Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ade Melano

Nim : 1906110746

Kelas : KHT’B

Matkul : Agrofrestri

Contribution of Agroforestry to Total Farmers’ Revenue in Long


Beluah Village, North Kalimantan Province – Indonesia

(Kontribusi Agroforestri terhadap Total Pendapatan Petani


dalam Jangka Panjang

Desa Beluah, Provinsi Kalimantan Utara – Indonesia)


ABSTRAK

Agroforestri di Desa Long Beluah dapat dikembangkan untuk menunjang


kesejahteraan dan menjaga perekonomian masyarakat stabilitas. Agroforestri
merupakan salah satu sistem pengelolaan lahan yang dapat ditawarkan untuk
memecahkan masalah yang timbul dari pangan sekaligus memberikan manfaat
sosial ekonomi bagi petani. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengelolaan agroforestri dan kontribusinya terhadap perekonomian rumah tangga
petani. Analisis dilakukan untuk empat bulan terhitung sejak Januari-April 2019.
Sebagai pedoman dalam melakukan penelitian di lapangan, penelitian ini
menggunakan tahapan kegiatan yang terdiri dari 1) survey lokasi penelitian, 2)
pemilihan responden, 3) Wawancara dan pengisian kuesioner, 4) Pengumpulan
data sekunder dan informasi pendukung, 5) Pengolahan dan analisis data.

Hasil penelitian ini: a) jenis tanaman agroforestry milik petani di desa


Long Beluah yang ada terdiri dari kayu tanaman, tanaman perkebunan, pohon
buah-buahan, tumbuhan bawah abadi, dan tumbuhan bawah musiman. b) Rata-
rata jumlah pendapatan responden dari usahatani agroforestri Desa Long Beluah
adalah Rp. 16.928.329 tahun -1 , jenis buah Pohon yang memberikan kontribusi
tertinggi terhadap pendapatan rata-rata responden adalah jambu air, yaitu sebesar
Rp.2.439.529 tahun -1 atau 24,03% dari total pendapatan tanaman buah. c) Rata-
rata jumlah pendapatan responden dari non-agroforestri adalah Rp. 21.812.132
tahun-1. Sedangkan kontribusi agroforestri sebesar 43,70% dari total rata-rata
pendapatan petani.

1. PENDAHULUAN
Sebagian Besar Sistem Agroforestri di Long Beluah Desa mengikuti
sistem wanatani tradisional pola dan dilakukan secara lintas generasi. Itu alasan
mengapa petani menerapkan sistem agroforestri dengan menggabungkan tanaman
semusim (siklus pendek) dan tanaman pohon(proses panjang) sudah menjadi
budaya lokal yang diturunkan dari generasi ke generasi dari mereka sebelumnya
nenek moyang. Praktek agroforestri tradisional adalah dijelaskan secara rinci
dalam sistem Lembo di Dayak masyarakat di Mahakam Tengah, Kalimantan
Timur.

Desainnya berasal dari tanaman yang tumbuh spontan dari biji yang
dibuang di lahan pertanian agricultural atau memelihara dan memelihara pohon
regenerasi yang ada,dikembangkan dengan membudidayakan tanaman dan
berlangsung terus menerus.Berdasarkan pengamatan singkat, sebagian besar
masyarakat sistem pertanian di desa-desa di Kabupaten Bulungan diProvinsi
Kalimantan Utara menerapkan agroforestri sistem, yang disebut "Pula Pekelet"
atau "Lumaq" oleh LongMasyarakat desa Beluah yang didominasi oleh adat Suku
Dayak Kayan.

2. BAHAN DAN METODE

2.1. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Long BeluahDesa, Kecamatan Tanjung Palas


Barat, BulunganKabupaten, Provinsi Kalimantan Utara, Indonesia.Secara grafis
desa Long Beluah terletak di2.731033 (2 o 43'51.72“N) dan bujur 117.11471(117
atau 6'52.96”E). Penelitian dilakukan selama empatbulan mulai dari Januari-April
2019, mulai dariorientasi lapangan untuk pengolahan data.

