Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Biokimia Tanaman

Pengantar Biokimia dan Larutan

Disusun oleh:
Nama : Ahmad Asyhar Amrullah
NIM : 205040207111086
Kelas :I
Asisten : Ismah nurul izzati

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi komponen selular,
seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya. Saat ini biokimia
lebih terfokus secara khusus pada kimia reaksi termediasi enzim dan sifat-sifat protein.
Biokimia sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita dan lingkungan kita tinggal,oleh
karena itu sangat penting untuk mengetahui tentang biokimia sehingga akan disajikan
sebagai laporan praktikum

1.2 Tujuan
1.untuk mengetahui definisi biokimia tanaman
2.untuk mengetahui manfaat biokimia
3.untuk mengetahui definisi larutan
4.untuk mengetahui sifat sifat larutan
5.untuk mengetahui macam macam larutan

1.3 Manfaat
1.dapat mengetahui definisi biokimia tanaman
2.dapat mengetahui manfaat biokimia
3.dapat mengetahui definisi larutan
4.dapat mengetahui sifat sifat larutan
5.dapat mengetahui macam macam larutan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Biokimia Tanaman (2 bahasa Indonesia + 3 bahasa Inggris)


Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi komponen seluler, seperti
Protein Karbohidrat, Lipid, Asam Nukleat dan Biomolekul lainnya. Saat ini biokimia lebih
terfokus secara khusus pada kimia reaksi enzim dan sifat-sifat protein (Sadikin, 2002).

Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi komponen selular,


seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya. Saat ini biokimia
lebih terfokus secara khusus pada kimia reaksi termediasi enzim dan sifat-sifat protein
( Rahmini et al., 2012).

Plant Biochemistry is not only an important field of basic science explaining the molecular
function of a plant, but is also an applied science that is in the position to contribute to the
solution of agricultural and pharmaceutical problems (Piechulla dan Heild, 2010).

Plant Biochemistry is in understanding how biological molecules give rise to the processes
that occur within living cells, which in turn relates greatly to the study and understanding of
whole organisms (Borner dan Varner, 2004)

Biochemistry is the study of the structure and function of cellular components (Browsher et
al., 2008).

2.2 Manfaat Biokimia di Bidang Pertanian


Pada dasarya penerapan biokimia banyak terdapat dalam bidang pertanian, Penggunaan 
pestisida di bidang pertanian telah kita kenal lama. Pada umumnya pestisida
bekerja dengan jalan menghambat enzim yang bekerja pada hama atau organisme ter-tentu. 
Dalam hal ini biokimia berperan dalam meneliti mekanisme ketja pestisida 
tersebut sehingga dapat meningkatkan selektivitasnya dan dengan demikian dapat 
dicegah dampak negatif terhadap lingkungan hidup yang dapat ditimbulkannya. Jadi
biokimia juga merupakan komponeri penting dalam pengetahuan tentang lingkungan
hidup. Peningkatan kualitas produk dalam bidang pertanian dan peternakan telah dapat
diwujudkan dengan menerapkan hasil-hasil penelitian dalam bidang genetika
(Antonius, 2018).
2.3 Definisi Larutan (2 bahasa Indonesia + 3 bahasa Inggris)
Larutan adalah campuran zat zat yang homogen, memiliki komposisi merata atau serba
sama diseluruh bagian volumenya (Haristy et al., 2013).

larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya
lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut , sedangkan zat yang jumlahnya lebih
banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut(Marstita et al., 2010).

Solvent is a substance which dissolves a solute, producing a solution. The solvent is usually
a liquid but can also be a solid, a gas (Tom, 2015).

A solvent is a homogeneous mixture of substances, has an even or uniform composition


throughout its volume (Haristy et al., 2013).

Substrate water was the first to be consired is a solvent (Cristian dan Thomas, 2011)

2.4 Sifat-sifat Larutan


Sifat larutan menurut Demo et al.(2019)
Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip umumnya dapat saling bercampur dengan baik,
sedangkan zat-zat yang struktur kimianya berbeda umumnya kurang dapat saling
bercampur.
Senyawa non polar cenderung larut dalam pelarut yang bersifat non polar, dan senyawa
polar dengan pelarut polar
2.5 Macam-macam Larutan
Macam macam larutan menurut Sari et al.(2013)
1.Larutan Elektrolit merupakan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
Senyawa elektrolit kuat adalah senyawa yang di dalam air terion sempurna atau mendekati
sempurna, sehingga senyawa tersebut semuanya atau hampir semua berubah menjadi ion •
Senyawa yang termasuk senyawa elektrolit kuat adalah:
a. Asam kuat, contohnya: HCl, HBr, HI, H2 SO4 , HNO3 , HCLO4
b. Basa kuat, contohnya: NaOH, KOH, Ba(OH)2 , Sr(OH)2
c. Garam, contohnya: NaCl, KCl, MgCl2 , KNO3 , MgSO4

