TANAMAN
Mating is random.
AA Aa aa
p2 2pq q2
P2 AA + 2pq Aa + q2 aa = 1
A1 A1 , A1 A2 , A2 A2
Zygotes
A1 A2
Genotype p2, 2pq, q2 ♂
♀ A1 (p) A2 (q)
frequencies
♀ gametes A1 A1 (p )
2
A1 A2 (pq)
A1
(p)
P: AA bb CC dd x aa BB cc DD
1½ 1 1½ 1 1 1½ 1 1½
F1: Aa Bb Cc Dd
2 2 2 2
• Alel resesif berkontribusi 1 unit
• Alel dominan berkontribusi 1½ unit
• Alel yang heterozigot menunjukkan penampilan yang lebih baik bila
dibandingkan dengan pasangan alel baik resesif maupun dominan
• Kontribusi tetua = 5 F1 = 8
2. Teori Akumulasi Gen Dominan
• Bila gen-gen yang berperan dalam pertumbuhan adalah gen dominan, maka
akumulasi dari gen-gen dominan dari tetua yang berbeda akan meningkatkan
keunggulan hibrida hasil persilangan
Sebagai contoh, satu tetua memiliki 3 gen dominan dan tetua lain dengan 2 gen
dominan berbeda, maka hibridanya akan memiliki 5 gen dominan. Dengan kata lain,
semakin banyak berbedaan antara kedua tetua, maka semakin besar keunggulan
hibridanya.
P: AA bb CC dd x aa BB cc DD
2 1 2 1 1 2 1 2
F1: Aa Bb Cc Dd
2 2 2 2
• Alel resesif berkontribusi 1 unit
• Alel dominan berkontribusi 2 unit
• Karena adanya dominansi, maka genotipe yang heterozigot memberikan
penampilan yang sama seperti homozigot dominan
• Kontribusi tetua = 6 F1 = 8
3. Teori Interaksi Inter Alel
• Interaksi ini terjadi antar gen-gen berbeda lokus, kerjasama
yang terjadi antara gen-gen yang berinteraksi mungkin
mempengaruhi proses pertumbuhan menjadi lebih baik.
• Mirip pada peristiwa epistasis (gen danda dengan efek
kumulatif). Satu contoh, gen A dan gen B berperan dalam
menghasilkan warna, bila hanya ada satu gen saja (A atau B)
memberikan warna merah, tetapi bila keduanya bergabung
maka akan dihasilkan warna merah yang lebih tua.
Heterosis pada tanaman dan tongkol jagung
(Sumber: http://genome.cshlp.org)
Target Akhir Pemuliaan
Tanaman Menyerbuk Silang