2.2. Metode Penentuan Sampel

Penentuan sampel atau responden dilakukandengan metode purposive


sampling. Jumlahresponden ditentukan berdasarkan SlovinTeknik [5,6]. Rumus
Slovin yang digunakan adalah:

𝐧 =𝐍/𝐍 (𝐞)𝟐 + 𝟏

Dimana:

n = jumlah responden yang dijadikan sampel dalam penelitian

N = jumlah petani anggota kelompok dibidang studi

e = batas kesalahan (15%)

1 = bilangan konstan
Responden dipilih secara purposive pengambilan sampel berdasarkan
partisipasi masyarakat yang menerapkan sistem agroforestri. Jumlah responden
yang diperoleh adalah 34 petani yang memilikitaman.

2.3. Tahapan Kegiatan Penelitian

Sebagai pedoman dalam meneliti lapangan, penelitian ini menggunakan


tahapan kegiatan yang terdiri dari :

a. Survei awal lokasi penelitian

Survei awal lokasi penelitian dilakukan untuk menentukan jenderal lokasi


penelitian kondisi dan menggali calon responden pemilihan secara purposive
sesuai dengan metodenya. Disurvei awal ini, peneliti juga mengadakan audiensi
dengan tokoh adat setempat dan kepala desa berhubungan dengan lokasi
penelitian.

b. Penjelasan rencana penelitian kepada responden

Semua responden yang dipilih dikumpulkan dan kemudian menjelaskan


rencana penelitian dan spesifik penjelasan tata cara pengisian kuesioner
penelitian.

c. Wawancara dan pengisian kuesioner

Peneliti dibantu oleh beberapa data anggota tim pengumpul yang


melakukan directwawancara dengan responden dan membimbing mereka dalam
mengisi kuesioner.

d. Pengambilan data sekunder dan pendukungnyainformasi

Data sekunder dan informasi pendukung adalah diperoleh dari kepala desa,
Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Utara, dan studi literatur melalui buku dan
jurnal penelitian.

e. Pengolahan dan analisis data

Data primer diperoleh dari wawancara langsung dan kuesioner direkap dan
dianalisis dan secara kuantitatif.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Ketentuan Umum Lokasi Penelitian

Secara umum Desa Long Beluah memiliki dataran hingga bergelombang


topografi. Daerah perbukitan, dengan ketinggian mencapai 15-120m di atas
permukaan laut. Pada saat yang sama, daerah datar adalahdi sepanjang sungai.
Menurut pemetaan tanah, yang palingjenis tanah yang dominan adalah podsolik.
Ciri-ciri darisolum tanah relatif tebal (90-180 cm), warna tanahnya berwarna
coklat kemerahan sampai coklat kekuningan dengan horizon, bertekstur dari
lempung berpasir hingga lempung, rentang pHdari 4,0 hingga 5,5, permeabilitas
sedang hingga lambat, dan mudah sensitivitas erosi.

3.2. Sistem Agroforestri

Agroforestri desa adalah sistem yang kompleks denganspasi tidak teratur.


Ini terdiri dari berbagai jenis kayu tanaman, tanaman perkebunan, pohon buah-
buahan, tanaman keras, dan tanaman bawah tanah. Agroforestri adalah lahan
terpadu sistem yang menggabungkan pohon dengan berbagai tanaman,
dibawabaik secara bersama-sama maupun secara bergilir untuk menghasilkan
hasil yang optimal dan penggunaan lahan yang berkelanjutan. Jenis-jenis
agroforestri tanaman milik petani di desa Long Beluah terdiri dari:

a. Tanaman kayu seperti akasia ( Acacia mangium ),

Lamtoro ( Leucaena leucocophala ), pinang ( Areca

catechu )dll.

b. Tanaman perkebunan seperti kopi ( Coffea spp.),

Kelapa ( Coconus nucifera ), aren ( Arenga

pinnata ), dll.

c. Tanaman buah-buahan seperti durian ( Durio zibethinus ), lai

( Durio kutejensis ), kuweni ( Mangifera odorata ),

petai ( Parkia speciosa ),dll.