Senyawa elektrolit lemah adalah senyawa yang di dalam air ter-ion sebagian atau senyawa
tersebut hanya sebagian saja yang berubah menjadi ion dan sebagian yang lainnya masih
sebagai molekul senyawa yang terlarut. • Senyawa yang termasuk senyawa elektrolit lemah
adalah:
a. Asam lemah, contohnya: HF, H2 S, HCN, H2CO3 , HCOOH, CH3COOH
b. Basa lemah, contohnya: Fe(OH)3 , Cu(OH)2 , NH3 , N2H4 , CH3NH2 , (CH3 )2NH
2.Larutan non elektrolit: larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik
Larutan nonelektrolit adalah larutan yang di dalam air tidak terion, sehingga partikel-
partikel yang ada di dalam larutan adalah molekul molekul senyawa yang terlarut.
Dalam larutan ini tidak terdapat ion, sehingga larutan tersebut tidak dapat menghantarkan
arus listrik.

2.6 Indikator Asam – Basa


Indikator asam basa adalah zat yang warnanya bergantung pada pH larutan atau zat yang
dapat menunjukkan sifat asam, basa, dan netral pada suatu larutan. Indikator asam basa
dapat memberikan warna berbeda pada larutan asam dan larutan basa.Dengan adanya
perbedaan warna tersebut, suatu larutan dapat diketahui sifat asam atau basanya dengan
menggunakan indikator asam basa(Hamzah dan Nuryanti, 2013).

2.7 Teknik Melarutkan Zat yang Sukar Larut


Teknik melarutkan zat sukar larut menurut Gozali dan Paneo (2017)
Kelarutan merupakan salah satu perameter penting,. Larutan yang memiliki kelarutan yang
buruk, dikasifikasikan dalam Biopharmaceutics Classification System II (BCS class II)
yaitu obat yang memiliki kelarutan buruk dan permeabilitas yang baik. Upaya Peningkatan
kelarutan dapat ditingkatkan dengan beberapa pendekatan, salah satunya dengan
penambahan agen peningkat kelarutan
Agen peningkat kelarutan yang sering digunakan adalah surfaktan. Surfaktan memiliki dua
gugus hidrofilik dan hidrofobik. Gugus hidrofilik dalam surfaktan berfungsi sebagai agen
pembasah untuk menurunkan tegangan antar muka dari suatu zat yang sukar larut dalam air

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Berapa jumlah mol dari 7 gram HCl? (Ar H = 1, Ar Cl = 35,5)


Pembahasan :
gr 7
mol = = = 0,19 mol
Mr 36,5
2. 10 gram NaOH dilarutkan dalam 300 gram air, Mr NaOH = 40 gr/mol. Berapa molalitas
NaOH?
Pembahasan :
gr 1000
mol = x
Mr p
10 gr 1000
mol = x
40 gr /mol 300 gr
mol = 0,25 x 3,3
mol = 0,825 mol
3. NaCl sebanyak 72 gram dilarutkan dengan aquadest hingga volume 1000 ml, Mr NaCl =
58,5 gr/mol. Berapa normalitas NaCl?
Pembahasan :
NaOH→ Sr+ +OH-
a=1,b=2
gr
xa
N = Mr
V
72
X1
N = 40
1L
N = 1,8 N
4. 100 gram KOH (Mr = 56) dilarutkan dengan aquadest hingga volume 400 ml. Berapa
Molaritas KOH tersebut?
Pembahasan :
gr 1000
M= x
Mr V
100 gr 1000
M= x
56 400
M = 1,79 x 2,5
M = 4,475 molar
5. Suatu larutan yang dibuat dari 8,7 gram garam dapur (Mr= 58,5) yang dilarutkan dalam
90 gram air (Mr = 18) Maka berapa fraksi mol garam dapur dan fraksi mol air?
Pembahasan :
gr 8,7 gr 90
nt = = = 0,149 np = = =5
Mr 58,5 Mr 18

