Kelompok : 7
Anggota Kelompok :
1. Nur Qomariyah (082011133028)
2. Nanda Nurul Azizah (082011133029)
3. Eunike Yosephine Maria Hutasoit (082011133032)
4. Clarissa Dinda Ayu Zahra (082011133035)
5. Estu Arsy Pamungkas (082011133038)
6. Salsa Auli (082011133041)
Dosen Pembimbing :
Dr. Handoko Darmokoesoemo, DEA.
ALAT BAHAN
C. SKEMA KERJA
1. Siapkan 3 buah tabung reaksi, isilah masing-masing dengan 3 tetes asam formiat,
asam asetat, dan 0,1 g asam benzoat.
3. Ujilah sifat keasaman ketiga larutan tersebut dengan indikator universal dan congo
red. Amati dan catatlah pengamatan saudara.
b). Reaksi Esterifikasi
1. Ke dalam 3 buah tabung reaksi, isilah masing-masing dengan 1 ml asam asetat, 0,1 g
asam benzoat, dan 0,1 g asam salisilat. Kemudian tambahkan 1 ml etanol.
4. Masukkan ketiga tabung reaksi tersebut ke dalam penangas air, panaskan, dan tuang
campuran reaksi yang panas ke dalam tabung reaksi yang berisi 5 ml air. Amati dan
catat bau yang terbentuk
1. Ke dalam 3 buah tabung reaksi isilah masing-masing dengan 1 ml asam asetat, 0,1 g
asam benzoat, dan 0,1 g asam salisilat.
2. Kemudian tambahkan 2 tetes larutan KMnO4. Amati dan catat perubahan warna
yang terjadi.
2. Setelah itu masukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi tersebut 3 tetes pereaksi
Fehling A dan Fehling B.
3. Panaskan campuran reaksi tersebut dalam penangas air. Amatilah perubahannya. Uji
positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata.
D. DATA PENGAMATAN
a) Uji Keasaman
Pengamatan
Tabung Reaksi Reagen
Indikator Universal Congo Red
I Asam formiat pH = 1 Ungu+
II Asam asetat pH = 2 Ungu++
III Asam benzoat pH = 3 Ungu+++
b) Reaksi Esterifikasi
Tabung Reaksi Reagen Etanol H2SO4 Pekat Aroma
Asam Balon
I Tidak berwarna Tidak berwarna
asetat Tiup
Tidak berwarna, Tidak berwarna,
Asam Minyak
II padatan tidak padatan tidak
benzoat gandapura
larut larut
Tidak berwarna, Tidak berwarna,
Asam
III padatan tidak padatan tidak Mentol
salisilat
larut larut
E. PEMBAHASAN
a) Uji Keasaman Menggunakan Indikator
Sesuai nama senyawanya, asam karboksilat bersifat asam. Jika dibandingkan dengan
HCl dan HNO3, asam karboksilat merupakan asam lemah. Jika dibandingkan dengan
alkohol atau fenol, asam karboksilat lebih asam. Salah satu tujuan dari praktikum kali ini
adalah menguji sifat keasaman beberapa senyawa golongan asam karboksilat. Beberapa
senyawa tersebut, antara lain asam formiat (CH2O2), asam asetat
(CH3COOH/C2H2O4/asam cuka), dan asam benzoat (C7H6O2/asam benzena-karboksilat).
Pengujian keasaman beberapa senyawa tadi dilakukan dengan menggunakan indikator
universal dan congo red.
Kertas indikator universal memiliki warna yang berbeda-beda. Mulai dari merah
untuk asam kuat – ungu gelap untuk basa kuat dan hijau untuk larutan netral. Hasil
pengujian menggunakan kertas indikator universal akan lebih akurat jika dibandingkan
dengan menggunakan kertas lakmus. Ketika membawa kertas indikator, pastikan jari
tidak menyentuh bagian berwarna untuk menghindari kontaminasi zat yang bersifat
asam/basa dari jari praktikan. Tiap tabung diencerkan dengan menambahkan aquades.
Penambahan aquades bertujuan untuk melepaskan senyawa H+ dari senyawa asam
karboksilat.
Di dalam air, asam karboksilat akan terurai menjadi anion karboksilat (COO-) dan ion
hidronium (H3O+). Hasil percobaan menunjukkan warna yang dihasilkan kertas indikator
universal, setelah dibandingkan dengan skala pH–nya, adalah sebagai berikut. Asam
formiat menunjukkan pH senilai 2, asam asetat memiliki pH senilai 3, dan asam benzoat
memiliki pH senilai 4. Sementara itu, hasil percobaan dengan menggunakan larutan
indikator pH asam, congo red, menghasilkan perubahan warna sebagai berikut. Asam
formiat berwarna ungu pekat hampir hitam, asam asetat berwarna ungu gelap, dan asam
benzoat berwarna ungu muda. Maka dari itu, urutan keasaman dari yang terkuat –
terlemah adalah
asam formiat > asam asetat > asam benzoat
Untuk keasaman asam karboksilat rantai lurus, hal ini sesuai dengan sifat asam
karboksilat. Asam karboksilat bersifat polar sehingga larut dalam air dan mudah
mengalami ionisasi melepas H+ (sifat asam). Namun, kepolaran ini dapat berkurang
seiring dengan semakin panjangnya rantai atom karbon. Kepolaran berkurang, maka
semakin sukar larut dalam air semakin panjang rantai karbonnya, semakin lemah sifat
asamnya (Yuliyanto, 2018: 8). Maka asam formiat (asam metanoat) akan lebih asam
daripada asam asetat (asam etanoat). Akan tetapi, berdasarkan teori, urutan keasamannya
adalah
asam formiat > asam benzoate > asam asetat
Berdasarkan teori, nilai Ka asam formiat adalah 3,75; asam benzoat adalah 4,2; dan
asam asetat adalah 4,76. Hal ini pun dapat disebabkan oleh pengaruh substituen, misalnya
–COOH. Pengaruh dari substituen pada cincin benzena terhadap keasaman ditunjukkan
melalui nilai pKa, efek induksi, dan resonansi.
Perbedaan hasil percobaan dengan teori dapat disebabkan karena adanya kegiatan
yang tidak dilakukan secara konstan/sama. Misalnya, ketika pengujian menggunakan
kertas indikator, tidak sama ketika meneteskan/mencelupkan larutan sehingga
berpengaruh terhadap warna yang dihasilkan. Faktor lain boleh jadi ketika penetesan
congo red, tabung reaksi asam benzoat tidak langsung menetes di permukaan tabung,
melainkan menetes melalui dinding tabung.
b) Reaksi Esterifikasi
Reaksi esterifikasi adalah reaksi antara alcohol dengan asam karboksilat
menggunakan katalisator asam yang mengasilkan ester. Senyawa ester yang terbentuk
dapat ditandai dari baunya yang khas. Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan
reaksi yang reversible. Penambahan etanol berfungsi sebagai reagen alcohol dalam reaksi
esterifikasi. Penambahan 𝐻2 𝑆𝑂4 pekat berfungsi sebagai katalis dan pemberi suasan
asam. Persamaan reaksi sebagai berikut :
Pembuatan ester dengan mereaksikan asam asetat dan etanol dengan katalis asam
sulfat dengan wujud berupa cairan tak bewarna, dapat menghasilkan aroma seperti balon
tiup dengan PH =3. Pada pengujian asam benzoate, sulit larut ketika direaksikan dengan
etanol dengan katalis asam sulfat. Hal ini dikarenakan asam benzoate memiliki gugus
benzene yang sulit terurai. Ketika dilakukan reaksi esterifikasi, maka menghasilkan
aroma yang berbaau seperti minyak gandapura dengan PH = 4. Sedangkan asam salisilat
ketika direaksikan dengan etanol dan katalis berupa asam, menghasilkan aroma seperti
mentol atau balsam dengan pH=2.
G. DAFTAR PUSTAKA
• Yuliyanto, E. dan Hidayah, F.F. 2018. Kimia Organik : Asam Karboksilat Berbasis
Softwarre Marvin Plus Refleksi. Semarang: Unimus Press
• Wardiyah. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi Kimia Organik. Jakarta :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
• Chang, Raymond. 2007. Kimia Dasar Jilid 2 Edisi 3. Jakarta : Erlangga