STUDI INDEPENDEN
HALAMAN PENGESAHAN
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Data Penggarap Lahan Agroforestri Blok D KHDTK Gunung Bromo ........... 20
Tabel 4. 2 Tabel Kelebihan & Kekurangan Data Vektor .................................................. 29
Tabel 4. 3 Tabel Kelebihan & Kekurangan Data Raster ................................................... 30
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 2 Model Data Raster (Sumber : Astrini dan Oswald, 2012) ................... 33
Gambar 4. 3 Contoh resolusi data raster (Sumber : Astrini and Oswald, 2012) ............... 33
Gambar 4. 4 Perbandingan raster, vektor dan keadaan asli (Sumber : Astrini and Oswald,
2012) ................................................................................................................................. 34
Gambar 4. 5 Pengaturan lintasan Drone di Drone Deploy ............................................... 36
Gambar 4. 6 Memasukan foto kedalam aplikasi Resizer .................................................. 37
Gambar 4. 7 Mengompres foto menjadi 25%................................................................... 37
Gambar 4. 8 Proses kompres foto di aplikasi Resizer ....................................................... 37
Gambar 4. 9 Memasukkan foto yang sudah dikompres ke dalam Agisoft ....................... 38
Gambar 4. 10 Pembuatan bentuk 3D ............................................................................... 38
Gambar 4. 11 Pembuatan teksture pada file .................................................................... 39
Gambar 4. 12 Proses pembuatan file DEM ....................................................................... 40
Gambar 4. 13 Pembuatan polygon untuk filterisasi ......................................................... 40
Gambar 4. 14 proses pemfilteran pada file ...................................................................... 41
Gambar 4. 15 Penyimpanan file DEM yang sudah difilter ................................................ 41
Gambar 4. 16 Penentuan koordinat peta ......................................................................... 42
Gambar 4. 17 Pembuatan file AOI .................................................................................... 42
Gambar 4. 18 Hasil pembuatan polygon dengan AOI....................................................... 43
Gambar 4. 19 Pemasukan file DEM atau Ortho untuk di-clip ........................................... 43
Gambar 4. 20 Hasil DEM atau Ortho yang sudah di-clip................................................... 43
Gambar 4. 21 Penentuan interval kontur pada peta ........................................................ 44
Gambar 4. 22 Hasil kontur menggunakan DEM................................................................ 44
Gambar 4. 23 Pembuatan petak menggunakan AOI ........................................................ 45
Gambar 4. 24 Hasil petak AOI yang sudah dihilangkan warnanya ................................... 45
Gambar 4. 25 Penentuan nomor petak ............................................................................ 46
Gambar 4. 26 Penentuan kode petak ............................................................................... 46
Gambar 4. 27 Penentuan luas petak................................................................................. 46
Gambar 4. 28 Hasil jadi informasi mengenai petak .......................................................... 47
Gambar 4. 29 Peta ArcGIS yang sudah dibuat layout ....................................................... 47
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1.4 Manfaat
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
3
Menurut Prahasta (2000) SIG merupakan sebuah sistem yang terdiri dari
software dan hardware, data dan pengguna serta institusi untuk menyimpan data
yang berhubungan dengan semua fenomena yang ada di muka bumi. Data-data
tersebut meliputi detail fakta, kondisi, dan informasi disimpan dalam suatu basis
data yang akan digunakan untuk berbagai macam keperluan seperti analisis,
manipulasi, penyajian, dan sebagainya. Dengan SIG akan dimudahkan dalam
melihat fenomena kebumian dengan perspektif yang lebih baik. SIG mampu
mengakomodasi penyimpanan, pemrosesan, dan penayangan data spasial digital
bahkan integrasi data yang beragam, mulai dari citra satelit, foto udara, peta
bahkan data statistik. Dengan tersedianya komputer dengan kecepatan dan
kapasitas ruang penyimpanan besar seperti saat ini, SIG akan mampu memproses
data dengan cepat dan akurat dan menampilkannya.
4
5
Timur : Kelurahan
: Delingan, Kecamatan Karanganyar.
Selatan : Kelurahan
: Delingan dan Kelurahan Gedong,
Kecamatan Karanganyar.
6
7
Barat : Keluruhan
: Gedong, Kecamatan Karanganyar.
Tugas dan wewenang jabatan UPT Diklat Kehutanan UNS adalah sebagai berikut.
1. Kepala UPT (Head of UNS Forestry Education and Training Center Unit)
o Bertanggungjawab untuk mengelola UPT sesuai dengan visi, misi, dan
tujuan UPT serta program kerja.
o Bertanggungjawab untuk menjalankan Program Kerja.
2. Divisi Inovasi dan Pengembangan Usaha (Dividion of Inovation and
Bussiness Development)
o Mengelola kegiatan penelitian dan pengembangan di area UPT
ataupun yang berkaitan dengan UPT.
o Mengelola pelatihan yang dilaksanakan di area UPT baik yang
diselenggarakan oleh UNS ataupun pihak lainnya.
9
a. Pengumpulan data
b. Seleksi data
c. Analisis data
d. Penyajian data
Rosdania, R., et al (2016) menjelaskan bahwa data yang akan diolah pada
SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan
merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar
referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan
seperti; lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang
membedakan SIG dari sistem informasi lainnya.
13
pemetaan terkomputerisasi hingga tingkat tertentu. Selanjutnya pada awal
tahun 1980 SIG mulai benar-benar termanfaatkan yaitu saat harga perangkat
keras komputer telah jatuh yang di mana sebelumnya SIG dianggap terlalu
sulit, mahal, dan eksklusif. Hingga pada awal tahun 1990 SIG menjadi
penggunaan yang terdetensi dengan hadirnya Graphical User Interface (GUI)
dan mengakibatkan semakin luasnya jangkauan aplikasi SIG.
Di Indonesia, SIG pertama kali dikenalkan pada tahun 1972 dengan nama
Data Banks for Development. Istilah Sistem Informasi Geografis yang
digunakan saat ini dicetuskan oleh General Assembly dari International
Geographical Union di Ottawa, Kanada pada tahun 1967. Sejak saat itu SIG
berkembang di beberapa benua seperti Benua Amerika, Benua Eropa, Benua
Asia, dan Benua Australia. Pengembangan SIG di Indonesia sendiri dimulai
dari lingkungan pemerintah dan militer yang kemudian menjadi pesat
semenjak adanya sumber daya yang bergerak di lingkungan akademis
(kampus). Hingga saat ini SIG tersedia bagi siapapun dengan harga yang lebih
terjangkau.
14
Selain itu, sistem informasi geografis dapat membantu dalam proses analisis
penyebaran pohon kelompok hutan produksi kemudian dilakukan pemetaan
yang dapat bermanfaat dalam proses pengenalan penyebaran pohon di masa
selanjutnya. SIG juga dapat digunakan dalam bidang konservasi seperti untuk
analisis penentuan habitat spesies, analisis untuk mengetahui kawasan lindung
serta pada pengelolaan kawasan yang memang harus dilakukan terlebih
dahulu dengan memetakan kawasan dan isi (biodiversitas) yang ada
didalamnya.
4.4.1 Manfaat
Teknologi penginderaan jauh telah digunakan secara luas dengan
berbagai kalangan dan disiplin ilmu di mana pemanfaatannya tidak hanya
terbatas pada bidang meteorologi, kehutanan, pertanian, dan geofisika,
tetapi juga dapat dimanfaatkan di bidang sosial, politik, kesehatan, militer,
keamanan dan pertahanan, ekonomi, pemasaran, perencanaan, mitigasi
bencana alam, dan lain-lain. Penggunaan SIG di bidang kehutanan tidak
hanya terbatas pada pembuatan peta digital, tetapi juga dapat digunakan
untuk melakukan analisis habitat satwa, daerah rawan kebakaran hutan,
deforestasi, perubahan penggunaan lahan, dan sebagainya (Darmawan
dkk., 2018).
