Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
ACARA III
REAKSI REDOKS

DISUSUN OLEH
KELOMPOK XI
1. MARATUN HASANAH (CIG021111)
2. MARSILA VIO OKTOBIAN (C1G021112)
3. MAULIA ILMAWANTI (CIG021113)
4. MELIZA (CIG021114)
5. MUFLIHUN NISA (CIG021115)
6. M. FAJRUL ISLAM AGISTANY (CIG021116)
7. MUHAMMAD RIZAL (CIG021117)
8. M. SAYYID RAHMATULLAH RAMADHAN (CIG021118)
9. MUHAMMAD ZUHDI DARAJAT (CIG021119)
10. MUSTAMIUDDIN (CIG021120)
11. NADIA AENUSA RIZKI (C1G021121)
PROGRAM AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2021
ACARA III
REKASI REDOKS

A. PELAKSANAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Menentukan reaksi reduksi-oksidasi (redoks)
2. Waktu Praktikum
Hari, tanggal bulan tahun
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI
Istilah redoks berasal dari kata reduksi dan oksidasi. Hal ini
dikarenakan kedua proses tersebut, reduksi dan oksidasi, terjadi secara
bersamaan dalam reaksi yang sama. Reaksi ini melibatkan transfer
atom oksigen, atom hydrogen, atau electron dari satu unit materi ke unit
lainnya. Terdapat dua jenis reagen redoks yang digunakan dalam reaksi
redoks yaitu zat pereduksi dan zat pengoksidasi. (Shehu, 2015:17)

Redoks melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi antara titran dan


analit dengan indicator yang umum digunakan dalam redoks adalah
amilum yang membentuk yang membentuk kompleks biru dengan
iodin. Redoks banyak digunakan dalam penentuan kadar logam atau
senyawa yang bersifat sebagai reduktor atau oksidator. Contohnya yaitu
penentuan asam oksalat dengan menggunakan permanganate,
penentuan besi (II) dengan serium (IV), dan sebagainya. (Yusuf, 2019 :
120)

Dalam reaksi redoks electron-elektron ditransfer dari satu zat ke


zat lain. Reaksi antara logam magnesium dan asam klorida merupakan
satu contoh reaksi redoks. Dilepasnya elektron oleh suatu unsur selama

24
oksidasi ditandai dengan meningkatnya bilangan oksidasi unsur itu.
Dalam reduksi, terjadi penurunan bilangan oksidasi karena
diperolehnya elektron oleh unsur tersebut. (Chang, 2005 : 194)

Terdapat tiga cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan


persamaan reaksi redoks yaitu metode pengikatan dan pelepasan
oksigen, metode pemindahan electron, dan metode perubahan bilangan
oksidasi. Reaksi redoks erat kaitannya dengan bilangan oksidasi.
Bilangan oksidasi merupakan jumlah muatan negative dan positif
dalam atom yang secara tidak langsung menandakan jumlah electron
yang telah diterima atau diserahkan. Oksidasi yakni proses pelepasan
electron oleh suatu zat atau senyawa, sedangkan reduksi adalah proses
penangkapan electron oleh suatu zat atau senyawa. (Bukhari, 2017 :
253)

Secara Terminologi bilangan oksidasi adalah sisa muatan dari


suatu atom ketika semua ligan dihilangkan secara heterolitik, dimana
electron akan diberikan kepada atom yang lebih elektronegatif. Zat
yang mengalami penurunan bilangan oksidasi berperan sebagai
oksidator, sementara itu zat yang mengalami kenaikan bilangan
oksidasi berperan sebagai reduktor. (Basuki, 2017 : 71)

Beberapa konsep yang harus dipelajari pada materi redoks,


meliputi (1) perkembangan konsep reaksi reduksi dan oksidasi, (2)
konsep bilangan oksidasi, (3) reduktor dan oksidator, (4) reaksi
autoredoks, dan (5) penerapan reaksi redoks dalam kehidupan sehari-
hari. Dari konsep-konsep yang dipelajari pada materi redoks ini
terdapat beberapa karakteristik, diantaranya adalah keterkaitan antar
konsep dan adanya perhitungan matematika yang sederhana.
Keterkaitan antar konsep ini dapat ditunjukkan dengan adanya
hubungan konsep materi redoks dengan konsep-konsep sebelumnya.
Sebagai contoh pada materi perkembangan konsep reduksi dan oksidasi
berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron dan perubahan

25
bilangan oksidasi, berkaitan dengan materi sistem periodik unsur,
konfigurasi elektron, dan ikatan kimia. (Yulianingtyas, 2017 : 724)

26
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat-alat Praktikum
a. Batang pengaduk
b. Penjepit kayu
c. Pipet volume 5mL
d. Rak tabung reaksi
e. Rubber Bulb
f. Tabung reaksi
g. Waterbath
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Amilum 1%
b. CuSO4 0,5 M
c. FeCl 0,1 M
d. H2SO4 2 M
e. H2O2 0,1 M
f. Kl 0,5 M
g. Logam Zn
h. Logam Cu
i. MnO2 (s)
j. ZnSO4 0,5 M

D. PROSEDUR KERJA
1. Reaksi 2 mL larutan CuSO4 0,5 M dengan logam Zn
a. Dimasukkan 2 mL larutan CuSO4 0,5 M kedalam tabung reaksi.
b. Ditambahkan logam Zn kedalam larutan CuSO4.
c. Dikocok dan dibiarkan beberapa menit kemudian diamati.
d. Dicatat perubahan yang terjadi.
2. Reaksi antara larutan ZnSO4 0,5 M dengan logam Cu
a. Dimasukkan 2 mL larutan ZnSO4 0,5 M kedalam tabung reaksi.
b. Ditambahkan logam Cu kedalam larutan tersebut.
c. Dibiarkan beberapa menit dan dicatat perubahan yang tejadi.

27
3. Reaksi disproporsionasi H2O2 dengan MnO2
a. Dimasukkan 10 tetes larutan H2O2 0,1 M kedalam tabung reaksi.
b. Ditambahkan padatan MnO2 sebanyak satu sendok batang pengaduk
bubuk MnO2 untuk mengkatalis reaksi disproporsional.
c. Kemudian diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.
4. Reaksi antara H2O2, H2SO4, KI, dan larutan amilum
a. Dimasukkan 5 tetes larutan H2O2 0,1 M kedalam tabung reaksi.
b. Ditambahkan larutan H2SO4 1 M sebanyak 5 tetes.
c. Ditambahkan 10 tetes larutan KI 0,1 M.
d. Ditambahkan satu tetes larutan kanji.
e. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.
5. Reaksi antara FeCl3, H2SO4, KI, dan larutan amilum
a. Dimasukkan 5 tetes FeCl3 0,1 M kedalam tabung reaksi.
b. Ditambahkan 10 tetes H2SO4 1 M.
c. Ditambahkan 10 tetes larutan KI 0,1 M.
d. Kemudian dipanaskan beberapa menit.
e. Ditambahkan 1 tetes larutan kanji.
f. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

E. HASIL PENGAMATAN
No. Prosedur Kerja Hasil Pengamatan
1. Reaksi antara larutan CuSO4  Warna awal larutan CuSO4:
dan logam Zn.  Warna awal logam Zn:
 2 mL larutan CuSO4 0,5 M  Setelah keduanya ditambahkan,
+ logam Zn kemudian didiamkan selama 2 menit
 Larutan CuSO4 berubah warna menjadi
 Logam Zn berubah warna menjadi
2. Reaksi antara larutan ZnSO4 0,5  Warna awal larutan ZnSO4:
M dengan larutan Cu.  Dimasukkan kedalam tabung reaksi,
 2 mL larutan ZnSO4 0,5 M+ kemudian ditambahkan logam Cu
logam Cu kedalam larutan
 Setelah didiamkan beberapa menit apa
yang terjadi?.
3. Reaksi disproposiasi H2O2  Warna awal larutan H2O2:
dengan MnO2.  Warna awal MnO2:
 10 tetes larutan H2O2 0,1 M  Setelah keduanya dimasukkan ke
+ padatan MnO2 dalam tabung reaksi yang sama apa

28
yang terjadi?
4. Reaksi antara larutan H2O2,  Larutan H2O2 dimasukkan dalam t
H2SO4, dan KI.  Ditambahkan dengan larutan H2SO4
 5 tetes larutan H2O2 0,1 M + menghasilkan warna
5 larutan H2SO4 1 M + 10  Kemudian ditambahkan KI yang
tetes larutan KI 0,5 M + 1 berwarna
tetes larutan kanji.  Warna larutan menjadi masih berwarna
bening
 Selanjutnya ditambahkan larutan kanji
yang berwarna
 terjadi perubahan warna yang semula
berwarna
5. Reaksi antara larutan FeCl3, KI,  Warna awal larutan FeCl3:
dan H2SO4 dengan larutan kanji  Ditambahkan dengan sepuluh tetes
sebagai indikator. larutan H2SO4 larutan berwarna?
5 tetes larutan FeCl3 0,1 M + 10  Ditambahkan sepuluh tetes larutan KI
tetes larutan H2SO4 1 M + yang berwarna kuning bening
10 tetes larutan KI 0,1 M.  Larutan selanjutnya dipanaskan, warna
Kemudian dipanaskan, lalu larutan menjadi oren
+ 1 tetes larutan kanji.  Terakhir ditambahkan satu tetes larutan
kanji kedalam tabung dan terjadi
perubahan warna apa?

F. ANALISIS DATA
1. Reaksi antara larutan CuSO4 0,5 M dengan logam Zn.
CuSO4(aq) + Zn(s) ZnSO4(aq) + Cu(s)
+2 +6 -2 0 +2 +6 -2 0

Reduksi

Oksidasi

Reduksi : Cu2+ + 2e- Cu


Oksidasi : Zn Zn2+ + 2e-
Cu2+(aq) + Zn(s) Cu(s) + Zn2+(aq)
2. Reaksi antara larutan ZnSO4 0,5 M dengan logam Cu
ZnSO4 (aq) + Cu (s)
3. Reaksi disproporsionasi H2O2 dengan MnO2
` 2H2O2(aq) MnO2 2H2O(l) + O2(g)
+1 -1 +1 -2 0

Reduksi
Oksidasi
Reduksi : H2O2 + 2H+ + 2e- 2H2O

29
Oksidasi : H202 O2 + 2H+ +2e-
` 2H2O2(aq) 2H2O(l) + O2(g)
4. Reaksi antara H2O2, H2SO4, KI, dan larutan amilum
H2O2(aq) + 2KI(aq) + H2SO4(aq) 2H2O(l) + I2(aq) + K2SO4(aq)
+1 -1 +1 -1 +1 +6 -2 +1 -2 0 +1 +6 -1

Reduksi
Oksidasi

Reduksi : H2O2 + 2H+ + 2e- 2H2O


Oksidasi : 2I- I2 + 2e-
H2O2(aq) + 2H+(aq) + 2I-(aq) 2H2O(l) + I2(aq)

5. Reaksi antara FeCl3, H2SO4, KI, dan larutan amilum


2FeCl3(aq) + 3H2SO4(aq) + 2KI(aq) 2FeSO4(aq) + I2(aq) + 6HCl(aq) +

K2SO4(aq)
+3 -1 +2 0

Reduksi

Oksidasi

Reduksi : 2Fe3+ + 2e- 2Fe2+


Oksidasi : 2I- I2 + 2e-
2Fe3+(aq) + 2I(aq) 2Fe2+(aq) + I2(aq)

G. PEMBAHASAN
Adapun teori atau konsep reduksi oksidasi dan reduksi dalam kurung
redoks yang pertama yaitu berdasarkan pelepasan dan pengikatan oksigen di
mana yang mengalami pelepasan oksigen disebut oksidasi dan yang
merupakan sumber oksigen disebut oksidator sedangkan reduksi adalah
peristiwa pengikatan oksigen dan zat yang menerima oksigen disebut
reduktor teori yang kedua yaitu berdasarkan pelepasan dan penerimaan
elektron sama halnya dengan pengikatan dan pelepasan oksigen oksidasi yaitu
reaksi yang mengalami pelepasan elektron sedangkan reduksi yaitu proses
penerimaan elektron zat yang mengalami reduksi disebut oksidator dan zat

30
yang mengalami oksidasi disebut reduktor teori yang ketiga yaitu berdasarkan
perubahan bilangan oksidasi dimana apabila bilangan oksidasi dari reaksi atau
produk mengalami penurunan disebut reduksi dan sebaliknya apabila
bilangan oksidasi dari reaksi ke produk mengalami kenaikan disebut oksidasi.
Pada percobaan pertama, larutan CuSO4 0,5 molar direaksikan dengan
logam ZN. Dimana CuSO4 yang awalnya berwarna biru setelah dimasukkan
logam ZN, larutan CuSO4 berubah warna menjadi bening dan logam ZN
yang awalnya berwarna putih keabuan berubah menjadi bening dan terbentuk
endapan berwarna coklat. Jika dibiarkan lama-kelamaan maka logam ZN
akan berubah bentuk menjadi bubuk dan kemungkinan akan habis. Hal ini
terjadi karena adanya korosi pada logam ZN. Ini membuktikan bahwa terjadi
reaksi antara keduanya berupa reaksi spontan. Perubahan biloks dari ZN ke
ZnSO4 dan dikarenakan terjadinya kenaikan biloks sehingga disebut oksidasi.
Sedangkan CuSO4 dan Cu telah terjadi reduksi karena adanya penurunan
biloks pada percobaan ini oksidator ada CuSO4 dan reduktor adalah Zn.
Kemudian pada percobaan ke-2 yaitu larutan ZnSO4 0,5 M
direaksikan dengan logam Cu, warna awal larutan ZnSO4 adalah bening dan
setelah dimasukkan logam Cu lalu dibiarkan beberapa menit, tidak ada
perubahan yang terjadi dikarenakan Cu memiliki kereaktifan yang lebih kecil
daripada logam Zn sehingga tidak terjadi reaksi. Dalam deret volta logam Cu
tidak mendesak logam Zn sebab logam pada deret volta yang di sebelah kiri
yang dapat mereduksi ion ion di sebelah kanannya tetapi logam yang berada
di sebelah kanan tidak dapat mereduksi ion ion di sebelah kirinya dan Cu
berada di sebelah kanan Zn maka Cu tidak dapat mereduksi Zn, sehingga
tidak terjadi reaksi.
Pada percobaan ke-3, larutan H2O2 0,1 M direaksikan dengan MnO2.
Warna awal dari H2O2 adalah bening setelah ditambahkan MnO2 warna
larutan berubah menjadi abu hitam keabu-abuan dan terbentuk endapan
berwarna hitam pada bagian dasar campuran tersebut. Pada percobaan ini
telah terjadi reaksi antara keduanya yaitu reaksi spontan dan telah terjadi
disproporsionasi atau autoredoks yang artinya mempunyai oksidator atau

31
reduktor yang sama yaitu H2O2 sedangkan MnO2 hanya sebagai katalisator
dan H2O2 berperan sebagai oksidator dan reduktor sekaligus.
Pada percobaan keempat larutan H2O2 yang warna awalnya bening
direaksikan dengan larutan H2SO4 berwarna bening dan KI berwarna kuning
di saat larutan H2O2 dicampur dengan H2SO4 warnanya tetap bening. Lalu
dicampur dengan larutan KI larutan berubah menjadi kuning kemudian
ditambahkan larutan kanji warna berubah menjadi hitam. Penambahan larutan
kanji atau amilum berfungsi untuk mengidentifikasi apakah terjadi reaksi atau
tidak dan apakah ada I2 atau tidak. Dalam percobaan ini yang mengalami
oksidasi yaitu antara KI dan I2 dan yang mengalami reduksi yaitu antara
H2O2 dengan H2O.
Pada percobaan ke-5, larutan FeCl3 direaksikan dengan larutan
H2SO4 , KI, dan larutan kanji. Warna awal larutan FeCl3 adalah bening,
dicampurkan dengan larutan H2SO4 yang warna awalnya berwarna
bening.Telah tercampur, larutan tetap berwarna bening. Kemudian ditambah
dengan larutan KI dan warna larutan berubah menjadi orange. Lalu campuran
dipanaskan, tujuannya adalah untuk mempercepat reaksi karena kenaikan
suhu dapat mempercepat tumbukan partikel sehingga dapat mempercepat
pencapaian energi aktivasi. Pemanasan menggunakan waterbath
menghasilkan warna orange pekat. Setelah itu, ditambahkan lagi satu tetes
larutan kanji yang berwarna putih dan menghasilkan campuran yang
berwarna hitam. Pada penentuan reaksi redoks berdasarkan kenaikan bilangan
biloks bilangan oksidasi diperoleh bahwa reaksi oksidasi terjadi antara KI dan
I2 sedangkan reaksi reduksi terjadi antara FeCl3 dan Fe2+. Pada percobaan ini
yang berperan sebagai oksidator yaitu FeCl3 dan yang berperan sebagai
reduktor adalah KI.

H. KESIMPULAN
Reaksi oksidasi adalah reaksi yang menaikan bilangan oksidasi suatu
unsur dalam zat yang mengalami oksidasi, dapat juga sebagai kenaikan
muatan positif (penurunan muatan negatif) dan umumnya juga kenaikan
valensi. Sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi yang menunjukkan

32
penurunan bilangan oksidasi atau muatan positif, menaikan muatan negatif
dan umumnya menurunkan valensi unsur dan zat yang di reduksi.
Pada praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa reaksi
redoks melibatkan oksidasi dan reduksi disertai dengan perubahan bilangan
oksidasi. Reaksi redoks dapat kita ketahui dengan adanya perubahan warna
larutan seperti pada percobaan pertama, ketiga, keempat dan kelima dan pada
percobaan ketiga ditemukan terjadi reaksi disproporsionasi di mana reaksi
reduksi dan oksidasi dialami oleh satu zat sekaligus, yang dalam praktikum
ini yaitu H2O2 pada praktikum ini juga dapat diketahui bahwa pada
percobaan ke-2 tidak terjadi reaksi redoks karena tidak terjadi perubahan
warna

33
DAFTAR PUSTAKA

Shehu, G.2015. Two Ideas of Redox Reaction : Misconception and Their


Challeges in Chemistry Education. Journal of Research & Method in Education
5(1):15-20.

Chang, R.2005, Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga: Jakarta

Yusuf, Yusnidar.2019. Belajar Mudah Kimia Analisis. Jakarta : Edu Center


Indonesia

Bukhari.2017. Pendekatan Ilmu Fisika dan Matematika dalam Memahami


Konsep Reaksi Oksidasi - Reduksi (Redoks) . Aceh. Jurnal Dedikasi.
Vol.1 No.2

Basuki, R.2017. Studi Kasus : Konsep Penentuan Bilangan Oksidasi pada Buku
Paket Kimia SMA/MA di Indonesia. Jurnal Pendidikan Sains (JPS)
5(2):71-79.

Yulianingtyas, Erma., Endang Budiasih, Siti Marfuah.2017. Pengaruh


Penggunaan Jurnal Belajar dalam Model Pembelajaran Learning Cycle 6E
Terhadap Kesadaran Metakognitif Siswa Sman 8 Malang pada Materi
Redoks. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan. Vol.2
5(5):724—730

34
LAMPIRAN

35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45

Anda mungkin juga menyukai