Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM KIMIA DASAR


STOIKIOMETRI
Disusun oleh:
Riza Merlina
Kelompok 2
Anggota Kelompok : Riza Merlina (221450007)
Syifana Meylia Hapsari (221450018)
Rafli Ranu Rahmadian (221450023)
Jesica Athanie Eleonara (221450034)
Kelas : 1B
Prodi : Logistik Minyak dan Gas
Asisten Laboratorium : Arumlillah Mustikahadi
Dosen Pengampu : Dr. Puspa Ratu, M.T.
Silvya Yusnica Agnesty, S.Si.,M.T.

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN
SUMBER DAYA MINERAL
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS

Cepu, Oktober 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa atas rahmat
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan awal tentan Praktikum
Kimia Dasar mengenai Stoikiometri. Selain itu, tujuan dari dibuatnya laporan awal
ini adalah sebagai syarat dalam memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Fisika
Dasar.
Dalam penulisan laporan akhir praktikum ini, penulis mendapatkan banyak
sekali bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ibu Silvya Yusnica Agnesty, S.Si.,M.T. dan Dr. Puspa Ratu, M.T. selaku dosen
pada mata kuliah Praktikum Fisika Dasar
2. Arumlillah Mustikahadi selaku asisten laboratorium
3. Orang tua, yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam pembentukan
laporan ini
4. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu
Demikian Laporan Awalr Praktikum Kimia Dasar ini telah dibentuk. Tentu
dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik maupun saran yang dapat membangun laporan awal
praktikum ini menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, semoga laporan ini bisa menjadi
tambahan informasi untuk pembelajaran kita semua.

kelompok 2

Riza Merlina

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR IS
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.3 Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 3
2.1 Pengertian Stoikiometri ............................................................................ 3
2.2 Hukum Dasar Kimia Stoikiometri ............................................................ 5
2.3 Sifat Fisik dan Kimia Bahan Percobaan ................................................... 6
BAB III METODOLOGI ..................................................................................... 8
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................... 8
3.2 Alat ........................................................................................................... 8
3.3 Bahan yang digunakan ............................................................................. 8
3.4 Prosedur Percobaan .................................................................................. 8
BAB IV HASIL PEMBAHASAN ...................................................................... 11
4.1 Hasil Praktikum ...................................................................................... 11
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 12
4.3 Hubungan stoikiometri dengan logistik ................................................. 14
4.4 Perhitungan ............................................................................................. 15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 16
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 16
5.2 Saran ....................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRA

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 "Tabel Periodik" ................................................................................ 4


Gambar 4.2 "Grafik tinggi endapan" ................................................................... 12

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 "Data percobaan" .................................................................................. 10


Tabel 4.2 "Data penimbangan berat produk percobaan" ...................................... 11
Tabel 4.3 "Data Pengukuran Tinggi Endapan" .................................................... 11

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


alam kehidupan sehari-hari tak pernah lepas dari yang namanya hitungan,
termasuk dalam kita mempelajari ilmu kimia. Perhitungan ini meliputi
misalnya berapa banyak bahan reaktan yang diperlukan bila ingin memperoleh
sejumlah produk tertentu. Atau sebaliknya, bila tersedia sejumlah bahan
reaktan berapa hasil produk maksimal yang dapat diperoleh. Yang mana dalam
perhitungannya menyangkut reaksi-reaksi kimia. Masalah tersebut dapat kita
pecahkan dengan stoikiometri. Stoikiometri sendiri merupakan hubungan
kuantitatif antara zat-zat yang terkait dalam suatu reaksi kimia. Sedangkan
reaksi stoikiometri adalah suatu reaksi yang semua reaktan nya habis bereaksi
dan reaksi non stoikiometri adalah suatu reaksi yang salah satu diantaranya
tidak habis bereaksi (bersisa) dan reaktan yang lain habis bereaksi.
Pada stoikiometri persamaan reaksi akan sangat dibutuhkan dalam
pembuatan reaksi dan perhitungannya dalam kehidupan sehari-hari ilmu kimia
sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang industri seperti industri, tekstil
makanan, dan industri farmasi. Dalam industri farmasi dan obat-obatan
dihasilkan barang yang berupa obat, baik dalam bentuk padat maupun cair.
Pembuatan obat-obatan tersebut biasanya dilakukan dengan reaksi kimia dan
melibatkan perhitungan kimia yang rumit. Selain itu hubungan kuantitatif zat-
zat dalam reaksi kimia juga sangat berpengaruh dalam perhitungan kimia.
Oleh karena itu praktikum kali ini diperlukan untuk memahami lebih dalam
mengenai prinsip dan cara kerja dari stoikiometri dalam hal ini untuk
mengetahui hasil reaksi. Praktikum ini dilakukan guna meningkatkan
pengetahuan mahasiswa mengenai reaksi stoikiometri yang nantinya akan
berguna dalam dunia kerja.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