nt nt
xt = xp =
nt + np nt+ np
0,149 5
xt = xp =
0,149+5 0,149+5
0,149 5
xt = xp =
5,149 5,149
xt = 0,03 xp = 0,97
a. fraksi mol garam dapur = 0,03
b. fraksi mol air = 0,97
xt + xp = 0,03 + 0,97 = 1
6. Berapa volume dari larutan H 2 SO 4 3 M yang diperlukan untuk membuat larutan 600
ml H 2 SO 4 1,5 M?
Pembahasan :
M1V1 = M2V2
3. V1 = 1,5 . 600 ml
1,5 M . 600 ml
V1 =
3M
V1 = 300 ml
7. Diketahui normalitas pada larutan Sr(OH)2 adalah 0,4. Berapa osmolaritas larutan
tersebut?
Pembahasan :
Sr(OH)2 → Sr2+ +2OH-
a=2,b=3
N =Mxa
O,4 = M x 2 O=bxM
0,4
M = O = 3 x 0,2
2
M = 0,2 O = 0,6
8. Hitung jumlah molaritas jika sebanyak 20 ml CH3COOH 0,4 M ditambahkan dengan 40
ml CH3COOH yang 0,5M!
Pembahasan :
Jumlah = V1 + V2
Jumlah = 20 ml + 40 ml
Jumlah = 60 ml
M1V1 + M2V2 = M3V3
(0,4 M . 20 ml) + (0,5 M . 40 ml) = M3 . 60 ml
( 8+20 ) Mml
= M3
60 ml
28
M3 =
60
M3 = 0,467 M

9. Suatu larutan memiliki nilai Molaritas 0,4. Larutan tersebut sebanyak 70 gram yang
dilarutkan ke dalam 400 ml air. Hitung Massa relatif larutan tersebut!
Pembahasan :
gr 1000
M= x
Mr V

70 1000
0,4 = x
Mr 400

70
0,4 = x 2,5
Mr

175
Mr =
0,4
Mr = 437,5 gr/mol
10. Berapa massa CH3COOH yang memiliki nilai n = 0,5 mol?
Pembahasan :
gr
mol =
Mr
gr
0,5 =
60 gr /Mr
gr = 60 x 0,5
gr = 30 gram
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan laporan praktikum biokimia tanaman dan larutan kita dapat mengetahui
definisi biokimia tanaman ,manfaat biokimia di bidang pertanian ,definisi larutan , sifat
sifat larutan , macam macam larutan serta indicator asam basa dan cara melarutkan zat
yang sukar larut

4.2 Saran
Saran pada laporan praktikum ini diharapkan pekerjaan yang dilakukan dapat dipahami
dengan baik oleh praktikan meskipun terlaksana dengan metode dalam jaringan atau daring
Daftar Pustaka
Sadikin, Mohamad. 2002. Biokimia. Jakarta.Widya Medika.
Gozali, D., Paneo M.A. 2017. Pengaruh Penambahan Vitamin E terhadap Peningkatan
Kelarutan Obat. Jurnal Farmaka 15 (3) : 7 – 16.
Hamzah, B., Nuryanti S. 2013. Ekstrak Bunga Waru sebagai Indikator Asam Basa. Jurnal
Akad Kimia 2 (1) : 11 – 16.
Sari, D.F., Parnaadji R.R., Agus S. 2013.Pengaruh Teknik Disinfeksi dengan Berbagai
Macam Larutan Disinfektan pada Hasil Cetakan Alginat terhadap Stabilitas Dimensional .
Jurnal Pustaka Kesehatan 1 (1) : 17 – 26.
Demo, D.N., Waworutu F., Abdon S. 2019. Sifat Larutan Penyangga. Jurnal Kimia 1 (2) :
23 - 32.
Rahmini , R., Purnama H., Endang S.R., Wayan W., Syafrida M. 2012. Respon Biologi
Batang Wereng Terhadap Biokimia Tanaman Padi. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman
Pangan 32 (2) : 41 – 51.
Piechulla B., Heldt H.W. 2010. Plant Biochemistry. USA. Academic Press.
Borner J., Varner J. 2004. Plant Biochemistry Third Edition. Washington. Academic Press.
Bowsher C., Martin S., Alyson T. 2008. Plant Biochemistry. Newyork. T&F Informa
Antonious S., Reza D.S., Yulia N., Tirta K. 2018. Manfaat Pupuk Organik Hayati pada
Pertumbuhan Bawang Merah dan Pengaruhnya terhadap Biokimia tanah. Jurnal Biologi
Indonesia 14 (2) : 243 – 251.
Marsita R.A., Sigit P., Ersanghono K. 2010. Larutan Penyangga. Jurnal Inovasi Kimia 4 (1)
: 12 – 25.
Haristy D.R., Eny E., Ira L. 2013. Materi Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran 2 (12) : 1 – 13.
Cristian R., Thomas W. 2011. Solvent Effect in Organic Chemistry. London. Wiley VCH.
Tom W. 2015. Solvent and Sustainable Chemistry. London. Cross Mark

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai