Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PERCOBAAN IV
KESETIMBANGAN KIMIA
OLEH:
KELOMPOK II KELAS A
ADE SITI HAPSAH (1907111095)
ANGGI PRATAMA (1907110929)
NURUL IMANSARI (1907111044)
NONI JULHIJAH (1907110982)
SUCI MAS’AMA ULFA (1907111024)

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
1.1. Judul Percobaan: KESETIMBANGAN KIMIA
1.2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan pengarauh konsentrasi dalam
suatu reaksi kesetimbangan
1.3. Prosedur Percobaan
1.3.1. Ion dalam Kesetimbangan
1) Didalam larutan timbal (II) 1ml ditambahkan beberapa tetes larutan
K2CrO4, kemudian endapan di sentrifus
2) Didalam larutan timbal (II) 1ml ditambahkan beberapa tetes asam
sulfat (H2SO4) 2M dan beberapa tetes alkohol. Dilakukan pemanasan
jika dibutuhkan dan diamati setelah dingin
3) Didalam larutan Ni (II) 1ml ditambahkan 3 tetes larutan NH4OH,
kemudian tambahkan lagi beberapa tetes dimetil glioksim dan diamati
yang terjadi
4) Didalam larutan Fe (II) ditambahkan beberapa tetes larutan
K3Fe(CN)6. Diamati perubahan yang terjadi
5) Didalam larutan Mg (II) 1ml, ditambahkan larutan NH4OH
perubahan yang terjadi diamati.
6) Didalam larutan Mg (II) 1ml ditambahkan larutan NH4OH 1ml dan
1ml larutan NH4Cl. perubahan yang terjadi dicatat dan bandingkan
hasilnya pada percobaan v.
1.4. Pengamatan
1.4.1. Ion dan kesetimbangan
Tabel 4.1. Ion dan kesetimbangan
Tabung reaksi Larutan Perubahan
I 1ml PbSO4 + K2CrO4 Endapan kuning
II 1ml PbSO4+ H2SO4 Endapan putih
2M + alkohol 90%
III 1ml NIcl2 + NH4OH Larutan pink
2M + Dimeril gioksim
IV 1ml FeSO4 0,2M+ Larutan hijau
K3Fe(CN)6
V 1ml MgSO4 + 1ml Larutan putih
NH4OH
VI 1ml MgSO4 + 1ml Larutan putih
NH4OH + 1ml NH4Cl kekuningan
VII 1ml PbSO4 + H2SO4 Larut
2M + alkohol 90% +
Amonium Asetat
VIII 1ml PbSO4 + H2SO4 Larut
2M + alkohol 90% +
HCl
IX 1ml PbSO4+ H2SO4 Larut dan mengental
2M + alkohol 90% +
H2SO4

1.5. Pembahasan
Kesetimbangan kimia merupakan kesetimbangan yang dinamis antara
jumlah molekul reaktan dengan jumlah produk yang terbentuk mempunyai besar
yang sama. Dalam kesetimbangan ,reaksi yang terbentuk adalah reaksi bolak-
balik. Zat yang terbentuk dapat menghasilkan zat yang semulanya. Oleh karena
itu reaksi pada kesetimbangan berlangsung bolak-balik.
Pada praktikum kali ini yang membahas tentang ion dalam kesetimbangan
pada percobaan ini setiap tabung reaksi diisi dengan yang berbeda-beda, pada
percobaan 1ml larutan PbSO4 dengan 2 tetes larutan K2CrO4 menghasilkan
larutan yang berwarna kuning, dan membentuk endapan yang berwarna kuning.
Pada percobaan ini larutan PbSO4 dan K2CrO4 mengion menjadi

PbSO4(aq) ↔ Pb2+ + SO42-(aq)


