Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PERCOBAAN III
TERMOKIMIA
OLEH :
KELOMPOK II KELAS A
ADE SITI HAPSAH (1907111095)
ANGGI PRATAMA (1907110929)
NONI JULHIJAH (1907110982)
NURUL IMANSARI (1907111044)
SUCI MAS’AMA ULFA (1907111024)

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
1.1. Judul Percobaan : Termokimia
1.2. Tujuan Praktikum
1. Mengukur kalor reaksi dengan alat yang sederhana
2. Menghitung panas netralisasi untuk reaksi asam kuat dan basa kuat.
1.3. Prosedur Praktikum
1.3.1. Penentuan Tetapan Kalorimeter
1. Disiapkan dan diukur 40 ml air biasa dengan gelas ukur
2. Dituangkan kedalam gelas kimia
3. Diukur suhu air biasa tersebut dan dicatat sebagai suhu Td
4. Dimasukkan kedalam kalorimeter. Ditutup kembali kalorimeter tersebut
5. Diukur lagi 40 ml air dengan gelas ukur
6. Dipanaskan air tersebut setelah dituangkan kedalam gelas piala
7. Diukur suhunya menggunakan thermometer saat dipanaskan mencapai
suhu 40 – 50 derajat celcius
8. Dicatat suhunya sebagai suhu air panas Tp
9. Dimasukkan dan dicampurkan demgan cepat dan hati-hati air panas
kedalam kalorimeter
10. Diamati suhu campuran tersebut setiap 1 menit sampai tidak ada lagi
perubahan. Dicatat sebagai suhu Tm
11. Ditentukan tetapan kalorimeternya
Dianggap bobot 40 ml air biasa adalah 40 gram dan kalor jenis air adalah
4,184 J/goC, maka tetapan kalorimeter dapat dihitung dari persamaan :
C Mp (Tp – Tm) = C Md (Tm –Td) + W (Tm –Td)
Dimana :
C = kalor jenis air 4,184 J/goC
Mp = bobot air panas
Md = bobot air dingin
Tp = suhu air panas sebelum dicampur
Td = suhu air dingin sebelum dicampur
Tm = suhu campuran
W = tetapan kalorimeter J/oC
1.3.2. Penentuan delta H Netralisasi untuk Reaksi Asam Basa
1. Disiapkan dan diukur 40 ml larutan NaOH 1 M dengan gelas ukur
2. Dituangkan larutan NaOH tersebut kedalam gelas kimia
3. Diukur 40 ml larutan HCl 1 M dengan gelas ukur
4. Dituangkan larutan HCl tersebut kedalam gelas piala
5. Disamakan suhu kedua larutan dan dicatat sebagai suhu Ti
6. Dimasukkan larutan NaOH kedalam kalorimeter terlebih dahulu
7. Dimasukkan dan dicampurkan dengan cepat dan hati-hati larutan Hcal
kedalam kalorimeter
8. Diamati suhu campurannya setiap 1 menit sampai tidak ada lagi
perubahan. Dicatat sebagai suhu Tf
9. Ditentukan delta H netralisasi reaksi HCl dan NaOH
Kalor netralisasi diperoleh dari :
Q = C M (Tf –Ti) + W ( Tf – Ti)
= (4,284 J/goC (80 gram)) (Tf – Ti) + W (Tf – Ti)
Dimana :
Tf = suhu campuran
Ti =suhu pereaksi sebelum dicampur
Q = kalor yang diserap oleh sekeliling
delta H reaksi = -Q sekeliling/0,040

1.4. Data Pengamatan


1.4.1. Pengamatan
1.4.1.1. Penentuan Tetapan Kalorimeter
Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan pada percobaan pertama ini ,
pada prosedur penentuan tetapan kalorimeter diperoleh nilai suhu awal air biasa
yang bervolume 40 ml dan belum di panaskan sebesar 36 oC dan untuk nilai suhu
awal air biasa yang bervolume 40 ml yang telah dipanaskan sebesar 46 oC. Ketika
kedua air biasa tersebut dicampurkan, maka diperoleh suhu campuran sebesar 41
o
C. Pengukuran suhu air dengan selang waktu 5 menit yang dihitung setiap 1
menitnya , maka diperoleh suhu campuran dimenit pertama 41 oC, menit kedua 41
o
C, dimenit ketiga 41 oC, dimenit keempat 41 oC, dan dimenit kelima 40 oC.
1.4.1.2. Penentuan delta H Netralisasi untuk Reaksi Asam Basa
Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan pada percobaan kedua ini,
diperoleh nilai suhu awal larutan NaOH 1 M yang bervolume 40 ml sebesar 38 oC
dan untuk nilai suhu awal larutan HCl 1 M yang bervolume 40 ml yang telah
dipanaskan sebesar 38 oC. Suhu awal kedua larutan disamakan. Ketika kedua
larutan dicampurkan , maka diperoleh suhu campuran sebesar 43 oC . Pengukuran
suhu campuran tersebut dengan selang waktu 3 menit yang dihitung setiap 1
menitnya , maka diperoleh suhu campurn dimenit pertama 43 oC, dimenit kedua
43 oC, dan dimenit ketiga 42 oC.

