Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN

PERHITUNGAN LARUTAN STOK

Disusun Oleh:

Nama : Faris Naufal


NIM : 1905101050058
Jadwal Praktikum : Jum’at/14.00 WIB
Asisten : 1. Susan Novianti
2. Cut Tasya Nabila

LABORATORIUM KULTUR JARINGAN TANAMAN


JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2021
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Selain peralatan kultur jaringan, media merupakan salah satu faktor utama dalam
keberhasilan kultur. Media kultur jaringan tanaman harus berisi semua zat yang diperlukan
untuk menjamin pertumbuhan eksplan yang ditanam. Media kultur jaringan memiliki
karakteristik masing-masing, artinya tidak semua media dapat digunakan pada semua kultur
tanaman. Karena beberapa media yang ada memiliki perbedaan kandungan dan konsentrasi zat-
zat yang diperlukan atau digunakan pada kultur.

Media kultur sebagai media tumbuh tanam yang dikulturkan merupakan bagian penting
dalam proses perbanyakan tanaman secara invitro. Pentingnya media kultur dalam teknik
perbanyakan vegetatif ini tidak lepas dari adanya komponen penyusun media yang terdiri dari
berbagi unsur pendukung pertumbuahan tanaman seperti hara makro, hara mikro, vitamin, zat
perangsang tumbuh dan sumber energi dalam bentuk gula. Pembuatan larutan stok berdasarkan
pengelompokan dalam stok makro, stok mikro, stok Fe, stok vitamin dan stok hormon terutama
bila larutan stok tidak disimpan terlalu lama (segera digunakan habis). Stok hormon dapat
disimpan antara 2-4 minggu, sedangkan stok hara dapat disimpan 4-8 minggu. Dengan adanya
larutan stok, pembuatan media selanjutnya hanya dengan teknik pengenceran dan pencampuran
saja.

Formulasi media kultur jaringan pertama kali dibuat berdasarkan komposisi larutan yang
digunakan untuk hidroponik, khususnya komposisi unsur-unsur makronya. Unsur-unsur hara
diberikan dalam bentuk garam-garam anorganik. Komposisi media dan perkembangan
formulasinya didasarkan pada jenis jaringan, organ dan tanaman yang digunakan serta
pendekatan dari masing-masing peneliti. Beberapa jenis sensitif terhadap konsentrasi
senyawa makro tinggi atau membutuhkan zat pengatur tertentu untuk pertumbuhannya.

Dalam pembuatan media, langkah awal adalah membuat larutan stok atau media terpilih.
Tingkat kepekatan larutan stok pada dasarnya ditentukan oleh jenis dan jumlah bahan yang
digunakan. Untuk garam-garam yang digunakan dalam jumlah besar (unsur makro), larutan stok
dibuat dengan tingkat kepekatan yang lebih rendah, biasanya dibuat 50x kepekatan yang
diperlukan, sedangkan untuk garam-garam yang diperlukan dalam jumlah yang sedikit (hara
mikro) dibuat dengan tingkat kepekatan yang lebih tinggi, umumnya dibuat 200 kali kepekatan
yang diperlukan.

1.2. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah agar mahasiswa dapat melakukan
perhitungan untuk pembutan larutan stok dan larutan sterilisasi
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Larutan stok merupakan larutan yang berisi satu atau lebih komponen media yang
konsentrasinya lebih tinggi daripada konsentrasi kompenen tersebut dalam formulasi media
yang akan dibuat. Larutan stok biasanya dibuat dengan konsentrasi 10, 100 atau 1000 kali lebih
pekat. Jika larutan stok dibuat, pembuatan media dapat dilakukan dengan cara mengambil
sejumlah larutan stik sehingga konsentrasinya menjadi sesuai dengan yang terdapat pada
formulasi media yang dikehendaki. Dalam pembuatan larutan stok, yang perlu diperhatikan
adalah penyatuan beberapa komponen media sekaligus dalam suatu larutan stok dan harus
mempertimbangkan kecocokan dan kestabilan dari sifat kimianya (Yusnita, 2003).

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan larutan stok adalah penyimpanan (daya
simpan) larutan. Larutan yang sudah mengalami pengendapan, tidak dapat digunakan lagi.
Pengendapan larutan stok umumnya terjadi bila kepekatan dapat dihindari dengan membuat
larutan yang tidak terlalu pekat atau tidak menggunakan larutan campuran, yaitu dengan
membuat satu larutan stok hanya untuk satu jenis bahan (terutama untuk unsur hara makro).
Kondisi simpan juga diperhatikan, karena ada beberapa bahan yang tidak tahan dalam suhu
tinggi atau cahaya (Marlin, 2007).

Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.


Keberhasilan perbanyakan dan perkembangbiakan tanaman dengan metode kultur jaringan
secara umum sangat tergantung pada jenis media. Media tumbuh pada kultur jaringan sangat
besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan serta bibit yang
dihasilkannya (Bey, 2006).

