Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PERCOBAAN V
HASIL KALI KELARUTAN
OLEH :
KELOMPOK II KELAS A
ADE SITI HAPSAH (1907111095)
ANGGI PRATAMA (1907110929)
NONI JULHIJAH (1907110982)
NURUL IMANSARI (1907111044)
SUCI MAS’AMA ULFA (1907111024)

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
1.1 Judul Percobaan: HASIL KALI KELARUTAN

1.2 Tujuan Percobaan: mempelajari konsentrasi ion dan pengaruhnya terhadap


pembentukan endapan

1.3 Prosedur Praktikum:

1.3.1 Penambahan Ion Sejenis


a) Kedalam dua tabung reaksi masing-masing dimasukkan larutan NaCl
jenuh 0,1 ml
b) Diisi tabung reaksi pertama dengan 1 ml larutan HCl pekat
c) Sebanyak 1 ml larutan NaOH pekat ditambahkan kedalam tabung reaksi
kedua
d) Perubahan yang terjadi pada masing-masing tabung diamati dan dicatat
perubahannya
1.3.2 Mengendapkan Garam-Garam yang Sukar Larut
a) Dua tabung reaksi masing-masing diisi dengan larutan Pb(NO 3 ) 2 0,1 M
yang sebelumnya telah diukur menggunakan gelas ukur
b) Kedua tabung reaksi diberi tanda A dan B
c) Tabung reaksi A ditambahkan 1 ml larutan NaCl 1 M
d) Tabung reaksi B ditambahkan 1 ml larutan NaCl 0,1 M
e) Pada setiap tabung reaksi ditambahkan 8 ml akuades
f) Kedua tabung dikocok dan dibiarkan beberapa menit
g) Endapan pada kedua tabung dibandingkan
h) Tiga tabung reaksi lain disiapkan dan diisi dengan 1 ml larutan jernih dari
A
i) Dua tetes larutan K 2 CrO 4 5% dimasukkan kedalam tabung reaksi
pertama
j) Dua tetes AgNO 3 0,1 M dimasukkan kedalam tabung reaksi kedua
k) Dua tetes H 2 SO 4 dimasukkan kedalam tabung reaksi ketiga
l) Perubahan yang terjadi diamat
1.3.3 Melarutkan Endapan dengan Pembentukan Ion Kompleks
a) Satu milliliter larutan CuSO 4 0,1 M dimasukkan kedalam sebuah tabung
reaksi
b) Satu tetes larutan NaOH pekat ditambahkan kedalam tabung reaksi
c) Perubahan yang Terjadi diamati
d) Satu milliliter NH 4 OH ditambahkan kedalam tabung yang sama
e) Perubahan yang terjadi diaamati

1.4 Pengamatan

1.4.1 Penambahan Ion Sejenis


NO Sketsa Kerja Perubahan Campuran
1 1 ml NaCl jenuh + 1 ml Terjadi perubahan warna
HCl pekat menjadi agak kekuningan
namun tidak terbentuk
endapan
2 1 ml NaCl jenuh + 1 ml Terjadi perubahan warna
NaOH pekat menjadi putih dan
terbentuk endapan

1.4.2 Mengendapkan Garam-Garam Yang Sukar Larut


NO Sketsa Kerja Perubahan Campuran
A 1 ml Pb(NO3)2 0,1 M + 1 Larutan putih atau
ml NaCl 1 M menjadi putih dengan
sedikit endapan
B 1 ml Pb(NO3)20,1 M +1 Larutan sedikit putih
ml NaCl 0,1 M dengan terbentuk
endapan
I 1 ml larutan bening A + 2 Terjadi perubahan warna
tetes AgNO3 menjadi putih
dan terbentuk
endapan
II 1 ml larutan bening A + 2 Terjadi perubahan warna
tetes K2CrO4 menjadi kuning dan
terbentuk endapan
III 1 ml larutan bening A + 2 Terjadi perubahan warna
tetes H2SO4 larutan menjadi jernih
dan tidak terbentuk
endapan.

1.4.3 Melarutkan Endapan Dengan Pembentukan Ion Kompleks


NO Sketsa Kerja Perubahan Campuran
1 1 ml CuSO4 0,1M +1 tetes Terjadi perubahan warna menjadi
NaOH 0,1 M biru dan terbentuk endapan biru

2 Hasil dari tabung 1 + 1 ml Larutan berubah warna menjadi


NH4OH berwarna biru keruh dengan
warna yang cukup pekat dan
endapannya berkurang semakin
sedikit

1.5.Pembahasan
1.5.1Penambahan Ion Sejenis
Pada percobaan ini dilakukan pelarutan NaCl jenuh sebanyak 1 ml dengan
larutan HCl pekat dan NaOH pekat sebanyak 1 ml.Larutan ini dicampurkan untuk
mempelajari efek penambahan ion senama.Pada percobaan ini dalam sebuah
larutan HCl dan NaCl mengion menjadi ion-ionnya menurut persamaan:
HCl( ) ↔ H( ) + Cl( ) …........……………………………(4.1)

NaCl( ) ↔ Na( ) + Cl( ) …………….…...........………….(4.2)

Menurut petrucci (2011) adanya penambahan ion sejenis akan menurunkan


kelarutan suatu zat terlarut dan berimplikasi pada terbentuknya endapan,hal ini
didasarkan pada prinsip Le Chatelier.Adanya penambahan ion Cl- membuat
kesetimbangan akan bergeser kea rah pembentukan endapan.Namun hal yang
berbeda ditemukan dalam percobaan ini dimana tidak terbentuknya endapan
dalam larutan dan hanya terjadi perubahan warna menjadi sedikir kuning.Hal ini
terjadi karena larutan HCl pekat diambil tidak dari lemari asam yang mana telah
berkontak dengan lingkungan .Oleh karena itu dapat ditarik hipotesis bahwa hal
itu terjadi karena efek ion tak senama yang muncul saat HCl berkontak dengan
lingkungan.Hal ini didasarkan pada pendapat petrucci (2011),efek penambahan
ion tidak senama dapat meningkatkan kelarutan dan benar hal ini terjadi dalam
percobaan ini dimana kelarutan zat terlarut meningkat dengan adanya efek garam
atau ion tak senama.Selain itu dikarenakan HCl merupakan asam kuat dan
elektrolit kuat yang memiliki tarikan elektrostatis yang kuat dan mudah
terdisosiasi sehingga dapat membentuk pasangan ion yang membuat kelarutan zat
terarut lebih besar daripada yang diduga berdasarkan Ksp.Tingkat pembentukan
pasangan ion meningkat dengan bertambahnya tarikan elektrostatis antara kation
dan anion.Ini berarti zat terlarut tambahan atau HCl tambahan harus ada agar
terbentuk endapan (Petrucci, 2011).
Hal yang sama terjadi pada NaOH dimana bereaksi menurut reaksi:
NaOH( ) ↔ Na( ) + OH( ) ……………….......(4.3)
NaCl( ) ↔ Na( ) + Cl( ) ……………………..(4.4)
Dimana adanya penambahan ion senama akan menurunkan kelarutan dan
membuat kesetimbangan bergerser ke arah pembentukan endapan.Hal ini
didukung oleh hasil pengamatan terjadi perubahan warna menjadi putih dan
terbentuk endapan (Petrucci, 2011).
1.5.2 Mengendapkan Garam-Garam Yang Sukar Larut
Pada percobaan kedua ini dilakukan pengendapan garam-garam yang
sukar larut. Dalam percobaan ini dibentuk larutan A yang terdiri dari campuran 1
ml larutan Pb(NO3)2 0,1 M dan 1 ml NaCl 1 Molar bereaksi menurut reaksi:
Pb(NO ) ↔ Pb( ) + 2NO ( )
……………….(4.5)

NaCl( ) ↔ Na( ) + Cl( ) ..………...……(4.6)


