakan yaitu CFC dan CO2.

Sol
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair
disebut sol. Contoh sol : putih telur, air lumpur, tinta, cat dan
lain-lain. Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi
dalam zat padat disebut sol padat. Contoh sol padat : perunggu,
kuningan, permata (gem).
Emulsi
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain
disebut emulsi. Sedangkan sistem koloid dari zat cair yang
terdispersi dalam zat padat disebut emulsi padat dan sistem
koloid dari zat cair yang terdispersi dalam gas disebut emulsi
gas. Syarat terjadinya emulsi yaitu kedua zat cair tidak saling
melarutkan. Emulsi digolongkan ke dalam 2 bagian yaitu
emulsi minyak dalam air dan emulsi air dalam minyak. Contoh
emulsi minyak dalam air : santan, susu, lateks. Contoh emulsi
air dalam minyak : mayonnaise, minyak ikan, minyak bumi.
Contoh emulsi padat : jelly, mutiara, opal. Emulsi terbentuk
karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Misalnya
sabun dicampurkan kedalam campuran minyak dan air, maka
akan diproleh campuran stabil yang disebut emulsi.

6
JENIS-JENIS
KOLOID
Buih
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut
buih, sedangkan sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam
zat padat disebut buih padat. Buih digunakan dalam proses
pengolahan biji logam dan alat pemadam kebakarn. Contoh buih
cair : krim kocok , busa sabun. Contoh buih padat : lava, biskuit.
Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat
yang mengandung pembuih dan distabilkan oleh pembuih
seperti sabun dan protein. Ketika buih tidak dikehendaki, maka
buih dapat dipecah oleh zat-zat seperti eter, isoamil dan alkohol.
Gel
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat dan
bersifat setengah kaku disebut gel. Gel dapat terbentuk dari
suatu sol yang zat terdispersinya mengadsropsi medium dispersi
nya sehingga terjadi koloid yang agak padat. Contoh gel : agar-
agar, semir sepatu, mutiara, mentega.

Campuran gas dengan gas tidak membentuk sistem koloid


tetapi suatu larutan sebab semua gas bercampur baik secara
homogen dalam segala perbandingan. Sistem koloid dapat
dikelompokkan, seperti tabel berikut :

7
SIFAT-SIFAT
KOLOID
Efek Tyndall
Sifat pengahamburan cahaya oleh koloid di temukan
oleh John Tyndall, oleh karena itu sifat ini dinamakan
Tyndall. Efek dari Tyndall digunakan untuk
membedakan sistem koloid dari larutan sejati, contoh
dalam kehidupan sehari – hari dapat diamati dari
langit yang tampak berwarna biru atau terkandang
merah/oranye. Selain itu contoh lainnya adalah pada
koloid kanji dan larutan Na2Cr2O7, maka sinar
dihamburkan oleh sistem koloid tetapi tidak dihambur
kan oleh larutan sejati hal ini dapat dilihat terdapat
berkas sinar pada larutan. Larutan koloid kanji
memiliki partikel-partikel koloid relatif besar untuk da
pat menghamburkan sinar dan sebaliknya Na2Cr2O7
memiliki partikel-partikel yang relatif kecil sehingga
hamburan yang terjadi sedikit kecil dan sulit diamati.

Terhambatnya cahaya oleh partikel koloid disebut


dengan efek Tyndall. Gambar diatas memperlihatkan
terjadinya Efek Tyndall pada koloid dan suspensi

8
SIFAT-SIFAT
KOLOID
Gerak Brown
Dalam miksroskop ultra, partikel koloid akan tampak
sebagai titik cahaya. Jika pergerakan titik cahaya atau
partikel tersebut diikuti, partikel itu bergerak terus-
menerus dengan gerakan zigzag. Hal ini pertama kali
diamati oleh Robert Brown (1773-1858), seorang ahli
botani inggris pada tahun 1827. Ia sedang mengamati
butiran sari tumbuhan pada permukaan air dan
mikroskop. Partikel koloid dalam medium pendispersi
nya disebut gerak brown.
Partikel – partikel suatu zat senantiasa bergerak.
Gerakan tersebut bersifat acak seperti pada zat cair
dan gas. Sistem koloid dengan medium pendipersi zat
cair atau gas, partikel-partikel menghasilkan
tumbukan. Tumbukan tersebut berlangsung dari
segala arah. Partikel koloid cukup kecil, tumbukan
cenderung tidak seimbang. Dan menyebabkan
perubahan arah partikel sehingga terjadi gerak zigzag
atau gerak brown. Semakin kecil ukuran partikel
koloid, semakin cepat gerak brown. Semakin besar
ukuran partikel, semakin lambat gerak brown. Gerak
Brown dipengerahui oleh suhu. Semakin tinggi suhu
sistem, koloid, semakin besar energi kinektik yang
dimiliki partikel medium. Akibatnya, gerak Brown dari
partikel fase terdispersinya semakin cepat. Semakin
rendah suhu system koloid maka gerak Brown
semakin lambat.