Penggunaan SIG di bidang kehutanan (Kharistiani dan Aribowo, 2013)
a. Monitoring dan pengawasan
Penggunaan SIG dengan mengkombinasikan peta areal
HPH, peta RKT dan citra satelit terbaru, dapat untuk mengetahui
pemegang HPH melakukan penebangan di luar blok kawasan yang
diijinkan atau tidak.
b. Tata Guna Hutan
15
Dengan SIG dapat mengetahui peta kelerengan, peta curah
hujan, ketinggian, jenis tanah dan peta topografi untuk mengetahui
wilayah dan luas suatu kawasan hutan ditetapkan sebagai hutan
lindung atau tidak.
c. Kebakaran Hutan
SIG digunakan untuk mengidentifikasi kawasan hutan yang
rawan kebakaran dengan menganalisis data berupa biofisik seperti
temperatur, curah hujan, dan RH. adanya SIG dapat digunakan
untuk melakukan pemantauan intensif terhadap kawasan yang
rawan kebakaran dan melakukan penyediaan fasilitas dan peralatan
pemadam pada titik terdekat kawasan tersebut
d. Deforestasi
Dengan SIG dan adanya peta kawasan hutan serta citra
satelit dapat mengetahui perubahan kawasan dari hutan menjadi
non hutan dan dapat dilakukan perhitungan laju deforestasi.
e. Rehabilitasi Lahan
Informasi SIG didapatkan informasi yang akurat baik
spasial maupun non spasial dari kawasan kritis yang perlu
direhabilitasi seperti tanah kosong, kawasan tidak berhutan.
Adanya SIG dan penginderaan jauh dapat digunakan untuk
perencanaan rehabilitasi lahan yang tepat sasaran
4.4.2 Keunggulan
Keunggulan yang dimiliki oleh penginderaan jauh menurut Sutanto
(1994) dalam Darmawan dkk. (2018), melalui penginderaan jauh maka
kita yang didapatkan untuk menggambarkan objek, daerah, dan gejala di
permukaan bumi memiliki wujud serta letak objek yang mirip, luas, dan
relatif lengkap serta bersifat permanen dengan gambaran 3 dimensi serta
dapat dibuat dengan cepat termasuk untuk daerah yang sulit dijelajahi.
Selain itu, keunggulan lain yang ditawarkan yaitu sifatnya yang fleksibel
dalam penggunaan dan integrasi di mana dalam hal ini dapat
16
memungkinkan untuk dimanfaatkan dalam berbagai kepentingan dengan
cakupan wilayah yang luas serta satuan biaya per satuan luas dapat
terjangkau meskipun beberapa pihak memiliki persepsi yang berbeda
terkait hal tersebut masih tergolong mahal.
17
kehutanan termasuk dalam wilayah BKPH Lawu Utara, KPH
Surakarta, Perum Perhutani Jawa Tengah. Menurut UPT
Pusdiklathut, (2019) batas-batas kawasan KHDTK Gunung Bromo
yaitu pada bagian utara berbatasan dengan Kelurahan Sewurejo
Kecamatan Mojogedang, bagian timur berbatasan dengan
Kelurahan Delingan Kecamatan Karanganyar, bagian selatan
berbatasan dengan Kelurahan Delingan dan Gedong Kecamatan
Karanganyar, dan bagian barat berbatasan dengan Kelurahan
Gedong Kecamatan Karanganyar. Luas wilayah KHDTK Gunung
Bromo yaitu 126,291 ha. Pembagian lahan wilayah KHDTK yaitu
9.37 ha digunakan untuk agroforestri, 37,48 ha digunakan untuk
hutan lindung, 9,84 ha digunakan untuk arboretum, 9,88 digunakan
untuk agrofarmaka, 59,25 ha digunakan untuk monokultur, 12,59
ha digunakan untuk wisata alam, 4,56 ha digunakan untuk
perkemahan, 3,81 ha digunakan untuk sarpras/lab, dan 0,46 ha
digunakan untuk parkir.