Media yang digunakan dalam perbanyakan tanaman secara in vitro ada beberapa jenis,
salah satunya yaitu Murashige and Skoog (MS), media ini terdiri dari unsur hara makro, mikro,
zat besi, vitamin, serta dilengkapi dengan zat pengatur tumbuh (ZPT) guna menunjang
pertumbuhan eksplan. Keberhasilan perbanyakan tanaman secara in vitro dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain media yang digunakan, jenis eksplan, dan zat pengatur tumbuh
(Lawalata, 2011).
Dalam pembuatan media, langkah pertama adalah membuat stok dari media terpilih.
Penggunaan larutan stok menghemat pekerjaan menimbang bahan yang berulang–ulang setiap
kali membuat media.“Untuk membuat medium kultur jaringan, biasanya menimbang setiap
komponen bahan kimia yang terdapat pada resep medium dasar. Langkah ini kurang praktis
karena memakan banyak waktu dan mengurangi kecepatan. Selain itu timbangan yang
digunakan untuk menimbang sejumlah kecil bahan kimia kadang-kadang tidak tersedia.
Kendala ini dapat dibatasi dengan pembuatan larutan stok terlebih dahulu, kecuali untuk unsur
mikronya. Jadi perlu membuat larutan stok untuk unsur mikro, besi, vitamin, hormon, dan mio-
inositol. Setiap larutan stok dapat dipergunakan sampai 100 liter media, bahkan larutan stok
mikro dapat dipergunakan sampai 100 liter media. Larutan stok dapat disimpan ditempat yang
bertemperatur rendah dan gelap (Hendrayono, 2007).
BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, Program Studi


Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh, pada
hari Jum’at tanggal 10 September 2021 pukul 14.00 WIB, secara daring melalui zoom dan video
yang dikirimkan oleh asisten laboratorium.

3.2. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis dan kalkulator

3.3. Cara Kerja

-
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Komposisi Media MS

Volume
larutan stok
yang
Konsentrasi Konsentrasi
Senyawa dalam dibutuhkan
Stok dalam media Kepekatan dalam larutan
Larutan Stok dalam
MS (mg/L) stok (g/L)
membuat
media per
Liter (ml)

A NH4NO3 1.650 1000 x 1650 1

B KNO3 1.900 30 x 57 33,3

KH2PO4 170 17

H3BO3 6,2 0,62

C KI 0,83 100 x 0,083 10

Na2MoO4.4H2O 0,25 0,025

CoCl2. 6H2O 0,025 0,0025

D CaCl2. 2H2O 440 40 x 17,6 25

MgSO4. 7H2O 370 33,3

E MnSO4. H2O 22,3 90 x 2,007 11,1

ZnSO4. 7H2O 8,6 0,774


CuSO4. 5H2O 0,025 0,00225

FeSO4. 7H2O 27,8 25,02

F Na2EDTA.2H2O 900 x 1,11


37,3 33,57
atau Titriplex III

Thiamine HCl 0,1 0,008

Niacin 0,5 0,04


Vitamin 80 x 12,5
Pyridoxine 0,5 0,04

Glicine 2 0,16

Myo- 7
Myo-Inositol, 100 70 x 14,28
inositol

4.2. Pembahasan

Larutan Stok adalah larutan yang konsentrasinya dipekatkan atau ditinggikan dari
konsentrasi media. Biasanya dinyatakan dalam kelipatan konsentrasi media, misalnya 10x, 20x,
100x bahkan 1000x konsentrasi media. Jika larutan stok dibuat, pembuatan media dapat
dilakukan dengan cara mengambil sejumlah larutan stik sehingga konsentrasinya menjadi sesuai
dengan yang terdapat pada formulasi media yang dikehendaki. Dalam pembuatan larutan stok,
yang perlu diperhatikan adalah penyatuan beberapa komponen media sekaligus dalam suatu
larutan stok dan harus mempertimbangkan kecocokan dan kestabilan dari sifat kimianya.

. Tujuan dibuatnya larutan stok adalah untuk menghindari penimbangan atau penakaran
yang berulang-ulang setiap kali membuat media tanam bagi eksplan. Selain itu, kadang kali
timbangan untuk menimbang bahan-bahan dalam jumlah yang sangat kecil tidak tersedia di
laboratorium. Larutan stok sebaiknya disimpan di tempat yang bersuhu rendah dan gelap. Tabel
pada hasil praktikum merupakan komposisi media Murashige-Skoog yang umum dipakai oleh
peniliti untuk melakukan kegiatan kultur jaringan. Masih banyak jenis media lainnya yang
digunakan untuk media kultur.
Komponen larutan stok dapat dikelompokkan ke dalam :

1. Unsur makro, terdiri dari unsure-unsur nitrogen (N), fosfor (P), Kalium (K), kalsium
(Ca), magnesium (Mg) dan sulfur (S)
2. Unsur mikro, terdiri dari boron (B), cobalt (Co), tembaga (Cu), Iodium (I), besi (Fe),
mangan (Mn), molybdenum (Mo) dan seng (Zn)
3. Vitamin (vitamin B1) dan myo-inositol, pada beberapa formula media ditambahkan
niasin dan piridoksin (B6)

Sterilisasi merupakan tehnik membersihkan dan membebaskan suatu benda dari segala
kehidupan mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, dan virus). Sterilisasi adalah tahap kunci
keberhasilan dalam metode kultur jaringan. Sterilisasi ini meliputi sterilisasi ruangan, sterilisasi
alat tanam, sterilisasi media tanam, dan sterilisasi eksplan.

