Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
ACARA IV
REAKSI REDOKS

DI SUSUN OLEH :
NAMA : NUR AZILA RAHMATIKA
NIM : G1D019054

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
2019
ACARA IV
REAKSI REDOKS

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan praktikum
Menentukan reaksi reduksi oksidasi (redoks).
2. Waktu peraktikum
Selasa, 1 Oktober 2019
3. Tempat praktikum
Lantai II, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI
Reaksi redoks adalah reaksi yang terjadi perubaha bilangan oksidasi. Reaksi
reduksi adalah reaksi yang terjadi penurunan bilangan oksidasi melalui penangkapan
elekton.
Contoh: Cu2+(aq) + 2e  Cu (s) .
Sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi yang terjadi peningkatan bilangan oksidasi
melalui pelepasan elektron ( Suyanta, 2013: 1) .
Contoh: Zn  Zn2+(aq) + 2e
Reaksi oksidasi-reduksi adalaah reaksi yang melibatkan transfer electron.
Electron yang dilepaskan oleh zat yang mengalami oksidasi akan diterima oleh zat
yang mengalami reduksi. Zat yang dioksidasi disebut agen preduksi dan zat yag
direduksi disebut agen pengoksidasi. Pada pengoksidasi, partikel akan bersifat
pengoksidasi bila ia mempunyai kecendrungan menarik elektron dari partikel lain,
yaitu unsur elektronegatif (seperti oksigen, halogen, dan H+) dan senyawa yang
mengandung unsur elektronegatif (seperti HNO3). Sedangkan pada pereduksi, partikel
bersifat pereduksi bila mempunyai elektron yang terikat lemah, sehingga mudah lepas
dan ditarik oleh partikel lain. Dari sifat periodik unsur diketahui bahwa unsur yang
demikian adalah unsur elektropositif atau logam (Syukri, 1999: 516-517).
Reaksi kimia dapat dituliskan dalam bentuk dua setengah-reaksi. Salah satu
setengah-reaksi adalah satu dari dua proses reaksi redoks, satu persamaaan
melibatkan pelepasan electron dan yang lainnya melibatkan penerimaan electron.
Aspek transfer electron dalam reasksi redoks ditandai dengan perubahan bilangan
oksidasi. Oksidasi didefinisikan sebagai spesi dalam reaksi redoks yang mengalami
kehilangan electron atau spesi yang mengalami kenaikan biloks. Reduksi spesi dalam
reaksi redoks yang menerima electron atau spesi yang mengalami penurunan biloks.
Pada umumnya, jika reaksi oksidasi terjadi, maka reaksi reduksi juga terjadi
(Sunarya, 2011:249).
Ada tiga cara utuk meneyelesaikan perasamaan reaksi redoks yaitu, metode
pengikatan dan pelepasan oksigen, metode pemindahan elektron, dan metode
perubahan bilangan oksidasi. Pada Proses perubahan bilangan oksidasi yaitu kenaikan
dan penurunan bilangan oksidasi, harus dipahami terlebih dahulu ketentuan-ketentuan
yang ada pada bilangan oksidasi, hal ini untuk memudahkan di dalam menyelesaikan
suatu reksi redoks. Ketentuanya adalah, bilangan oksidasi atom oksigen dalam
senyawa = -2 kecuali dalam H2O2 = -1, bilangan oksidasi hidrogen dalam senyawa =
+1 kecuali dalam logam = -1, bilangan oksidasi atom dalam keadaan bebas = 0
misalnya N2, O2 dan H2, bilangan oksidasi suatu ion = jumlah muatannya misalnya :
Na+ = +1, Ba2+ = +2, Cl- = -1, S2- = -2, bilangan oksidasi unsur golongan IA, IIA, IIIA
dalam sistem periodic. Unsur-Unsur masing-masing = +1, +2 dan +3. Jumlah
bilangan oksidasi dalam suatu senyawa sama dengan nol (Bukhari, 2017).