18
Kondisi topografi di kawasan KHDTK Gunung Bromo
mulai bergelombang hingga berbukit yang dilewati aliran sungai
melintas dari timur melewati sisi utara kawasan yang kemudian
memotong ke selatan di bagian sepertiga sisi barat kawasan. Pada
bagian selatan kawasan, berhimpitan dengan Waduk Delingan
Karanganyar sehingga berpotensi pengembangan pada bidang
perairan (Akuatik). Apriyanto dan Kusnandar, (2020)
mengemukakan bahwa secara umum, kawasan Kampus KHDTK
Gunung Bromo UNS mempunyai lanskap yang menghadap ke
Barat Daya sehingga pemandangan Waduk Delingan serta Kota
Karanganyar dapat terlihat dari titik ketinggian di kawasan
tersebut, khususnya di puncak bukit Gunung Bromo. KHDTK
Gunung Bromo memiliki sungai yang merupakan Sub-sub DAS
Kalijirak, Sub-DAS Grompol, DAS Bengawan Solo. Sebagian area
KHDTK Gunung Bromo masuk dalam Daerah Tangkapan Air
(DTA) yang menuju Waduk Tirtomarto yang dikenal dengan
sebutan waduk Delingan yang dimanfaatkan oleh masyarakat
sekitar untuk irigasi pertanian. Sedangkan sebagian lagi masuk ke
sungai yang melintas di dalam KHDTK Gunung Bromo dan
menuju ke sungai Kalijirak. Kondisi iklim KHDTK Gunung
Bromo berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson
termasuk tipe C (Agak Basah), dengan nilai Q = 33,33% – 60%.
Lokasi spesifik yang akhirnya digunakan sebagai bahan
pembuatan peta kali ini berada di blok B yang peruntukan lahannya
digunakan untuk pertanaman pinus dan sebagai agroforestry oleh
Kelompok Tani Hutan (Kelompok Tani Hutan). Pada pengambilan
data kami menggunakan random sampling dimana kami
mengambil sample tegakan pinus yang menurut kami paling besar
dan sehat secara kilas mata hal tersebut kami karena keterbatasan
waktu dalam proses pengambilan data waypoint yang ada. Selain
Pinus (Pinus merkusi) pada blok B juga ditanami tumbuhan
19
semusim seperti singkong, umbi rambat, porang, kacang yang
dimana menganut sistem agroforestry, yang bisa menjadi peluang
untuk menambah penghasilan para petani. elain itu, sistem
agroforestri juga dapat mengurangi aliran permukaan, pencucian
zat hara dan laju erosi, meningkatkan jumlah seresah, memperbaiki
struktur tanah, dan menambah keanekaragaman hayati menurut
(Rahmat Andriansyah et al., 2021).
20
No Nama Penggarap Kode Petak Luas (m2)
21
20 Riyadi Hadi Prayitno D21 635, 14
4.6.1 Hardware
4.6.1.1 Komputer
Komputer merupakan salah satu alat elektronik yang terdiri
dari rangkaian berbagai komponen yang kemudian menciptakan
sebuah sistem kerja. Pengertian lebih lanjut tentang komputer
dikemukakan oleh Blissmer (1985) dalam Nurul Qalbi et al.
(2022), komputer merupakan sebuah alat elektronik yang dapat
melakukan beberapa tugas seperti menerima lalu mengolah input
sesuai dengan yang diperintahkan, menyimpan hasil
pengolahannya, dan memberikan output dalam bentuk informasi.
Maka dari itu, komputer memiliki kemampuan yang
mempermudah pekerjaan manusia. Sebagai salah satu komponen
dari SIG, komputer membantu dalam penyedia alat atau wadah
untuk menampung Sistem Informasi Geografis untuk menyimpan
dan memanipulasi informasi geografis (Awaliah et al., 2020) yang
kemudian akan menghasilkan output dapat berupa peta, gambar,
grafik, tabel, bagan, ataupun foto.
22
4.6.1.2 Laptop
Laptop atau PC merupakan transformasi atau perubahan
dari komputer. Perubahan tersebut ada pada ukuran yang lebih
kecil dan ringkas sehingga mudah dibawa. Selain itu, laptop
membutuhkan baterai yang perlu diisi ulang sewaktu-waktu,
berbeda dengan komputer yang butuh listrik ketika hendak
digunakan. Untuk fungsi dalam SIG, laptop dapat mengoperasikan
sistem tersebut dengan catatan spesifikasinya memenuhi.
Perangkat keras seperti laptop untuk mengoperasikan software SIG
dibutuhkan kemampuan tinggi, memiliki ruang penyimpanan
(Hard disk) dan kapasitas (RAM) yang besar (Elvitaria &
Trisnawati, 2019)
4.6.1.3 Drone
Drone merupakan salah satu teknologi canggih berupa
kendaraan udara tanpa awak. Drone dapat terbang menyerupai
pesawat terbang dan helikopter yang dibatasi dengan jarak dan
waktu tempuh tertentu sesuai dengan kapasitas baterai. Untuk
menggunakan drone cukup dengan remote control yang dapat
diakses dari smartphone melalui aplikasi tertentu (Khoirunnisa &
Kurniawati, 2019) Fungsi dari drone dalam SIG ialah sebagai
pengambil foto atau video udara dalam memetakan wilayah kapan
pun, tanpa terikat waktu, dan menghasilkan gambar beresolusi
tinggi (Rahmad, 2019). Dalam pengamatan ini dilakukan
menggunakan DJI Mavic 2 Pro.
DJI Mavic 2 Pro merupakan drone yang digunakan dalam
pengambilan foto udara yang dijadikan data olahan. Drone tersebut
memiliki spesifikasi yang lebih unggul dibandingkan dengan seri
sebelumnya. DJI Mavic 2 Pro memiliki rekaman yang lebih halus
dan stabil dalam situasi apapun. Selain itu, remote control dari
drone ini dapat menyediakan sinyal transmisi dengan resolusi
23
tinggi hingga jarak 8 kilometer. Drone ini juga memiliki kecepatan
terbang maksimal 72km/jam dan maksimal waktu terbang selama
31 menit apabila baterai dalam keadaan bagus. Drone yang dipakai
sewaktu pengambilan data, baterai dalam kondisi kurang baik
sehingga drone hanya mampu terbang hingga 20 menit lalu
kembali ke titik awal penerbangan.
4.6.2 Software
4.6.2.1 ArcGIS
ArcGIS merupakan salah satu perangkat lunak yang dapat
dipasang di komputer ataupun laptop. ArcGIS dikenal luas sebagai
perangkat lunak yang digunakan dalam pemetaan digital. Di dalam
ArcGIS terdapat beberapa fitur yang dapat melakukan visualisasi,
mengeksplor, menjawab kueri, menganalisis data secara geografis
(Edy Harseno, dkk, 2007 dalam Ichwan, 2019). yaitu ArcMap,
ArcGlobe, ArcCatalog, dan ArcScene. Dalam sumber sebelumnya
disebutkan, ArcMap merupakan aplikasi utama dari ArcGIS yang
mampu memvisualisasi, editing, pembuatan peta tematik, hingga
menghasilkan output berupa peta. Selanjutnya ArcGlobe yang
memiliki tampilan seperti Google Earth yang berkemampuan untuk
menampilkan datum permukaan dengan citra satelit. ArcCatalog
bertugas dalam membuat data vektor dan mengelompokkan sesuai
dengan fungsinya, mengatur data, membagi data, dan
mendokumentasikan data spasial maupun data yang berkaitan
dengan informasi geografis. Yang terakhir ialah ArcScene yang
memiliki kemampuan sama seperti ArcMap hanya saja pada
ArcScene terdapat fitur 3D.
4.6.2.2 Agisoft
Agisoft merupakan salah satu software yang bertugas
dalam pengolahan data citra yang sebelumnya 2D menjadi 3D.
24
Aplikasi ini digunakan untuk membentuk mosaik dengan
mengidentifikasi tie point secara otomatis, pembentukan DEM dan
DSM dari mosaik yang dibentuk. Hasil DEM dan DSM dari
aplikasi ini memiliki keseimbangan warna yang baik dan juga
sambungan antar foto tidak terlihat (Admoko, 2015)
4.6.2.3 Geomatica
Geomatica juga merupakan salah satu software dalam
pemetaan. Geomatica berfungsi dalam menghasilkan file berupa
DTM dan DEM. DTM sendiri merupakan singkatan dari Digital
Terrain Model yang mana menunjukkan gambar peta yang hanya
berupa permukaan elevasi, sedangkan Digital Elevation Model
(DEM) merupakan pemodelan yang ditujukan untuk
menggambarkan batas air, daerah dengan lereng curam, hingga
kondisi geologinya. Baik file DTM maupun DEM memiliki
kesamaan yaitu hanya berwarna merah, kuning, hijau, dan biru
yang menunjukkan keterangan tinggi wilayah tersebut.
4.6.2.5 Pix 4D
Pix4D juga merupakan aplikasi untuk merencanakan
penerbangan drone. Aplikasi ini juga digunakan dalam membuat
lintasan terbang yang dapat mengatur ketinggian terbang, sidelap
25
dan overlap secara manual. Pada pix4D juga dilengkapi dengan
pemberitahuan tentang sisa baterai drone apabila kapasitas tidak
mencukupi untuk menyelesaikan lintasan akan secara otomatis
akan kembali ke tempat awal menerbangkan drone.