Jadi, gerakan partikel koloid dengan


lintasan lurus dan arah yang acak disebut
gerak Brown. Gerak brown
mengakibatkan partikel-partikel koloid
relatif stabil meskpiun ukurannya relatif
besar, karena dengan adanya partikel
yang terus bergerak secara terus meneru
s, pengaruh dari gaya gravitasi menjadi 9
kurang berarti
SIFAT-SIFAT
KOLOID
Adsorbsi Koloid
Adsorbsi Koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan
koloid. Adsorbsi terjadi karena adanya kemampuan partikel koloid
untuk menarik (ditempeli) oleh partikel-partikel kecil. Kemampuan
menarik ini disebabkan adanya tegangan permukaan koloid yang
cukup tinggi sehingga jika ada partikel yang menempel akan
cenderung dipertahankan pada permukaanya. Sifat adsorbsi
digunakan dalam proses:
1. Pemutihan gula tebu.
2. Norit.
3. Penjernihan air.
Contoh: koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan
menyerap kuman penyebab diare.
Koloid Fe(OH)3 akan mengadsorbsi ion H+ sehingga menjadi
bermuatan (+). Adanya muatan senama maka koloid Fe(OH)3, akan
tolak-menolak sesamanya
sehingga partikel-partikel koloid tidak akan saling menggerombol.
Koloid As2S3 akan mengadsorbsi ion OH- dalam larutan sehingga
akan bermuatan (-) dan tolak-menolak dengan sesamanya, maka
koloid As2S3 tidak akan menggerombol.
Contoh gambar adsorbsi:

Jadi, jika partikel-partikel koloid mengadsorbsi ion yang


bermuatan positif pada permukaanya, koloid tersebut
menjadi bermuatan positif dan sebaliknya. Selain ion,
partikel-partikel koloid dapat menyerap muatan dan listrik
statis, misalnya debu dapat menyerap muatan negatif atau
positif dari adanya elektron yang bergerak di udara atau 10
dari arus listrik
SIFAT-SIFAT
KOLOID
Muatan Koloid dan Elektroforesis
Muatan koloid ditentukan oleh muatan ion yang ters
erap permukaan koloid. Elektroforesis adalah gerakan
partikel koloid karena pengaruh medan listrik. Karena
partikel koloid mempunyai muatan maka dapat
bergerak dalam medan listrik. Jika ke dalam koloid
dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka
koloid bermuatan positif akan bergerak menuju
elektroda negatif dan sesampai di elektroda negatif
akan terjadi penetralan muatan dan koloid akan
menggumpal (koagulasi). Contoh: cerobong pabrik
yang dipasangi lempeng logam yang bermuatan
listrik dengan tujuan untuk menggumpalkan debunya.

11
SIFAT-SIFAT
KOLOID
Koagulasi Koloid
Koagulasi koloid adalah penggumpalan karena elektrolit yang
muatannya berlawanan. Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan
oleh tawas sehingga air menjadi jernih.
Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi:
• Perubahan suhu.
• Pengadukan.
• Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).
• Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.
Koloid akan mengalami koagulasi dengan cara:
1. Mekanik
Cara ini dilakukan dengan pemanasan, pendinginan atau
pengadukan cepat.
2. Kimia
Dengan penambahan elektrolit (asam, basa, atau garam).
Contoh :
susu + sirup masam —> menggumpal
lumpur + tawas —> menggumpal
Dengan mencampurkan 2 macam koloid dengan muatan yang
berlawanan. Contoh : Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan menggu
mpal jika dicampur As2S3 yang bermuatan negatif.

