Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

PRATIKUM KIMIA DASAR I


PENGENALAN UNSUR

Kelompok : 7
Anggota Kelompok :
1. Nur Qomariyah (082011133028)

2. Nanda Nurul Azizah (082011133029)


3. Eunike Yosephine M.H. (082011133032)
4. Clarissa Dinda Ayu Zahra (082011133035)

5. Estu Arsy Pamungkas (082011133038)


6. Salsa Auli (082011133041)

Dosen Pembimbing :
Dr. Handoko Darmokoesoemo, DEA.

LABORATORIUM KIMIA DASAR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA

2020
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengenal reaksi kation Ag+, Pb2+, Mg2+, dan NH4+

2. Mengenal reaksi anion CO3-, NO3-, SO42-, dan CNS-

3. Mengenal uji nyala dari beberapa kation K+, Na+, Ba2+, dan Ca2+

B. ALAT DAN BAHAN


Bahan
1. AgNO3 11. HNO3
2. NH4OH 12. NH4Cl
3. Pb(NO3)2 13. Na2HPO4
4. MgCl2 14. Na2CO3
5. KCl 15. CaCl2
6. NaCl 16. Ca(OH)2
7. BaCl2 17. H2SO4 pekat
8. HCl 18. H2SO4 2N
9. Titan kuning 19. FeSO4
10. Reagent Nessler 20. KCNS

Alat

1. Kawat NiCr
2. Pipa bengkok
3. Tabung reaksi
4. Mikroskop
5. Sentrifus
6. Pengaduk gelas
7. Penjepit kayu
8. Papan tetes
9. Pipet tetes
10. Gelas objek

C. SKEMA KERJA PRAKTIKUM

1. Prosedur Pengenalan Kation Ag+, Pb2+, Mg2+, dan NH4+

a. Pengenalan Reaksi Ag+


1. Ambil 1 mL larutan AgNO3 kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi
dan tambahkan 5 tetes larutan HCl encer. Amati!
2. Panaskan tabung reaksi. Amati! Apa yang terjadi setelah larutan setelah
dingin?
3. Pisahkan endapan dari filtratnya dengan sentrifus
4. Ambil endapan sedikit, masukkan dalam tabung reaksi lain, lalu
tambahkan 1 mL NH4OH encer, amati ! Kemudian tambahkan 1 mL
larutan HNO3 encer pada tabung tersebut. Amati!

Gambar 1. Pengenalan Reaksi Kation Ag+

b. Pengenalan Reaksi Pb2+


1. Ambil 1 mL larutan PbNO3 lalu masukkan ke dalam tabung reaksi dan
tambahkan 5 tetes larutan HCl encer. Amati!
2. Panaskan tabung reaksi tersebut. Amati! Apa yang terjadi setelah larutan
dalam tabung reaksi dingin?

Gambar 2. Pengenalan Reaksi Pb2+


c. Pengenalan Reaksi Mg2+
1. Ambil 2 tabung reaksi, masing-masing diisi 1 mL larutan MgCl2
2. Ke dalam tabung I diisi NaOH berlebih, kemudian ditambah titan kuning,
dan panaskan
3. Ke dalam tabung II tambahkan 2 tetes NH4OH, NH4Cl, dan Na2HPO4.
Gosok dinding tabung reaksi menggunakan batang pengaduk dan amati
kristal menggunakan mikroskop

Gambar 3. Pengenalan Reaksi Mg2+

d. Pengenalan Reaksi NH4+


1. Ambil 2 tabung reaksi. Masing-masing tabung diisi dengan 1 mL larutan
NH4CI
2. Ke dalam tabung I tambahkan larutan NaOH 4N, panaskan. Dan uji apa
yang timbul dengan: (1) Kertas lakmus merah di mulut tabung (2) Batang
pengaduk dicelupkan HCl pekat dikenakan mulut tabung reaksi. Amati!
3. Ke dalam tabung lI tambahkan 5 tetes pereaksi Nessler, Amati!
Gambar 4. Pengenalan Reaksi NH4+

2. Prosedur pengenalan anion CO3-, NO3-, SO42-, dan CNS-

a. Pengenalan Reaksi CO3-


1. Siapkan 2 tabung reaksi dan pipa bengkok beserta gabus yang dilubangi
untuk menutup tabung reaksi. Tabung reaksi I diisi dengan 1 garam
karbonat Na2CO3 dan diberi sedikit air suling
2. Tabung II diisi dengan larutan Ca(OH)2
3. Tabung I ditambahkan sedikit H2SO4 2N dengan hati-hati dan segera
dihubungkan dengan tabung II melaui pipa bengkok. Di tabung I, pipa
tidak boleh tercelup zat, tetapi di tabung II harus tercelup zat. Tabung I
dipanaskan dengan api kecil, amati yang terjadi pada tabung I dan II!
Jelaskan apa yang saudara lihat dan tulis reaksinya!
Gambar 5 Pengenalan Reaksi CO3-

b. Pengenalan reaksi NO3-


1. Ambil 1ml AgNO3 tambahkan 1 ml larutan FeSO4 yang baru dibuat.
2. Dengan hati-hati alirkan H2SO4 pekat melalui dinding tabung sehingga
terjadi dua lapisan zat cair dengan dibatasi oleh cincin coklat.

