NIM
1. Fajar ramadhan
201410320311009
201410320311010
201410320311011
201410320311012
5. Ridho arsandi
201410320311013
201410320311015
LABORATORIUM AGRONOMI
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN - PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR
NIM
1. Fajar ramadhan
201410320311009
201410320311010
201410320311011
201410320311012
5. Ridho arsandi
201410320311013
201410320311015
LABORATORIUM AGRONOMI
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN - PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan akhir praktikum klimatologi dasar disusun berdasarkan praktikum
praktikum yang telah dilakukan sebelumnya oleh mahasiswa :
Nama / NIM
1. Fajar ramadhan
6. Ridho arsandi
Jurusan kehutanan
Fakultas Pertanian - Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang
Disetujui tanggal : 5 Juni 2015
Mengetahui,
Assisten I
Assisten II
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdullilahirobbilalamin kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
berkat dan rahmat-Nyalah, Laporan Akhir Praktikum Klimatologi Dasar ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Laporan Akhir Praktikum Klimatologi Dasar kami
susun sebagai prasyarat dalam menyelesaikan praktikum klimatologi dasar pada
semester ganjil ini.
Tentunya dalam penyusunan laporan akhir praktikum ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Ir.Dr. Erny Ishartati, MP selaku Instruktur praktikum klimatologi dasar.
2. Rovis salsabyla Saladin dan Riska mita ayuningtyas selaku Assisten praktikum
klimatologi dasar.
3. Dan pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan laporan akhir praktikum klimatologi
dasar.
Kami mengharapkan semoga laporan yang kami susun dapat bermanfaat bagi
pihak yang mau memanfaatkannya. Dan kami menyadari dalam penyusunan laporan
akhir praktikum klimatologi dasar ini, kami banyak melakukan kesalahan. Untuik itu
kami penyusun mengharap kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Malang, 10 Mei 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
Hal 10
Hal 29
Hal 29
Tabel 4 Hasil Pengmatan Suhu Bola Basah Dan Suhu Bola Kering
Hal 44
Hal 45
Hal 62
Hal 92
iv
DAFTAR GAMBAR
Hal 6
Hal 24
Gambar 14 Hygrograf
Hal 46
Gambar 16 Anemometer
Hal 60
Gambar 20 Ombrometer
Hal 75
Hal 86
Hal 115
Gambar 27 Actinograf
Hal 115
DAFTAR LAMPIRAN
Perhitungan evaporasi
Hal 15
Hal 18
Hal 33
Hal 36
Hal 50
Hal 54
Hal 67
Hal 69
Hal 86
vi
MATERI I
EVAPORASI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penguapan atau Evaporasi merupakan proses penguapan air dari suatu
permukaan penguapan ke udara. Evaporasi terjadi setelah adanya proses
penyerapan energi yang diterima oleh permukaan. Evaporasi terjadi dari
permukaan air seperti laut, permukaan tanah, dan permukaan tanaman . Apabila
permukaan air tanah cukup dalam, evaporasi dari air tanah adalah kecil dan dapat
diabaikan.
Evaporasi terjadi ketika air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan
molekul-molekul air memiliki cukup energy melepaskan ikatan molekul air
tersebut kemudian terlepas dan mengambang sebagai uap air yang tidak terlihat
dalam atmosfer.Sebagian air hujan yang jatuh akan tertahan oleh tanaman dan
menempel pada daun dan cabang, yang kemudian akan menguap. Sedangkan
Transpirasi adalah penguapan melalui tanaman, dimana air tanah diserap oleh akar
tanaman yang kemudian dialirkan melalui batang sampai ke permukaan daun dan
menguap menuju atmosfer.
Dalam budidaya tanaman di lapangan, kehilangan air dari tanah disamping
terjadi lewat proses transpirasi, juga lewat permukaan tanah yang disebut sebagai
evaporasi. Evaporasi diartikan sebagai kehilangan air dalam bentuk uap air.
Hubungan dengan hubungan pertanian yaitu kehilangan air dari permukaan tanah
mengingat tumbuhan membutuhkan air untuk hidup. Evaporasi dipengaruhi oleh
kondisi iklim, terutama temperatur, kelembaban, radiasi dan kecepatan angina
serta kandungan air. Untuk mengetahui seberaba besar terjadinya evaporasi, maka
dilakukanlah praktikum pengamatan tentang evaporasi.
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang mengenai evaporasi maka dapat diambil
tujuan sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian evaporasi
2. Mempelajari tentang terjadinya proses evaporasi
3. Mengetahui alat-alat evaporasi
4. Mengetahui cara untuk menghitung rata-rata harian evaporasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Evaporasi adalah proses perubahan molekul dari keadaan cair menjadi gas.
Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Laju evaporasi adalah laju neto antara
evaporasi dan kondensasi yang sebanding dengan perbedaan tekanan uap air
dipermukaan air dan tekanan uap air di udara di atasnya. Laju evaporasi pada suatu
wilayah berkaitan erat dengan intensitas radiasi matahari yang diterima akan semakin
tinggi pula laju evaporasi yang berlangsung dengan asumsi bahwa tersedia cukup air
untuk diuapkan. Radiasi matahari aktual yang diterima permukaan bumi dipengaruhi
oleh keadaan sebarandan ketabalan awan (Seyhan,1977).
Selain pengaruh musim, laju evaporasi juga berbeda antara dataran tinggi
dengan dataran rendah. Laju evaporasi di dataran rendah umumnya lebih tinggi
dibandingkan dengan laju evaporasi didtaran tinggi atau pegunungan. Rendahnya laju
evaporasi didaerah pegunungan juga disebabkan karena penutupan awan yang lebih
intensif (Wahyuningsih,2004).
Evaporasi merupakan faktor penting dalam studi tentang pengembangan
sumber sumber daya air laju evaporasi atau penguapan akan berubah ubah menurut
warna dan sifat pemantulan permukaan (albedo) dan berbeda pada permukaan yang
langsung tersinar matahari (air bebas) dan yang terlindung. Penguapan hanya terjadi
apabila terdapat perbedaan tekanan uap air antar permukaan dan udara di atasnya.
Evaporasi terus menurus memerlukan pemindahan uap air dari permukaan
sedikit ke atas, tanpa memindahkan udara dekat bumi. Udara itu akan jenuh dengan
uap air dan evaporasi akan berhenti. Keperluan kedua untuk evaporasi adalah suatu
sumber panas. Permukaan manjadi dingin karena evaporasi. Penguapan air akan
menurunkan tekanan uap air jenuh. Bila tidak ada sumber panas, kesetimbangan tidak
lama dicapai dan evaporasi berhenti. Evaporasi juga dipengaruhi oleh sifat fisika atau
kimia cairan. (Harto,Sri.1998).
Besarnya faktor meteorologi yang mempengaruhi besarnya evaporasi adalah
radiasi matahari, angin, kelembaban relatif, dan suhu. Evaporasi merupakan konversi
air kedalam uap air, proses ini berjalan terus hampirtanpa henti disiang hari dan kerap
kali juga dimalam hari. Perubahan dari keadaan cair menjadi gas ini memerlukan energi
berupa panas laten untuk evaporasi. Proses ini akan sangat aktif jika ada penyinaran
matahari langsung. Awan merupakan penghalang radiasi matahari dan menghambat
proses evaporasi. Jika air menguap ke atmosfer maka lapisan batas antar permukaan
tanah dan udara menjadi jenuh oleh uap air sehinggaproses penguapan berhenti. Agar
proses tersebut dapat berjalan terus lapisan harus diganti dengan udara kering.
Pergantian itu hanya mungkin kalau ada angin memegang peranan terpenting dalam
proses evaporasi. (Soemarto.1995)
Jika kelembaban relatif naik, maka kemampuan udara untuk menyerap air akan
berkurang sehingga laju evaporasinya menurun. Penggantian lapisan udara pada batas
tanah dan udara yang sama kelembaban relatifnya tidak menolong dalam memperbesar
laju evaporasinya. Jika suhu udara dan tanah cukup tinggi, proses evaporasinya
berjalan lebih cepat dibandingkan dengan jika susu udara dan tanah rendah dengan
adanya energi panas yang tersedia, kemampuan udara untuk menyerap uap air naik.
Jika suhunya naik, maka suhu udara mempunyai efek ganda terhadap besarnya
evaporasi denagn mempengaruhi kemampuan udara menyerap air dan mempengaruhi
suhu tanah yang akan mempercepat penguapan. Sedangkan suhu tanah dan air hanya
mempunyai efek tunggal.
BAB III
HASIL FIELDTRIP
3.1 Alat dan fungsinya
Praktikum lapang yang dilaksanakan di stasiun klimatologi Karangploso
bertujuan untuk memperkenalkan alat-alat klimatologi yang digunakan untuk
pengamatan. Alat-alat klimatologi yang digunakan di Stasiun Karangploso antara
lain :
1. Pan Evaporasi (Oven Pan)
Fungsi : Pan Evaporasi (Oven Pan) adalah sebuah alat klimatologi yang
digunakan sebagai alat pengukur penguapan air (evaporasi).
