Anda di halaman 1dari 26

19

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengenalan Mikroskop

4.1.1 Hasil

Berdasarkan pengamatan pada praktikum yang dilakukan maka diperoleh hasil

sebagai berikut :

Keterangan :

1. Lensa okuler

2. Tabung mikroskop

3. Pemutar kasar

4. Pemutar halus

5. Gagang mikroskop

6. Revolver

7. Lensa obyektif

8. Jepitan kaca

9. Meja objek

10.Diafragma

11.Reflektor

12. Kaki mikroskop

Gambar 1. Mikroskop dan Komponen-komponennya.


20

4.1.2 Pembahasan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan preparat yang

bertuliskan huruf ”d” dengan ukuran yang sangat kecil. Setelah diamati pada

mikroskop dengan perbesaran 10 kali diperoleh bahwa gambar preparat huruf ”d”

tersebut berubah bentuk menjadi huruf ”p”. Hal ini terjadi karena mikroskop

memiliki lensa cekung yang terdapat pada lensa okuler dan lensa obyektif, sehingga

bayangan preparat yang dibentuk adalah maya, diperbesar, dan terbalik.

Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan objek yang tidak

dapat dilihat dengan mata telanjang.Lensa okuler yang berfungsi untuk menperbesar

penampakan yang dibentuk oleh lensa objektif, tubus untuk mengatur fokus, pengatur

kasar berfungsi untuk mengatur kedudukan lensa objektif agar benda yang diamati

tampak pemisahannya, pengatur halus berfungsi untuk memperjelas kenampakan dari

bayangan benda yang sedang diamati, lengan berfungsi sebagai pegangan keika

mikroskop diangkat, revolver berfungsi utnk pembesaran pada lensa objektif, lensa

objektif berfungsi utnuk memperbesar benda yang akan diamati, penjepit berfungsi

agar kaca objek yang akan dugunakan tidak bergeser, meja preparat berfungsi sebagai

tempat melekatnya gelas objek, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya,

cermin berfungsi mengarahkan cahaya agar tetap masuk kedalam mikroskop serta

kaki mikroskop yang berfungsi untuk menjaga mikroskop agar berdiri dengan mantap

diatas meja yang datar (Pramesti, 2000).


21

Cara menggunakan mikroskop dengan baik adalah sebagai berikut. Mikroskop

diletakkan diatas meja yang datar dengan bagian lengan tepat berada dihadapan kita,

lalu putar revolver sampai terdengar bunyi klik agar lensa objektif dengan perbesaran

lemah tepat berada di tengah meja benda, kemudian putar diafragma untuk

mendapatkan cahaya sebanyak-banyaknya, lalu putarlah tombol pengatur focus untuk

menurunkan tabung sehingga lensa objektif berada kira-kira 1 cm diatas meja

preparat.Aturlah cermin untuk mendapatkan cahaya terang, kemudian letakkan

preparat yang akan diamati diatas meja preparat. Perhatikan dari samping dan

putarlah tombol pengatur focus untuk menurunkan sedikit tabung mikroskop

sehingga lensa objektif hampir menyentuh preparat (berjarak ± 0,5 cm), sambil

melihat melalui lensa okuler, putarlah tombol pengatur focus untuk menaikkan

tabung mikroskop perlahan-lahan sehingga isi preparat dapat terlihat dengan jelas

(Kurniasari, 2012).
22

4.1 Morfologi Tumbuhan

4.1.1 Hasil

Berdasarkan pengamatan pada praktikum yang dilakukan maka diperoleh hasil

sebagai berikut:
Keterangan:

1. Rambut akar
2. Cabang akar
3. Pangkal akar
4. Ujung akar

Gambar 2. Morfologi Akar Monokotil pada Tanaman Jagung(Zea mays).

Keterangan:

1. Ujung batang
2. Pelepah batang
3. Pangkal batang

Gambar 3. Morfologi Batang Monokotil Tanaman Jagung(Zea mays).


23

Keterangan:

1. Ibu tulang daun


2. Pelepah daun
3. Helai daun

Gambar 4. Morfologi Daun Monokotil Tanaman Jagung(Zea mays).