12
SIFAT-SIFAT
KOLOID
Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah suatu sistem koloid yang ditambahkan
pada sistem koloid lainnya agar diperoleh koloid yang stabil.
Contoh koloid pelindung : gelatin yang merupakan koloid padatan
dalam medium air. Gelatin biasa digunakan pada pembuatan
es krim untuk mencegah pembentukkan kristal es yang kasar
sehingga diperoleh es krim yang lebih lembut.

Koloid Liofil dan Liofob


Koloid ini terjadi pada sol. Sol liofil adalah koloid yang fase terdispersi
nya suka (dapat mengikat) pada cairan (fase pendispersinya). Sol
liofob adalah koloid yang fase terdispersinya tidak suka paca cairan
(fase pendispersinya) pada koloid liofil pengikatan medium
pendispersi disebabkan oleh gaya tarik menarik (berupa gaya
elektrostatik) pada setiap ujung gugus molekul terdispersi. Sol liofob/
hidrofob mudah terkoagulasi dengan sedikit penambahan elektrolit,
tetapi menjadi lebih stabil jika ditambahkan koloid pelindung yaiut
koloid liofil. Berikut ini penjelasan yang lebih lengkap mengenai
koloid liofil dan liofob:
a. Koloid liofil (suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya
tarikmenarik yang cukup besar antara fase terdispersi dan medium
pendispersi. Contoh, disperse kanji, sabun, deterjen
b. Koloid liofob (tidak suka cairan) adalah koloid di mana terdapat
gaya tarikmenarik yang lemah atau bahkan tidak ada sama sekali
antar fase terdispersi dan medium pendispersinya. Contoh: dispersi
emas, belerang dalam air.

13
SIFAT-SIFAT
KOLOID
Tabel Perbedaan Koloid Liofol dan Liofob

14
PEMBUATAN
KOLOID

Ukuran partikel koloid berada di antara partikel larutan


dan suspensi, karena itu cara pembuatannya dapat
dilakukan dengan memperbesar partikel larutan atau
memperkecil partikel suspensi. Maka dari itu, ada dua
metode dasar dalam pembuatan sistem koloid sol, yaitu
:

Cara Dispersi Cara Kondensasi

15
METODE
DISPERSI
Merupakan metode dipecahnya partikel-partikel besar
sehingga menjadi partikel-partikel berukuran koloid. Metode
ini melibatkan pemecahan partikelpartikel kasar menjadi
berukuran koloid yang kemudian akan didispersikan dalam
medium pendispersinya. Ada 4 cara dalam metode ini, yaitu:
a. Cara Mekanik
Cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat
padat dengan proses penggilingan untuk dapat membentuk
partikel-partikel berukuran koloid. Alat yang digunakan
untuk cara ini biasa disebut penggilingan koloid, yang biasa
digunakan dalam :
• Industri makanan untuk membuat jus buah, selai, krim, es
krim,dsb
• Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi,
semir sepatu, deterjen, dsb
• Industri kimia untuk membuat pelumas padat, cat dan zat
pewarna
• Industri-industri lainnya seperti industri plastik, farmasi,
tekstil, dan kertas
b. Homogenisasi
Pembuatan susu kental manis yang bebas kasein dilakukan
dengan mencampurkanserbuk susu skim ke dalam air di
dalam mesin homogenisasi sehingga partikel-partikel susu
berubah menjadi seukuran partikel koloid. Emulsi obat pada
pabrik obat dilakukan dengan proses homogenisasi
menggunakan mesin homogenisasi

16
METODE
DISPERSI
c. Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid / sistem koloid
dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan / proses
pendispersi endapan dengan bantuan suatu zat
pemeptisasi (pemecah). Zat pemecah tersebut dapat
berupa elektrolit khususnya yang mengandung ion sejenis
ataupun pelarut tertentu. Contoh:
• Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin
• Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH)3
oleh AlCl3 o Sol Fe(OH)3 diperoleh dengan mengaduk
endapan Fe(OH)3 yang baru terbentuk dengan sedikit
FeCl3. Sol Fe(OH)3 kemudian dikelilingi Fe+3 sehingga
bermuatan positif
• eberapa zat mudah terdispersi dalam pelarut tertentu
dan membnetuk sistem kolid. Contohnya; gelatin
dalam air.
d. Busur Bredig
Busur Bredig adalah suatu alat yang khusus digunakan unt
uk membentuk koloid logam. Proses ini dilakukan dengan
cara meletakkan logam yang akan dikoloidakan pada ked
ua ujung elektrode, kemudian diberi arus listrik yang cuku
p kuat sehingga terjadi loncatan bunga api listrik. Suhu tin
ggi akibat loncatan bunga api listrik mengakibatkan loga
m akan menguap dan selanjutnya terdispersi ke dalam air
membentuk suatu koloid logam.

