DISUSUN OLEH :
1. Chika Kurnia Wardani ( 1710401073 )
2. Annisa Nurul Maida ( 1710401082 )
3. Farahifa Risdana Putri ( 1710401081 )
4. Lia Fauziah ( 1710401093 )
3.2 Pembahasan
Berdasarkan dari praktikum yang telah dilakukan yang membandingkan 2 sampel tanah
dengan menggunakan larutan aquades dan Kcl. Pada sampel tanah A menggunakan larutan
aquades menghasilkan ph 7,00 sedangkan menggunakan larutan kcl menghasilkan ph 6,00. Dari
hasil yang diperoleh menggunakan larutan aquades ( H2O) lebih tinggi daripada ph kcl. Hal ini
karena kemasaman yang di ukur( H2O) merupakan aktif sedangkan ph kcl kemasaman aktif dan
potensial.
Kcl mampu mengukur aktivitas H+ yang ada di luar larutan tanah disebabkan karena ion
H+ yang berada pada kcl dapat diukur dengan ion H+ sedangkan hal tersebut tidak berlaku pada
H2O. Meningkatnya H+ dikarenakan pengukuran Ph ini dilakukan dengan menggunakan H2O.
PH actual adalah ph yang menunjukan konsentrasi ion H+ baik yang berada di dalam larutan
tanah maupun berada di dalam kompleks jerapan. Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh
ph tanah baik langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa hydrogen sedangkan
tdak langsung yaitu tersedianya unsur unsur hara. Kemasaman tanah dan kebasaan tanah
dipengaruhi oleh macam-macam kation yang terserap dalam koloid,kation-kation.
Akibatnya tanah yang masam bagi tanaman yaitu dapatmenyebabka penurunan unsur
hara dan dapat meningkatkan unsur hara beracun di dalam tanah. Selain itu bila tanah terlalu
masam maka tanah akan tumbuh kurang sempurna sekalipun bias tumbuh dan berbuah. Tanah
asam asam juga terkadang di anggap tidak subur karena menyebabkan penurunan keterdediaan
beberapa nutrisi dan peningkatan keasaman tanah ataub ph menjadi lebih rendah,selanjutnya
yang menyebabkan tanah menjadi masam yaitu pupuk,bahan organic,tanaman,dan hujan asam .
BAB 4
KESIMPULAN
1.2 Tujuan
Menentukan kadar CaCO3 tanah secara cepat
BAB 2
METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan tempat praktikum
Praktikum dilaksanakan pada hari Senin tanggal 26 Maret 2018 di Laboratorium
Fakultas Pertanian ruang P2.03 Universitas Tidar
2.2 Alat dan bahan
Alat yang digunakan yaitu Calsimeter Mohr, pipet ukur, gelas ukur 10 ml, gelas
piala 100 cc dan bahan yang digunakan yaitu Contoh tanah θ 2 mm, HCl 2N
2.3 Langkah kerja
a. Menimbang contoh tanah kering angin θ 2 mm 5 gram
b. Menimbang calsimeter bersih dan kering (a gram)
c. Memasukkan contoh tanah pada kalsimeter bagian bawah dan ditimbang (b gram)
d. Memasukkan HCl 2N pada calsimeter bagian atas sampai hampir penuh, kemudian
ditimbang sebagai (c gram)
e. Membuka kran calsimeter pelan-pelan dan membiarkan HCl mengalir tetes demi tetes
sambil digojog secara memutar dan mendatar hingga HCl habis
f. Setelah HCl habis membiarkan calsimeter terbuka selama 30 menit kemudian ditimbang
sebagai (d gram).
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Blangko pengamatan kadar kapur
(c–d)
CaCO3 ∞ CO2 = ------------ x 100 g = A
44
=0,0077 x 100 g = A
=0,77 g = A
100
berat contoh tanah kering mutlak = -------------- ( b – a ) gram = B
100 + KL
= 100
--------------(84,51-79-59)
100+15,34
= 4,27=B
A
KADAR CACO3 DALAM TANAH = ------- x 100 %
B
=0,27
------- X 100%
4,27
= 0,181 X 100 %
= 18,1 %
3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan hasil kadar kapur equivalent sebesar
18,1 %. Hal tersebut menujukkan bahwa tanah grumosol mempunyai kadar kapur
yang tinggi. Tanah grumosol merupakan tanah yang terbentuk dari batuan induk
kapur dan tuffa vulkanik yang umumya bersifat basa sehingga tidak ada aktivitas
organik didalamya.Hal inilah yang menjadikan tanah ini sangat miskin hara dan unsur
organik lainnya. Sifat kapur itu sendiri yaitu dapat menyerap semua unsur hara di
tanah sehingga kadar kapur yang tinggi dapat menjadi racun bagi tumbuhan.
BAB 4
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan di laboratorium dapat disimpulkan bahwa kadar kapur
tanah grumosol yang diperoleh yaitu 18,1 %. Hal ini menujukkan bahwa tanah grumosol
mempunyai kadar kapur yang tinggi.
Lampiran
BAHAN ORGANIK TANAH
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan organik dalam tanah adalah hasil dekomposisi organisme hidup yang tersusun dari
campuran polisakarida, lignin, protein, dan bahan organik yang berasal dari batuan dan mineral.
Didalam bahan organik selalu mengalami penguraian sebagai aktifitas mikroba tanah. Proses ini
menghasilkan unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman serta senyawa lainnya yang keseluruhannya
dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Bahan organik ini biasanya berwarna cokelat dan
bersifat koloid yang dikenal dengan humus. Humus terdiri dari bahan organic halus yang berasal
dari hancuran bahan organic kasar serta senyawa-senyawa baru yang dibentuk dari hancuran
bahan organic tersebut melalui suatu kegiatan mikroorganisme di dalam tanah.
