Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA UNSUR

NITROGEN

DISUSUN OLEH :

NAMA : ABDULLAH AMIRUL HAQ

NIM : K1A022097

HARI, TANGGAL : SELASA, 20 SEPTEMBER 2022

ASISTEN : ARYA WIRYAMAN HARISH

KEMENTRIAN RISET,TEKNOLOGI,DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

LABORATORIUM ANORGANIK

PURWOKERTO

2022
NITROGEN

I. Tujuan
1. Mengetahui sifat-sifat nitrogen dan senyawanya.
II. Tinjauan Pustaka
Nitrogen adalah unsur kimia non logam yang mempunyai nomor
atom 7 dalam sistem periodik, masing-masing atomnya memiliki lima
elektron valensi dakam konfigurasi ns2 np3. Pada alam, unsur nitrogen
terdapat baik di udara, laut maupun darat. Selain dalam bentuk gas,
unsur kimia ini bisa terdapat sebagai bentuk persenyawaan dengan
unsur lainnya membentuk senyawa baru yang mempunyai sifat kimia
berbeda dengan unsur semua. Pada saat bentuk gas, nigtrogen yang
memiliki rumus kimia N2 bersifat stabil. Gas ini mempunyai sifat kimia
tidak berwarna, tidak berbau dan tidak reaktif. Ketidakreaktifan
nitrogen ini disebabkan oleh adanya ikatan tripel dalam gas nitrogen
(Susana, 2004).
Nitrogen dalam bahasa Yunani yakni nitron yang bermakna “soda
asli”, dan Gen, “pembentukan”. Nitrogen dengan resmi didapati oleh
Daniel Rutherford pada tahun 1772, yang menuturkan udara beracun
atau udara tetap. Wawasan bahwa diperoleh pecahan udara yang tidak
membantu dalam pembakaran yang telah diketahui oleh ahli kimia
sejak akhir abad ke-18. Nitrogen juga ditinjau di masa yang kurang
lebih sama dengan Henry Cavendish, Joseph Priestley dan Carl
Wilhelm Scheele, yang menuturkan sebagai udara terbakar atau udara
telah flogistat. Antoine Lavoisier menamai gas nitrogen azote karena
cukup lemas, yang berarti “tak bernyawa” berasal dari bahasa Yunani.
Istilah itu sudah menjadi nama kepada nitrogen pada perkataan
Perancis yang kemudian berkembang ke bahasa-bahasa lain
(Huda,2021).
Unsur nitrogen mempunyai nomor massa 14, karena jumlah
protonnya 7 maka jumlah neutronnya 7. Nitrogen juga mempunyai
jari-jari atom sebesar 0,074 nm dengan keelektronegatifan sebesar 3,07
dan kerapatannya sebesar 0,96 g.cm-3 (Luthfi, 2006). Unsur nitrogen
ternyata juga merupakan unsur makro yang sangat diperlukan oleh
makhluk hidup dengan titik didih -196℃ dan titik beku -210℃.
Sumber nitrogen bagi makhluk hidup bukan berasal dari udara,

2
melainkan dari senyawa-senyawa nitrogen yang terdapat dalam
makanan. Selain itu senyawa nitrogen yang terdapat secara alamiah di
alam adalah natrium nitrat (NaNO3). Senyawa tersebut dikenal juga
sebagai salpeter chili. Senyaw NaNO3 merupakan sumber utama
nitrogen terikat yang masih ditambang di dataran tinggi Chili
(Sutresna, 2008).
Walaupun beberapa senyawa oksida nitrogen ada yang bersifat
racun, namun senyaa kimia tersebut banyak dimanfaatkan di berbagai
bidang yaitu di laboratorium, industri, kedokteran dan lain-lain. Pada
proses pembuatannya, nitrogen dibagi dalam dua skala penggunaan.
Pertama untuk skala laboratorium, dilakukan dengan cara memanaskan
larutan yang mengandung garam ammonia dan garam nitrit. Kedua
untuk skala industri dilakukan dengan cara pencairan udara. Pada skala
industri, sebagian besar nitrogen digunakan untuk membuat ammonia,
urea (CO(NH2)2), ammonium sulfat ((NH4)2SO4) dan asam nitrat
(NH4NO3) (Rahayu, 2010).
Nitrogen juga memiliki peranan yaitu untuk merangsang
pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, khususnya batang, cabang
dan daun. Nitrogen penting dalam hal pembentukan hijau daun yang
berguna untuk proses fotosintesis (Wiyantoko, 2017). Selain itu
nitrogen juga penting dalam pertumbuhan dan perkembangan semua
jaringan hidup. Nitrogen pada umumnya diserap tanaman dalam
bentuk NH4 +
atau NO3- yang dipengaruhi oleh sifat tanah, jenis
tanaman dan tahapan dalam pertumbuhan tanaman. Pada tanah dengan
pengatusan yang baik, N diserap tanaman dalam bentuk ion nitrat yang
dikarenakan sudah terjadi perubahan bentuk NH4+ menjadi NO3- ,
sebaliknya pada tanah tergenang tanaman cenderung menyerap NH4+
(Fahmi, 2010).