Keterangan:

1. Pangkal akar
2. Rambut akar
3. Cabang akar
4. Ujung akar

Gambar 5. Morfologi Akar Dikotil pada Tanaman Mangga (Mangifera indica).

Keterangan:

1. Cabang
2. Pangkal batang

Gambar 6. Morfologi Batang dikotil pada TanamanMangga (Mangivera indica )


24

Keterangan:

1. Ujung daun
2. Ibu tulang daun
3. Tulang rusuk daun
4. Helai daun
5. Tangkai daun

Gambar 7. Morfologi Daun dikotil pada Tanaman Mangga (Mangivera indica )

Keterangan:

1. Ujung daun
2. Daun muda
3. Biji jagung

Gambar 8. Kecambah biji jagung (Zea mays).

Keterangan:

1. Daun muda
2. Akar
3. Kotiledon

Gambar 9. Kecambah Kacang Hijau (Vigna radiate).


25

Keterangan:

1. Ibu tangkai
2. Anak tangkai
3. Anak daun

Gambar 10. Daun kelor (Daun majemuk menyirip ganda 3 tidak sempurna)

Keterangan:

1. Ibu tangkai
2. Anak tangkai
3. Anak daun

Gambar 11. Daun kembang merak (Daun majemuk menyirip genap sempurna)

Keterangan:

1. Tangkai daun
2. Anak daun

Gambar 12. Daun johar (Daun mejemuk menyirip ganda)


26

Keterangan:

1. Tangkai daun
2. Anak daun
3. Tangkai anak daun
4. Helaian daun

Gambar 13. Daun gamal ( Daun majemuk menyirip ganjil)

Keterangan:

1. Tangkai ibu daun


2. Helaian daun
3. Tangkai anak daun

Gambar 14. Daun putri malu ( Daun majemuk campuran )

Keteramgan:

1. Helaian daun
2. Tangkai daun

Gambar 15. Daun kapuk ( Daun majemuk menjari )


27

Keteramgan:

1. Ujung daun
2. Tulang ibu daun
3. Tulang anak daun
4. Helaian daun

Gambar 16. Daun biduri ( Daun tunggal tidak lengkap )

Keteramgan:

1. Helaian daun
2. Ujung daun
3. Tulang daun
4. Ibu tulang daun
5. Pelepah daun

Gambar 17. Daun talas (Daun tunggal lengkap)

4.1.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil baha bahwa

akar tanaman jagung adalah akar serabut, bagian – bagian yang terdapat pada akar

tanaman monokotil jagung yaitu rambut akar, ujung akar, pangkal akar, dan cabang

akar. Pada tanaman jagung berakar serabut terdiri dari akar seminal, akar adventif,

dan akar udara. Akar utama muncul dan berkembang kedalam tanah saat benih

ditanam. Pertumbuhan akar melambat ketika batang mulai muncul keluar tanah dan
28

kemudian berhenti ketika tanaman jagung telah memiliki 3 daun. Akar tanaman

jagung dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada kondisi tanah yang sesuai

dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, pada kondisi tanah yang subur dan

gembur jumlah akar tanaman jagung sangat banyak (Goldworthy dan Fisher, 1996).

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa

batang tumbuhan monokotil umumnya tidak bercabang atau lurus tumbuh keatas dan

beruas – ruas. Bagian – bagian yang terdapat pada batang tumbuhan monokotil yaitu

ujung batang, pelepah batang, dan pangkal batang. Hal ini sesuai dengan pendapat

Tjitrosoepomo, (2005) batang tanaman jagung memiliki baku ruas dan berbentuk

silindris, pada baku ruas terdapat tunas yang berkembang menjadi tongkol.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa pada

daun tanaman monokotil jagung daunnya berselang – seling, bagian tulang daunnya

sejajar dan berbentuk seperti pita. Bagian – bagian yang terdapat pada daun tanaman

monokotil jagung yaitu ibu tulang daung, pelepah daun, dan helaian daun. Daun

tanaman monokotil jagung termasuk daun lengkap atau daun sempurna sempurna

karena memiliki tangkai daun, pelepah daun dan helaian daun. Tangkai daun

berfungsi untuk menempatkan helaian daun pada posisi sedemikian rupa sehingga

dapat memperoleh cahaya matahari sebanyak – banyaknya, pelepah daun berfungsi

untuk melindungi kuncup yang masih muda dan memberi kekuatan pada batang

tanaman (Tjitrosoepomo, 2005).