K2CrO4 ↔ 2K+ + CrO42-
Pada larutan ini membentuk endapan PbSO4 yang tidak larut

PbSO4(aq) + K2CrO4 = PbCrO4+ K2SO4

Pada percobaan tabung reaksi ke II 1ml larutan PbSO4 dengan 2 tetes larutan
H2SO4 2M dan 2 tetes alkohol 90% dalam percobaan ini larutan PbSO4 2M
dengan menajadi ion-ionnya yaitu Pb2+ dan SO42-, penambahan asam sulfat dan
alkohol menyebabkan pembentukan PbSO4 dan Pb(0H)2 yang sulit larut
PbSO4(aq) ↔ Pb2+ + SO42-(aq)
H2SO4(qa) ↔ 2H+(aq) + SO42-(aq)
C2H5OH(aq) ↔ C2H5+ + OH-
Pada Pb2+ berubah dengan ion SO42+ dalam H2SO4 dan terbentuk endapan
putih PbSO4 dan terbentuk endapan putih PbSO4. Penambahan alkohol 90%
menyebabkan terbentuknya endapan putih Pb(OH)2 yang sukar larut, namun dapat
larut dalam aseton dan asam asetat, sehingga penambahan ammonium asetat
menyebabkan pengendapan pada larutan dan tidak dapat larut.pemanasan dapat
meningkatkan kelarutan pada senyawa. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi kesetimbangan yaitu salah satunya adalah perubahan suhu dimana
besarnya suhu berpengaruh terhadap energi kinetik reaksi. Semakin besar suhu
maka semakin besar pula energi kinetik zatnya sehingga laju reaksi berjalan
semakin cepat
Pb2+(aq) + SO42-(aq) ↔ PbSO4(aq)
Pb2+ + OH- ↔ Pb(OH)2
Pada percobaan tabung reaksi ke III yaitu dilarutkan 1ml larutan NiCl2
dengan 3 tetes larutan NH4OH 2M dan 2 tetes Dimeril gioksim 1%. Dalam
campuran NH4OH 2M mengion menjadi Ni2+dan Cl- dan NH4OH mengion
menjadi NH4+ dan OH- menjadi reaksi

NiCl2 (aq) ↔ Ni2+(aq) + 2Cl-(aq)


NH4OH ↔ NH4+(aq) + OH- (aq)
Penambahan amonium hidroksida menyebabkan ion nikel bereaksi dengan
OH- membentuk reaksi larutan yang mudah larut dan NH4OH membuat reaksi

Ni2+ + 2OH- ↔ Ni (OH)2(aq)


+
NH4 (aq) + Cl-(aq) ↔ NH4Cl-(aq)

Adanya penambahan dimetil glioksim membuat larutan berubah menjadi


berwarna ungu (II) . bila direaksikan dengan dimetil glioksim C4H6 (MGH) , akan
membentuk kompleks yang terjadi.
Pembuatan nikel DMG berwarna dalam PH 5.6 dengan penambahan. dalam
NH4OH percobaan ini larutan berwarna sedikit ungu namun tidak terbentuk
endapan . endapan terbentuk jika larutan menjadi jenuh dengan zat yang
bersangkutan larutan NH4OH yang ditambahkan berfungsi untuk membuat larutan
menjadi netral dan bersifat basa , karena Ni(DMG) mengendap dengan sempurna
dalam suasana basa.
Pada percobaan keempat 1ml larutan FeSO4 0,2M ditambahkan ion
kompleks (senyawa kompleks) K3Fe(CN)6. Beberapa tetes K3Fe(CN)6
ditambahakan dalam percobaan ini. Larutan FeSO4 dalam larutan campuran
menjadi Fe2+ dan ion SO42- menurut reaksi:

FeSO4 (aq) ↔ Fe2+(aq) + SO4 2-(aq)

Ion besi (II) kemudian lebih lanjut dapat bereaksi dengan senyawa
kompleks membentuk Fe3(Fe(CN)6)2 menurut reaksi

3 Fe2(aq) + 2 K3Fe(CN)6 )2 (aq) ↔ Fe3(Fe(CN)6)2(aq) + 3K2SO4(aq)

Pembentukan ion kompleks tersebut membentuk endapan biru tua pekat


(biru prusia) . senyawa kompleks ini sangat sukar larut senyawa ini berubah
warna menjadi biru prusia disebabkan oleh ion terisianida.
Pada percobaan kelima 1ml larutan MgSO4 ditambahkan dengan 1ml
larutan NH4OH. Dalam campuran larutan MgSO4 dan NH4OH mengion menurut
reaksi:

