Dosen Pengampu :
1. Nursanti, S.Hut.,M.Si
Disusun Oleh :
1.2 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan invasif
yang ada di Hutan Kampus Universitas Jambi.
1.3 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data dan informasi mengenai
jenis-jenis tumbuhan invasif di Hutan Kampus Universitas Jambi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Chromolaena odorata (L.) R.M King & H.Robinson atau kirinyuh, semak
merdeka, putihan, babanjaran, darismin (Tjitrosoedirdjo et al,. 2016). Nama lokal
C. odorata di Tahura Bukit Sari adalah pekaian bentol. C. odorata merupakan
tumbuhan herba. C. odorata masuk kedalam keluarga asteraceae. Menurut
Shackleton (2016) C. odorata dapat tumbuh tinggi hingga 2-3 meter tetapi bila
ada vegetasi sandarannya tinggi dengan mencapai 5-10 meter.
Jenis C. odorata di Indonesia telah lama terdeteksi kehadirannya di Papua,
dijumpai di Tahura Dr. Moh. Hatta, Padang, Sumatera Barat serta menginvasi
kawasan pengandaran dan TN Ujungkulon, Jawa Barat dan TN Alas Purwo Jawa
Timur (Solfiyeni, 2015). Dalam penelitian susilo (2018) C. odorata adalah salah
satu tumbuhan invasif yang dijumpai.
Suharjo (2011) menjelaskan bahwa C. odorata dapat tumbuh baik di
berbagai sistem penggunaan lahan seperti sawah, bantaran sungai, tepi jalan,
pekarangan dan khususnya lahan kosong. Tumbuhan invasif C. odorata tidak
tahan naungan sehingga tidak ditemukan di hutan-hutan yang tertutup, namun
walaupun demikian di Indonesia dan di berbagai negara lain seperti Asia, C.
odorata banyak ditemukan di perkebunan- perkebunan seperti karet, kelapa sawit,
kelapa, jambu mente dan sebagainya (susilo, 2018). Titik koordinat ditemukan -1̊
36' 56, 004” S 103̊ 31’ 18,258” E.
Imperata cylindrica (L.) Beauv. atau ilalang, alang-alang (ind), eurih (sund.)
alang-alang, kambengan (Jav.). I. cylidrica masuk kedalam keluarga poaceae yang
berasal dari Asia Tropis. I. cylindrica adalah jenis rumput yang berdaun tajam
(Tjitrosoedirjo, et al., 2016).
Penelitian Girmansyah & Sunaryo (2015) menjelaskan bahwa tumbuhan
invasif yang mendominasi di Taman Nasional Tanjung Puting ada dua jenis yaitu
Rhodomyrtus tomentosa dan Imperata cylindrica. I. cylindrica sangat
mendominasi karena penyebarannya sangat luas maka perlu diwaspadai
keberadaannya. Agustian (2013) menambahkan I. cylindrica salah satu spesies
tumbuhan invasif yang paling dominan diantara spesies yang lain, karena dapat
dijumpai disetiap blok penelitian.
I. cylindrica memiliki pengaruh penting dalam komunitasnya, yang tercatat
memiliki INP lebih dari 10% pada beberapa petak contoh. hal tersebut sesuai
dengan penyataan Schoonhoven et al., (1996) yang menyatakan bahwa spesies
eksotik mampu berkompetisi dengan spesies lokal, menggeser keberadaannya,
menyebabkan kerusakan ekosistem alami.
Bagi masyarakat di sekitar Tahura Bukit Sari I. cylindrica sangat merugikan
karena dapat menurunkan hasil akibat dari persaingan dengan tanaman budidaya
dalam menyerap nutrisi. I. cylindrica sangat sulit untuk dikendalikan karena
berkembang biaknya sangat cepat dan mudah. Titik koordinat ditemukan -1̊ 36'
55,446” S 103̊ 31’ 13,416” E.
Ottochloa nodosa kunth adalah rumput yang masuk dalam keluarga poaceae
berasal dari Asia Tenggara. Holm et al., (1979) mencatat bahwa O. nodosa
adalah gulma utama di Malaysia. Lam et al., (1993) menambahkan O. nodosa
merupakan gulma yang dominan pada karet dan kelapa sawit di Malaysia.
Penelitian Umiyati & Denny (2018) telah melakukan analisis bahwa gulma
O. nodosa merupakan gulma dominan yang ditemukan di kebun kelapa sawit.
Sembodo (2010) menambahkan O. nodosa mudah berkembang biak dan cepat
menyebar di daerah yang lembab.
Sormin & ahmad (2017) telah melakukan penelitian di Kebun Rambutan
Sumatera Utara, mencatat bahwa O. nodosa adalah gulma yang paling dominan
pada blok tahun tanam 2011 dengan nisbah jumlah dominansi (NJD) 10,73%.
Titik koordinat ditemukan -1̊ 36' 34,704” S 103̊ 31’ 8,706” E.
Lantana camara L. atau tahi ayam (ind.), saliara, tahi kotok (sund.),
tembelekan, kembang telek, telekan (Jav.). L. Camara masuk kedalam keluarga
verbenaceae yang berasal dari Amerika Tropis (Tjitrosoedirdjo, et al., 2016).
Nama lokal L. Camara di Tahura Bukit Sari adalah punyengan.