Bahan organik yang telah mengalami penguraian secara menyeluruh dan resisten terhadap
perubahan selanjutnya yaitu humus. Dimana, sisa organik yang ditambahkan kedalam tanah
tidak di uraikan secara keseluruhan, tetapi konstituen kimianya diuraikan sendiri-sendiri, tak
tergantung pada yang lain. Sifat penting yang dimiliki oleh humus adalah kapasitas pertukaran
kation yang tinggi, dimana berhubungan dengan beberapa gugus yang aktif secara kimia dalam
bahan organik. Satu diantara gugus yang penting adalah karboksil (-COOH). Tanah yang
mengandung banyak humus atau mengandung banyak bahan organik adalah tanah-tanah lapisan
atas atau tanah-tanah lapisan top soil.
Metode penerapan bahan organik tanah dikelompokkan menjadi: 1) yang berdasarkan
kehilangan bobot karena pemanasan (metode loss on ignition) 2) yang berdasarkan kadar unsur
C dan B yang berdasarkan jumlah bahan organik yang mudah teroksidasi (metode Walkey dan
Black). Penetapan bahan organic dengan metode-metode tersebut adalah penetapan bahan
organik tanah juga dapat dilakukan secara kualitatif dengan melihat perbedaan warna tanah yang
diambil di lapang.
1.2 Tujuan
menentukan kadar C dan kadar bahan organik tanah
BAB 2
METODE PRAKTIKUM
2.3 Waktu dan tempat praktikum
Praktikum dilaksanakan pada hari Senin tanggal 2 April2018 di Laboratorium
Fakultas Pertanian ruang P2.03 Universitas Tidar
2.4 Alat dan bahan
Alat yang dilakukan adalah labu takar ukuran 50 ml 2 buah, pipet 2 buah, gelas
ukur 50 ml dan 10 ml, botol pemancar air, labu erlemeyer 125 ml 6 buah , buret,
timbangan analitik, gelas arloji, gelas piala 100 cc 2 buah, dan label. Sedangkan
bahan yang dipergunakan adalah contoh tanah kering udara θ 0,5 mm; K2Cr2O7 1 N;
H2SO4 pekat; H3PO4 85%, indikator diphenylamine; FeSO4 1N; H2O.
2.5 Langkah kerja
a.Menimbang contoh tanah kering udara θ 0,5 mm ± 0,1 gram
b.Memasukkan ke dalam labu takar ukuran 50 ml, dan tambahkan 10 ml K2Cr2O7 1 N
c.Menambahkan 10 ml H2SO4 pekat dengan gelas ukur secara perlahan-lahan
d. Mengoyang-goyangkan labu takar dengan arah mendatar dan memutar
e.Warna harus tetap jingga, kalau menjadi hijau/biru, menambahkan lagi K2Cr2O7 1 N dan
H2SO4 pekat. Membiarkan 30 menit sampai dingin
e.Menambahkan 5 ml H3PO4 85%, dan 1 ml indikator diphenylamine
f.Menjadikan volume menjadi 50 ml dengan H2O dengan botol pemancar air
g.Mulut labu takar ditutup dengan ibu jari beralas plastik dan dikocok dengan arah
membalik-balik sampai homogen dan membiarkan mengendap.
h.Mengambil larutan 5 ml dengan pipet, memasukkan ke dalam labu erlemeyer ukuran 125
ml dan menambahkan 15 ml H2O
i.Mentitrasi larutan tersebut dengan FeSO4 1N, sampai warna kehijau-hijauan,
j.Langkah-langkah ini diulangi tanpa contoh tanah, untuk perlakuan blangko
Perhitungan
B –x A)
( B – (A) x N FeSO
N FeSO 4x 3
100 100
4x 3
KADAR
KADAR KARBON
KARBON (C) = (C)-------------------------------------
= -------------------------------------
x 10 xx------
10 xx------
100 x%
100 %
100 77
------------ x berat tanah (mg)
100 + KL
100
KADAR BAHAN ORGANIK = kadar karbon ( C) x -------- %
58
Kesimpulan :
1. Kadar karbon pada tanah grumosol sangat rendah
2. Kadar bahan organik pada grumosol sangat rendah
(𝐵 − 𝐴) × 𝑁 𝐹𝑒𝑆𝑂4 × 3 100
𝐾𝐴𝐷𝐴𝑅 𝐾𝐴𝑅𝐵𝑂𝑁 (𝐶) = × 10 × × 100%
100 77
100 + 𝐾𝐿 × 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ (𝑚𝑔)
(6 − 5) × 1 × 3 100
= × 10 × × 100%
100 77
× 100 𝑚𝑔
100 + 0,14
38,96
= 99,9
= 0,39 %
100
𝐾𝐴𝐷𝐴𝑅 𝐵𝐴𝐻𝐴𝑁 𝑂𝑅𝐺𝐴𝑁𝐼𝐾 = 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛 (𝑐) × %
58
100
= 0,39% × %
58
= 0,67%
3.3 Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan percobaan mengenai bahan organik tanah. Dimana, bahan
organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis, yang
bersumber dari sisa-sisa tanaman, dan atau hewan yang terdapat didalam tanah yang sedang atau
telah mengalami proses dekomposisi dan yang terus-menerus mengalami perubahan bentuk,
karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia. Dari hasil pengamatan pada tanah
grumosol didapatkan bahwa kadar karbon (C) adalah 0,39 %sedangkan kadar bahan organiknya
adalah 0,67% . Berdasarkan data yang diperoleh di atas tanah grumosol memiliki kadar karbon
dan kadar bahan organik yang termasuk kedalam harkat atau golongan sangat rendah
BAB 4
KESIMPULAN
Lampiran