Gambar 6. Pengenalan Reaksi NO3-

c. Pengenalan reaksi SO42-


Ambil 1 ml FeSO4 dan tambahkan beberapa tetes HCl encer kemudian
ditambahkan larutan BaCl2. Amati !

Gambar 7. Pengenalan Reaksi SO42-


d. Pengenalan reaksi 𝑪𝑵𝑺−
Ambil 1 ml larutan KCNS dan tambahkan 1 ml larutan FeCl3. Amati!

Gambar 8. Pengenalan Reaksi 𝐶𝑁𝑆 −

3. Prosedur Uji Nyala Api


1. Ambil beberapa tetes HCl pekat pada papan tetes

2. Bersihkan kawat Ni-Cr dengan cara mencelupkan kawat tersebut

3. Lihat nyalanya, lakukan berkali kali sampai nyalanya tidak berwarna

4. Basahi kawat yang telah bersih dengan sedikit air suling

5. Celupkan kawat dalam zat yang akan diperiksa

6. Lakukan uji nyala dengan menggunakan nyala api Bunsen pada bagian luar
yang berwarna biru

7. Perhatikan warna nyala yang terjadi dari ion K, Na , Ba dan Ca

Gambar 9. Prosedur Uji Nyala Api


D. HASIL PENGAMATAN
1. Hasil Pengamatan Pengenalan Kation 𝑨𝒈+, 𝑷𝒃𝟐+, 𝑴𝒈𝟐+, dan NH4+

Perlakuan 𝐴𝑔+ 𝑃𝑏2+ 𝑀𝑔2+ NH4+


 Ditambahkan HCL Ada endapan Kristal jarum - -
encer putih

 Dipanaskan Ada Gas dan - -


gelembung gas kristal hilang
 Didinginkan Terbentuk Kristal jarum - -
kristal
Ditambah NH4OH Kristal tetap - - -
ada, tetap
bening
Ditambah HNO3 encer Kristal tetap - - -
ada
Ditambah larutan titan - - Setelah -
kuning dipanaskan,
larutan menjadi
merah
Ditambah NH4OH, - - Terbentuk Kristal -
NH4Cl dan Na2HPO4 berbentuk kelapa
Ditambahkan larutan - - - Bau tajam,
NaOH, dipanaskan khas,
-Bau menyengat
(amoniak)
-Kertas lakmus merah - - - Berubah
menjadi biru
-Pengaduk + HCL pekat - - - Asap putih

Ditambah nessler - - - Larutan


berwarna
kecokelatan
2. Hasil Pengamatan Pengenalan Kation Anion CO3-, NO3-, SO42-, dan
CNS-

ION REAKSI PERUBAHAN


CO3-, Na2CO3 + H2SO → Na2SO4 + H2CO3 Tabung reaksi 1 jernih, saat
dipanaskan menghasilkan gas 𝐶𝑂3−
H2CO3 + Ca(OH)2 → CaCO3 + 2H2O Larutan pada tabung II menjadi keruh

𝑁𝑂3− Pb(NO3)2 + FeSO4 → PbSO4 + Fe(NO3)2 Menghasilkan cincin coklat sebagai


Fe(NO)3 yang membatasi 2 lapisan
(cokalt dan coklat bening).
Fe(NO3)2 +H2SO4→ FeSO4 +2HNO3 Cincincoklat hilang, larutan coklat
bening.
𝑆𝑂42− H2SO4 + BaCl2→ BaSO4 + 2HCl Terbentuk endapan putih
H2SO4 → 2H+ + 𝑆𝑂42−
𝐶𝑁𝑆 − KCNS + FeCl3→ 3KCl + Fe(CNS)3 Larutan merah darah

