Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA UNSUR

MANGAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : ABDULLAH AMIRUL HAQ

NIM : K1A022097

HARI,TANGGAL : SELASA 13 SEPTEMBER 2022

ASISTEN : SHINTA LINAWATI

KEMENTRIAN RISET,TEKNOLOGI,DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

LABORATORIUM ANORGANIK

PURWOKERTO

2022
MANGAN

I. TUJUAN
1. Mengetahui sifat-sifat mangan dan senyawaannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Mangan (Mn) berasal dari batuan primer yang pada
umumnya dalam bentuk feromagnesit. Mn merupakan unsur yang
dalam keadaan normal memiliki bentuk padat. Massa jenis mangan
pada suhu kamar yaitu sekitar 7,21 g/cm3 , sedangkan massa jenis
cair pada titik lebur sekitar 5,95 g/cm3 . Mn merupakan unsur
logam yang memiliki titik lebur 12470 , dan titik didihnya
20320 . Kapasitas kalor pada suhu ruang adalah sekitar 26,32
J/mol.K . (Seran, 2017)
Unsur mangan merupakan suatu logam transisi dengan
orbital terluar 3d2 4s2. Keadaan ini akan memungkinkan unsur
mangan dapat berada dalam berbagai keadaan tingkat oksidasi
sehingga unsur mangan mempunyai bilangan oksidasi +2, +3, +4,
+5, +6 dan +7. Mangan merupakan salah satu logam yang banyak
ditemukan bersama dengan unsur besi (Fe). Kandungan Mn di
Bumi sekitar 1060 ppm dan sekitar 61-1010 ppm yang terdapat di
tanah. Mn ternyata memiliki peran penting bagi tanaman yaitu
salah satunya sebagai pengaktif enzim (Sriyanti, 2000).
Seperti layaknya vanadium dan kromium, tingkat
produksi mangan berada di angka 95% yang digunakan untuk
membuat baja paduan. Baja yang memiliki kandungan 12%
mangan mempunyai karakteristik sangat kuat sehingga dapat
digunakan sebagai bahan pembuatan rel kereta api, dan mesin-
mesin berat.mangan merupakan unsur terbanyak ke-12 dan ke-3
untuk unsur-unsur transisi setelah besi dan titanium. Mangan
pertama kali diisolasi pada tahun 1774 oleh C.W. Scheele dan J.G.
Gahn (Swedia) dari pemanasan MnO2 dengan batubara dan
minyak, meskipun kemurnian hasilnya masih relative rendah.
Karena mangan mampu membentuk senyawa dengan tingkat

2
oksidasi berkisar antara terendah +2 sampai tertingi +7,
menjadikannya sebagai logam dengan variasi tingkat oksidasi
terbanyak. (Sugiyarto, 2010)
Mangan adalah logam berat bersifat esensial yang
berfungsi membangun struktur tulang yang sehat, metabolisme
tulang dan membantu menciptakan enzim. Mangan bersifat korosi
jika melebihi batas sehingga mengakibatkan tubuh mudah terkena
penyakit (Warsyidah, 2019). Mangan (Mn) di alam umumnya
ditemui dalam bentuk senyawa dengan berbagai valensi. Air yang
mengandung mangan (Mn) berlebih menimbulkan rasa, warna
(coklat/ungu/hitam), dan kekeruhan. Air yang berasal dari sumber
tambang asam dapat mengandung mangan terlarut dengan
konsentrasi ±1 mg/l (Febrina, 2015).
Logam mangan bewarna merah kelabu-merahan. Mangan
berada dalam bentuk manganous (Mn2+) dan manganik (Mn4+). Di
dalam tanah, Mn4+ berada dalam bentuk senyawa mangan dioksida
yang sangat tak terlarut di dalam air dan mengandung
karbondioksida. Pada kondisi reduksi (anaerob) akibat
dekomposisi bahan organik dengan kadar yang tinggi, Mn4+ pada
senyawa mangan dioksida mengalami reduksi menjadi Mn2+ yang
bersifat larut. Mn2+ berikatan dengan nitrat, sulfat, dan klorida
serta larut dalam air (Effendi, 2003).

