Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRATIKUM PERKEBUNAN TANAMAN RAKYAT

PEMBUATAN ATAP BEDENGAN DAN BENIH TANAMAN


SENGON (Paraserianthes falcataria L. Nielsen)

Disusun Oleh :

ZAINI : A32202566

GOLONGAN B

DOSEN PENGAMPU :

Ir. SUPRIYADI, MM

Ir. SITI HUMAIDA, MP

TEKNISI

SAMSUL HADI, A.Md

PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2022
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman Sengon (Paraserianthes falcataria(L.) Nielsen) merupakan salah satu


daritanaman yang tumbuh cepat di daerah tropisdan telah lama dikenal, tanaman ini
pertama kaliditemukan oleh Teysman pada tahun 1871 dipedalaman pulau Banda dan
dibawa ke Kebun Raya Bogor. Tanaman sengon (Paraserianthes falcataria L.
Nielsen) merupakan tanaman tahunan yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi,
karena hampir semua bagian tanaman sengon dapat dijual, mulai dari daun, buah,
pohon dan akar. Tanaman sengon juga dapat dijadikan sebagai tanaman penghijauan,
pelindung dan penyubur tanah. Menurut Hartanto (2011) dalam Julianda,
Mardhiansyah dan Oktorini (2017) daun sengon bisa digunakan sebagai pakan ternak
yang sangat baik karena mengandung protein tinggi, kayunya banyak diusahakan
untuk berbagai keperluan dalam bentuk kayu olahan dengan berbagai peruntukannya
seperti mebel, industri korek api, pensil, papa artikel, dan bahan baku industri pulp
kertas.

Tanaman sengon dapat dimanfaatkan sebagai penghijauan dan reboisasi,


pelindung dan penyubur tanah, bahan baku kayu bakar, bahan baku bangunan dan
perabotan serta bahan baku pulp kertas. Selain manfaat tersebut daun tanaman
sengon juga memberikan manfaat yang sangat menguntungkan diantaranya
sebagai pakan ternak (Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan, 2004). Kelebihan dari
tanaman sengon yaitu dari daun, buah, pohon dan akar sengon dapat dimanfaatkan
secara ekonomis sehingga tidak ada bagian tanaman tersebut yang terbuang sia-sia.
Adapun kekurangan tanaman sengon yaitu tidak dapat tumbuh di tanah yang terlalu
basah karena akan menghambat penyerapan garam Mangan oleh tanaman sehingga
daun sengon akan kurus kecil selain itu akan terjadi kekerdilan apabila garam
Aluminium larut di dalamnya.
Menyikapi tanaman sengon memiliki manfaat multiguna yang tidak hanya
secara ekologis, skala rumah tangga sampai kebutuhan industri. Maka salah satu
upaya untuk mempertahankan kelestariannya yaitu dengan melakukan pengelolaan
yang tepat serta pembudidayaan yang sesuai. Teknik silvikultur mulai diterapkan
dipersemaian untuk mengecambahkan benih maka diperlukan biji-biji sebagai sumber
benih serta untuk membantu benih agar dapat segera berkecambah diperlukan adanya
perlakuan pendahuluan. Pembiakan generatif ini merupakan satu-satunya cara
praktis untuk mendapatkan bibit tanaman dalam jumlah skala besar.

Pembiakan dengan biji mempunyai banyak keuntungan, antara lain


murah dan mudah penyimpanannya untuk jangka waktu yang relatif lama.
Penelitian tentang tanaman sengon mulai dilakukan pada tahun 2000-an, dimana
dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tanaman sengon merupakan
tanaman tropis yang cepat tumbuh.Mengingat tanaman sengon merupakan jenis
yang mempunyai manfaat lebih dan merupakan tanaman yang banyak diminati oleh
masyarakat saat ini karena kualitas kayu sengon yang baik dan selain itu merupakan
tanaman tropis yang cepat tumbuh (Andrianto, 2010).

Bedengan merupakan luasan lahan tertentu yang dibuat untuk menghindari


terjadinya genangan air pada tempat pembibitan yang dapat mengakibatkan jeleknya
aerasi. Bedengan dibuat memanjang dengan arah utara selatan dengan maksud agar
bedengan tersebut dapat menerima cahaya matahari dengan cukup dan merata.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui bagaiman sistem pembenian tanaman sengon.


2. Mengetahui sistem tata cara penyemaian tanaman sengon.
3. Mengetahui tata cara pembuatan atap bedengan tanaman sengon
4. Mengetahui daya kecambah tanaman sengon kontrol dan H2SO4.
BAB 2. TINJAUAN TEORI
2.1 Bedengan

Pembuatan bedengan terdiri dari 2 kegiatan yaitu Bedeng tabur dibuat untuk


menyemaikan benih dari proses perkecambahan sampai dengan bibit / anakan cukup
kuat untuk disapih ke bedeng sapih. Ukuran bedengan, pajang 2 meter dan lebar 1
meter, atau bisa menyesuaikan lokasi sesuai dengan tujuan pembuatan semai untuk
keperluan usaha, apa untuk keperluan praktik ayau pelatihan. Arah bedengan
umumnya menghadap Utara – Selatan dan jika diperlukan bedengan diperkuat
dengan bambu atau batu bata, jika menggunakan atap atau naungan sebaiknya
menhadap ketimur. Kedua adalah Bedeng sapih dibuat untuk menyusun polybag /
kantong plastik yang sudah terisi media. Bedeng sapih sebaiknya diperkuat dengan
belahan bambu di sisi kanan dan kiri atau dengan batu bata, agar polybag / kantong
plastik tidak roboh dan bedengan menjadi lurus. Ukuran bedengan panjang 5 meter
dan lebar 1 meter atau menyesuaikan lokasi. Bedengan yang baik dengan arah Utara-
Selatan. Biasanya diberi atap/ naungan dengan tujuan melindungi anakan yang baru
disapih, agar tidak terlalu terkena panas sinar matahari. Atap naungan biasanya dibuat
dengan beberapa model, yaitu :

1. Atap bedengan yang diberi pelapah daun kering,


2. Atap bedengan terbuat dari sungkup plastik
3. Atap bedengan yang diberi naungan dari paranet
4. Atap bedengan yang terbuat dari kombinasi plastik dan paranet.

2.2 Biji Sengon

Biji sengon berbentuk pipih dengan lebar sekitar 3-4 mm dan panjang 6-7
mm. biji sengon termasuk biji ortodok, di mana biji mampu disimpan lama
asalkan kadar airnya rendah (6-8%). Biji sengon memiliki daya kecambah yang
cukup tinggi, hingga mencapai 80% (Warisno, 2009). Biji berwarna hijau dan ketika
sudah tua berwarna coklat tua kekuningan. biji sengon berbentuk pipih dengan kulit
tebal, tidak bersayap, tanpa endosperma dengan lebar 3-4 mm dan panjang 6-7 mm.
pada bagian tengah terdapat garis melingkar berwarna hijau dan coklat. bentuk
bijinya mirip perisai kecil, dan jika sudah tua biji tersebut berwarna coklat kehitam-
hitaman, agak keras dan berlilin. dapat dilihat pada gambar 2.5 (Siregar, 2008).

Pada umumnya tanaman sengon diperbanyak dengan bijinya. biji sengon yang
dijadikan benih harus terjamin mutunya. benih yang baik adalah benih yang berasal
dari induk tanaman sengon memiliki sifat-sifat genetik yang baik, bentuk fisiknya
tegak lurus dan tegar, tidak menjadi inang dari hama ataupun penyakit. ciri-ciri
penampakan benih sengon yang baik adalah kulit bersih berwarna coklat tua, ukuran
benih maksimum, tenggelam dalam air ketika benih direndam dan bentuk benih
masih utuh.(Anonim, 2005). Biji sengon dapat dijadikan benih untuk perbanyakan
tanaman. kualitas biji sengon yang dipilih harus baik. biji sengon yang baik berasal
dari induk tanaman sengon yang memiliki sifat-sifat genetik yang baik, tanaman
tegak lurus dan tegar, bebas dari serangan hama penyakit. berikut beberapa ciri fisik
benih sengon yang baik (Mulyano dan Asmarahman, 2012).
a. Warna benih cokelat tua.
b. Benih berukuran maksimal atau lebih besar.
c. Jika benih direndam, benih akan tenggelam.
d. Bentuk benih utuh dan kulitnya terlihat bersih.
e. Lembaga terlihat masih utuh dan cukup besar.

Benih sengon termasuk benih ortodok karena benih dengan kadar air (KA) 4-8
% yang disimpan dalam ruang dry cold storage (DCS) bersuhu 0-4 ºC dapat
dipertahankan viabilitasnya selama beberapa tahun dengan daya berkecambah antara
40% sampai 90% , tergantung dari lokasi sumbar benih. benih yang disimpan dalam
botol tertutup selama 1 tahun, daya berkecambahnya masih tinggi, yaitu antara
70%-95% (Siregar, 2008). Sengon mulai berbunga pada umur 3 tahun setelah tanam.
musim berbunga dan berbuah bervariasi dari satu tempat ke tempat lain. kondisi
tersebut menjadikan pemenuhan kebutuhan benih dilakukan menggunakan biji yang
dipanen dari tegakan yang sudah ada. selain itu, masa panen biji sengon di Indonesia
adalah pada bulan Juli - Agustus, sedangkan semai sengon dibutuhkan sepanjang
waktu, sehingga benih yang dikecambahkan tidak selalu benih yang baru dipanen.
keadaan tersebut perlu mendapat perhatian, karena benih yang mengalami masa
simpan dalam kondisi benih atau lingkungan simpan yang tidak optimum
viabilitasnya akan turun yang ditunjukkan oleh turunnya daya berkecambah benih
(Krisnawati, 2011). Sengon merupakan Familia Fabaceae (leguminoceae) yang
memiliki kelas dikotil dan bibit bertipe epigeal. bibit tipe epigeal ini umum terdapat
pada dicotyledonne seperti bean, alfalfa, clovers, kacang kedele, kacang tanah, dan
spesies lainnya termasuk legume.

Tipe perkecambahan epigeal ditandai dengan hipokotil yang tumbuh


memanjang sehingga plumula dan kotiledon terangkat ke atas (permukaan tanah).
kotiledon dapat melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk. Contoh
tumbuhan ini adalah kacang hijau, kedelai, bunga matahari dan kacang tanah. organ
pertama yang muncul ketika biji berkecambah adalah radikula. radikula ini kemudian
akan tumbuh menembus permukaan tanah. untuk tanaman dikotil yang dirangsang
dengan cahaya, ruas batang hipokotil akan tumbuh lurus ke permukaan
tanah mengangkat kotiledon dan epikotil. epikotil akan memunculkan daun pertama
kemudian kotiledon akan rontok ketika cadangan makanan di dalamnya telah
habis (Campbell, 2000). Tipe perkecambahan epigeal adalah dimana munculnya
radikel diikuti dengan memanjangnya hipokotil secara keseluruhan dan
membawa serta kotiledon dan plumula ke atas permukaan tanah. (Sutopo, 2002).

Tahap pertama suatu perkecambahan benih dimulai dengan proses penyerapan


air oleh benih, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplsma. Tahap kedua
dimulai dengan kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi
benih.Tahap ketiga merupakan tahap dimana terjadi penguraian bahan-bahan seperti
karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk-bentuk yang melarutkan dan
ditranslokasikan ketitik-titik tumbuh. Tahap keempat adalah asimilasi dari bahan-
bahan yang telah diuraikan didaerah meristem untuk menghasilkan energi bagi
kegiatan pmbentukan komponen dan pertumbuhan sel- sel baru. tahap kelima adalah
pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan
pembagian sel-sel pada titik tumbuh. sementara daun belum dapat berfunsi sebagai
organ untuk fotosintesa maka pertumbuhan kecambah sangat tergantung pada
persediaan makanan yang ada dalam biji.
BAB 3 METEDOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat

Pratikum dilakukan di saung di Politeknik Negeri Jember tanggal 08 dan 15


maret 2022.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah

a. Pembuatan bedengan
 Palu
 Tang
 Gunting
 Parang.
 Bambu
 Paranet
 Paku dan
 Tali/kawat

Cara kerja
 Baca buku kerja praktek saudara dan ikuti arahan penjelasan
pembimbing.
 Alat dan bahan yang diperlukan disiapkan sesuai arahan pembimbing.
 Lakukan persiapan membuat atap bedengan dengan pilihan model
sungkup atau model atap tahun lalu.
 Apabila saudara memilih model sungkup lakukan dengan model
paranet.

b. Penyemaian benih sengon


 Biji sengon
 Pasir
 Bak plastik
 Sprayer kecil

Cara kerja
 Siapkan tempat penyemaian berupa bak plastik lalu isi pasir.
 Lalu semaikanlah biji sengon sebanyak 190 butir dengan jarak 2x5
cm.
 Lalu semprotkan setiap hari menggunakan sprayer kecil.
 Amati dan hitunglah daya kecambah.
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan Atap Bedengan

Atap bedengan tamat sengon dibuat dengan paranet yang bertujuan sebagai naungan
pembibitan. Bedengan yang dibuat adalah bedengan Tabur Bedeng tabur dibuat untuk
menyemaikan benih dari proses perkecambahan sampai dengan bibit / anakan cukup kuat
untuk disapih ke bedeng sapih. Ukuran bedengan, pajang 5 meter dan lebar 1 meter, atau bisa
menyesuaikan lokasi. Arah bedengan menghadap Utara - Selatan. Jika diperlukan bedengan
diperkuat dengan bambu atau batu bata. Jika menggunakan atap atau naungan sebaiknya
menhadap ketimur. Lalu disiapkan polibag untuk ditrasplanting dengan disusun polibag kecil
didalamnya diisi media campuran tanah dan pupuk kandang, dengan perbandingan 2:1.
Media tanah yang dimaksud disini adalah yang nantinya akan dimasukkan kedalan
polybag / kantong plastik. Media yang baik agalah media yang cukup porous, artinya
dapat menyerap dan menahan air dengan mudah. Lalu disapih dibuat untuk
menyusun polybag / kantong plastik yang sudah terisi media. Bedeng sapih sebaiknya
diprkuat dengan belahan bambu di sisi kanan dan kiri, agar polybag / kantong plastik
tidak roboh dan bedengan menjadi lurus. Ukuran bedengan panjang 5 meter dan lebar
1 meter atau menyesuaikan lokasi. Bedengan yang baik dengan arah Utara- Selatan.
4.2 Hasil dan Pembahasan Biji Sengon
Berikut merupakan hasil pengatamat kelompok sendiri.

Tabel 4.2.1 Pengamatan sengon non kontrol

Hari Benih yang


pengamatan tumbuh
1 10
2 0
3 7
4 6
5 5
6 8
7 11
8 10
9 7
10 8
11 9
12 7
13 8
14 20
Berdasarkan hasil pengamatan selama 14 hari atau final maka kecambah
normalnya adalah

first+ final
KN =
n benihberkecambah

11+20
KN = X 100 %
107

KN = 29,90%

Maka kecambah normal yang tumbuh adalah sebesar 29,90% hal ini dihitung
berdasarkan hari first yakni hari ke-7 dan final hari ke-14. Kecambah normal atau KN
dinilai dari bagian yang proporsional yakni kelengkapan plumula, radikula, hipokotil,
dan epikotil.
Sedangkan untuk keserempakan tumbuh ini dihitung di hari ke 11 pengamatan
yakni, hari ke-11 ada sebanyak 9 yang tumbuh, keserempakan tumbuhnya sebesar
8,41% hal ini dihitung menggunakan rumus:

KN kuat
KST = x 100 %
n benih

9
KST = x 100 %
107

KST = 8,41%

Keserampakan tumbuh ini sedikit karena banyak benih yang tidak tumbuh hal
ini disebabkan karena ada hama siput kecil yang memakan benih yang baru tumbuh.
83
Presentase benih mati adalah sebesar x 100 %=43,68 % sedangkan yang tumbuh
190
adalah sisanya dan benih abnormal adalah 0%. Keserempakan tumbuh dilihat dari
Kecambah normal kuat yakni diamati dihari pertengahan first count dan final count
yakni hari ke 11.

Tabel 4.2.2 Pengamatan benih kontrol

Hari ke- Benih yang tumbuh


1 1
2 1
3 1
4 0
5 0
6 0
7 3
8 0
9 0
10 2
11 0
12 1
13 0
14 3
Benih kontrol yang tidak melakukan perendaman tumbuh tetapi dengan tidak
sama dengan benih yang direndam hal ini disebabkan oleh tidak adanya imbibisi pada
benih kontrol untuk memecahkan dormansi pada benih kontrol. Presentase benih
3+3
kecambah normal (KN) pada benih kontrol adalah x 100 %=3 %hal ini
200
188
menyebabkan banyak nya presentase benih mati yakni sebanyak x 100 %=144 %
200
hal ini terjadi karena dalam 200 benih yang ditanam.

Hasil pengamatan kelompok lain :

Tabel 4.2.3 kelompok 1


Hari ke- Benih yang tumbuh
1 13
2 45
3 143
4 155
5 159
6 162
7 171
8 148
9 132
10 132
11 129
12 129
13 127
14 125

Tabel 4.2.4 kelompok 2


Hari ke- Benih yang tumbuh
1 11
2 56
3 109
4 106
5 106
6 104
7 104
8 103
9 102
10 102
11 89
12 88
13 85
14 80

Tabel 4.1.5 kelompok 3


Hari ke- Benih yang tumbuh
1 12
2 55
3 112
4 116
5 116
6 166
7 114
8 114
9 114
10 111
11 111
12 110
13 110
14 110

Dari hasil data kelompok 1, 2, dan 3 terdapat kesalahan dalam menghitung


benih yang tumbuh per hari selama final atau 14 hari, karena benih yang telah
dihitung di hari pertama yang tumbuh maka dihari kedua tidak dihitung lagi, hal ini
berguna untuk menghitung daya kecambah, kecambah normal, keserempakan tumbuh
sedangkan data yang diperoleh kelompok 1, 2, dan 3 terjadi kesalahan sehingga hasil
yang dharapkan tidak sesuai.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pratikum dapat disimpulkan bahwa perlakuan dengan


perendaman lebih banyak tumbuh dengan benih kontrol hal ini karena

1. Benih kontrol tidak mengalami imbibisi sedangkan benih yang


direndam akan mengalami imbibisi yang akan mengacu pertumbuhan
dan mematahkan masa tidur biji.
2. Benih kontrol tidak dilakukan pematahan dormansi sehingga benih
dalam keadaan tidur dan tidak akan tumbuh serempak karena proses
imbibisi terjadi saat benih ke media tanah.
DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, H. 2011. Cara Pembudidayaan Sengon. Briliant Book. Yogyakarta.

Wulan R. 2003. Struktur dan Keragaman Genetik Populasi Sengon (Paraserianthes


falcataria (L) Nielsen) pada Hutan Rakyat di jawa. [Tesis].Program
Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Kampustani.com (2020). Persemaian Biji Sengon https://www.kampustani.com/cara-


semai-biji-sengon/ [diakses tanggal 27 Maret 2022]

Kemejingnet.com 2015. Tehnik Pembenihan Dan Pembibitan Tanaman.


https://www.kemejingnet.com/2015/08/teknik-pembenihan-dan-pembibitan-
tanaman.html. [diakses tanggal 27 Maret 2022].

Anda mungkin juga menyukai