PERCOBAAN IV
KESETIMBANGAN KIMIA
OLEH:
KELOMPOK II KELAS A
ADE SITI HAPSAH (1907111095)
ANGGI PRATAMA (1907110929)
NURUL IMANSARI (1907111044)
NONI JULHIJAH (1907110982)
SUCI MAS’AMA ULFA (1907111024)
1.5. Pembahasan
Kesetimbangan kimia merupakan kesetimbangan yang dinamis antara
jumlah molekul reaktan dengan jumlah produk yang terbentuk mempunyai besar
yang sama. Dalam kesetimbangan ,reaksi yang terbentuk adalah reaksi bolak-
balik. Zat yang terbentuk dapat menghasilkan zat yang semulanya. Oleh karena
itu reaksi pada kesetimbangan berlangsung bolak-balik.
Pada praktikum kali ini yang membahas tentang ion dalam kesetimbangan
pada percobaan ini setiap tabung reaksi diisi dengan yang berbeda-beda, pada
percobaan 1ml larutan PbSO4 dengan 2 tetes larutan K2CrO4 menghasilkan
larutan yang berwarna kuning, dan membentuk endapan yang berwarna kuning.
Pada percobaan ini larutan PbSO4 dan K2CrO4 mengion menjadi
Pada percobaan tabung reaksi ke II 1ml larutan PbSO4 dengan 2 tetes larutan
H2SO4 2M dan 2 tetes alkohol 90% dalam percobaan ini larutan PbSO4 2M
dengan menajadi ion-ionnya yaitu Pb2+ dan SO42-, penambahan asam sulfat dan
alkohol menyebabkan pembentukan PbSO4 dan Pb(0H)2 yang sulit larut
PbSO4(aq) ↔ Pb2+ + SO42-(aq)
H2SO4(qa) ↔ 2H+(aq) + SO42-(aq)
C2H5OH(aq) ↔ C2H5+ + OH-
Pada Pb2+ berubah dengan ion SO42+ dalam H2SO4 dan terbentuk endapan
putih PbSO4 dan terbentuk endapan putih PbSO4. Penambahan alkohol 90%
menyebabkan terbentuknya endapan putih Pb(OH)2 yang sukar larut, namun dapat
larut dalam aseton dan asam asetat, sehingga penambahan ammonium asetat
menyebabkan pengendapan pada larutan dan tidak dapat larut.pemanasan dapat
meningkatkan kelarutan pada senyawa. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi kesetimbangan yaitu salah satunya adalah perubahan suhu dimana
besarnya suhu berpengaruh terhadap energi kinetik reaksi. Semakin besar suhu
maka semakin besar pula energi kinetik zatnya sehingga laju reaksi berjalan
semakin cepat
Pb2+(aq) + SO42-(aq) ↔ PbSO4(aq)
Pb2+ + OH- ↔ Pb(OH)2
Pada percobaan tabung reaksi ke III yaitu dilarutkan 1ml larutan NiCl2
dengan 3 tetes larutan NH4OH 2M dan 2 tetes Dimeril gioksim 1%. Dalam
campuran NH4OH 2M mengion menjadi Ni2+dan Cl- dan NH4OH mengion
menjadi NH4+ dan OH- menjadi reaksi
Ion besi (II) kemudian lebih lanjut dapat bereaksi dengan senyawa
kompleks membentuk Fe3(Fe(CN)6)2 menurut reaksi
Dalam percobaan ini ion Mg2+ bereaksi dengan OH- membentuk Mg(OH)2
dan ion NH4+ bereaksi dengan SO42- membentuk ( NH4)2SO4
Dalam reaksi ini terbentuk larutan ungu namun tidak sepekat warna
percobaan (III) dan cendrung jernih serta berwarna jernih. Larutan berwarna biru-
biruan karena terdapat senyawa Mg(OH)2 yang cukup mudah larut.