3
III. Prosedur Percobaan
3.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kimia unsur kali ini adalah
tabung reaksi, gelas kimia, Erlenmeyer, batang pengaduk.
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang dibutuhkan pada praktikum kimia unsur kali ini
adalah kertas indikator, tembaga. Kalium nitrat, tembaga nitrat,
ammonium dikromat, logam alumunium, larutan asam sulfat encer,
larutan natrium hidroksida, asam nitrat encer, asam nitrat pekat,
kalium iodida, kalium pemanganat.
3.3 Prosedur Percobaan
1. Percobaan 1
1. Sekeping logam tembaga dimasukkan ke dalam 2 tabung
reaksi yang berbeda
2. Dalam tabung A, ditambahkan HNO3 pekat dan diamati
3. Dalam tabung B, ditambahkan HNO3 7M pekat dan
diamati.
2. Percobaan 2
1. Sebanyak 1 keping logam Al dimasukkan ke dalam 2
tabung reaksi yang berbeda,
2. Tabung A ditambahkan dengan 2 mL HNO3 2M
3. Tabung B, ditambahkan 5 mL NaOH encer
4. Kedua tabung dipanaskan dan hasil reaksi di tes dengan
kertas lakmus. Kemudian diamati yang terjadi.
3. Percobaan 3
1. KNO3 dan CU(NO3)2 dimasukkan ke dalam tabung reaksi
yang berbeda
2. Kedua tabung tersebut kemudian dipanaskan dan diamati
yang terjadi.
4. Percobaan 4
1. 10 mL H2SO4 encer dimasukkan kedalam tabung reaksi

4
2. Tabung reaksi didinginkan selama kurang lebih 5 menit
dengan es
3. 1 gram NaNO3 dimasukkan ke dalam tabung reaksi
4. H2SO4 yang sudah didinginkan dimasukkan ke dalam
tabung tersebut
5. Hasil dari campuran tersebut dibagi menjadi 3 tabung
6. Tabung pertama dipanaskan dan diamati
7. Tabung kedua di tambah KI kemudian diamati
8. Tabung ketiga ditambahkan KMnO4 dam diamati yang
terjadi
5. Percobaan 5
1. Sebanyak 10 mL amoniak pekat dipanaskan hingga
menguap
2. Kawat tembaga spiral dipanaskan hingga membara
3. Kawat tembaga spiral tersebut kemudian digantung di
mulut Erlenmeyer dan diamati
6. Percobaan 6
1. 1 gram ammonium dikromat dimasukkan ke dalam tabung
reaksi
2. Tabung reaksi dipanaskan dan diamati yang terjadi
3.4 Skema Kerja
(Terlampir)

5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

1. Tabel Pengamatan Percobaan 1 dan 2

Persamaan Reaksi Pengamatan


8HNO3 encer + 3Cu → 3Cu(NO3)2 + Tidak terjadi reaksi
2NO + 4H2O

8HNO3 pekat + 3Cu → 3Cu(NO3)2 + Terjadi reaksi yaitu munculnya


2NO + 4H2O gelembung kecil

4HNO3 pekat + Al Al(NO3)2 Kertas lakmus berubah warna


+2NO + 4H2O menjadi merah yang menadakan
sifat asam

3NaOH encer + Al Al(OH)3 + Kertas lakmus berubah warna


3Na menjadi biru menandakan sifat basa

2. Tabel Pengamatan Percobaan 3

Persamaan Reaksi Pengamatan

2KNO3 2KNO3 + O2 Terbentuk larutan dan pada bagian atas


terdapat gumpalan yang menempel pada
bagian tabung

2Cu(NO3) 2CuO + 4NO2 + Terbentuk gelembung saat dipanaskan,


O2 setelah dipanaskan warnanya pekat dan
terbentuk endapan

3. Tabel Pengamatan Percobaan 4

Persamaan Reaksi Pengamatan

H2SO4 + 2NaNO3 → Na2SO4 + Warna menjadi putih jernih


2HNO3

Tabung I 2HNO2 + O2 Tidak ada perubahan warna

Tabung II + KI → 6KNO3 + 2NO + Terbentuk 2 fasa warna, bagian atas


3I2 + 4H2O kuning dan bagian bawa tidak
berwarna

Tabung III + KMnO4 → KMn + 8NO3 Terjadi perubahan warna menjadi


+ 4H2O ungu pekat

6
4. Tabel Pengamatan Percobaan 5

Persamaan Reaksi Pengamatan

Amoniak pekat NH3 + H2O Warna putih jernih

Kawat tembaga berbentuk spiral Ujung tembaga berubah warna hijau


dipanaskan

Amoniak pekat + Cu (membara) → Larutan Putih jernih, setelah


Cu(NH3)2 dikeluarkan dari mulut erlenmeyer
mengalami korosi ( menjadi hitam )

Berapa lama Cu tetap membara? 3 detik

5. Tabel Pengamatan Percobaan 6

Persamaan Reaksi Pengamatan

(NH4)2Cr2O7 Cr2O3 + N2 + Saat dipanaskan serbuk menguap ke atas


4H2O dan timbul percikan api dalam tabung
reaksi setelah dipanaskan serbuk berubah
warna dari hitam menjadi hijau

7
4.2 Pembahasan

Nitrogen terdapat pada alam yang bersifat diatomic. Nitrogen


mempunyai rumus molekul N2. Nitrogen mempunyai konfigurasi
electron 1s2 2s2 2p3 yang terdapat di golongan 5A periode 2. Bilangan
oksidasi nitrogen berkisar dari -3 sampai +5 (Petrucci, 1987). Nitrogen
mempunyai peran penting untuk proses kehidupan di Bumi. Nitrogen
berperan besar untuk berbagai proses kehidupan di Nitrogen sangat
dibutuhkan dan digunakan sebagai pembuatan senyawa penting seperti
amonia dan urea. Nitrogen juga merupakan komponen utama dalam
asam amino yang nantinya dimasukkan ke dalam protein
(Achmad,2001). Kestabilan, nitrogen yang tinggi dapat dipakai sebagai
gas pelindung dan gas oksigen dalam pabrik kimia, industry logam,
dan dalam pembuatan komponen elektronik. Nitrogen cair juga
digunakan sebagai pembeku makanan secara cepat. Selain mempunyai
sifat volatile yaitu mudah menguap, nitrogen juga sukar bereaksi
dengan zat lain. . Nitrogen cair juga digunakan sebagai pembekuan
makanan secara cepat. Nitrogen biasanya dimanfaatkan untuk
pembuatan amoniak, sebagai zat pendingin, sebagai insulator, untuk
obatobatan, makanan, industri minyak, dan lain-lain (Syukri, 1999).
Percobaan pertama dilakukan dengan cara memasukkan sekeping
logam tembaga ke dalam 2 buah tabung reaksi yang berbeda.
Selanjutnya ke dalam tabung reaksi A ditambahkan HNO3 encer,
diamati yang terjadi. Pada tabung reaksi B ditambahkan HNO3 7M
pekat.

Gambar 4.2.1 Tabung A + HNO3


encer dan tabung B + HNO3 pekat

8
Persamaan reaksinya adalah:
8HNO3 encer + 3Cu → 3Cu(NO3)2 + 2NO + 4H2O
8HNO3 pekat + 3Cu → 3Cu(NO3)2 + 2NO + 4H2O (Svehla, 1990)

Setelah diamati, pada percobaan ini dihasilkan bahwa di tabung


reaksi 1 yang bersikan HNO3 encer diketahui tembaga tidak bereaksi /
tidak terjadi apa-apa. Hal ini terjadi karena tembaga tidak dapat
bereaksi dengan HNO3 encer ataupun asam encer lainnya, hasil
tersebut sesuai dengan referensi yang menyatakan bahwa saat HNO3
encer direaksikan dengan tembaga maka tidak terjadi reaksi (Cotton,
1989). Namun pada tabung reaksi 2 yang berisi HNO3 pekat tembaga
bereaksi dan menghasilkan gelembung gas.
Percobaan kedua dilakukan dengan cara memasukkan 2 mL HNO3
pekat dan 5 mL NaOH encer ke dalam 2 buah tabung reaksi yang
berbeda. Kemudian pada masing-masing larutan ditambahkan 1 keping
Al. Kemudian di panaskan dan dites dengan kertas lakmus.

Gambar 4.2.2 HNO3+ Al


dan NaOH + Al dicek
dengan kertas lakmus

Persamaan reaksinya yang terjadi


4HNO3 pekat + Al Al(NO3)2 +2NO + 4H2O

3NaOH encer + Al Al(OH)3 + 3Na (Cotton, 1989).

Pada percobaan HNO3 + Al didapatkan hasil bahwa aluminium


tidak bereaksi dengan HNO3 setelah dipanaskan kertas lakmus tidak
berubah warna yang berarti larutan bersifat asam. Hal tersebut ternyata
9
sesuai dengan referensi yang menyatakan bahwa asam nitrat pekat
akan membuat logam menjadi pasif dan ion-ion aluminium akan
membentuk garam-garam yang tidak bewarna (Cotton, 1989). Pada
percobaan NaOH + Al didapatkan hasil bahwa aluminium bereaksi
dengan NaOH yaitu mengalami korosi dan setelah dipanaskan dan
dicek dengan kertas lakmus ternyata kertas lakmus berubah menjadi
warna biru yang menandakan bahwa larutan bersifat basa. Hal ini
sesuai dengan referensi bahwa larutan pekat akan lebih basa daripada
larutan encet karena semakin pH larutan makan larutan tersebut
semakin basa dan semakin rendah pH larutan tersebut maka akan
semakin asam(Cotton, 1989)
Percobaan ketiga dilakukan dengan cara memasukkan 0,1g KNO3
dan 0,1g Cu(NO3)2 ke dalam tabung reaksi yang berbeda. Kemudian
kedua tabung tersebut dipanaskan dan diamati yang terjadi.

Gambar 4.2.3 KNO3 dipanaskan

Persamaan reaksi yang terjadi adalah :


2KNO3 2KNO3 + O2

2Cu(NO3) 2CuO + 4NO2 + O2 (Cotton, 1989)

Pada pemanasan tersebut didapatkan KNO3 terbentuk larutan dan


pada bagian atas terdapat gumpalan yang menempel pada dinding
tabung. Hal tersebut tidak sesuai dengan referensi yang menyatakan
bahwa gelembung gas akan terbentuk karena adanya gas O2 yang
dihasilkan (Vogel,1985). Ketidaksesuaian tersebut bisa dikarenakan
adanya zat lain yang masuk ke dalam zat yang akan direaksikan
sehingga pada saat reaksi berlangsung larutan tidak sempurna.

10
Gambar 4.2.4 Cu(NO3)2 Dipanaskan

Pada percobaan Cu(NO3)2 didapatkan hasil bahwa larutan tersebut


terbentuk gelembung saat dipanaskan setelah dipanaskan warnanya
menjadi pekat dan terbentuk endapan berwarna biru. Hal tersebut
sesuai dengan referensi yang menyatakan bahwa nitrat apabila
dipanaskan akan mengalami reduksi melepas O2 sehingga nitrogen
bertindak sebagai oksidator dan larutan bereaksi jika larutan tersebut
bertumbukan dengan menyebabkan larutan tersebut akan
mengeluarkan gas(Cotton, 1989).
Percobaan keempat dilakukan dengan cara dilarutkannya 10 mL
H2SO4 encer ke dalam tabung reaksi kemudian didinginkan dalam es
kurang lebih 5 menit. Lalu sebanyak 1 gram NaNO3 ditambahkan ke
dalam H2SO4 yang telah didinginkan dan dihomogenkan.
Persamaan reaksi yang terjadi adalah:
H2SO4 + 2NaNO3 → Na2SO4 + 2HNO3 (Vogel, 1985)
Setelah dihomogenkan larutan dimasukkan ke dalam 3 tabung
reaksi yang berbeda, Setelah itu tabung 1 dipanaskan, tabung 2
ditambahkan KI, dan tabung 3 ditambah KMnO4.

Gambar 4.2.5 Hasil


percobaan 4

11
Persamaan reaksi yang terjadi adalah:
Tabung I 2HNO2 + O2

Tabung II + KI → 6KNO3 + 2NO + 3I2 + 4H2O

Tabung III + KMnO4 → KMn + 8NO3 + 4H2O


(Vogel, 1985)

Berdasarkan percobaan diatas ternyata tabung I tidak mengalami


reaksi dan perubahan warna. Hal tersebut tidak sesuai dengan referensi
yang menyatakan bahwa gelembung-gelembung udara yang muncul
menandakan adanya gas NO3 dan O2 yang menguap pada saat
pemanasan (Vogel, 1985). Pada tabung II terbentuk 2 fasa warna yaitu
kuning pada bagian atas dan tidak berwarna di bagian bawah. Hal
tersebut sudah sesuai dengan referensi yang dimana menyatakan bahwa
larutan akan bewarna kekuningan karena mengandung gas NO2 dan
I2(Vogel, 1985). Pada tabung III terjadi perubahan warna menjadi ungu
pekat. Hal ini sesuai dengan referensi yang menyatakan bahwa jika
larutan mengandung ion MnO4 - maka akan memberikan warna larutan
lain menjadi ungu (Vogel, 1985).
Percobaan kelima dilakukan dengan cara mula-mula sebanyak 10
mL larutan ammoniak pekat dipanaskan hingga menguap. Setelah itu,
dipanaskan kawat tembaga bentuk spiral sampai membara. Kawat yang
sudah membara tersebut digantung pada mulut labu Erlenmeyer dan
diamati yang terjadi.

Gambar 4.2.6 Kawat tembaga setelah


dikeluarkan dari tabung erlenmeyer

12
Berdasarkan percobaan diatas ternyata Kawat tembaga setelah
dipanaskan berubah warna menjadi hijau, setelah digantung pada mulut
tabung dan dikeluarkan dari erlenmeyer tembaga mengalami korosi
(menjadi hitam). Hal tersebut tidak sesuai dengan referensi yang
menyatakan bahwa tembaga yang digantung pada mulut labu
Erlenmeyer akan bewarna merah menyala yang dikarenakan
terbentuknya tembaga (II) oksida (Sugiyarto, 2013). Ketidaksesuaian
tersebut kemungkinan tembaga sudah terkontaminasi dengan zat lain
atau adanya kondisi yang menyebabkan berubahnya warna tembaga.
Percobaan keenam dilakukan dengan cara dimasukkannya 1 gram
ammonium dikromat ke dalam tabung reaksi kemudian dipanaskan dan
diamati apa yang terjadi.

Gambar 4.2.7 Ammonium


dikromat dipanaskan

Persamaan reaksinya adalah :


(NH4)2Cr2O7 Cr2O3 + N2 + 4H2O (Vogel, 1985)

Berdasarkan percobaan diatas ternyata ammonium dikromat saat


dipanaskan akan menguap (menyembur) ke atas dan timbul percikan
api dalam tabung reaksi. Setelah dipanaskan serbuk berubah warna dari
hitam menjadi hijau. Hal tersebut sesuai dengan referensi yang dimana
menyatakan bahwa jika ammonium dikromat dipanaskan maka akan
menghasilkan percikan seperti kembang api bewarna hijau dan
kemudian menyembur keluar tabung yang dikarenakan adanya Cr2O7.
Hal ini disebabkan Cr2O7 tereduksi menjadi Cr2O3 dengan biloks awal

13
6 menjadi 3 (Vogel, 1985). Pada reaksi ini diketahui ammonium
berfungsi sebagai pereduksi dikromat.

14
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Nitrogen diketahui adalah gas tidak bewarna, tidak berbau, dan tidak
berasa dan merupakan gas diatomic.
2. Nitrogen dan senyawanya bila dicampurkan ke dalan pelarut organic
dan logam seperti aluminium dan tembaga akan mengalami
perubahan warna, adanya gelembung udara, dan terjadi letupan.
3. Senyawa HNO3 pekat lebih mudah melarutkan tembaga
dibandingkan HNO3 encer yang dikarenakan pH pekat lebih kecil
daripada encer
5.2 SARAN
Praktikum kali ini tentunya masih memiliki banyak kekurangan
dan kesalahan pengamatan, hal ini mungkin terjadi karena praktikan
kurang teliti dalam melakukan percobaan. Selain itu alat dan bahan
juga masih kurang, Untuk itu diharapkan dalam praktikum selanjutnya,
alat dan bahan sudah terlengkapi. Jadi, praktikum dapat berjalan sesuai
dengan prosedur, dan hasil yang didapat lebih akurat dan sesuai.

15
Daftar Pustaka

Susana, Tjutju. (2004). Sumber Polutan Nitrogen dalam Air Laut. Jurnal
Oseana. 29(3).
Lutfi. (2006). IPA Kimia SMP dan MTs Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Sutresna, Nana. (2008). Kimia untuk Kelas XII Semester 1. Bandung: Grafindo.
Rahayu, Iman. (2010). Praktis Belajar Kimia. Jakarta: Visindo
Wiyantoko, B., Kurniawati, P., dan Purbaningtias, T.E. (2017). Pengujiam
Nitrogen Total, Kandungan Air dan Cemaran Logam Timbal Pada
Pupuk Anorganik Nitrogen Phospor Kalium (NPK) Padat. Jurnal
Sains dan Teknologi. 6(1).
Fahmi, Arifin., Syamsudin., dkk. (2010). Pengaruh Interaksi Hara Nitrogen dan
Fosfor Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays L)
Pada Tanah Regosol dan Latosol. Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati.10(3).
Huda, Afif Afholul. (2021). Analisa Nilai Kalor Briket Limbah Minyak Kayu
Putih Yang Didinginkan Dengan Aliran Gas Nitrogen
Menggunakan Mesin Microwave 800 Watt. Ponorogo. Universitas
Muhammadiyah Ponorogo.
Syukri. (1999).Kimia Dasar 2. Bandung. Yrama Widya.
Petrucci, R. H. (1987). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta.
Erlangga.
Achmad, H. (2001). Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung. PT Citra Aditya
Bakti.
Svehla, G. 1990. Buku Teks Analis Anorganik dan Kuantitatif Makro dan
Semimikro. Jakarta. . PT. Kalman Media Pustaka.
Cotton, F. Albnert., dan Wilkinson, Geoffrey. (1989). Kimia Anorganik Dasar.
Jakarta.UI Press.
Vogel. (1985). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro
Bagian II Edisi Kelima. Jakarta. PT. Kalman Media Pustaka.
Sugiyarto, Kristian H., Sutrisno, Hari., dan Suyanti, Retno Dwi. (2013). Dasar-
Dasar Kimia Anorganik Non-logam. Yogyakarta: UNY Press.

16
LAMPIRAN

3.4 SKEMA KERJA


1. Percobaan 1

Keping Tembaga

Dimasukkan dalam 2 tabung


reaksi
Tabung A Tabung B

Ditambahkan HNO3 pekat Ditambahkan


HNO3 7M
Diamati

2. Percobaan 2

2 mL HNO3 2M dan 5 mL NaOH encer

- Dimasukkan dalam 2 tabung


reaksi yang berbeda
- Ditambahkan sekeping Al
setiap masing-masing tabung
- Dipanaskan dan di tes
hasilnya dengan kertas lakmus
- Diamati yang terjadi

Hasil

17
3. Percobaan 3

KNO3 dan Cu(NO3)2

Dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi yang


berbeda

Masing-masing dipanaskan dan diamati yang


terhjadi
Hasil

4. Percobaan 4

10 mL H2SO4 encer

Didinginkan dengan es selama lebih


kurang 5 menit
Ditambahkan 1 gram NaNO3
Dihomogenkan
Larutan
Campuran

Dibagi menjadi 3 tabung reaksi

Tabung
Tabung 1 2 Tabung 3

Larutan Ditambah KI Ditambah


dipanaskan dan dan diamati KMnO4 dan
diamati diamati

Hasil

18
5. Percobaan 5

10 mL amoniak

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


Dipanaskan hingga menguap

Kawat Cu

Dipanaskan hingga membara


Digantung pada mulut Erlenmeyer
dan diamati
Hasil

6. Percobaan 6

1 gram ammonium dikromat

Dimasukkan dalam tabung reaksi


Dipanaskan dengan pembakar spirtus
Diamati gas yang terjadi

Hasil

19
LAMPIRAN DAPENG

20
JAWABAN PERTANYAAN

1. Senyawa apakah yang dihasilkan pada percobaan 1. Berapa bilangan oksidasi nitrogen
dalam senyawa tersebut?
- Senyawa yang dihasilkan adalaha 3Cu(NO3)2 bilangan oksidasi nitrogen adalah +5
2. Bila tembaga direaksikan dengan asam nitrat yang konsentrasinya berlainan, Apakah
terjadi hasil reaksi yang sama? Jelaskan!
- Hasil reaksinya akan berbeda. Dikarenakan dalam mereaksikan tembaga tidak bisa dalam
asam encer, dapat terjadi jika ada O2. Dalam asam nitrat yang pekat terdapat konsentrasi yang
besar sehingga mampu mereaksikan tembaga.
3. Apakah sama gas yang dihasilkan pada pemanasan garam-garam nitrat?
- Gas yang dihasilkan yaitu gas NO2
4. Sebutkan jenis reaksi untuk percobaan 2. Jelaskan!
Pada percobaan 2 terjadi reaksi redoks pada unsur nitrogen. HNO3 mengalami reduksi
awalnya mempunyai biloks +5 berubah menjadi +3
5. Senyawa apakah yang dihasilkan pada percobaan 4? Apa yang terjadi pada senyawa
tersebut ketika dipanaskan?
- Senyawa yang dihasilkan pada percobaan 4 adalah Na2SO4 dan HNO3 dan Ketika
dipanaskan senyawa HNO3 yang bewarna putih jernih terdapat gelembung gas.
6. Apa perbedaan hasil reaksi percobaan 4.b dengab 4.c? Jelaskan!
- Pada hasil percobaan 4b terjadi perubahan warna yang terbagi menjadi 2 fasa yaitu kuning
di bagian atas dan tidak berwarna pada bagian bawah yang dipengaruhi adanya gas I2 dan
NO2 sebagai pereduksi pada iodida . pada percobaan 4c terjadi perubahan warna yang terjadi
pada larutan yang dimana warna larutan menjadi ungu pekat. Hal ini dikarenakan larutan
mengandung ion MnO4- maka akan memberikan warna larutan lain menjadi ungu.
7. Mengapa reaksi percobaan 5 penting dalam industri?
- Didalam percobaan 5 terdapat tembaga sebagai salah satu mineral yang banyak dipakai
dalam bidang industri. Dengan demikian, pada percobaan 5 ini dapat diketahui bagaimana
sifat-sifat tembaga apabila direaksikan dengan nitrogen ataupun sebaliknya.
8. Dalam percobaan 5 zat apakah yang berfungsi sebagai oksidator?
- Zat yang berfungsi sebagai oksidator adalah amoniak pekat
9. Sebutkan senyawa-senyawa yang dihasilkan pada percobaan 6. Jelaskan reaksi yang
terjadi!
- Pada percobaan 6 senyawa yang dihasilkan adalah Cr2O3 , N2 dan 4H2O. pada percobaan ini
terjadi adanya reaksi redoks. Pada Cr mengalami reduksi dari Cr2O7 menjadi Cr2O3 yang
dimana biloks Cr yang awalnya +6 menjadi +3

21

Anda mungkin juga menyukai