Adanya interaksi antara ion Pb2+ dan Cl- menghasilkan suatu endapan
putih dan terjadi perubahan warna pada larutan menjadi putih serta terbentuk
cukup banyak endapan dikarenakan konsentrasi NaCl yang digunakan cukup
jenuh.Padatan yang terbentuk adalah PbCl2.NaNO3 juga terbentuk dalam reaksi ini
namun tidak mengalami pengendapan karena merupakan suatu garam dengan
kelarutan yang lebih tinggi dibanding PbCl2.
Larutan B juga mengalami suatu rekasi yang sama,namun tidak terbentuk
endapan.Hal ini karena konsentrasi NaCl yang digunakan pada tabung B
cenderung lebih encer daripada tabung A.Hal ini dapat dikaitkan dengan nilai
kuosiennya yang tidak melebihi konstanta hasil kali ion-ionny yang merupakan
batas kelarutan suatu zat terlarut dapat larut dalam larutan.Menurut Oxtobi
dkk(2012) dan Petrucci(2011) untuk endapan dapat terjadi nilai kuosiennya harus
melebihi Ksp (Qsp>Ksp).Hal ini berlaku dalam percobaan ini selain itu adanya
penamabahan akuades sebanyak 8 ml kedalam kedua tabung reaksi membuat
kedua endapan larut dan adanya penambahan volume larutan berimpilkasi pada
peningkatan kelarutan zat terlarut.
Setelah dilakukan pengenceran larutan bening A sebanyak akan
dimasukkan kedalam 3 tabung reaksi terpisah.Pada tabung reaksi pertama diisi
denngan 2 tetes AgNO3 sehingga terbentuk reaksi menurut persamaan:
AgNO ↔ Ag ( ) + NO ( )
..………………......(4.7)

NaNO .( )↔ Na( ) + NO ( )
.………………...…(4.8)

Adanya penambahan ion sejenis dan interaksi antara ion Ag+ dan NO3-
membuat larutan berubah warna menjadi putih dan kesetimbangan pun
mendukung dengan bergeser kearah penambahan padatan atau
endapan.Penambahan larutan bening A kedalam tabung reaksi kedua dan
penambahan 2 tetes K2CrO4 5% membuat terjadi perubahan warna menjadi
kuning dan terbentuk endapan.Hal ini didasarkan pada reaksi:
NaNO .( )↔ Na( ) + NO ( )
…………………(4.9)

K CrO .( )↔ 2K ( ) + CrO ( )
.………………...(4.10)

KNO3 merupakan senyawa yang mudah larut atau memiliki kelarutan yang
tinggi namun interaksi ion Na+ dan CrO4-2 membentuk Na2CrO4 yang sukar larut
dan membentuk suatu endapan berwarna kuning.(Levtifieieva dkk,2014).Hal ini
juga berlaku untuk asam sulfat yang ditambahkan dengan larutan bening A.Yang
terjadi reaksi:
H SO .( )↔ 2H( ) + SO ( )
…………………….(4.11)

NaNO .( )↔ Na( ) + NO ( )
.……………………(4.12)

Reaksi diatas menghasilkan garam yang sukar larut dan tidak terbentuk
endapan.Hal ini didukung juga oleh pendapat Petrucci (2011) dimana
penambahan kation atau anion yang memiliki muatan ganda akan mempermudah
pembentukan pasangan ion sehingga dapat meningkatkan kelarutan zat terlarut.
1.5.3 Melarutkan Endapan Dengan Pembentukan Ion Kompleks
Pada percobaan ketiga dilakukan percobaan untuk mempelajari reaksi
pelarutan garam-garam atau endapannya dengan pembentukan ion kompleks.Hal
ini didasarkan pendapat Oxtoby dkk(2001) dan Petrucci(2011) dimana telah
mereka berpendapat bahwa pembentukan ion kompleks akan meningkatkan
kelarutan zat terlarut dan ditandai dengan pembentukan atau perubahan warna
larutan menjadi mencolok.
Dalam percobaan ini dilarutkan 1 ml larutan CuSO4 dan 1 tetes larutan
NaOH.Larutan CuSO4 dan NaOH mengion dan bereaksi menurut persamaan:
CuSO .( )↔ Cu( ) + SO ( )
…………………………………………(4.13)