4.6.4 Data
26
Dalam pengamatan ini, data non spasial digunakan dalam memberi
simbol pada beberapa peta yang memang diperlukan untuk
keterangan.
4.6.5 Metode
27
4.7.2 Fungsi
4.7.3 Bentuk
28
4.7.3.4 Data raster bentuknya yaitu pixel. Pixel merupakan objek
geografis yang digambarkan sebagai bagian sel grid).
No Kelebihan Kekurangan
29
dengan mudah data vektor dihasilkan
sangat lama
30
No. Kelebihan Kekurangan
31
topologi dan jaringan
32
Gambar 4. 1 Model Data Raster (Sumber : Astrini dan Oswald, 2012)
Gambar 4. 2 Contoh resolusi data raster (Sumber : Astrini and Oswald, 2012)
33
membutuhkan ruang dan presisi lokasi lebih rendah tetapi untuk
penggunaan matematis lebih mudah, pada dasarnya pemilihan untuk
format data mengikuti pada data tersebut digunakan untuk tujuan apa,
banyaknya data yang tersedia, volume data yang dihasilkan, serta
kemudahan dalam Analisa.
Gambar 4. 3 Perbandingan raster, vektor dan keadaan asli (Sumber : Astrini and Oswald, 2012)
34
membedakan dengan Drone Deploy adalah aplikasi ini hanya dapat
diakses pada smartphone IOS.
Pengaturan yang digunakan dalam pembuatan lintasan drone
menyesuaikan dengan kondisi kawasan yang hendak diambil gambarnya.
Pengaturan pertama adalah Overlap. Overlap sendiri mengatur berapa
persen gambar yang akan ditumpang tindih selama pengambilan gambar,
semakin besar persen overlap maka semakin banyak pula gambar yang
akan diambil. Pengaturan overlap yang kami gunakan adalah sebesar 85%.
Flight Direction mengatur arah terbang drone dilintasan terbang. Besar-
kecilnya ditentukan menyesuaikan kondisi medan. Arah terbang drone
sebaiknya memperhatikan kemana drone akan terbang sehingga drone
dapat terbang secara efisien dan menghemat baterai karena baterai drone
sangatlah singkat. Drone memiliki masa terbang yang singkat mulai dari
10-25 menit saja, oleh karena itu mempertimbangkan panjang lintasan
drone sangatlah penting.
Mapping Flight Speed merupakan kecepata drone ketika mengambil
gambar. Semakin cepat drone terbang maka semakin cepat pula
pengambilan gambarnya, tetapi foto yang diambil kemungkinan besar
akan kabur atau tidak fokus. Kami menggunakan kecepatan 5m per detik
karena kecepatan ini adalah yang standar dalam melakukan pengambilan
gambar. Gimbal angle merupakan sudut kamera drone ketika mengambil
gambar. Kami menggunakan sudut gimbal sebesar -90˚ , dengan begitu
kamera akan menghadap kebawah ketika mengambil gambar. Obstacle
Avoidance merupakan salah satu fitur drone yang membuatnya dapat
menghindari objek-objek yang dapat membahayakan dengan
menggunakan sensor. Berikut adalah gambar pengaturan Drone Deploy
yang kami gunakan.
35
Gambar 4. 4 Pengaturan lintasan Drone di Drone Deploy
36
Gambar 4. 5 Memasukan foto kedalam aplikasi Resizer
37
3. Penyatuan gambar menggunakan Agisoft
Setelah semua gambar telah selesai disatukan dan dikompres, langkash
selanjutnya adalah menyatukan semua gambar menjadi satu gambar
berbentuk peta. Kami menggunakan bantuan software Agisoft dalam
menyatukan gambar yang ada. Di Agisoft, semua gambar ini akan
disatukan, membentuknya agar memiliki bentuk 3D, pembentukan tekstur,
dan pembentukan file DEM dan Orthomosaic. File DEM yang dihasilkan
Agisoft masih berupa file DSM (Digital Surface Model), sedangkan
Orthomosaic ini merupakan foto citra yang akan digunakan dalam
pembuatan peta digital. Berikut adalah gambar dari proses foto disatukan
dan diproses di Agisoft.