L. Camara adalah tumbuhan yang berhabitus semak (Wahyuni 2016). L.
camara adalah tumbuhan beracun pada keluarga verbenaceae yang telah tersebar
luas di 60 negara. L. camara memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat sehingga
kemampuan untuk membentuk semak padat, dan berdampak serius pada sistem
pertanian dan alam. Melihat penjelasan di atas maka, tumbuhan invasif L.
camara termasuk kedalam salah satu tumbuhan invasif terganas di dunia (Lowe et
al., 2004, Peiris et al., 2017, Global Specific Species Database).
Penelitian susilo (2018) menjelaskan bahwa terdapat 58 jenis tumbuhan
invasif, dari 58 jenis tersebut terdapat 6 jenis tumbuhan invasif penting dan perlu
diwaspadai karena 6 jenis tersebut masuk kedalam 100 jenis tumbuhan terganas di
dunia. Dari salah satu 6 jenis tumbuhan invasif tersebut adalah L. Camara. Titik
koordinat ditemukan -1̊ 36' 55,422” S 103̊ 31’ 19,272” E.
Clidemia hirta (L.) D. Don atau akar kala (Ind.), harendong bulu (Sund)
atau senduduk bulu. C. hirta merupakan tumbuhan herba dari keluarga
melastomataceae yang berasal dari daerah Amerika Selatan dan Tengah,
menyebar dari Meksiko Selatan sampai Argentina Utara (Weber, 2003).
Penyebaran C. hirta sudah mencapai di berbagai kepulauan di Samudera Hindia,
seperti dibeberapa bagian Mikronesia, Simenanjung Malaysia dan Indonesia.
Dalam penelitian Ariyanto (2017) spesies C. hirta memiliki nilai INP
tertinggi dibandingkan dengan spesies tumbuhan invasif lainnya, dengan nilai INP
sebesar 89,79 %. Menurut Soerianegara dan Indrawan (2008) menyatakan
tumbuhan invasif seperti C. hirta merupakan vegetasi pionir yang tumbuh pada
proses suksesi sekunder di lahan yang terdegradasi oleh pembalakan liar,
kebakaran hutan, atau sistem ladang berpindah. Habitat spesies ini terdapat pada
hutan alam, padang rumput, zona terganggu, dan semak belukar (Setyawati et al.,
2015).
C. hirta sangat sering dijumpai dilokasi penelitian tepatnya di Kawasan
Tahura Bukit Sari, dijumpai di pinggir jalan, perbatasan lahan, di sekitar mes, dan
lahan yang agak tertutup sekalipun. Titik koordinat ditemukan -1̊ 36' 34,86” S 103̊
31’ 8,706” E.
Mimosa pudica L. atau sikejut, putri malu (Ind.), pis kucing (Jav.).
Tumbuhan invasif M. pudica masuk dalam keluarga fabaceae yang berasal dari
Amerika Tropis dan Amerika Selatan. M. pudica tumbuh di daerah yang terkena
sinaran matahari, di sepanjang jalan, di perkebunan, di perkarangan rumah yang
tidak terawat dan lahan yang terbuka. M. pudica tersebar di Indonesia di pulau
Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi (Tjitrosoedirdjo et al., 2016).
M. pudica dijuluki dengan tumbuhan semak yang sensitif atau tumbuhan
mengantuk bila terkena sentuhan. M. pudica merupakan spesies intoleran (Ajorlo
et al., 2014). Tumbuh mulai dari 1-1.300 mdpl dengan curah hujan sekitar 1000-
2000 mm pertahun (Tjitrosoedirdjo 2017).
Ariayanto (2017) menjelaskan bahwa M. pudica memiliki nilai INP sebesar
4.85% yang berarti masih sedikitnya populasi dari M. pudica yang ditemukan di
CA Durian Luncuk 1. Menurut Invasive Species Specialist Group (ISSG) (2017)
penyebab sedikitnya populasi M. pudica dikarenakan spesies ini termasuk
kedalam spesies intoleran, sehingga kurang berkembang dengan baik di bawah
naungan. Titik koordinat ditemukan -1̊ 36' 55,314” S 103̊ 31’ 13,356” E.
5.1 Kesimpulan
Survei eksplorasi pada beberapa kawasan terbuka di sekitaran Hutan
Kampus Universitas Jambi menemukan 18 jenis tumbuhan invasif yang tergolong
ke dalam 8 famili. Famili dengan jumlah jenis terbanyak adalah asteraceae (5
jenis) diikuti poaceae (4 jenis) dan verbenaceae 3 jenis. Untuk famili yang lain
berkisar 1-2 jenis. 18 jenis tumbuhan invasif dari 8 famili, yaitu Chromolaena
odorata, Mikania micrantha kunth, Ageratum conyzoides, Sphagneticola
trilobata, Rolandra fruticosa, Themeda villosa, Pennisetum polystachion,
Imperata cylindrica, Ottochloa nodosa, Lantana camara, Stachytarpheta
jamaicensis, Melastoma malabathricum, Clidemia hirta, Gleichenia linearis,
Asystasia gangetica, Nephrolepis biserrata, Stachytarpheta urticifolia.
5.2 Saran
Di Hutan Kampus Unja Mendalo sudah ditemukan jenis-jenis tumbuhan
invasif yang sangat berbahaya. Sehingga tumbuhan invasif tersebut perlu
diwaspadai perkembangannya karena jenis yang ditemukan di Hutan Kampus
Unja Mendalo telah terdaftar secara nasional dan global sebagai tumbuhan invasif
yang berpotensi merusak jenis asli dan keanekaragaman hayati.