29

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa akar

tanaman dikotil mangga adalah akar tunggang. Bagian – bagian yang terdapat pada

akar tanaman dikotil mangga yaitu pangkal akar, rambut akar, cabang akar, dan ujung

akar. Rambut akar umunya terbentuk didekat ujung akar dan berumur pendek, serta

merupakan perluasan permukaan dari sel-sel epidermis akar. Rambut akar berfungsi

untuk memperluas daerah absorbsi mineral dan air dari dalam tanah. Sistem

perakaran tunggang terjadi bila akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang

bercabang – cabang menjadi akar yang lebih kecil. Akar pokok pokok demikian

disebut akar tunggang (Radix primariai) (Judianto, 1992).

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa

batang tanaman dikotil mangga bercabang – cabang dan bisa bertumbuh panjang dan

membesar. Bagian – bagian pada batang tanaman dikotil mangga yaitu pangkal

batang dan cabang akar. Cabang yang besar dan keluar langsung dari batang dinaman

dahan dan cabang – cabang yang kecil dinamakan ranting (Sastrodinoto, 1980).

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa

bentuk tulang daun tanaman dikotil mangga adalah menyirip. Bagian yang terdapat

pada daun tanaman dikotil mangga yaitu tangkai daun dan helaian daun. Tulang daun

berfungsi untuk memberi kekuatan pada daun dan sebagai jalan untuk pengangkutan

zat - zat makanan. Daun tanaman dikotil mangga termasuk daun tidal lengkap atau

daun tidak sempurna karena hanya memiliki tangkai daun dan helaian daun saja

(Tjitrosoepomo, 2005).
30

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa tipe

perkecambahannya adalah epigeal. Perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon

terangkat keatas tanah. Hal ini disebabkan oleh hipogeal yang tumbuh memanjang.

Akibatnya, plamula dan kotiledon terdorong kepermukaan tanah, misalnya pada

perkecambangan. Hal ini diperkuat oleh pendapat Sutopo (2002) tipe perkecambahan

epigeal adalah dimana munculnya radikel diikuti dengan memanjangnya hipokoyil

secara keseluruhan dan membawa serta kotiledon dan plamulake kepermukaan tanah.

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa tipe

perkecambahannya adalah hipogeal. Perkecambahan yang mengakibatkan yang

mengakibatkan kotiledon tetap bertahan didalam tanah. Hal ini disebabkan oleh

pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus

kuliat biji dan muncul diatas tanah, sedangkan kotiledon tetap didalam tanah. Hal ini

diperkuat oleh pendapat Sutopo (2004) tipe perkecambahan hipogeal dimana

munculnya ridekel diikuti dengan pemanjangan plumula, hipokotil tidak memanjang

keataspermukaan tanah sedangkan kotiledon tetap berada didalam kulit biji dibawah

permukaan tanah.

Berdasarkan hasil pengamataan diperoleh hasil bahwa daun kelor merupakan

daun majemuk menyirip tidak sempurna. Daun kelor dikatakan daun majemuk

menyirip karena anak daun terdapat dikanan kiri ibu tangkai sehingga tersusun seperti

sirip pada ikan, dan dikatakan ganda 3 tidak sempurna karena anak – anak daun

duduk pada tingkat dua dari ibu tangkai darn masih ada anak daun yang duduk

langsung pada ibu tangkainya. Kelor memiliki deskripsi circumscriptio atau bangun
31

daun berbentuk ovatus dikatakan begitu karena bentuk daunnya seperti bulat telur,

pada nervatio (pertulangan daun) penninervis (menyirip), intervenium (daging daun)

membranaceus (seperti selaput), apex folii (ujung daun) acutus (runcing)

(Tjitrosoepomo 2005).

