yang jatuh ke kepala putik berasal dari bunga tumbuhan lain, tetapi masih tergolong dalam
jenis yang sama.
Tanaman menyerbuk silang adalah tanaman yang dalam proses penyerbukannya, polen
atau serbuk sari berasal dari tanaman lain yang berbeda secara genotip.
Dasar Genetik tanaman menyerbuk silang adalah heterozigot dan heterogen
Heterozigot adalah istilah untuk komposisi genetik dari pasangan alel yang berbeda.
Contoh : Hh, HhBb, HhBbTbtb, ……
Individu tanaman menyerbuk silang hampir selalu memiliki komposisi genetik heterozigot,
sehingga keturunannya akan memiliki komposisi genetik heterosigot maupun homozigot
pada beberapa pasangan alelnya. Keturunan dengan genotip yang beragam akan
menampakkan fenotip yang beragam pula. Perbedaan fenotip satu individu dengan individu
lainnya dalam suatu kelompok tanaman dinamakan dengan Heterogen. Setiap individu
dalam sekelompok tanaman menyerbuk silang berbeda secara genetis, umumnya memiliki
susunan genetik heterozigot. Kelompok tanaman (populasi) dari tanaman menyerbuk silang
menunjukkan penampilan heterogen.
Penyerbukan silang (cross pollination) adalah suatu sistem perpindahan serbuk sari ke
kepala putik yang berasal dari tanaman yang berbeda. Jika mayoritas suatu populasi (lebih
dari 95%) melangsungkan penyerbukan silang, maka dikatakan bahwa tanaman tersebut
dikategorikan sebagai tanaman menyerbuk silang. Mekanisme menyerbuk silang terjadi
karena terhalangnya penyerbukan sendiri.
Populasi yang mempunyai frekuensi gen tertentu pada dasarnya merupakan suatu varietas
tanaman menyerbuk silang. Karena mudah melakukan penyerbukan silang maka dalam
satu varietas terdiri atas tanaman heterozigot (heterogen), kecuali varietas hibrida. Akan
tetapi, secara fenotipe nampakny sama sehingga populasi tersebut memperlihatkan varietas
tertentu.
Keragaman genetic dapat dipertahankan dari generasi ke generasi karena ada
kawin acak, sehingga baik frekuensi gen maupun genoyipe dapat tetap sama pada generasi
berikutnya. Menurut hokum Hardy-Weinberg, frekuensi gen dan genotype akan konstan dari
generasi ke generasi pada suatu populasi kawin acak jika tidak terjadi seleksi, mutasi, dan
mitigasi.
Upaya memperbaiki verietas suatu tanaman menyerbuk silang, berkaitan dengan
merubah frekuensi gen yakni kea rah peningkatan frekuensi gen yang dikehendaki.
Perubahan ini dapat dilakukan dengan melalui seleksi. Dengan definisi lain pemuliaan
tanaman menyerbuk silang sebagai seleksi terhadap populasi yang bertujuan untuk
memperoleh populasi dengan frekuensi gen yang baru dan unik.
Demikian yang menyebabkan program pemuliaan tanaman bergantung dari populasi
asal dan metode seleksi yang dilakuakan. Populasi asl harus memiliki keseragaman dan
ada gen yang diinginkan. Sedangkan seleksi diarahkan untuk memperbesar persentase gen
yang diinginkan.
Keragaman genetik pada populasi dasar dapat ditentukan melalui genotipe penyusun dan
karakter perkawinan setiap individu anggotan populasi dasar. Berikut adalah lima sistem
persilangan yang dikenal pada tanaman menyerbuk silang.
1) Kawin acak (random mating)
Pada prinsipnya setiap individu dapat melakukan kawin acak, karena mempunyai
kesempatan sama untuk membentuk keturunan dan setiap bunga betina dapat diserbuki
oleh setiap gamet jantan. Kawin acak yang mengikuti seleksi dapat mengubah frekuensi
gen, keragaman populasi, dan korelasi genetik antara kerabat dekat. Walaupun dapat
mengubah frekuensi gen tetapi, kecil pengaruhnya terhadap homozigotas tanaman. Kawin
acak menyebabkan populasi tanaman menyerbuk silang bersifat heterosigot dan
heterogenus (beragam).
