JURNAL PRAKTIKUM

KIMIA UNSUR

VANADIUM

DISUSUN OLEH:

NAMA : ALKAYYIS MUHAMMAD ISA

NIM : K1A022106

HARI, TANGGAL : SENIN, 12 SEPTEMBER 2022

ASISTEN : SHINTA LINAWATI

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK

PURWOKERTO

2022
 VANADIUM

I. Tujuan
1. Mengetahui sifat-sifat vanadium dan senyawanya.
II. Tinjauan Pustaka
Vanadium adalah unsur kimia dengan lambang V dan nomor atom 23. Ini
adalah lembut, abu-abu keperakan, ulet logam transisi. Pembentukan sebuah
vanadium menstabilkan lapisan oksida logam terhadap oksidasi. Andrés Manuel
del Río menemukan vanadium pada tahun 1801 dengan menganalisis mineral
vanadinite, dan menamainya erythronium. Empat tahun kemudian, ia diyakinkan
oleh Nils Gabriel Sefström pada tahun 1831. Pada 1831, ahli kimia Swedia, Nils
Gabriel Sefström, menemukan kembali unsur oksida yang baru ditemukan saat
ia bekerja dengan bijih besi. Kemudian pada tahun yang sama, Friedrich Wöhler
dikonfirmasi sebelumnya del Río bekerja. Sefström memilih nama yang diawali
dengan V, yang tidak ditugaskan untuk setiap elemen. Dia memanggil unsur
vanadium setelah Vanadis (nama lain untuk Freya, yang Norse dewi keindahan
dan kesuburan), karena banyaknya senyawa kimia berwarna indah yang
dihasilkan. Pada 1831, para ahli geologi George William Featherstonhaugh
menyarankan agar vanadium harus diganti "rionium" setelah del Río, namun
saran ini tidak diikuti. Isolasi logam vanadium ternyata sulit. Pada 1831,
Berzelius melaporkan produksi logam, tapi Henry Enfield Roscoe Berzelius
telah menunjukkan bahwa sebenarnya menghasilkan nitrida, vanadium nitrida
(VN). Roscoe akhirnya menghasilkan logam pada tahun 1867 oleh pengurangan
vanadium (III) klorida, VCL3, dengan hidrogen. Pada tahun 1927, vanadium
murni diproduksi dengan mengurangi vanadium pentoxide dengan kalsium.
Yang pertama industri skala besar penggunaan vanadium dalam baja ditemukan
di chassis dari Ford Model T, terinspirasi oleh mobil balap Perancis. Baja
diperbolehkan untuk mengurangi berat badan sekaligus vanadium meningkatkan
kekuatan Tarik(Weast, Robert. 1984).
Vanadium merupakan golongan logam transisi dan termasuk komponen
esensial dalam tubuh yang memiliki nomor atom 23 (Pessoa et al., 2014).
Bilangan oksidasi vanadium terdiri dari -1, +1, +2, +3, +4, dan +5. Tingkat
oksidasi vanadium yang lebih rendah seperti vanadium (III) dapat berubah
menjadi vanadium (IV) melalui hidrolisis atau oksidasi (Nedrich et al., 2018).
Bilangan oksidasi vanadium yang paling umum yaitu +2, +3, +4 (vanadyl), dan
+5 (vanadate) (Taroni, 2017). Semakin tinggi bilangan oksidasi logam vanadium
maka akan semakin berbahaya. Vanadium akan bersifat toksik pada tingkat
oksidasi +4 dan +5, meskipun bersifat toksik vanadium termasuk komponen
esensial yang dibutuhkan dalam tubuh (Van Marwijk et al.,2009). Kandungan
mineral vanadium dalam tubuh berkisar antara 10 µg/hari dan dapat ditemukan
pada jaringan lemak. Mineral vanadium berfungsi dalam metabolisme lipid dan
glukosa (Barceloux, 1999).
Logam vanadium tampak bersinar cemerlang, cukup lunak sehingga mudah
dibentuk seperti pembuluh, mempunyai titik leleh 1915oC dan titik didih
3350oC, serta tahan terhadap korosi. Vanadium dapat bersenyawa dengan karbon
di dalam baja, membentuk senyawa V4C3 yang berupa butiran-butiran halus
terdispersi dan membuat baja menjadi lebih tahan lama dan tahan sobekan
walaupun pada temperatur tinggi, sehingga lebih baik daripada baja biasa.
Penambahan karbon kira-kira 10% mengakibatkan kenaikan titik leleh yang
sangat mencolok menjadi kira-kira 2700oC. Dengan sifat seperti ini, produksi
Vanadium sebagian besar (~80%) digunakan untuk logam aditif pada baja,
khususnya untuk keperluan baja yang tahan goncangan pada kecepatan tinggi.
Selain itu logam vanadium juga dipakai sebagai logam paduan logam aluminium
dengan komposisi kira-kira 10% berat. ( Sugiyarto, K. dan Suyanti, R., 2010 :
233).
Vanadium itu unsur yang putih terang, lembut, logam ulet dengan kekuatan
struktur yang baik. Vanadium tahan terhadap serangan alkali, asam klorida,
asam sulfat, dan air garam. Mengoksidasi logam di udara sekitar 660 oC untuk
pentoksida (V 2O 5). Walaupun V dapat dipandang sebagai unsur golongan V
seperti halnya Ti dapat dianggap sebagai unsur golongan IV, hanya ada sedikit
kemiripan dengan unsur unsur Golongan P selain dalam stoikiometri. Anion-
anion okso, vanadat, tidak serupa dengan fosfat. Vanadium sangat murni jarang

ii
didapatkan, karena seperti titanium, cukup reaktif terhadap O2, N2 dan C. pada
suhu tinggi yang digunakan dalam proses metalurgi. Karena kegunaan utama
secara komersial adalah dalam aliasi baja dan besi tuang, yang memberikan sifat
dapat diulur dan tahan getaran, produksi secara komersial adalah terutama
sebagai aliasi besi, ferrovanadium. Vanadium logam tidak diserang oleh udara,
basa atau asam, bukan pengoksidasi selain HF pada suhu ruang. Ia larut dalam
HNO3, H2SO4 pekat dan air raja.( Albert, C. dan Wilkinson, G., 2014 : 449).
Dalam senyawanya, vanadium dapat berada dalam berbagai bilangan
oksidasi. Pada setiap bilangan oksidasi ini, vanadium membentuk oksida atau
ion. Ion menunjukkan warna jelas dalam larutan berair. Jika atom logam pusat
berada dalam bilangan oksidasi rendah, oksida bertindak sebagai basa, dalam
bilangan oksidasi tinggi untuk atom pusat, sifat asam menjadi penting. Oksida
vanadium dengan V dalam bilangan oksidasi +2 dan +3 adalah basa, sedangkan
oksida vanadium dengan V dalam bilangan oksidasi +4 dan +5 adalah amfoter.
Kebanyakan senyawa dengan vanadium pada bilangan oksidasi tertinggi (+5)
adalah bahan pengoksidasi yang baik. Pada bilangan oksidasi +2, vanadium
(sebagai V2+) adalah bahan pereduksi yang baik. (Petrucci, R.H. Harwood.
Herring. dan Madura., 2011 : 195).

ii
III. Prosedur Percobaan
3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kimia unsur kali ini adalah
buret, labu ukur, erlenmeyer, gelas beker, dan spektrofotometer.
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang dibutuhkan pada kimia unsur kali ini adalah
NH4VO3, NaOH, H2SO4, KMnO4, bubuk Na2SO3, Zn-amalgam, kertas
kongo red
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Percobaan Pertama
1. Sebuah gelas beker disiapkan dan diberi label larutan A
2. Sebanyak 1 g ammonium metavanadat dimasukkan ke
dalam gelas beker.
3. Sebanyak 15 mL NaOH 1 M ditambahkan sampai larut
seluruhnya
4. Sebanyak 20 mL H2SO4 1 M ditambahkan ke dalam larutan
3.3.2 Percobaan Kedua
1. Sebanyak 2 mL pada larutan A diambil
2. Sebanyak 1 g serbuk Zn ditambahkan dan dikocok
3. Diamati reaksi yang terjadi kemudian dipanaskan
3.3.3 Percobaan Ketiga
1. Sebanyak 2 mL pada larutan A diambil
2. Ditambahkan dengan Pb-asetat 0,1 M kemudian diamati
yang terjadi
3. HNO3 encer ditambahkan kemudian diamati yang terjadi
3.3.4 Percobaan Keempat
1. Sebanyak 2 mL larutan A diambil
2. Ditambahkan dengan BaCl2 0,1 M, diamati yang terjadi
3. HCl encer ditambahkan, diamati yang terjadi.
3.3.5 Percobaan Kelima
1. Sebanyak 2 mL larutan A diambil
2. Ditambahkan dengan CuSO4 0,1 M, diamati yang terjadi
3.3.6 Percobaan Keenam
1. Sebanyak 2 mL larutan A diambil
2. Ditambahkan dengan Hg2(NO3)2 0,1 M, diamati yang terjadi

