TUJUAN
Mengidentifikasi adanya anion kelompok I yaitu, Cl-, Br-, I-, CNS, S2O3 yang
terdapat dalam suatu sampel dengan uji pendahuluan, uji golongan dan uji pereaksi
spesifik.
DASAR TEORI
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisiskualitatif membahas identifikasi
zat-zat. Analisis anion termasuk dalam analisis kimia kualitatif. Secara umum anion
dapat digolongkan ke dalam 2 golongan. Sampel yang digunakan dalam analisis
anion ini adalah sampel yang mengandung anion akan diidentifikasi untuk memberi
hasil positif dengan terbentuknya endapan, nyala api dan bau khas sebagai indikator.
Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion
(kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi
selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk satu jenis
kation/anion tertentu. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka akan terlihat
adanya perubahan-perubahan kimia yang terjadi, misalnya terbentuk endapan,
terjadinya perubahan warna, bau dan timbulnya gas (G. Svehla : 1985).
Reaksi identifikasi yang lebih sederhana dikenal sebagai reaksi spesifik untuk
golongan tertentu. Reaksi golongan untuk anion golongan III adalah AgNO3 yang
hasilnya adalah endapan coklat merah bata (Ismail Besari : 1982).
Pada anion, istilah yang perlu dipakai adalah gugus lain yang terikat pada ion
logam, yang dikelompokkan sebagai berikut :
1. Anion sederhana seperti O2, F2, CN-
2. Anion okso diskret seperti NO3- dan SO42-
3. Anion polimer okso seperti silikat atau fosfat kondensi
Anion kompleks halida seperti anion kompleks berbasa banyak seperti oksalat
misalnya (CO(C2O4)3)3- dan anion oksa dari oksigen (Ismail Besari : 1982).
Klorat, Bromat dan iodat merupakan ion yang bipiramidal yang terutama
dijumpai pada garam lokal alkali. Anion okso logam transisi jarang digunakan, yang
paling dikenal adalah kalium permanganat (KMnO4) dan kromat (CrO4) atau dikenal
sebagai pengoksida (Ismail Besari :1982).
Kimia analisis dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat.
Urusannya adalah unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel.
Sedangkan analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyaknya satu zat
tertentu yang ada dalam sampel (A.L. Underwood : 1993).
Anion berinti banyak dijumpai pada anion okso yang berinti 2, 3 atau 4 atom
oksigen yang terikat pada atom inti dan menghasilkan atom deskret. Namun
demikian, mungkin hanya terdiri dari 2 atom oksigen dan menghasilkan ion dengan
jembatan oksigen seperti ion bikarbonat yang terbentuk dari CrO4 yang diasamkan
(Ismail Besari : 1982).
Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti pada metode untuk
mendeteksi kation. Sampai saat ini belum pernah dikemukakan suatu skema yang
benar-benar memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum ke
dalam golongan utama, dan dari masing-masing golongan menjadi anggota golongan
tersebut yang berdiri sendiri. Pemisahan anion-anion ke dalam golongan utama
tergantung pada kelarutan garam pelarutnya. Garam kalsium, garam barium, dan
garam zink ini hanya boleh dianggap berguna untuk memberi indikasi dari
keterbatasan-keterbatasan metode ini. Skema identifikasi anion bukanlah skema yang
kaku, karena satu anion termasuk dalam lebih dari satu sub golongan (G. Svehla :
1985).
Untuk memudahkan menganalisa anion, diusahakan dulu dalam bentuk
senyawa yang mudah larut dalam air. Umumnya garam-garam natrium mudah larut
dalam garam karbonat dari logam-logam berat sukar larut dalam air, sehingga apabila
zat yang akan dianalisa berupa zat yang sukar larut atau memberi endapan dengan
Na2CO3, maka dibuat dahulu berupa ekstrak soda, kemudian dipisahkan dari endapan
yang mengganggu tersebut (Anonim : 2011).
Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi
basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah untuk zat
dalam larutan. Reaksi kering ialah sejumlah uji ynag berguna dapat dilakukan dalam
keadaan kering, yakni tanpa melarutkan contoh. Petunjuk untuk operasi semacam
ialah pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji spektroskopi dan uji manik. Reaksi basah
ialah uji yang dibuat dengan zat-zat dalam larutan. Suatu reaksi diketahui
berlangsung dengan terbentuknya endapan, dengan pembebasan gas dan dengan
perubahan warna. Mayoritas reaksi analisis kualitatif dilakukan dengan cara basah
(G. Svehla : 1985).
PRINSIP
Berdasarkan reaksi dengan zat pengidentifikasi yang dapat menimbulkan
terjadinya perubahan warna endapan maupun nyala api yang spesifik.
BAB III
ALAT BAHAN DAN PROSEDUR
1.1 Alat :
1. tabung reaksi dan rak tabung
2. pipet tetes
3. lampu bunsen
1.2 Bahan
1. NaCl
2. AgNO3 0,1 M
3. NH4OH
4. HNO3 0, 1 N
5. KBr
6. HgCl2 0, 1 M
7. KI
8. Na2CO3
9. KCN
10. KOH
11. FeSO4
12. H2SO4 pekat
13. NaNO2
14. H3BO3
15. Methanol
16. Na2SO4
17. NH4SCN
18. NaNO3
19. FeSO4 0,5 M
1.3 Prosedur
A. Analisis Anion Golongan I.
Identifikasi Cl-
1. Ambil larutan sampel masukkan dalam tabung tambahkan larutan AgNO3
akan terbentuk endapan putih. Hasil reaksi ambil sebagian masukkan
dalam dua tabung masing masing tambahkan dengan asam nitrat dan
amonia encer, maka endapan tidak larut dalam asam nitrat tetapi larut
dalam amonia encer.
2.
Ambil larutan sampel masukkan tabung reaksi tambahkan asam
nitrat,KMnO4 dan kloroform lalu kocok. Reaksi yang terjadi akan
menghasilkan gas klor yang tidak memberikan warna pada lapisan .
Identifikasi Br-
1. Ambil larutan sampel msukkan tabung reaksi tambahkan dengan larutan
pereaksi AgNO3 akan terbentuk endapan kuning muda.Hasil reaksi ambil
sebagian masukkan dalam dua tabung reaksi lain , masing masing
tambahkan dengan NH4OH encer dan NH4OH pekat.Maka endapan tidak
larut dalam NH4OH encer tapi larut dalam NH4OH pekat.
2. Ambil larutan sampel masukkan ke dalam tabung reaksi tambahkan asam
nitrat,KMnO4 dan kloroform lalu kocok. Hasil reaksi gas brom warna
kuning merah jingga pada lapisan kloroform.
Identifikasi I-
1. Ambil larutan sampel masukkan tabung reaksi tambahkan larutan AgNO3
akan terbentuk endapan kuningkehijauan AgI. Hasil reaksi ambil sebagian
masukkan dalam dua tabung , masing masing tambahkan HNO3 dan
NH4OH encer atau pekat, endapan tidak larut dalam dua pereaksi tersebut.
2. Ambil larutan sampel masukkan dalam tabung reaksi , tambahkan asam
nitrat,KMnO4,kloroform lalu kocok akan menghasilkan gas I2 warna
merah muda ungu ( violet ).
Reaksi : KI + AgNO3 →AgI ↓kuning kehijauan + KNO3
AgI + HNO3 →tidak larut
AgI + NH4OH (e/p )→tidak larut
Identifikasi S2O32-
1. Ambil larutan sampel tiosulfat masukkan dalam tabung reaksi
tambahkan AgNO3 terbentuk endapan putih segera berubah menjadi
kehitaan.
2. Ambil sampel tiosulfat tambahkan iodium makawarna iodium akan
hilang.
3. Ambil sampel tiosulfat tambahkan barium clorida encer terbentuk
endapan putih. Hasil reaksi diambil sebagaian tambahkan HCl encer
endapan putih barium sulfat akan larut.
4. Ambil larutan sampel tio sulfat tambahkan asam klorida larutan akan
berubah menjadi keruh kekuningan.
Reaksi
HASIL PENGAMATAN
NO ANION PROSEDUR HASIL
Cl- 1. AgNO3 1. Endapan putih
1.
Endapan tidak larut
HNO3 Endapan larut
2. Tidak berwarna pada
NH4OH lapisan CHCl3
2. HNO3
KMnO4
CHCl3
Br- 1. AgNO3 1. Endapan kuning mudah
3.
Endapan tidak larut
Endapan larut
NH4OH encer 2. Lapisan warna kuning
NH4OH pekat merah jingga
2. HNO3+KMnO4+CH
Cl3
I- 1. AgNO3 1. Endapan kuning
3.
+HNO3 Endapan tidak larut
+NH4OH Endapan tidak larut
Identifikasi SO42-
1. Ambil larutan sampel 2ml masukkan dalam tabung reaksi kemudian
tambahkan BaCl2 0,1 M dan HCl 0,1 N akan terjadi endapan putih. Hasil
reaksi ambil sebagian tambahkan HCl maka endapan tidak larut.
2. Ambil larutan sampel masukkan dalam tabung reaksi tambahkan dengan
Pb asetat akan terbentuk endapan putih, hasil reaksi tambahkan amonium
atau natrium asetat maka endapan akan larut.
1.2 Pembahasan
Anion adalah atom yang bermuatan negatif bila kelebihan
elektron. Analisis anion diawali dengan uji pendahuluan untuk memperoleh
gambaran ada tidaknya anion tertentu atau kelompok anion yang memiliki sifat –
sifat yang sama. Selanjutnya diikuti dengan proses analisis yang merupakan uji
spesifik dari anion tertentu. Pemisahan secara fisik dari anion umumnya tidak
penting, karena uji spesifik anion hanya peka terhadap anion tertentu dan tidak
peka untuk anion lainnya. Hanya bila terjadi interferensi atau gangguan alam
suatu analisis anion oleh anion lain, maka diperlukan langkah awal proses
pemisahan.
BAB V
KESIMPULAN
http://lunetaaureliafatma.blogspot.co.id/2014/04/laporan-praktikum-kimia-
analitik.html ( di akses tanggal 10 Mei 2016 jam 21.00)
http://noefha2r.blogspot.co.id/2011/04/contoh-laporan-analisis-anion.html ( di
akses tanggal 10 Mei 2016 jam 21.15)
http://mymawarmanula.blogspot.co.id/2015/09/laporan-analisis-anion-dasar-
dasar.html ( di akses tanggal 10 Mei 2016 jam 21.15)
http://www.academia.edu/19160483/Laporan_Praktikum_Kimia_Analisis_Anion
( di akses tanggal 10 Mei 2016 jam 21.45)
http://uphypratiwi.blogspot.co.id/2015/05/analisis-anion.html ( di akses tanggal
10 Mei 2016 jam 22.15)