PERCOBAAN V
HASIL KALI KELARUTAN
OLEH :
KELOMPOK II KELAS A
ADE SITI HAPSAH (1907111095)
ANGGI PRATAMA (1907110929)
NONI JULHIJAH (1907110982)
NURUL IMANSARI (1907111044)
SUCI MAS’AMA ULFA (1907111024)
1.4 Pengamatan
1.5.Pembahasan
1.5.1Penambahan Ion Sejenis
Pada percobaan ini dilakukan pelarutan NaCl jenuh sebanyak 1 ml dengan
larutan HCl pekat dan NaOH pekat sebanyak 1 ml.Larutan ini dicampurkan untuk
mempelajari efek penambahan ion senama.Pada percobaan ini dalam sebuah
larutan HCl dan NaCl mengion menjadi ion-ionnya menurut persamaan:
HCl( ) ↔ H( ) + Cl( ) …........……………………………(4.1)
NaNO .( )↔ Na( ) + NO ( )
.………………...…(4.8)
Adanya penambahan ion sejenis dan interaksi antara ion Ag+ dan NO3-
membuat larutan berubah warna menjadi putih dan kesetimbangan pun
mendukung dengan bergeser kearah penambahan padatan atau
endapan.Penambahan larutan bening A kedalam tabung reaksi kedua dan
penambahan 2 tetes K2CrO4 5% membuat terjadi perubahan warna menjadi
kuning dan terbentuk endapan.Hal ini didasarkan pada reaksi:
NaNO .( )↔ Na( ) + NO ( )
…………………(4.9)
K CrO .( )↔ 2K ( ) + CrO ( )
.………………...(4.10)
KNO3 merupakan senyawa yang mudah larut atau memiliki kelarutan yang
tinggi namun interaksi ion Na+ dan CrO4-2 membentuk Na2CrO4 yang sukar larut
dan membentuk suatu endapan berwarna kuning.(Levtifieieva dkk,2014).Hal ini
juga berlaku untuk asam sulfat yang ditambahkan dengan larutan bening A.Yang
terjadi reaksi:
H SO .( )↔ 2H( ) + SO ( )
…………………….(4.11)
NaNO .( )↔ Na( ) + NO ( )
.……………………(4.12)
Reaksi diatas menghasilkan garam yang sukar larut dan tidak terbentuk
endapan.Hal ini didukung juga oleh pendapat Petrucci (2011) dimana
penambahan kation atau anion yang memiliki muatan ganda akan mempermudah
pembentukan pasangan ion sehingga dapat meningkatkan kelarutan zat terlarut.
1.5.3 Melarutkan Endapan Dengan Pembentukan Ion Kompleks
Pada percobaan ketiga dilakukan percobaan untuk mempelajari reaksi
pelarutan garam-garam atau endapannya dengan pembentukan ion kompleks.Hal
ini didasarkan pendapat Oxtoby dkk(2001) dan Petrucci(2011) dimana telah
mereka berpendapat bahwa pembentukan ion kompleks akan meningkatkan
kelarutan zat terlarut dan ditandai dengan pembentukan atau perubahan warna
larutan menjadi mencolok.
Dalam percobaan ini dilarutkan 1 ml larutan CuSO4 dan 1 tetes larutan
NaOH.Larutan CuSO4 dan NaOH mengion dan bereaksi menurut persamaan:
CuSO .( )↔ Cu( ) + SO ( )
…………………………………………(4.13)
1.6. Kesimpulan
1) Pengendapan suatu kesetimbangan larutan dapat ditentukan oleh kuosien
reaksi yang biasanya disebut dengna hasil kali konsentrasi ion-ionnya(Qsp)
dan sangat erat berhubungan dengan koefisien reaksi setara.
2) Endapan terbentuk apabila larutan mencapai keadaan lewat jenuh.
3) Pembentukan ion kompleks dapat menyebabkan terjadinya perubahan warna
pada larutan dan dapat meningkatkan kelarutan suatu zat terlarut pada larutan.
4) Penambahan ion senama pada suatu larutan dapat berpengaruh pada
pergeseran kesetimbangan dan dapat menurunkan kelarutan sehingga
mempermudah terjadinya pengendapan.
5) Kelarutan berhubungan dengan konstanta hasil kali kelarutan (Ksp) zat
terlarut dengan nilai Ksp yang semakin besar akan memiliki kelarutan molar
yang semakin besar
1.7. Lampiran
Jika semakin kecil nilai kelarutan suatu zat maka zat tersebut semakin sukar larut
dalam pelarutnya. Jika pelarutnya adalah air (H2O) maka nilai Kspnya juga
semakin kecil. Sebaliknya, jika semakin besar nilai kelarutan suatu zat maka zat
tersebut semakin mudah larut dalam pelarutnya. Jika pelarutnya adalah air (H2O),
maka nilai Kspnya juga semakin besar.
2. Ceritakan bagaimana terjadinya pengendapan suatu zat dalam larutannya
Jawab:
Reaksi pengendapan dapat terjadi ketika dua larutan dicampur sehingga
menghasilkan produk yang tidak larut dalam pelarutnya. Namun tidak semua
senyawa ionik dapat bereaksi membentuk endapan. Endapan juga dapat terbentuk
pada kondisi tertentu seperti suhu dan pH yang akan menentukan apakah reaksi
pengendapan akan terjadi atau tidak.
Secara umum, meningkatnya suhu larutan juga akan meningkatkan kelarutan
senyawa ionik sehingga akan menurunkan kemungkinan terbentuknya endapan.
Selain kedua faktor tersebut, konsentrasi reaktan juga berperan penting dalam
terjadinya reaksi pengendapan tersebut.
Kelarutan adalah faktor yang berperan penting dalam peristiwa pengendapan.
Kelarutan merupakan suatu kemampuan dari zat padat, liquid maupun gas untuk
terlarut dalam suatu pelarut untuk menghasilkan suatu larutan.
Kelarutan dari suatu zat pada dasarnya bergantung dari jenis pelarut yang
digunakan. Semakin tinggi nilai kelarutan suatu zat pada jenis pelarut tertentu,
maka zat tersebut akan semakin mudah terlarut dalam pelarut tersebut.
Reaksi pengendapan dapat terjadi pada larutan berair ketika dua ion saling
berikatan untuk membentuk suatu garam yang tidak larut dalam pelarut yang akan
dikenal sebagai endapan.
Reaksi pengendapan juga dapat dihasilkan dari pencampuran dua larutan garam
yang berbeda sehingga akan menghasilkan reaksi penggantian kation dan anion
dari kedua reaktan yang digunakan membentuk suatu garam dengan kelarutan
berbeda.
AgNO3 (aq) + KCl (aq) → AgCl (s) + KNO3 (aq)
Reaksi antara larutan perak nitrat (AgNO3) dengan larutan kalium klorida (KCl)
merupakan salah satu contoh reaksi pengendapan yang banyak digunakan dalam
skala laboratorium. Kedua larutan tersebut merupakan larutan berair atau
menggunakan pelarut air.
Dalam bentuk larutan berair, ion ion dalam larutan tersebut akan terdisosiasi
dalam air menghasilkan anion dan kationnya.
AgNO3 (aq) → Ag+ (aq) + NO3- (aq)
KCl (aq) → K+ (aq) + Cl- (aq)
Ketika kedua larutan itu dicampurkan maka akan terjadi reaksi pertukaran kation
dan anion dimana ion Ag+ dari perak nitrat akan berikatan dengan ion Cl- dari
kalium klorida menghasilkan senyawa baru AgCl sedangkan ion K+ akan
berikatan dengan ion NO3- menghasilkan KNO3.
Senyawa AgCl memiliki fasa solid yang tidak larut dalam air atau memiliki
kelarutan yang sangat rendah pada suhu tertentu sehingga senyawa AgCl akan
mengendap dan menghasilkan padatan di bagian bawah larutan. Pembentukan
perak klorida secara individual dapat dituliskan sebagai berikut.
Ag+ (aq) + Cl- (aq) → AgCl (s)