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa daun

kembang merak termasuk daun majemuk menyirip genap sempurna. Dikatakan

menyirip karna anak daun tersusun seperti sirip pada kanan kiri ibu tangkainya

menurut susunan daun pada tangakinya. Genap karena jumlah anak daun yang

berpasang – pasangan dikiri kanan ibu tangkai. Dan dikatakan sempurna karena tidak

ada satu anak daunpun yang duduk pada ibu tangkai. Pada daun kembang merak

ujung daunyya terbelah, tulang daunnya menyirip, tepi daun rata, tangkai anak daun

berbentuk bulat padat, anak daun terdapat dikiri dan kanan dari ibu tangkai daun dan

memiliki ibu tangkai daun (Tjitrosoepomo, 2005).

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa

daun johar termasuk daun majemuk menyirip genap. Karena daunnya terdapat

dikanan kiri ibu tangkai daun sehingg tersusun seperti sirip pada ikan. Dikatakan

genap karena terdapat sejumlah anak daun yang berpasangan dikanan kiri ibu

tangkai. Sehingga anak daunnya berjumlah genap. Anak daun (foliolum) ini

sesungguhnya adalah bagian - bagian helaian daun yang karena dalam dan besarnya

toreh menjadi terpisah-pisah (Gembong, 2005).


32

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa

daun gamal termasuk daun majemuk menyirip ganjil. Dikatakan menyirip karena

anak daunnya terdapat dikiri kanan ibu tungkai daun. Ganjil atau gasal karena letak

tangkai anak daunnya berselang seling satu sama lain, terdapat satu anak daun yang

menutup ujung ibu tangkainya (Gembong, 2005)

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa daun

putri malu termasuk daun majemuk campuran. Daun putri malu tidak dikatakan tipe

daun menyirip genap ganda dua sempurna karena mempunyai cabang – cabang ibu

tangkai yang memencar seperti jari dan terdapat anak – anak daun yang tersusun

menjari, letak kedua pasang cabang ibu tangkainya sedemikian dekat satu sama lain,

seakan – akan terdapat empat cabang tangkai pada ibu tangkai daunnya. Putri Malu

(Mimosa pudica) merupakan tanaman dikotil sehingga tonjolan bakal daunya

berbentuk pasak, pangkal bakal daunnya hanya sedikit melingkari batang dan helaian

daunnya terbagi menjadi anak-anak daun bertangkai (Tjitrosoepomo, 2005).

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa daun

kapuk termasuk daun majemuk menjari. Karena semua anak dunnya memencar pada

ujung ibu tangkai seperti letak jari – jari pada tangan. Berdasarkan jumlah anak

daunnya, daun kapuk termasuk daun majemuk menjari beranak daun tujuh, karena

jumlah anak daunnya ada tujuh. Letak tangkai anak daun yang kemudian diujungnya

ada anak daun bergantian dan berkerumunan pada ibu tangkai daun. Jadi bisa

dikatakan juga daun kapuk adalah daun majemuk yang menjari beranak tujuh. Hal ini

diperkuat oleh pendapat Tjitrosoepomo (2005) bahwa bentuk daun kapuk membulat,
33

dan juga ujung daunnya meruncing, tepi daunnya rata, dan pangkal daunnya

meruncing. Berdasarkan ciri tersebut dapat dikatakan bahwa daun kapuk termasuk ke

dalam daun majemuk menjari.

Berdasarkan hasi pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasih bahwa daun

biduri termasuk tanaman yang daunnya tunggal tidak lengkap. Dikatakan tunggal

karena hanya memiiki satu helaian daun disetiap tangkainya. Dan digolongkan tidak

lengkap karena hanya terdiri dari helaian daun dan tangkai daun saja atau disebut juga

daun duduk. Hal ini sependapat dengan Judianto (1992) daun dikatakan sebagai daun

lengkap apabila mempunyai bagian-bagian petiolus (tangkai daun), lamina (helaian

daun), dan vagina (upih daun), misalnya daun pohon pinang (Areca cathecu), daun

bambu (Bambusa sp), daun pisang (Musa paradisiaca), dan lain-lain. Apabila daun

suatu tumbuhan tidak mempunyai salah satu dari tiga bagian pokok daun seperti di

atas, daun yang demikian,dinamakan daun tidak lengkap.

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa daun

talas termasuk daun tunggal lengkap. Dikatakan tunggal karena memiliki satu helaian

daun disetiap tangkainya. Dan digolongkan lengkap karena memiliki helaian daun,

tangkai daun, dan pelepah daun. Daun dikatakan sebagai daun lengkap apabila

mempunyai bagian-bagian petiolus (tangkai daun), lamina (helaian daun), dan vagina

(upih daun). Helaian daun berbentuk bulat atau lonjong, ujung daun meruncing serta

pertulangan menjari (Judianto, 1992).


34

4.2 Anatomi Tumbuhan

4.3.1 Hasil

Berdasakan praktikum yang telah kami lakukan, mendapatkan hasil sebagai

berikut:

Keterangan:

1. Epidermis
2. Parisikel
3. Korteks
4. Endodermis
5. Xilem
6. Folem
G

Gambar 19. Anatomi akar jagung (Zea mays)

Keterangan:

1. Floem
2. Xilem
3. Epidermis
4. Ikatan pembuluh
5. Jaringan dasar
(parenkim)

Gambar 20. Anatomi batang jagung (Zea mays)


35

Keterangan:

1. Epidermis
2. Korteks
3. Endodermis
4. Parisikel
5. Floem
6. Xilem

Gambar 21. Anatomi akar mangga (Mangifera indica)

Keterangan:

1. Epidermis
2. Berkas vaskuler
3. Inti

Gambar 22. Anatomi batang mangga (Mangifera indica)

Keterangan :

1. Stomata
2. Dinding sel
3. Kloroplas

Gambar 23. Tanaman Rheo discolour


36

Keterangan:

1. Dinding sel
2. Ruang sel
3. Inti sel

Gambar 24. Tanaman hydrilla verticillata

Keterangan:

1. Dinding sel
2. Ruang sel
3. Nukleus

Gambar 25. Umbi lapis bawang merah

Keterangan:

1. Dinding sel
2. Amilum

Gambar 26. Butir pati kentang


37

4.3.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukas diperole hasil bahwa

struktur anatomi akar jagung terdiri dari lapisan paling luar yaitu epidermis. Dibawah

epidermis terdapat jaringan yang terdiri dari lapis sel yang disebut korteks. Disebelah

dalam korteks terdapat endodermis yang terdiri atas satu lapis sel. Terdapat juga

jaringan pengangkut xilem dan floem yang tersusun secara radial. Eperdmis berfungsi

untuk mengurangi penguapan, Jaringan ini terdiri dari sel-sel hidup yang rapat dan

tidak memiliki klorofil (Aryulina dkk, 2006). Xilem adalah jaringan yang berfungsi

mengangkut air dan mineral ke tanaman. Sel ini berkembang dengan differensiasi

dari prokambium (Mulyani, 2006). Floem adalah jaringan yang berfungsi untuk

menyalurkan hasil fotosintesis dan juga dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan

makanan hasil fotosintesis. Epidermis dapat termodifikasi menjadi stomata, rambut

akar, ataupun menjadi duri-duri (spina) (Karmana, 2008).

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa

struktur anatomi batang tanaman jagung terdapat jaringan epidermis yang letaknya

ada pada lapisan terluar pada sel batang jagung. Hal ini sesuai dengan pendapat

(Karman, 2008) bahwa epidermis biasanya menutupi permukaan organ daun dan

organ batang. Selain itu terdapat jaringan prngangkut yang terletak pada lapisan

tengah – tengah dari preparat jagung. Selanjutnya dibawah epidermis terdapat

korteks. Hal ini sesuai dengan pendapat Firmansyah dkk (2009) yang menyatakan

bahwa di bawah epidermis terdapat korteks.


38

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa

struktur anatomi akar tanaman mangga tersusun atas epidermis. Jaringan epidermis

merupakan bagian dari jaringan permanen, jaringan permanen merupakan jaringan

yang telah mengalami deferensiasi. Umumnya jaringan dewasa tidak membelah diri,

bentuknya pun relatif permanen serta rongga selnya besar (Mulyani, 2006).

Epidermis tersusun atas selapis sel berdinding tipis akar mangga juga tersusun

atas korteks, endodermis, parisikel dan jaringan pengangkut xilem dan floem.

Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berguna untuk transportasi hasil asimilasi

dari daun ke seuruh bagian tumbuhan dan pengangkutan air serta garam-garam

mineral (Kimball, 1991).

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilekukan diperoleh hasil bahwa

struktur anatomi batang tanaman mangga (mangifera indica) terdiri atas epidermis,

berkas vaskuler dan inti. Epidermis adalah bagian terluar suatu jaringan yang

berfungsi untuk melindungi jaringan di bawahnya dan juga dapat berfungsi untuk

mengurangi penguapan Tanaman mangga merupakan tanaman dikotil. Tanaman

dikotil, berkas vaskuler floem dan xilem tersusun seperti cincin yaitu secara kolateral

terbuka. Hal ini sesuai dengan pendapat Aryulina dkk, (2006) bahwa tipe berkas

vaskuler pada tanaman dikotil yaitu secara kolateral terbuka.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa

struktur anatomi tanaman Rheo discolour berbentuk persegi enam dan tersusun atas

stomata, dinding sel, dan kloroplas.


39

Rhoe discolour mempunyai jaringan yang terdiri dari sel-sel yang bentuknya

sama dapat juga melakukan fungsi khusus yang dapat juga bersama jaringan lain

membentuk fungsi yang lebih kompleks. Pertumbuhan dari tanaman ini sangat

penting pada aktivitas jaringan meristem. Dan jaringannya terbagi dua yang

berdasarkan kemampuan untuk tumbuh dan memperbanyak diri yaitu jaringan

meristem dan jaringan yang permanen (Sastrodinoto, 1980).

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa

anatomi sel daun Hydrilla verticillata berbentuk segiempat beraturan yang tersusun

seperti batu bata. Sel daun Hydrilla verticillata ini merupakan sel hidup karena

terdapatnya sel protoplasma yaitu dinding sel, dan inti sel (Salisbury, 2005).

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa sel

umbi lapis bawah merah (Allium cepa) mempunyai bentuk persegi panjang. Bagian

yang dapat diamati adalah dinding sel ruang antar sel, dan nukleus. Dinding sel

berfungsi untuk melindungi dan memberi bentuk pada sel. Nukleusnya berfungsi

mengendalikan proses berlangsungnya metabolisme dalam sel. Nukleus berbentuk

oval dan merupakan organel terbesar dalam sel (Fanh, 1991).

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa

struktur anatomi dari butir pati kentang tersusun atas butir – butir pati atau amilum.

Ditengah – tengah butiran tersebut terdapat butiran butiran yang ukuran dan letaknya

tidak beraturan. Ada yang berukuran kecil dan ada yang berukuran besar. Pati adalah

karbohidrat yang terjadi dari rangkaian molekul yang pantang (Fanh, 1991).
40

4.4 Fotosintesis Tumbuhan

4.4.1 Hasil

Berdasarkan pengamatan pada praktikum fotosintesis tumbuhan diperoleh hasil

sebagai berikut :

Keterangan :

1. Bagian yang tidak


ditutupi alumunium foil
2. Bagian yang ditutupi
alumunium foil
3. Terbentuk amilum pada
daun berwarna coklat
kehitaman

Gambar 1. Daun Singkong setelah ditetesi larutan lugol (Manihot utilissima)

4.4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa

bagian daun yang ditutupi dengan alumunium foil atau kertas timah setelah direbus

dengan alkohol, akan terlihat pucat dan warna hijau berkurang, hal ini dikarenakan

pigmen klorofil yang terdapat pada daun singkong larut terhadap alkohol pada saat

perebusan. Setelah di rebus, daun gamal kemudian di letakkan pada cawan petri dan

kemudian ditetesi larutan lugol atau iodium di seluruh permukaan daun singkong.