C. ALAT DAN BAHAN PRATIKUM


1. Alat alat praktikum
a. Batang pengaduk
b. Penjepit kayu
c. Pipet tetes
d. Pipet ukur
e. Rak tabung reaksi
f. Rubber bulb
g. Tabung reaksi
h. Water bath
2. Bahan bahan praktikum
a. Larutan tembaga II sulfat (CuSO4) 0,5 M
b. Larutan besi III sulfat (FeCl3) 0.1 M
c. Larutan hidrogen perioksida (H2O2) 0,1 M
d. Larutan asam sulfat (H2SO4) 1M
e. Larutan MnO2
f. Larutan kanji (amilum) 2%
g. Larutan kalium iodida (Kl) 0,1 M
h. Larutan seng II sulfat (ZnSO4) 0.5 M
i. Logam tembaga (Cu)
j. Logam seng (Zn)

D. PROSEDUR KERJA
1. Dimasukkan 2 mL larutan CuSO4 kedalam tabung reaksi, kemudian dimasukkan
logam Zn kedalam kedalam larutan CuSO4, dicatat perubahan yang terjadi.
2. Dimasukkan 2 mL larutan ZnSO40,5 M kedalam tabung reaksi, kemudian
dimasukkan logam Cu kedalam larutan tersebut, kemudian diamati dan dicatat
perubahan yang tejadi.
3. Dimasukkan 10 tetes larutan H2O2 0,1 M kedalam tabung reaksi ditambahkan
padatan MnO2 sebanyak satu sendok batang pengaduk bubuk MnO 2 kemudian
diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.
4. Dimasukkan 5 tetes larutan H2O2 0,1 M kedalam tabung reaksi, ditambahkan
larutan H2SO4 1 M se4banyak 5 tetes, 10 tetes larutan KI 0,1 M dan satu tetes
larutan kanji, kemudian diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.
5. Dimasukkan 5 tetes FeCl3 0,1 M kedalam tabung reaksi, ditambahkan 10 tetes
H2SO4, dan ditambahkan 10 tetes larutan KI 0,1 M, kemudian dipanaskan dan
ditambahkan 1 tetes larutan kanji, diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

E. HASIL PENGAMATAN
NO Prosedur kerja Hasil pengamatan
1. 2 ml larutan CuSO4 0,5 M  Warna awal CuSO4 adalah biru
+ logam Zn muda.
 Warna awal logam Zn adalah siver
 Setelah dicampurkan CuSO4 + logam
Zn warna CuSO4 berubah menjadi
bening dan logam Zn berubah
menjadi warna hitam dan terdapat
gelembung.
2. 2 ml larutan ZnSO4 0.5 M  Warna awal ZnSO4 adalah bening
+ logam Cu  Warna awal logam Cu adalah coklat
kemerahan
 Setelah dicampurakan ZnSO4 +
logam Cu tidak terjadi perubahan.
3. 10 tetes larutan H2O2 0.1 M  Warna awal H2O2 adalah bening.
+ serbuk MnO2  Warna awal MnO2 adalah hitam
 Mula-mula saat H2O2 dicampur
dengan padatan MnO2 warnanya
menjadi abu. Namun setelah
ditunggu beberapa saat warna
larutannya berubah menjadi bening
kembali.
4 5 tetes larutan H2O2 0.1 M  Warna awal H2O2 adalah bening.
+ 5 tetes larutan H2SO4 1M  Warna awal H2SO4 adalah berwarna
+ 10 tetes larutan KI bening.
+ 1 tetes larutan kanji  Setelah dicampur kedua larutan
tersebut, warna larutannya tetap
bening, namun saat ditambahkan
larutan KI warnanya berubah
menjadi kuning. Dan ketika
ditambahkan larutan kanji warnanya
berubah menjadi ungu kehitaman.
5. 5 tetes karutan c 0.1 M  Warna awal larutan FeCl3 adalah
+ 10 tetes larutan H2SO4 kuning.
1M  Warna awal H2SO4 adalah berwarna
+ 10 tetes larutan KI 0.1 M bening.
Dipanaskan  Setelah dicampur kedua larutan
+ 1 tetes larutan kanji tersebut warna larutan menjadi
kekuningan.
 ketika ditambahkan dengan KI
warnanya berubah menjadi orange.
 Setelah ditambahkan larutan kanji
warnaya mejadi hitam.