17
METODE
KONDENSASI
Merupakan metode bergabungnya partikel-partikel kecil
larutan sejati yang membentuk partikel-partkel berukuran
koloid. Metode di mana partikel-partikel kecil larutan
sejati bergabung membentuk partikel-partikel berukuran
koloid. Pembuatan koloid sol dengan metode ini pada
umumnya dilakukan dengan cara kimia.
a. Pertukaran ion; Reaksi pertukaran ion umumnya
dilakukan untuk membuat koloida dari zat-zat yang
sukar larut (endapan) yang dihasilkan pada reaksi
kimia. Contoh : Pembuatan sol dari As2O3 dengan
mengalirkan gas H2S ke dalam larutan. Reaksinya :
3H2S (g) + As2O3(aq) As2S3(s) + 3H2O(l)
b. Reaksi Hidrolisis; Hidrolisis adalah reaksi suatu zat
dengan air. Misalnya : Sol Fe(OH)3 dapat dibuat
dengan hidrolisis larutan FeCl3 dengan memanaskan
larutan FeCl3 atau reaksi hidrolisis garam Fe dalam air
mendidih; Sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi
hidrolisis garam Al dalam air mendidih. Reaksi
Pembuatan sol Fe(OH)3 dengan cara memanaskan
larutan FeCl3 .
FeCl3(aq) + 3H2O(l) Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)
c. Reaksi Reduksi –Oksidasi (redoks) Misalnya: Sol
emas atau sol Au dapat dibuat dengan mereduksi
larutan garamnya dengan melarutkan AuCl3 dalam
pereduksi organik formaldehida H., pembuatan soal
belereang dengan cara mengalirkan gas H2S kedalam
larutan SO2. Persamaan reaksinya :
2H2S(g) + SO2(aq) 2H2O(l) + 3S(s)

18
METODE
KONDENSASI

d. Penggantian Pelarut
Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi
sehingga fasa terdispersi yang semulal arut setelah diganti
pelarutanya menjadi berukuran koloid. Misalnya;
• Untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam
air tetapi mudah larut dalam alkohol seperti etanol
dengan medium pendispersi air, belarang harus terlebih
dahulu dilarutkan dalam etanol sampai jenuh. Baru
kemudian larutan belerang dalam etanol tersebut
ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil di
aduk. Sehingga belerang akan menggumpal menjadi
pertikel koloid dikarenakan penurunan kelarutan
belerang dalam air.
• Sebaliknya, kalsium asetat yang sukar larut dalam
etanol, mula-mula dilarutkan terlebih dahulu dalam air,
kemudianbaru dalam larutan tersebut ditambahkan
etanol maka terjadi kondensasi dan terbentuklah koloid
kalsium asetat

Selain dengan cara-cara diatas, koloid ada yang terbentuk


secara alamiah, misalnya lumpur, getah karet, dan getah
pohon nangka.

19
PEMURNIAN
KOLOID
Seringkali terdapat zat-zat terlarut yang tidak diinginkan
dalam suatu pembuatan suatu sistem koloid. Partikel-
partikel tersebut haruslah dihilangkan atau dimurnikan gun
a menjaga kestabilan koloid. Ada beberapa metode pemur
nian yang dapat digunakan, yaitu :
1. Dialisis
Dialisis adalah proses pemurnian partikel koloid
dari muatan-muatan yang menempel pada permukaannya.
Pada proses dialisis ini digunakan selaput semipermeabel.
Pergerakan ion-ion dan molekul – molekul kecil melalui
selaput semipermiabel disebut dialysis. Suatu koloid
biasanya bercampur dengan ion-ion pengganggu, karena
pertikel koloid memiliki sifat mengadsorbsi. Pemisahan ion
penggangu dapat dilakukan dengan memasukkan koloid
ke dalam kertas/membran semipermiabel (selofan), baru
kemudian akan dialiri air yang mengalir. Karena diameter
ion pengganggu jauh lebih kecil daripada kolid, ion
pengganggu akan merembes melewati pori-pori kertas
selofan, sedangkan partikel koloid akan tertinggal. Proses
dialisis untuk pemisahan partikel-partikel koloid dan zat
terlarut dijadikan dasar bagi pengembangan dialisator.
Salah satu aplikasi dialisator adalah sebagai mesin pencuci
darah untuk penderita gagal ginjal. Jaringan ginjal bersifat
semipermiabel, selaput ginjal hanya dapat dilewati oleh air
dan molekul sederhana seperti urea, tetapi menahan
partikel-partikel koloid seperti sel-sel darah merah.

20
PEMURNIAN
KOLOID
2. Elektrodialisis
Pada dasarnya proses ini adalah proses
dialysis di bawah pengaruh medan listrik. Cara
kerjanya; listrik tegangan tinggi dialirkan melalui
dua layer logam yang menyokong selaput
semipermiabel. Sehingga pertikel-partikel zat
terlarut dalam sistem koloid berupa ion-ion akan
bergerak menuju elektrode dengan muatan
berlawanan. Adanya pengaruh medan listrik akan
mempercepat proses pemurnian sistem koloid.
Elektrodialisis hanya dapat digunakan untuk
memisahkan partikel-partikel zat terlarut elektrolit
karena elektrodialisis melibatkan arus listrik.

21
PEMURNIAN
KOLOID
3. Penyaring Ultra
Partikel-partikel koloid tidak dapat disaring
biasa seperti kertas saring, karena pori-pori kertas
terlalu besar dibandingkan ukuran partikel-partikel
tersebut. Tetapi, bila kertas saring tersebut diresapi
dengan selulosa seperti selofan, maka ukuran pori-
pori kertas akan sering berkurang. Kertas saring
modifikasi tersebut disebut penyaring ultra. Proses
pemurnian dengan menggunakan penyaring ultra ini
termasuklambat, jadi tekanan harus dinaikkan untuk
mempercepat proses ini. Terakhir, partikelpertikel
koloid akan teringgal di kertas saring. Partikel-partikel
kolid akan dapat dipisahkan berdasarkan ukurannya,
dengan menggunakan penyaring ultra bertahap.

22
APLIKASI
KOLOID
Sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu sangat
bermanfaat untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat
saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil
untuk produksi skala besar. Oleh karena sifat tersebut,
sistem koloid menjadi banyak kita jumpai dalam industri
(aplikasi koloid untuk produksi cukup luas). Tetapi selain
industri, sistem koloid juga banyak dapat kita jumpai
dalam kehidupan kita sehari-hari, contohnya saja di alam,
kedokteran, pertanian, dsb;

1. Penggumpalan darah
Darah mengandung sejumlah koloid protein yang
bermuatan negative. Jika terdapat luka kecil, maka luka
tersebut dapat doibati dengan pensil stiptik atau tawas yang
mengandung ion-ion Al3+dan Fe3+, dimana ion-ion tersebut
akan membantu menetralkan muatan-muatan partikel koloid
protein danmembnatu penggumpalan darah.
2. Pembentukan delta di muara sungai
Air sungai mengandung partikel-partikel koloid
pasir dan tanah liat yang bermuatan negatif. Sedangkan air
laut mengandung ion-ion Na+ , Mg2+, dan Ca2+ yang
bermuatan positif. Ketika air sungai bertemu di laut, maka ion
-ion positif dari air laut akanmenetralkan muatan pasir dan
tanah liat. Sehingga, terjadi koagulasi yang akan membentuk
suatu delta.

23
APLIKASI
KOLOID
3. Pengambilan endapan pengotor
Gas atau udara yang dialirkan ke dalam suatu
proses industri seringkali mangandung zat-zat pengotor
berupa partikel-partikel koloid. Untuk memisahkan
pengotor ini, digunakan alat pengendap elektrostatik
yang pelat logamnya yang bermuatan akan digunakan
untuk menarik partikelpartikel koloid.
4. Pemutihan gula
Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian
larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatom
karbon, partikel-partikel koloid kemudian akan
mengadsorbsi zat warna tersebut. Sehingga gula tebu
yang masih berwarna dapat diputihkan
5. Penjernihan Air
Air keran (PDAM) yang ada saat ini
mengandung partikel-partikel koloid tanah liat,lumpur,
dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif.
Oleh karena itu, untuk menjadikannya layak untuk
diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar partikel
koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan
dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang
terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis
membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan
positif melalui reaksi: Al3+ + 3H2O —› Al(OH)3 + 3H+
Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan
negatif dari partikel koloid tanah liat/lumpur dan terjadi
koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian
mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena
pengaruh gravitasi.
24
Worksheet
Mengamati sistem koloid
Percobaan ini bertujuan untuk mengamati dan membedakan
koloid dari tampilan fisik (kenampakannya) serta beberapa sifat
nya secara umum

