Disusun oleh
Kelompok 2
1.2. Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang paling ringan dan
paling aktif. Cu+ mengalami disproporsionasi secara spontan pada keadaan
standar (baku). Hal ini bukan berarti larutan senyawa Cu (I) tidak mungkin
terbentuk. Untuk menilai pada keadaan bagaimana mereka ditemukan, yaitu
jika kita mencoba membuat (Cu+) cukup banyak pada larutan air, Cu 2+ akan
berada pada jumlah banyak (sebab konsentrasinya harus sekitar dua juta
dikalikan pangkat dua dari Cu+. Disproporsionasi akan menjadi sempurna. Di
lain pihak jika Cu+ dijaga sangat rendah (seperti pada zat yang sedikit larut
atau ion kompleks mantap), Cu2+ sangat kecil dan tembaga (I) menjadi
mantap.
Tembaga (II) sulfat mempunyai banyak kegunaan di bidang industri
diantaranya untuk membuat campuran Bordeaux (sejenis fungisida) dan
senyawa tembaga lainnya. Senyawa ini juga digunakan dalam penyepuhan
dan pewarnaan tekstil serta sebagai bahan pengawet kayu. Bentuk
anhidratnya digunakan untuk mendeteksi air dalam jumlah kelumit. Tembaga
sulfat juga dikenal sebagai vitriol biru.
Tembaga (II) sulfat merupakan padatan kristal biru, CuSO4.5H2O
triklini. Pentahidratnya kehilangan 4 molekul air pada 1100 C dan yang ke
lima pada 1500C membentuk senyawa anhidrat berwarna putih. Pentahidrat
ini dibuat dengan mereaksikan tembaga (II) oksida atau tembaga (II) karbonat
dengan H2SO4 encer, larutannya dipanaskan hingga jenuh dan pentahidrat
yang biru mengkristal jika didinginkan. Pada skala industri, senyawa ini
dibuat dengan memompa udara melalui campuran tembaga panas dengan
H2SO4 encer. Dalam bentuk pentahidrat, setiap ion tembaga (II) dikelilingi
oleh empat molekul air pada setiap sudut segi empat, kedudukan kelima dan
keenam dari oktahedral ditempati oleh atom oksigen dari anion sulfat,
sedangkan molekul air kelima terikat oleh ikatan hidrogen salah satu sifat dari
logam tembaga yaitu tembaga tidak larut dalam asam yang bukan
pengoksidasi tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO3 sehingga tembaga larut
dalam HNO3.
3Cu(s) + 8H+(aq) + 2NO3-(aq) → 3Cu2+(aq) + 2NO(g) + 4H2O
METODOLOGI PENILITIAN
Alat
Nama Alat jumlah Gambar
Gelas kimia 250 mL 1
Gelas ukur 50 mL 1
Corong 1
Kaca Arloji 1
Batang pengaduk 1
Hotplate 1
Pipet tetes 2
Bahan
Bahan
Nama Bahan Gambar
Limbah tembaga dari kabel bekas
Kertas saring
Bahan kimia yang digunakan pada percobaan ini adalah bahan kimia
yang bersifat korosif dan oksidator, maka dalam melakukan percobaan ini perlu
diperhatikan:
Hati-hati menangani asam sulfat dan asam nitrat pekat, asam sulfat
(H2SO4) adalah zat cair tak berwarna, beracun dan sangat korosif dan reaksi
dengan air bersifat eksotermis/eksplosif. Asam sulfat dapat menimbulkan luka
bakar pada kulit dan mata, serta dapat merusak pakaian.
- Asam nitrat (HNO3) adalah sejenis cairan korosif yang tak berwarna, dan
merupakan asam beracun yang dapat menyebabkan luka bakar pada kulit
dan mata, serta dapat merusak pakaian.
- Limbah dikumpulkan dalam suatu tempat (jerigen yang tersedia)
Tabel Pengamatan
Diketahui
Massa Cu = 7 g
BA Cu = 63,55 g/mol
Jawab:
Reaksi: Cu2+ + SO42- + 5H2O → CuSO4.5H2O
Massa CuSO4.5H2O
= c gram
= 4,18 gram
x 0,2322
= =
1 0,4625
x= 5,0205 -> x= 5
Cu2++H2SO4+2HNO3+5H2O CuSO4.5H2O+2N02
BAB V
KESIMPULAN
1. Massa kristal yang diperoleh pada percobaan ini adalah 11,58 gram saat
belum dikeringkan dan 7,4 gram gram ketika sudah dikeringkan.
3. Koefisien kadar air dalam kristal didapat dari perbandingan koefisien dan
mol air dengan CuSO4, sehingga didapat x dalam CuSO4.xH2O adalah 5 dan
menjadi CuSO4.5H2O
DAFTAR PUSTAKA