Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian dan Sejarah Fotosintesis

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu

glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat

hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Hampir semua

makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis

menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian

besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui

fotosintesis (photos berarti cahaya)disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu

cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi

gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk

mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri

belerang (Campbell, 2002)

Fotosintesis terjadi dalam kloroplas dengan bantuan energi cahaya matahari foton dan

berlansung dalam 2 tahap reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap, adapun percobaan yang

membuktikan fotosintesis adalah sebagai berikut : Percobaan Engelmann, dengan bakteri thermo

dan Spirogyra, Fotosintesis menghasilkan oksigen, Percobaan Ingenhouse, dengan hydrilla,

Fotosintesis menghasilkan oksigen, Percobaan Sach’s, dengan daun yang ditutup dan terbuka,

fotosintesis menghasilkan karbohidrat (Maniam dan Syulasmi, 2006).

Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhouz. Fotosintensis

merupakan suatu proses yang paling penting bagi organisme dibumi, dengan fotosintesis ini

tumbuhan menyediakan bagi organisme lain secara langsung maupun tidak langung. Jan
Ingenhouz melakukan percobaan dengan memasukkan tumbuhan Hydrilla verticillata ke dalam

bejana yang berisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan diatasnya diberi

tabung reaksi yang diisi air hingga penuh, kemudian bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak

lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air yaitu yang menandakan adanya

oksigen (Kimball, 1993)

Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam

percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas

timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan ke dalam alcohol dan ditetesi dengan iodium.

Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah

menandakan adanya amilum (Malcome, 1990).

II.2 Proses Fotosintesis

Proses fotosintesis juga disebut asimilasi karbon, salah satu kemampuan tumbuhan hijau

memanfaatkan zat karbon yang ada diudara untuk diubah menjadi bahan organik bila tersedia

cahaya yang cukup. Secara sederhana, fotosintesis merupakan proses pemanfaatan energi

matahari untuk membentuk senyawa karbohidrat dari senyawa sederhana yang ada di alam, yaitu

CO2 dan air. Secara skematis, dapat dituliskan :

Persamaan reaksi diatas tidaklah menunjukkan mekanisme dari proses fotosintesis, melainkan

menunjukkan hasil akhir yang cahaya hasilkan dalam proses fotosintesis (Prawirahartono, 1998).
Menurut Stone (2004), reaksi fotosintesis dapat diartikan bahwa enam molekul karbon

dioksida dan enam molekul air bereaksi dengan bantuan energi cahaya matahari untuk diubah

menjadi satu molekul glukosa dan enam molekul oksigen. Glukosa adalah molekul yang

dibentuk sebagai hasil dari proses fotosintesis yang di dalamnya tersimpan hasil konversi energi

cahaya matahari dalam bentuk ikatan-ikatan kimia penyusun molekul tersebut. Glukosa

merupakan senyawa kkarbon yang nantinya digunakan bersama elemen-elemen lain di dalam sel

untuk membentuk senyawa kimia lain yang sangat penting bagi organisme tersebut, sepert DNA,

protein gula, dan lemak. Selain itu, organisme dapat memanfaatkan energi kimia yang tersimpan

dalam ikatan kimia diantara atom-atom penyusun glukosa sebagai sumber energi dalam proses di

dalam tubuh.

Fotosintesi secara keseluruhan terdiri atas 20 rangkaian reaksi kimia yang saling

bergantian dan secara garis besar dikelmpokkan dalam dua fase, yaitu reaksi terang dan reaksi

sintesis/reaksi gelap/fiksasi CO2.

a. Reaksi Terang

Selama reaksi terang, klorofil bersama dengan pigmen-pigmen lain di dalam

kloroplas menyerap energi cahaya matahari, dari mengkonversinya menjadi energi

kimia yang disimpan dalam ikatan kimia penyusun glukosa. Energi yang diserap

merupakan energi kaya elektron yang nantinya akan terlibat dalam serangkaian rantai

rekasi yang disebut transport elektron (Suwarsono Heddy, 1987).