1
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum kimia dasar tentang materi stoikiometri ini
yaitu:
1. Dapat mengetahui dasar teori mengenai teori stoikiometri
2. Dapat menjelaskan stoikiometri reaksi kimia
3. Dapat mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi kimia.
1.3 Manfaat
Manfaat dari dilakukannya praktikum ini yaitu:
1. Mahasiswa paham mengenai teori stoikiometri
2. Mahasiswa memahami stoikiometri reaksi reaksi kimia
3. Mahasiswa dapat menerapkan konsep praktikum stoikiometri dalam
kehidupan sehari-hari atau nantinya dalam dunia industri.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Stoikiometri


Stoikiometri berasal dari kata “stoicheion” dalam bahasa Yunani yang
berarti mengukur. Dalam ilmu kimia, stoikiometri adalah ilmu yang
mempelajari kuantitas suatu zat dalam reaksi kimia. Zat-zat tersebut meliputi
massa, jumlah mol, volume, dan jumlah partikel. Tak hanya itu, stoikiometri
juga diartikan sebagai perhitungan kimia yang menyangkut hubungan
kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi.
Suatu reaksi kimia dapat dikatakan sebagai reaksi stoikiometri apabila
reaktan dalam reaksi habis seluruhnya. Adapun rumus-rumus yang biasa
digunakan dalam menyelesaikan materi Kimia Stoikiometri adalah sebagai
berikut:
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑔𝑟𝑚) 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙
Mol = = 22,4 𝐿 (𝑆𝑇𝑃) =
𝑀𝑟 6,02 𝑥 1023

Angka 22,4 L merupakan volume gas ideal dalam keadaan STP (Standard
Temperature and Pressure), dengan tekanan gas (P) = 1 atm, dan suhu (T) =
273 K. Sementara angka 6,02 x 1023 merupakan besaran tetapan Avogadro.
Jadi, 1 mol zat apa pun memiliki jumlah partikel yang sama yaitu sebanyak
6,02 x 1023 partikel.
2.1.1 Konsep Dasar Stoikiometri
Untuk mempelajari materi Kimia Stoikiometri, kamu harus dapat
memahami konsep-konsep kimia berikut ini.
1. Massa Atom Relatif (Ar)
Massa atom relatif merupakan perbandingan massa suatu atom
dengan 1/12 kali massa suatu atom isotop karbon-12 atau C-12.
Isotop C-12 ini digunakan sebagai standar karena mempunyai
kestabilan inti yang inert dibandingkan dengan atom lainnya.
2. Massa Molekul Relatif (Mr)
Berbeda dengan atom relatif, massa molekul relatif digunakan
untuk mencari perbandingan massa satu molekul senyawa dengan
1/12 kali massa satu atom isotop karbon-12 atau C-12. Dalam hal

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


3
ini, molekul merupakan gabungan dari atom-atom suatu unsur.
Jadi, Mr merupakan jumlah Ar atom-atom penyusunnya, atau dapat
dirumuskan dengan Mr = ΣAr.

Gambar 2.1 "Tabel Periodik"

2.1.2 Jenis-jenis Stoikiometri


Ada tiga macam stoikiometri dalam ilmu Kimia, antara lain
stoikiometri reaksi, komposisi (senyawa), dan stoikiometri gas. Berikut
penjelasan jenis-jenis stoikiometri tersebut:
1. Stoikiometri reaksi: Membahas tentang hubungan kuantitatif
antara zat yang terlibat dalam suatu reaksi kimia. Stoikiometri
reaksi sering digunakan untuk menyetarakan persamaan reaksi.
2. Stoikiometri komposisi: Membahas tentang hubungan kuantitatif
massa atau jumlah zat antarunsur dalam suatu senyawa. Dalam
penerapannya, stoikiometri ini sering digunakan untuk
menggambarkan jumlah zat Nitrogen dan Hidrogen yang
bergabung menjadi amonia kompleks (NH3).
3. Stoikiometri gas: Jenis stoikiometri ini berkaitan dengan reaksi
kimia yang melibatkan gas, di mana gas pada suhu, tekanan, dan
volume tertentu dianggap sebagai gas ideal. Persamaan gas ideal
sering dirumuskan dengan PV = nRT (P = tekanan dalam satuan
atm, V = volume gas dalam satuan liter, n = jumlah mol, R =
tetapan gas 0,082 L atm/mol K, dan T = suhu 273 K).

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


4
2.2 Hukum Dasar Kimia Stoikiometri
Ada beberapa hukum dasar kimia yang digunakan untuk stoikiometri,
yaitu hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, hukum
perbandingan berganda, hukum Boyle, hukum Gay Lussac, dan Hipotesis
Avogadro. Mari kita bahas satu per satu hukum dasar kimia tersebut.
1. Hukum Kekekalan Massa
Hukum ini menyatakan massa total suatu bahan sesudah reaksi kimia sama
dengan massa total bahan sebelum reaksi. Contohnya, massa kayu yang
belum dibakar memiliki massa yang sama dengan hasil pembakarannya.
2. Hukum Perbandingan Tetap
Hukum yang dicetuskan oleh Joseph Proust pada tahun 1799 ini
menyatakan perbandingan massa unsur-unsur penyusun suatu senyawa
selalu tetap. Contohnya, perbandingan massa Hidrogen dan Oksigen
dalam air adalah 1:8, tidak bergantung pada jumlah air yang dianalisis.
3. Hukum Perbandingan Berganda
Hukum perbandingan berganda yang dikemukakan oleh John Dalton pada
tahun 1803 yaitu apabila ada dua unsur yang dapat membentuk lebih dari
satu senyawa, perbandingan massa unsur yang satu, yang bersenyawa
dengan unsur lain yang tertentu massanya adalah bilangan bulat dan
sederhana. Contohnya, jika Hidrogen yang bereaksi masing-masing 1
gram, H2O (air) yang terbentuk akan mengandung 4 gram oksigen, dan 8
gram pada H2O2 (Hidrogen Peroksida).
4. Hukum Gay Lussac
Hukum Gay Lussac atau yang dikenal juga dengan Hukum Perbandingan
Volume dicetuskan oleh ilmuwan asal Prancis, yaitu Joseph Gay Lussac.
Berdasarkan penelitiannya, Lussac mengambil kesimpulan bahwa
perubahan volume gas dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Contohnya,
pada suhu dan tekanan tertentu, 1 liter gas Nitrogen bisa bereaksi dengan
3 liter gas Hidrogen, hingga menghasilkan 2 liter gas amonia (2NH3).
5. Hipotesis Avogadro

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


5
Hipotesis Avogadro ini melengkapi hukum dasar kimia yang digunakan
untuk stoikiometri. Seorang ilmuwan asal Italia, Amadeo Avogadro
menyatakan bahwa partikel unsur tidak selalu berupa atom yang berdiri
sendiri, melainkan bisa berbentuk molekul unsur. Contohnya, H2, O2, N2,
dan P4.
Berdasarkan pemikiran tersebut, Avogadro berhasil menjelaskan hukum
Gay Lussac dan membuat hipotesis, yaitu pada tekanan dan suhu yang
sama, perbandingan gas yang memiliki jumlah volume sama akan
mempunyai jumlah molekul yang sama pula.

2.3 Sifat Fisik dan Kimia Bahan Percobaan


1. Larutan Naoh 0,1 M
Larutan ini berwarna putih, masa melebur, berbentuk padat, serpihan, atau
batang, memiliki bau, sangat basa, mudah rapuh dan mudah larut dalam
air maupun pada etanol.
2. Larutan Pb (NO3)2 0,1 M
Timbal (II) nitrat adalah suatu senyawa anorganik dengan rumus
kimia Pb(NO3)2. Senyawa ini umumnya dijumpai sebagai kristal tak
berwarna atau serbuk putih dan, tidak seperti kebanyakan garam timbal (II)
lainnya, larut dalam airimbal (II) nitrat bersifat toksik, suatu oksidator, dan
digolongkan sebagai berpotensi karsinogenik pada manusia
3. Kl 0,1 M
Kalium Iodida merupakan senyawa kimia yang yang berbentuk serbuk
seperti garam putih. Senyawa ini sulit menyerap air. alium iodida
bersifat ionik, K+I−. Senyawa ini mengkristal dalam struktur natrium klorida. Ia
diproduksi secara industri dengan mereaksikan KOH dengan iodin.
4. CuSO4 0,1 M
Tembaga (II) sulfat merupakan suatu senyawa kimia dengan rumus
molekul CuSO4. Senyawa garam ini memiliki bentuk fisik pada anhidrat
berupa bubuk hijau atau abu-abu putih pucat dan juga bentuk pada
pentahidrat (CuSO4.5H2O) berwarna biru terang. Tembaga(II) sulfat
pentahidrat akan terdekomposisi sebelum mencair pada 150 °C, akan

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


6
kehilangan dua molekul airnya pada suhu 63 °C, diikuti 2 molekul lagi pada
suhu 109 °C dan molekul air terakhir pada suhu 200 °C.

5. Aquades
Akuades memiliki rumus kimia H₂O. Akuades adalah pelarut yang sering
kita gunakan dalam praktikum di laboratorium. Berikut ini adalah
beberapa sifat fisika dan kimia yang dimiliki oleh akuades memiliki sifat
fisik Memiliki berat molekul 18,02 g/mol, berbentuk cairan, tidak
berwarna, tidak berbau, temiliki titik didih 100°C, tekanan uap 2,3 kPa,
densitas 1000 kg/m³. Untuk sifat kimianya yaitu memiliki pH = 7, tidak
mudah terbakar, tidak beracun, tidak bersifat korosif, terbentuk dari 2 atom
hidrogen yang berikatan kovalen dengan 1 atom oksigen, dapat terionisasi
membentuk ion H⁺ dan ion OH⁻

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


7
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Waktu : Rabu,26 Oktober 2022
Tempat : Laboratorium Kimia PEM Akamigas
Waktu : 13.30-15.30 WIB

3.2 Alat
Peralatan yang Digunakan Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini
yaitu:
1. Neraca analitis
2. Gelas beker 100 Ml 2 buah
3. Penggaris (mistar)
4. Tabung reaksi 12 buah
5. Pipet ukur 2 buah
6. Bulb 2 buah
7. Forteks
8. Rak tabung reaksi

3.3 Bahan yang digunakan


Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
1. Larutan Pb (NO3) 2 0,1M (2 ml)
2. KI 0,1 M (2 ml)
3. NaOH 0,1 M
4. CuSO4 0,1 M
5. Aquades

3.4 Prosedur Percobaan


a. Reaksi larutan Pb (NO3)2 dan KI

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


8
Satu buah tabung reaksi kosong dimasukkan ke dalam gelas beaker
100 mL, kemudian letakkan di atas neraca analitis dan nolkan
beratnya (tare).

Ke dalam tabung reaksi tersebut tuangkan hati-hati 2 mL larutan Pb


(NO3)2 0,1 M, kemudian catat beratnya. Catatan: tabung reaksi
dalam gelas beker tetap disimpan di atas neraca.

Lakukan hal yang sama seperti tahap 1, kemudian tabung reaksi diisi
dengan 2 mL larutan KI 0,1 M dan kemudian catat beratnya.

Larutan Pb (NO3)2 (tahap 2) dituangkan ke dalam tabung reaksi


yang berisi larutan KI (tahap 3), tabung reaksi tetap berada di atas
neraca analitis.

Catat perubahan berat hasil reaksi. Apakah diamati adanya


perubahan berat setelah penambahan Pb (NO3)2 ke dalam larutan
KI? Apakah berat larutan campuran lebih besar dari jumlah total
berat larutan Pb (NO3)2 dan KI sebelum direaksikan? Jika ada,
maka hitung berat produk reaksi hasil perobaan dengan cara: Berat
produk percobaan = berat larutan campuran - (berat larutan
Pb(NO3)2 + berat larutan KI)

Hitung berat teoritis produk reaksi dari reaksi 2 mL larutan Pb


(NO3)2 0,1 M dan 2 mL larutan KI 0,1 M. Kemudian hitungan %
hasil dengan menggunakan rumus di atas (pendahuluan).

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


9
b. Reaksi Larutan CuSO4 dan NaOH

Larutan NaOH 1 M sebanyak 5 mL dituangkan ke dalam tabung


reaksi, kemudian ukur temperaturnya.

Larutan CuSO4 1 M sebanyak 10 mL dituangkan ke dalam tabung


reaksi, kemudian ukur temperaturnya.

Larutan CuSO4 1 M kemudian dituangkan ke dalam larutan NaOH


1 M sambil diaduk dan ukur temperatur campuran tersebut.

Ulangi tahap 1 s/d 3, dengan komposisi larutan sebagai berikut

Tabel 3.1 "Data percobaan"


Kondisi Volume Larutan Volume larutan
NaOH,mL CusO4, mL
1 5 1
2 4 2
3 3 3
4 2 4
5 1 5

Buat grafik T (perubahan temperatur) terhadap volume NaOH.


Dimana T = T A - TM, TA = temperatur campuran dan TA =
temperatur awal masing-masing larutan.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


10
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum


Pada praktikum kimia dasar mengenai stoikiometri ini menggunakan empat
bahan yaitu Kl, Pb, NaOH, CuSO4. Pada praktikum stoikiometri ini ada dua
percobaan praktikum. Untuk yang pertama yaitu perhitungan berat larutan Pb
2 ml dan Kl 2 ml dan yang kedua yaitu penentuan tingggi endapan,
Memperoleh hasil sebagai berikut.
4.1.1 Data hasil perhitungan berat larutan Pb 0,1 M dan larutan Kl 0,1 M
Tabel 4.2 "Data penimbangan berat produk percobaan"
Bahan Berat

Kl 0,1 M 2,4486 gram

Pb 0,1 M 2,0462 gram

4.1.2 Data hasil penentuan ketinggian endapan antara NaOH 0,1 M dan
CuSO4 0,1 M
Tabel 4.3 "Data Pengukuran Tinggi Endapan"

NaOH CuSO4 Tinggi endapan


campuran
5 1 2,5

4 2 2,9

3 3 1

2 4 0,6

1 5 0,4

Pada percobaan pencampuran Kl 0,1 M dengan Pb 0,1 M ini diperoleh


hasil grafik percobaan sebagai berikut:

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


11
3,5

2,5

1,5

0,5

0
0 1 2 3 4 5 6

Geafik tinggi endapan berdasarkan konsentrasi NaOH


Grafik tinggi endapan berdasarkan konsentrasi CuSO4

Gambar 4.2 "Grafik tinggi endapan"