Cara Kerja : Air yang ditampung pada pan evaporasi akan menguap karena
terkena sinar matahari, pencatatannya pada pengurangan air. Jika terjadi
hujan, maka pencatatannya pada penambahan air. Pengukuran terhadap selisih
air dapat di ketahui dengan menggunakan hook gauge yang terletak di still
well. Pemasangan anemoneter didekat pan evaporasi untuk mengetahui
untuk
Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur / suhu air pada pan
evaporasi.
Gambar 6 Anemometer.
-
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Curah
Rata-
Hujan
rata
98,94 mm
28
94,77
78,87mm
98,93 mm
35
85,65
74,15 mm
73,30 mm
72,25 mm
30
73,33
99,86 mm
98,54 mm
101,38 mm
40
99,92
93,2 mm
101,1 mm
99,4 mm
80
98
96,5 mm
95,1 mm
93,1 mm
94
06.30
12.30
17.30
93,69 mm
91,7 mm
79,15 mm
April 2015
Minggu, 19
April 2015
Senin, 20
April 2015
Selasa,21
April 2015
Rabu, 22
April 2015
Kamis, 23
april 2015
10
4.2 Pembahasan
Evaporasi secara umum dapat diartikan dalam dua kondisi, yaitu : (1)
evaporasi yang berarti proses penguapan yang terjadi secara alami, dan (2)
evaporasi yang terjadi dengan proses penguapan yang timbul akibat diberikan uap
panas dalam suatu peralatan. Evaporasi dapat juga diartikan sebagai proses
penguapan air dari suatu permukaan penguapan ke udara. Proses evaporasi terjadi
etelah adanya proses penyerapan energi yang diterima oleh permukaan. Evaporasi
atau penguapan adalah kebalikan dari proses kondensasi.
Dalam proses evaporasi di pengaruhi oleh beberapa faktor yang
memperngaruhi cepat atau lambatnya air hilang dari tanah ke udara/ atmosfer,
yaitu :
1. Radiasi matahari
Radiasi matahari merupakan sumber utama panas yang mempengaruhi jumlah
evaporasi.
2. Suhu
Suhu sangat berpengaruh terhadap proses evaporasi. Karena jika suhu semakin
tinggi maka evaporasi terjadi semakin besar. Pada musim kemarau dimana
peningkatan suhu sangat tinggi, maka akan mempengaruhi evaporasi.
3. Kelembaban udara
K elembaban adalah banyaknya kadar uap air di udara. Jika di suatu tempat itu
kelembabannya tinggi maka akan mempengaruhi laju evaporasi, dikarenakan
kelembaban yang mengandung uap air ini akan menekan uap air yang ada dan
menguap ke udara. Dan
evaporasi akan semain cepat. Kelembaban tergantung pada musim, jika musim
penghujan kelembaban tinggi sedangkan musim kemarau kelembaban rendah.
11
4. Kecepatan angin
Kecepatan angin merupakan faktor penting terhadap evaporasi. Di daerah
terbuka dan banyak angin, penguapan akan lebih besar daripada di daerah yang
tertutup.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama satu minggu dimulai
tanggal 19 April 2015 23 April 2015 didapatkan hasil rata-rata evaporasi sebesar
91, 11 mm. Dalam pengamatan yang dilakukan selama satu minggu terjadi hujan
yang cukup lebat dimana hujan berlangsung pada hari sabtu sampai rabu,
sedangkan pada hari kamis tidak terjadi hujan. Curah hujan mengakibatkan
evaporasi tidak terjadi secara optimal, karena air pada panci evaporasi mengalami
penambahan oleh air hujan yang mengakibatkan volume air bertambah pada panci
evaporimeter sehingga dalam perhitungan data sebelum hujan turun harus
dikurangi dengan jumlah curah hujan pada ombrometer. Pengaruh evaporasi
sendiri bagi pertumbuhan tanaman atau pohon ialah bila laju evaporasi terlalu
tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkut ke lapisan atas tanah dan kadangkadang tertimbun dalam jumlah yang banyak sehingga dapat langsung merusak
tanaman dan pemasukan air pada tumbuhan haruslah seimbang dengan
pengeluaran air, agar tercapai keseimbangan air pada tumbuhan tersebut.
Alat alat yang digunakan untuk pengukuran evaporasi adalah panci
evaporasi yang didalamnya berisi air, hook guage gunanya untuk mengukur
ketinggian air.
12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai evaporasi maka dapat diambil
kesimpulan sebegai berikut.
1. Evaporasi adalah proses penguapan air dari suatu permukaan oleh sinar
matahari sehingga berubah dalam bentuk uap air.
2. Cepat lambatnya evaporasi dipengaruhi oleh radiasi matahari, suhu,
kelembaban udara, kecepatan angin dan curah hujan
3. Pengaruh evaporasi sendiri bagi pertumbuhan tanaman atau pohon ialah bila
laju evaporasi terlalu tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkut ke
lapisan atas tanah dan kadang-kadang tertimbun dalam jumlah yang banyak
sehingga dapat langsung merusak tanaman dan pemasukan air pada tumbuhan
haruslah seimbang dengan pengeluaran air, agar tercapai keseimbangan air
pada tumbuhan tersebut
5.2 Saran
Setelah melakukan praktikum-praktikum mengharapkan agar praktikum
selanjutnya tidak semata-mata hanya bertujuan untuk pengenalan alat, tetapi
penggunaan alat secara langsung dan dapat diaktulaisasikan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Harto, Sri 1998. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Program studi Agronomi,
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Seyha, ersin. 1997. Dasar dasar Hidrologi. Editor Soenardi Prawirohatmojo.UGM
press. Yogyakarta
Soemarto, 1995. Agroklimatologi. PT. Karya Grafika. Jakarta
Wahyuningsih, Utami. 2004. Geografi. Pabelan. Jakarta
14
LAMPIRAN
1. Perhitungan evaporasi
18 april 2015
21 April 2015
19 april 2015
22 April 2015
20 April 2015
22 April 2015
15
= 94,77 mm
= 85,65 mm
= 73,33 mm
16
3
299,78
= 99,92 mm
294
3
= 98 mm
=
=
3
96,5+95,1+93,1
3
284,7
3
= 95 mm
17
18
MATERI II
SUHU UDARA
19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara, atau ukuran energy
kinetik rata-rata dari pergerakan molekul-molekul. Suhu suatu benda ialah
keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut, untuk memindahkan panas
ke benda-benda lain atau menerima panas dari benda-benda lain tersebut.
Suhu udara permukaan bumi adalah relative, tergantung pada faktor yang
mempengaruhinya seperti lamanya sinar matahari, penutupan sinar matahari oleh
awan, cuaca. Hal itu berdampak langsung akan adanya perubahan suhu udara. Alat
yang digunakan untuk mengukur suhu udara yaitu thermometer. Pengukuran
biasanya dinyatakan dalam satuan skala Celcius ( C ), Reamur ( R ) dan fahrenheit
( F ). Suhu udara tertinggi di pemukaan bumi adalah di daerah tropis atau sekitar
ekuator bumi dan semakin menuju kutub bumi suhu akan semakin dingin. Dalam
bidang pertanian suhu memiliki pengaruh dalam pertumbuhan tanaman atau
pohon, suhu berpengaruh dalam terhadap penyerapan air oleh akar tanaman.
Semakin rendah suhu, semakin sedikit air yang diserap oleh akar, karena itulah
penurunan suhu mendadak dapat menyebabkan kelayuan pada tanaman. Terdapat
salah satu faktor yang mempengaruhi Suhu suatu tempat yaitu sudut datangnya
sinar matahari, sudut datang sinar matahari terkecil pada pagi hari dan sore hari,
sedangkan sudut terbesar terjadi pada siang hari karena disiang hari matahari
berada pada titik tegak atas permukaan bumi. Semakin besar sudut penyinaran,
semakin tinggi suhu permukaan bumi. Untuk mengetahui suhu suatu tepat dalam
satu hari maka dilakukanlah praktikum pengamatan mengenai suhu udara.
20
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas mengenai suhu udara maka dapat diambil
tujuan sebagai berikut
1. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai suhu
2. Mengetahui alat-alat yang digunakan untuk mengamati suhu udara
3. Mengetahui bagaimana cara menghitung suhu udara
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari pergerakan molekul suatu benda.
Panas adalah energi total dari pergerakan molekul suatu benda. Jadi panas adalah
ukuran energi total, sedangkan suhu adalah energi rata-rata dari setiap gerakan
molekul. Lebih besar pergerakan, maka lebih benda tersebut (Zailani Kadir, 1986).
Fungsi tanaman yang normal tergantung dari pengendali reaksi-reaksi biokimia
yang baik, dan salah satu pengendali penting ialah suhu. Tiap jenis tanaman maupun
populasinya harus menyesuaikan diri dengan suhu lingkungannya. Dalam suatu luasan
geografis akan terdapat tahun-tahun yang mempunyai kenaikan atau penurunan suhu
diluar batas normal yang menghambat pertumbuhan dan mengakibatkan rusaknya
fungsi organ pada tanaman (Hassan, U.M, 1970).