3. Hasil pengamatan Uji Nyala Api

ION Warna Nyala


𝐾+ Ungu
𝑁𝑎+ Kuning Intensif
𝐵𝑎2+ Hijau
𝐶𝑎2+ Merah Bata

E. PEMBAHASAN
Senyawa-senyawa yang ada di alam dapat mengalami sebuah reaksi dan
menghasilkan ion-ion baik kation maupun anion. Kation dan anion memiliki
perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya. Untuk dapat membedakannya
dilakukan sebuah proses analisis. Adapun analisis yang digunakan, yaitu kimia
analitik kualitatif. Kimia analitik kualitatif adalah bagian dari ilmu kimia yang
mempelajari cara-cara yang digunakan untuk mengidentifikasi zat, memisahkan,
menguraikan ke dalam komponen-komponennya, serta mempelajari reaksi-reaksi
yang terjadi.
Dalam pergerakan kation dan anion dilakukan reaksi identifikasi, yaitu
suatu cara untuk mengenal ion-ion dalam larutan dengan menggunakan pereaksi
tertentu. Dengan metode ini maka dapat diketahui perbedaan antar ion.
E.1. Pengenalan Kation Ag+, Pb2+, Mg2+, dan NH4+

Kation adalah ion-ion yang bermuatan positif. Untuk dapat membedakan


kation-kation tersebut digunakan reogensia. Dalam percobaan ini reogensia yang
digunakan adalah HCl. Dengan reagen HCl dapat diketahui kation tersebut
membentuk endapan putih atau tidak. Sehingga metode di atas didasarkan atas
perbedaan kelarutannya dari klorida yang ada pada HCl. Selain berdasarkan ada
tidaknya endapan, dapat juga dibedakan melalui perubahan warna, ada tidaknya
kristal, bau, dan terbentuknya asap.
E.1.1. Pengenalan reaksi ion Ag+
Dalam percobaaan ini AgNO3 direaksikan dengan HCl. Setelah
penambahan HCl, tabung reaksi dipanaskan dan terbentuk gelembung gas dan
endapan putih AgCl dengan persamaan reaksi: AgNO3 + HCl → AgCl + HNO3
Selanjutnya, tabung dimasukkan sentrifus untuk memisahkan dengan
endapannya. Kemudian, endapan AgCl diambil dan direaksikan dengan NH4OH
dengan persamaan reaksi: AgCl + NH4OH → Cl- + H2O + [Ag(NH3)2]+. Hasil yang
didapat setelah penambahan NH4OH adalah masih terdapatnya endapan, tetapi
warnanya menjadi lebih bening.
Langkah selanjutnya, yaitu penambahan HNO3 pada larutan. Tujuannya
untuk mengasamkan filtrat sehingga terurai kembali dan membentuk endapan putih
AgCl dengan persamaan reaksi: [Ag(NH3)2]+ + HNO3 → AgCl.
E.1.2. Pengenalan reaksi ion Pb2+
Dalam percobaan ini PbNO3 direaksikan dengan HCl, lalu tabung reaksi
dipanaskan dan membentuk gas serta endapan hilang. Namun, setelah didinginkan
terbentuk kristal jarum PbCl2 dengan persamaaan reaksi: Pb(NO3)2 + 2 HCl →
PbCl2 + 2 HNO3

E.1.3. Pengenalan reaksi ion Mg2+


Pada percobaan ini digunakan dua tabung reaksi. Tabung I berisi MgCl 2 lalu
ditambahkan NaOH, menghasilkan kekeruhan setelah dipanaskan. Dengan
persamaan reaksi: MgCl2 + NaOH → Mg(OH)2 + NaCl. Langkah selanjutnya,
larutan tersebut ditambahkan titan kuning yang kemudian membentuk 2 lapisan,
yaitu merah dan putih. Selanjutnya dipanaskan dan berubah warna menjadi merah
sirup. Pemberian NaOH ini berfungsi sebagai pengabsorbsi titan kuning oleh
magnesium.
Pada tabung II MgCl2 ditambahkan 2 tetes NH4OH, NH4Cl, dan Na2HPO4
sehingga membentuk endapan putih yang berbentuk seperti daun kelapa ketika
diamati di bawah mikroskop. Endapan ini berasal dari Mg(NH 4)PO4. Dengan
persamaan reaksi: MgCl2 + NH4OH → Mg(OH)2 + 2 NH4Cl
Mg+ + NH3 + HPO42- → Mg(NH4)PO4 +H2O (ada endapan)
E.1.4. Pengenalan reaksi ion NH4+
Pada percobaan ini digunakan dua tabung reaksi. Tabung I berisi NH4Cl lalu
ditambahkan NaOH yang berfungsi untuk pembentukan NH4OH. Setelah itu,
tabung reaksi dipanaskan dan membentuk uap. Uap tersebut diuji menggunakan
kertas lakmus merah menjadi biru. Hal ini menandakan larutan bersifat basa.
Kemudian, dilakukan uji dari batang pengaduk yang telah diberi HCl,
menghasilkan asap putih dan bau amoniak yang menyengat.
NH4Cl + NaOH → NH4OH + NaCl
NH4OH + NaOH → NH3 + H2O + NaCl
NH3 + HCl → NH4Cl (asap putih)
Pada tabung II NH4Cl diberi nasster menghasilkan warna cokelat dan endapan
cokelat dengan persamaan reaksi:
NH4Cl + 2 [HgI4]2- + 4 OH– → HgO.Hg(NH3)I + I- + 3 H2O