.
3.4 Skema Kerja
(Terlampir)
IV. PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
Percobaan 1
Perlakuan Pengamatan
1 gr ammonium metavanadat + 15 Warna berubah menjadi kuning
Hasil pada mL NaOH 1 M
1 gr ammonium metavanadate + 15 Warna larutan menjadi orange
percobaan mL NaOH 1 M + 20mL H2SO4 1M
pertama disebut larutan A

Percobaan 2
Perlakuan Pengamatan
Larutan A + 1 gr serbuk Zn Warnanya menjadi hitam dan
memiliki endapan berwarna abu-
abu
Dipanaskan Muncul bercak samar berwarna
hijau

Percobaan 3
Perlakuan Pengamatan

2 mL larutan A + Pb asetat 0,1 M Warna larutan berubah menjadi

kuning dan memiliki endapan
berwarna orange

2 mL larutan A + Pb asetat 0,1 M Warnanya menjadi lebih jernih

+ KNO3 encer dari yang tanpa penambahan
KNO3 encer tetapi warnanya tetap
sama

Percobaan 4
Perlakuan Pengamatan

Larutan A + BaCl2 0,1 M Warna menjadi kuning keruh dan

terdapat endapan orange

Larutan A + BaCl2 0,1 M + HCl encer Warna kuningnya menjadi lebih terang
namun tetap keruh
 Percobaan 5
Perlakuan Pengamatan

Larutan A + CuSO4 0,1 M Warna orange jernih dan terdapat

sedikit endapan

Percobaan 6
Perlakuan Pengamatan

2 mL larutan A + Hg2(NO3)2 0,1 M Warna menjadi orange kekuningan

keruh dan terdapat gumpalan endapan

4.2 Pembahasan

Vanadium adalah unsur kimia dengan lambang V dan

nomor atom 23. Ini adalah lembut, abu-abu keperakan, ulet logam
transisi(Weast, Robert. 1984). Bilangan oksidasi vanadium terdiri
dari -1, +1, +2, +3, +4, dan +5. Tingkat oksidasi vanadium yang
lebih rendah seperti vanadium (III) dapat berubah menjadi
vanadium (IV) melalui hidrolisis atau oksidasi (Nedrich et al.,
2018). Bilangan oksidasi vanadium yang paling umum yaitu +2,
+3, +4 (vanadyl), dan +5 (vanadate) (Taroni, 2017). Semakin
tinggi bilangan oksidasi logam vanadium maka akan semakin
berbahaya. Vanadium akan bersifat toksik pada tingkat oksidasi +4
dan +5, meskipun bersifat toksik vanadium termasuk komponen
esensial yang dibutuhkan dalam tubuh (Van Marwijk et al.,2009).
Pada percobaan pertama disiapkan sebuah gelas beaker dan
dimasukkan 1 g ammonium metavanadat. Kemudian ke dalamnya
dimasukkan 15 mL NaOH 1 M sampai larut seluruhnya. Setelah
itu, dimasukkan 20 mL H2SO4 1 M dan diperhatikan warna
larutannya. Hasil percobaan ini dilabeli sebagai larutan A
 Gambar 4.1 Larutan A

Hasil pengamatan setelah 1 g ammonium ditambahkan

dengan 15 mL NaOH yaitu menghasilkan warna kuning dan reaksi
yang terjadi adalah :
NH4VO3 + 3NaOH → NH3 + Na3VO4 + 2H2O
Kemudian setelah ditambah 20 mL H 2SO4 hasil yang
didapat adalah waarna larutan menjadi orange dan reaksi yang
terjadi adalah :
2Na3VO4 + 6 H2SO4 → V2O5 + 6NaH2SO4 + 3 H2O

Fungsi penambahan NaOH adalah sebagai pemberi suasana

asam sedangkan penambahan H2SO4 berperan merubah basa pada
penambahan NaOH sebelumnya menjadi asam atau bisa dikatakan
sebagai pemberi suasana asam. Hasil percobaan ini sudah sesuai
dengan referensi dimana pada literatur dikatakan bahwa vanadium
pentaoksida memiliki warna kuning-orange.
Pada percobaan kedua, diambil 2 mL larutan A kemudian
dimasukkan kedalam tabung reaksi. Setelah itu ditambahkan
dengan 1 g Zn dan dikocok. Setelah diamati yang terjadi, larutan
tersebut dipanaskan dan diamati yang terjadi.
 Gambar 4.2 Larutan A + Zn

Hasil pada percobaan kedua sebelum dipanaskan adalah

menghasilkan warna hitam dan terdapat endapan berwarna abu-
abu. Adapun reaksi yang terjadi yaitu:

V2O5 + Zn + H2SO4 → VOSO4 + ZnSO4 + 3H2O

Fungi penambahan Zn adalah untuk mereduksi vanadium V

menjadi vanadium III.

Gambar 4.3 Percobaan 2 Dipanaskan

Setelah dipanaskan, pada larutan muncul bercak samar-

samar berwarna hijau. Saat dipanaskan reaksi yang terjadi yaitu:
2V3+ + Zn→ 2V2+ + Zn2+
Fungsi pemanasan ini adalah untuk mempercepat reaksi.
Hasil pada percobaan ini tidak sesuai dengan referensi, dimana
pada referensi (Erust, 2016) dikatakan bahwa warna dari vanadium
(II) adalah ungu.
Pada percobaan ketiga dengan menggunakan pipet, diambil
2 mL larutan A kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Setelah itu, ditambahkan Pb-asetat 0,1 M. Setelah diamati yang
terjadi, larutan ditambahkan dengan HNO3 encer.

Gambar 4.4 Larutan A + Pb-asetat

Setelah dilakukan pengamatan didapatkan hasil yaitu warna

larutan berubah menjadi kuning dan terdapat endapan berwarna
orange. Kemudian setelah ditambahkan dengan HNO3 warna
larutan tetap sama namun menjadi lebih jernih. Adapun reaksi yang
terjadi yaitu:

V2O5 + Pb(CH3COO)2 → 2CH3COONa + Pb(VO3)2

Fungsi penambahan HNO3 ini untuk mereduksi vanadium.

Hasil dari percobaan ini sudah sesuai dengan referensi, dimana
pada literatur dikatakan bahwa vanadium pentaoksida jika
direaksikan dengan asam kuat non-pereduksi akan menghasilkan
warna kuning(Aliwarga, 2018).

Pada percobaan keempat, diambil 2 mL larutan A dengan

pipet kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian
sebanyak 2 mL BaCl2 ditambahkan ke dalam larutan. Setelah
diamati, larutan ditambahkan dengan HCl encer.
 Gambar 4.5 Larutan A + BaCl2

Hasil dari percobaan ini adalah warna larutan menjadi

kuning keruh dan terdapat endapan berwarna orange.

Gambar 4.6 Percobaan 4 + HCl

Hasil percobaan setelah penambahan HCl adalah larutan

berubah menjadi lebih terang. Hasil percobaan ini sudah sesuai
dengan referensi, dimana dikatakan bahwa penambahan HCl pada
larutan tersebut akan menghasilkan warna terang(Cottong &
Wilkinson, 1989)

Pada percobaan kelima, sebanyak 2 mL larutan A diambil

dengan pipet lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian
ke dalam tabung reaksi dimasukkan CuSO4 0,1 M dan diamati
yang terjadi
 Gambar 4.7 Larutan A + CuSO4

Hasil yang didapatkan setelah melakukan percobaan dan

pengamatan adalah warna larutan menjadi orange jernih dan
terdapat sedikit endapan. Adapun reaksi yang terjadi yaitu:

V2O5 + 2CuSO4 + H2O → 2VOSO4 + 2CuOH

Hasil dari percobaan ini tidak sesuai dengan referensi

dimana seharusnya larutan pada percobaan ini menjadi berwarna
biru(Cotton & Wilkinson, 1989)

Pada percobaan keenam, sebanyak 2 mL larutan A diambil

menggunakan pipet kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Kemudian ke dalam larutan tersebut ditambahkan Hg2(NO3)2 0,1
M.

Gambar 4.8 Larutan A + Hg2(NO3)2

 Hasil yang didapat setalah dilakukan percobaan dan
pengamatan adalah warna larutan menjadi berwarna orange
kekuningan keruh dan terdapat gumpalan endapan. Adapun reaksi
yang terjadi yaitu:

V2O5 + Hg(NO3)2 → Hg(VO3)2 + 2NO3

V. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
1. Vanadium adalah unsur dengan lambing V yang memiliki
nomor atom 23, berada di golongan VB.
2. Vanadium memiliki warna abu-abu putih seperti timah.
3. Vanadium bersifat lunak, tahan korosi dan tidak ditemukan
sendiri.
4. Vanadium memiliki beberapa bilangan oksidasi yaitu:
vanadium (II), vanadium (III), vanadium (IV), dan
vanadium (V)
5. Vanadium diaplikasikan untuk produksi keramik, pengering
cat, produksi alat mesin, implant bedah.

5.2 Saran

Beberapa percobaan tidak sesuai dengan referensi maka

dari itu perlu dilakukan percobaan dengan telili dan perbedaan
tersebut juga dapat disebabkan oleh suhu, kelembaban maupun
kebersihan alat alat laboratorium
 Daftar Pustaka

Weast, Robert (1984). CRC, Handbook of Chemistry and Physics. Boca Raton,
Florida: Chemical Rubber Company Publishing.

Pessoa, J. C., Etcheverry, S., & Gambino, D. 2014. Vanadium Compounds in

Medicine. Coordination Chemistry Reviews, 301–302, 24–48.

Nedrich, S. M., Chappaz, A., Hudson, M. L., Brown, S. S., & Burton, G. A. 2018.
Biogeochemical Controls on the Speciation and Aquatic Toxicity of
Vanadium and Other Metals in Sediments from a River Reservoir. Science
of the Total Environment, 612, 313–320.

Taroni, A. 2017. V for Vanadium. Nature Chemistry, 9(6), 602.

Van Marwijk, J., Opperman, D. J., Piater, L. A., & Van Heerden, E. 2009.
Reduction of Vanadium(V) by Enterobacter cloacae EV-SA01 Isolated
From a South African Deep Gold Mine. Biotechnology Letters, 31(6), 845-
849.

Barceloux, D. G. 1999. Vanadium. Clinical Toxicology, 37(2), 265–278.

Sugiyarto, K. Dan Suyanti, R., 2010, Kimia Anorganik Logam, Yogyakarta, Graha
Ilmu.

Albert, C. Dan Wilkinson., 2014, Kimia Anorganik Dasar, Jakarta, UI-Press.

Petrucci, R.H. Harwood. Herring. Dan Madura., 2011, Kimia Dasar : Prinsip-
Prinsip Dan Aplikasi Modern, Jakarta, Erlangga.

Cotton, F.A., Wilkinson, G. 1989. Kimia Anorganik Dasar. UI Press : Jakarta

Erust, C., Akcil, A., Bedelova, Z., Anarbekov, K., Baikonurova, A., danTancuk,
A. (2016). Recovery of vanadium from spent catalysts of sulfuric acid
plant by using inorganic and organic acids: laboratory and semi-pilot
tests. Waste Management, 49, 455-461.

Aliwarga, Lienda. 2018. Jurnal Teknik. Pengambilan Kembali Vanadium

Pentaoksida dari Katalis Vanadium Bekas Vol.17.
 LAMPIRAN

Skema Kerja

Percobaan Pertama

1 g ammonium metavanadat

 +15 mL NaOH 1 M sampai larut seleruhnya

 +20 mL H2SO4 1 M

Hasil (Larutan A)

Percobaan Kedua

2 mL Larutan A

 + 1 g serbuk Zn dan dikocok, kemudian diamati

reaksi yang terjadi

Hasil

Percobaan Ketiga

2 mL Larutan A

 +Pb-asetat 0,1 M, kemudian diamati yang terjadi

 + HNO3 encer, amati yang terjadi

Hasil
Percobaan Keempat

2 mL Larutan A

 + BaCl2 0,1 M, amati yang terjadi

 + HCl encer, amati yang terjadi

Hasil

Percobaan Kelima

2 mL Larutan A

 + CuSO4 0,1 M

 Diamati yang terjadi

Hasil

Percobaan Keenam

2 mL Larutan A

 + Hg2(NO3)2 0,1 M

 Diamati yang terjadi

Hasil
Jawab
an Pertanyaan:

1. Pada percobaan 2 terjadi reduksi yaitu +5 ke +4 dan setelah dipanaskan

terjadi reduksi kembali dari +3 ke +2

Larutan Warna
V3+ Kuning
V4+ Biru
V3+ Hijau
V2+ Ungu