Suhu didaerah equator lembab, tidak bervariasi dari pada suhu didaerah kering
atau berlintang tinggi. Didaerah tropis yang berhujan cukup, suhu bukanlah merupakn
suatu faktor pembatas pertumbuhan tanaman dan produksi dalam arti yang luas.
Walaupun demikian masih terdapat 2 pengaruh yang dapat dicatat:
- Bila tanaman tropis disebar kedaerah subtropis, misalnya industri pisang di
usahakan di subtropis walaupun keadaan itu dibawah optimum, karena
pemasarannya mudah.
- Dengan bertambahnya penggunaan tanah, ekstensifikasi harus dilakukan ditempattempat yang tinggi (Dengel, G.O.F, 1956).
Beberapa faktor penyebaran yang mempengaruhi suhu antara lain:
- Jumlah radiasi yang diterima perhari, permusim, dan pertahun.
- Pengaruh daratan dan lautan.
- Pengaruh altitude.
- Pengaruh angin.
- Pengaruh panas laten (Karim Kormalis, Zailani Kadir, 1986).
22
BAB III
HASIL FIELDTRIP
3.1 Alat dan fungsi
Alat berserta fungsinya yang digunakan stasiun klimatologi karangploso
dalam mengamati suhu udara yaitu sebagai berikut
1. Sangkar meteorologi
23
maksimum
dan
minimum
digunakan
untuk
24
b. Celah sempit
-
air raksa
3. Piche
Gambar 10 (Piche)
untuk penguapan.
26
4. Termohigrograf
Gambar 11 (Thermohigrograf)
- Komponen-komponen termohigrograf:
a. Lembeng dwi logam/ bimetal
b. Rambut
c. Sistem tuas higrograf
d. Sistem tuas termograf
e. Pena
f. Silinder kertas grafil
27
28
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Suhu minimum
06.30
12.30
17.30
18 April 2015
24
27
25
19 April 2015
23
27
25
20 April 2015
25
28
30
21 April 2015
24
27
26
22 April 2015
20
26
23
23 April 2015
25
31
27
Tanggal
Suhu maksimum
06.30
12.30
17.30
18 April 2015
25
29
27
19 April 2015
26
29
25
20 April 2015
25
25
29
21 April 2015
25
29
35
22 April 2015
21
27
24
23 April 2015
26
30
27
29
4.2 Pembahasan
Suhu udara adalah ukuran energi rata-rata dari pergerakan molekulmolekul. Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda
tersebut. Suhu udara juga merupakan keadaan panas atau dinginnya udara. Alat
untuk mengukur suhu udara atau derajad panas disebut thermometer. Pengukuran
biasa dinyatakan dalam skala Celcius, Reamur, dan Fahrenheit. Suhu sangat
berperan bagi kelangsungan mahluk hidup dibumi ini, suhu pada setiap wilayah
berbeda dimana suhu itu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya
yaitu letak geografis wilayah, suhu wilayah di daerah sekitar equator bumi
cenderung panas dan memiliki iklim tropis, semakin mendekati kutub bumi suhu
akan mengalami penuruan dan memiliki iklim dingin, intensitas radiasi cahaya
matahari yang diterima permukaan bumi, semakin tinggi suatu wilayah suhu akan
mengalami penurunan.
Hasil dari pengamatan yang dilakukan mulai tanggal 18 april 23 april
2014 Didapatkan hasil bahwa suhu rata-rata selama 1 minggu yaitu berkisar antara
22 - 29 dapat diartikan bahwa suhu wilayah terbilang normal mengingat suhu
ideal/ optimum mahluk hidup seperti manusia yaitu antara 36,5 37,5. Hasil
rata rata suhu selama seminggu memungkinkan tanaman untuk tumbuh optimal
karena suhu optimal tanaman berkisar antara 15 30 , pada suhu tersebut
enzim pertumbuhan pada tanaman akan bekerja lebih optimal .
30
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas mengenai suhu udara maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
- Suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari pergerakan molekul suatu
benda.
- Alat pengukur suhu dinamakan Thermomer yang memiliki berbagai jenis
diantaranya yaitu termometer maksimum dan minimum untuk mengukur suhu
udara.
- Satuan dari pada suhu yaitu Celcius ( C ), Fahrenheit ( F ), Kelvin ( R ), Reamur
- Suhu dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu radiasi matahari, curah hujan,
kecepatan angin, vegetasi tanaman, dan awan.
- Hasil pengamatan suhu udara selama 1 minggu dimulai dari tanggal 18 april
23 April 2015 berkisar antara 22 29 yang menandakan suhu wilayah
normal mengingat suhu yang normal untuk ditoleransi oleh tubuh mahluk hidup
berkisar antara 15 40 . Suhu 22 29 merupakan suhu optimal bagi
tumbuhan untuk tumbuh berkembang karena enzim pertumbuhan pada tanaman
akan lebih optimal jika berada pada suhu 15 30 .
5.2 Saran
Kepada praktikan dan instruktur maupun assiten agar lebih teliti dalam
melakukan pengamatan suhu. Dan kepada assisten lebih membimbing
mahasiswanya agar memahami cara penghitungan.
31
DAFTAR PUSTAKA
Hassan, U.M, 1970. Klimatologi umum. ITB Press. Bandung
Dengel, G.O.F, 1956. Climate of Indonesia. Asian pacific weed. Jakarta
Zailani Kadir, 1986. Dasar dasar klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
32
LAMPIRAN
1. Perhitungan thermometer maksimum dan thermometer minimum
Perhitungan untuk tanggal 18 April 2015
Suhu rata rata thermometer minimum
++
++
= 29,33C
++
++
=30C
+,
= 29,67C
++
++
= 25C
++
++
=27C
Suhu rata-rata thermometer min max
=
=
= 26C
33
++
++
= 26C
++
++
=26C
= 26C
++
++
= 26C
++
++
=29C
= 28C
34
++
++
= 23C
++
++
=24C
Suhu rata-rata thermometer min max =
=
= 24C
++
++
= 28C
++
++
=28C
,+
= 29C
35
36
MATERI III
37
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam budidaya pertanian, iklim merupakan sumber daya alam yang perlu
dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam usaha meningkatkan produksi tanaman.
Iklim sangat berpengaruh dalam tumbuh dan berkembangnya suatu tanaman
sehingga dibutuhkan data-data yang lengkap dan akurat tentang iklim dan cuaca
dari suatu wilayah. Salah satu unsur iklim yang penting untuk diketahui dalam
dunia pertanian yaitu kelembaba udara.
Kelembaban udara memaikan peranan penting dalam pengaruhnya
terhadap pertumbuhan tanaman sejak dari fase perkecambahan/pertumbuhan tunas
hingga fase produksi. Ketika udara dalam keadaan lembab, maka kelembaban
udara dan tanah yang dominan dalam menentukan laju pertumbuhan
perkecambahan, pertumbuhan bibit, dan perkembangan akar. Kelembaban udara
merupakan banyaknya kandungan air dalam bentuk uap yang terkandung di udara
dimana uap air terjadi karena adanya penguapan air oleh sinar matahari. Untuk
tanaman kelembaban harus seimbang dengan suhu, karena apabila kelembaban
tinggi maka proses-proses yang terjadi didalam tubuh tanaman akan terganggu.
Untuk mengetahui kadar kelembaban udara yang merupakan informasi berguna
bagi laju pertumbuhan tanaman maka dilakukan pengamatan mengenai
kelembaban nisbi dengan menggunakan alat pengukur kelemababan udara yaitu
hygrograf.
38
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil tujuan sebagai berikut
1. Mengetahui peran penting kelembaban bagi budidaya tanaman
2. Mengetahui cara menggunakan atau mengukur kelembaban udara
3. Mengetahui cara menghitung kelembaban rata-rata udara
39
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelembaban nisbi atau kelembaban relatif, yaitu bilangan yang menunjukkan
berapa persen perbandingan antara jumlah uap air yang terkandung dalam udara dan
jumlah uap air maksimum yang dapat ditampung oleh udara tersebut. Menurut,
kelembaban nisbi merupakan perbandingan jumlah uap air yang ada diudara dengan
nilai jenuh udara pada suhu dan tekanan tertentu. Satuan dari kelembaban nisbi adalah
persentase. Kelembaban nisbi suatu lapisan udara pada suatu daerah tertentu dapat
diukur menggunakan suatu alat yang disebut psikhrometer atau dengan higrograf
Waryono,(1987)
Kelembaban nisbi berhubungan erat dengan suhu udara, karena suhu udara
menentukan kemampuan udara memegang uap air. Kelembaban nisbi sangat
dipengaruhi oleh kepadatan fluks radiasi matahari yang sampai dipermukaan bumi.
Apabila fluks radiasi matahari sampai dipermikaan bumi tinggi, maka suhu udara
tinggi dan kelembaban udara cenderung rendah (udara kering). Sebaliknya apabila
kerapatan fluks radiasi matahari rendah, maka suhu udara nisbi rendah dan kelembaban
nisbi udara cenderung tinggi (udara lembab).
Kelembaban nisbi pada suatu tempat dipengaruhi oleh kerapatan vegetasi atau
penggunaan lahan. Pada waktu curah hujan tinggi di wilayah yang vegetasinya lebat
menyebabkan suhu udara rendah dan kelembaban nisbi udara tinggi. Sebaliknya pada
keadaan yang sama tetapi vegetasinya renggang menyebabkan suhu udara lebih tinggi
(hangat), dan kelembaban nisbi udara lebih rendah. Pengaruh keberadaan tumbuhan
terhadap suhu dan kelembaban nisbi udara telah diteliti oleh (Sudrajat, 1996) dibawah
tegakan (hutan ) jati, RPH Kali Pucang, BKPH Pengandaran, KPH Ciamis, bahwa
pembersihan tumbuhan bawahan menyababkan suhu minimum Meningkat dari 25,30
C menjadi 26,2 0 C. suhu udara maksimum naik dari 28,1 menjadi 300 C, kelembaban
40
41
BAB III
HASIL FIELDTRIP
3.1 Alat dan fungsinya
Alat berserta fungsinya yang digunakan dalam pengamatan kelembaban di
stasiun BMKG karangploso yaitu
1. Psikrometer
42
Komponen psikrometer :
a. thermometer bola basah
b. thermometer bola kering
c. kain basah yang di basahi
d. bejana tempat air
gambar 14 (psikometer)
43
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan Thermometer bola basah dan kering
Tabel 4. Hasil pengamatan Suhu bola basah dan kering
4.1.1
4.2.2
Pagi
Siang
Sore
25
28
26
21
24
24
4.3.3
Pagi
Siang
Sore
22C
25C
24C
25C
26C
30C
4.4.4
Pagi
Siang
Sore
25C
26C
27C
22C
25C
24C
4.5.5
Pagi
Siang
Sore
22C
25C
24C
22C
28C
26C
Pagi
Siang
Sore
22 C
24 C
23 C
25 C
27 C
24 C
44
4.6.6
Pagi
Siang
Sore
22 C
25C
24 C
25 C
29 C
27 C
69%
Siang
61%
Sore
82%
70%
Siang
69%
Sore
75%
75%
Siang
64%
Sore
69%
68%
Siang
71%
Sore
58%
76%
Siang
82%
Sore
72%
45
80%
Siang
71%
Sore
75%
Gambar 14 Higrometer
46
4.2 Pembahasan
Kelembaban nisbi merupakan perbandingan jumlah uap air yang ada di
udara dengan nilai jenuh udara pada suhu dan tekanan tertentu,Satuanya adalah
presentase. Kelembaban nisbi suatu lapisan udara dapat diukur dengan
menggunakan suatu alat yang disebut psikhometer atau higrometer. Kelembaban
nisbi sangat erat kaitanya dengan suhu udara, karena suhu udara menentukan
kemampuan udara memegang uap air. Kelembaban nisbi sangat dipengaruhi oleh
kepadatan fluks radiasi matahari yang sampai dipermukaan bumi. Apabila fluks
radiasi matahari sampai ke permukaan bumi, maka suhu udara tinggi dan
kelembaban udara cenderung rendah (udara kering). Sebaliknya apabila kerapatan
fluks radiasi matahari rendah, maka suhu nisbi rendah dan kelembaban nisbi
cenderung tinggi ( udara lembab ). Kelembaban nisbi pada suatu tempat juga
dipengaruhi oleh kerepatan vegetasi atau pengunaan lahan. Pada curah hujan tinggi
di wilayah yang vegetasinya lebat menyebabkan suhu udara rendah dan
kelembaban nisbi udara tinggi. Sebaliknya pada keadaan yang sama tetapi
vegetasinya renggang menyebabkan suhu udara lebih hangat , dan kelembaban
nisbi udara lebih rendah. Berdasarkan pengamatan mengenai kelembaban nisbi
selama satu minggu dimulai hari sabtu tanggal 19 april 23 april 2015 didapatkan
hasil dari suhu rata rata 24,43 C dengan kelembaban rata-rata dalam satu minggu
70,6 % yang memiliki arti bahwa kelembaban nisbi dalam satu minggu terbilang
cukup tinggi dalam satu minggu mengingat suhu udara berada pada level sejuk
ditambah lagi dengan ketinggian tempat yang berada pada dataran tinggi dan
lumayan banyaknya vegetasi disekitar wilayah pengamatan ditambah lagi
terkadang turun curah hujan yang cukup lebat menjadikan kelembaban udara
menjadi tinggi. Semakin rendah suhu udara semakin tinggi kelembaban nisbi udara
.
47
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai kelembaban nisbi udara, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Kelembaban nisbi merupakan perbandingan jumlah uap air yang ada di udara
dengan nilai jenuh udara pada suhu dan tekanan tertentu,Satuanya adalah
presentase.
2. Kelembaban nisbi suatu lapisan udara dapat diukur dengan menggunakan
suatu alat yang disebut psikhometer atau hygrometer.
3. Kelembaban nisbi suatu wilayah dipengaruhi oleh dengan suhu udara,
ketinggian tempat, banyak tidaknya vegetasi
4. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan didapatkan suhu harian ratarata dalam satu minggu yaitu 24,43C dengan kelembaban rata-rata 70,6%
yang menandakan kelembaban pada laboratorium cukup tinggi dimana
tingginya kelembaban tersebut juga dipengaruhi oleh ketinggian tempat,
banyaknya vegetasi di sekitar wilayah dan turunnya curah hujan yang cukup
tinggi.
5.2 Saran
Pada saat pengamatan harus tepat waktu karena jika tidak maka hasil nya
tidak akan valid. Untuk assiten agar lebih teliti dalam mengevaluasi praktikannya.
48
DAFTAR PUSTAKA
49
LAMPIRAN
1.
+++
+++5
24 C
Suhu rata-rata thermometer bola basah =
=
+++
+++2
= 25,25 C
Suhu rata-rata harian bola kering-basah
+
+,
= 24,62 C
Kelembapan rata-rata =
++
%+%+%
= 70,6 %
+++
+++22
= 25,75 C
50
+++
+++
= 24 C
Suhu rata-rata harian bola kering-basah
=
=
.+
= 24,87 C
Kelembapan rata-rata =
++
%+%+%
= 66%
+++
+++22
= 22,75 C
Suhu rata-rata thermometer bola basah =
=
+++
+++2
= 25 C
Suhu rata-rata harian bola kering-basah=
=
Kelembapan rata-rata =
++
.+
= 23,87 C
%+%+%
= 69%
51
+++
+++25
= 25,25 C
+++
+++23
= 23,25C
Suhu rata-rata harian bola kering-basah
=
=
,+,
= 24,25 C
Kelembapan rata-rata =
++
%+%+
= 66%
+++
+++25
= 25,25 C
52
+++
+++22
= 22,75C
Suhu rata-rata harian bola kering-basah
+
,+,
= 24 C
Kelembapan rata-rata =
++
%+%+%
= 77%
+++
+++22
= 23,25C
Suhu rata-rata thermometer bola kering =
=
+++
+++25
= 27 C
Suhu rata-rata harian bola kering-basah
=
=
+,
= 25 C
Kelembapan rata-rata =
++
%+%+%
= 75%
53
54
MATERI IV
ANGIN
55
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angin merupakan salah satu unsur cuaca yang dapat berpengaruh terhadap
lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara luas angin akan
mempengaruhi unsur cuaca yang lain seperti suhu, kelembaban udara maupun
pergerakan awan. Arah datangnya angin akan berpengaruh terhadap kandungan
uap air yang dibawanya. Ketika angin banyak mengandung air maka akan
terbentuk awan. Hal ini terjadi pada saat awal musim hujan. Selain itu, angin yang
banyak mengandung uap air akan meningkatkan kelembaban udara dan dapat pula
menurunkan suhu udara.
Angin dalam budidaya pertanian dapat berpengaruh langsung seperti
merobohkan tanaman.Namun pengaruh angin secara tidak langsung sangat
komplek baik yang menguntungkan maupun merugikan bagi tanaman. Dengan
adanya angin maka akan membantu dalam penyerbukan tanaman dan pembanihan
alamiah. Namun kelemahannya juga akan terjadi penyerbukan silang dan
penyebaran benih gulma yang tidak dikehendaki. Selain itu angin merupakan salah
satu penyebar hama dan patogen yang dapat mempertinggi serangan hama dan
penyakit yang akan sangat merugikan. Oleh karena pengamatan tentang kecepatan
angin sangat penting bagi bidang pertanian khusunya dalam meningkatkan hasil
pertanian, maka dilakukanlah pengamatan kecepatan angin.