Menurut Stone (2004), air melalui reaksi terang akan diperoleh (fotolisis) menjadi

proton, elektron, dan O2 Proton dan elektron yang dihasilkan dari pemecahan ini

bergabung dengan senyawa akseptor elektron NADP+ membentuk NADPH. Energi


yang dibentuk berupa ATP. Tahap reaksi terang atau fotolisis atau reaksi Hill

merupakan tahap yang peka cahaya tetapi tidak tergantung suhu.

b. Reaksi Gelap

ATP dan NADPH yang dihasilkan pada reaksi terang akan merubah molekul CO2

menjadi molekul gula. Energi kimia hasil konversi dari energi cahaya matahari

tersimpan dalam senyawa karbon tersebut. Tahap reaksi gelap atau fiksasi CO2 atau

reaksi Blackman merupakan tahap yang peka cahaya bergantung suhu.

CO2 dan H2O sebagai bahan dasar fotosintesis dapat berasal dari sisa oksidasi

dalam jaringan fotosintetik. CO2 dapat diambil dari uadara melalui proses difusi

melalui stomata sedangkan H2O diambil dari lingkungan melalui proses absorbsi di

akar atau bagian penyerapan lainnya. Selain CO2 dan H2O cahaya matahari

dibutuhkan pada proses fotosintesis ini. Cahaya yang dipergunakan mempunyai syarat

kualitas (jenis gelombang) dan kuantitas (intensitas cahaya) tertentu. Berdasarkan

urutan panjang gelombangnya dari panjang ke pendek meliputi sinar merah, jingga,

kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Untuk fotosintesis dibutuhkan intensitas cahaya

minimal tertentu. Pada intensitas cahaya yang kurang, fotosintesisnya akan lambat dan

sebaliknya. Fotosintesis merupakan aktivitas kompleks, dipengaruhi oleh banyak

faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal menyangkut

kondisi jaringan atau organ fotosintetik, kandungan klorofil, umur jaringan, aktifitas
fisiologi yang lain seperti transpirasi, respirasi, dan adaptasi fisiologis yang lain saling

berkaitan. Faktor eksternal meliputi faktor klimatik seperti suhu, kelembapan,

kecepatan angin, hujan, dan juga faktor cahaya, konsentrasi CO2 dan O2, kompetitor,

dan organisme patogen. Selain itu juga faktor penyebab timbulnya stress seperti

ketersediaan air, adanya polutan biosida, dan zat-zat beracun yang lain. Kondisi excess

pada berbagai faktor yang dibutuhkan dari lingkungan juga berpengaruh terhadap

fotosintesis., misalnya logam-logam beracun, biosida, SO2 dan juga O2 (Suyitno, 2010)

II.3 Kloroplas dan Klorofil

Kloroplas merupakan alat atau organela sel yang khas pada sel-sel daging daun.

Bentuknya bermacam-macam, tergantuing jenis tumbuhannya. Selain bulat atau lonjong, ada

juga yang berbentuk pita. Pada daun Hydrila, kloroplasnya bulat atau lonjong, berukuran cukup

besar dan mudah diamati dibawah mikroskop. Organela ini mudah dikenali dengan warnanya

yang hijau karena banyak mengandung zat warna atau pigmen hijau daun yang disebut klorofil.

Klorofil atau lebih dikenal dengan nama zat hijau daun adalah pigmen yang dimiliki oleh

berbagai organisme dan menjadi salah satu molekul berperan utama dalam fotosintesis. Klorofil

memberi warna hijau pada daun tumbuhan hijau dan alga hijau, tetapi juga dimiliki oleh berbagai

alga lain, dan beberapa kelompok bakteri fotosintetik. Molekul klorofil menyerap cahaya merah,
biru, dan ungu, serta memantulkan cahaya hijau dan sedikit kuning, sehingga mata

manusiamenerima warna ini. Pada tumbuhan darat dan alga hijau, klorofil dihasilkan dan

terisolasi pada plastida yang disebut kloroplas.

Ada dua macam klorofil pada tumbuhan darat yaitu klorofil a dan klorofil b

a. Klorofil a ( C55H12O5N4Mg)

Klorofil a tampak hijau-tua, tetapi jika sinar direfleksikan, tampaknya berwarna

merah. Klorofil a sangat berperan dalam reaksi gelap fotosintesis.

b. Klorofil b ( C55H10O6N4Mg)

Klorofil b berwarna hijau-muda cerah tampak merah-coklat pada flourensi.

Klorofil b banyak terdapat pada tumbuhan, ganggang hijau, dan beberapa bakteri

autotrof.

