Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN AKHIR

PRAKTEK PENGENALAN HUTAN


“Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan
Mata Kuliah Praktik Pengenalan Hutan”

Oleh:

MUH JABAL NUR


L13120087

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan akhir praktek pengenalan hutan

Kelompok : 8 (Delapan)

Kelas : KHT B

Jurusan : Kehutanan

Fakultas : Kehutanan

Universitas : Tadulako

Palu, 31 Oktober 2021

Mengetahui :

Pendamping Praktikum Asisten Penanggung Jawab Praktikum


Pengenalan Hutan Pengenalan hutan

Ika nuryanti Sofyan


L 131 17 113 L 131 16 438

Mengetahui :
Dosen Penanggung Jawab Praktik Pengenalan Hutan
Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako

Dr. Ir.Zulkaidah,S.P.MP
Nip. 197810142003122

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan
berkat-Nyalah sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik dikehidupan dunia dan kehidupan akhirat sehinggga harapan yang
ingin kita capai menjadi lebih mudah dan bermamfaat.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang banyak
berperan dalam membantu penyusunan laporan ini, yaitu kepada bapak dosen
pembimbing yang telah banyak memberikan masukan-masukan baik dalam teori
maupun pelaksanaan praktikum, sehingga penyusunan laporan berlangsung serta
penulis dapat menyelesaikan laporan lengakap praktikum ini yang berjudul
“Laporan Lengkap Praktik Pengenalan Hutan ” ini dapat tersusun sesuai
dengan yang kita kehendaki. Maksud dari penyusunan laporan ini adalah sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Pratik Pengenalan Hutan.
Dalam penyusunan laporan ini, saya sebagai penyusun menyadari akan
kesalahan-kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam laporan ini, oleh karena
itu saran dan kriktik yang sifatnya membangun dan dapat saya jadikan sebagai
masukan untuk perbaikan selanjutnya sangat saya harapkan.

Palu, 31oktober 2021

Penyusun

Muh jabal nur


L13120087

iii
DAFTAR ISI

SAMPUL ..................................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..........................................................................................................iv

DAFTAR TABEL................................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1

1.2 Tujuan dan Kegunaan ........................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Teknik Sampling ..............................................................................4

2.2 Pengelolaan Petak Ukur .....................................................................................4

2.3 Populai Dan Sampel ...........................................................................................5

2.4 Diameter dan Tinggi Pohon ...............................................................................6

BAB III METODE PRAKTIK

3.1 Waktu dan Tempat .............................................................................................7

3.2 Alat dan Bahan ...................................................................................................7

3.3 Langkah Kerja ...................................................................................................7

iv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil…………………………………………………………………………..9

4.2 Pembahasan…………………………………………………...…………..…14

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan……………………………………………………………….….18

5.2 Saran…………………………………………………………………………19

DAFTAR PUSTAKA
TALLY SHEET PENGUKURAN
LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

1 Gambar 1. Model Petak Ukur.....................................................................7

2 Gambar 2 Klinometer..............................................................................15

3 Gambar 3. Haga Meter / Alat Ukur Tinngi Pohon.................................. 15

4 Gambar 4. Metran Rol.............................................................................16

5 Gambar 5. Phi Band................................................................................17

6 Gambar 6. Tali rafiah..............................................................................17

7 Gambar 7. Pembuatan plot.................................................................................24

8 Gambar 8. Mengukur Tinggi Tiang...................................................................24

9 Gambar 9. Mengukur Diameter Pohon..............................................................25

10 Gambar 10 Pengamatan Semai..........................................................................25

11 Gambar 11. Pengamatan pancang.......................................................................25

12 Gambar 12. Anggota kelompok 8.......................................................................26

vi
DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1 Tabel 1. Pengukuran Pohon .....................................................................12