56
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas mengenai angin maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut
1. Untuk menentukan arah angin secara manual menggunakan kapas lalu
diterbangkan
2. Untuk mengetahui kecepatan angin disuatu daerah dengan menggunakan
anemometer
3. untuk mengetahui perhitungan kecepatan angin
57
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam klimatologi angin diamati dalam kecepatan dan arahnya. Kecepatan
angin adalah jarak tempuh massa udara yang bergerak tersebut dalam waktu
tertentu; jadi satuannya adalah jarak per waktu seperti m per detik, km per
jam.sedang arah angin merupakan arah datangnya angin.(Lakitan, 1994). Angin
mempunyai arah dan kecepatan. Perubahan arah dan kecepatan angin merupakan
efek dari perubahan tekanan. Perubahan tekanan per satuan jarak biasanya
dinyatakan dalam satuan milibar/km disebut gradien tekanan.(Trewartha, 1995)
Arah angin sebenarnya di ubah oleh :
Macam-macam angin:
a. Angin lokal
Angin lokal adalah angin setempat yang biasanya perubahan arahnya kekal
setiap hari seperti :
1. Angin laut dan angin darat
2. angin lembab dan angin gunung
b. Angin passat
Passat artinya penyebaran. Angin passat adalah angin yang bergerak terusmenerus dari pusat tekanan tinggi subtropis ke daerah tekana rendah tropis.
Akibat rotasi bumi, maka arah angin passat ini bukan tegak lurus dengan garis
khatulistiwa, tetapi mengalami pembelokan sedikit. Di utara khatulistiwa, angin
passat ini berubah arah menjadi angin Passat Timur Laut (PSL), dan di selatan
khatulistiwa menjadi angin Passat Tenggara (PT).
58
59
BAB III
HASIL FIELDTRIP
3.1 Alat dan fungsi
Gambar 16 (Anemometer)
Fungsi : sebuah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan dan arah angin
(darimana angin bertiup).
Cara Kerja : Anemometer bergerak apabila ada aliran angin yang menyebabkan
cup counter berputar. Dengan menggunakan wind vane kita dapat mengetahui
darimana angin berhembus (arah angin). Anemometer yang terdapat di stasiun
klimatologi Karangploso dipasang pada ketinggian yang berbeda-beda. Ada
yang dipasang pada ketinggian 0,5 meter dan dipasang didekat pan evaporasi
untuk mengetahui pengaruh angin dalam proses evaporasi. Ada yang dipasang
pada ketinggian 2 m. Dan ada yang di pasang pada ketinggian 10 m.
60
Komponen Anemometer.
61
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 6. Hasil pengamatan angin
Pagi
utara ke selatan
511,03
Siang
utara keselatan
514,23
Sore
selatan ke utara
522,77
Pagi
utara ke selatan
531,50
Siang
utara keselatan
534,49
Sore
selatan ke utara
541,82
Pagi
utara ke selatan
559,55
Siang
utara ke selatan
577,97
Sore
selatan ke utara
587,98
62
Pagi
= timur
547,88
Siang
= timur ke barat
552,09
Sore
= timur ke barat
555,61
Pagi
= utara ke selatan
651,23
Siang
= utara ke selatan
642,34
Sore
= selatan ke utara
598,65
Pagi
= utara ke selatan
598,74
Siang
= utara ke selatan
614,41
Sore
= selatan ke utara
642,48
63
4.2 Pembahasan
Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah
yang bertekanan rendah yang mempunyai besaran dan arah. Besaran yang
dimaksud adalah kecepatannya sedang arahnya adalah darimana datangnya angin.
Arah angin diukur dalam satuan derajat yaitu utara 360, selatan180, timur 90,
barat 270, dan seterusnya. Beberapa contoh angin yang diberi nama sesuai dengan
arah datangnya angin yaitu angin darat adalah angin yang datang dari arah darat,
angin laut adalah angin yang datang dari laut. Angin bergerak dari tekanan tinggi
menuju tekanan rendah.
Pada permukaan bumi terdapat atmosfer yang diakibatkan perbedaan dalam
menerima energi matahari, maka dalam skala luas/global angin membentuk
sirkulasi tertentu. Oleh karena itu maka angin memiliki laju dan arah. Di samping
angin yang bergerak dalam skala luas terdapat angin yang terjadi di lokasi tertentu
atau disebut angin lokal. Contoh dari angin lokal adalah angin laut dan angin darat.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama satu minggu dimulai
tanggal 18 april 2015 23 april 2015 di dapat rata-rata kecepatan angin 1,2918
km/jam. Tinggi rendahnya kecepatan angin itu dipengaruhi oleh tekanan dalam hal
ini dipengaruhi oleh oleh ketinggian tempat, keadaan topografi suatu wilayah yang
mempengaruhi koefisien gesekan dan posisi lintang terutama kondisi geografis
apakah berada di posisi belahan bumi utara atau selatan (berperan dalam penentuan
gaya atau effect coriolis). letak atau posisi geografis pengamatan berada pada
dataran tinggi dan mempunyai keadaan topografi yang berbukit-bukit, hal ini
menyebabkan kecepatan angin cukup tinggi karena semakin tinggi kedudukan
suatu tempat, maka kecepatan angin semakin cepat. Sebaliknya semakin rendah
kedudukan suatu tempat maka kecepatan anginya semakin lambat
64
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai kecepatan angin , maka dapat di ambil
kesimpulan sebagai berikut.
1. Angin adalah udara yang bergerak akibat rotasi bumi dan perbedaan tekanan
udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke
bertekanan udara rendah.
2. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin yaitu anemometer
3. Tinggi rendahnya kecepatan angin itu dipengaruhi oleh tekanan dalam hal ini
dipengaruhi oleh oleh ketinggian tempat, keadaan topografi suatu wilayah
yang mempengaruhi koefisien gesekan dan posisi lintang terutama kondisi
geografis apakah berada di posisi belahan bumi utara atau selatan (berperan
dalam penentuan gaya atau effect coriolis).
4. alat yang digunakan untuk mengetahui kecepatan angin yaitu anemometer
ketinggian 2 meter, dan arah angin menggunakan kapas diterbangkan.
4.2 Saran
Saran dari praktikum yang telah dilaksanakan hendaknya data yang di
ambil dalam pengukuran haruslah secara sempurna. Selain itu sebelum melakukan
praktikum para praktikan sebaiknya sudah menguasai bahan-bahan materi yang
akan dipraktikumkan sehingga memudahkan untuk pemahamannya. Bimbingan
dari asisten juga sangat diperlukan.
65
DAFTAR PUSTAKA
Lakitan, B . 1994. Dasar dasar Klimatologi. PT. Gramedia Persada. Jakarta
Trewartha,1995. Pengantar Iklim. UGM Press. Yogyakarta
Oldeman, 1978. Wind . Asian Pacific. Jakarta
66
LAMPIRAN
1. Perhitungan kecepatan angin
Kecepatan angin=
,/, /
= 1,9233 km/jam
= 1,2354 km/jam
, / ,/
,/,/
= 1,3487 km/jam
Kecepatan angin=
=
, /,/
= 1,7933 km/jam
67
,/,/
= 1,0762 km/jam
, /, /
= 0,3775 km/jam
68
69
METERI V
CURAH HUJAN
70
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hujan adalah peristiwa jatuhnya cairan (air) dari atmosfer ke permukaan
bumi. Di indonesia terdapat dua musim, yaitu musim kemarau dan musim
hujan.Hujan sangat berpengaruh pada pertanian di Indonesia. Hujan terbentuk
apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan, Tidak semua air hujan
sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara
kering.Hujan jenis ini disebut sebagai virga. Hujan memainkan peranan penting
dalam siklus hidrologi dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul
menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut
melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula.
Data curah hujan rata-rata untuk suatu daerah merupakan informasi yang
sangat berguna salah satunya bagi bidang pertanian misalnya untuk pengaturan air
irigasi, mengetahui neraca air lahan, mengetahui besarnya aliran permukaan (run
off). Perhitungan curah hujan sangat diperlukan untuk mengetahui kisaran
kandungan air tanah, karena semakin tinggi curah hujan di suatu tempat maka
kandungan air tanah di daerah tersebutpun semakin tinggi. Oleh karena informasi
mengenai data curah hujan sangat diperlukan dalam bidang pertanian, maka dari
itu dilakukanlah pengataman curah hujan dalam jangka waktu satu minggu.
71
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang mengenai curah hujan, maka dapat diambil
tujuan sebagai berikut.
1. untuk mengetahui curah hujan rata-rata dalam satu minggu
2. untuk mengetahui cara menghitung curah hujan rata-rata
3. mengetahui pentingnya data mengenai curah hujan bagi bidang pertanian
72
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Presipitasi (Hujan) merupakan salah satu komponen hidrologi yang paling
penting. Hujan adalah peristiwa jatuhnya (air) dari atmosfer ke permukaan bumi. Hujan
merupakan salah satu komponen input dalam suatu proses dan menjadi faktor
pengontrol yang mudah diamati dalam siklus hidrologi pada suatu kawasan (DAS).