3
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 ALAT
Alat yang digunakan dalam percobaan ini, yaitu tabung reaksi, gelas
ukur, gelas kimia, corong, pipet tetes, batang pengaduk.
3.2 BAHAN

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini, yaitu KMnO4, MnSO4,


Mangan (IV) oksida, natrium hidroksida, asam sulfat

3.3 Prosedur Percobaan

Percobaan 1
1. Sebanyak 10 mL KMnO4 dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi yang
berbeda.
2. Ke dalam tabung A ditambahkan 5 mL H2SO4 1 M.
3. Ke dalam tabung B ditambahkan 5 mL NaOH 2 M.
4. Ke dalam 2 tabung reaksi tersebut ditambahkan serbuk MnO2 secara
kualitatif, kemudian dikocok.
5. Setelah dikocok, kemudian larutan disaring dan diamati warna
filtratnya.
6. Ke dalam filtrat tersebut ditambahkan 5 mL H2SO4 2 M, diamati yang
terjadi.

Percobaan 2
1. Sebanyak 0,5 gram MnSO4 dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Sebanyak 2 mL H2SO4 2 M ditambahkan ke dalam tabung reaksi berisi
MnSO4.
3. Sebanyak 10 tetes H2SO4 encer ditambahkan.
4. Setelah itu, larutan didinginkan di dalam air dingin (es).
5. Sebanyak 5 tetes KMnO4 ditambahkan ke dalam larutan, diamati yang
terjadi.
6. Larutan yang terbentuk kemudian dimasukkan dalam 50 mL air,
diamati warna larutannya.

4
3.4 SKEMA KERJA
(Terlampir)

5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
1. Percobaan 1
Perlakuan Pengamatan
KMnO4 + H2SO4 Mn2O2 Larutan tidak bereaksi
+ K2SO4 + 2H2O
+ MnO2 secara kualitatif Warna larutan berubah menjadi
lebih pekat, tetapi lebih jernih
dibandingkan larutan KMnO4 +
NaOH
Dikocok selama 2 menit dan disaring
Warna larutan berubah menjadi
ungu jernih
+ H2SO4 Larutan berubah warna menjadi
ungu agak keruh

Perlakuan Pengamatan

KMnSO4 + 2NaOH NaMnO4 + Larutan tidak bereaksi


KOH

+ MnO2 secara kualitatif Warna larutan berubah menjadi


lebih pekat

Dikocok selama 2 menit dan disaring Warna larutan berubah menjadi


hijau jernih

+ H2SO4 pada filtrat Larutan berubah menjadi coklat


agak keruh

2. Percobaan 2
Perlakuan Pengamatan
MnSO4 + H2SO4 Mn2++2SO4- + H2 Serbuk MnSO4 tidak larut dan
membentuk endapan, suhu pada
tabung meningkat

6
+ KMnO4 Terbentuk 2 fase, fase atas
berwarna coklat pekat dan fase
bawah tidak berwarna (bening) dan
terdapat endapan

+ H2 O Terbentuk 2 fase, fase atas tidak


berwarna (bening), dan fase bawah
berwarna coklat keruh

7
4.2 Pembahasan
Mangan merupakan unsur kimia yang mempunyai simbol
Mn pada table periodik. Mangan merupakan logam transisi yang
mempunyai nomor atom 25 golongan VIIB periode 4. Logam
mangan bewarna putih keabu-abuan, logam mangan termasuk
logam berat dan sangat rapuh namun mudah teroksidasi logam dan
ion mangan bersifat feromagnetik. Hal tersebut dalam dilihat dari
orbital d yang terisi penuh pada konfirgurasi electron. Mangan
memiliki biloks +2 hingga +7. Diantaranya yaitu MnO, Mn2O3,
MnO2, MnO3, Mn2O7, dan Mn3O4. Mangan dioksida dapat
digunakan sebagai depolasier pada sel kering baterai. Selain itu
juga dipakai untuk menghilangkan warna hujau pada gelas yang
disebabkan oleh pengotor besi. (Mulyono, 2006)
Percobaan pertama dilakukan dengan dimasukkannya 10 ml
KMnO4 0,01 M pada tabung yang berbeda. Kemudian, pada
tabung 1 ditambahkan 5 ml H2SO4 1 M dan pada tabung 2
ditambahkan 5 ml NaOH 2 M.

