Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
anugrahNya penulisan paper ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya
penulisan paper ini hingga bisa tersusun dengan baik.
Paper ini kami susun berdasarkan pengetahuan yang kami peroleh dari
beberapa buku dan media elektronik dengan harapan orang yang membaca dapat
memahami tentang pengertian kesetimbangan ion, tetapan pengionan asam lemah,
tetapan pengionan basa lemah dan penentuan dan perhitungan tetapan pengionan
asam dan basa.
Akhirnya, kami menyadari bahwa penulisan paper ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi perbaikan penerbitan paper ini di masa mendatang.
Bila dikatakan larutan asam klorida 0,5 M, diandaikan bahwa konsentrasi ion
praktis nol Karena terdapat sedikit molekul yang tak terionkan pada
kesetimbangan, persamaan untuk reaksi pengionan ini umumnya ditulis
hanya dengan satu anak panah tunggal ke kanan. Sebaliknya untuk asam
lemah seperti asam asetat atau basa lemah seperti ammonia, transfer proton
keatau dari air jauh dari lengkap. Persamaan untuk reaksi pengionan ini
ditulis dengan anak panah rangkap untuk menekan bahwa system
kesetimbangan adalah reversible.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kesetimbangan ion?
2. Apa yang dimaksud dengan Hidrolisis garam?
3. Bagaimana cara menentukan dan menghitung tetapan kesetimbangan asam
dan basa?
4. Bagaimana cara menentukan pH larutan asam dan basa?
1.3 Tujuan Penulisan
1.Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan
kesetimbangan ion.
2. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan Hidrolisis
garam
3 Untuk mengetahui dan memahami cara menentukan dan menghitung
tetapan pengionan asam dan basa.
4.Untuk menentukan pH larutan asam dan basa
BAB II
ISI
PETA KONSEP
KESETIMBANGAN ION-ION DALAM LARUTAN
Kesetimbangan Air
Sebagai contoh garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak
terhidrolisis. Oleh karena itu konsentrasi ion H+ dan OH- dalam air tidak
terganggu sehingga larutan bersifat netral atau memiliki pH = 7. Sebaliknya
untuk setiap garam yang mengandung kation dari basa kuat (seperti, Na + atau
K+) dan anion dari asam lemah akan membentuk larutan bersifat basa dan
akan terhidrolisis sebagian (parsial). Sedangkan garam yang berasal dari
asam lemah dan basa lemah di dalam airt akan terionisasi dan kedua ion
garam tersebut bereaksi dengan air sehingga kedua ion tersebut memengaruhi
pH larutan dan garam jenis ini mengalami hidrolisis total atau hidrolisis
sempurna.
Karena air adalah zat murni, dan fraksi molekul air yang terionisasi sangat
kecil maka konsentrasi air tidak berubah. Sehingga persamaan tetapannya
menjadi:
Tetapan kesetimbangan ini disebut tetapan ionisasi air, dilambangkan
dengan Kw.
Berdasarkan reaksi ionisasi air, kita tahu bahwa perbandingan ion H+ dan
OH dalam air murni (larutan netral) adalah [H+] = [OH-] Sehingga rumusan
Kw dapat ditulis sebagai berikut:
Jika HaX adalah asam, maka reaksi ionisasi senyawa HaX dalam air
adalah sebagai berikut:
Berikut adalah contoh senyawa yang termasuk asam dan reaksi
ionisasinya dalam air. Senyawa berikut ini jika dilarutkan dalam air akan
terurai membentuk ion H+ dan ion negatif sisa asam.
Menurut Arrhenius, Basa adalah zat yang dapat melepaskan ion OH– (ion
hidroksida ) di dalam air sehingga konsentrasi ion OH– dalam air
meningkat.
Jika L(OH)b adalah asam, maka reaksi ionisasi senyawa L(OH)b dalam
air adalah sebagai berikut:
Senyawa NH3 tetapi bersifat basa karena dalam air dapat menghasilkan
ion hidroksida.
2.2.2 Teori asam basa Bronsted-Lowry
Berikut adalah contoh teori ini dalam menjelaskan sifat asam dan basa
suatu larutan.
Jadi, Asam dan basa konjugasi atau basa dan asam konjugasi disebut
sebagai pasangan asam basa konjugasi. Garis hubung berikut menunjukkan
pasangan asam basa konjugasi
Menurut Bronsted- Bronsted-lowry menjelaskan asam adalah spesi (ion
atau molekul) yang dapat memberikan ion H+ (donor proton), sedangkan basa
adalah spsesi yang dapat menerima ion H+ (akseptor proton). (ciri : Selisih 1
H⁺ )
Berikut adalah contoh teori ini dalam menjelaskan sifat asam dan basa
suatu larutan.