2 Tabel 2. Pengukuran Pancang ..................................................................12

3 Tabel 3. Pengamatan pancang ..................................................................13

4 Tabel 4. Pengamatan semai ......................................................................16

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kumpulan pohon yang membentuk suatu ekosistem yang dapat
mempengaruhi iklim mikro di sebut hutan. Jika kita berada di hutan hujan
tropis, rasanya seperti masuk kedalam ruang sauna yang hangat dan lembab,
yang berbeda daripada daerah perladangan sekitarnya. Pemandangannya
juga berlainan ini berarti segala tumbuhan lain dan hewan (hingga yang
sekecil – kecilnya) serta beraneka unsur tak hidup lainnya termasuk bagian
– bagian penyusun yang tidak terpisahkan dari hutan .hutan merupakan
suatu kesatuan ekosistem yang erat kaitannya dengan proses alam yang
saling berhubungan antar komponen penyusun ekosistem (Rusdianan dan
Lubis 2012).
Ilmu inventarisasi hutan adalah salah satu cabang ilmu kehutanan yang
membahas tentang metode penaksiran potensi hutan. Metode penaksiran
adalah cara pengukuran sebagian atau seluruh elemen dari suatu obyek yang
menjadi sasaran pengamatan untuk mengetahui sifat dari obyek yang
bersangkutan. Inventarisasi hutan dapat didefinisikan sebagai suatu cabang
ilmu kehutanan yang membahas tentang cara pengukuran sebagian atau
seluruh elemen- elemen dari suatu lahan hutan untuk mengetahui sifat-sifat
dan/atau nilai kekayaan yang ada di atas lahan hutan yang bersangkutan
(Malamassam, 2009)
Pengukuran merupakan hal yang paling penting dilakukan, karena dapat
mengetahui atau menduga potensi suatu tegakan ataupun suatu komunitas
tertentu. Dalam memperoleh data pengukuran, jenis dan cara penggunaan
alat merupakan faktor penentu utama yang mempengaruhi keotentikan data
yang diperoleh. Semakin bagus alat yang dipergunakan maka semakin baik
pula hasil pengukuran yang akan didapat (Firdaus, 2010).

1
1.2 Tujuan Dan Kegunaan

1. Adapun Tujuan dari praktikum Pengenalan Hutan adalah agar saya


dapat mengetahui sekaligus memahami bagaimana cara mengukur
atau menaksir potensi dari suatu tegakan hutan dalam hal
pengukuran parameter pohon
2. Adapun Kegunaan yang saya harapkan dari praktikum ini adalah
supaya dapat menambah wawasan sekaligus memahami tata cara
pembuatan petak ukur, penentuan arah jalur, penentuan jarak antar
jalur dan pengukuran parameter pohon dalam hal pengelolaan
sumber daya yang ada di hutan hutan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian teknik sampling


Taknik sampling adalah merupakan pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat
berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling dibagi
menjadi dua kelompok yaitu probability sampling dan non probability
sampling.Pada penelitian ini, peneliti menggunakan probability sampling
(Sugiyono 2015).
2.2. Pengelolaan Petak Ukur
Petak ukur adalah satuan sampling yang berupa bagian dari luasan
sebuah tegakan dimana akan dilakukan pengukuran dan pengamatan
karakter tegakan dan kondisi lahannya.Pencatatan dan pengolahan data
memperoleh perhatian yang cermat, khususnya selama permulaan tahap
perencanaan suatu invenntore hutan karena sarana pengolahan data
(misalnya tersedianya fasilitas dan personil untuk perhitungan) atau
biayanya akan mempunyai dampak yang berarti pada rancangan, intensitas
dan pembagian waktu seluruh inventore. Didalam kerangka informasi
yang diperlukan serta uang dan waktu yang tersedi, perlakuan terhadap
data harus dipandang sebagai faktor pembantu yang secara langsung
mempengaruhi pemilihan metode inventore. Secara umum akan
ditekankan, semakin sederhana rancangan inventorenya, semakin murah
biaya penanganan data dan semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan. Walaupun pengolahan data lebih membantu
sebagai sarana inventore hutan daripada sebagai faktor penentu, namun
pengaruhnya terhadap realisasi inventor tak dapat dianggap kecil.Secara
umum tipe petak ukur dapat dipisahkan menjadi tiga macam yaitu petak
ukur sederhana dengan berbagai bentuk, petak ukur terkombinasi, dan
petak ukur satelit (Eddy, 2001)