Di dalam kloroplas terdapat pigmen-pigmen lain yang disebut karotenoid. Pigmen

karotenoid ini berwarna kuning, merah atau ungu dan fikobilin yang berwarna biru atau merah

Adanya warna daun yang beraneka ragam, itu disebabkan oleh zat warna yang disebut

antosianin. Zat warna ini terdapat di dalam air sel vakuola. Berfungsi untuk menangkap sinar

pada proses fotosintesis. Pada umumnya sel fotosintesis mengandung satu atau lebih pigmen

klorofil yang berwarna hijau. Berbagai sel fotosintesis lainnya seperti pada ganggang dan

bakteria, berwarna merah, coklat, dan ungu. Hal ini disebabkan oleh adanya pigmen lain selain

klorofil, yaitu pigmen pelengkap seperti karotenoid yang berwarna kuning, merah, atau ungu,

dan fikobilin yang berwarna biru atau merah (Wirahadikusumah, 1985).

II.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis


Fotosintesis merupakan aktivitas kompleks, dipengaruhi oleh banyak faktor,

baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal menyangkut kondisi

jaringan/organ fotosintetik, kandungan klorofil, umur jaringan, aktivitas fisiologi

yang lain seperti transpirasi, respirasi dan adaptasi fisiologis yang lain yang saling

kait-mengkait. Faktor eksternal meliputi faktor klimatik seperti suhu, kelembaban,

kecepatan angin, hujan, dan juga faktor cahaya, konsentrasi CO2, O2, kompetitor,

dan organisme pathogen (Harahap, 2012)

Selain itu, ada juga factor yang berpengaruh pada fotosintesis yaitu

penyebab timbulnya stress seperti ketersediaan air, ada polutan biosida dan zat-zat

beracun lain, serta kondisi excess pada berbagai faktor yang dibutuhkan dari

lingkungan misalnya logam-logam berat beracun, biosida, SO2 dan juga O2 (Harahap, 2012)

Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju proses fotosintesis :

1. Intensitas cahaya

Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya. Lama penyinaran cahaya matahari juga

berpengaruh terhadap intensitas cahaya matahari yang dapat diserap oleh tanaman sehingga

berpengaruh pula terhadap kegiatan fotosintesis. Untuk menunjang pertumbuhan tanaman

secara baik, diperlukan lama penyinaran sekitar 9 – 10 jam per hari (Juanda dan Cahyono,

2005).

2. Konsentrasi CO2
Semakin banyak CO2 di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapat digunakan tumbuhan

untuk melangsungkan fotosintesis (Harahap, 2012)

3. Suhu

Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu

optimalnya. Umumnya laju fotosintesis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga

batas toleransi enzim (Harahap, 2012)

4. Kadar Air

Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan

CO2 sehingga mengurangi laju fotosintesis (Harahap, 2012)

5. Kadar Fotosinat (hasil fotosintesis)

Kadar fotosinat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosinat

bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang (Harahap, 2012)

DAFTAR PUSTAKA
Campbell dan Reece. 2002 Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Erlangga : Jakarta:

Maniam, Mbs dan Syukasmi, A., 2006. Persiapan Ujian Nasional Biologi. Grafindo Media

Pratama : Bandung.

Kimball, John. 1998. Biologi Jilid I. Erlangga : Jakarta:

Malcome, B.W. 1990. Fisiologi Tanaman. Bumi Aksara : Bandung

Prawirohartono, Slamet. 1998. Sains Biologi 3A. Bumi Aksara : Jakarta

Stone H, Sidel JL. 2004. Sensory Evaluation Practices Third Edition. Redwood City, California,

Elsevier Academic Press : USA

Suwasono Heddy. 1987. Biologi Pertanian. Rajawali Press : Jakarta

Suyitno. 2010. Fotosintesis I. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Wirahadikusuma. 1985. Biokimia: Metabolisme Energi. ITB Press : Bandung

Juanda, D dan Cahyono, B. 2005. Wijen Teknik Budi Daya Dan Analisis Usaha Tani.

Kanisius : Yogyakarta.

Harahap, F. 2012. Fisiologi Tumbuhan : Suatu Pengantar. Universitas Negeri Medan

(Unimed Press) : Medan

Anda mungkin juga menyukai