38
Gambar 4. 10 Pembuatan teksture pada file
39
Gambar 4. 11 Proses pembuatan file DEM
40
Gambar 4. 13 proses pemfilteran pada file
41
(Southern) yang berada di belahan bumi bagian Selatan atau berada
di bawah garis khatulistiwa.
42
Gambar 4. 17 Hasil pembuatan polygon dengan AOI
43
3) Pembuatan kontur mayor dan minor
Setelah diclip, langkah selanjutnya adalah membuat kontur mayor
dan minor. Kontur mayor merupakan kontur yang memiliki
interval ketinggian yang besar, sedangkan kontur minor memiliki
interval ketinggian yang kecil. Pembutannya menggunakan fitur
“Contour (3D Analyst)” yang dapat ditemukan di search. Input
data DEM dan tuliskan interval (m) yang hendak digunakan.
44
4) Pembuatan petak garapan petani
Setelah itu, langkah selanjutnya adalah membuat peta garapan
petani. Yang pertama adalah membuat layer AOI baru dan
membuat polygon berdasarkan ukuran-ukuran petak yang ada.
Setelah itu, hapus warna yang ada. Penentuan nomor petak dapat
menggunakan rumus “FID + 1”. Penentuan kode petak dapat
menggunakan rumus “’nama petak’ & nomor petak”. Penentuan
luas petak dapat menggunakan “Calculate Geometry”.
45
Gambar 4. 24 Penentuan nomor petak
46
Gambar 4. 27 Hasil jadi informasi mengenai petak
47
BAB V
PENUTUP
a. Kesimpulan
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem informasi
berbasiskan komputer untuk menyimpan, mengelola, dan menganalisis
data hingga menghasilkan data bereferensi geografis untuk mendukung
pengambilan keputusan. Sistem Informasi Geografis (SIG) mempunyai
peranan yang sangat penting dalam bidang kehutanan karena dapat
membantu pengelola kawasan hutan untuk mengambil keputusan yang
berkaitan dengan sumber daya hutan. Komponen SIG terdiri dari 5
komponen yaitu hardware, software, brainware, data dan metode. Data
spasial dibagi menjadi 3 yaitu (a) data geospasial, (b) data geografis, dan
(c) geodata. Bentuk data spasial terdiri dari data grafis dan data atribut dan
data spasial dibagi menjadi 2 jenis yaitu data vektor dan data raster.
Potensi lahan Survei pada blok B di KHDTK Gunung Bromo Petak
lahan yang digunakan terdapat tegakan Pinus (Pinus merkusi) sebanyak
115 tegakan dimana setiap lahan terdapat pada 23 petak tersebut 5 tegakan
pinus yang menjadi sampling mewakili pohon lainya. Selain Pinus (Pinus
merkusi) terdapat juga tanaman semusim seperti singkong, umbi, porang,
kacang yang menggunakan sistem agroforestry sehingga dapat
meningkatkan pendapatan petani.
48
DAFTAR PUSTAKA
49
Bintang, W. S. D. (2017). Kewajiban Pemasangan Tanda Batas Sebagai Jaminan
Kepastian Obyek Bidang Tanah Untuk Kepentingan Pendaftaran Tanah
Sistematik Tahun 2017 (Studi Kasus Pengukuran Pada Desa Tawang
Kabupaten Semarang) (Doctoral dissertation, Faculty of Social and
Political Sciences).
Darmawan, A., Harianto, S. P., Santoso, T., & Winarno, G. D. (2018). Buku ajar
penginderaan jauh untuk kehutanan.
Departemen Kehutanan dan Perkebunan. (1999). Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Dephut bun RI.
Jakarta.
Elvitaria, L., & Trisnawati, Li. (2019). Pemodelan Mobile GIS Sejarah Hidup
Nabi Muhammad Saw Berbasis Android. Rabit : Jurnal Teknologi Dan
Sistem Informasi Univrab, 4(1), 49–56.
https://doi.org/10.36341/rabit.v4i1.616.
Hamidi. (2011). Aplikasi SIstem Informasi Geografis Berbasis Web Penyebaran
Dana Bantuan Operasional Sekolah. Jurnal Masyarakat Informatika, Vol.
