Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA UNSUR

VANADIUM

DISUSUN OLEH:

NAMA : IKRIMA DAROJAH

NIM : K1A022008

HARI, TANGGAL : SENIN, 5 SEPTEMBER 2022

ASISTEN : DEWI MENDING SEKAR


PALUPI

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK

PURWOKERTO

2022
VANADIUM

I. TUJUAN
Mengetahui sifat sifat vanadium dan senyawanya
II. TINJAUAN PUSTAKA
Vanadium merupakan unsur yang melimpah (ke 19) namun hanya
sedikit deposit yang mengandung vanadium. Group vanadium terdiri
dari V (vanadium), Nb (niobium) dan Ta (tantalum). Ketiga unsur ini
mempunyai nomor atom genap dan kurang melimpah dibanding unsur
tetangganya. Vanadium murni jarang ditemukan karena reaktif terhadap
O2, N2 dan C pada temperatur tinggi sehingga sering digunakan pada
proses metalurgi. Vanadium seringkali terdapat pada bijih timbal
sebagai vanadinite (PbCl2.3Pb3(VO4)2), dalam bijih uranium sebagai
carnotite (K2(UO2)2(VO4)2.3H2O dan terdapat dalam minyak tanah dari
Venezuela dan Canada (Sriatun dkk, 2012).
Vanadium merupakan jenis unsur langka yang bersifat lunak namun
memiliki kekuatan yang cukup tinggi. Vanadium bercirikan warna abu-
abu putih yang ditemukan dalam mineral tertentu dan digunakan
terutama untuk menghasilkan paduan logam. Penggunaan vanadium
bagi perkembangan dunia industri sangat penting. Vanadium pada
umumnya dijumpai dalam endapan placer pasir besi. Salah satu endapan
pasir besi di Indonesia berada di daerah Pantai Goa Cemara (Aisyah
dkk, 2019).
Vanadium merupakan salah satu unsur golongan transisi yang
ditemukan pada 22 Januari tahun 1831 oleh J.J Berzelius, yang
menemukan sampel berbentuk bubuk berwarna putih yang diperoleh
dari pengolahan biji timah cokelat dari suatu distrik di Meksiko Tengah.
Sampel tersebut dikirim ke laboratorium Collet-Descotil di Paris.
Mereka menyimpulkan bahwa sampel tersebut mengandung kromium
yang sudah ditemukan terlebih dahulu pada tahun 1797. Seorang
kimiawan asal Jerman, Friedrich Wöhler, mulai menyelidiki sampel

1
tersebut dan menyanggah hasil kesimpulan tersebut karena sifatnya
yang tidak cocok dengan kromium. Sementara itu, Nils Gabriel
Sefström, seorang dokter dan ahli kimia menemukan bahwa sampel
tersebut merupakan sesuatu yang baru. Sefström akhirnya memilih
nama vanadin (nama latin vanadium) untuk logam baru tersebut yang
berasal dari Vanadis (nama seorang dewi) yang melambangkan
keindahan sesuai dengan ciri-ciri Vanadium serta motivasi karena tidak
ada elemen yang dimulai dengan huruf V (Trianita, 2012).
Vanadium menarik perhatian para ilmuwan karena memiliki
bilangan oksidasi lebih dari satu. Bilangan oksidasi adalah parameter
yang diperoleh dari 4 karakter ionik suatu ikatan. Bilangan ini dianggap
sebagai muatan yang akan dimiliki sebuah atom jika diberi elekktron
dalam suatu ikatan. Banyak unsur, seperti nitrogen, halogen, dan unsur
blok d yang memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu. Vanadium
memiliki empat bilangan oksidasi yaitu +2, +3, +4, dan +5 yang
korespon terhadap konfigurasi elektron 𝑑0, 𝑑1, 𝑑2, dan 𝑑3. Semakin
tinggi bilangan oksidasi vanadium, semakin beracun senyawa tersebut.
(Libretext, 2020).
Vanadium terjadi di salah satu dari empat keadaan oksidasi di alam:
+2, +3, +4, dan +5. Ion V3+ memiliki jari-jari oktahedral yang hampir
identik dengan (Fe3+) dan (Al33+) dan, oleh karena itu, menggantikan
mineral ferromagnesian. Selama pelapukan, sebagian besar vanadium
dapat berpartisi menjadi mineral lempung yang baru terbentuk, dan
vanadium tetap dalam keadaan valensi +3 atau teroksidasi menjadi
keadaan valensi +4, keduanya relatif tidak larut. Jika erosi tidak
signifikan tetapi pelindian kimia intens, bahan sisa dapat diperkaya
dalam vanadium, seperti juga beberapa bauksit dan laterit. Selama
pelapukan batuan beku, sisa, atau sedimen, beberapa vanadium
teroksidasi ke keadaan valensi +5, terutama dalam kondisi pengoksidasi
intensif yang merupakan karakteristik iklim kering (Kelley dkk, 2017).