Berdasarkan model diploid, dua alel per lokus misalnya A dan a, struktur genetik
populasi tanaman menyerbuk silang dapat dinyatakan sebagai berikut:
DAA + HAa + Raa, dengan
D: homosigot dominan,
H: heterosigot, dan
R: homosigot resesif.
Frekuensi Gen dan Genotipe dalam Populasi
§ Suatu Populasi dicirikan oleh frekuensi alel/gen dan frekuensi genotipe penyusun
populasi.
– Frekuensi alel/gan: proporsi suatu alel/gen dlm populasi
– Frekuensi genotipe: proporsi suatu genotipe terhadap genotipe total dlm populasi.
§ Contoh:
Suatu populasi terdiri atas 100 individu tanaman dengan struktur genotipe: 50 AA + 40
Aa + 10 aa.
Berapakah frekuensi masing-2 genotipe dan masing-2 gen?
Frekuensi Genotipe:
– frekuensi genotipe AA (D) = 50/100 = 0,5;
– frekuensi genotipe Aa (H) = 40/100 = 0,4; dan
– frekuensi genotipe Aa (R) = 10/100 = 0,1.
Frekuensi Gen/Alel:
– frekuensi alel A = {(2x50)+(1x40)} / (2x100) = 0,70 = (D+1/2H)
– frekuensi alel a = {(1x40)+(2x10)} / (2x100) = 0,30 = (1/2H+R)
Untuk meramalkan naik-turunnya produksi setiap generasi varietas sintesis dapat digunakan
persamaan berikut.
Yt = Y0 + (Y1 – Y0)
dimana: Yt = produksi generasi syn t
Y0 = produksi generasi syn 0
Y1 = produksi generasi syn 1
Fi = koefisien silang-dalam pada generasi i
F0 = koefisien silang-dalam pada generasi syn 0
Ft = koefisien silang-dalam pada generasi syn t
Persamaan ini berdasarkan pertimbangan bahwa produksi suatu varietas sintesis
tergantung dari potensi genetik galur-galur dan derajat silang-dalam yang terjadi.
Derajat silang-dalam berkaitan denga jumlah galur pembentuk varietas sintesis.
Secara umum, semakin sedikit jumlah galur maka semakin dekat hubungan keturunan
antar galur sehingga derajat silang-dalam semakin meningkat. Silang-dalam disebabkan
oleh persilangan full-sib dan half sib pada generasi awal (syn 1). Semua silang-dalam terjadi
pada generasi syn 1 sehingga terjadi penurunan produksi pada generasi syn 2. Penurunan
ini semakin nyata apabila jumlah galur dasar semakin sedikit. Namun pada generasi
selanjutnya tingkat produksi konstan seperti generasi syn 2.
E. Varietas Komsposit
Varietas komposit pada dasarnya merupakan campuran berbagai macam bahan
pemuliaan yang telah diketahui potensi produksi, umur, ketahanan, atau karakter laninnya.
Dengan demikian, pembentukan varietas ini mirip dengan varietas sintesis, hanya bahan
pembentuknya lebih beraneka ragam.dalam pembentukannya, biji dari berbagai galur dan
atau hibrida dicampur menjadi satu dan ditanam beberapa generasi agar penyerbukan
silang terjadi dengan baik. Setelah 4 sampai 5 generasi seleksi dapat dilakukan, yakni
setelah terjadi banyak kombinasi-kombinasi baru. Seleksi ini dilakukan untuk peningkatan
karakter populasi tersebut, yang disebabkan peningkatkan frekuensi gen yang dikehendaki.
Karena terdiri dari campuran galur, varietas bersari bebas dan hibrida maka melalui
kawin acak akan terjadi banyak kombinasi-kombinasi baru. Dengan demikian, varietas ini
dapat bertindak sebagai kumpulan gen (gene pool) yang amat bermafaat bagi program
pemuliaan tanaman menyerbuk silang. Dengan kata lain, varietas ini merupakan
penyimpanan plasma nutfah yang memang diperlukan bagi program peningkatan karakter
suatu varietas menyerbuk silang.