4.2 Pembahasan
Pada praktikum percobaan kimia dengan materi stoikiometri ini ada dua
objek yang dilakukan. Objek yang pertama yaitu penimbangan berat larutan
menggunakan neraca analitik dengan bahan Pb 0,1 M dan Kl 0,1 M. Untuk
Langkah yang pertama yaitu menuang larutan Kl 0,1 M sebanyak 2 ml dan Pb
0,1 M sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi. Setelah itu kita dapat menimbang
dahulu wadah tabung reaksi yang dimasukkan ke dalam gelas beaker.
Kemudian menimbang Pb 2 ml dimasukkan ke dalam gelas beaker kemudian
di catat hasilnya. Dari percobaan penimbangan Pb mendapatkan hasil 2,4486
gram. Kemudian dilanjutkan penimbangan larutan Kl yang memperoleh hasil
2,0462 gram. Jika sudah, larutan Pb dicampurkan dengan larutan Kl kemudian
ditimbang, dari penimbangan mendapatkan hasil 4,1887 gram. Dari hasil yang
telah didapat kita dapat mencari nilai berat produk percobaan dengan rumus =
berat campuran – (berat Pb + berat Kl). Maka berat produk percobaan = 4,1887
– (2,4486+2,0462) diperoleh hasil - 0,3061. Dapat dikatakan percobaan ini
berhasil karena hasil yang diperoleh adalah mines. Hasil ini mines dikarenakan
berat pencampuran antara Pb dan Kl yang di reaksikan lebih kecil daripada
berat penjumlahan antara Pb dan Kl yang belum direaksikan. Dari hasil berat
campuran reaksi hanya 4,1887gram sedangkan berat Pb dan Kl yang belum di
reaksikan adalah 2,4948 gram. Hasil berat pencampuran lebih kecil
dikarenakan saat menuangkan atau mereaksikan Pb ke Kl tidak semua

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


12
konsentrasi larutan tercampur, melainkan ada sebagian kecil konsentrasi
larutan yang tertinggal pada wadah. Oleh karena itu hasilnya lebih kecil dari
penjumlahan antara Pb dan Kl.
Untuk percobaan yang kedua yaitu menentukan tinggi endapan antara
NaOH dan CuSO4 yang di reaksikan. Yang pertama 10 tabung reaksi untuk 5
tabung di beri nomor dari 1-5 dan yang kedua 5-1 untuk tabung 1 dipasangkan
dengan 5. Tabung yang 1-5 di isikan larutan CuSO4 berturut-turut 1 ml, 2 ml,
3 ml, 4 ml, 5 ml. Untuk tabung yang bernomor 5-1 di isikan larutan NaOH dari
5ml sampai 1 ml. Langkah selanjutnya yaitu pereaksian antara HCl dan NaOH.
Larutan HCl 1 ml di campurkan ke dalam NaOH sebanyak 5 ml, kemudian
larutkan dengan menggunakan Vortex-VIB selama 30 s. Untuk tabung-tabung
berikutnya juga dilakukan hal yang sama. Setelah semua telah di reaksikan
didiamkan sampai terlihat tinggi endapannya. Dari percobaan didapatkan hasil
endapan untuk NaOH 5 ml dan HCl 1 ml yaitu 2,5 cm. Untuk NaOH 4 ml dan
HCl 2 ml tinggi endapannya 2,9 cm. NaOH 3 ml dan HCl 3 ml tinggi
endapannya 1 cm. Untuk NaOH 2 ml dan HCl 4 ml tinggi endapannya 0,6 cm.
Dan untuk larutan NaOH 1 ml dan HCl 5 ml didapatkan tinggi endapan 0,4 cm.
Dari hasil data ketinggian yang didapat menunjukan bahwa hasil endapan
tertinggi yaitu ketika konsentrasi NaOH sebanyak 4 ml direaksikan ke 2 ml
HCl. Hal ini dikarenakan pada saat konsentrasi NaOH sebanyak 4 ml
direaksikan ke 2 ml HCl terjadi keadaan yang paling setimbang. Karena
perbandingan antara NaOH dengan HCl adalah 2:1 akan menghasilkan hasil
endapan yang tinggi. Untuk hasil pereaksian NaOH 4 ml dan 5 ml dan 4 ml
menghasilkan warna larutan yang pekat atau biru tua. Ini di karenakan semakin
tinggi konsentrasi NaOH maka hasil reaksinya akan semakin pekat warnanya.
Disini hasil warna larutannya yaitu biru tua. Untuk yang konsentrasi NaOH 1-
3 ml warna larutan hasil reaksi yaitu biru muda. Dari data-data praktikum yang
didapat semakin tinggi konsentrasi NaOH maka yang direaksikan semakin
tinggi nilai endapan yang berwarna pekat dan semakin sedikit larutan yang
berwarna bening. serta warna larutan yang di hasilkan dari reaksi menjadi lebih
pekat. Dan untuk larutan CuSO4 yang direaksikan semakin besar konsetrasinya

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


13
maka tinggi endapan yang pekat semakin rendah sementara larutan bening
diatas endapan semakin besar atau tinggi.
Dalam data hasil praktikum ini didapat grafik dimana ada dua grafik
untuk grafik warna orange adalah grafik tinggi endapan berdasarkan
konsentrasi CuSO4. Untuk sumbu x adalah volume dari larutan, dan untuk
sumbu y adalah nilai tinggi endapan. Untuk grafik warna biru merupakan
grafik tinggi endapan berdasarkan konsentrasi NaOH. Dari kedua grafik
tersebut titik tertinggi yaitu ketik konsentrasi CuSO4 sebanyak 2 ml dan NaOH
sebanyak 4 ml. Volume dari NaOH dan CuSO4 yang sama yaitu 3 ml tinggi
endapannya yaitu 3 cm.
Untuk kesalahan ketika melakukan praktikum yaitu, adanya perubahan
warna larutan HCl sebelum di reaksikan. Dimana salah satu larutan HCl dalam
tabung reaksi berubah warnanya menjadi warna merah muda. Hal ini
disebabkan adanya kelalaian ketika melakukan praktikum, yaitu sebelum
menuangkan larutan HCl ke dalam tabung reaksi tidak di sterilkan terlebih
dahulu menggunakan aquades. Sehingga terjadi kontaminasi tabung reaksi,
yang menyebabkan larutan juga terkontaminasi. Tetapi dari kesalahan yang
dilakukan ini tidak mempengaruhi hasil praktikum.

4.3 Hubungan stoikiometri dengan logistik


Pada program studi logistik minyak dan gas ini dilakukan praktikum
stoikioetri karena dalam bidang llogistik stoikiometri akan berguna dalam
dunia kerjanya. Stoikiometri ini menentukan berat lerutan ketika setelah
direaksikan dan sebelum di reaksikan yaitu mencari berat produk percobaan.
Selain itu stoikiometri juga menentukan tinggi endapan dari suatu larutan yang
direaksikan. Praktikum stoikiometri berhubungan dengan bidang logistik
khususnya logistik migas Dalam dunia logistik terdapat kegiatan penerimaan,
penyimpanan serta pendistribusian barang. Dimana dalam penerimaan barang
tentunya seorang logistik harus mengetahui jumlah barang yang diterima.
Dimana jumlah barang yang diterima harus sesuai dengan data barang yang
seharusnya diterima. Dimana dalam penerimaan barang terutama minyak bumi
terdapat toleransi loss yaitu 0,15% dari volume total. Maka diperlukan

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


14
penentuan ini menggunakan konsep stoikiometri agar menjaga quality dan
quantity suatu produk.