Setelah ditetesi larutan lugol daun singkonh yang ditutupi alumunium foil akan

terlihat berwarna putih transparan. Hal ini menunjukkan bahwa daun yang tertutup
41

alumunium foil tidak mengandung amilum karena daun singkong yang tertutup

alumunium foil tidak terjadi proses fotosintetis. Sedangkan daun singkong yang tidak

ditutupi alumunium foil akan terlihat coklat kehitaman setelah ditetesi larutan lugol

karena daun tersebut mengandung amilum. Hal ini sesuai pendapat Campbell (2002)

bahwa larutan lugol merupakan larutan Iodium yang berfungsi sebagai indikator

untuk mengetahui adanya amilum atau glukosa. Hal ini di dukung oleh Recce (2002)

bahwa larutan lugol dapat bekerja secara optimal dengan adanya kandungan amilum

atau glukosa.

4.5 Transpirasi

4.5.1 Hasil

Berdasarkan pengamatan pada praktikum transpirasi diperoleh hasil sebagai

berikut:

Laju transpirasi (ml)


_______________________________________________
Waktu (menit) Tomat Cabai Kontrol
10 0 0. 0
20 0.30 0.10 0
30 0.35 0.200 0
40 0.10 0.20 0
50 0.15 0.200 0
60 0 00 0

Tabel 1. Pengamatan tomat, cabai, dan kontrol di luar ruangan


42

Laju transpirasi (ml)


_______________________________________________
Waktu (menit) Tomat Cabai Kontrol
10 0 0 0
20 0.05 0 0
30 0.10 0.050 0
40 0.05 0.15 0
50 0.05 0 0
60 0.05 0 0
Tabel 2. Pengamatan cabai, tomat dan kontor didalam ruangan

Berdasarkan tabel hasil pengamatan pada praktikum transpirasi tumbuhan dapat

diperoleh hasil grafik sebagai berikut, yaitu :

0.4

0.35

0.3

0.25
Tomat
0.2 Cabai

0.15 Control

0.1

0.05

0
0 10 20 30 40 50 60
Grafik 1. Transpirasi Tanaman Tomat dan Cabai Diluar Ruangan
43

0.6

0.5

0.4
Tomat
0.3 Cabai
Control
0.2

0.1

0
0 10 20 30 40 50 60

Grafik 2. Transpirasi Tanaman Tomat dan Cabai di Didalam Ruangan

4.5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa

terjadi perbedaan kecepatan transpirasi anatara tanaman tomat dan cabai yang

diletakkan diluar ruangan dengan tanaman yang diletakkan didalam ruangan.

Tanaman yang diletakkan diluar ruangan lebih cepat mengalamai proses transpirasi

atau hilangnya air dari tubuh tumbuhan. Hal ini disebabkan karena tanaman yang

berada diluar ruangan terkena sinar matahari yang akan membantu terbukanya

stomata pada daun sehingga tanaman yang berada diluar ruangan lebih cepat

mengalami proses transpirasi. Pendapat ini diperkuat oleh Filter dan Ros, (1991) yang

menyatakan bahwa transpirasi dipengaruhi oleh faktor internal diantaranya yaitu

membuka dan menutupnya stomata, suhu dan serta angin yang dapat mempengaruhi

laju transpirasi.
44

Sedangkan tanaman cabai dan tomat yang diletakkan didalam ruangan tidak ada

matahari atau insensitas cahayanya rendah, menyebabkan celah stomata akan

mengecil atau bahkan menutup sehingga kecepatan transpirasi rendah. Membuka dan

menutupnya stomata penting bagi proses asimilasi CO2 dan juga keseimbangan air

dalam tanaman. Membuka menutupnya stomata tergantung pada perubahan turgor sel

penjaga (sel stomata). Turgor yang tinggi menyebabkan stomata membuka sebaliknya

turgor yang rendah akan menyebabkan stomata menutup (Salisbury dan Ross, 1992).

Transpirasi sangat berperan penting bagi tumbuhan karena dapat membantu

meningkatkan laju angkutan air dan garam mineral, mengatur suhu tubuh dengan cara

melepaskan kelebihan panas dari tubuh dengan cara melepaskan kelebihan panas dari

tubuh tumbuhan dengan cara mengatur turgor optimum didalam sel

(Soedirokoesoemo dan Wibisono, 1993).

Anda mungkin juga menyukai