MgSO4 ↔ Mg2+(aq) + SO42-(aq)


NH4OH ↔ NH4+(aq) + OH-(aq)

Dalam percobaan ini ion Mg2+ bereaksi dengan OH- membentuk Mg(OH)2
dan ion NH4+ bereaksi dengan SO42- membentuk ( NH4)2SO4

Mg2+(aq) + 2 OH-(aq) ↔ Mg(OH)2(aq)


2NH4+(aq) + SO42-(aq) ↔ ( NH4)2SO4(aq)

Dalam reaksi ini terbentuk larutan ungu namun tidak sepekat warna
percobaan (III) dan cendrung jernih serta berwarna jernih. Larutan berwarna biru-
biruan karena terdapat senyawa Mg(OH)2 yang cukup mudah larut.
Pada percobaan keenam kedalam 1ml larutan MgSO4 ditambahkan 1ml
larutan NH4OH 0,1M . dalam percobaan ini juga ditambahkan 1ml larutan NH 4Cl
dan terbentuk larutan ungu yang mirip dengan percobaan (V) namun, warna yang
dihasilkan cukup kental dan warna pada percobaan ke (VI ) sangat jernih. Pada
percobaan ini campuran larutan MgSO4 dan NH4OH mengion menjadi ion-ionnya
menurut reaksi:

MgSO4 (aq) ↔ Mg2+(aq) + SO42-(aq)


NH4OH (aq) ↔ NH4+(aq) + OH-(aq)

Ion Mg2+ bereaksi dengan OH- membentuk Mg(OH)2 dan NH4+ bereaksi
dengan ion SO42- membentuk (NH4)2SO4 reaksi- reaksi ini hampir mirip dengan
percobaan (V) namun didalam reaksi ini di tambahkan NH4Cl, sehingga Mg(OH)2
Bereaksi dengan NH4Cl membentuk NH4Cl menurut reaksi:

NH4Cl (aq) ↔ NH4- (aq) + Cl-(aq)


Mg(OH)2 ↔ Mg2+(aq) + 2 OH-(aq)
Mg2+(aq) + 2 Cl-(aq) ↔ MgCl2(aq)

Senyawa MgCl2(aq) merupakan garam yang sangat larut dan tidak


berwarna. Karena kelarutannya yang sangat tinggi maka sulit untuk membentuk
endapan MgCl2 penaikan suhu, penurunan volume dan peningkatan tekanan
reaksi mungkin dapat mengendapkan MgCl2 walaupun hanya sedikit ( Petrucci,
1995)