2(3).
Ichwan, F. B. (2019). Sistem Informasi Geografis Sebaran Pondok Pesantren Di
Kota Malang. Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika, 3(1).
Jogiyanto. (2005). Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Kharistiani, E., & Aribowo, E. (2013). Sistem Informasi Geografis Pemetaan
Potensi SMA/SMK Berbasis Web (Studi Kasus: Kabupaten Kebumen)
(Doctoral dissertation, Universitas Ahmad Dahlan).
Khoirunnisa, H., & Kurniawati, F. (2019). Penggunaan Drone dalam
Mengaplikasikan Pestisida di Daerah Sungai Besar, Malaysia. Jurnal
Pusat Inovasi Masyarakat, 1(1), 87–91.
Kholil. (2017). Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) Dalam Aplikasi
Pelaporan Dan Pelacakan Kejahatan Berbasis Android. Jurnal Teknologi
Informasi dan Komunikasi Vol. 6 No.1, Juni 2017 : 51–58.
50
Nurul Qalbi, A., Mamminanga, I., Justiawal, M., Anita Safitri, N., Musfika, Y., &
Anugrah, B. (2022). Penerapan Kursus Kilat Komputer di SDA 2 Pusat
Sengkang melalui Metode Team Teaching. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat Sosiosaintifik, 4(2), 68–76.
https://ojs.univprima.ac.id/index.php/JurDikMas.
Pardede, F. A., & Warnars, S. (2006). Pemanfaatan Teknologi Sistem Informasi
Geografis Untuk Menunjang Pembangunan Daerah. Universitas Budi
Luhur, Jakarta.
Prahasta, E. (2000). Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung:
Penerbit Informatika.
Rahmad, R. (2019). Pemanfaatan Drone DJI Phantom 4 Untuk Identifikasi Batas
Administrasi Wilayah. Jurnal Geografi, 11(2), 218–223.
https://doi.org/10.24114/jg.v11i2.10604
Rosdania, R., Agus, F., & Kridalaksana, A. H. (2016). Sistem Informasi Geografi
Batas Wilayah Kampus Universitas Mulawarman Menggunakan Google
Maps API. Informatika Mulawarman: Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer,
10(1), 38-46.
Sari, Nur Fitriana. (2014). Ensiklopedia Geografi Sistem Informasi Geografis.
Klaten: Cempaka Putih
Tumpu, M., Rangan, P. R., Agustin, T., Rustan, F. R., Isdyanto, A., Hamdi, F., ...
& Sugiyanto, G. (2021). Dasar-Dasar Ilmu Ukur Tanah. Yayasan Kita
Menulis.
UPT Pusdiklathut. (2019). Rencana Pengelolaan KHDTK Gunung Bromo.
Surakarta.
Wardana, E. W., Munthe, I. R., dan Yanris, G. J. (2021). Rancang Bangun Sistem
Informasi Geografis Pemetaan Hutan Pada Kabupaten Labuhan-Batu.
Rabit : Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Univrab, 6(2), 77–82.
Zamzami, Z. M., Wahyuni, P., & Dewi, B. S. (2020). Keanekaragaman Satwa
Liar Di KHDTK Getas. Journal of Tropical Upland Resources (J. Trop.
Upland Res.), 2(2), 269-275.
51
52
LAMPIRAN
53
LAMPIRAN 2. Logbook Keigatan Mata Kuliah Geomatika dan Inderaja Kehutanan
54
LAMPIRAN 3. Dokumentasi kegiatan MBKM KHDTK Gunung Bromo
Kegiatan
Rapat mengenai panduan dan rekognisi kegiatan MBKM KHDTK Gunung
Bromo
55
Keberangkatan, pelepasan mahasiswa, dan penerjunan mahasiswa ke lokasi
kegiatan dan pembukaan
56
Pemasangan software ArcGis, Drone deploy
57
Pembuatan lintasan terbang drone pada aplikasi Dronedeploy
58
Pelatihan penerbangan drone di lahan garapan
petani
59
Mengekstrak foto drone ke photo resizer, agrisoft metashape, geomatika dan
ArcGis
60
waypoint vegetasi lahan garapan petani agroforestri
61
Ujian drone dan ArcGis semua kelompok
62