Jadi, Asam dan basa konjugasi atau basa dan asam konjugasi disebut
sebagai pasangan asam basa konjugasi. Garis hubung berikut
menunjukkan pasangan asam basa konjugasi
a. Pengaruh asam
Berdasarkan konsep pergeseran kesetimbangan, penambahan ion H+ dari
suatu asam, akan menyebabkan [H+] dalam larutan bertambah, tetapi tidak
akan mengubah Kw atau hasil kali [H+] dan [OH-]. Hal ini menyebabkan
kesetimbangan bergeser ke kiri dan [OH-] mengecil sehingga perbandingan
ion H+ dan OH- dalam larutan asam : [H+] > [OH-].
b. Pengaruh basa
Penambahan ion OH- dari suatu basa, akan menyebabkan [OH-] dalam
larutan bertambah, tetapi tidak akan mengubah Kw atau hasil kali [H+] dan
[OH-]. Hal ini menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kiri dan [H+]
mengecil. Hal ini menyebabkan perbandingan ion H+ dan OH-dalam larutan
basa sebagai berikut:
[H+] < [OH-]
1. Asam Kuat
Suatu asam dikatakan sebagai asam kuat jika basa tersebut dapat
terionisasi secara sempurna.
Untuk menghitung konsentrasi ion H+ dan ion OH- dalam larutan asam
kuat perhatikan contoh berikut:
Berapa konsentrasi ion H+ dan ion OH- dalam larutan HCl 0,1M pada suhu
25 0C?
Diketahui : Ma = 0,1 M
Ditanya :[H+] = ?
[OH-] = ?
2. Basa Kuat
Basa kuat adalah basa yang dapat terionisasi dengan sempurna.
Contoh senyawa yang termasuk basa kuat:
Dalam larutan basa, jumlah ion OH lebih banyak dibanding ion H+.
Untuk menghitung konsentrasi ion OH- dalam larutan basa dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
Contoh soal: Berapa konsentrasi ion H+ dan ion OH larutan NaOH 0,1M pada
suhu 25OC?
Penyelesaian cara ke 1:
3. Asam Lemah
Asam lemah adalah asam yang terionisasi sebagian dalam air.
Contoh senyawa asam lemah:
Dalam air, hanya sebagian molekul asam lemah terurai menjadi ion-
ionnya, sehingga derajat ionisasinya 0 < α < 1. Jika konsentrasi awal
larutan asam lemah HA dinyatakan sebagai Ma, maka:
Tetapan kesetimbangan untuk asam lemah dinamakan tetapan ionisasi
asam, dilambangkan dengan Ka . Rumusnya sebagai berikut.
Jika nilai tetapan ionisasi asam diketahui, konsentrasi ion H+ dan ion sisa
asam lemah dapat ditentukan menggunakan rumus:
4. Basa Lemah
Basa lemah adalah basa yang terion sebagian ketika larut dalam air.
Contoh senyawa yang termasuk basa lemah adalah
Ion-ion yang dihasilkan dari garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat
tidak ada yang bereaksi dengan air, sebab jika dianggap bereaksi maka akan
segera terionisasi kembali secara sempurna membentuk ion-ion semula.
Ion-ion garam yang berasal dari basa kuat dan asam kuat tidak mengubah
konsentrasi ion H+ dan OH– hasil ionisasi air. Jadi, garam tersebut bersifat netral
di dalam larutan atau memiliki pH = 7.
Contoh :
Ion Cl- di dalam larutan tidak mengalami reaksi dengan air, sebab jika
dianggap bereaksi dengan air maka ion akan menghasilkan NaOH yang akan
segera terionisasi kembali menjadi ion Na+. Hal ini disebabkan NaOH merupakan
basa kuat yang terionisasi sempurna. Demikian pula jika ion Cl- dianggap
bereaksi dengan air, maka HCl yang terbentuk akan terionisasi sempurna menjadi
ion Cl kembali. Hal ini disebabkan HCl merupakan asam kuat. Kesimpulannya
garam yang berasaldari asam kuat dan basa kuat tidak terhidrolisis. Oleh karena
itu konsentrasi ion H+ dan OH- dalam air tidak terganggu sehingga larutan
bersifat netral atau memiliki pH = 7
2. Larutan Garam Bersifat Basa ( Garam yang Terbentuk dari Asam Lemah
dan Basa Kuat )
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat jika dilarutkan dalam air
akan menghasilkan anion yang berasal dari asam lemah. Anion tersebut bereaksi
dengan air menghasilkan ion OH- yang menyebabkan larutan bersifat basa.
Contoh :
Dalam larutan CH3COONa, spesi utamanya adalah ion Na+, ion CH3COO– ,
dan molekul H2O.
Ion Na+ adalah asam konjugat yang lebih lemah dari air sehingga tidak dapat
menarik gugus OH– dari air, tentunya tidak mengubah pH larutan.
Sedangkan ion CH3COO– merupakan basa konjugat dari asam lemah atau
basa yang lebih kuat dari air sehingga CH3COO– dapat menarik proton dari
molekul air menghasilkan CH3OOH dan OH– . Akibatnya, larutan menjadi basa.
Reaksi ion asetat dan air membentuk kesetimbangan, persamaan reaksinya
Dari dua ion yang dihasil oleh garam tersebut, hanya ion CH3COO- yang
mengalami hidrolisis sedangkan ion Na+ tidak bereaksi dengan air. Hidrolisis ini
disebut hidrolisis sebagian atau hidrolisis parsial.
Tetapan kesetimbangan untuk reaksi ini adalah
Bagaimanakah menentukan nilai Kb dari ion asetat (Kb CH3COO-)?
Hal ini dapat ditentukan dari hubungan Ka , Kb , dan Kw.
Jika persamaan Ka asam asetat dikalikan dengan persamaan Kb , ion asetat
akan menghasilkan nilai Kw.
Penentuan nilai Kb di atas sebagai berikut.
Jadi, untuk setiap pasangan asam lemah dan basa konjugatnya terdapat
hubungan Ka , Kb , dan Kw:
Dengan kata lain, jika Ka atau Kw diketahui maka nilai tetapan Kb dapat
ditentukan. Tetapan kesetimbangan untuk ion asetat adalah
Dengan demikian, untuk setiap garam yang mengandung kation dari basa
kuat (seperti, Na+ atau K+) dan anion dari asam lemah akan membentuk
larutan bersifat basa dan akan terhidrolisis sebagian (parsial) Nilai pH dari
larutan garam yang anionnya terhidrolisis dapat ditentukan berdasarkan nilai
Kb basa konjugat dan konsentrasi ion-ion dalam sistem kesetimbangan~
Contoh soal :
Prinsip larutan penyangga berdasarkan teori asam basa Arrhenius terbatas hanya
untuk campuran asam lemah dan garamnya atau basa lemah dan garamnya,
sedangkan prinsip berdasarkan Bronsted-Lowry lebih umum, selain asam lemah
dan garamnya (contoh a), juga mencakup campuran garam dan garam (contoh b).
Oleh karena asam karbonat adalah asam lemah dan dalam air laut
terkandung garam natrium hidrogen karbonat maka kedua senyawa itu
akan membentuk larutan penyangga, melalui reaksi kesetimbangan:
Konsentrasi H2CO3 berasal dari gas CO2 terlarut dan konsentrasi HCO3
berasal dari garam yang terkandung dalam air laut. Jika air hujan yang
umumnya besifat asam tercurah ke laut atau air dari sungai-sungai
mengalir ke laut dengan berbagai sifat asam dan basa maka sifat asam dan
basa itu tidak akan mengubah pH air laut. Dengan kata lain, pH air laut
relatif tetap.
3. Penentuan pH Larutan Penyangga
Persamaan untuk menentukan pH dan pOH larutan penyangga dirumuskan
pertama kali oleh Henderson-Hasselbalch.
Secara umum, persamaan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.
Untuk larutan penyangga yang dibuat dari basa lemah dan asam
konjugatnya, nilai pOH diperoleh dengan cara serupa.
Contoh
DAFTAR PUSTAKA
Sari, Novitalia Ablinda (2020). Modul pembelajaran kimia SMA kelas XI:
hidrolisis garam http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/22150 (diakses pada
25 Desember 2021)
Wiyati, Arni (2020) Modul pembelajaran kimia SMA kelas XI: larutan asam dan
basa. http://repositori.kemdikbud.go.id/22151/ (diakses pada 25 Desember 2021)
Sunarya Yayan., Dan Agus Setiabudi. (2009). Mudah Dan Aktif Belajar Kimia
Untuk Kelas Xi Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu
Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.