Gambar 4.2.1 Hasil penambahan


H2SO4 dan NaOH

Persamaan reaksi tersebut adalah:

4KMnO4 + 6H2SO4 2K2SO4 + 4MnSO4.5O2 + 6H2O

4KMnO4 + 4NaOH 2K2MnO4 + 2Na2MnO4 + 2H2O


(Vogel, 1990).

8
Berdasarkan percobaan diatas pada saat KMnO4
ditambahkan dengan H2SO4 atau NaOH masing-masing larutan
tidak mengalami reaksi. Hal ini sesuai dengan referensi yang
menyatakan penambahan H2SO4 yaitu untuk menstabilkan larutan
agar tidak terjadi perubahan biloks sehingga larutan bewarna ungu
(Keenan, 1994). Setelah itu ditambahkan MnO2 kedalam masing
masing tabung reaksi secara kualitatif, penambahan MnO2
berfungsi untuk mempercepat reaksi(katalis). Setelah dikocok atau
dihomogenkan selama 2 menit, tabung 1 dan 2 berubah warna
menjadi lebih pekat, tetapi tabung 1 lebih jernih dibandingkan
larutan tabung 2. Setelah dikocok, kedua larutan tersebut disaring
dan diambil fitratnya. Penyaringan tersebut bertujuan untuk
memisahkan dan menahan zat terlarut berdasarkan ukuran pori-
pori kertas saring.

Gambar 4.2.2 Hasil larutan setelah


disaring

Setelah disaring ternyata larutan pada tabung 1 berubah


warna menjadi ungu jernih, sedangkan larutan pada tabung 2
berubah warna menjadi hijau jernih. Hal tersebut sesuai dengan
referensi yang dimana filtrat hasil saringan bewarna hijau karena
menunjukkan telah terbentuknya mangan (IV)(Achmad,2002).
Pada kedua kedua filtrat tersebut ditambahkan 5 mL H2SO4 dan
kemudian diamati.

Gambar 4.2.3 Hasil penambahan


H2SO4
9
Berdasarkan percobaan diatas larutan 1 berubah warna
menjadi ungu agak keruh, sedangkan larutan 2 berubah warna
menjadi cokelat agak keruh. Hasil akhir dari pencampuran
keseluruhan di atas larutan 1 dan larutan 2 sesuai dengan referensi
yang menyebutkan bahwa pada larutan A senyawa asam, senyawa-
senyawa mangan (VI) yang mengandung manganat akan
mengalami disporposionasi menjadi ion permanganat dan MnO2
yang mengakibatkan larutan menjadi ungu. Sedangkan untuk
larutan B berwarna cokelat akibat terbentuknya mangan (II) dan
karena tidak stabilnya mangan (IV) pada suasana asam (Cotton,
1989).
Percobaan kedua dilakukan dengan dengan cara sebanyak
0,5 g MnSO4 ke dalam tabung reaksi. Lalu, 2 mL H2SO4 2 M
ditambahkan ke dalam tabung reaksi yang berisi MnSO4, setelah
itu ditambahkan 10 tetes H2SO4 encer ke dalam tabung reaksi.

Gambar 4.2.4 Hasil


penambahan H2SO4

Berdasarkan percobaan diatas dihasilkan serbuk MnSO4


tidak larut dan membentuk endapan dan suhu pada tabung
meningkat. Selanjutnya tabung reaksi didinginkan menggunakan
air dingin , setelah itu ditambahkan 5 tetes KMnO4 .

Gambar 4.2.5. Hasil


penambahan KMnO4

10
Berdasarkan percobaan diatas dihasilkan 2 fase, fase atas
berwarna coklat pekat dan fase bawah tidak berwarna dan terdapat
endapan. Pada tabung reaksi tersebut ditambahkan 50 mL air dan
diamati warna larutannya.

Gambar 4.2.6. hasil penambahan 50 mL air

Berdasarkan percobaan diatas dihasilkan 2 fase warna , fase


atas tidak berwarna (bening), dan fase bawah berwarna coklat
keruh. Persamaan reaksi yang terjadi pada keseluruhan larutan di
atas yaitu:
2KMnO4 + 3MnSO4 + 2H2O 5MnO2 + K2SO4 + 2H2SO4
(Vogel, 1990)
Hasil persamaan reaksi di atas menunjukan terjadinya
reduksi dari bilangan oksidasi +7 menjadi +4. Selain itu mangan
(IV) pada reaksi di atas berasal dari mangan (VII) dan mangan (II)
yang mana mangan (IV) akan menghasilkan warna hitam
sedangkan hasil akhir dari percobaan ini yaitu coklat dan tidak
berwarna sehingga berbeda dengan referensi (Kilo, 2018)

11
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Mangan (Mn) merupakan logam yang berada pada golongan VIIB
dengan massa jenis mangan sekitar 7,21 g/cm3 , memiliki titik lebur
kurang lebih 12500 , titik didihnya 20320 , berwarna putih abu-abu
yang serupa dengan besi-tuang. Mangan memiliki bilangan oksidasi
yaitu mempunyai bilangan oksidasi +2, +3, +4, +5, +6 dan +7 dan
enam senyawa oksidasi seperti MnO, Mn2O3, MnO2, MnO3, Mn2O7
dan Mn3O4. Tingkat oksidasi tertinggi bagi mangan sesuai dengan
jumlah total elektron 3d dan 4s, tetapi hanya terjadi dalam senyawa
okso MnO4 -, Mn2O7 dan MnO3F.
5.2 Saran
Dalam melakukan praktikum, sebaiknya untuk memastikan
kebersihan dari alat-alat yang digunakan dan juga lebih teliti dalam
pengukuran. karena jika tidak, hasil percobaan kita mungkin dapat
berbeda dengan referensi atau hasil percoobaan yang telah
dilakukan oleh orang atau pihak lain.

12
DAFTAR PUSTAKA

Seran, Regina. (2017). Pengaruh Mangan Sebagai Unsur Hara Mikro Esensial
Terhadap Kesuburan Tanah dan Tanaman. Jurnal Pendidikan Biologi, 2(1).21-22

Sriyanti. (2000). Bilangan Oksidasi dan Reaksi-Reaksi Mangan. Jurnal Kimia FMIPA
Universitas Diponegoro Semarang.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius.

Sugiyarto, K.H. suyanti, R.D. (2010) Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta.Graha Ilmu.

Febrina, Laila., dan Ayuna, Astrid. (2015). Studi Penurunan Kadar Besi (Fe) dan
Mangan (Mn) dalam Air Tanah Menggunakan Saringan Keramik. Jurnal
Teknologi Universitas Muhammadiyah Jakarta, 7(1).13-14.

Warsyidah, Andi Auliyah., Syarif, Jurnal., dan Abdullah, Cahyaning. (2019). Analisis
Kadar Mangan (Mn) Pada Air Alkali dengan Menggunakan Spektrofotometer
Serapan Atom (SSA). Jurnal Media Laboran. 9(1).7-8.

Mulyono. (2006). Kamus Kimia. Jakarta. Bumi Aksara

Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro. Jakarta. PT.
Kalman Media Pustaka.

Achmad, Hiskia.(2002). Kimia Unsur dan Radiokimia.Bandung. Citra Aditya Bakti.

Cotton, F. Albert., dan Wilkinson, Geoffrey. (1989). Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI
Press.

Kilo, Akram La. (2018). Kimia Anorganik Struktur dan Kereaktifan. Gorontalo: UNG
Press.

13
LAMPIRAN
SKEMA KERJA

Percobaan 1

5 mL KMnO4

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


- Ditambahkan 2,5 mL H2SO4 1 M
- Ditambahkan serbuk MnO2 secara kualitatif kemudian
dikocok
Larutan
tabung A

5 mL KMnO4

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


- Ditambahkan 2,5 mL NAOH 1 M
- Ditambahkan serbuk MnO2 secara kualitatif, dan dikocok
- Disaring dan diamati warna filtratya
- Ditambahkan 2,5 mL H2SO4 2 M kedalam filtrat, diamati

Larutan
tabung B

14
Percobaan 2

0,1 gram MnSO4


- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- Ditambahkan 2 mL H2SO4 ke dalam tabung reaksi
- Ditambahkan 10 tetes H2SO4 encer
- Larutan didinginkan di dalam air dingin (es)
- Ditambahkan 5 tetes KMnO4 ke dalam larutan, diamati yang
terjadi.
- Larutan yang terbentuk kemudian dimasukkan dalam 50 mL
air dan diamati warna larutannya.

Hasil

15
Lampiran Dapeng

16
JAWABAN PERTANYAAN

1. Berdasarkan data potensial elektroda, apakah mangan (VI) dapat dibuat dari reaksi
mangan (VII) dengan mangan (IV) dalam larutan asam? Jelaskan!

- Tidak bisa. Pembuatan mangan (VI) dengan cara tersebut tidak


dapat dilakukan pada kondisi asam dikarenakan harga dari
potensial elektronnya bernilai positif. Tetapi dapat dilakukan
dalam kondisi basa.
2. Bila konsentrasi asam atau mangan (VII) diperbesar, apakah mangan (VI) dapat
dihasilkan? Jelaskan!

- Tidak dapat dihasilkan mangan (VI)


dikarenakandiperlukannya senyawa basa ataupun alkali
lainnya untuk direaksikan dengan Mangan (VII).

3. Berdasarkan data potensial elektroda, apakah mangan (VI) dapat dibuat dari reaksi
mangan (VII) dengan mangan (IV) dalam larutan basa? Jelaskan!

- Bisa. Karena mangan (VII) dalam permanganat ini merupakan


oksidator yang kuat sehingga sangat mudah tereduksi dengan
basa dan menghasilkan 2 produk yang berbeda.

4. Berdasarkan data potensial elektroda, apakah mangan (II) dapat dibuat dari reaksi mangan
(II) dengan mangan (IV) dalam larutan asam? Jelaskan!

- Bisa. Karena mangan (IV) ini berada dalam kestabilan yang


tidak stabil. Karena dapat terjadi oksidasi ataupun reduksi.
Sehingga dalam kondisi asam pun masih mungkin terjadi
pembentukan mangan (II).

5. Bila konsentrasi asam atau mangan (II) diperbesar, apakah mangan (III) dapat
dihasilkan? Jelaskan!

- Tidak bisa. Dikarenakan tidak adanya zat oksidator dan


sehingga kemungkinannya sangat kecil bahwa pembentukan
akan terjadi

6. Berdasarkan data potensial elektroda, apakah mangan (III) dapat dibuat dari reaksi
mangan (II) dengan mangan (IV) dalam larutan basa? Jelaskan!

- Dalam basa, reaksi mangan (II) dengan mangan (IV) dapat


membentuk mangan (III) karena pada MnO4 akan terjadi
reduksi yang menghasilkan ion.

17
7. Bila konsentrasi basa diperbesar, apakah mangan (III) dapat dihasilkan? Jelaskan!

- Tidak bisa. Karena dalam hal ini konsentrasi dalam reaksi akan
semakin besar, padahal pembentukan mangan (III) tidak dapat
dilakukan pada kondisi konsentrasi yang tinggi dan senyawa
yang terbentuk adalah berupa mangan (II))

8. Berdasarkan data potensial elektroda, apakah mangan (III) dapat dibuat dari reaksi
mangan (II) dengan mangan (VII) dalam larutan asam? Jelaskan! Bila konsentrasi asam
diperbesar, apakah kemungkinan dihasilkan mangan (III) lebih besar ? Jelaskan!

- Dalam kondisi asam, mangan (III) dapat dihasilkan dari reaksi


mangan (II) dengan mangan (VII), tetapi jika konsentrasi asam
itu diperbesar maka hanya akan membuat mangan (III)
tersebut mengalami reduksi.

18

Anda mungkin juga menyukai