1.6. Kesimpulan
1) Reaksi kesetimbangan dapat dipengaruhi oleh jumlah konsentrasi dan
volume larutan hal ini dapat dilihat dari perubahan warna dan kepekatan
larutan.
2) Kesetimbangan kimia menjelaskan keadaan dimana laju reaksi maju (
terwujud) dan laju reaksi kimia sama besar serta konsentrasi reaktan dan
produk tetap tidak berubah seiring berjalannya waktu.
3) Perubahan warna larutan pada percobaan tersebut menandakan bahwa
sistem telah mencapai kondisi setimbang.
1.7. Lampiran
1.7.1. Lampiran A (Tugas)
1) Pengertian Kesetimbangan
Kesetimbngan adalah keadaan saat kedua reaktan dan produk hadir
dalam konsentrasi yang tidak memiliki kecenderungan lebih lanjut untuk
berubah seiring berjalannya waktu.
2) Reaksi kesetimbangan
Kesetimbangan terjadi pada reaksi kimia yang reversibel. Reaksi
reversibel adalah reaksi yang di mana produk reaksi dapat bereaksi balik
membentuk reaktan. Kesetimbangan kimia tercapai ketika laju reaksi maju
sama dengan laju reaksi balik dan konsentrasi dari reaktan-reaktan dan
produk-produk tidak berubah lagi
3) Factor- factor yang mempengaruhi kesetimbangan
a. Perubahan konsentrasi
Besar kecilnya konsentrasi berpengaruh pada kecepatan atau laju
reaksi. Jika konsentrasi reaktan diperbesar maka laju reaksi semakin cepat
sehingga kesetimbangan lebih cepat tercapai. Penambahan konsentrasi
menyebabkan kesetimbangan akan bergeser ke arah produk dan
sebaliknya.
b. Perubahan suhu
Besarnya suhu akan berpengaruh terhadap energi kinetik reaksi.
Semakin besar suhu maka semakin besar pula energi kinetik zatnya
sehingga laju reaksi berjalan semakin cepat. Apabila suhu dinaikkan maka
reaksi akan bergeser ke ∆H + (endoterm) dan sebaliknya.
c. Perubahan tekanan
Tekanan dan volume berbanding terbalik, artinya apabila volume
diperbesar maka tekanan diperkecil dan sebaliknya.
d. Perubahan volume
Jika volume diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke jumlah
koefisien atau mol yang besar dan sebaliknya.
e. Katalis
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi tetapi tidak
mempengaruhi jumlah produk. Katalis berfungsi menurunkan energi
aktivasi agar waktu yang diperlukan untuk bereaksi lebih singkat
4) Pengertian centrifuge
Centrifuge adalah sebuah peralatan yang pada umumnya digerakkan
oleh motor listrik yang menempatkan obyek di rotasi sekitar sumbu tetap,
menerapkan kekuatan untuk tegak lurus sumbu. Centrifuge bekerja
menggunakan prinsip sedimentasi, dimana percepatan sentripetal
menyebabkan zat padat untuk memisahkan sepanjang arah radial (bagian
bawah tabung). Oleh objek yang sama ringan tanda akan cenderung
bergerak ke atas.
5) Tuliskan rumus tetapan kesetimbangan untuk reaksi berikut ini:
a. Zn (s) + CO2(S) → ZNO(S) + CO (g)
Rumus tetapan kesetimbangan:
Kc = [CO] Kp =(Pco)

b. MgSO4(s) → Mgo(s)+ SO3(G)


Rumus tetapan kesetimbangan:
Kc = [ SO3] Kp = ( SO3)

c. NO(g) → 1/2N2(g) +1/2 O2(g)


Rumus tetapan kesetimbangan:
Kc = [ N2]1/2 [ O2]1/2 Kp= [ N2]1/2 [ O2]1/2
[ NO] [ NO]
6) Nyarakan hubungan antara K1 dan K2 dari reaksi berikut:
a. H2(g) + O2 (g) → 2H2O(g)……… k1
b. H2(g) +1/2 O → H2O(g)…………k2
Jawab:
Hubungannya yaitu persamaan II adalah ½ dari persamaan I apabila
direaksi dibagi dua maka nilai konstanta dilarutan akan:
K2 = /K1
7) Buktikan K3 = k1 K2 dari reaksi berikut:
a. 2NO(g)+ O2(g) → 2NO2(g)……….. k1
b. 2NO2(g) → N2O4(g)……………. k2
c. 2NO(g)+ O2(g) → N2O4..................k3
Jawab:
K3 = k1 K2 = [ NO]2 .X [N2O4] = [N2O4] jadi
terbukti
[ NO]2[ O2] [ NO]2 [ NO]2[ O2]
K3= 2NO(g) )+ O2(g) → N2O4(g)
8) Buatlah NH3 dari reaksi H2 dan N2 adalah sebagai berikut:
½ Na + 3/2 H3 ∆H = - 11,0 kkal
Bagaimana hasil reaksi NH3, jika
a. Campuran reaksi dikecilkan volumenya
= apabila v kebawah artinya pT keseimbangan akan bergerak ke
koefisien yang lebih kecil, dan hasil NH3 semakin banyak.
b. Temperature reaksi dinaikkan
= temperature dinaikkan maka, kesetimbangan akan bergeser kearah
endoterm. Artinya kekiri dan produk NH3 berkurang
c. Penambahan H2
= kesetimbangan bergeser kekanan dan NH3 bertambah.

DAFTAR PUSTAKA
Petrucci. H. 1995. Kimia Dasar, Prinsip, dan Terapan Modern. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai