Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRATIKUM DASAR KULTUR JARINGAN PEMBUATAN

STOK MEDIA MS

LAPORAN

Disusun Oleh :

ZAINI : A32202566 / GOLONGAN B

DOSEN PENGAMPU :

DYAH NUNING ERAWATI, S.P., M.P


SEPDIAN LURI ASMONO, S.ST., MP

TEKNISI:

EKO HADI CAHYONO, S.P., MP


RIANI NINGSI , S.ST

PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2021
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari
tanaman seperti protoplasma sel, sekelompok sel, jaringan dan organ  serta
menumbuhkannya dalam keadaan aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat
memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman utuh kembali. Suatu
keuntungan yang diperoleh dalam aplikasi teknologi kultur jaringan dalam
memperbanyak tanaman krisan adalah upaya untuk memodifikasi generik
tanaman tersebut. Rekayasa genetik tanaman krisan dapat dilakukan dengan
menggabungkan teknologi nuklir dengan teknik kultur jaringan. Selain itu,
kultur jaringan in vitro terbukti sangat efisien digunakan untuk pemeliharaan
sumber genetik, bemilai ekonomi tinggi karena tidak memerlukan tempat yang
luas dan dapat mengurangi resiko kerusakan oleh hama dan penyakit serta
memudahkan pengawasan dan pengelolaan.
Media kultur jaringan tanaman dibedakan menjadi media dasar dan media
perlakuan. Media dasar merupakan kombinasi zat yang mengandung hara esensial
(makro dan mikro), sumber energi dan vitamin. Sedangkan media perlakuan
merupakan kombinasi dengan berbagai perlakuan dengan tujuan tertentu. Media
kultur jaringan biasanya mengandung berbagai garam mineral, air, gula, asam
amino, vitamin, zat pengatur tumbuh, pemadat media dan terkadang ditambah
senyawa-senyawa tertentu yang dibutuhkan untuk mengatasi pertumbuhan dan
perkembangan eksplan. Hal terpenting sebelum membuat media adalah memilih
dan menentukan media apa yang tepat dan sesuai untuk menumbuhkembangkan
jenis tanaman yang akan dikulturkan. Pada umumnya media kultur jaringan
dibedakan menjadi media dasar dan media perlakuan. Beberapa macam media
dasar tertentu yang sudah biasa digunakan adalah Murashige-Skoog (MS).
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur
jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang
akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral,
vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar,
gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga
bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur
jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi
atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara
memanaskannya dengan autoklaf. Media kultur jaringan dibedakan menjadi media
dasar basal/basic medium dan media tambahan. Komposisi media dasar
mengandung hara essensial baik makro maupun mikro, sumber energy dan
vitamin yang jumlah dan macamnya tergantung dari penemunya. Komposisi media
perlakuan merupakan komposisi media tambahan yang dapat berupa vitamin,
senyawa organik komplek atau zat pengatur tumbuh. Zat pengatur tumbuh
khususnya auksin dan sitokinin adalah suatu zat organik utama yang
mengendalikan proses morfogenesis didalam teknik kultur jaringan. Kepekaan
jaringan terhadap zat yang ditambahkan pada media perlakuan khususnya zat
pengatur tumbuh ditentukan oleh konsentrasi zat pengatur tumbuh yang sudah
ada didalam jaringan tersebut.
Sebelum membuat media, terlebih dahulu dilakukan pembuatan larutan stok.
Larutan stok dibuat dengan tujuan untuk memudahkan pengambilan bahan -
bahan kimia khususnya yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, tak perlu sering
menimbang karena hal ini kurang praktis. Larutan stok disimpan di dalam lemari
pendingin agar tidak mudah rusak dan mencegah terdegradasinya bahan-bahan
kimia oleh mikroba penyebab kontaminasi. Pembuatan larutan stok harus
dilakukan dengan cennat, sebab larutan stok yang terlalu pekat akan mengalami
pengendapan di lemari es, dan larutan stok yang terkontaminasi tidak boleh
digunakan lagi. Hormon adalah bahan organik yang disintesa pada jaringan
tanaman. Hormon diperlukan dalam konsentrasi yang rendah untuk
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Banyak molekul
sintetis organik yang telah dikenal memiliki aktivitas serupa hormon. Senyawa
sintetis dan hormon yang secara alami ada, dikenal dengan sebutan zat pengatur
tumbuh. Zat pengatur tumbuh (ZPT) yang digunakan pada media disimpan dalam
gelap pada refrigerator sebagai larutan stok. Sedikit volume (misalnya 50 mL)
larutan stok mengandung 1 mg mL-1 ZPT dapat disimpan untuk beberapa lama.
Kestabilan zpt bervariasi: kinetin dan IAA tidak stabil pada kondisi cahaya,
sehingga biasanya disimpan pada botol berwarna gelap. Juga, IAA kehilangan
aktivitasnya pada larutan aqueous sehingga larutan stok IAA sebaiknya tidak
disimpan dalam jangka waktu yang lama. Auxin (IAA) dalam budidaya jaringan
berperan dalam mempengaruhi perkembangan dan pembesaran sel, sehingga
tekanan dinding sel terhadap protoplasma berkurang, hal ini mengakibatkan
protoplast dapat mengabsorbsi air di sekitar sel, sehingga sel menjadi panjang
terutama sel-sel di bagian maristem. Di sisi lain NAA dapat juga mendorong
terbentuknya sejumlah sel yang cukup banyak tetapi tidak membelah, kumpulan
dari sel ini yang disebut kalus. Kalus terbentuk karena terjadinya penumpukan sel-
sel yang mengembang akibat dari masuknya air, unsur hara dan ZPT ke dalam sel,
semua bahan tersebut tidak dapat disebarkan ke seluruh tubuh tanaman seperti
akar, batang, dan daun, sehingga berkumpul di satu titik. Kinetine berperan dalam
mendorong morfogensis sel. Proses perpanjangan sel (fase G1 dalam pertumbuhan
sel) berlangsung baik karena terpenuhi kebutuhan nutrisinya. Adanya kinetine
yang ditambah pada media tumbuh mengakibatkan fase transkripsi dan translasi
RNA berlangsung lebih giat, yang selanjutnya akan bertambah giat memasuki fase
pembesaran sel (G2) ke fase pembelahan sel.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui dan mengidentifikasi pembuatan larutan stok dalam pratikum
dasar kultur jaringan.
2. Mengetahui dan mengidentifikasi perbedaan dan kegunaan larutan stok
dalam pratikum dasar kultur jaringan.
3. Mengetahui dan mengenal bahan dan cara mencari jumlah stok yang
diperlukan dalam laboratorium dasar kultur jaringan.

1.3 Waktu dan Tempat


Pratikum ini dilaksanakan pada tanggal 04 November 2021 pada ruang
laboratorium kultur jaringan di Politeknik Negeri Jember.

1.4 Alat dan Bahan


1. Larutan stok 9 buah
2. Hotplate
3. aquades
4. Gelas piala
5. Erlenmayer
6. Aluminium foil
7. Sudip
8. Gelas ukur
9. Timbangan analitik
10. label

1.5 Cara Kerja


1. Timbang bahan stok yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan dengan

menggunakan rumus Konsentrasi media ( mgl ) x kepekatan x 1000


200 ml
ml
= 16.500

mg.
2. Selanjutnya stok yang telah ditimbang dicampur dengan aquades mulai 15 –
20 ml sesuai dengan konsentrasi agar media kimia larut dan bening.
3. Setelah itu, campurkan media jika dalam satu stok terdapat 2 senyawa
kimia atau lebih.
4. Berhatilah dengan penambahan aquadest hingga 200 ml karena jika lebih
harus mengulang.
5. Media yang telah ditambah aquadest diberi label dan disimpan di lemari
pendingin.
BAB 2. PEMBAHASAN

Table 2.1 Tabel Dosis Larutan Stock

Bahan kimia
Konsentrasi Kepekatan
Nama Stok Bahan Kimia yang di
(Mg/Liter)
timbang (mg)
(kali)
A NH4NO3 1650 50 16500
B KNO3 1900 50 19000

C CaCl2.2H2O 440 100 8800

MgSO4.7H2O 370 7400


D 100
KH2PO4 170 3400

FeSO4.7H2O 27.8 1112


E 200
Na2EDTA 37.3 1492

MnSO4.4H2O 22.3 892

ZnSO4.7H2O 8.6 344

H3BO3 6.2 248


Kl 0.83 33,2
F 200
Na2MoO4.2H2O 0.25 510

CuSO4.5H2O 0.025 1

CoCl2.6H2O 0.025 1

Nikotine acid 0.5 20

Pyridoxine-HCl 0.5 20
G 200
Thiamine-HCl 0.1 4

Glycine 2.1 80
H Myo-inositol 100 100 2000

BAP BAP - - -

Pada saat praktikum pembuatan larutan stok, terlebih dahulu melakukan


sterilisasi alat dan bahan yamg akan digunkan dalam pembuatan larutan stok.
Sterilisasi aquades dan bptpl reagen dengan mengunakan autoclave yang
mengunakan uap bertekanan tinggi, dengan mengunakan autoclave
mikroorganisme yang terdapat pada aquades dan botol reagen akan mati.

Dalam proses pembuatan larutan stok penimbangan bahan kimia


merupakan salah satu unsur yang harus diperhatikan karena setiap bahan kimia
tersebut bisa terjadi konsentrasi senyawa yang merugikan bagi eksplan yang akan
ditanam di media karena reaksi antar molekul kimia, untuk memperoleh hasil yang
baik maka timbangan nya juga harus sesuai. Adapun cara menghitung cara
mekanisme hitungnya adalah : sebagai contoh ambil larutan Amonium Nitrat
(NH4NO3)

Konsentrasi media ( mgl ) x kepekatan x 1000


200 ml
ml
= 16.500 mg.

Digunakan 200 ml karena diambil 200 ml dan kebutuhan yang dibuat


adalah 1000ml atau 1l. maka amonium nitrat ditimbang sebanyak 16.500 mg lalu
di masukkan kedalan beker gelas dan diaduk dengan aquadest hingga merata dan
bening. Sedangkan untuk stok D setelah dihitung satu persatu unsur kimia pada
proses penimbangan lalu dicampurkan aquadest menurut banyaknya barang
kimia yang di timbang lalu disatukan dengan senyawa kimia yang satu golongan
dengan satu golongan yang D.

Pembuatan larutan stok yang perlu diperhatikan adalah penyatuan


beberapa komponenmedia sekaligus dalam suatu larutan stok dan harus
mempertimbangkankecocokan dan kestabilan dari sifat kimianya. oleh karena itu,
pencampuranlarutan stok harus satu per satu dan volume yang dicampurkan
harus sesuai alam larutan stok yang berisi beberapa komponen media jangan
sampai ada endapan Setelah larutan stok dibuat, pengambilanya untuk media
dapatdilakukan dengan cara memipet atau menakarnya dengan gelas ukur.
Kesalahan dalam menyimpan larutan stok akan menimbulkan kerusakanlarutan
tersebut terutama larutan stok yang tingkat kepekaktannya tinggi untuk menjaga
agar larutan stok yang mengandung besi botol yang telahdiisi oleh larutan stok
harus dilapisi dengan alumunium foil agar larutantersebut terjaga dari sinar
matahari yang ada dan menjaganya agar tidak cepat rusak. Penyimpanan larutan
stok harus sesuai dan tidak boleh pada ruanganyang terkena sinar matahari
langsung untuk menjaga kualitas dari larutan stok tersebut
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembuatan larutan stok harus dilakukan dengan cennat, sebab larutan stok
yang terlalu pekat akan mengalami pengendapan di lemari es, dan larutan stok
yang terkontaminasi tidak boleh digunakan lagi. Hormon adalah bahan organik
yang disintesa pada jaringan tanaman. Pada saat praktikum pembuatan larutan
stok, terlebih dahulu melakukan sterilisasi alat dan bahan yamg akan digunkan
dalam pembuatan larutan stok. Dalam proses pembuatan larutan stok
penimbangan bahan kimia merupakan salah satu unsur yang harus diperhatikan
karena setiap bahan kimia tersebut bisa terjadi konsentrasi senyawa yang
merugikan bagi eksplan yang akan ditanam di media karena reaksi antar molekul
kimia.
DAFTAR PUSTAKA

Herawan, Toni & Leksono, Budi. 2018. Kultur Jaringan untuk Konservasi
dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Yogyakarta : Penerbit Kaliwangi.
Dr.Ir. Suaib M.Sc., A. (2014). Kultur Jaringan Tanaman. kendari: Sulo Printing.
Prasetyorini. (2019). Kultur Jaringan. Bogor: Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat Universitas Pakua.
Sari, N. (2015). Pembuatan Stok dan Media MS. Pembuatan Stok dan Media MS, 25.

Anda mungkin juga menyukai