3.3. Pendapatan Pertanian Agroforestri

Pendapatan responden petani agroforestri adalah dihitung dalam satu tahun


terakhir berdasarkan sumber pendapatan dan biaya usaha tani. Pembayaran dari
agroforestri dihitung dari kayu, tanaman pangan, perkebunan tanaman, tanaman
obat, dan ternak di atas tanah milikpetani. Data pendapatan, pengeluaran, dan
responden pendapatan disajikan pada Tabel 1

Tabel 1. Pendapatan rata-rata, biaya dan pendapatan responden dari desa


Long Beluah pertanian agroforestry

No Sumber Rata-rata(Rp tahun -1 )


1 Pendapatan Petani Agroforestri
a. Kayu 1.411.765
b. Tanaman Buah 10,152,706
c. Tanaman-tanaman 4,522,706
d. Tanaman perkebunan 2.854.824
e. Tanaman obat 1.381.976
f. Ternak 2.223.529
Total pendapatan 22.547.506
2 Biaya Usahatani Agroforestri
a.Biaya tenaga kerja 1.658.118
b. Peralatan Pertanian dan 2.210.824
Biaya Bahan
c. dll 1.750.235
Total biaya 5.619.176

3 Pendapatan 16.928.329
(Pendapatan - Biaya)
rata-rata per bulan 1.410.694

Tabel 1 menunjukkan bahwa pendapatan pertanian secara keseluruhan yang


berasal dari agroforestry lebih besar dari agroforestry biaya pertanian. Dengan
kata lain, dapat dikatakan bahwa pembiayaan agroforestri lebih rendah.
Wawancara menjelaskan bahwa pertanian agroforestri, budidaya teknik tidak
seintensif pertanian monokultur,khususnya dalam hal perawatan tanaman,
sehingga pembiayaan pertanian agroforestri tidak memerlukan biaya yang tinggi.
Itu jumlah rata-rata biaya usahatani untuk setiap responden dalamDesasa Long
Beluah Rp 5.619.176 tahun -1 .

Tabel 2. Rata-rata Jumlah Responden yang Diterima dari Tanaman Buah


dalam Sistem Agroforestri

No Komoditas Pendapatan(Rp tahun -1 ) Persentase(%)


1 Durian 1.900.588 18.72
2 Elai 727.941 7.17
3 mangga 170,294 1.68
4 Petai 626.471 6.17
5 Nangka 101.647 1.00
6 Buah sukun 561.176 5.53
7 Lamtoro 31.765 0.31
8 Alpukat 19.059 0.19
9 Jengkol 121.765 1.20
10 air jambu biji"Madu" 2.439.529 24.03
11 Duku 1.921.765 18.93
12 Langsat 486.000 4.79
13 Rambutan 716.471 7.06
14 Jeruk 304.412 3,00
15 Kelengkeng 23.824 0,23
Total 10,152,706 100
Rata-rata per bulan 846.059

Pendapatan tahunan responden untuk agroforestri produk dari desa Long


Beluah sebagai yang paling banyak kontributor yang signifikan adalah pendapatan
dari pohon buah-buahan,sebesar Rp 10.152.706 seperti yang dijelaskan pada
Tabel 2.Jenis pohon buah-buahan yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap
penghasilannya adalah jambu air “madu”, sebesar Rp2.439.529 tahun -1 (24,03%)
karena jambu air “madu”merupakan komoditas buah unggulan di Kabupaten
Bulungan,Provinsi Kalimantan Utara.

3.4. Pendapatan Non-Agroforestri

Tingkat ketergantungan petani agroforestri masyarakat di desa Long


Beluah di kawasan hutan adalah relatif tinggi, sebagaimana tercermin dari
penggunaan lahan yang beragamkegiatan. Wawancara menunjukkan bahwa
sebagian besar responden mengatakan mereka tidak hanya mengandalkan
pendapatan merekadari agroforestry tetapi juga dari non-agroforestry kegiatan,
termasuk memiliki pekerjaan sampingan.