Pada percobaan keenam kedalam 1ml larutan MgSO4 ditambahkan 1ml
larutan NH4OH 0,1M . dalam percobaan ini juga ditambahkan 1ml larutan NH 4Cl
dan terbentuk larutan ungu yang mirip dengan percobaan (V) namun, warna yang
dihasilkan cukup kental dan warna pada percobaan ke (VI ) sangat jernih. Pada
percobaan ini campuran larutan MgSO4 dan NH4OH mengion menjadi ion-ionnya
menurut reaksi:
Ion Mg2+ bereaksi dengan OH- membentuk Mg(OH)2 dan NH4+ bereaksi
dengan ion SO42- membentuk (NH4)2SO4 reaksi- reaksi ini hampir mirip dengan
percobaan (V) namun didalam reaksi ini di tambahkan NH4Cl, sehingga Mg(OH)2
Bereaksi dengan NH4Cl membentuk NH4Cl menurut reaksi:
1.6. Kesimpulan
1) Reaksi kesetimbangan dapat dipengaruhi oleh jumlah konsentrasi dan
volume larutan hal ini dapat dilihat dari perubahan warna dan kepekatan
larutan.
2) Kesetimbangan kimia menjelaskan keadaan dimana laju reaksi maju (
terwujud) dan laju reaksi kimia sama besar serta konsentrasi reaktan dan
produk tetap tidak berubah seiring berjalannya waktu.
3) Perubahan warna larutan pada percobaan tersebut menandakan bahwa
sistem telah mencapai kondisi setimbang.
1.7. Lampiran
1.7.1. Lampiran A (Tugas)
1) Pengertian Kesetimbangan
Kesetimbngan adalah keadaan saat kedua reaktan dan produk hadir
dalam konsentrasi yang tidak memiliki kecenderungan lebih lanjut untuk
berubah seiring berjalannya waktu.
2) Reaksi kesetimbangan
Kesetimbangan terjadi pada reaksi kimia yang reversibel. Reaksi
reversibel adalah reaksi yang di mana produk reaksi dapat bereaksi balik
membentuk reaktan. Kesetimbangan kimia tercapai ketika laju reaksi maju
sama dengan laju reaksi balik dan konsentrasi dari reaktan-reaktan dan
produk-produk tidak berubah lagi
3) Factor- factor yang mempengaruhi kesetimbangan
a. Perubahan konsentrasi
Besar kecilnya konsentrasi berpengaruh pada kecepatan atau laju
reaksi. Jika konsentrasi reaktan diperbesar maka laju reaksi semakin cepat
sehingga kesetimbangan lebih cepat tercapai. Penambahan konsentrasi
menyebabkan kesetimbangan akan bergeser ke arah produk dan
sebaliknya.
b. Perubahan suhu
Besarnya suhu akan berpengaruh terhadap energi kinetik reaksi.
Semakin besar suhu maka semakin besar pula energi kinetik zatnya
sehingga laju reaksi berjalan semakin cepat. Apabila suhu dinaikkan maka
reaksi akan bergeser ke ∆H + (endoterm) dan sebaliknya.
c. Perubahan tekanan
Tekanan dan volume berbanding terbalik, artinya apabila volume
diperbesar maka tekanan diperkecil dan sebaliknya.
d. Perubahan volume
Jika volume diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke jumlah
koefisien atau mol yang besar dan sebaliknya.
e. Katalis
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi tetapi tidak
mempengaruhi jumlah produk. Katalis berfungsi menurunkan energi
aktivasi agar waktu yang diperlukan untuk bereaksi lebih singkat
4) Pengertian centrifuge
Centrifuge adalah sebuah peralatan yang pada umumnya digerakkan
oleh motor listrik yang menempatkan obyek di rotasi sekitar sumbu tetap,
menerapkan kekuatan untuk tegak lurus sumbu. Centrifuge bekerja
menggunakan prinsip sedimentasi, dimana percepatan sentripetal
menyebabkan zat padat untuk memisahkan sepanjang arah radial (bagian
bawah tabung). Oleh objek yang sama ringan tanda akan cenderung
bergerak ke atas.
5) Tuliskan rumus tetapan kesetimbangan untuk reaksi berikut ini:
a. Zn (s) + CO2(S) → ZNO(S) + CO (g)
Rumus tetapan kesetimbangan:
Kc = [CO] Kp =(Pco)
DAFTAR PUSTAKA
Petrucci. H. 1995. Kimia Dasar, Prinsip, dan Terapan Modern. Erlangga. Jakarta.