Anda di halaman 1dari 12

JURNAL PRAKTIKUM

KIMIA UNSUR

TEMBAGA

DISUSUN OLEH :

NAMA : ABDULLAH AMIRUL HAQ

NIM : K1A022097

HARI, TANGGAL : SELASA, 20 SEPTEMBER 2022

ASISTEN : ARYA WIRYAMAN HARISH

KEMENTRIAN RISET,TEKNOLOGI,DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

LABORATORIUM ANORGANIK

PURWOKERTO

2022
TEMBAGA

I. Tujuan
1. Mengetahui sifat-sifat tembaga dan senyawanya.
II. Tinjauan Pustaka
Tembaga adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa dan
dilihat. Ia melebur pada suhu 1038℃. Hal tersebut dikarenakan
potensial elektrode standarnya positif, (+0,34 V untuk pasangan
Cu/Cu2+). Ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer,
meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit. Ada dua deret
senyawa tembaga yaitu senyawa-senyawa tembaga (I) diturunkan dari
tembaga (I) oksida (Cu2O) yang merah dan mengandung ion tembaga
(I) (Cu+). Senyawa-senyawa ini tak berwarna, kebanyakan garam
tembaga (I) tak larut dalam air, perilakunya mirip perilaku senyawa
perak (I). Mereka mudah dioksidasikan menjadi senyawa tembaga (II),
yang dapat diturunkan dari tembaga (II) oksida warna hitam
(Vogel,1985)
Tembaga merupakan unsur yang bernomor atom 29 dengan
lambang Cu. Unsur tersebut memiliki konsfigurasi elektron [Ar]
3d104s1 dengan energi ionisasi sebesar 745,3 k.J/mol. Tembaga murni
merupakan penghantar panas tertinggi diantara semua logam dan
koduktor listrik kedua setelah perak. Tembaga adalah logam yang
relatif lunak dan sering digunakan sebagai logam paduan, misalnya
kuningan dan perunggu. Tembaga membentuk senyawa dengan tingkat
oksidasi +1 dan +2. Namun hanya tembaga (II) saja yang stabil dan
mendominasi di dalam 2 larutannya. Hampir semua garam tembaga
(II) di dalam air berwarna biru yang disebabkan warna ion kompleks
koordinasi enam, [Cu(H2O)6] 2+ (Sugiyarto, 2010)
Tembaga kali pertama dipakai manusia lebih dari 10.000 tahun
yang lalu. Dimanfaatkan sebagai liontin kecil ornamental dan barang
lainnya yang didapati di Timur Tengah pada kisaran 8700 SM. Benda
ini dibuat dengan cara dibentuk dan ditempa dari retakan “tembaga
asli” yang didalamnya didapati bijih yang mengandung tembaga.
Kenyataan awal yang ditemukan ialah diciptakannya benda yang
terbuat dari logam lebur yakni tembaga. Unsur ini pertama kali digali
di Cert Anatolia (sekarang Turki) yang sudah diberi tanda menjadi alat
2
kelengkapan di awal 7000 SM. Produksi yang diawali di Timur
Tengah sebelum 3000 SM, menuju ke Zaman Perunggu karena
penemuan dan penggunaan tembaga. Thailand membuktikan bahwa
pada penemuan barunya, teknologi perunggu sudah dikenal jauh
sekitar 4500 SM. Berakhirnya produksi zaman Perunggu ini sekitar
yang dilanjutkan dengan zaman besi (Davis, 2001).
Tembaga ternyata salah satu logam yang paling ringan dan paling
aktif. Ion Cu+ akan mengalami disporporsionasi secara spontan pada
keadaan standar (baku). Hal ini bukan berarti larutan senyawa Cu (I)
tidak mungkin terbentuk. Cara untuk menilai pada keadaan bagaimana
mereka ditemukan yaitu jika kita mencoba membuat (Cu+) cukup
banyak pada larutan air. Ion Cu2+ akan berada pada jumlah banyak
sebab konsentrasinya harus sekitar dua juta dikalikan pangkat dua dari
Cu+. Pada keadaan lain jika Cu+ dijaga sangat rendah (seperti pada zat
yang sedikit larut atau ion kompleks mantab, Cu2+ sangat kecil dan
tembaga (I) menjadi mantab (Sarosa, 2010).
Tembaga adalah logam yang ditemukan sebagai unsur atau
berasosiasi dengan tembaga dan perak. Tembaga ini terdapat dalam
jumlah yang relatif besar dan ditemukan selama pemisahan dari
bijihnya (coal) pada elektrolisis dan pemurnian tembaga (Nuriadi,
2013). Selain itu, ternyata tembaga merupakan salah satu unsur
mineral yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme,
pembentukan hemoglobin dan fisiologik dalam tubuh hewan. Unsur
mineral ini dikelompokkan ke dalam elemen mikro esensial. Walaupun
dibutuhkan dalam jumlah sedikit di dalam tubuh, namun jika
berlebihan maka akan mengganggu kesehatan, sehingga
mengakibatkan keracunan. Tetapi, jika kekurangan tembaga dalam
darah maka dapat menyebabkan anemia yang merupakan gejala umum,
kerusakan tulang, depigmentasi rambut, gangguan gastrointestinal
(Arifin, 2007).

3
III. Prosedur Percobaan
3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kimia unsur kali ini adalah
tabung reaksi, gelas beker, corong, pipet tetes, penjepit, tabung, gelas
ukur, dan pembakar.
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang dibutuhkan pada praktikum kimia unsur kali ini
adalah tembaga, kalium tartrat, glukosa, tembaga(II) oksida,
tembaga(II) klorida, asam klorida, asam sulfat, asam nitrat, asam
klorida pekat, natrium hidroksida, larutan tembaga(II) sulfat,
kalium iodide, natrium triosulfat.
3.3 Prosedur Percobaan
1. Percobaan 1
1. Sekeping logam tembaga dijepit
2. Logam tembaga kemudian dipanaskan di atas nyala pembakar
spirtus
3. Nyala api yang terbentuk dari pamanasan tembaga diamati
2. Percobaan 2
1. 2 mL HNO3 encer dimasukkan kedalam tabung reaksi
2. Sekeping logam tembaga dimasukkan ke dalam tabung reaksi
yang berisi HNO3 encer
3. Campuran kemudian dipanaskan dan diamatiyang terjadi
3. Percobaan 3
1. Sebanyak 2 mL CuSO4 dimasukkan ke dalam 3 buah tabung
reaksi yang berbeda.
2. Ke dalam tabung 1 ditambahkan NaOH encer
3. Ke dalam tabung 2 ditambahkan ammonia
4. Ke dalam tabung 3 ditambahkan HCl pekat
5. Ketiga larutan tersebut kemudian diamati yang terjadi
4. Percobaan 4
1. Larutan A dibuat dengan dimasukkannya 8,6 gram natrium
sitrat ke dalam gelas beker

4
2. Kemudian 1 gram Na2CO3 dan 40 mL akuades ditambahkan
ke gelas beker yang berisi natrium sitrat.
3. Larutan B dibuat dengan dimasukkan 0,8 gram CuSO4.5H2O
ke dalam gelas beker
4. Kemudian 5 mL akuades ditambahkan ke dalam larutan B
yang berisi CuSO4.H2O
5. Larutan B dimasukkan ke dalam larutan A
6. Aquadest ditambahkan ke dalam campuran tersebut sampai
volume larutan menjadi 50 mL (Larutan Benedict)
7. Larutan benedict dan 1 gram glukosa ditambahkan ke dalam
masing-masing 3 tabung reaksi
8. Ketiga tabung reaksi dipanaskan sampai terbentuk endapan
kemudian diamati.
9. Endapan tersebut dibiarkan mengendap semua, kemudian
didekantasikan dan dicuci dengan aquades, kemudian diamati
yang terjadi.
10. Ke dalam tabung 1 endapannya ditambahkan HCl encer ;
pada tabung 2 ditambahkan H2SO4 encer ; pada tabung 3
ditambahkan HNO3 encer dan diamati yang terjadi.
5. Percobaan 5
1. Sebanyak 0,1 gram CuO dimasukkan ke dalam 3 buah tabung
reaksi yang berbeda
2. Ke dalam tabung 1 ditambahkan HCl encer
3. Ke dalam tabung 2 ditambahkan H2SO4 encer
4. Ke dalam tabung 3 ditambahkan HNO3 encer
5. Ketiga tabung tersebut ditambahkan asam secara perlahan-
lahan kemudian campuran tersebut di panaskan dan diamati
yang terjadi
6. Percobaan 6
1. 0,5 gram CuO ditambahkan ke dalam tabung reaksi
2. 5-10 mL HCl pekat ditambahkan ke dalam tabung reaksi
kemudian dipanaskan dan diamati warna larutan

5
3. 1 gram Cu ditambahkan ke dalam tabung kemudian didihkan
selama 5 menit.
4. Larutan yang telah mendidih kemudian disaring dan diambil
filtratnya
5. Filtrat kemudian dituangkan ke dalam gelas kimia yang berisi
air sebanyak 200 mL dan diamati yang terjadi
7. Percobaan 7
1. Sebanyak 3 mL CuSO4 dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Larutan KI 3 mL ditambahkan ke dalam tabung reaksi
kemudian diamati.
3. Larutan natrium triosulfat ditambahkan sampai larutan
menjadi jernih dan diamati warna endapan yang terbentuk
8. Percobaan 8
1. CuCl2 dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Tabung reaksi kemudian dipanaskan dan diamati gas yang
dihasilkan dan bentuk residunya.
3.4 Skema Kerja
(Terlampir)

6
Daftar Pusaka
Vogel. (1985). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan SemimikroBagian II
Edisi Kelima. Jakarta. PT. Kalman Media Pustaka.
Sugiyarto, Kristian H., dan Suyanti, Retno D. (2010). Kimia Anorganik Logam.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sarosa, Wirawan J. (2010). Super Kimia SMA. Jakarta: Wahyu Media.
Arifin, Zainal. (2007). Pentingnya Mineral Tembaga (Cu) dalam Tubuh Hewan dalam
Hubungannya dengan Penyakit. Wartazoa. 17(2).
Davis, J. R. (Ed.). (2001). ASM Speciality Handbook: Copper and Copper Alloys. Almere:
ASM International.
Nuriadi., Napitupulu, Mery., dan Rahman, Nurdin. (2013). Analisis Logam Tembaga (Cu)
Pada Buangan Limbah Tromol (Tailing) Pertambangan Poboya. Jurnal Akad Kimia. 2(2).

7
LAMPIRAN

1. SKEMA KERJA
1. Percobaan 1

Keping Tembaga

- Kepingan diambil dengan penjepit


- Kemudian kepingan dipanaskan dengan pembakar sprirtus
- Nyala api yang terbentuk diamati

Hasil

2. percobaan 2

2 mL HNO3

- HNO3 dimasukkan ke dalam tabung reaksi


- Sekeping tembaga dimasukkan
- Campuran tersebut dipanaskan dan diamati nyala api yang
terbentuk
Hasil

3. Percobaan 3

2 mL CuSO4

- Dimasukkan dalam 3 tabung reaksi yang berbeda


- Ditambahkan 2 mL NaOH pada tabung 1
- Ditambahkan 2 mL ammonia pada tabung 2
- Ditambahkan HCl pekat pada tabung 3
- Diamati yang terjadi

Hasil

8
4. percobaan 4

Larutan A Larutan B

- 8.6 gram Natrium - 0,8 gram CuSO4.5H2O


Sitrat dimasukkan ditambahkan ke gelas beker
ke gelas beker - 5 mL aquades ditambahkan
- Ditambahkan 1 gram
Na2CO3 dan 40 mL
aquades

Dimasukkan
Hasil Hasil

Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3

- Ditambahkan 5 mL larutan
benedict dan 1 gram glukosa
- Dipanaskan kemudian didekantasi dan
dicuci dengan aquades. Diamati

Endapan Endapan Endapan


Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3

Ditambahkan Ditambahkan Ditambahkan


HCl encer HNO3 encer
H2SO4 encer

Hasil

9
5. percobaan 5

0,1 gram Cu O

dimasukkan ke dalam 3
tabung reaksi yang berbeda

Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3

Ditambahkan Ditambahkan Ditambahkan


HCl encer HCl encer HNO3 encer

- Ditambahkan asam
dilakukan perlahan-
lahan sampai asam
berlebih,
- Dipanaskan dan
diamati

Hasil

10
6. Percobaan 6
5mL CuSO4

- Ditambahkan 5-10 mL HCl pekat


-Dipanaskan dan diamati warnanya

Larutan

-Ditambahkan 1 gram Cu

-Dididihkan selama 5 menit

-Disaring dan diambil filtrat

Filtrat

-Dituangkan dalam 200 mL aquades

-Diamati yang terjadi


Hasil

7. Percobaan 7

3 mL larutan
CuSO4

- Ditambahkan 3 mL
larutan KI dan diamati
- Ditambahkan natrium
triosulfat
- Diamati yang terjadi

Hasil

11
8. Percobaan 8
CuCl anhidrat

- Dimasukkan ke
dalam tabung reaksi
- Dipanaskan dengan
pembakar spirtus
- Diamati gas yang
dihasilkan dan
residunya

Hasil

12

Anda mungkin juga menyukai