4
2.3 Populasi dan Sampel
Salah satu bagian dalam desain penelitian adalah menentukan
populasi dan sampel penelitian.Dewasa ini, kegiatan penelitian banyak
dilakukan dengan penarikan sampel, karena metode penarikan sampel lebih
praktis, biayanya lebih hemat, serta memerlukan waktu dan tenaga yang lebih
sedikit dibandingkan dengan metode sensus.Pengambilan sebagian dari
keseluruhan objek, dan atas hasil penelitian suatu keputusan atau kesimpulan
mengenai keseluruhan objek populasi dibuat, disebut sebagai metode
penarikan sampel (sampling). Penelitian yang memakai sampel untuk
meneliti atau menyelidiki karakteristik objek penelitian, dilakukan dengan
beberapa alasan antara lain: objek yang diteliti sifatnya mudah rusak, objek
yang diteliti bersifat homogen, tidak mungkin meneliti secara fisik seluruh
objek dalam populasi, untuk menghemat biaya, untuk menghemat waktu dan
tenaga, serta keakuratan hasil sampling (Simon H.2007)
Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang
dilakukan mengambil sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika
sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok
digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian eksperimental.
Dalam survai, sumber data lazim disebut responden dan dalam penelitian
kualitatif disebut informan atau subjek tergantung pada cara pengambilan
datanya. Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian
perlu diberikan agar besarnya sampel dan cara pengambilannya dapat
ditentukan secara tepat. Tujuannya adalah agar sampel yang dipilih benar-
benar representatif, dalam arti dapat mencerminkan keadaan populasinya
secara cermat.Kerepresentatifan sampel merupakan kriteria terpenting dalam
pemilihan sampel dalam kaitannya dengan maksud menggeneralisasikan
hasil-hasil penelitian sampel terhadap populasinya (Simon H.2007)

5
2.4 Diameter Dan Tinggi Pohon
Pendugaan suatu komunitas salah satunya dilakukan dengan melakukan
pengukuran pada tinggi pohon dari komunitas yang akan diketahui tersebut.
Tinggi pohon merupakan dimensi pohon yang sangat penting dalam pendugaan
potensi pohon dan tegakan. Data tinggi bukan hanya diperlukan untuk
menghitung nilai luas bidang dasar suatu tegakan melainkan juga dapat digunaka
nuntuk menentukan volume pohon dan tegakan, berguna dalam pengaturan
penebangan dengan batas tinggi tertentu serta dapat digunakan untuk mengetahui
struktur suatu tegakan hutan. Pengukuran tinggi pohon dengan menggunakan
beberapa alat yang berbeda akan menghasilkan data yang berbeda pula. Dengan
demikian, perbedaan relatif dari keakuratan data yang diperoleh diantara alat
yang berbeda akan terlihat. Sehingga dapat diketahui pula kelebihan dan
kelemahan suatu alat tertentu (Kurniawan, 2015).

6
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat


Adapun praktek pengenalan Hutan dilaksanakan pada hari sabtu-minggu 30-
31 Oktober 2021 pada pukul 10:00 WITA. Bertempat di Taman Wisata Alam
Wera Desa Balumpewa,Kecamatan Dolo Barat, Kabupaten Sigi.

3.2 Alat Dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktek Pengenalan Hutan yaitu


- Klinometer,
- Hagameter,
- Pita ukur,
- Phi Band,
- meteran roll,
- kompas,
- AvenzaMaps
- Parang,
- Plot ,
- papan ujian dan alat tulis.
Adapun bahan yang digunakan dalam praktek pengenalan hutan adalah
- tali raffia,
- tally sheet.

3.3 Langkah Kerja

Adapun langkah kerja praktikum sebagai berikut :


1. Buatlah plot yang berukuran 20x20m untuk pengukuran pohon, 10x10m
untuk pengukuran tiang, 5x5m untuk pengukuran pancang, dan 2x2m untuk
pengukuran semai yang berbeda kondisi alamnya,

7
2. Amati jenis-jenis pohon yang ada pada kedua tempat tersebut, catat jenis
tumbuhannya, jumlah setiap jenis dan ukuran tinggi serta diameter batangnya
(tingkat pohon dan tiang). Pada plot berukuran 2x2 m, bedakan antara
tumbuhan bawah dan semai.
3. Pada plot berukuran 10x10 m serta 20x20 m untuk pengukuran tiang dan
pohon dilakukan perhitungan diameter pada setiap tiang dan pohon dengan

rumus dan tinggi total dengan rumus

Gambar 1.model petak ukur


Keterangan :

o Plot 20 m x 20 m Pengamatan pohon (D ≥ 20 cm)


o Plot 10 m x 10 m Pengamatan tiang (D 10 s/d < 20)
o Plot 5 m x 5 m Pengamatan pancang (DBH < 10 cm tinggi ≥ 1,5 m)
o Plot 2 m x 2 m pengamatan semai dan tumbuhan bawah (tinggi < 1,5 m)

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1. Pengukuran pohon

No Nama jenis/spesies Tinggi Tinggi Diameter volume


total (m) Bebas cm
cabang
1. Pohon Mangga 20 m 9m 33 cm 1,193

2. sycamore 11 m 9,5 m 46 cm 1,28

3. Jati 9m 9m 33 cm 0,537

4. Gaharu 19 m 11 m 27 cm 1,921

Tabel 2. Pengukuran tiang

No Nama jenis/spesies Tinggi Tinggi Diameter volume


total (m) Bebas cm
cabang
1. Tiang A 5m 4m 10 cm 0,027

2. Tiang B 6m 1m 12 cm 0,045

3. Tiang C 16 m 2m 12 cm 0,12

4. Tiang D 12 m 7m 13 cm 0,106

9
Tabel 3 .pengamatan Pancang

No Nama jenis/latin Jumlah

1 Pancang A 1

2 Pancang B 1

3 Pancang C 1

4 Pancang D 1

5 Pancang E 1

Tabel 4.pengamatan Semai

No Nama jenis/latin Jumlah

1 semai A 4

2 Semai B 1

Data Pengukuran pohon

o Pohon I

Diketahui :
Diameter : 33 cm = 0,33 m
Ditanya : Volume pohon
Penyelesaian :
Vpohon = ⁄ π.d2.t.fk

= ⁄ × 3,14 × (0,33)2 × 2,0 × 0,7

= ⁄ × 4,774

=1,193 m³

10
o Pohon II

Diketahui :
Diameter : 46 cm = 0,46m
Ditanya : Volume pohon
Penyelesaian :
a. Vpohon = ⁄ π.d2.t.fk

= ⁄ x 3,14 x (0,46)2 x 11 x 0,7

= ¼ x 5,112
= 1,28 m3

o Pohon III

Diketahui :
Diameter : 33 cm = 0,33 m
Ditanya : Volume pohon
Penyelesaian :
Vpohon = ⁄ π.d2.t.fk

= ⁄ x 3,14 x (0,33)2 x 9 x 0,7

= ¼ x 2,418
= 0,537 m3
o Pohon IV
Diketahui :
Diameter : 27 cm = 0,27 m
Ditanya : Volume pohon
Penyelesaian :
Vpohon = ⁄ π.d2.t.fk

= ⁄ x 3,14 x (0,27)2 x19 x 0,7

= ¼ x 7,886

= 1,971 m3

11
Data Pengamatan Tiang

o Tiang I

Diketahui :
Diameter : 10 cm = 0,1 m
Ditanya : Volume Tiang
Penyelesaian :
Volume tiang
V tiang = ⁄ π.d2.t.fk

= ⁄ x 3,14 x (0,1)2 x 5 x 0,7

= ¼ x 0,109
= 0,027m3

o Tiang II

Diketahui :
Diameter : 12 cm = 0,12 m
Ditanya : Volume tiang
Penyelesaian :
Volume tiang
Vtiang = ⁄ π.d2.t.fk

= ⁄ x 3,14 x (0,12)2 x 6 x 0,7


= ¼ x 0,18
= 0,045 m3
o Tiang III

Diketahui :
Diameter : 12 cm = 0,12m

Ditanya : Volume tiang


Penyelesaian :
Volume tiang
Vtiang = ⁄ π.d2.t.fk

12
= ⁄ x 3,14 x (0,12)2 x 16 x 0,7
= ¼ x 0,49
= 0,12 m3

o Tiang IV

Diketahui :
Diameter : 13 cm = 0,13 m
Ditanya : Volume tiang
Penyelesaian :
Volume tiang
Vtiang = ⁄ π.d2.t.fk

= ⁄ x 3,14 x (0,13)2 x 12 x 0,7

= ¼ x 0,16916

= 0,105 m3

13
4.1 Pembahasan
Dari hasil praktikum inventarisasi hutan di proleh data hasil pada pengukuran
2x2 meter ditemukan semai sebanyak 2 jenis. Pada pengukuran 5x5m
ditemukan pancang sebanyak 5 pancang dengan tinggi lebih dari 1,5 m. Pada
pengukuran tiang 10x10 m dengan diameter 10-20 cm yaitu Tumbuhan A 10
cm dengan Tinggi Total. 5 m, Tinggi Bebas Cabang 4 dan Volumenya 0.027
m3 . Tumbuhan B dengan diameter 12 cm dengan Tinggi Total 6 m , Tinggi
Bebas Cabang 1 dan Volumenya 0,045 m3. Tumbuhan C dengan diameter
12 cm dengan Tinggi Total 16 m, Tinggi Bebas Cabang 2 dan Volumenya
0,12 m3. Tumbuhan D dengan diameter 13 m, Tinggi Total 12 m, Tinggi
Bebas Cabang 7 , dan volumenya 0,105 m3
Pada pengukuran pohon 20x20 m ditemukan 4 jenis dengan diameter lebih
dari 20 cm yaitu pada jenis A dengan diameter 33 cm dengan Tinggi Total 20
m , Tinggi Bebas Cabang 9 m dan Volume pohonnya 1,193. Jenis B dengan
diameter 46 cm dengan Tinggi Total 11 m , Tinggi Bebas Cabang 9,5 dan
Volume pohonnya 1,28 . Pada Jenis C dengan diameter 33 cm dengan Tinggi
Total 9 m , Tinggi Bebas Cabang 9 dan Volume pohonnya 0,537. Pada jenis
D dengan diameter 27 cm dengan tinggi tota 19 m Tinggi Bebas Cabang 11
dan Volume pohonnya 1,971.

4.2.1 Pengenalan Alat


Pembuatan plot praktek pengenalan hutan kita harus lebih dahulu mengenal
alat yang akan digunakan dan mengetahui fungsi-fungsinya.
1. Kompas
Kompas adalah salah satu alat bantu yang dapat dipergunakan
untuk mencari atau menentukan arah mata anginCara penggunaan kompas
yaitu selalu dalam keadaan rata-horizontal. Hal ini bertujuan agar jarum
magnet penunjuk dapat berputar secara bebas horizontal untuk mengarah
ke utara-selatan magnet bumi. Kebebasan gerak jarum magnet akan
berpengaruh dalam keakuratan penunjukan sebuah kompas.

14
2. Klinometer

Gambar 2.Klinometer
Klinometer atau Clinometer merupakan alat sederhana yang digunakan untuk
mengukur sudut elevasi yang dibentuk antara garis datar dengan sebuah garis
yangmenghubungkan sebuah titik pada garis datar tersebut dengan titik puncak
(ujung) suatu obyek. Cara Menggunakan clinometer yaitu dengan cara sebagai
berikut :
 Meletakkan ujung klinometer (titik A) tepat didepan mata
 Mengarahkan ujung lain dari klinometer ke puncak benda (titik E)
 Membaca skala derajat yang ditunjuk oleh benang (CB)
 Mengukur jarak pengamat ke benda (FG)
3. Hagameter

Gambar 3.Hagameter
Hagameter adalah alat untuk mengukur tinggi pohon. Sebenarnya alat ini
dapat pula difungsikan untuk mengukur tinggi apa saja, termasuk
kelerengan.Cara penggunaan Haga Altimeter yaitu Pilih kejauhan sesuai
dengan skala yang ada yaitu antara 15, 20, 25, atau 30 meter dari pohon, di
15
mana poin yang dibidik (misalnya ujung pohon) dapat dilihat berikutnya Pilih
skala jarak yang sesuai pada batang berputar.Lepaskan pointer dengan
menekan tombol di bagian samping instrumen.
4. Meteran Rol