3.5. Kontribusi Sistem Agroforestri

Selisih antara total pendapatan rata-ratadan total biaya rata-rata adalah


keuntungan sebesar Rp 38.740.462tahun -1 untuk petani agroforestri di Desa
Long Beluah.Perbandingan antara pendapatan dan pengeluaran untuk semua
responden di Desa Long Beluah dapat dilihat diTabel 3.

Tabel 3. Perbandingan pendapatan rumah tangga rata-rata dan biaya responden

No Indikator Rata-rata(Rp tahun -1 )


1 Pendapatan total rata-rata 77.106.697
Pendapatan Agroforestri 22.547.506
Pendapatan Non-Agroforestri 54.559.191
2 Total Biaya Rata-Rata 38.366.235
Biaya Agroforestri 5.619.176
Biaya Non-Agroforestri 32.747.059
3 Laba (Pendapatan - Biaya) 38.740.462

Tabel 3 menunjukkan bahwa jika dilakukan perbandingan antara pendapatan dan


biaya responden, ditemukan bahwa pendapatan responden lebih besar dari
pengeluarannya. Iniartinya petani dapat membiayai kebutuhannya baik dariproduk
agroforestri dan non-agroforestri. Sebuah sistem agroforestri di desa Long Beluah
dapat menjadi alternatif penggunaan lahan yang lebih baik dan lebih
menguntungkan. Sebuah kebijakan yang sangat baik untuk memfasilitasi
agroforestry kontribusi sangat penting. Itu akan membuat agroforestriterus
memberikan tren positif. Persentase kontribusi agroforestri dan non-agroforestri
terhadap pendapatan responden disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Kontribusi agroforestri dan non-agroforestri terhadap responden.

No Sumber dari Jumlah Rata-rata Kontribusi


Pendapatan Petani' untuk Petani
Pendapatan Pendapatan
(Rp tahun -1 ) (%)
1 Agroforestri 16.928.329 43.70
2 Non-agroforestri 21.812.132 56.30
Jumlah 38.740.462 100.00

Tabel 5 menunjukkan bahwa kontribusi agroforestri terhadap total pendapatan


petani di Desa Long Beluah adalah relatif tinggi (43,70%). The agroforestr y
masyarakat hutan merupakan pendapatan sampingan dan bersifat insidental
dengan berbagai tidak lebih dari 10% dari total pendapatan [14]. Namun pada
kenyataannya,di desa studi, kontribusinya jauh di atas 10%.Artinya lahan
agroforestri di Long Beluahdesa memiliki peran yang signifikan dan berdampak
positif terhadapekonomi petani.

4. KESIMPULAN

Jenis tanaman agroforestri di Long Beluah adalahah kayu, tanaman


perkebunan, pohon buah-buahan, abadi tumbuhan bawah, dan tumbuhan bawah
musiman. Rata-rata besarnya pendapatan responden dari agroforestri usahatani
untuk Desa Long Beluah Rp 16.928.329tahun -1 , jenis pohon buah-buahan yang
memberikan kontribusi tertinggi dengan pendapatan rata-rata responden adalah
airjambu biji “madu” yaitu Rp 2.439.529 tahun -1 atau 24,03%dari total
pendapatan tanaman buah.

Rata-rata jumlah pendapatan responden dari non-agroforestry adalah Rp


21.812.132 tahun -1 .Sedangkan kontribusi agroforestri sebesar 43,70%.dari total
pendapatan rata-rata petani.

SUMBER JURNAL

A. Uluk, M. Sudana, E. Wollenberg, Ketergantungan Masyarakat Dayak


terhadap Hutan di Sekitar Taman Nasional Kayan Mentarang, Center For
International Forestry Research (CIFOR), Bogor, 2001.

Anda mungkin juga menyukai