Larutan sterilisasi adalah larutan yang digunakan untuk mensterilkan dan membuat
sasana aseptik media dan bahan tanam. Bahan tanam dapat disterilisasi dengan larutan steril
berupa fungisida, bakterisida, Natrium hipoklorit/NaOCL (Bayclin), larutan klorox (campuran
aquades, bayclin dan alkohol), alkohol 70% dan 96%, dll. Apabila diketahui persentase larutan
steril, untuk menghitung berapa larutan steril yang digunakan dalam sejumlah aquades, tinggal
mengkalikan persentase larutan steril dengan volume aqudes.

Untuk larutan klorox, persentase bayclin dan alkohol masing-masing adalah persentase
klorox dibagi 2, untuk menghitung banyak penggunaan bayclin,alkohol dan aquades,tinggal
mengkalikan persentase masing-masing bayclin dan alkohol dengan volume larutan. Volume
aquades itu sendiri merupakan volume larutan dikurangi dengan total volume dari bayclin dan
alkohol.

Untuk mengetahui konsentrasi larutan sterilisasi dapat menggunakan rumus

V1 . M1 = V2 . M2

Keterangan:

V1 = Volume sebelum pengenceran

M1= Konsentrasi sebelum pengencera


V2 = Volume setelah pengenceran

M2 = Konsentrasi setelah pengenceran

Media tanam memberikan pengaruh yang besar terhadap keberhasilan kultur jaringan
karena di dalam media tersebut terdapat penambahan zat pengatur tumbuh. Pada umumnya
komposisi utama media tanam kultur jaringan, terdiri dari hormon (zat pengatur tumbuh) dan
sejumlah unsur yang biasanya terdapat di dalam tanah yang dikelompokkan ke dalam unsur
makro dan unsur mikro. Hasil yang lebih baik akan dapat kita peroleh bila, kedalam media
tersebut, ditambahkan vitamin, asam amino, dan hormon, bahan pemadat media (agar), glukosa
dalam bentuk gula maupun sukrosa, air destilata (akuades), dan bahan organik tambahan

Pembuatan larutan sterilisasi dan media yang berasal dari larutan stok membutuhkan
formula tertentu agar menciptakan larutan yang optimal dalam penggunaannya Untuk
pembuatan media dengan larutan stok dapat digunakan rumus:

Rumus diatas merupakan rumus perbandingan dalam pembuatan suatu media yang
berasal dari larutan stok dengan kepekatan tinggi, karena rerata larutan stok memiliki kepekatan
hingga 10 sampai denagn 1000 kali daripada kebutuhan pembuatan media agar mempersingkat
waktu saat penimbangan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan media.
BAB V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Larutan sterilisasi digunakan untuk mensterilkan alat tanam dan bahan tanam dari
kontaminasi.
2. Contoh larutan steril yaitu berupa fungisida, bakterisida, Natrium hipoklorit/NaOCL
(Bayclin), larutan klorox (campuran aquades, bayclin dan alkohol), alkohol 70% dan
96%, dll.
3. Dibutuhkan formula tertentu dalam pembuatan larutan sterilisasi dan media yang berasal
dari larutan stok agar menciptakan larutan yang optimal dalam penggunaannya.
4. Larutan stok sebaiknya disimpan di tempat yang bersuhu rendah dan gelap.
5. Tujuan dibuatnya larutan stok adalah untuk menghindari penimbangan atau penakaran
yang berulang-ulang setiap kali membuat media tanam bagi eksplan.

5.2. Saran

Adapun saran saya untuk praktikum ini ialah agar asisten laboratorium dapat
memberikan penjelasan secara perlahan-lahan dan jangan terlalu cepat agar memudahkan
praktikan dalam menyimak penjelasan yang diberikan
DAFTAR PUSAKA

Bey, Y., & Syafii, W. Sutrisna. 2006. Pengaruh pemberian giberelin (GA3) dan air kelapa
terhadap perkecambahan bahan biji anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis BL) secara in
vitro. Jurnal Biogenesis, 2(2), 41-46.

Hendaryono, D.P.S dan A. Wijayani. 2007. Teknik Kultur Jaringan. Kanisius, Jakarta.

Lawalata, I.J. (2011). Pemberian beberapa kombinasi zpt terhadap regenerasi tanaman Gloxinia
(Siningia speciosa) dari eksplan batang dan daun secara in vitro. Jurnal Exp.Life Sci, 1
(2), 83- 87.

Marlin, U. 2007. Penuntun Praktikum Teknik Kultur Jaringan Tanaman. Laboratorium


Agronomi Universitas Bengkulu, Bengkulu.

Yusnita, 2003. Kultur Jaringan Cara Memperbanyak Tanaman Srcara Efisien. P.T Agromedia
Pustaka, Tangerang.

Anda mungkin juga menyukai