Gambar 4 Meteran Rol


Meteran roll adalah alat ukur panjang yang bisa digulung, dengan panjang 25
– 50 meter. Meteran digunakan untuk mengukur lebar dan panjang plot yang
akan dibuat. Roll Meter ini pada umumnya dibuat dari bahan plastik atau plat
besi tipis. Satuan yang dipakai dalam Roll Meter yaitu mm atau cm, feet tau
inch.Pita ukur atau Roll Meter tersedia dalam ukuran panjang 10 meter, 15
meter, 30 meter sampai 50 meter.
Meteran Roll berfungsi untuk mengukur jarak atau panjang. Pada ujung pita
dilengkapi dengan pengait dan diberi magnet agar lebih mudah ketika sedang
melakukan pengukuran, dan pita tidak lepas ketika mengukur. Sedangkan
Cara pemakaian Meteran Roll yaitu pengukurannya tinggal merentangkan
meteran ini dari ujung yang satu ke ujung yang berbeda yaknik ke objek yang
akan diukur. Akan tetapi untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat alangkah
baiknya bila dilakukan oleh dua orang, orang pertama memegang ujung awal
meteran dititik yang pertama dan meletakkannya tepat di angka nol pada
meteran dan orang yang kedua memegang rol meter menuju ke titik
pengukuran lainnya, lalu tarik meteran selurus mungkin dan letakkan meteran
di titik yang di tuju dan baca angka pada meteran yang tepat dititik yang
dituju. Teknik ini memiliki keterbatasan pada pengontrolan besar sudut yang
di dapatkan dari hasil pengukuran dari kedua titik.

16
5. Phi band

Gambar 5.Phi band


Adapun cara penggunaan dari alat ini adalah pastikan alti meter sudah dalam
posisi datar, setelah itu pastikan gelembung nivo berada tepat ditengah
lingkaran, pastikan jarum indikator berada tepat ditengah-tengah atau 0
meter, setelah selesai pindahkan alat tersebut ketempat ketinggian yang akan
diukur. Dan catat skalanya. Namun pada saat kami melakukannya masi dalam
beberapa kendala, yaitu alat tersebut belum terkalibrasi, sehingganya kami
tidak mendapatkan hasil dari skala tersebut, akan tetapi kami sudah memiliki
skala tersebut yang sudah dibagikan oleh dosen pembimbing kami
sebelumnya.
6. Tali Rafiah

Gambar 6.Tali rafiah


Tali Rafia merupakan bahan yang digunakan untuk Membuat batas plot. Tali
rafia dimaksudkan untuk membatasi plot agar tidak terjadi penyimpangan
dalam pengambilan data.

17
V. PENUTUP

5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pada pengukuran 2x2 meter ditemukan semai sebanyak 2 jenis. 1 jenis
berjumlah 4, dan 1 jenisnya lagi berjumlah 1
2. Pada pengukuran 5x5m ditemukan pancang sebanyak 5 pancang dengan
tinggi lebih dari 1,5 m.
3. Pada pengukuran tiang 10x10 m dengan diameter 10-20 cm yaitu Tumbuhan
A 10 cm dengan Tinggi Total 5 m, Tinggi Bebas Cabang 4 dan Volumenya
0.027 m3 . Tumbuhan B dengan diameter 12 cm dengan Tinggi Total 6 m ,
Tinggi Bebas Cabang 1 dan Volumenya 0,045 m3. Tumbuhan C dengan
diameter 12 cm dengan Tinggi Total 16 m, Tinggi Bebas Cabang 2 dan
Volumenya 0,12 m3. Tumbuhan D dengan diameter 13 m, Tinggi Total 12
m, Tinggi Bebas Cabang 7 , dan volumenya 0,105 m3.
4. Pada pengukuran pohon 20x20 m ditemukan 4 jenis dengan diameter lebih
dari 20 cm yaitu pada jenis A dengan diameter 33 cm dengan Tinggi Total 20
m , Tinggi Bebas Cabang 9 m dan Volume pohonnya 1,193. Jenis B dengan
diameter 46 cm dengan Tinggi Total 11 m , Tinggi Bebas Cabang 9,5 dan
Volume pohonnya 1,28 . Pada Jenis C dengan diameter 33 cm dengan Tinggi
Total 9 m , Tinggi Bebas Cabang 9 dan Volume pohonnya 0,537. Pada jenis
D dengan diameter 27 cm dengan tinggi tota 19 m Tinggi Bebas Cabang 11
dan Volume pohonnya 1,971.

18
5.2 Saran

Sebaiknya untuk kelancaran praktek berikutnya sebaiknya fasilitas seperti alat


dan bahan yang digunakan dalam praktikum lebih dilengkapi agar hasil yang
diperoleh dalam pengambilan data lebih maksimal dan kesalahan dalam
pengambilan data juga dapat berkurang.

19
DAFTAR PUSTAKA

Eddy, S.W. 2001. Perbandingan efisiensi metode pohon contoh ( tree


sampling ) dan metode konvensional dalam pendugaan potensi
tegakan jati (Tectona grandisL.f.) di KPH Mantingan Perum
Perhutani unit I Jawa Tengah.(Skripsi). Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Kurniawan, R.2015. Mengenal Alat ukur Diameter dan Tinggi Pohon.

Malamassam, D. 2009. Inventarisasi Hutan. Fakultas Kehutanan.


Universitas Hasanuddin. Makassar.

Simon H. 2007. Metode Inventore Hutan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyon.2015. Metode penelitian pendidikan (Pendekatan kuantitatif, Kualitatif


dan R & D. Penerbit CV. Alfabeta : Bandung.

Pramono Dwi Susetyo, 2021. pengertian-hutan. Diakses tanggal 10 november


2021.

Puspitasari, D .2015. Angka Bentuk Dan Model Volume Kayu Afrika


(Maesopsis eminii Engl) .Di Hutan Pendidikan Gunung Walat,
Sukabumi, Jawa Barat. Departemen Manajemen Hutan Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Putranto, B. 2011. Penduga Model Hubungan Tinggi dan Diameter


Pohon Jenis Jambu- Jambu (Kjellbergiodendron sp.) pada Hutan
Alam di Kab Mamuju Sulawesi Barat. Diakses dari
https://core.ac.uk/download/files 10 november 2021.

Wirakusumah, S. 2003. Dasar-dasar Ekologi Bagi Populasi Dan


Komunitas. Jakarta : UI Press.

21
TALLY SHEET PENGUKURAN

 TALLY SHEET PANCANG

No Nama Lokal Jumlah Nama latin

1 Pancang A 1 Pancang
2. Pancang B 1 Pancang
3. Pancang C 1 Pancang
4. Pancang D 1 Pancang
5. Pancang E 1 Pancang

 TALLY SHEET SEMAI

No Nama lokal Jumlah Nama latin


1 Semai A 4 Semai
2. Semai B 1 Semai

22
 TALLY SHEET
Tinggi Bebas Cabang dan Tinggi Total Pohon

No Nama Nama Kelilin DBH Jarak Sudut TBC sudut Sudut Tingg
lokal latin g (cm) datar TBC (m) bawah atas
i total
(cm) (m) (%) (%) (%)
(m)
1. Pohon Mangifer 104 33 15 51 9 5 125 20
Mangga a indica
2 sycamor Platanus 145 46 8 35 9,5 7 120 11
e occident
alis
3. Jati Tectona 105 33 8 21 9 11 125 9
grandis
4. Gaharu Aquilaria 86 27 15 51 11 11 143 19
malaccen
esis

 TALLY SHEET
Tinggi Bebas Cabang dan Tinggi Total Tiang

no Nama Nama Kelilin DBH Jarak Sudut TBC Sudut Sudut Tingg
lokal latin g (cm) (cm) datar TBC (m) bawah atas i total
(%) (%) (%) (m)
1. Tumbuha - 12 10 3,80 14 4 2 70 5
nA
2. Tumbuha - 14 12 4 25 1 3 80 6
nB
3. Tumbuha - 15 12 2,80 16 2 10 150 16
nC
4. Tumbuha - 18 13 3,20 30 7 8 100 12
nD

23
LAMPIRAN

 Dokumentasi di lapangan

Gambar 7.pembuatan plot

Gambar 8.mengukur tinggi tiang

24
Gambar 9.mengukur diameter pohon Gambar 10.pengamatan semai

Gambar 11 .pengamatan panacang

25
Gambar 12 . Anggota kelompok 8

LINK VIDIO PRAKTEK KELOMPOK 8

https://youtu.be/-RpL5JPTRDw

Anda mungkin juga menyukai