Peran hujan sangat menentukan proses yang akan terjadi dalam suatu kawasan dalam
kerangka satu sistem hidrologi dan mempengaruhi proses yang terjadi di dalamnya
(bayong, 2004). Data curah hujan (CH) rata-rata untuk suatu daerah tangkapan air atau
daerah aliran sungai (DAS) merupakan informasi yang diperlukan oleh pakar hidrolgi,
dalam bidang pertanian data CH sangat berguna, misalnya untuk pengaturan air irigasi
, mengetahui neraca air lahan, mengetahui besarnya aliran permukaan (run off).
Besarnya CH di suatu wilayah/daerah diperlukan penakar CH dalam jumlah yang
cukup untuk dapat mewakili, semakin banyak penakar dipasang di lapangan
diharapkan dapat diketahui besarnya rata -rata CH yang menunjukkan besarnya CH
yang terjadi di daerah tersebut. Menurut (Suroso, 2006) Ketelitian hasil pengukuran
CH tegantung pada variabilitas spasial CH, maksudnya bila kita mengukur CH di suatu
daerah yang variasi curah hujannya besar diperlukan penakar CH lebih banyak juga
agar ketelitiannya lebih akurat, sehingga penakar hujan yang dipasang juga lebih
banyak, tetapi memerlukan biaya mahal dan juga memerlukan banyak waktu dan
tenaga dalam pencatatannya di lapangan.
73
2.
Normal (N)
Jika nilai perbandingan terhadap rata-rata antara 85%-115%.
3.
74
BAB III
HASIL FIELDTRIP
3.1 Alat dan fungsi
Alat yang digunakan stasiun klimatologi karangploso dalam mengukur
curah hujan yaitu ombrometer (manual), penakar hujan tipe hellman (otomatis).
1. Ombrometer
Gambar 20 ombrometer
Fungsi : sebuah alat yang berfungsi untuk pengukur curah hujan secara manual.
Cara Kerja : Menampung air hujan dan setelah hujan selesai air yang keluar
dari kran ditampung di gelas ukur atau gelas kimia agar mudah dalam
pengukurannya.
75
Komponen Ombrometer
Corong digunakan sebagai tempat masuknya air hujan, dan kran digunakan
sebagai pengatur keluarnya air dari ombrometer
Fungsi : sebuah alat yang digunakan untuk pengukuran curah hujan secara
otomatis.
Cara Kerja : alat ini menampung air hujan dan mencatatnya dengan
mengunakan kertas pias secara otomatis.
76
Digunakan untuk mencatat curah hujan secara otomatis dan mencatat waktu
hujan dari awal sampai hujan berhenti (jika musim hujan penggantian kertas
pias dilakukan setiap hari)
77
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
a. Hasil pengamatan hari Sabtu, 18 April 2015
Jam pengamatan
Curah hujan
06.30
13.00
17.30
2800 mm
Curah hujan
06.30
12.30
17.30
3500 mm
Curah hujan
06.30
12.30
17.30
3000 mm
Curah hujan
07.30
12.30
17.30
3600 mm
Curah hujan
07.30
12.30
17.30
78
Curah hujan
07.30
12.30
17.30
79
3.2 Pembahasan
Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan.
Presipitasi sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau
aerosol (seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang
terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan
bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis
ini disebut sebagai virga.
Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban
dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung,
lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan
anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan mengenai curah hujan dalam
kurun waktu satu minggu dimana dimulai tanggal 18 April 2015 23 April
2015. Hujan hanya turun pada tanggal, 18 april, 19, april, 20 april, 21 april
saja sedangkan sisa hari berikutnya tidak turun hujan. Curah hujan pada
tanggal 18 april sebesar 2800 ml , tanggal 19 april sebesar 3500 ml, tanggal
20 april sebesar 3000 ml dan tanggal 21 april sebesar 3600 ml. faktor turunya
curah hujan juga dipengaruhi oleh adanya evaporasi air menjadi uap air,
semakin tinggi intensitas dari evaporasi memungkinkan terjadinya hujan.
Sedangkan faktor yang mempengaruhi intensistas curah hujan yaitu
ketinggian tempat, semakin rendah ketinggian tempat potensi curah hujan
yang akan diterima semakin banyak, karena pada umumnya semakin rendah
suatu daerah suhunya semakin tinggi. Untuk wilayah pengamatan sendiri
berada pada dataran tinggi sehingga intensistas hujannya tidak terlalu tinggi
dibandingkan dengan wilayah pada dataran rendah. Hubungan dengan deretan
pegunungan, wilayah sekitar pegunungan sering dilanda hujan. Hal itu
disebabkan uap air yang dibawa angin menabrak deretan pegunungan,
sehingga uap air tersebut dibawah keatas sampai ketinggian tertentu
80
mengalami kondensasi. Ketika uap air pada titik jenuh di akan jatuh pada
lereng pegunungan. Angin juga mempengaruhi datangnya hujan, angin yang
melewati sumber penguapan akan membawa uap air yang berpotensi
menurunkan hujan. Untuk hasil dari curah hujan sendiri dalam kurun waktu 3
hari yang turun hujan termasuk curah hujan lebat.
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam
waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain
gauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan
yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
adalah bentuk medan/topografi, arah lereng medan, arah angin yang sejajar
dengan garis pantai dan jarak perjalanan angina diatas medan datar. Hujan
merupakan peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang
dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi.
Sifat hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang
terjadi selama satu bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut
di suatu tempat. Sifat hujan dibagi menjadi 3 kriteria, yaitu:
1.
Normal (N)
81
2.
82
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai curah hujan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut
1.
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam
waktu tertentu
2.
besarnya curah hujan yang dihasilkan setiap harinya tidak dapat dipastikan,
kadang naik dan bisa juga turun. Ini semua tergantung pada evaporasi yang
terjadi,kelembaban suatu daerah, tiupan angin,letak daerah tersebut dan
faktor-faktor lainnya.
3.
Semakin banyak panas yang diterima maka semakin tinggi evaporasi yang
dihasilakan dan begitu juga sebaliknya. Ini semua dipengaruhi oleh
besar kecilnya pengaruh penyinaran matahari yang diterima,sehingga ikut
mempengaruhi jumlah penguapan yang dihasilkan.
4.
5.
83
6.
rata 3200 mm selama tiga hari dengan 3 hari sisanya tidak turun hujan.
Hujan yang terjadi selama 3 hari tesebut tergolong hujan lebat.
5.2 Saran
Adapun ada beberapa hal yang perlu untuk kita perhatikan dalam
pengukuran curah hujan harian khususnya yaitu mengetahui cara penggunaan alat
yang kita gunakan. Selain itu juga, waktu yang kita jadwalkan dalam pengukuran
curah hujan haruslah sesuai dan tepat waktu pada saat pengukuran curah hujan.
Dan yang tidak kalah penting adalah pemasangan ataupun penempatan alat
pengukur curah hujan haruslah sesuai pada tempat yang tepat yaitu tempat yang
terbuka atau terbebas dari naungan.
84
DAFTAR PUSTAKA
85
Lampiran
1. Gambar pengamatan
86
MATERI VI
AWAN
87
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Awan adalah sekumpulan tetesan air/kristales di dalam atmosfer yang terjadi
karena pengembunan/pemadatan uap air yang terdapat dalam udara setelah
melampaui keadaan jenuh..Awan terlihat seperti asap berwarna putih atau kelabu
di langit. Awan berwarna disebabkan sinar matahari adalah kombinasi dari
berbagai sinar dengan panjang gelombang (warna) yang berbeda-beda.
Butiran air dan es dalam awan membaur secara merata ke berbagai arah
seluruh komponen sinar matahari. Pembauran sinar dengan panjang gelombang
yang berbeda secara merata itu menghasilkan warna putih. Efek yang diberikan
awan terhadap radiasi matahari yang diterima permukaan Bumi sebenarnya
kompleks. Tidak sesederhana bahwa ada awan maka suhu udara akan turun.
Secara umum, system perawanan memang berperan untuk menyaring,
mengurangi, bahkan mengeliminasi radiasi matahari sama sekali. Tapi, jika
matahari tampak mengintip dari awan, misalnya, pencaran radiasi matahari dari
awan itu justru akan membuat radiasi matahari meningkat disbanding tidak ada
awan sama sekali. Awan bersifat mengabsorbsi dan merefleksikan radiasi dari
bumi dapat memanaskan atau mendingankan suhu udara. Bentuk awan juga
dengan karakteristiknya juga mencerminkan potensi hujan disuatu permukaan
bumi. Awan memiliki pengaruh dalam bidang pertanian khususnya pada intensitas
Cahaya pada tanaman, apabila Langit tertutup oleh rapat maka intensistas
penyinaran cahaya akan terganggu dan awan dengan ciri-ciri tertentu dapat
menandakan bahwa akan turun hujan. Oleh karena itu untuk mengerti tentang
kerapatan awan pada setiap kuadran dan jenis-jenis awan, maka dilakukanlah
pengamatan awan selama satu minggu.
88
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil tujuan sebagai
berikut.
1. Mempelajari tentang pengertian dan jenis awan
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kawan.