F. ANALISIS DATA
1. Reaksi antara larutan CuSO4 dengan logam Zn.
CuSO4(aq) + Zn(s) ZnSO4(aq) + Cu(s)
+2 0 +2 0

Oksidasi
Reduksi

2. Reaksi antara larutan ZnSO4 dengan logam Cu


ZnSO4(aq) + Cu(s)

3. Reaksi disproporsionasi H2O2 dengan MnO2


2H2O2(aq) MnO2 O2(g) + 2H2O(l)

+1 -1 0 0 -2

Oksidasi

Reduksi
4. Reaksi antara H2O2, H2SO4, dan KI serta amilum
H2SO4(aq)
2H2O2(aq) + 2KI(aq) 2K+(aq) + I2(s) + 2H2O
+1 -1 +1 -1 0 +1 -2

Oksidasi
Reduksi
5. Reaksi antara FeCl3, KI, H2SO4, serta amilum sebagai indicator.
H2SO4(aq)
2FeCl3(aq) + 6KI(aq) 2Fe2+(aq) + 3I2(s) + 6KCl(aq)
+3 -1 +1 -1 indikator kanji +2 0 +1 -1
Reduksi
Oksidasi

G. PEMBAHASAN
Reaksi redoks adalah suatu reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi
adalah reaksi penangkapan electron atau reaksi terjadinya penurunan bilangan
oksidasi. Sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron atau reaksi
kenaikan bilangan oksidasi. Pada percobaan I larutan CuSO4 yang warnanya biru
muda dimasukkan ke tabung reaksi. Kemudian ditambahkan logam Zn yang berwarna
abu. Setelah itu, warna larutan menjadi bening, logam Zn menjadi coklat tua, terjadi
korosi, ada gelembung udara, dan tabung menjadi panas.Pada percobaan yang kedua
yaitu ZnSO4 ditambahkan dengan logam Cu tidak terjadi perubahan. Oleh karena itu,
pada percobaan ini tidak terjadi reaksi redoks.
Reaksi yang disertai dengan pertukaran elektron disebut reaksi redoks. Reaksi
redoks sering dihubungkan dengan terjadinya perubahan warna lebih sering daripada
yang diamati dalam reaksi asam basa. Pada percobaan kali ini dilakukan 5 kali reaksi
percobaan. yang pertama antara reaksi CuSO4 dengan logam Zn menghasilkan ZnSO4,
kedua Reaksi antara larutan ZnSO4 dengan logam Cu, ketiga reksi larutan H2O2
dengan MnO2, keempat Reaksi antara larutan H2O2, H2SO4, KI, dan larutan kanji, dan
kelima Reaksi antara FeCl3,KI, dan H2SO4 dengan larutan kanji.
Dari kelima percobaan tersebut selalu diperoleh hasil pengamatan keberhasilan
terjadinya reaksi redoks dari setiap reaksi. Kecuali Pada percobaan kedua Reaksi
antara larutan ZnSO4 dengan logam Cu tidak terjadi perubahan.
ZnSO4(aq) + Cu(s)
Dikarenakan logam Cu berada di sebelah kanan larutan ZnSO4 , maka Zn tidak dapat
mereduksi Cu berdasarkan deret volta. Logam yang berada di sebelah kanan tidak
dapat mereduksi karena potensial hasilnya negative maka reaks tidak berlangsung
spontan.
Pada percobaan pertama antara reaksi CuSO4 dengan logam Zn menghasilkan
ZnSO4. Persamaan reaksinya sebagai berikut:
CuSO4(aq) + Zn(s) ZnSO4(aq) + Cu(s)
pada percobaan ini yang mengalami reaksi oksidasi adalah Zn dari 0 ke +2, dan
logam Cu mengalami reduksi dari +2 ke 0. Pada percobaan ketiga yang mengalami
reaksi reduksi dan oksidasi adalah oksigen (O), yang artinya mengalami reaksi
disprosimasi yaitu jenis reaksi redoks yang suatu unsur dari suatu reaksi mengalami
oksidasi dan reduksi sekaligus membentuk dua produk yang berbeda.
2H2O2(aq) MnO2 O2(g) + 2H2O(l)

H. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa reaksi redoks
akan terjadi oksidasi dan reduksi dalam pertukaran electron dari zat zat yang bereaksi.
larutan H2O2 akan mengalami reaksi oksidasi serta reduksi sekaligus yaitu reaksi yang
hanya melibatkan satu zat yang disebut dengan reaksi disproposionalis
DAFTAR PUSTAKA
Bukhari, 2017, Pendekatan Ilmu Fisika dan Matematika dalam Memahami Konsep
Reaksi-Oksidasi (redoks), Jurnal Dedikasi, Volume 1 No.2.

Syukri, 1999, Kimia Dasar 3, Bandung, Institut Teknologi Bandung.

Tim penyusun ITS, Reaksi Redoks dan Elektrokimia, Surabaya, institute teknologi
sepuluh November Surabaya.

Suyanta. 2013. Reaksi Redoks Dan Elektrokimia.

Anda mungkin juga menyukai