NaOH.( )↔ Na( ) + OH( ) .………………………………………….(4.14)


Dimana
Cu( ) + OH( ) ↔ Cu(OH) ( )
………………………………………..(4.15)

Menurut Levtifieieva dkk(2014) semua kation golongan VI seperti Cu


dapat diendapakan dengan penambahan natrium hidrooksida sebagai reagen dan
terbentuk endapan Cu(OH)2 yang berwarna biru.Menurrutnya CuSO4 dimana
ionnya akan bereaksi dengan OH-.begitupun berlaku dengna Na2SO4.Namun
berdasarkan kelarutannya akan terlebih dahulu terbentuk endapan Cu(OH)2
dikarenakan sifatnya yang lebih sukar larut.
Setelah terbentuknya endapan ditambahkan 1 ml NH4OH untuk dapat
membentuk atau memicu terbentuknya senyawa dan ion kompleks.Komponen
senyawa koordinasi dapat dikristalisasi dari CuSO4.Kristal ini mengandung ion
poliatomik (Cu(NH3)4)2+ yang dimana berdasarkan pendapat dua tokoh diatas
pembentukan ion kompleks akan meningkatkan kelarutan dan terbentuknya warna
larutan yang mencolok.Hal ini dibuktikan dari percobaan ini dimana adanya
pembentukan ion kompleks membuat endapan larut artinya terjadi peningkatan
kelarutan dan terjadi perubahan warna menjadi biru pekat.

1.6. Kesimpulan
1) Pengendapan suatu kesetimbangan larutan dapat ditentukan oleh kuosien
reaksi yang biasanya disebut dengna hasil kali konsentrasi ion-ionnya(Qsp)
dan sangat erat berhubungan dengan koefisien reaksi setara.
2) Endapan terbentuk apabila larutan mencapai keadaan lewat jenuh.
3) Pembentukan ion kompleks dapat menyebabkan terjadinya perubahan warna
pada larutan dan dapat meningkatkan kelarutan suatu zat terlarut pada larutan.
4) Penambahan ion senama pada suatu larutan dapat berpengaruh pada
pergeseran kesetimbangan dan dapat menurunkan kelarutan sehingga
mempermudah terjadinya pengendapan.
5) Kelarutan berhubungan dengan konstanta hasil kali kelarutan (Ksp) zat
terlarut dengan nilai Ksp yang semakin besar akan memiliki kelarutan molar
yang semakin besar

1.7. Lampiran

1. Bagaimana hubungan antara Kelarutan dan Ksp


Jawab:
Kelarutan dari suatu zat dapat berubah bergantung pada beberapa faktor.
Misalnya, kelarutan dari senyawa hidroksida seperti Mg(OH)2, bergantung pada
pH larutan. Kelarutan zat juga dipengaruhi oleh konsentrasi ion-ion lain dalam
larutan, khususnya ion-ion senama. Dengan kata lain, nilai kelarutan dari suatu zat
terlarut akan berubah jika spesi lain dalam larutan berubah. Hal ini berbeda
dengan Ksp, nilai Ksp dari suatu zat terlarut selalu tetap pada setiap temperatur
yang spesifik. Untuk memahami hubungan s dan Ksp, perhatikan kesetimbangan
kelarutan dalam larutan jenuh Ag2CO3 berikut.
Ag2CO3(s) ⇌ 2Ag+(aq) + CO32−(aq)
Konsentrasi ion Ag+ dan ion CO32− dalam larutan jenuh pada saat setimbang dapat
dikaitkan dengan kelarutan Ag2CO3 sesuai dengan stoikiometri perbandingan
koefisien reaksi. Jika kelarutan Ag2CO3 dinyatakan dengan s, maka konsentrasi
ion Ag+ sama dengan 2s dan konsentrasi ion CO32− sama dengan s.
Ag2CO3(s) ⇌ 2Ag+(aq) + CO32−(aq)
Dengan demikian, hubungan s dan Ksp Ag2CO3 dapat dinyatakan sebagai berikut.

Jika semakin kecil nilai kelarutan suatu zat maka zat tersebut semakin sukar larut
dalam pelarutnya. Jika pelarutnya adalah air (H2O) maka nilai Kspnya juga
semakin kecil. Sebaliknya, jika semakin besar nilai kelarutan suatu zat maka zat
tersebut semakin mudah larut dalam pelarutnya. Jika pelarutnya adalah air (H2O),
maka nilai Kspnya juga semakin besar.
2. Ceritakan bagaimana terjadinya pengendapan suatu zat dalam larutannya
Jawab:
Reaksi pengendapan dapat terjadi ketika dua larutan dicampur sehingga
menghasilkan produk yang tidak larut dalam pelarutnya. Namun tidak semua
senyawa ionik dapat bereaksi membentuk endapan. Endapan juga dapat terbentuk
pada kondisi tertentu seperti suhu dan pH yang akan menentukan apakah reaksi
pengendapan akan terjadi atau tidak.
Secara umum, meningkatnya suhu larutan juga akan meningkatkan kelarutan
senyawa ionik sehingga akan menurunkan kemungkinan terbentuknya endapan.
Selain kedua faktor tersebut, konsentrasi reaktan juga berperan penting dalam
terjadinya reaksi pengendapan tersebut.
Kelarutan adalah faktor yang berperan penting dalam peristiwa pengendapan.
Kelarutan merupakan suatu kemampuan dari zat padat, liquid maupun gas untuk
terlarut dalam suatu pelarut untuk menghasilkan suatu larutan.
Kelarutan dari suatu zat pada dasarnya bergantung dari jenis pelarut yang
digunakan. Semakin tinggi nilai kelarutan suatu zat pada jenis pelarut tertentu,
maka zat tersebut akan semakin mudah terlarut dalam pelarut tersebut.
Reaksi pengendapan dapat terjadi pada larutan berair ketika dua ion saling
berikatan untuk membentuk suatu garam yang tidak larut dalam pelarut yang akan
dikenal sebagai endapan.
Reaksi pengendapan juga dapat dihasilkan dari pencampuran dua larutan garam
yang berbeda sehingga akan menghasilkan reaksi penggantian kation dan anion
dari kedua reaktan yang digunakan membentuk suatu garam dengan kelarutan
berbeda.
AgNO3 (aq) + KCl (aq) → AgCl (s) + KNO3 (aq)
Reaksi antara larutan perak nitrat (AgNO3) dengan larutan kalium klorida (KCl)
merupakan salah satu contoh reaksi pengendapan yang banyak digunakan dalam
skala laboratorium. Kedua larutan tersebut merupakan larutan berair atau
menggunakan pelarut air.
Dalam bentuk larutan berair, ion ion dalam larutan tersebut akan terdisosiasi
dalam air menghasilkan anion dan kationnya.
AgNO3 (aq) → Ag+ (aq) + NO3- (aq)
KCl (aq) → K+ (aq) + Cl- (aq)
Ketika kedua larutan itu dicampurkan maka akan terjadi reaksi pertukaran kation
dan anion dimana ion Ag+ dari perak nitrat akan berikatan dengan ion Cl- dari
kalium klorida menghasilkan senyawa baru AgCl sedangkan ion K+ akan
berikatan dengan ion NO3- menghasilkan KNO3.
Senyawa AgCl memiliki fasa solid yang tidak larut dalam air atau memiliki
kelarutan yang sangat rendah pada suhu tertentu sehingga senyawa AgCl akan
mengendap dan menghasilkan padatan di bagian bawah larutan. Pembentukan
perak klorida secara individual dapat dituliskan sebagai berikut.
Ag+ (aq) + Cl- (aq) → AgCl (s)

Anda mungkin juga menyukai