3. Untuk memberikan pengertian tentang kemungkinan terjadinya hujan dengan
melihat kondisi cuaca beberapa waktu sebelumnya.
4. Menghitung penutupan awan dengan menggunakan metode sistem kuadran
89
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Awan adalah gumpalan uap air dan kristal es yang terapung di atmosfir yang
sangat kecil atau campuran keduanya dengan konsentrasi berorde 100 per centimeter
kubik dan mempunyai radius sekitar 10 mikrometer. Ia kelihatan seperti asap berwarna
putih atau kelabu di langit. Masalah awan biasanya dipelajari pada nephologi atau
fisika awan yang merupakan cabang dari meteorology (Hadi, 1992)
Klasifikasi Awan (Foth,1998)
1. Berdasarkan morfologi (bentuk)
Awan cumulus : awan ini bergumpal-gumpal (bundar-bundar dengan dasar
horizontal)
Awan ciratus : awan ini tersebar luas dan tipis sehingga menutupi langit
secara merata
Awan cirrus : awan ini berdiri sendiri, yang halus dan berserat berbentuk
seperti bulu burung
2. Berdasarkan ketinggian
1. Golongan awan tinggi = 6000 m keatas
Awan cirrus (9km) : awan halus, struktur berserat seperti bulu burung,
tersususn sebagai pita yang melengkung
Awan citrostratus (6-7km) : awan berbentuk seperti kelambu putih halus,
menutup seluruh angkasa berwarna pucat dan tampak seperti anyaman
tidak teratur
Awan cirrocumulus (7,5-9km) : awan berbentuk seperti gerombolan
domba, tidak menimbulkan bayangan dan hujan
90
Angin : angin yang tinggi, terjadi evaporasi yang besar sehingga mempercepat
terbentuknya awan
91
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Tabel 6. Hasil pengamatan awan
3.1.1
3.1.2
3.1.3
Pagi
Siang
Sore
Kuadran I
80%
80%
80%
Kuadran II
20%
80%
80%
Kuadran III
10%
80%
80%
Kuadran IV
40%
80%
80%
Pagi
Siang
Sore
Kuadran I
75%
80%
80%
Kuadran II
70%
80%
80%
Kuadran III
80%
70%
80%
Kuadran IV
80%
70%
80%
Pagi
Siang
Sore
Kuadran I
80%
80%
80%
Kuadran II
20%
80%
80%
Kuadran III
10%
80%
80%
Kuadran IV
40%
80%
80%
92
3.1.4
3.1.5
3.1.6
Pagi
Siang
Sore
Kuadran I
21%
80%
80%
Kuadran II
10%
80%
80%
Kuadran III
21%
80%
80%
Kuadran IV
21%
80%
80%
Pagi
Siang
Sore
j. Kuadran I
60%
80%
80%
k. Kuadran II
30%
80%
80%
l. Kuadran III
10%
70%
60%
m. Kuadran IV
80%
50%
40%
Pagi
Siang
Sore
n. Kuadran I
5%
40%
30%
o. Kuadran II
2%
45%
35%
p. Kuadran III
15%
50%
40%
q. Kuadran IV
20%
30%
45%
93
Jenis: cumulus
Jenis: Cirostratus
Jenis: Cirostratus
Jenis: Cirocumulus
JAM: 12.30
Jenis: cumulus
Jenis: Cirostratus
Jenis: Cirostratus
Jenis: Cirocumulus
94
JAM: 17.30
Jenis: Nimbostratus
Jenis:Nimbostratus
Jenis: Nimbostratus
Jenis: Nimbostratus
Jenis: cumulus
Jenis: Cirostratus
Jenis: Cirostratus
Jenis: Cirocumulus
95
JAM 12.30
Jenis: cumulus
Jenis: Cirostratus
Jenis: Cirostratus
Jenis: Cirocumulus
Jam 17.30
Jenis: Nimbostratus
Jenis: Nimbostratus
Jenis:Nimbostratus
Jenis: Nimbostratus
96
Jenis: cirostratus
Jenis: Cirostratus
Jenis: Cirostratus
Jenis: Cirocumulus
JAM 12.30
Jenis: cirostratus
Jenis: Cirostratus
Jenis: Cirostratus
Jenis: Cirocumulus
97
JAM 17.30
Jenis: cirocumulus
Jenis: Cirocumulus
Jenis: Cirostratus
Jenis: Cirocumulus
Jenis: cirocumulus
Jenis: Cirrus
Jenis: Cirrus
Jenis:Cirrus
98
JAM 12.30
Jenis: cirocumulus
Jenis: Cirrus
Jenis: Cirrus
Jenis:Cirrus
JAM 17.30
Jenis: cirocumulus
Jenis: Nimbostratus
Jenis: Nimostratus
Jenis:Nimbostratus
99
Jenis: cirocumulus
Jenis: Cirrus
Jenis: Cirrus
Jenis:Cirrus stratus
JAM 12.30
Jenis: cumulus
Jenis: Nimbostratus
Jenis: Nimbostratus
Jenis: Nimbostratus
100
JAM 17.30
Jenis: Nimbostratus
Jenis: Nimbostratus
Jenis:Nimbostratus
Jenis: Nimbostratus
Jenis: Cirrusstratus
Jenis: Cirrostratus
Jenis:Nimbostratus
Jenis: Nimbostratus
101
JAM 12.30
Jenis: Cirrus
Jenis: Cirrustratus
Jenis:Nimbostratus
Jenis: Nimbostratus
JAM 17.30
Jenis: Cirrus
Jenis: Cirrustratus
Jenis:Cirrocumulus
Jenis: Cirrocumulus
102
3.2 Pembahasan
Awan merupakan sekumpulan tetesan air (Kristal es) di dalam udara
atmosfer yang terjadi karena pengembunan/pemadatan uap air yang terdapat dalam
udara setelah melampaui keadaan jenuh. Kondisi awan dapat berupa cair, gas, dan
padat karena dipengaruhi oleh suhu (kondensasi). Kondensasi terjadi karena
adanya proses penggabungan molekul-molekul air dalam jumlah yang cukup
banyak sehingga membentuk butiran yang lebih besar. Terdapat berjuta-juta
butiran awan di atmosfer dengan ukuran ukuran yang berbeda-beda. Masingmasing mempunyai gerakan yang arah dan kecepatnya tidak sama, sehingga antara
butir yang satu dengan yang lain sangat membutuhkan. Satu butir hasil kondensasi
yang berukuran kecil (0,01 mm) mempunyai kecepatan jatuh 1 cm per detik.
Besarnya butiran awan dapat tumbuh menjadi 200 mikron atau lebih dan dapat
jatuh sebagai hujan.
Awan mempunyai bentuk dan ukuran bermacam-macam. Dari bentuk dan
ukuran yang bermacam-macam tadi, ada awan yang menyebabkan bayangan dan
hujan, ada juga yang tidak menyebabkan bayangan dan hujan. Dalam ilmu
pertanian, perlu untuk mengetahui dan faham akan jenis jenis awan yang dapat
menyebabkan hujan atau tidak karena hujan dapat mempengaruhi siklus tumbuh
tanaman.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan selama satu minggu dimulai
tanggal 18 april 2015 23 april 2015 didapatkan hasil bahwa rata-rata awan miliki
8 okta yang berarti awan total ditutupi oleh awan yakni awan yang dominanan
adalah awan nimbostratus yang dapat menyebabkan turun hujan. Awan
nimbostratus tergolong awa rendah dengan ketinggian dibawah 2000 m. Jadi
dalam satu minggu terjadi hujan yang dimulai dari hari sabtu sampai rabu, kecuali
hari kamis tidak turun hujan. Pada hari kamis awan di dominasi oleh awan cirrus
yang menandakan hari cukup cerah.
103
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai awan maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut.
- Awan adalah kumpulan titik-titik air atau kristal es yang demikian banyak
jumlahnya dan terletak pada titik kondensasi serta meyang-layang tinggi
diudara. Kondisi awan dapat berupa cair,gas atau padat karena dipengaruhi
oleh keadaan suhu.
- Dalam ilmu pertanian, perlu untuk mengetahui dan faham akan jenis jenis
awan yang dapat menyebabkan hujan atau tidak karena hujan dapat
mempengaruhi siklus tumbuh
4.2 Saran
Didalam melakukan pengamatan awan agar dilakukan secara teliti, agar
tidak terjadi kesalahan pada pengindentifikasian dan perhitungan awan, karena
agar prakiraan cuaca yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan.
104
DAFTAR PUSTAKA
105
LAMPIRAN
++ +
+++
= 4 okta
JAM 12.30
Penutupan awan
++ +
+++
= = 8 okta
JAM 17.30
Penutupan awan
++ +
+++
= 8 okta
106
++ +
+++
= 8 okta
JAM 12.30
Penutupan awan
++ +
+++
= 7 okta
JAM 17.30
Penutupan awan
++ +
+++
= = 8 okta
++ +
+++
= = 8 okta
107
JAM 12.30
Penutupan awan
++ +
+++
= 3 okta
JAM 17.30
Penutupan awan
++ +
+++
= = 8 okta
++ +
+++
= 2 okta
JAM 12.30
Penutupan awan
++ +
+++
= = 8 okta
108
JAM 17.30
Penutupan awan
++ +
+++
= = 8 okta
++ +
+++
= 5 okta
109
JAM 12.30
Penutupan awan
++ +
+++
= = 7 okta
JAM 17.30
Penutupan awan
++ +
+++
= = 8 okta
++ +
+++
= 1 okta
JAM 12.30
Penutupan awan
++ +
+++
= 4 okta
JAM 17.30
Penutupan awan
++ +
+++
= 4 okta
110
MATERI VII
RADIASI MATAHARI
111
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK), manusia semakin di tuntut untuk mengetahui hal-hal yang
lebih kompleks. Dalam hal ini, manusia juga di tuntut untuk berkembang dan
mampu melihat hal-hal yang menjadi fenomena penting dalam kehidupan seharihari.
Salah satu ilmu pengetahuan yaitu mengenai ilmu pengetahuan bumi dan
antariksa mengenai meteorology, klimatologi, dan geofisika adalah ilmu yang
sangat penting dipelajari. Ilmu klimatologi merupakan ilmu yang berguna untuk
mengetahui atau mendeteksi gejala-gejala mengenai cuaca dan iklim yang terjadi
di dalam atmosfer dalam kurun waktu tertentu mengingat setiap wilayah di bumi
ini memiliki kondisi iklim dan cuaca yang berbeda-beda. Di dalam klimatologi
terdapat indikator yang mempengaruhi iklim dan cuaca pada suatu wilayah salah
satunya ialah radiasi matahari. Radiasi matahari merupakan proses penyinaran
matahari sampai permukaan bumi dengan intensistas yang berbeda-beda sesuai
dengan keadaan sekitarnya. Radiasi matahari juga erat kaitanya dengan lama
penyinaran surya. Lama penyinaran cahaya ini dapat berpengaruh terhadap
aktivitas mahluk hidup misalnya pada manusia, tumbuhan dan hewan dapat
mempengaruhi metabolisme yang berlangsung pada tubuh mahluk hidup. Pada
tumbuhan, penyinaran yang lebih lama akan memberi kesempatan yang lebih besar
bagi tumbuhan tersebut untuk memanfaatkanya pada saat proses proses
fotosintesis. Apabila penyinaran cahaya terhadap tumbuhan optimal, maka hasil
fotosintesis juga akan optimal. Mengingat dalam bidang pertanian-kehutanan
mempelajari tentang tumbuhan atau pohon yang sangat mempunyai hubungan erat
dengan radiasi matahari. Maka dari itu, dilakukanlah pengamatan dan fieldtrip ke
stasiun klimatologi karangploso untuk mengetahui berbagai alat pemgukur
indicator cuaca salah satunya alat pengukur intensistas radiasi matahari.
112
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang mengenai radiasi matahari maka dapat diambil
tujuan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui alat pengukur intensistas matahari.
2. Untuk mengetahui pengaruh radiasi matahari terhadap tumbuhan dibidang
pertanian.
3. Untuk mengetahui bagaimana menggunakan alat pengukur intensistas
matahari.
113
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Radiasi matahari merupakan proses penyinaran matahari sampai ke permukaan
bumi dengan intensistas yang berbeda-beda sesuai dengan keadaan sekitarnya. Radiasi
matahari yang diterima dipermukaan bumi lebih rendah dari konstantanya matahari.
Radiasi matahari yang terjadi di atmosfer mengalami berbagai penyimpangan,
sehingga kekuatanya menuju bumi lebih kecil. Bagian dari radiasi matahari yang
dihisap (absorsi) akan berunbah sifatnya. Perubahan dari sudut jatuhnya sinar dapat
menyebabkan perubahan dari panjangnya jalan yang dilalui oleh sinar tersebut. (Nasir,
1990).
Lama penyinaran surya adalah lamanya surya bersirnar cerah sampai ke
permukaan bumi selama periode satu hari, diukur dalam jam. Periode satu hari disini
lebih tepat disebut panjang hari yakni panjang jangka waktu surya selama surya berada
di atas horizon. Halangan terhadap pancara cahaya terutama awan, kabut, aerosol atau
benda-benda pengotor atmosfer lainya. Lama penyinaran ditulis dalam satuan jam
sampai nilai persepuluh atau dalam persen terhadap panjang hari. Lama penyinaran
surya dapat diukur dengan berbagai macam alat yang dapat merekam dengan tepat
sampai nilai persepuluh jam (6 menit). Terdapat empat macam / tipe alat perekam sinar
surya yaitu ; Campbell stokes, Tipe Jordan, tipe marvin, dan tipe foster. Dari 4 tipe
tersebut hanya tipe Campbell stokes dan tipe Jordan saja yang banyak dipakai di
Indonesia (Sutiknjo, 2005).
Lama penyinaran akan berpengaruh terhadap aktivitas mahluk hidup misalnya
pada manusia dan hewan akan mempengaruhi metabolisme dalam tubuh pada mahluk
hidup. Pada tumbuhan , penyinaran yang lebih lama akan memberi kesempata yang
lebih besar bagi tumbuhan tersebut untuk memanfaatkanya melalui proses fotosintesis
(Benyamin, 1994)
114
115
BAB III
HASIL FIELDTRIP
1.2 Alat dan fungsi
Gambar 27 (Actinograf)
ketika mendapat pantulan sinar matahari yang dipantulkan oleh bola kaca.
2. Actinograf
Fungsi : sebuah alat yang berfungsi untuk mengukur radiasi matahari secara
otomatis.
Cara Kerja : metal atau kaca yang berbentuk cembung merupakan sensor
radiasi yang akan menggerakkan pena untuk dicatat di kertas pias.
Komponen Actinograf
117
Penggantian pias dilakukan stiap jam 8 malam atau saat matahari sudah
tenggelam.
118
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Campbell stokes adalah alat yang digunakan untuk mengukur intensistas dan
lama penyinaran matahari. Satuan dari intensistas cahaya dan lama penyinaran
matahari adalah persen. Campbell stokes dilengkapi dengan kertas khusus.
Kertas ini merupakan kertas yang berperan sebagai pencatat data. Kartu
Campbell stokes ini dipasang dibawah lensa pada alat, kemudian diletakkan di
tempat terbuka. Pencatat waktu pada kertas akan mencatat bekas bakaran kertas.
Bagian yang hangus itulah yang menunjukkan intensitas sinar matahari selama
satu hari. Bekas bagian hangus yang berwarna coklat, di cocokkan oleh satuan
waktu dan lama penyinaran. Lamanya penyinaran yang diukur adalah penyinaran
terus menerus dan penyinaran yang tertutup oleh awan.
Komponen cambell stokes terdiri dari beberapa bagian yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
Kertas pias terdiri dari 3 (tiga) jenis menurut letak matahari ; pias lurus,
pias lengkung panjang, pias lengkung pendek.
119
2.
3.
4.
Mekanik pembesar
5.
6.
7.
8.
Container silica gel, menyerap uap air agar tidak terjadi kondensasi pada
permukaan glassdome
9.
Bagian dasar
120
b.
c.
d.
121
e.
f.
Seal karet yang terletak pada bagian dasar secara periodic harus diganti
terutama jika sudah kurang elastis/ rusak
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Memutar drumclock agar ujung pena tepat jatuh pada jam dan hari awal
pengukuran
h.
i.
Setelah matahari terbenam selama 1,5 jam, kertas pias harus diambil
j.
k.
122
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenau radiasi matahari maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.
1. Prinsip kerja dari champbell stokes adalah sinar matahari jatuh pada pada
sekliling bola kaca pejal akan di fokuskan ke atas permukaan kertas pias
yang telah dimasukkan kedalam celam mangkuk dan meninggalkan jejak
bakar sesuai dengan posisi matahari saat itu
2. Terdapat tiga jenis kertas pias yaitu pias lurus, pias lengkung panjang,
pias lengkung pendek
3. Prinsip kerja dari actinograf yaitu ketika sinar matahari mengenai
lempengan-lempengan, lempengan yang berwarna hitam akan menyerap
panas lebih banyak sehingga logam hitam tersebut lebih panjang
dibandingkan dengan logam berwarna putih yang sifatnya kurang
menyerap panas. Diantara lempengan tersebut disambung dengan pena
yang apabila terjadi perubahan temperature menyebabkan perubahan
panjang sehingga potongan lempeng logam tersebut akan menggerakkan
pena.
5.2 Saran
Lebih baik jika peralatan tentang klimatologi dilengkapi lagi dan disediakan
tempat khusus untuk melakukan pengamatan sehingga praktikan bisa lebih
memahami tentang praktikum klimatologi.
123
DAFTAR PUSTAKA
Lakitann, 1994. Dasar dasar Klimatologi. PT. Rajagrafindo persada. Jakarta
Sutiknjo, Tutut D. 2005. Petunjuk Praktikum Klimatologi. Fakultas pertanian
universitas Kediri. Kediri
124