E.2. Pengenalan Anion CO3-, NO3-, SO42-, dan CNS-

Anion adalah ion-ion yang bermuatan negatif. Reaksi-reaksi anion dapat


diidentifikasi yaitu terbentuknya endapan putih (CO3-), terbentuknya cincin
cokelat (NO3-), terbentuknya endapan putih (SO42-) dan perubahan warna menjadi
merah darah (CNS-)
E.2.1. Pengenalan reaksi ion CO3-
Na2CO3 + H2SO4 → Na2SO4 + H2CO3
H2CO3 + Ca(OH)2 → CaCO3 + 2 H2O
Ketika tabung I dipanaskan akan menghasilkan gas CO 3- yang mengalir ke tabung
II, sehingga tabung II keruh sebagai CaCO3.
E.2.2. Pengenalan reaksi ion NO3-
Pb(NO3)2 + FeSO4 → PbSO4 + Fe(NO3)2
Fe(NO3)2 +H2SO4 → FeSO4 +2 HNO3
Terbentuknya cincin cokelat berwarna cokelat yang membatasi 2 lapisan atas
(coklat) dan bawah (putih).
E.2.3 Pengenalan reaksi ion SO42-
H2SO4 + BaCl2 → BaSO4 + 2 HCl
H2SO4 → 2 H+ + SO42-
Terbentuknya endapan putih sebagai BaSO4.
E.2.4. Pengenalan reaksi ion CNS-
KCNS+ FeCl3 → 3 KCl + Fe(CNS)3
Terbentuknya larutan merah darah sebagai Fe(CNS) 3 menandakan jika ada ion
CNS-.
E.3. Uji Nyala Api

Percobaan ini dilakukan dengan cara kawat Ni-Cr dicelupkan dalam HCl
pekat, lalu dibakar di atas api. Jika saat dibakar warnanya belum warna api, artinya
kawat Ni-Cr belum steril. Sehingga harus terus dicelupkan ke HCl encer agar kawat
Ni-Cr netral. Setelah itu, kawat Ni-Cr dicelupkan ke zat yang akan diuji seperti K+,
Na+, Ba2+, dan Ca2+. Kemudian, dibakar dan diamati warna nyala apinya. Hasilnya
adalah K+ menghasilkan nyala api violet (ungu), Ba 2+ menghasilkan nyala api hijau,
Ca2+ menghasilkan nyala api merah bata, dan Na+ menghasilkan nyala api kuning
intensif.

F. KESIMPULAN
1. Reaksi kation Ag+, Pb2+, Mg2+, dan NH4+ dapat diketahui dengan perubahan
yang terjadi. Reaksi Ag+ membentuk endapan putih AgCl. Reaksi Pb2+
membentuk kristal jarum PbCl2. Reaksi kation Mg2+ dapat diketahui dengan
terbentuknya Kristal kelapa yang merupakan endapan Mg(NH4)PO4. Reaksi
NH4+ menghasilkan bau yang menyengat (ammonia), berubahnya lakmus merah
menjadi biru (sifat basa), munculnya asap putih, dan larutan berwarna
kecokelatan ketika ditambah Nessler.
2. Reaksi ion CO3- membentuk keruhan sebagai CaCO3. Reaksi Ion NO3- dapat
dikenali dengan terbentuknya cincin cokelat yang membagi 2 lapisan, coklat di
bagian atas dan putih di bagiah bawah. Reaksi ion SO42- membentuk endapan
putih sebagai BaSO4. Reaksi CNS- membentuk larutan merah darah sebagai
Fe(CNS)3
3. Reaksi ion K+ menghasilkan nyala api violet (ungu), Ba2+ hijau, Ca2+ merah bata,
dan Na+ kuning intensif.

G. DAFTAR PUSTAKA

Pramono, Shiddiq. 2008. Praktis Belajar Kimia. Jakarta: PT. Pustaka Insan Madani.

Rifai, Hanzul. 1994. Kimia Dasar. Jakarta: Gramedia

Svania, G. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta:


Kalman Media Pustaka.

Tim Penyusun. 2020. Buku Kerja Praktikum Kimia Dasar I, Pengenalan Beberapa
Unsur. Surabaya: Universitas Airlanggga.

Anda mungkin juga menyukai