1.4.2. Hasil Pengamatan


1.4.2.1. Hasil Penentuan Tetapan Kalorimeter
Hasil penentuan tetapan kalorimeter dapat dilihat pada tabel 4.1 yang
tertera dibawah ini.
Tabel 1.4.1 Hasil Penentuan Tetapan Kalorimeter
Bahan Td Tp Tm (oC) W
o o
( C) ( C) 1 2 3 4 5 (J/oC)
Air
36 46 41 41 41 41 40 13,9467
biasa

1.4.2.2. Hasil Penentuan ∆H Netralisasi untuk Reaksi Asam-Basa


Hasil penentuan tetapan kalorimeter dapat dilihat pada tabel 4.2 yang
tertera dibawah ini.
Tabel 1.4.2 Hasil Penentuan ∆H Netralisasi untuk Reaksi Asam-Basa
Bahan Td Td Tf ∆H (J/oC)
(oC) (oC) (oC)
1 2
NaOH + 38 38 43 43 42 -41640,8375
HCl
1.5. Pembahasan
Jika reaksi dalam kalorimeter berlangsung secara eksoterm maka kalor yang
timbul akan dibebaskan ke dalam larutan itu sehingga suhu larutan akan naik, dan
jika reaksi dalam kalorimeter berlangsung secara endoterm maka reaksi itu akan
menyerap kalor dari larutan itu sendiri, sehingga suhu larutan akan turun.
Besarnya kalor yang diserap atau dibebaskan reaksi itu adalah sebanding dengan
perubahan suhu, kalor jenis dan massa larutan (Petrucci, 2007).
Reaksi kimia yang menyangkut pemecahan dan pembentukan ikatan kimia
selalu berhubungan dengan penyerapan atau pelepasan panas. Reksi eksotermik
adalah suatu reaksi yang melepaskan energi. Jika reaksi berlangsung pada suhu
tetap berdasarkan perjanjian delta H akan bernilai negative karena kandungan
panas dari sistem menurun. Sebaliknya pada reaksi endotermik yaitu reaksi yang
membutuhkan panas berdasarkan perjanjian delta H akan bernilai positif (Bird,
1993)
Kalorimeter sederhana pengukuran kalor reaksi, serta kalor reaksi
pembakaran dapat dilakukan dengan menggunakan kalorimeter pada tekanan tetap
yaitu dengan kalorimeter sederhana yang dibuat dan gelas stirofoam. Kalorimeter
ini biasanya dipakai untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya berlangsung
dalam fase larutan (misalnya reaksi netralisasi asam-basa/netralisasi, pelarutan
dan pengendapan). Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor (Q) yang dibutuhkan
untuk menaikkan suhu (T) satu satuan massa (m) benda sebesar satu derajat
(Sukardjo, 2002).
Panas netralisasi terjadi pada larutan asam kuat dan basa kuat ternyata
berharga konstan. Hal ini disebabkan karena asam kuat dan basa kuat akan mudah
terionisasi sempurna dalam bentuk ion didalam larutan. Panas penetralan
merupakan jumlah panas yang dilepaskan ketika 1 mol air terbentuk akibat reaksi
dengan asam dan basa atau sebaliknya (Subowo dan Sanjaya, 1983).
Pada percobaan penentuan tetapan kalorimeter dilakukan dengan cara
mencampurkan air dingin dengan air panas yang telah diukur suhu awalnya.
Dicampurkan dan diaduk untuk mempercepat reaksi air dingin dan air panas. Pada
percobaan ini, dilakukan sebanyak 5 kali selama 5 menit dengan selang waktu 1
menit dan didapatkan suhu akhir atau suhu setimbang sebesar 40 oC. Dalam hal
ini terjadi proses fisika karena kenaikan temperatur air dingin dapat dihitung
dengan menggunakan pengurangan temperature maksimum yang konstan dengan
temperature air dingin. Sedangkan penurunan temperature air panas dapat
dihitung dengan menggunakan pengurangan temperature air panas dan suhu
maksimum konstan. Melalui percobaan tersebut didapatkan hasil adanya
perubahan kalor, yaitu terjadi penyerapan kalor atau reaksi endotermik yang
dibuktikan dengan nilai tetapan kalor 13,9467 J/ oC yang bernilai positif.
Pada percobaan penentuan kalor netralisasi adalah entalpi yang terjadi
pada penetralan asam oleh basa atau sebaliknya pada keadaan standar.
Pencampuran larutan HCl 1 M sebanyak 40 ml dan larutan NaOH 1 M sebanyak
40 ml mengalami reaksi eksoterm, yaitu mengalami kenaikan suhu. Sedangkan
delta H yang dihasilkan akan bernilai negatif maksudnya ialah entalpi sesudah
reaksi menjadi lebih kecil .Sebelum melakukan pencampuran kedua larutan
tersebut dilakukan penyamaan suhu antara keduanya. Sebab apabila suhu
keduanya berbeda maka terjadi dua perubahan kalor yaitu perubahan kalor reaksi
dan perubahan kalor campuran dengan suhu yang berbeda. Pada saat dilakukan
proses pencampuran dilakukan juga pengadukan pada campuran kedua larutan.
Pencampuran dilakukan agar larutan asam dan basa ternetralisasi sehingga didapat
kalor netralisasinya. Sedangkan pengadukan bertujuan untuk mempercepat adanya
transfer elektron dan ion – ion yang terdapat pada larutan. Pada percobaan ini di
peroleh suhu awal dari masing-masing larutan sebesar 38 oC. Setelah larutan
dicampurkan diperoleh suhu akhir campuran 42 oC. percobaan ini dilakukan 3 kali
selama 3 menit dalam selang waktu 1 menit. Dan delta H yang dihasilkan bernilai
-41640,8375 J/mol.
HCl (aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
Pada percobaan termokimia ini terjadi sistem tertutup terisolasi,kalor yang
dilepaskan oleh benda yang bersuhu tinggi sama dengn kalor yang diserap oleh
benda bersuhu rendah. Maka, terjadilah kesetimbangan termal pada sistem.

1.6. Kesimpulan
1. Pada percobaan penentuan tetapan kalorimeter dapat diukur menggunakan
alat sederhana, yaitu menggunakan kalorimeter sederhana. Kalorimeter
sederhana berfungsi untuk mengukur suhu akhir pada tekanan tetap dan
terjadi juga reaksi endoterm .
2. Tetapan kalorimeter yang diperoleh sebesar 13,9467 J/ oC
3. Delta H reaksi untuk asam kuat dan basa kuat diperoleh sebesar - 41640,8375
J/mol. Dan terjadi reaksi eksoterm.
4. Pada percobaan termokimia ini menggunakan sistem tertutup terisolasi.
5. Pada percobaan termokimia ini berlaku juga Asas Black ( Hukum Kekekalan
Energi).

1.7. Lampiran
NO Gambar Keterangan

1. Larutan NaOH 1 M dalam labu ukur 250 ml

2. Pengukuran suhu air dingin sebebelum dicampur

3. Pengukuran suhu air panas sebelum dicampur

4. Hasil pencampuran air dingin dan air panas

5. Penyamaan suhu larutan NaOH 1 M sebanyak 40 ml


dengan larutan HCl 1 M sebanyak 40 ml

6. Hasil pengukuran suhu campuran larutan NaOH dan


larutan HCl
DAFTAR PUSTAKA
Bird, T,1993, Kimia Fisika Untuk Universitas , Geamedia Pustaka Utama, Jakarta
Petrucci,dkk,2007, Kimia Dasar Pinsip-Prinsip Dan Aplikasi Modern Edisi
Kesembilan Jilid 1, Erlangga, Jakarta
Subowo, T & Sanjaya, A, 1983, Kimia Fisika, CV Armico, Bandung
Sukardjo, 2002, Kimia Fisika, Rineka Cipta , Jakarta

Anda mungkin juga menyukai