4.4 Perhitungan
Data perhitungan praktikum perhitungan berat produk percobaan.
Berat Kl = 2,4486 gram
Berat Pb = 2, 0462 gram
Berat Kl + Pb = 4,1887 gram
Berat produk percobaan = Berat campuran – (berat Pb + berat Kl)
= 4,1887 – (2,4486 + 2,0462)
= - 0,3061 (berhasil) harus mines
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil praktikum ini berhasil

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


15
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dalam praktikum ini dilakukan dua penelitian yang pertama yaitu penentuan
berat produk percobaan dan yang kedua adalah penentuan tinggi endapan.
Dalam penentuan berat produk percobaan praktikum yang dilakukan berhasil
karena hasil yang didapat sesuai teori yaitu hasil harus mines. Hasil yang
didapat yaitu - 0,3061 gram. Hal ini dikarenakan tidak semua larutan tercampur
dalam pereaksian, ada sedikit konsentrasi yang masih tertinggal di wadah
dalam penuangan larutan. Untuk praktikum yang kedua penentuan tinggi
endapan juga dikatakan berhasil, karena tinggi endapan maksimal terjadi ketika
volume CuSO4 sebanyak 2 ml dan volume NaOH sebanyak 4 ml. Ini
dikarenakan ketika volume tersebut merupakan keadaan paling setimban.
Tinggi endapan paling tinggi adalah 2,9 cm. Meskipun ada kesalahan ketika
pratikum dimana larutan terkontaminasi dari tabung reaksi karena tidak dituang
aquades terlebih dahulu. Tetapi tidak mempengaruhi hasil praktikum.

5.2 Saran
Dalam melakukan praktikum ini harus memperhatikan beberapa hal
agar berjalan dengan maksimal. Ketika menuang larutan pastikan dengan benar
jenis larutan serta ketelitian volume larutan ketika pengambilan dimana harus
menggunakan prinsip meniscus. Telitilah dalam melakukan pengukuran
menggunakan neraca analitik. Pastikan hasil penimbangan serta perhitungan
hasil sudah benar, pastikan saat awal neraca sudah di nol kan. Ketika
menentukan tinggi endapan beri label pada tabung reaksi 1-5 dan ingat-ingat
tabung mana yang berisi NaOH dan yang berisi CuSO4. Ingat-ingat larutan
mana yang dicampurkan ketika pereaksian. Teliti dalam melakukan
pengukuran tinggi endapan agar hasilnya benar. Berhati-hatilah menggunakan
alat yang mudah pecah. Apabila sudah selesai melakukan praktikum cuci
semua alat-alat menggunakan sabun dan kembalikan lagi pada tempatnya.
Gunakan APD saat di laboratorium sesuai ketentuan. Lakukan kegiatan

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


16
praktikum sesuai dengan ketentuan yang di arahkan oleh asistans laboratorium
agar tidak terjadi kesa

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


17
DAFTAR PUSTAKA

Dewanty Fitri.2020. Materi Kimia Stoikiometri Utbk. https://pahamify.com/


blog/pahami-materi/materi-ipa/materi-kimia-stoikiometri-utbk/amp/
Ridlo Muhammad Fahmi.2019.https://akupintar.id/info-pintar/-
/blogs/stoikiometri-larutan-pengertian-rumus-macam-macam-reaksi-
reaksi-dan-contoh-soal
Pengertian Stoikiometri dan Jenis- jenisnya.https://ujione.id/pengertian-
stoikiometri-dan-jenis-jenisnya/
Bab 3 Stoikiometri https://staff.ui.ac.id/system/files/users/eva.fathul
/material/bab3stoikiometri.ppt
Stoikiometri.https://id.m.wikipedia.org/wiki/Stoikiomet
Nurokhim Ahmad.2020. Laporan Praktikum Kimia Dasar Stoikiometri. At
https://informasains.com/edu/post/2020/07/laporan-praktikum-kimia-
dasar-stoikiometri/

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


LAMPIRAN

Lampiran 1
Lampiran 2

Anda mungkin juga menyukai