Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

STOIKIOMETRI

Disusun oleh :
Aldyanus Renaldi Ding (211148201148)
Flora Afrilia Bulan (211148201149)
Karolina Yordan (211148201150)
Natalia Hulau Anyang (211148201151)
Rossa Linda Dwi Wulandari (211148201152)

Dosen pembimbing:
Nurillah febria leswana,S.si.,M.Sc

LABORATORIUM KIMIA FARMASI


PROGRAM STUDI S1 FARMASI STIKES DIRGAHAYU SAMARINDA
TAHUN AKADEMIK 2021
LEMBARAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
Judul laporan :Stoikiometri
Disusun oleh :
1. Aldyanus Renaldi Ding (211148201148)

2. Flora Afrilia Bulan (211148201149)

3. Karolina Yordan (211148201150)

4. Natalia Hulau Anyang (211148201151)

5. Rossa Linda Dwi Wulandari (211148201151)


Program studi :S1 farmasi

Samarinda,28 oktober 2021

Menyetujui
Mahasiswa

Aldyanus renaldi ding


Flora afrilia bulan
Karolina yordan
Natalia hulau anyang
Rossa linda dwi wulandari

Dosen pengampu

Nurillahi febria leswana.M.Sc


DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………………
LEMBARAN PENGESAHAN…………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………

ISI LAPORAN
A. Tujuan ……………………………………………………………………………..
B. Tinjau pustaka……………………………………………………………………
C. Alat & bahan ……………………………………………………………………..
D. Prosedur kerja……………………………………………………………………
E. Hasil pengamatan…………………………………………………………………
F. Pembahasan ………………………………………………………………………
G. Kesimpulan ………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
IV
ISI LAPORAN
A. Tujuan
1) Dapat menentukan rumus empiris senyawa
2) Untuk mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi stoikiometri
3) Untuk mengetahui konsep dari reaksi stoikiometri
B. Tinjauan pustaka
Stoikiometri adalah ilmu kimia yang mempelajari dan menghitung hubungan
kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia didasarkan pada hukum hukum
dasar dan persamaan reaksi. Sederhananya stoikiometri merupakan pokok bahasan
dalam ilmu kimia. Reaktan itu sendiri adalah zat yang diperoleh sebagai hasil reaksi
kimia (Chang, 2005).
Stoikiometri reaksi adalah penentuan perbandingan massa unsur-unsur dalam
senyawa dalam pembentukan senyawanya. Pada perhitungan kimia secara
stoikiometri, biasanya diperlukan hukum-hukum dasar ilmu kimia.(Brady,1986)
Stoikiometri dapat menemukan bagaimana unsur unsur dan komponen diencerkan
dalam larutan yang konsentrasinya diketahui, bereaksi dalam kondisi eksperimen
(Syukri,1999).
Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom yang bermuatan
positif dan neutron Yang tidak bermuatan dikelilingi oleh elektron yang bermuatan
negatif. Ione adalah sebuah atom atau sekelompok atom yang mempunyai muatan.
Terbagi menjadi kation dan Anion. Kation adalah ion yang mempunyai muatan positif
dikit Anion adalah ion yang mempunyai muatan negatif. Sedangkan molekul adalah
suatu kumpulan atau mie terdiri dari sedikitnya dua atom dalam susunan tertentu yang
terikat bersama oleh ikatan kimia. Molekul terbagi menjadi molekul diatomik dan
molekul Poliatomik. Poliatomik adalah suatu molekul yang memiliki atom-atom yang
berbeda jenis misalnya seperti molekul H2SO4  dan lain sebagainya (Syukri,1999).
Hukum kimia adalah hukum alam yang relevan dengan bidang kimia. Konsep paling
fundamental dalam kimia adalah hukum konservasi massa, yang menyatakan bahwa
tidak terjadi perubahan kuantitas materi sewaktu reaksi kimia biasa. (Hiskia,1991)
Menurut (Syabatini, 2008) Hukum-hukum dasar ilmu kimia adalah sebagai berikut:
a) Hukum boyle
Boyle menemukan bahwa udara dapat dimanfaatkan dan dapat berkembang bila
dipanaskan. Akhirya ia menemukan hukum yang kemudian terkenal sebagai hukum
Boyle:” bila suhu tetap, volume gas dalam ruangan tertutup berbanding terbalik
dengan tekananya” 
P1.V1 = P2.V2
b) Hukum Boyle - Gay lussac
"Bagi suatu kuantitas dari suatu gas ideal (yakni kuantitas menurut beratnya) hasil
kali dari volume dan tekanannya dibagi dengan temperatur mutlaknya adalah
konstan".
Untuk n1 = n2, maka P1.V1 / T1 = P2.V2 / T2
c) Hukum avogadro
“Gas-gas yang memiliki volum yang sama, pada temperatur dan tekanan
yang sama, memiliki jumlah partikel yang sama pula.”
Artinya, jumlah molekul atau atom dalam suatu volum gas tidak
tergantung kepada ukuran atau massa dari molekul gas.
d) Hukum gas ideal
PV= nRT
persamaan ini dikenal dengan julukan hukum gas ideal alias persamaan keadaan gas
ideal.
Keterangan :
P = tekanan gas (N/m2)
V = volume gas (m3)
n = jumlah mol (mol)
R = konstanta gas universal (R = 8,315 J/mol.K)
T = suhu mutlak gas (K)
e) Hukum Perbandingan Ganda
Pada tahun 1084 John Dalton Adalah orang yang pertama kali meneliti tentang
adanya kasus perbandingan tertentu pada suatu unsur unsur yang dapat dikenal
dengan sebutan perbandingan tetap. Hukum dalton sendiri berbunyi “Bila dua
macam unsur yang sama banyaknya, maka unsur nya berikut dalam senyawa
tersebut akan berbanding sesuai bilangan positif dan secara sederhana.”
f) Hukum Perbandingan Volume
Ini menyatakan bahwa volume gas nyata apapun sangat kecil dibandingkan
dengan volume yang ditempati nya. Bila anggapan tersebut benar adanya, maka
volume gas sebanding dengan jumlah molekul gas yang berada dalam ruangan
tersebut.
g) Hukum perbandingan tetap (H.proust)
Dalam kimia, hukum perbandingan tetap atau hukum Proust (diambil dari nama
kimiawan Perancis Joseph Proust) adalah hukum yang menyatakan bahwa suatu
senyawa kimia terdiri dari unsur-unsur dengan perbandingan massa yang selalu tepat
sama. Dengan kata lain, setiap sampel suatu senyawa memiliki komposisi unsur-unsur
yang tetap.

“Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu persenyawaan kimia selalu tetap.”


C. Alat & bahan
Praktikum 1
1) Cawan krus 2 (1 cawan lengkap beserta penutup)
2) Tang penjepit cawan krus
3) Alat pembakar set bunsen
4) Timbangan analitik
5) amplas
6) Desikator
7) Pita Mg
Praktikum 2
1) Campuran garam CaCl2.2H2O + K2C2O4
2) Timbangan
3) Kaca arloji
4) Kertas saring
5) Gelas beaker
6) Aqudes
7) Corong
8) 2 buah tabung sentripus 10 mL
9) Erlenmeyer
10) Alat sentrifugasi
Praktikum 3
1) NaOH 0,1 M
2) Indikator
3) HCl yang belum diketahui konsentrasinya
4) Erlenmeyer
5) Pipet ukur
6) Penghisap cairan
7) buret
PRAKTIKUM 1

D. Prosedur kerja
 Rumus empiris
a) Siapkan 2 cawan krus yang sudah di cuci bersih (1 cawan dilengkapi dengan
penutup)
b) Panaskan cawan menggunakan set bunsen
c) Timbang berat awal cawan beserta penutup cawan
d) Amplas/bersihkan pita Mg menggunakan amplas
e) Lipat pita Mg, lalu timbang
f) Setelah ditimbang nyalakan set bunsen untuk melakukan pembakaran
g) Letakkan cawan krus yang diisi dengan lipatan pita Mg ke kaki tiga
h) Setelah pembakaran sempurna letakkan kedalam desikator hingga sesuai suhu
ruangan
i) Timbang kembali cawan,pita Mg, beserta dengan penutup cawan,lalu catat
hasilnya
 Reaksi penguraian senyawa murni
a) Panaskan cawan krus tanpa penutup
b) Timbang cawan yang sudah dipanaskan
c) Timbang CaCO3 1g kedalam cawan lalu ditimbang
d) Nyalakan set bunsen untuk melakukan pembakaran CaCO3
e) Setelah pembakaran sempurna letakkan kedalam desikator
f) Setelah sesuai dengan suhu ruang timbang kembali
PRAKTIKUM 2
Prosedur kerja:
 Penentuan reaksi penghambatan dan pengendapan garam
a) Siapkan campuran garam (CaCl2.2H2O + K2C2O4)
b) Timbang berat awal kaca arloji
c) Tambahkan campuran garam pada kaca arloji untuk ditimbang
d) Timbang berat awal kertas saring
e) Tambahkan campuran garam pada gelas beaker
f) Lalu tambahkan aquades kedalam gelas beaker hingga 150 ml
g) Aduk menggunakan batang pengaduk ,tunggu hingga mengendap
h) Lipat kertas saring ,kemudian letakkan didalam corong
i) Siapkan 2 tabung sentrifus 10 mL
j) Setelah mengendap pindahkan cairan bening kedalam tabung sentrifus
k) Sentrifugasi,larutan menjadi lebih bening dari sebelumnya
l) Menetukan uji kelebihan C2O4^-2 dan kelebihan Ca^+2
m) Tambahkan larutan K2C2O4 dan CaCl2 kedalam tabung yang sudah di
sentrifugas
n) Letakkan kertas saring diatas kaca arloji lalu masukkan kedalam oven,tunggu
hingga kering
o) Setelah kering timbang kertas kering dan catat hasil

a)
PRAKTIKUM 3
Prosedur kerja:
 Analisis volumetri
a) Isi buret dengan NaOH
b) Diambil 25 mL HCl yang belum diketahui konsentrasinya menggunakan pipet
ukur kedalam erlenmeyer
c) Tambahkan 2 tetes indikator PP,Digoyangkan/diaduk
d) Proses filtrasi,goyang erlenmeyer lakukan hingga berubah warna
e) Setelah berubah warna,lihat berapa jumlah larutan NaOH yang di gunakan
E. Hasil pengamatan dan bahasan pertanyaan
 Rumus empiris
Data yang didapatkan:
1. Massa cawan + tutup = 38,394 gr
2. Massa cawan + tutup + pita Mg = 38,447 gr
3. Massa setelah reaksi = 38,5 gr
4. Gram Mg = 38,447gr - 38,395gr = 0,053 gr
5. Gram MgO =38,5gr - 38,394gr = 0,106 gr
6. Gram O = gr MgO - gr Mg = 0,053gr

Soal :menentukan perbandingan Mol Mg dan oksigen,serta menentukan rumus


empirisnya

 Penentuan reaksi pembatas dan pengendapan garam


Data yang didapatkan:
1. Gelas arloji = 17,842 gr
2. Campuran garam = 1,007 gr
3. Kertas saring (awal) = 0,407 gr
4. Kertas saring (akhir) = 0,600 gr
5. Volume aquades = 150 mL
6. Larutan K2C2O4 = 0,5 M
7. Lerutan CaCl2 = 0,5 M
Soal :menentukan berapa massa kalsium oksalat alhidrat yang terbentuk dari 1 gr
garam?

Yang terbentuk endapan adalah senyawa CaC2O4sehingga pada akhir percobaan


massa senyawa yang tersisia disumbang oleh CaC2O4,Sehingga massa CaC2O4
adalah massa akhir garam = 0,193gr

 Analisis volumetri
Data pengamatan :
Jumlah larutan NaOH yang diperoleh yaitu 27,5 mL

Soal :menghitung konsentrasi Molar HCl


C = M/V
=36,46 / 25
=27,5 mL
F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kita akan pelajeri tentang stoikiometri,Percobaan stoikiometri
ini bertujuan untuk mempelajari stoikiometri beberapa larutan (reaksi kimia). Dimana
stoikiometri merupakan ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif
dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia.
Pada praktikum yang pertama yaitu kita mereaksikan pita Mg dengan Oksigenyang
ada diudara,sehingga terbentuk Magnesium Oksida.
Pada praktikum yang kedua yaitu penentuan reaksi pembatas dan dan campuran
garam,pada percobaan ini kita isi 2 buah tabung sentrifus dengan air campuran garam
lalu di sentrifugasi,lalu kita tetesi masimg-masing tabung menggunakan CaCl2 dan
K2C2O4,ketika di tetesi dengan K2C2O4 terdapat perubahan warna yaitu yang
awalnya bening menjadi putih atau terbentuk endapan,hal ini terjadi karena Ca^2+
yang berlebihan dan C2O4^2- adalah reaktan pembatas dalam campuran garam
asli,kemudian 1 tabung ditetesi dengan CaCl2 tetapi tidak terdapat perubahan warna
Pada praktikum yang ketiga yaitu analisis volumetris,pada proses titrasi gelas
erlenmeyer kita goyangkan agar tercampur rata dengan larutan yang dari buret,dan
terjadi perubahan warna.
Adapun faktor yang mempengaruhi stoikiometri adalah:
Konsentrasi zat yang akan dicampurkan. konsentrasi zat mempengaruhi Perhitungan
jumlah mol pada saat mula-mula bereaksi, hingga mol sisa setelah terjadinya reaksi. 
Volume zat yang akan dicampurkan. sama halnya dengan konsentrasi, volume zat
juga akan mempengaruhi Perhitungan jumlah mol dari sebelum hingga setelah
terjadinya reaksi.

G. Kesimpulan
Pada 3 praktikum ini kita dapat mengembil kesimpulan:
1. CaC2O4 lebih mudah terbentuk karena nilai ksp nya terlalu kecil,yang mana pada
akhir reaksi didapat massanya adalah 0,193gr
2. Konsep dari reaksi stoikiometri adalah ketika semua reaktan habis bereaksi
sehingga semua reaktan menjadi produk. Sedangkan konsep dari reaksi non
stoikiometri adlaah ketika direaksikan tidak semua reaktan habis bereaksi, tetapi
masih terdapat reaktan sisa. Selain itu ada yang namanya reaktan pembatas, yaitu
reaktan yang dalam perbandingan monya paling kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia. 1993. Kimia Dasar I . Depdikbud. Jakarta.
Hiskia, A dan Tupamahu. 1991. Stoikiometri Energi Kimia. Bandung: ITB Press.
Muhrudin, Udin. 2011. Praktikum Stoikiometri Reaksi.
http://chemistapolban.blogspot.com/ 2011/06/praktikum-stoikiometri-reaksi.html.
diakses tanggal 29 November 2012
Keenan. 1984. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai