Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK FISIK

PERCOBAAN 5

REAKSI REDOKS, DIAGRAM LATIMER, DAN DIAGRAM FROST

Disusun oleh :

Nama : Veronika Lala

NIM : 191444006

Grup/kelompok : A

Dosen pengampu :

Johnsen Harta, M.Pd

Asisten Praktikum:

1. Gevin Yeri Winarta


2. Diana Rosari Rambu Kadunga
3. Briel Batis Tuta

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


SEMESTER GANJIL 2021/2022

PERCOBAAN 5
Reaksi Redoks, Diagram Latimer, dan Diagram Frost
A. Judul Praktikum :
Reaksi Redoks, Diagram Latimer, dan Diagram Frost
B. Hari dan Tanggal Praktikum
Senin, 31 Oktober 2021
C. Tujuan Praktikum :
1. Menyelidiki reaksi redoks dan perubahan kimia yang menyertainya.
2. Merancang dan menjelaskan reaksi redoks yang terjadi melalui diagram latimer dan
frost.
D. Landasan Teori
Reaksi redoks (reduksi – oksidasi) merupakan salah satu reaksi kimia yang
terjadi karena adanya transfer elektron. Pada reaksi ini, zat yang mengalami reduksi
akan menangkap elektron yang dilepaskan oleh zat yang mengalami oksidasi.
Oksidator memiliki partikel yang cenderung menarik elektron dari partikel lain,
sedangkan reduktor memiliki ikatan elektron yang lemah, mudah melepas elektron, dan
elektronnya dapat ditarik partikel lain (Syukri, 1999)
Terdapat dua cara untuk mengolah data stabilitas termodinamika pada keadaan
oksidasi unsur-unsur dalam larutan berair. Kedua metode tersebut adalah metode
diagram Latimer dan diagram Frost. Kedua diagram tersebut dapat digunakan pada
larutan ion hidrogen standar (pH =10) dan ion hidroksida (pH=14). Diagram Latimer
ditemukan oleh W.M.Latimer, diagram ini terdiri atas baris data berbagai keadaan
oksidasi unsur yang disusun menurun dan dari kiri ke kanan. Dalam diagram tersebut
potensial reduksi standar disesuaikan dengan potensial reduksi standar pada deret volta.
Diagram Latimer ini saling terikat dengan diagram Frost (Barret, 2003).
Unsur-unsur golongan transisi utama (kelompok d) merupakan golongan yang
terdiri dari unsur-unsur yang mengandung ion/ atom dengan orbital d yang tidak terisi
penuh. Unsur-unsur golongan transisi dalam terdiri dari unsur yang atom/ionnya
memiliki orbital f yang belum terisi penuh. Salah satu sifat golongan transisi yaitu
mampu membentuk ion kompleks. Sifat-sifat golongan transisi pertama yaitu memiliki
titik leleh tinggi, bersifat konduktor, kekerasan sedang-tinggi, dan potensial elektroda
bakunya berbanding lurus dengan nomor atom (Petrucci, 1987)
Kalium permanganat merupakan salah satu senyawa yang dapat bertindak
sebagai agen pengoksidasi. Senyawa ini memiliki banyak kelebihan seperti mudah
didapatkan, murah, tidak membutuhkan indikator (kecuali untuk larutan yang sangat
encer). Kalium permanganat dapat memberikan warna merah muda dalam titrasi.
Permanganat dapat mengalami banyak reaksi kimia, hal tersebut disebabkan karena
mangan (Mn) memiliki bilangan oksidasi yang beragam (+2, +3, +4, +6,dan +7)
(Raymond, 2005).
Vanadium adalah salah satu logam transisi yang dapat ditemukan pada
golongan VA dalam tabel periodik. Vanadium dapat ditemukan dalam tingkat oksidasi
+1 sampai + 5. Vanadium termasuk dalam logam esensial sehingga tidak beracun.
Vanadium tidak beracun, tetapi apabila terdapat dalam jumlah banyak dan tingkat
oksidasi yang tinggi, maka akan sangat beracun. Paparan logam vanadium secara
langsung dapat berbahaya bagi manusia (Ihsanudin, 2018).

E. Alat dan Bahan

1. Alat :

a. Tabung reaksi dan rak tabung g. Erlenmeyer


reaksi h. Magnetic Stirrer
b. Pipet tetes i. Termometer
c. Batang pengaduk j. Hot plate
d. Spatula k. Neraca
e. Gelas kimia l. Vortex
f. Labu ukur

2. Bahan

a. Akuades g. Larutan NaOH 0,3 M


b. Padatan amonium h. Sukrosa
monovanadate i. Larutan KMnO4 0,1 M
c. Larutan KOH 0 1 M j. Larutan KMnO4 0,01 M
d. Larutan H2SO4 3 M k. Larutan KMnO4 0,0005%
e. Logam seng l. Padatan MnSO4
f. Padatan NaOH m. Padatan Mangan (IV) oksida
n. Es batu o. Larutan H2SO4 pekat

F. Prosedur Kerja
1. Reaksi Redoks Berbagai Unsur Transisi Periode 4
Bagian 1. Reaksi Redoks Vanadium

Masukkan +- 0,01 gram padatan amonium monovanadat ke dalam botol vial

Tambahkan 30 tetes larutan H2SO4 3 M

Tambahkan 2 mL akuades

Masukkan logam seng ke dalam botol vial, tutup dengan prop karet

Amati perubahan warna larutan, catat waktunya

Bagian 2. Reaksi Redoks Mangan

Masukkan +- 0,5 gram padatan NaOH ke dalam erlenmeyer

Tambahkan +- 1 gram sukrosa

Tambahkan 75 mL akuades

Masukkan KMnO4 0,0005% dan magnetic stirrer ke dalam erlenmeyer

Amati perubahan warna larutan dan catat waktunya

2. Sintesis Senyawa Mangan (III) dan (IV)


Bagian 1. Sintesis Senyawa Mangan (III)

Masukkan +- 0,5 gram padatan MnSO4 ke dalam tabung reaksi


Tambahkan 2 mL H2SO4 3 M

Aduk larutan menggunakan batang pengaduk

Tambahkan 10 tetes H2SO4 pekat

Dinginkan tabung reaksi dengan es batu, ukur suhu dengan termometer

Tambahkan 5 tetes KMnO4 0,1 M

Amati dan catat perubahan warna yang terjadi

Bagian 2. Sintesis Senyawa Mangan (IV) dalam Suasana Asam

Masukkan 0,5 gram padatan MnSO4 ke dalam tabung reaksi

Masukkan 2 mL larutan H2SO4 encer ke dalam tabung reaksi

Aduk tabung reaksi dengan batang pengaduk

Tambahkan 10 tetes H2SO4 pekat

Tambahkan 5 mL larutan KMnO4 0,01 M

Amati perubahan warna larutan

Tambahkan 3 mL larutan H2SO4 encer

Amati perubahan warna larutan

Tambahkan sedikit padatan Mangan (IV) oksida

Kocok tabung reaksi dengan vortex selama 2 menit

Diamkan tabung reaksi selama beberapa saat

Saring larutan dengan kertas saring


Tambahkan 5 mL H2SO4 encer ke dalam filtrat

Amati perubahan warna larutan

Bagian 3. Sintesis Senyawa Mangan (VI) dalam suasana Basa

Masukkan 0,5 gram padatan MnSO4 ke dalam tabung reaksi

Tambahkan 2 mL larutan H2SO4 encer ke dalam tabung reaksi

Tambahkan 10 tetes H2SO4 pekat ke dalam tabung reaksi

Aduk perlahan menggunakan batang pengaduk

Tambahkan larutan KMnO4 0,01 M

Tambahkan 3 mL larutan NaOH 0,3 M

Amati perubahan warna larutan

Tambahkan sedikit padatan Mangan (IV) oksida

Kocok tabung reaksi dengan vortex selama 2 menit

Diamkan tabung reaksi selama beberapa saat

Saring larutan dengan kertas saring

Tambahkan 5 mL H2SO4 encer ke dalam filtrat

Amati perubahan warna larutan


G. Data Pengamatan
1. Reaksi Redoks Unsur Transisi Periode 4

No Reaktan Perubahan yang teramati Persamaan reaksi


kimia
1 Padatan amonium Ada gelembung gas, pada 2 NH4VO3(s) + 6
monovanadat + menit ke 15 warna larutan H2SO4(aq) + 2 Zn(s) 
H2SO4 + akuades + hijau, menit ke 20 larutan V2(SO4)3(aq) + 2
logam seng berwarna biru tosca, menit 40 ZnSO4(aq) +
larutan menjadi tidak (NH4)2SO4(aq) + 6
berwarna. H2O(l).
2 Padatan NaOH + Pada detik ke 4 larutan 2 NaOH(s) +
padatan sukrosa + berubah dari ungu menjadi C12H22O11(s) + 2
akuades + KMnO4 merah muda, pada detik ke 52 KMnO4(aq)  MnO2(aq)
larutan menjadi hijau tosca, + 2 C6H11NaO7(aq) +
pada detik ke 70 larutan K2MnO4(aq) + H2O(l)
menjadi kuning lalu pudar
dan tidak berwarna

2. Sintesis Senyawa Mangan (III) dan (VI)

No Reaktan Perubahan yang teramati Persamaan


reaksi kimia
1 Padatan MnSO4+ Setelah ditambahkan KMnO4, warna
H2SO4 + H2SO4 + larutan berubah menjadi warna
KMnO4 merah teh
2 Padatan MnSO4 + Setelah ditambahkan KMnO4
H2SO4 encer + H2SO4 larutan berubah menjadi merah teh,
pekat + KMnO4 + keruh. Setelah ditambah dengan
H2SO4 encer + MnO2 MnO2 menjadi coklat-hitam
3 Filtrat data 2 + H2SO4 Larutan menjadi merah muda
encer bening
4 Padatan MnSO4 + Setelah ditambah dengan larutan
H2SO4 encer + H2SO4 KMnO4 larutan berubah warna
pekat + KMnO4 + menjadi merah teh keruh. Setelah
NaOH + MnO2 ditambah MnO2 menjadi coklat-
hitam
5 Filtrat data 4 + H2SO4 Larutan menjadi hijau tosca bening
encer

H. Pembahasan
1) Reaksi Redoks Unsur Transisi Periode 4
Pada bagian pertama, padatan NH4VO3 dicampur dengan asam sulfat,
akuades, dan logam seng. Persamaan reaksi yang terjadi adalah 2 NH4VO3(s) + 6
H2SO4(aq) + 2 Zn(s)  V2(SO4)3(aq) + 2 ZnSO4(aq) + (NH4)2SO4(aq) + 6 H2O(l).
Berdasarkan persamaan tersebut dapat diketahui bahwa diperoleh produk berupa
larutan yang tersusun dari larutan V2(SO4)3, ZnSO4, (NH4)2SO4, dan air. Setelah
didiamkan selama 15 menit, warna larutan berubah menjadi hijau. Warna hijau
tersebut merupakan warna dari ion kompleks [V(H2O)6]3+ yang terbentuk ketika
V2(SO4)3 perlahan larut dalam air. Pada menit ke 20, larutan berubah menjadi biru
tosca karena unsur vanadium berada pada tingkat oksidasi +3. Pada menit ke 40
larutan menjadi biru, hal tersebut disebabkan karena unsur vanadium mengalami
oksidasi, yaitu perubahan dari tingkat oksidasi +3 menjadi +4.
Pada bagian kedua, padatan NaOH ditambah dengan padatan sukrosa,
akuades, dan larutan kalium permanganat. Persamaan reaksi yang terjadi adalah 2
NaOH(s) + C12H22O11(s) + 2 KMnO4(aq)  MnO2(aq) + 2 C6H11NaO7(aq) + K2MnO4(aq) +
H2O(l). Dari persamaan tersebut, dapat diketahui bahwa produk yang dihasilkan dari
reaksi ini adalah larutan yang terdiri dari larutan MnO2, C6H11NaO7, dan K2MnO4.
Campuran tersebut diaduk menggunakan magnetic stirrer hingga menjadi merah
muda pada detik ke 4. Warna merah muda tersebut menunjukkan bahwa bilangan
oksidasi unsur mangan (Mn) dalam produk adalah + 2. Pada detik ke 52, larutan
berubah warna menjadi hijau tosca. Warna hijau tosca merupakan warna dari unsur
mangan dalam larutan K2MnO4 yang memiliki bilangan oksidasi +6. Pada detik ke
70, larutan berubah menjadi kuning lalu tidak berwarna. Warna kuning
menunjukkan unsur mangan berada dalam bilangan oksidasi +4 lalu. Pada
percobaan ini mangan mengalami reaksi oksidasi dan reduksi.
2) Sintesis Senyawa Mangan (III) dan (VI)
Pada bagian sintesis mangan (III), terjadi perubahan warna ketika KMnO 4
ditambahkan ke dalam campuran padatan MnSO4 dan larutan H2SO4. Perubahan
warna yang terjadi yaitu perubahan warna dari putih menjadi merah teh. Warna
tersebut menunjukkan adanya senyawa mangan (III) dalam produk yang terbentuk.
Pada bagian sintesis mangan (VI) pada suasana asam, ketika KMnO 4
ditambahkan ke dalam campuran padatan MnSO4 dan H2SO4 terjadi fenomena
perubahan warna menjadi merah teh keruh. Setelah ditambahkan mangan (IV)
oksida larutan berubah menjadi coklat-hitam. Warna coklat – hitam tersebut
merupakan warna dari MnO2. Larutan tersebut disaring, lalu filtratnya ditambah
dengan H2SO4 encer. Fenomena yang dapat diamati adalah larutan yang tadinya
bening tidak berwarna berubah menjadi merah muda bening. Warna merah muda
tersebut merupakan warna dari unsur mangan pada tingkat oksidasi +2.
Pada bagian sintesis mangan (VI) pada suasana basa, ketika KMnO4
ditambahkan ke dalam campuran padatan MnSO4, H2SO4, dan NaOH terjadi
fenomena perubahan warna menjadi merah teh keruh. Setelah ditambahkan mangan
(IV) oksida larutan berubah menjadi coklat-hitam. Warna coklat – hitam tersebut
merupakan warna dari MnO2. Larutan tersebut disaring, lalu filtratnya ditambah
dengan H2SO4 encer. Fenomena yang dapat diamati adalah larutan yang tadinya
bening tidak berwarna berubah menjadi hijau tosca bening. Warna hijau tosca
tersebut merupakan warna dari unsur mangan pada tingkat oksidasi +3.
I. Pertanyaan Pascapraktek
1. Jelaskan diagram latimer dan frost untuk vanadium dalam suasana asam!
Jawab: Diagram latimer vanadium menjelaskan bahwa nilai potensial vanadium dalam
suasana asam dari kiri ke kanan semakin kecil. Spesies yang memiliki bilang oksidasi
tertinggi dalam diagram latimer yakni spesies yang berada paling kiri pada diagram.
Semakin bergerak ke arah kanan, maka bilang oksidasi spesies tersebut semakin kecil.
Diagram frost vanadium menjelaskan bahwa nilai oksidasi vanadium dalam suasana
asam semakin ke kanan semakin besar.   
2. Berdasarkan eksperimen sistesis, jelaskan jalur reaksi yang lebih mungkin untuk
menghasilkan Mn(VI) (asam atau basa)!
Jawab: Reaksi yang mungkin terjadi untuk menghasilkan Mn(VI) yakni reaksi dalam
suasana asam. Hal ini dapat terjadi karena adanya penambahan larutan H2SO4 pekat
dan KMnO4 0,01 M sebagai oksidator asamnya. Ion Mn 6+ mengalami penurunan
bilangan oksidari (reduksi) menjadi Mn2+.
J. Simpulan
Reaksi redoks merupakan reaksi yang terjadi akibat adanya perubahan bilangan
oksidasi/tingkat oksidasi unsur yang berbeda. Reaksi redoks dapat diamati salah
satunya dengan cara melihat perubahan warna yang terjadi. Perubahan warna dapat
digunakan untuk mengetahui adanya reaksi redoks karena unsur memiliki warna yang
berbeda-beda pada tingkat oksidasi yang berbeda. Data pada reaksi redoks dapat
disajikan dalam diagram latimer dan frost.
K. Daftar Pustaka
Barret, J. 2003. Inorganic Chemistry in Aqueous Solution. London : University of
London
Ihsanudin, M. 2018. Potensi Bakteri Resisten Vanadium (V) dari Limbah Cair
Tambang Minyak Woncolo Sebagai Bioakumulator Vanadium (V). Skripsi, Jurusan
Biologi. Malang: Universitas Maulana Malik Ibrahim.
Petrucci, R., H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 3 edisi
keempat. Jakarta: Erlangga
Raymond. 2001.Kimia Dasar Edisi 3. Jakarta: Erlangga
Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: Institut Teknologi Bandung

L. Lampiran

Gambar 1.
Gambar 2

Gambar 3

Gambar 4

Anda mungkin juga menyukai