1. Alat dan Bahan

Alat Jumlah Bahan


Gelas Kimia 100 cm3 4 buah Gula pasir
Lampu senter 1 buah Susu bubuk atau santan
Corong 1 buah Pasir
Erlenmeyer 1 buah
Kertas saring secukupnya

2. Cara Kerja
• Siapkan 3 gelas kimia dan isilah dengan air kira-kira
setengahnya
• Larutkan satu spatula gula pasir kedalam gelas kimia 1,
susu bubuk dalam gelas kimia 2, dan pasir dalam gelas
kimia 3
• Sorotlah setiap larutan dengan senter. Amati jalannya
sinar pada larutan. Catat hasil pengamatn anda
• Saringlah ketiga larutan dengan kertas saring dan
tampung hasil saringannya di dalam erlenmeyer. Amati
apakah ada residu yang tertinggal pada kertas saring
dan filtrat hasil saringandalam erlenmeyer

25
Worksheet

Sistem Sebelum Sesudah Penyaringan Kestabilan


Dispersi disaring disaring (ada tidakn (mudah me
(kekeruhan, (kekeruhan ya residu, ngendap
kestabilan, dan kondisi atau tidak)
jalannya jalannya filtrat)
sinar) sinar)
Larutan (air
+ gula pasir)

Koloid (air +
susu bubuk)

Suspensi (air
+ pasir)

Buatlah kesimpulan terhadap ketiga sistem dispersi yang Anda


amati dari segi kestabilan, kekeruhan, hamburan terhadap
cahaya, dan penyaringan yang dilakukan terhadap sistem
dispersi. Diskusikan dengan kelompok Anda.

26
Worksheet

Jika kalian pernah melihat konser-konser kalian pasti sering


melihat lampu sorot seperti gambar disamping. Lampu sorot
atau dikenal dengan spot light fungsinya untuk memberikan
efek aerial beam jika ditembakkan ke langit-langit. Dalam
kondisi ketika banyak partikel-partikel debu atau asap
berterbangan di udara, cahaya dari sorot lampu semakin cerah
. Mengapa demikian? Jelaskan dan berikan contoh lain dari
efek Tyndall

Jawab:

Contoh diatas merupakan salah satu contoh fenomena terkait


dengan sistem koloid yaitu asap yang ditimbulkan pada saat k
ebakaran hutan. Sebutkan dan jelaskan fenomena yang terjadi
di sekitar kalian mengenai sistem koloid !

Jawab:

27
Worksheet

28
Worksheet

29
Worksheet

30
Worksheet

Selamat mengerjakan 

31
Daftar Pustaka

Sudarmo, Unggul. 2016. KIMIA 2 untuk SMA/MA Kelas XI.


Surakarta : Penerbit Erlangga
Purba, Michael. 2018. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI K13/
N Edisi Revisi Kelompok Peminatan Matematika
dan Ilmu –ilmu Alam. Jakrta : Penerbit Erlangga
Jeroanayam. 2017. Buku Wangsit SBMPTN 2018 Soal dan
Pembahasan per BAB. Serang : Education
Enthusiast
Keenam, C. W.. 1979. Kimia untuk Universitas. Jakarta :
Erlangga.
Pratana, C. F. dkk. 2003. Kimia Dasar II. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta (JICA).
Oxtoby, C. W.. 1979. Kimia Modern. Jakarta: Erlangga.
Sastrawijaya, T.. 1993. Kimia Dasar II. Jakarta: Depdikbud.

32
Media Pembelajaran Kimia
S1 Pendidikan Kimia
FMIPA Universitas Negeri Malang

KIMIA
KOLOID Modul Pembelajaran
Untuk SMA dan MA kelas XI IPA

Nevita Aulya Zarkasi


180331616092
Offering B

Anda mungkin juga menyukai