2
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1. Alat
Alat yang digunakan pada kimia unsur kali ini adalah buret,
labu ukur, Erlenmeyer, gelas beker, dan spektrofotometer.
3.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada kimia unsur kali ini adalah
NH4VO3, NaOH, H2SO4, KMnO4, bubuk Na2SO3, Zn-amalgam, dan
kertas kongo red
3.3. Prosedur Percobaan
3.3.1 Percobaan pertama
1. Sebanyak 1 g ammonium metanavadat dimasukkan ke
dalam gelas beker
2. Sebanyak 15 mL NaOH 1 M ditambahkan dan dilarutkan
sampai larut seluruhnya
3. Sebanyak 20 mL H2SO4 1 M ditambahkan ke dalam gelas
beker lalu diamati. Campuran dalam gelas beaker disebut
larutan A
3.3.2 Percobaan kedua
1. Sebanyak 2 mL larutan A dimasukkan ke dalam tabung
reaksi dan ditambahkan 1 g serbuk Zn.
2. Larutan tersebut dihomogenkan dan diamati yang terjadi.
3. Kemudian dipanaskan, diamati yang terjadi.
3.3.3 Percobaan ketiga
1. Sebanyak 2 mL larutan A dimasukkan ke dalam tabung
reaksi
2. Sebanyak 2 mL larutan A ditambahkan Pb asetat lalu
diamati yang terjadi.
3. 𝐻𝑁𝑂3 encer ditambahkan dan diamati yang terjadi.
3.3.4 Percobaan keempat
1. Sebanyak 2 mL larutan A diambil dan ditambahkan BaCl2
0,1 M lau diamati yang terjadi

3
3. HCl encer ditambahkan secara kualitatif lalu diamati yang
terjadi
3.3.5 Percobaan kelima
1. Sebanyak 2 mL larutan A diambil dan ditambahkan
CuSO4 0,1 M
2. Diamati yang terjadi
3.3.6 Percobaan keenam
1. Sebanyak 2 mL larutan A diambil dan ditambah
Hg2(NO3)2 0,1 M
2. Diamati yang terjadi
3.4. Skema Kerja
(Terlampir)

4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
No Perlakuan Pengamatan Gambar

1. Sebanyak 1 gram NH4VO3 Larutan berwarna


dimasukkan ke dalam gelas bening dan sedikit
beker. NH4VO3 tersebut endapan
dicampurkan dengan 15 mL
NaOH, diamati.

Sebanyak 20 mL H2SO4 larutan berwarna


ditambahkan ke larutan yang kuning terang
tadi, diamati perubahan
warnanya.

2. Larutan A sebanyak 2 mL Larutan berwarna


dicampurkan dengan serbuk hijau tua.
Zn. Larutan dihomogenkan lalu
diamati warnanya.

Larutan tersebut dipanaskan Larutan berwarna


lalu diamati kembali. hijau tua namun
sedikit memudar
menjadi hijau
kemudaan.

3. Larutan A sebanyak 2 mL Larutan berwarna


dimasukkan ke dalam tabung kuning
reaksi dan dicampurkan dengan
2 mL Pb-asetat, kemudian
diamati.

5
Larutan tadi dicampurkan Larutan berwarna
dengan HNO3 encer, diamati kuning keruh, dan
kembali. ada endapan

4. sebanyak 2 mL larutan A Larutan berwarna


dimasukkan ke dalam tabung kuning keruh dan
reaksi lalu dicampurkan sedikit endapan
dengan 2 mL BaCl2.

HCl cair ditambahkan secara Larutan berwarna


kualitatif, diamati kuning jernih dan
ada endapan

5. Larutan A sebanyak 2 mL Larutan berwarna


dimasukkan ke dalam tabung hijau muda
reaksi. Larutan dicampurkan
dengan 2 mL CuSO4 kemudian
diamati.

6. Larutan A sebanyak 2 mL Larutan berwarna


ditambahkan dengan 2 mL kuning dan
Hg(NO3)3 lalu diamati terdapan endapan
kristal yang
berkilau

6
4.2 Pembahasan
Vanadium adalah salah satu unsur kimia yang memiliki lambang V.
Unsur ini termasuk ke dalam unsur transisi periode keempat. Vanadium
memiliki nomor atom 23 dengan konfigurasi elektron [Ar] 3𝑑34𝑠2.
Unsur ini memiliki beberapa bilangan oksidasi dengan warna yang
berbeda tiap bilangan oksidasinya. Vanadium memiliki bilangan
oksidasi +2, +3, +4, +5. 𝑉2+ memiliki warna ungu, 𝑉3+ berwarna hijau,
𝑉4+ memiliki warna biru, dan 𝑉5+ berwarna kuning (Rusli, 2008).
Logam vanadium berwarna abu-abu dan bersifat keras serta tahan
korosi. Vanadium tahan terhadap alkali, asam klorida, asam sulfat, dan
air asin .Vanadium umumnya digunakan untuk paduan dengan logam
besi dan titanium. Vanadium oksida digunakan sebagai katalis pada
pembuatan asam sulfat. Logam vanadium murni diperoleh melalui
reduksi elektrolitik leburan garam VCl2. Vanadium digunakan terutama
untuk paduan logam. Paduan vanadium dengan baja digunakan untuk
roda gigi, as roda, dan poros mesin (Nursanti, 2020).
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan pada unsur vanadium
yang direaksikan dengan 6 kali percobaan dengan tujuan untuk
mengetahui kelarutan Vanadium (V) dalam keadaan asam dan basa.
Pada percobaan pertama dimasukkan 1 g ammonium metavanadate
(NH4VO3) dimasukkan ke dalam gelas beaker. Kemudian, ditambahkan
15 mL NaOH 1 M sampai larut seluruhnya dan diamati reaksi dan
perubahan warnanya. Fungsi penambahan NaOH adalah membuat
larutan ammonium metavanadate dalam keadaan basa. Hasilnya larutan
tetap berwarna bening dan tidak mengalami perubahan warna namun
terdapat sedikit endapan. Larutan tersebut bersifat basa yang
menunjukkan adanya ion-ion dari NaOH.
Reaksi yang terjadi adalah:
𝑁𝐻4 𝑉𝑂3 + 3𝑁𝑎𝑂𝐻 → 𝑁𝑎3 𝑉𝑂4 + 𝑁𝐻3 + 2𝐻2 𝑂
+5 +5

7
Perhitungan biloks V pada senyawa Perhitungan biloks V pada
senyawa Na3VO4 :
NH4VO3 :
(-1)+(1x4)+V+(-2x3) = 0 (1-3)+V+(-2x4) =

V = 1-4+6 V = -3+8

V = +3 V = +5

Pada pencampuran ini didapatkan larutan berwarna bening dan sedkit


endapan.

Gambar 4.2.1 larutan setelah dicampur 15 mL NaOH 1 M

Selanjutnya, larutan ditambahkan H2SO4 sebanyak 20 mL ke


dalam gelas beaker dan diamati yang terjadi. Larutan ini selanjutnya
diberi nama larutan A. Hasil akhir campuran yaitu larutan berubah
warna menjadi kuning-orange dan terdapat endapan di dalamnya.
Fungsi penambahan H2SO4 adalah memberikan suasana asam,
reduktor, serta penstabil saat reaksi berlangsung. Apabila NH4VO3
ditambahkan dengan NaOH akan menghasilkan ion vanadate dalam
basa tidak berwarna dan tidak terdapat endapan. Lain halnya dengan
setelah ditambahkan dengan H2SO4 larutan menjadi berwarna orange
karena 𝑉2𝑂5 memiliki bilangan oksidasi +5 serta diperoleh endapan
berwarna kecokelatan juga sesuai dengan referensi di mana vanadium
memiliki kelarutan yang kecil jika dalam larutan asam. Larutan
tersebut terbentuk vanadium pentaoksida dengan adanya endapan
(Qurniawati,2018).Berikut persamaan reaksi yang terjadi :

8
2𝑁𝑎3 𝑉𝑂4 + 6𝐻2 𝑆𝑂4 → 𝑉2 𝑂5 + 6𝑁𝑎𝐻2 𝑆𝑂4 3𝐻2

+5 +5

Perhitungan biloks V pada Perhitungan biloks V pada


senyawa 2𝑁𝑎3 𝑉𝑂4 : senyawa 𝑉2 𝑂5 :
(1x3) + V + (-2x4) = 0 V2 + (-2x5) = 0
V = -3+8 V2 = 10
V = +5 V = 10/2
V = +5

Gambar 4.2.2 larutan setelah dicampur H2SO4

Pada percobaan 2 bertujuan untuk mengetahui perubahan


bilangan oksidasi vanadium berdasarkan perubahan warna. Percobaan
dimulai dengan dimasukkannya sebanyak 2 mL larutan A ke dalam
tabung reaksi lalu ditambahkan 1 g serbuk Zn kemudian
dihomogenkan dan diamati reaksi yang terjadi. Hasilnya larutan yang
semula berwarna kuning berubah menjadi warna hijau tua. Warna
larutan tersebut tidak sesuai dengan referensi yang ada, yaitu larutan
berubah menjadi warna coklat. Hal tersebut dikarenakan dalam
pemindahan larutan terdapat endapan dalam jumlah sedikit yang ikut
masuk, sehingga warna tidak sesuai karena adanya zat pengotor. Pada
persamaan reaksi Zn mengalami oksidasi dari Zn menjadi Zn2+.
(Mutia Shafitri, 2018). Berikut persamaan reaksinya :

9
𝑉2 𝑂5 + 𝑍𝑛 + 𝐻2 𝑆𝑂4 → 2𝑉𝑂𝑆𝑂 2 + 𝑍𝑛𝑆𝑂4 + 3𝐻2 𝑂

+5 +4

+ + +
2𝑉𝑂2 + 𝑍𝑛 + 4𝐻 + → 2𝑉 3 + 𝑍𝑛2 + 2𝐻2

+4 +3

Perhitungan biloks V pada Perhitungan biloks V pada


V2O5 yaitu : 2VOSO4 yaitu :

V2 + (-2x5) = 0 2 (V) + (-2x2) + (-2x2)+ (-2x4) = 0

V = 10/2 V = 8/2

V = +5 V = +4

Gambar 4.2.3 larutan setelah ditambah serbuk Zn

Kemudian, larutan tersebut dipanaskan dan diamati reaksi


yang terjadi. Larutan tersebut berubah warna menjadi hijau tua namun
memudar menjadi sedikit muda. Hasil yang didapatkan yakni larutan
berwarna hijau yang berasal dari ion vanadium (III). Akan tetapi

10
seharusnya warna larutan adalah warna ungu, karena terdapat
penurunan kembali biloks V dari +3 menjadi +2 dan seharusnya
menurut referensi 2V2+ memiliki warna ungu. Hal ini terjadi karena
kesalahan praktikan ketika mengamati hasil percobaan. Saat
dipanaskan, reaksi berlangsung dengan cepat dan tidak sempat terlihat
oleh praktikan bahwa sedikit adanya perubahan warna larutan menjadi
ungu. Persamaan reaksi yang terjadi yaitu.

+ +
2𝑉 3 + 𝑍𝑛2 + 2𝐻 + + 𝑂2 → 2𝑉2 + + 𝑍𝑛𝑂 + 2𝐻2𝑂

Gambar 4.2.4 larutan setelah dipanaskan


Percobaan 3 memiliki tujuan untuk mengetahui kelarutan
melalui Pb asetat dan HNO3 Sebanyak 2 mL larutan A dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dan ditambahkan larutan Pb asetat 0,1 M
sebanyak 2 mL. Fungsi penambahan Pb asetat yaitu sebagai reagen
pengendap, reduktor, dan pengikat VO3 pada asetat. Setelah
pencampuran, didapatkan hasil larutan berwarna kuning sedikit keruh
dan tidak larut karena terdapat sedikit endapan. Hasil tersebut sesuai
dengan referensi yang ada yaitu berwarna kuning (Shafitri dkk, 2019).
Endapan yang terbentuk merupakan timbal vanadat. Berikut
persamaan reaksi kimianya :

𝑉2O5 + 𝑃𝑏(𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂)2 + 𝐻2𝑂 → 𝑃𝑏(𝑉𝑂3)2 + 2𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻


+5 +5

11
Gambar 4.2.5 larutan A ditambah Pb asetat
Kemudian dilanjutkan dengan campuran larutan A dan Pb
asetat ini ditambahkan HNO3 encer dan diamati yang terjadi.
Penambahan HNO3 ini berfungsi sebagai katalis yang nantinya akan
terbentuk kembali saat produk dihasilkan. Warna yang dihasilkan
larutan tetap kuning dan terdapat banyak endapan. Menurut
referensi, vanadium akan terlarut dengan efektif menggunakan HCl,
disusul oleh pelarut NaOH, serta terakhir adalah pelarut 𝑁𝑎2𝐶𝑂3
(Aliwarga, dkk, 2018). Persamaan reaksi yang terjadi yaitu sebagai
berikut :

Pb(VO3)2 + 2HNO3 → Pb2+ + 2VO3- + NO3- + H+


+5 +5

12
Gambar 4.2.6 larutan ditambah HNO3 encer
Berikutnya dilakukan percobaan 4 dengan tujuan untuk mengetahui
kelarutan vanadium dalam larutan BaCl2 0,1 M serta dalam larutan HCl.
Sebanyak 2 mL larutan A dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan 2 mL larutan BaCl2 0,1 M. Penambahan BaCl2 berfungsi untuk
reduktor dan pelarut. Warna yang didapat pada proses ini yaitu larutan
berwarna kuning keruh dan sedikit endapan, hal ini sesuai dengan referensi
(Rusli, 2008). Persamaan reaksi yang terjadi yaitu sebagai berikut.

2VO3- + 𝐵𝑎𝐶𝑙2 → 𝐵𝑎(𝑉𝑂3)2 + 𝐶𝑙 −

+5 +5

Gambar 4.2.7 larutan ditambah BaCl2 0,1 M

Selanjutnya, ditambahkan secara kualitatif HCl encer dan diamati


reaksi yang terjadi. Fungsi dari penambahan HCl yaitu untuk

13
menghilangkan barium vanadat. Warna yang dihasilkan adalah kuning
keruh dan ada endapan yang terlarut. Terlihat pada persamaan reaksi biloks
2VO3- adalah +5 yang memang berwarna kuning. Berikut persamaan yang
terjadi :

Ba(VO3)2 + HCl → Ba2+ + 2VO3- + H+ + Cl-

+5 +5

Gambar 4.2.8 larutan setelah ditambah HCl encer


Pada percobaan 5 ini diawali dengan mengambil 2 mL larutan A
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 2 mL CuSO4. Fungsi
penambahan ini adalah sebagai reduktor dan pelarut. Warna yang dihasilkan
yaitu larutan berwarna hijau. Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :

VO2+ + Cu + 4H+ → V3+ + Cu2+ + 2H2O

+5 +3

14
2V3+ + 3SO42- → V2(SO4)3

+3 +3

Gambar V.2.9 Hasil pencampuran larutan A dan CuSO4


Percobaan 6 dilakukan dengan memasukkan 2 mL larutan A ke
dalam tabung reaksi. Setelah itu, sebanyak jumlah kualitatif Hg(NO3)2
ditambahkan ke dalam tabung reaksi tersebut. Percobaan kali ini bertujuan
untuk mengetahui kelarutan Vanadium dalam larutan Hg(NO3)2. Fungsi
dari penambahan tersebut adalah sebagai reduktor serta pelarut untuk
mereduksi ion vanadium. Warna yang dihasilkan yaitu kuning dan terdapat
endapan yang berkilau. Hg sulit teroksidasi karena tidak ada elektron yang
dilepas maka dari itu reaksi yang terjadi tidak melibatkan redoks.

15
Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

2VO3- + Hg(NO3)2 → Hg(VO3)2 + 2NO3-

+5 +5

Gambar 4.2.10 Larutan hasil pencampuran larutan


A dan Hg(NO3)2

16
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat diperoleh
kesimpulan yaitu, Vanadium merupakan salah satu unsur golongan
transisi. Vanadium memiliki bilangan oksidasi +2, +3, +4, dan +5.
Masing-masing bilangan oksidasi menghasilkan warna yang berbeda.
Masing-masing warna secara berurutan adalah ungu, hijau, biru,
kuning atau oranye. Pada praktikum tersebut dihasilkan warna kuning
atau oranye untuk percobaan pertama, percobaan ketiga, percobaan
keempat, dan percobaan keenam. Sedangakn warna hijau dihasilkan
dari percobaan kedua dan kelima.
5.2 Saran
Saran saya adalah dalam melakukan praktikum supaya hati hati
dan teliti, supaya hasil yang didapatkan sesuai.

17
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti., Agus Setiawan., dkk. (2019). Identifikasi Keterdapatan Potensi


Vanadium pada Endapan Placer Pasir Besi di Daerah Pantai Goa Cemara
Berdasarkan Analisis Remote Sensing, Geologi dan Geokimia. Yogyakarta:
Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir

Aliwarga, Lienda. Hernas, Tatang, dkk. (2018, Desember 21). Pengembalian


Kembali Vanadium Pentaoksida dari Katalis Vanadium Bekas.
Kelley, KD, Scott, C, Polyak, DE, & Kimball, BE (2017). Vanadium. Dipetik
September 4, 2022, dari https://pubs.er.usgs.gov/publication/pp1802U

Libretext. (2020, Agustus 10). Transport of Zinc, Copper, Vanadium, Chromium,


Molybdenum, and Cobalt. Dipetik September 4, 2022, dari
https://chem.libretexts.org/Bookshelves/Inorganic_Chemistry/Book3A_Bi
oinorganic_Chemistry_(Bertini_et_al.)/01%3A_Transition-
Metal_Storage_Transport_and_Biomineralization/1.06%3A_Transport_of
_Zinc_Copper_Vanadium_Chromium_Molybdenum_and_Cobalt

Nursanti, Yuniarti. (2020). Setiap Hubungan Perlu Chemistry. Jakarta:


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Qurniawati, Annik. (2018). Seri Pengayaan Pembelajaran Kimia: Kimia Unsur.


Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka.

Rusli, Rolan. (2008). Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Kendari:


Laboratorium Pengembangan Unit Kimia Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Haluleo

Shafitri, Mutia. Zainul, Rahadian. (2019). Vanadium Pentaoksida (𝑉2𝑂5) :


Termodinamika Molecular dan Interaksi Ion dalam Larutan.
Sriatun, SS, Taslimah, MS, & Suhartana (2012). Buku Ajar Kimia Unsur.
Semarang: UPT UNDIP Press

Trianita, K. (2012, September 18). LAPORAN KIMIA ANORGANIK KI-3131


REAKSI-REAKSI LOGAM TRANSISI DAN SENYAWANYA. Dipetik

18
September 4, 2022, dari https://adoc.pub/laporan-kimia-anorganik-ki-3131-
reaksi-reaksi-logam-transisi.html

19
LAMPIRAN

Skema Kerja
Percobaan pertama

1 g ammonium metavanadat

Dimasukkan ke dalam gelas bekeR


Ditambahkan 15 mL NaOH 1 M
Dilarutkan sampai larut seluruhnya
Diamati yang terjadi
Ditambahkan 20 mL H2SO4
Diamati yang terjadi, hasil disebut dengan larutan A

Hasil Pengamatan

Percobaan kedua

2 mL larutan A

Ditambahkan 1 g serbuk Zn dan dikocok


Diamati yang terjadi
Dipanaskan
Dicatat perubahan yang terjadi

Hasil pengamatan

Percobaan ketiga

2 mL larutan A

Ditambahkan Pb-asetat 0,1M


Diamati yang terjadi
Ditambahkan HNO3 encer
Diamati yang terjadi

Hasil pengamatan

20
Percobaan keempat

2 mL larutan A
Ditambahkan BaCl2 0,1 M

Diamati yang terjadi

Ditambahkan HCl encer

Diamati yang terjadi

Hasil pengamatan
Diamati yang terjadi
Percobaan kelima
Ditambahkan HCl
encer
2 mL larutan A
Diamati yangyang
Diamati terjadi
terjadi
Ditambahkan CuSO4 0,1 M
Ditambahkan
HClDiamati
encer yang terjadi
Diamati yang
Hasil pengamatan
terjadi
Diamati yang terjadi
Percobaan keenam
Ditambahkan HCl encer
2 mL larutan
Diamati yang A
terjadi
Diamati yang terjadi
Ditambahkan Hg2(NO3)2 0,1 M
Ditambahkan HCl encer
Diamati yang terjadi
Diamati yang terjadi
Hasil pengamatan
Diamati yang terjadi
Ditambahkan HCl
encer
Diamati yang terjadi

21
SOAL DAN JAWABAN

1. Hitung bilangan oksidasi ion vanadium dari hasil percobaan 2 dan 3!


Percobaan 2
➢ V2O5 + Zn + 3H2SO4 → 2VOSO4 + ZnSO4 + 3H2O
+5 +4

Perhitungan biloks V pada V2O5 yaitu :


V2 + (-2x5) = 0
V = 10/2
V = +5
Perhitungan biloks V pada 2VOSO4 yaitu :
2 (V) + (-2x2) + (-2x2)+ (-2x4) = 0
V = 8/2
V = +4

➢ 2VO2+ + Zn + 4H+ → 2V3+ + Zn2+ + 2H2O


+4 +3

➢ 2V3+ + Zn2+ + 2H+ + O2 → 2V2+ + ZnO + 2H2O


+3 dipanaskan +2

22
Percobaan 3

➢ 𝑉2O5 + 𝑃𝑏(𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂)2 + 𝐻2𝑂 → 𝑃𝑏(𝑉𝑂3)2 + 2𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻


+5 +5

2. Apa warna larutan yang mengandung ion-ion di bawah ini.


Larutan Warna
V2+ Ungu
V3+ Hijau
V4+ Biru
V5+ Kuning

23

Anda mungkin juga menyukai